Tugas paper FARMAKOLOGI II Nama : Fuji Nuhraini Nim : 1202101010087 Kelas :A Dosen : drh. T. Armansyah Tr, M.Kes I. KETOROLAK TROMETAMIN Ketorolak trometamin merupakan obat golongan antiinflamasi non steroid, yang masuk kedalam golongan derivate heterocyclic acetic acid dimana secara struktur kimia berhubungan dengan indometasin. Ketorolak menunjukkan efek analgesia yang poten tetapi hanya memiliki aktifitas antiinflamasi yang sedang bila diberikan secara intramuskular atau intravena. Ketorolak dapat dipakai sebagai analgesia paska pembedahan sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan opioid, dimana ketorolak mempotensiasi aksi nosiseptif dari opioid. Ketorolak Trometamin adalah obat non-steroid antiinflamasi (NSAID) yang bekerja pada cyclooxigenase menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang kuat baik ferifer dan sentral, selain memiliki efek antiinflamasi dan antipiretik, ketorolak dapat mengobati nyeri ringan sampai nyeri berat pada kasus-kasus darurat, nyeri musculoceletal pasca operasi kecil atau besar dan nyeri kanker pada orang dewasa atau anak-anak. Ketorolak memiliki kasiat analgesik setara dengan morfin atau pethidin. Efek analgesik awal ketorolak mungkin lebih lambat, namun durasi lebih lama dari opioid. Dosis ketorolak yang biasa digunakan adalah 30 mg diberikan secara intravena. Kombinasi terapi ketorolak dan opioid dapat mengurangi 25%-50% dari kebutuhan opioid dan secara tidak langsung menurunkan e fek samping opioid seperti lesu, mual, dan muntah, normalisasi fungsi saluran pencernaan lebih cepat. Formulasi parenteral ketorolak trometamin telah tersedia selama bertahun tahun dan saat ini hanya NSAID intravena yang digunakan untuk pengobatan nyeri pasca operasi. Namun saat ini muncul di Amerika Serikat Sebuah rute baru pemberian ketorolak melalui intranasal semprot. Dalam sebuah studi double-blind placebo-dikontrol, pasien menjalani operasi besar (abdomen atau ortopedi) menerima 30 mg ketorolak, 10 mg ketorolak, atau plasebo semprot pada pemulihan dari anestesi umum. Farmakodinamik Efeknya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin sintetase). Selain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat tromboksan A2. ketorolak trometamin memberikan efek antiinflamasi dengan menghambat pelekatan granulosit pada pembuluh darah yang rusak, menstabilkan membran lisosom dan menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat peradangan. Farmakokinetik Ketorolak trometamin 99% diikat oleh protein. Sebagian besar ketorolak trometamin dimetabolisme di hati. Metabolismenya adalah hidroksilate, dan yang tidak dimetabolisme (unchanged drug) diekresikan melalui urin. Dosis Ketorolak trometamine tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Pemberian injeksi lebih dianjurkan. Pemberian Ketorolak trometamin hanya diberikan apabila ada indikasi sebagai kelanjutan dari terapi Ketorolak trometamin dengan injeksi. Terapi Ketorolak trometamin baik secara injeksi ketorolak ataupun tablet hanya diberikan selama 5 hari untuk mencegah ulcerasi peptic dan nyeri abdomen. Efek analgesik ketorolak trometamin selama 4-6 jam setelah injeksi. Untuk injeksi intramuscular : Pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 60 mg Ketorolak trometamin/dosis. Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 30 mg/dosis. Untuk injeksi intravena : Pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 30 mg Ketorolak trometamin/dosis. Pasien dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat badannya kurang dari 50 kg, diberikan dosis 15 mg/dosis. Pemberian ketorolak trometamin baik secara injeksi maupun oral maksimal : pasien dengan umur <65 tahun diberikan dosis 120 mg/hari. Bila diberikan dengan injeksi intravena, maka diberikan setiap 6 jam sekali. Pasien dengan umur >65 tahun maksimal 60 mg/hari. Efek Samping Selain mempunyai efek yang menguntungkan, Ketorolak trometamin juga mempunyai efek samping, diantaranya : a) Efek pada gastrointestinal Ketorolak trometamin dapat menyebabkan ulcerasi peptic, perdarahan dan perlubangan lambung. Sehingga Ketorolak trometamin dilarang untuk pasien yang sedang atau mempunyai riwayat perdarahan lambung dan ulcerasi peptic. b) Efek pada ginjal Ketorolak trometamin menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume pada ginjal, sehingga dilarang diberikan pada pasien dengan riwayat gagal ginjal. c) Resiko perdarahan Ketorolak trometamin menghambat fungsi trombosit, sehingga terjadi gangguan hemostasis yang mengakibatkan risiko perdarahan dan gangguan hemostasis. d) Reaksi hipersensitivitas Dalam pemberian Ketorolak trometamin bias terjadi reaksi hipersensitivitas