Bab IV Hasil dan Analisis BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Struktur 4.1.1. Geometri dan Permodelan Struktur Permodelan struktur Perluasan pabrik baru PT Interbat dilakukan dengan program ETABS V 9.7.4. Perencanaan struktur dengan sistem penahan-gaya seismik Rangka beton bertulang pemikul momen menengah (SRPMM). Pemodelan struktur gedung 6 lantai (3 lantai mezzanine dan 1 Atap). Fungsi gedung adalah pabrik produksi farmasi dengan data eksisting elemen struktur sebagai berikut : Gambar 4.1 Denah Lantai Mezzanine 1 (EL.+3.000) IV-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.2 Denah Lantai 2 (EL.+6.000) Gambar 4.3 Denah Lantai 3 (EL.+10.500) IV-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.4 Denah Mezzanine 3 (EL.+13.500) Gambar 4.5 Denah Lantai 4 (EL.+18.000) IV-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.6 Denah Mezzanine 4 (EL.+21.000) Gambar 4.7 Denah Lantai 5 (EL.+24.000) IV-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.8 Denah Lantai 6 (EL.+28.500) Gambar 4.9 Denah Lantai Atap (EL.+33.000) IV-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.1.2. Mutu Bahan Mutu bahan yang digunakan dalam gedung Perluasan pabrik baru PT Interbat adalah sebagai berikut : a) Beton Bertulang : Balok : f’c 40 Mpa Pelat : f’c 40 Mpa (Untuk Flat Plate : Shell Thin) f’c 40 Mpa (Untuk non Flat Plate : Membrane) Kolom : Shearwall f’c 40 Mpa : f’c 40 Mpa b) Baja Tulangan : Diameter Ø8, Ø10, Ø12 mm menggunakan baja tulangan polos BJTP-24 dengan tulangan leleh fy = 240 mpa (Fy : 2400 Kg/Cm2) Diameter D10, D13, D16, D19, D22, D25, D29, D32 mm menggunakan baja tulangan ulir BJTD-40 dengan tulangan leleh fy = 400 mpa (Fy : 4000 Kg/Cm2) 4.1.3. Dimensi Eksisting Balok : - B1 (Balok Induk) : 300x500 mm - BA (Balok Anak) : 200 x 400 mm - BP (Balok Kantilever & Perimeter) : 200 x 400 mm Pelat : - Lantai Mezzanine 1 : 220 mm Lantai 2 : 250 mm IV-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis - Lantai 3 : 250 mm - Lantai Mezzanine 3 : 220 mm - Lantai 4 : 250 mm - Lantai Mezzanine 4 : 220 mm - Lantai 5 : 250 mm - Lantai 6 : 250 mm - Lantai Atap : 250 mm Kolom : - Lantai Dasar s/d Lantai 3 : 700 x 700 mm - Lantai Mezzanine 3 s/d Lantai 4 : 650 x 650 mm - Lantai Mezzanine 4 s/d Lantai Atap : 600 x 600 mm Shearwall : - 4.2 Lantai Dasar s/d Lantai Atap : 300 mm Perhitungan Beban Gravitasi 4.2.1 Pembebanan Pada Lantai Gedung 1. Pembebanan pada lantai Mezzaine 1 – Lantai 6 Beban Mati (Superimposed Deal Load / SDL) Berat pelat sendiri : 0.22m x 2400 kg/m3 = 528 kg/m2 (Untuk tebal pelat 220 mm) 0.25m x 2400 kg/m3 = 600 kg/m2 (Untuk tebal pelat 220 mm) Pada Static Load Case , berat pelat sebagai Beban Mati sendiri (DL) dengan factor skala : 1 sudah terhitung otomatis oleh program IV-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis ETABS, sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan pembebanan gravitasi. a) Pasir (1 cm) : 0.01m x 16 kN/m3 = 0.16 kN/m2 b) Spesi (3 cm) : 0.03m x 22 kN/m3 = 0.66 kN/m2 c) Keramik (1 cm) : 0.01m x 22 kN/m3 = 0.22 kN/m2 d) Plafond + Rangka : = 0.2 kN/m2 e) Instalasi ME : = 0.25 kN/m2 Total SDL : = 1.49 kN/m2 Beban Hidup (LL) a) Gedung Pabrik = 400 kg/m2 = 4 kN/m2 2. Pembebanan pada lantai atap Beban Mati (Superimposed Deal Load / SDL) Berat pelat sendiri : 0.15m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m2 (Untuk tebal pelat 150 mm) Pada Static Load Case , berat pelat sebagai Beban Mati sendiri (DL) dengan factor skala : 1 sudah terhitung otomatis oleh program IV-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis ETABS, sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan pembebanan gravitasi. a) Waterproofing dengan aspal 2 cm : 0.02m x 14 kN/m3 = 0.28 kN/m2 = 0.2 kN/m2 b) Plafond + Rangka : c) Instalasi ME : = 0.25 kN/m2 Total SDL : = 0.73 kN/m2 Beban Hidup (LL) = 100 kg/m2 a) Berat Pekerja di lantai atap = 1 kN/m2 3. Pembebanan pada area mesin lantai atap Beban Mati (Superimposed Deal Load / SDL) Berat pelat sendiri : 0.15m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m2 (Untuk tebal pelat 150 mm) Pada Static Load Case , berat pelat sebagai Beban Mati sendiri (DL) dengan factor skala : 1 sudah terhitung otomatis oleh program ETABS, sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan pembebanan gravitasi. a) Waterproofing dengan aspal 2 cm 0.02m x 14 kN/m3 : = 0.28 kN/m2 IV-9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis b) = 0.2 kN/m2 Plafond + Rangka : = 0.25 kN/m2 : c) Instalasi ME kN/m2 d) Berat Chiller (diambil rata-rata) : = 7 Total SDL = 7.73 kN/m2 : Beban Hidup (LL) = 100 kg/m2 a) Berat Pekerja di lantai atap = 1 4.2.2 kN/m2 Pembebanan Balok 1. Beban merata balok lantai mezzanine 1, lantai 3, lantai 4, dan lantai mezzanine 4 Dinding pasangan bata ½ batu (tinggi efektif) 2.5m x 250 kg/m2 = 625 kg/m’ = 6.25 kN/m’ 2. Beban merata balok lantai 2, lantai mezzanine 3, lantai 5, dan lantai 6 Dinding pasangan bata ½ batu (tinggi efektif) 4m x 250 kg/m2 = 1000 kg/m’ = 10 kN/m’ IV-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.3 Evaluasi Tebal Flat Plate Pada Tugas Akhir ini akan menguraikan seberapa optimumkah rancangan dimensi pelat pada gedung yang dianalisis sehingga Tugas Akhir ini dibuat review rencana awal pelat. Ketentuan peraturan beton SNI 2847 : 2013 dengan SNI 2847 : 2002 tidak jauh berbeda, hanya saja ketentuan untuk syarat minimum tebal pelat tanpa penebalan (drop panels) SNI 2847 : 2013 mensyaratkan 125 mm sedangkan SNI 2847 : 2002 mensyaratkan 120 mm. Tentu perbedaan ketentuan ini telah di teliti oleh para ahli konstruksi. IV-11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.3.1 Evaluasi tebal pelat ( Flat plate ) Gambar 4.10 Daerah kritis dari Geser Pons satu modul (tipikal) Menurut peraturan beton SNI 2847 : 2013 untuk pelat tanpa balok interior yang membentang di antara tumpuan dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, tebal minimumnya harus memenuhi ketentuan Tabel 9.5(c) dan tidak boleh kurang dari nilai berikut : IV-12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis (a) Tanpa panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam pasal 13.2.5 ......... 125 mm (b) Dengan panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam pasal 13.2.5 .......... 