Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Ada beberapa permasalahan yang masih akan dihadapi pada tahun 2011-2015 terkait dengan upaya-upaya peningkatan pendapatan dan pengelolaan pasar, antara lain : 3.1.1. Masalah Internal 1. Volume dan beban tugas yang cukup besar; Dengan luasnya fungsi-fungsi yang ditangani, yakni fungsi dispenda dan fungsi pengelolaan pasar menyebabkan beban dan volume tugas yang cukup besar dan berat, sehingga berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan tugas. Pengelolaan pasar daerah masih kurang optimal, mengingat jumlah potensi pasar cukup banyak dan menyebar ke pelosok desa. Karena beban tugas yang besar dan berat ini, harus dilakukan kerja lembur dan sedikit banyak akan mempengaruhi kebugaran dan kesehatan pegawai. 2. Terbatasnya tenaga yang berkualifikasi tertentu (Akuntansi, Juru Sita, Penilai Pajak, Penilai Asset dan PPNS); Ada beberapa kualifikasi tenaga atau pegawai yang masih sangat terbatas bahkan belum ada, seperti tenaga akuntansi dibutuhkan dalam perhitungan-perhitungan akuntansi keuangan maupun pembuatan neraca SKPD. Tenaga Juru Sita dibutuhkan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah. Petugas Penilai Asset (appraisal) dan pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dibutuhkan dalam rangka kecepatan pengambilan tindakan dilapangan terkait dengan pelanggaran pajak daerah dan retribusi daerah. 34 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 2. Belum optimalnya pengelolaan Badan-badan Usaha Daerah; Ada beberapa badan Usaha Daerah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, seperti PT. Pelayaran Banyuwangi Sejati, PDAM dan Perusda Aneka Usaha. Selama ini dipandang masih belum memberikan kontribusi yang optimal terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah. 3. Beberapa sistem (software) yang sudah mulai usang termasuk hard warenya; Adanya beberapa software yang sudah waktunya diperbaharui yang dapat menyebabkan terhambatnya proses pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah. Demikian pula hardwarenya yang sudah tidak enable lagi dengan program komputer yang terus berkembang sekarang ini. 3.1.2. Masalah Eksternal 1. Luasnya cakupan obyek pajak daerah dan retribusi daerah yang harus dijangkau menyulitkan pendataan dan penagihan. Wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi cukup luas, terdiri dari 24 kecamatan dengan 189 desa dan 28 kelurahan. Luasnya wilayah ini menyebabkan kurang efektifnya dalam melakukan pendataan dan penagihan pajak dan retribusi. Apalagi bila ada obyek-obyek retribusi dari kegiatan yang sifatnya insidental, praktis tidak bisa dilakukan pemungutan. 2. Lemahnya kesadaran dan ketidakjujuran wajib pajak dan retribusi dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak daerah dan retribusi daerah. Hal ini berpotensi mengurangi penerimaan pendapatan pajak dan retribusi. 3. Ada keharusan pengurusan izin terlebih dahulu pada instansi lain (izin pemasangan reklame), sehingga ada kesan prosedur terlalu panjang dan berpotensi hilangnya wajib pajak dan retribusi; 35 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah : “TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA“. Apabila tugas dan fungsi Dinas Pendapatan dikaitkan dengan visi tersebut diatas, maka jelas dengan adanya peningkatan penerimaan pendapatan dari pajak daerah dan retribusi daerah diharapkan tahap demi tahap akan dapat mengurangi ketergantungan kepada pemerintah dan pada saatnya nanti akan terwujud kemandirian dalam pembiayaan pembangunan daerah dalam rangka kesejahteraan masyarakat. melakukan upaya-upaya Oleh karena itu, Dinas Pendapatan senantiasa intensifikasi dan ektensifikasi sumber-sumber pendapatan dari pajak dan retribusi guna membiayai pembangunan daerah dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, yakni : 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance); 2. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya; 3. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkalitas dan berkelanjutan berbasis kearifan lokal; 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial; 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sesuai dengan beberapa permasalahan pelayanan yang akan dihadapi oleh Dinas Pendapatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, ada beberapa faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang sedikit banyak akan 36 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 berpengaruh terhadap terwujudnya visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah terpilih diatas. 