dari hanya sekedar spasme bronkus hingga shock anafilaktik, sehigga dalam pemberian Ketorolak trometamin harus diberikan dosis awal yang rendah. Kontra Indikasi Ketorolak trometami dikontra indikasikan untuk pasien dengan riwayat gagal ginjal, riwayat atau sedang menderita ulcerasi peptic, angka trombosit yang rendah. Untuk menghindari terjadinya perdarahan lambung, maka pemberian ketorolak trometamin hanya selama 5 hari saja. II. ASAM MEKLOFENAMAT Meklofenamat digunakan sebagai obat anti-inflamasi pada reumatoid dan osteoartritis. meklofenamat merupakan golongan antranilat dosis meklofenamat untuk terapi penyakit sendi adalah 240-400 mg sehari. Karena efek toksisnya di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan kepada anak dibawah 14 tahun dan ibu hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Farmakologi: Bekerja sebagai antiinflamasi, analgesik, dan melalui penghambatan prostaglandin dengan menghambat enzim cyclooxygenase. Indikasi: Terapi nyeri dan inflamasi akut jangka pendek. Dosis: Dewasa: 100 - 150 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi Anak > 14 tahun: 75 - 100 mg/hari dalam 2 -3 dosis terbagi Kontraindikasi: Ulkus peptikum Ibu hamil dan menyusui Bronkospasme, alergi rinitis dan urtikaria karena asetosal Anak < 14 tahun Peringatan dan Perhatian: Hindarkan penggunaan pada kehamilan trimester 3 karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus Pemberian bersama dengan NSAID lain Efek Samping: Gangguan saluran cerna, gangguan pembekuan darah, gangguan kardiovaskuler, reaksi hipersensitif, gangguan fungsi ginjal. III. MELOXICAM Meloxicam atau movi-cox yang tergolong dalam generasi terbaru obat-obatan Non Steroid Anti-Inflamatory Drug (NSAID) efektif bisa mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik (osteoarthritis dan rheumatoid arthritis). Farmakokinetik Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 3 jam setelah pemberian per oral. Bila diberi bersama makanan yang kaya lemak, kadar puncak dalam plasma tertunda 1-2 jam. Kadarnya akan menurun sebanyak 37% bila diberikan bersama antasid yang mengandung alumunium dan magnesium. Celecoxib dimetabolisme oleh sitokrom P450 2C9 dan menghasilkan metabolit yang tidak aktif dan diekskresikan melalui feses sebanyak 57% dan 27% melalui urine. Cara kerja obat : Mekanisme kerja meloxicam sebagai efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik melalui penghambatan biosintesa prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan. Proses penghambatan oleh meloxicam lebih selektif pada COX2 daripada COX1. Penghambatan COX2 menentukan efek terapi NSAI, sedang penghambatan COX1 menunjukan efek samping pada lambung dan ginjal. Efek samping : Saluran cerna : dispepsia, rasa mual, muntah-muntah, rasa sakit di perut,konstipasi, rasa kembung, diare, bersendawa, esofagitis, ulkus gastro-duodenal, pendarahan gastrointestinal makroskopik, jarang terjadi kolitis. Fungsi hati menjadi abnormal untuk sementara waktu dengan peningkatan kadartransaminase dan btlirubin. Fungsi ginjal menjadi abnormal dengan peningkatan kadar serumkreatinin dan/atau serum urea. Pada kulit : pruritus, ruam kulit, stomatitis, urtikaria, jarang terjadi fotosensitisasi Anemia, gangguan jumlah sel darah : lekosit, lekopenia dan trombosito penia. Bila diberikan bersama-sama dengan obat mielotoksik yang potent, terutama methotrexate, akan menyebabkan terjadinya sitopenia Kardiovaskuler: edema, peningkatan tekanan darah, palpitasi, muka kemerahan. Pernafasan : jarang terjadi timbulnya asma akut setelah pemberian aspirin atau obat-obat NSAI lainnya termasuk meloxicam. Sistem susunan saraf pusat : kepala terasa ringan, pusing, vertigo, tinitus, ngantuk. Interaksi obat Secara umum berinteraksi dengan obat yang menghambat sitokrom P450 2C9. Potensial berinteraksi dengan flukonazol, litium,furosemid, dan inhibitor ace. Tidak ada interaksi yang secara klinis bermakna dengan gliburid, ketokonazol, metotreksat, fenitoin, dan tolbutamid. Kontraindikasi Meloxicam tidak boleh diberikan pasien dengan hipersensitivitas t e r h a d a p meloxicam. Meloxicam juga tidak boleh diberikan kepada pasien yang mengalami asma,urticaria, atau tipe-reaksi alergi setelah minum aspirin atau NSAID lainnya. Meloxicam jugamerupakan kontraindikasi untuk penanganan nyeri peri-operasi bypass arteri koroner DAFTAR PUSTAKA Aditia, D., dkk. 2012. Makalah Kimia Medisinal Analgetik: Nonsteroid AntiInflamation Drug’s (NSAID). Sekolah Tinggi Teknologi dan Farmasi. Bogor. Gunawan, R. 2012. Pembedahan Stimulus Noksius Analgesia Nyeri Paska Bedah. Universitas Sumatera Utara. Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. EGC