100 mm Tabel 4.1 Tebal minimum pelat flat plate (SNI 2847 : 2013 dan SNI 2847 : 2002) Evaluasi tebal pelat akan dibandingkan antara tebal pelat minimum dengan tebal efektif (d) yang dihasilkan dari persamaan berikut : Persamaan ini berlaku untuk dimensi kolom persegi. Ketentuan SNI 2847 : 2013 ini tidak jauh berbeda dengan ketentuan SNI 2847 : 2002. Berbeda dengan untuk kasus kolom yang bentuknya tidak persegi. Di sini bedanya yaitu kalau SNI 2847 : 2002 tidak dikalikan dengan λ, sedangkan SNI 2847 : 2013 persamaan di kali λ. Yang mana λ yaitu faktor koreksi untuk beton ringan. IV-13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 1. Tebal pelat untuk dimensi kolom 600 x 600 mm Gambar 4.11 Daerah kritis untuk kolom 600 x 600 mm Konversi satuan : Beban hidup : 400 kg/m2 : 4 x 10-3 N/mm2 Kuat tekan beton : 40 Mpa : 40 N/mm2 Massa jenis beton : 2400 Kg/m3 : 2,4 x 10-5 N/mm3 Vc Beton > Vu terjadi 1 /3 x fc x bo x d > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+d’) x 2,4 x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 1 /3 x x( 4x600 + 2d) xd > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+50) x 2,4 x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 5059,65d + 4,2d2 > 1,2 x (36 x106 x (0,0012+ 0,000024d)) + 230400 IV-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 5059,65d + 4,2d2 > 51840 + 1036,8d + 230400 4,2d2 + 4022,85d - 282240 > 0 d = 65,77 mm ~ h = 120 mm 2. Tebal pelat untuk dimensi kolom 650 x 650 mm Gambar 4.12 Daerah kritis untuk kolom 650 x 650 mm Vc Beton 1 > Vu terjadi /3 x fc x bo x d > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+d’) x 2, x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 1 /3 x x( 4x650 + 2d) xd > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+50) x 2,4 x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 5481,28d + 4,2d2 > 1,2 x (36 x106 x (0,0012+ 0,000024d)) + 230400 IV-15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 5481,28d + 4,2d2 > 51840 + 1036,8d + 230400 4,2d2 + 4444,48d- 282240 > 0 d = 60,20 mm ~ h = 115 mm 3. Tebal pelat untuk dimensi kolom 700 x 700 mm Gambar 4.13 Daerah kritis untuk kolom 700 x 700 mm Vc Beton 1 > Vu terjadi /3 x fc x bo x d > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+d’) x 2, x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 1 /3 x x( 4x700 + 2d) xd > 1,2 x (6000 x 6000 x ((d+50) x 2,4 x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) 5902,92d + 4,2d2 > 1,2 x (36 x106 x (0,0012+ 0,000024d)) + 230400 IV-16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 5902,92d + 4,2d2 > 51840 + 1036,8d + 230400 4,2d2 + 4866,12d- 282240 > 0 d = 55,48 mm ~ h = 110 mm Syarat minimum : Fy 280 => 1/36 Ln Fy 420 => 1/33 Ln Interpolasi Fy 400 = 1/36 - (1/36 – 1/33) = Jadi tebal min. pelat = x (6000-600) mm = 161,69 mm ~ Pasang 220 mm Dari uraian perhitungan di atas tebal minimum untuk memenuhi syarat lendutan 165 mm sudah terpenuhi. Namun pada tugas akhir ini diambil 220 mm, mengingat jika dipasang tebal 165 mm sebagaimana tebal minimum yang didapat maka nilai ρ akan melebihi ρ maksimum yaitu lebih dari 6%. Uraian perhitungan sudah dicoba-coba dengan program microsoft excel tebal pelat agar menghasilkan tebal yang paling optimum dengan rasio tulangan yang masih dalam kategori mudah dalam pengerjaan (tidak terlalu rapat) . IV-17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.4 Perhitungan Beban Gempa 4.4.1 Data gedung 1. Tinggi gedung Total tinggi gedung adalah 33 m, dengan 6 lantai + 3 lantai mezzanine dan 1 atap 2. Kategori resiko dan faktor