3.2.1. Faktor Penghambat Pelayanan SKPD 1. Lemahnya fungsi koordinasi antar instansi; Kata “koordinasi” sangat mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Lemahnya koordinasi, baik diintern satuan kerja maupun antar satuan kerja sering membuat terhambatnya pelaksanaan tugas-tugas kantor. 2. Lemahnya fungsi pengawasan melekat; Adanya beban dan volume kerja yang cukup tinggi menyebabkan pelaksanaan fungsi pengawasan melekat yang dilakukan pejabat struktural cenderung kurang maksimal. Akibat lemahnya pengawasan melekat ini tidak jarang staf melakukan tindakan yang melebihi kewenangannya. Kecenderungan adanya kolusi dengan pihak ketiga (wajib pajak dan retribusi) tanpa sepengetahuan atasannya akan dapat merugikan dinas dan pemerintah. 3. Kurang memadainya jumlah pegawai (kuantitas); Dari segi kuantitas (jumlah) pegawai, dinas ini masih kurang. Ada beberapa kualifikasi tenaga yang masih belum tersedia di dinas ini, antara lain Tenaga Juru Sita, Tenaga Penilai Asset (appraisal) dan ke depan juga dibutuhkan tenaga Penilai PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Tenaga PPNS juga masih sangat dibutuhkan dalam rangka efektifitas pemungutan pajak dan retribusi daerah. 4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai; Sarana dan prasarana masih belum memadai, baik yang menyangkut peralatan kantor, perlengkapan gedung/kantornya sendiri. gedung/kantor maupun Fasilitas pelayanan sarana pasar tradisional masih kurang memadai. Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi pasar tradisional. Hal yang sangat kontras kondisinya dengan keberadaan pasar-pasar modern yang sudah tersebar sampai ke desa-desa. 37 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 5. Cakupan wilayah potensi yang cukup luas tersebar di 24 kecamatan dengan 189 buah desa/ 28 kelurahan hingga ke pelosok; Hal ini seringkali menjadi hambatan dalam menjaring obyek maupun wajib pajak dan retribusi, terutama pada event-event yang dilaksanakan masyarakat secara insidental. 6. Rendahnya kesadaran dan kejujuran masyarakat Wajib Pajak dan Retribusi; Tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi yang masih rendah berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan. Kekurangjujuran masyarakat dalam menentukan besaran perhitungan pengenaan pajaknya juga berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan pajak dan retribusi. 7. Sistem (perangkat lunak) Informasi Keuangan yang belum berjalan optimal; Masih adanya beberapa kebutuhan data dan informasi yang belum terakomodasi ke dalam system (software), sehingga bisa menghambat proses pelaksanaan pengelolaan keuangan; 3.2.2. Faktor Pendorong Pelayanan SKPD 1. Potensi SDM Aparatur Dinas Pendapatan yang mumpuni (cukup berkualitas); Potensi aparatur Dinas Pendapatan cukup berkualitas dan cakap dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yakni perumusan perencanaan dan pelaksanaan pendapatan dengan menghimpun penerimaan pendapatan sebesar-besarnya dengan tidak memberatkan masyarakat. 2. Tugas Pokok dan Fungsi yang jelas; Adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Banyuwangi No. 56 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan 38 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 Kabupaten Banyuwangi memberikan kepastian hukum dalam melaksanakan tugas dan fungsi dinas; 3. Dukungan anggaran operasional yang memadai; Anggaran operasional yang memadai sangat membantu kelancaran dalam melaksanakan pelayanan SKPD. 4. Potensi Wajib Pajak dan Retribusi yang cukup besar; Masih banyak potensi wajib pajak dan retribusi yang bisa dikembangkan dan diinstensifkan sehingga bisa meningkatkan tambahan penerimaan pendapatan; 5. Adanya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 yang memberikan tambahan kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Tambahan kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribudi daerah akan manambah peluang peningkatan penerimaan pendapatan; 6. Dukungan politik yang kuat terhadap Bupati dan Wakil Bupati terpilih; Adanya dukungan politik yang kuat dari partai-partai politik akan ikut mendorong stabilitas politik yang kondusif, sehingga diharapkan mampu menggairahkan aktifitas perekonomian daerah yang pada gilirannya akan memberikan dampak peningkatan pajak daerah dan retribusi daerah. 