Filsafat Manusia - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul ke:
04
Filsafat Manusia
Historisitas Manusia
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
Shely Cathrin, M.Phil
Pokok Bahasan
• Abstract
Membahas mengenai sejarah manusia
• Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami sejarah manusia
termasuk proses manusia yang mampu
membuat sejarah
Historisitas Manusia
Manusia Sebagai Subjek Sejarah
• Sejarah terbentuk dalam kesadaran manusia mengatasi
kelemahannya ketika berhadapan dengan alam. Manusia sadar
bahwa dirinya sebagai subjek dan alam merupakan ancaman
yang menakutkan bagi manusia. Alam menjadi ancaman
karena secara biologis manusia tidak siap menghadapinya.
Sejak lahir manusia tidak dilengkapi dengan organisme biologis
yang sempurna seperti layaknya hewan. Binatang hidup dalam
lingkungan yang khusus bagia spesiesnya, Dengan kata lain
hewan memiliki strutktur yang jelas serta terspesialisasi
Hakikat Historisitas
• Dalam filsafat, sejarah manusia bukanlah sebuah katalog
ensiklopledia segala hal yang diketahui manusia. Sejarah
adalah dinamika manusia dalam horizon waktu. Dengan kata
lain, sejarah adalah cara berada manusia dalam menghayati
hidupnya dengan menghubungkan masa lalu dengan masa kini
dan membukakannya ke masa yang akan datang.
Tiga Komponen Historisitas
•
Manusia sebagai jiwa yang berbadan
Manusia tidak hanya terdiri dari jiwa, juga tidak hanya terdiir dari badan saja.
Manussia merupakan badan yang berjiwa atau sebaliknya. Itu berarti tubuh
bagi jiwa bukan merupakan hambatan untuk melangsungkan hidupnya,
melainkan sarana jiwa untuk mengungkapkan diri. Dengan kata lain,
manusia memerlukan materi baik itu materi tubuhnya sendiri ataupun
materi badan lain yang melingkupinya untuk mengobjektivitaskan
kemungkinan rohaninya. Peran badan dan jiwa sangat penting dalam
menjalankan aktivitas manusia, karena itulah kesatuan keduanya
merupakan komponen penting dalam membentuk sejarah. Dengan kata
lain, sejarah adalah hasil dari aktivitas-aktivitas jasmani dan aktivitas rohani
manusia dalam kurun waktu tertentu.
Ada manusia sebagai ada bersama
Manusia tidak hanya bersifat individual, melainkan juga
merupakan makhluk sosial. Seorang individu adalah bagian
dari keseluruhan umat manusia. Menurut Heideger
“kebersamaan merupakan faktisitas yang tidak terbantahkan
oleh manusia.” Artinya hidup bersama dengan manusia yang
lain merupakan keharusan manusia.
Kesadaran akan waktu
• Perjumpaan manusia dan sesama terjadi dalam ruang dan
waktu tertentu. Pengalaman ini memberikan kesadaran bahwa
rangkain waktu merupakan kenyataan hidup manusia. Oleh
karena itu, manusia selalu memahami waktu sebagai deretan
peristiwa yang tidak pernah berakhir. Waktu seperti yang
ditegaskan Heidegger adalah horizon yang menghadirkan diri
dan melaksanakan tugasnya sebagai manusia di dunianya
sehari-hari.
Tradisi
• Tradisi tidak hanya membentuk, namun tradisi
dibentuk secara terus menerus oleh manusia
dari generasi ke generasi. Tradisi bukan
sesuatu yang mati, tapi tradisi merupakan hal
hidup yang memberi makna terbuka untuk
makna baru oleh generasi yang
meneruskannya. Tradisi memberi warna bagi
sejarah.
Kesimpulan
• Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia. Sejarah adalah cara berada manusia yang
membedakan dirinya dari binatang. Sebagai subjek sejarah,
manusia tidak sendiri. Sejarah manusia adalah cara berada,
maka hakikat sejarah manusia terutama terletak pada
dinamika kehidupan manusia dalam ruang dan waktu, bukan
pada peristiwa di masa lalu atau peninggalan masa lalu serta
data semata. Sejarah mengandung makna testimonial, karena
memberikan kesaksian akan masa lalu
Terima Kasih
Shely Cathrin, M.Phil
Download