keutamaan gedung Fungsi dari gedung adalah untuk pabrik. Berdasarkan peraturan gempa SNI 1726-2012 Tabel 1 dan Tabel 2 diperoleh : Kategori resiko bangunan untuk pabrik adalah II (Tabel 1) Nilai faktor keutamaan gempa (Ie) adalah 1.0 (Tabel 2) 3. Kelas Situs (Jenis Tanah) Karena keterbatasan data tanah (tidak mendapatkan laporan soil investigation) laporan Tugas Akhir mengambil jenis tanah yang sama seperti yang dipakai oleh konsultan perencana yaitu tanah sedang. Dalam peraturan gempa SNI 1726-2012 Tabel 3 untuk tanah Sedang termasuk dalam kategori kelas situs SD (Tanah Sedang). 4. Lokasi gedung Jln. HR Moch Mangundiprodjo No 1 Sidoarjo – Jawa Timur 5. Nilai parameter gempa IV-18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Nilai parameter gempa diambil dari Desain Spektra Indonesia yang merupakan aplikasi online yang dapat diakses melalui situs http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/ dengan menginput nama kota maupun koordinat lokasi proyek dan menampilkan jenis batuan (Pilih Tanah Sedang kelas situs SD). Berikut hasil parameter gempa : Tabel 4.2 Nilai Spektral Percepatan di Permukaan Dari Gempa No Variabel Keterangan Nilai 0.339 1 PGA (g) Percepatan tanah puncak 2 SS (g) Percepatan batun dasar pada periode 0.680 pendek 3 S1 (g) Percepatan batuan dasar pada periode 1 0.266 detik 4 CRS Nilai terpeta koefisien resiko spesifik 0.994 situs pada periode pendek 5 CR1 Nilai terpeta koefisien resiko spesifik 0.925 situs pada periode 1 detik 6 FPGA Koefisien Situs 7 FA Faktor amplifikasi 1.161 getaran terkait 1.256 percepatan getaran pada periode pendek 8 FV Faktor amplifikasi getaran yang mewakili 1.868 getaran pada periode pendek 0.394 9 PSA (g) Percepatan Spektral 10 SMS (g) Parameter spektrum respon percepatan 0.854 pada periode pendek 11 SM1 (g) Parameter spektrum respon pada periode 0.497 1 detik 12 SDS (g) Parameter percepatan spektral desain 0.569 IV-19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis untuk periode pendek 13 Parameter percepatan spektral desain 0.331 SD1 (g) untuk periode 1 detik 14 T0 (detik) Periode getar fundamental struktur 0.116 15 TS (detik) Periode getar fundamental struktur 0.582 Dari hasil parameter di atas, diketahui parameter gempa sebagai berikut : Parameter percepatan tanah pada periode pendek (SS) dan 1 detik (S1) SS : 0.680 S1 : 0.266 Faktor koefisien situs untuk periode pendek (FA) dan 1 detik (FV) FA : 1.256 FV : 1.868 Nilai percepatan desain untuk periode pendek (SDS) dan 1 detik (SD1) SDS : 0.569 SD1 : 0.331 6. Kategori desain seismik Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada periode pendek (SDS), periode 1 detik (SD1) dan kategori resiko bangunan. Diperoleh : IV-20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis SDS ≥ 0.50 SD1 ≥ 0.20 Berdasarkan peraturan gempa SNI 1726 – 2012 Tabel 6 dan Tabel 7 adalah kategori desain seismik D. 7. Pemilihan sistem struktur Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban lateral yang diakibatkan oleh gempa dipikul oleh rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. sistem ini terbagi menjadi 3, yaitu SRPMB (Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa), SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah), dan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) Pemilihan