3.3. Telaahan Renstra Kementerian Terkait dan Dinas Terkait Tingkat Provinsi Jawa Timur. Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomer 5 Tahun 2010, telah diletakan dasar-dasar arah kebijakan pendapatan dan belanja Negara. Dari sisi pendapatan, dalam rangka meningkatkan penerimaan Negara, pemerintah terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan kebijakan perpajakan dan penerimaan bukan pajak dengan tetap menjaga iklim investasi yang kondusif 39 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 dengan tidak memberatkan masyarakat. Dari sisi belanja, untuk meningkatkan efektivitas belanja Negara, dilakukan beberapa upaya, seperti : 1. Meningkatkan kualitas belanja melalui pemantapan pelaksanaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) atau Medium Term Expenditure Framework (MTEF) dan pemantapan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting), antara lain melalui restrukturisasi program dan kegiatan serta penyusunan indikator kinerja yang tepat dan terukur; 2. Meningkatkan dan memperkuat keterkaitan perencanaan dengan penganggaran pemerintah pusat melalui penyempurnaan penyusunan RPJMN, Renstra K/L, RKP K/L, dan RKA K/L. Demikian juga di daerah, untuk RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja-SKPD dan RKA-SKPD; 3. Menyusun alokasi belanja lebih tepat sasaran dan menempatkan prioritas pendanaan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melipatgandakan kegiatan perekonomian domestik dan mampu menciptakan lapangan kerja yang tinggi serta mendukung peningkatan kualitas pelayanan; 4. Memperkuat pemantauan dan evaluasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penganggarannya; 5. Menyempurnakan mekanisme pengadministrasian dan pencairan anggaran agar lebih cepat dan akuntabel. Terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD), sumber terbesar struktur pendanaannya adalah berasal dari dana transfer pemerintah pusat ke daerah. Transfer ke daerah tersebut berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus dan dana penyesuaian. Khusus untuk dana perimbangan, dari tahun ketahun terus ditingkatkan seiring dengan pelaksanaan azas desentralisasi urusan pemerintahan. Ada tiga bentuk dana perimbangan, yakni Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pengalokasian DAU adalah : Meningkatnya efektivitas dan akuntabilitas DAU sebagai instrumen untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan mengurangi ketimpangan fiskal antar daerah, dalam rangka menjamin 40 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi terselenggaranya pemerintahan dan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 pembangunan daerah yang efektif serta pelayanan publik yang lebih merata di daerah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Demikian pula, sasaran yang hendak dicapai dalam pengalokasian DAK adalah : Meningkatnya efektivitas DAK sebagai instrumen pendanaan dalam rangka mendorong pembangunan daerah untuk mendukung pencapaian berbagai prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2010-2014. Dalam mewujudkan dua sasaran tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dikaitkan dengan kondisi yang ada di daerah, baik faktor penghambat maupun faktor pendorong. 3.3.1. Faktor Penghambat pelayanan SKPD Ada beberapa faktor penghambat pelayanan SKPD dalam rangka mendorong terwujudnya sasaran diatas, antara lain : 1. Terlambatnya penyusunan RKA-SKPD; Penyusunan RKA-SKPD yang terlambat sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan anggaran. Dana transfer juga menjadi menumpuk di Kas Umum Daerah. Pelaksanaan anggaran menjadi tidak efektif 12 bulan, bahkan efektifnya hanya 6 - 8 bulan saja. Penetapan APBD yang terlambat sangat berpengaruh pada penyusunan RKA-SKPD sejatinya bisa berperan untuk menstimulasi mobilitas perekonomian daerah menjadi tidak berjalan semestinya bahkan sangat mungkin bisa mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan memacu inflasi ketika pelaksanaan kegiatan (proyek) menumpuk di akhir tahun. 