sistem struktur, faktor koefisien modifikasi respons (R) , faktor kuat lebih sistem (Ώo) dan faktor pembesaran defleksi (Cd). Dalam tugas akhir ini Perencanaan struktur dengan sistem penahan-gaya seismik Rangka beton bertulang pemikul momen menengah (SRPMM). System tersebut tercantum dalam SNI 1726-2012 tabel 9 point 6, sehingga diperoleh nilai sebagai berikut: Faktor koefisien respons (R) adalah 5 Parameter kuat lebih system (Ώo) adalah 3 Pembesaran defleksi (Cd) adalah 4½ IV-21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.4.2. Perhitungan Gaya Geser Akibat Gempa Sesuai dengan peraturan gempa SNI 1726-2012 pasal 7.8.2 untuk penentuan periode di dapat koefisien sebagai berikut : Koefisien batas atas Periode Cu = 1.4 Parameter periode pendekatan (Tipe Struktur : semua 1. (Tabel 14) system struktur lainya) Ct = 0.0488 (Tabel 15) Parameter periode pendekatan x = 0.75 (Tabel 15) Perioda fundamental pendekatan Perioda fundamental pendekatan (Ta) , dalam detik, harus ditentukan dari persamaan berikut : Keterangan : hn adalah ketinggian struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur,dan koefisien Ct dan x ditentukan dari Tabel 15. Ta = 0.0488 x 330.75 = 0.672 detik 2. Koefisien respons seismik (CS) Koefisien respons seismik (CS), harus ditentukan sesuai dengan pasal 7.8.1.1 IV-22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis CS harus tidak kurang dari : CS min = 0.044 SDS Ie ≥ 0.01 CS min = 0.044 x 0.569 x 1 ≥ 0.01 CS min = 0.025 ≥ 0.01 Dan nilai CS harus tidak lebih dari : CS max = SD1 / Ta x (R / Ie) CS max = 0.331 / 0.94 x (5 / 1) CS max = 0.071 ~ maka di gunakan Nilai CS = 0.071, artinya nilai base shear adalah 7.1% dari berat seismik bangunan. 3. Berat seismik (W) Berat seismik per lantai output dari ETABS adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Nilai berat seismik gedung per lantai Lantai Mi (Ton) LANTAI ATAP 4191,3 LANTAI 6 6707,0 LANTAI 5 6562,3 MEZZ 4 3950,5 LANTAI 4 1128,7 MEZZ 3-1 6205,9 MEZZ 3 3999,4 LANTAI 3 6463,5 LANTAI 2 6583,8 IV-23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis MEZZ 1 Total 4. 4193,3 49985,6 Perhitungan Base Shear Base Shear (V) akan di distrubusikan pada setiap tingkat. Setelah dilakukan perhitungan di dapat berat struktur sesuai tabel 4.4 sebagai berikut : V = Cs.Wt V = 0.071 x 499856.00 kN = 3517,79 kN 5. Periode Getar struktur Sesuai dengan ketentuan jika menggunakan hasil periode dengan hasil program komputer ETABS maka berlaku ketentuan sebagai berikut : Jika Tc > Cu.Ta, maka digunakan T = Cu.Ta Jika Ta < Tc < Cu.Ta, maka digunakan T = Tc Jika Tc < Ta, maka digunakan T = Ta IV-24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Periode Pembatasan dan Periode output ETABS : Tabel 4.4 Periode Pembatasan dan Periode output ETABS Pembatasan Periode Struktur (detik) Ta Cu . Ta 0.672 1.4 x 0,672 = 0.94 Periode ETABS Tc (detik) 1.15 Dari tabel diatas diketahui hasil periode fundamental struktur dengan menggunakan komputer adalah 1.15 detik. Sesuai dengan ketentuan diatas, jika Tc > Cu.Ta, maka diambil periode Cu.Ta yaitu 0.94 detik. Tabel 4.5 Time Period output ETABS Mode Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1,1146 0,8922 0,7012 0,3117 0,2087 0,1443 0,1410 0,0918 0,0896 0,0833 0,0829 0,0821 4.4.3 Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen Khusus beban gempa untuk meminimalisasikan arah pengaruh beban gempa yang sembarang perlu dimodelkan dengan arah pembebanan gempa orthogonal. Pemodelan sebagai berikut. IV-25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Berat gempa statik ekuivalen arah X (Statik-X) : 100% untuk arah X dan 30% untuk arah Y. Beban gempa statik ekuivalen arah Y (Statik-Y) : 30 % untuk arah X dan 100% untuk arah Y. 4.4.3.1 Distribusi Vertikal Gaya Gempa Gaya Gempa Lateral (Fx) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut : (SNI 1726:2012 pasal 7.8.3). Berikut gaya horizontal akibat gaya sepanjang tinggi bangunan yang ditentukan dari persamaan berikut (SNI 1726:2012 pasal 7.8.3) Fx = Cvx . V Dan Keterangan: Cvx = faktor distribusi vertikal V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur, dinyatakan dalam kilonewton (kN) wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W ) yang ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x IV-26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam meter (m) k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut : untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik atau kurang, k = 1 untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau lebih, k = 2 untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2 Perioda getar struktur Gedung Interbat adalah sebesar T = 0.94 detik (antara 0.5 - 2.5). sehingga nilai Eksponen k diambil sebesar interpolasi antara 1 dan 2 yaitu 1,2. Berikut tabel perhitungan distribusi vertikal gaya gempa yang bekerja pada masing-masing lantai : IV-27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.6 Perhitungan Gaya Lateral Gempa Statik Ekuivalen per lantai Lantai LANTAI ATAP LANTAI 6 Hi (m) k 33 1,2 28,5 1,2 LANTAI 5 MEZZ 4 LANTAI 4 MEZZ 3-1 24 1,2 21 1,2 18 1,2 15 1,2 13,5 1,2 MEZZ 3 LANTAI 3 10,5 1,2 LANTAI 2 MEZZ 1 Total 6 1,2 3 1,2 Cvx = Wi x Hik WiDL + 0.25 LL (Ton) Wi x Hik 4191,3 298840,6 0,18 693,9265 6707,0 399869,1 0,24 1110,435 6562,3 317224,7 0,19 482,879 3950,5 162253,3 0,10 290,6928 1128,7 38407,5 0,02 83,05404 6205,9 169052,5 0,10 114,1634 3999,4 95802,8 0,06 294,2911 6463,5 113934,9 0,07 1070,12 6583,8 58624,7 0,04 484,461 4193,3 16025,1 0,01 308,559 49985,6 1670035,2 ΣWi x Hik Fi = Cvx x V (Ton) 3517,79 4.4.4 Perhitungan Beban Gempa Dinamik Beban gempa dinamik dihitung menggunakan Respons Spektrum sesuai SNI 1726:2012 harus dimodelkan terlebih dahulu Respons Spektrum Gempa rencana. Untuk memodelkan respons spectrum dapat diperoleh dengan mengakses situs puskim.go.id dengan alamat: http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain spektra indonesia/2011/ dengan mendefinisikan lokasi proyek (koordinat lokasi proyek atau nama kota) dan kelas situs. Berikut hasil pencarian lokasi proyek : IV-28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.14 Peta lokasi gedung Gambar 4.15 Kurva Respons Spektrum Tanah Sedang (D) IV-29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Dari hasil kalkulasi desain Spektra Indonesia selain di peroleh parameter gempa juga didapat data Respons Spektrum. Data respons spektrum di sajikan secara tribular berupa rentan waktu kejadian (T) dan spektral yang akan diaplikasikan sebagai