2. Kurang disiplinnya dalam pentahapan pelaksanaan anggaran dan kegiatan termasuk penyampaian SPJ; Penyerapan anggaran seringkali terhambat karena kekurangdisiplinan dalam pentahapan pelaksanaan anggaran. Dengan terhambatnya penyerapan, maka terjadi penumpukan penyerapan pada menjelang akhir tahun anggaran, bahkan tidak jarang tidak mampu menyerapnya, 41 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 sehingga memicu terjadinya SILPA anggaran. Lebih lanjut akibat SILPA yang terlalu tinggi sedikit banyak berpengaruh terhadap pembangunan dan aktifitas perekonomian daerah. 3.3.2 Faktor Pendorong Pelayanan SKPD 1. Dukungan fasilitas perjalanan dinas dan komunikasi yang memadai. Adanya dukungan fasilitas perjalanan dinas dan komunikasi yang memadai sangat membantu dalam melakukan koordinasi dengan institusi pemerintah pusat lintas kementerian dan lembaga. Sehingga apabila ditemukan adanya permasalahan terkait dengan pelaksanaan anggaran dana transfer ke daerah lebih cepat dapat dicarikan solusinya. 2. Potensi SDM Aparatur Dinas Pendapatan yang mumpuni (cukup berkualitas); Potensi aparatur Dinas Pendapatan cukup berkualitas dan cakap dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yakni perumusan perencanaan dan pelaksanaan pendapatan. Terkait dengan pendapatan, maka dinas ini dituntut menghimpun penerimaan pendapatan sebesarbesarnya dengan tidak membebani/ memberatkan masyarakat. 3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah adalah merupakan sesuatu yang mutlak harus dibuat dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah sebagai pedoman dalam merencanakan tata ruang wilayahnya ke depan sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki daerah masing-masing. Rencana Tata Ruang wilayah sedikitnya paling lama sepuluh tahun bisa ditinjau kembali. Hal ini untuk memberikan waktu yang cukup sekaligus mengantisipasi penyesuaian terhadap perkembangan jaman. Dinas Pendapatan memang tidak secara langsung terkait atau bersinggungan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, namun paling tidak akan mendapatkan dampak serta manfaatnya. Dinas Pendapatan adalah termasuk SKPD pemetik manfaat dari fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada. Hanya saja tetap bertanggung jawab dalam pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada tersebut terbatas yang menjadi 42 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2015 tanggung jawabnya. Hal terpenting dalam perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah kaitan dengan fasilitas-fasilitas penghasil pendapatan bagi Dinas Pendapatan adalah penataan Pusat-pusat Perbelanjaan, baik Pasar Modern maupun Toko Modern agar tidak mematikan Pasar-pasar Tradisional. Karena apabila pasar tradisional terdesak keberadaannya oleh pasar-pasar modern, maka pasar tradisional menjadi lesu. Kalau pasar tradisional lesu maka akan berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan daerah dari retribusi pelayanan pasar. 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Dari analisis permasalahan, hambatan dan faktor pendorong terhadap pelayanan SKPD, maka dapat diinventarisir beberapa isu-isu strategis yang harus diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan SKPD dalam lima tahun ke depan. Adapun isu-isu strategis tersebut antara lain : 1. Penambahan wewenang pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 2. Pengembangan Obyek Pajak Daerah tanpa membebani masyarakat, hal ini dengan terbitnya Undang-undang PPn yang baru, sejak 1 April 2010 ada penghapusan terhadap beberapa obyek PPn; 3. Penyesuaian tarif Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan nilai mata uang dan harga-harga melalui revisi Peraturan Daerah; 4. Optimalisasi pengelolaan Badan-badan Usaha Daerah sebagai sumber penghasil penerimaan pendapatan daerah; 5. Optimalisasi pengelolaan asset daerah sebagai penghasil penerimaan pendapatan daerah; 6. Rehabilitasi sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai bentuk peningkatan fasilitas pelayanan kepada wajib retribusi dan masyarakat, sehingga tidak tertinggal jauh dengan pasar-pasar modern; 7. Peningkatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah; 8. Peningkatan kapasitas SDM aparatur pengelola pendapatan daerah dalam rangka efektifitas pengelolaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 43 Dinas Pendapatan Kabupaten Banyuwangi