parameter perencanaan SA(g). Tabel 4.7. Data Respons Spektrum T SA(g) 0 T0 TS TS+0 TS+0.1 TS+0.2 TS+0.3 TS+0.4 TS+0.5 TS+0.6 TS+0.7 TS+0.8 TS+0.9 TS+1 TS+1.1 TS+1.2 TS+1.3 TS+1.4 TS+1.5 TS+1.6 TS+1.7 TS+1.8 TS+1.9 TS+2 TS+2.1 TS+2.2 TS+2.3 TS+2.4 TS+2.5 TS+2.6 TS+2.7 TS+2.8 0.227 0.568 0.568 0.485 0.423 0.375 0.337 0.306 0.280 0.258 0.240 0.223 0.209 0.197 0.186 0.176 0.167 0.159 0.152 0.145 0.139 0.133 0.128 0.123 0.119 0.115 0.111 0.107 0.104 0.101 0.098 0.095 IV-30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis TS+2.9 TS+3 TS+3.1 TS+3.2 TS+3.3 0.092 0.090 0.088 0.085 0.083 Gambar 4.16 Input Respons Spektra SNI 1726 : 2012 Khusus untuk beban gempa, untuk mensimulasikan arah pengaruh beban gempa yang sembarang perlu dimodelkan adanya arah pembebanan gempa orthogonal SNI 1726:2012 Pasal 7.5 sehingga dapat dimodelkan sebagai berikut : Beban Gempa Statik Ekivalen arah X (SPEC-X): 100% untuk arah X dan 30% untuk arah Y. Beban Gempa Statik Ekivalen arah Y (SPEC-Y) : 30% untuk arah X dan 100% untuk arah Y. IV-31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Sesuai dengan SNI 1726:2012 Pasal 7.9.2 Nilai ordinatnya harus dikalikan dengan factor Ie/R (nilai Ie =1 dan R = 7) Sedangakan nilai C dinyatakan dengan percepatan gravitasi (9.81 m/s2). Faktor Skala yang diinput dalam ETABS adalah sebagai berikut : Faktor Skala SPEC-X pada direction UI UI = 100% x 9.81 x Ie/R UI = 100% x 9.81 x 1/7 UI = 1.40 Faktor Skala SPEC-X pada direction U2 U2 = 30% x 9.81 x Ie/R U2 = 30% x 9.81 x 1/7 U2 = 0.42 Faktor Skala SPEC-Y pada direction U1 U1 = 30% x 9.81 x I/R U1 = 30% x 9.81 x 1/7 U1 = 0.42 Faktor Skala SPEC-Y pada direction U2 U2 = 100% x 9.81 x Ie/R U2 = 100% x 9.81 x 1/7 = 1.40 IV-32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.8 Gaya geser dinamik arah X n Load LANTAI ATAP SPEC-X Vx (Ton) 703,98 LANTAI 6 SPEC-X 1418,78 LANTAI 5 SPEC-X 1884,36 MEZZ 4 SPEC-X 2125,42 LANTAI 4 SPEC-X 2466,91 MEZZ 3-1 SPEC-X 2520,73 MEZZ 3 SPEC-X 2697,88 LANTAI 3 SPEC-X 2967,97 LANTAI 2 SPEC-X 3142,69 MEZZ 1 SPEC-X 3192,10 Tabel 4.9 Gaya geser dinamik arah Y n Load LANTAI ATAP SPEC-Y Vy (Ton) 559,89 LANTAI 6 SPEC-Y 1107,93 LANTAI 5 SPEC-Y 1458,45 MEZZ 4 SPEC-Y 1644,97 LANTAI 4 SPEC-Y 1912,56 MEZZ 3-1 SPEC-Y 1953,20 MEZZ 3 SPEC-Y 2092,72 LANTAI 3 SPEC-Y 2305,72 LANTAI 2 SPEC-Y 2447,07 MEZZ 1 SPEC-Y 2488,05 IV-33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.4.4.1 Modal Participating Mass Ratio Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 : bahwa analisis Respons Dinamik Struktur harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90% dari massa aktual. Berikut ini adalah hasil dari Modal Participating Mass Ratio dari hasil analisa perhitungan Respons Dinamik Struktur dengan ETABS : Tabel 4.10 Modal Participating Mass Ratio Dari tabel output ETABS diatas, dengan mode sejumlah 12, partisipasi massa sudah melebihi nilai 90%, sehingga sudah memenuhi syarat partisipasi massa sesuai SNI 1726:2012. 4.4.5 Skala Gaya Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.9.4.1 : bahwa kombinasi respons untuk geser dasar dinamik (Vt / V dinamik) lebih kecil 85% dari geser dasar statik (Base Shear / V statik) yang dihitung (V) menggunakan IV-34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis prosedur gaya lateral ekuivalen, maka gaya harus dikalikan dengan (0,85 V / Vt). Tipe Beban Gempa FX (Ton) Gaya Geser Dasar Dinamik (Vt) (SPEC-X) 3192,10 Gaya Geser Dasar Statik (V) 3517,79 0.85 * V 2990,12 Skala gaya arah X Tipe Beban Gempa 1 FX (Ton) Gaya Geser Dasar Dinamik (Vt) (SPEC-Y) 2488,05 Gaya Geser Dasar Statik (V) 3517,79 0.85 * V 2990,12 Skala gaya arah Y 1,2 Dari hasil tabel diatas, nilai akhir respons spektrum lebih kecil dari nilai akhir 0,85 gaya statik, maka prosedur gaya lateral ekuivalen dikalikan dengan 0,85 V / Vt. Untuk gaya lateral arah-X dikalikan 1 dan arah-Y dikalikan dengan 1,2. 4.4.6 Gaya Lateral arah X dan arah Y Berdasarkan data-data perhitungan diatas, dicari Skala Nilai Desain untuk Respons Terkombinasi dimana Gaya ini akan diinput ke dalam IV-35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis model struktur dalam program ETABS sesuai dengan 2 arah horisontal orthogonal. Berikut adalah Tabel perhitungan Gaya Lateral Arah X dan Y: Tabel 4.11 Gaya lateral arah X n Vxi Skala Vxi . Fxi (Desain) = Gaya Faktor {Vxi – Vx (i +1)} . skala Faktor redundansi (1,3) LANTAI ATAP 703,98 1 703,98 915,17 LANTAI 6 1418,78 1 1418,78 929,24 LANTAI 5 1884,36 1 1884,36 605,25 MEZZ 4 2125,42 1 2125,42 313,38 LANTAI 4 2466,91 1 2466,91 443,94 MEZZ 3-1 2520,73 1 2520,73 69,97 MEZZ 3 2697,88 1 2697,88 230,30 LANTAI 3 2967,97 1 2967,97 351,12 LANTAI 2 3142,69 1 3142,69 227,14 MEZZ 1 3192,10 1 3192,10 64,23 IV-36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.12 Gaya lateral arah Y n Vyi Skala Vyi . Fyi (Desain) = Gaya Faktor {Vyi – Vy (i +1)} . skala Faktor redundansi (1,3) LANTAI ATAP 559,89 1,2 672,87 874,73 LANTAI 6 1107,93 1,2 1331,50 856,22 LANTAI 5 1458,45 1,2 1752,75 547,63 MEZZ 4 1644,97 1,2 1976,91 291,41 LANTAI 4 1912,56 1,2 2298,50 418,06 MEZZ 3-1 1953,20 1,2 2347,34 63,49 MEZZ 3 2092,72 1,2 2515,01 217,98 LANTAI 3 2305,72 1,2 2771,00 332,78 LANTAI 2 2447,07 2940,87 220,84 MEZZ 1 2488,05 1,2 1,2 2990,12 64,02 IV-37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.17 Grafik gaya lateral arah X (Vx) IV-38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.18 Grafik gaya lateral arah Y (Vy) IV-39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.19 Grafik gaya gempa statik ekivalen arah X (Fx) IV-40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.20 Grafik gaya gempa statik ekivalen arah Y (Fy) IV-41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.5 Koreksi Simpangan (Check Drift) Berdasarkan peraturan gempa SNI 1726-2012 Simpangan antar lantai tingkat desain (∆) seperti ditentukan dalam pasal 7.8.6, 7.9.2, atau 12.1, tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (∆a) seperti didapatkan dari Tabel 16 untuk semua tingkat. Tabel 4.13 Tabel simpangan antar lantai ijin SNI 1726-2012 Sebelumnya sudah dilakukan running ETABS pada dimensi stuktur eksisting dengan peraturan gempa terbaru yaitu SNI 1726-2012 dan ternyata simpangan yang dihasilkan melebihi dari simpangan ijin yang ditentukan. Oleh karena itu dilakukan pembesaran dimensi shearwall dan kolom struktur agar simpangan struktur gedung masih dibawah dari simpangan ijin. IV-42 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.14 Tabel dimensi kolom baru Dimensi Kolom Dimensi Kolom Eksisting (mm) Baru (mm) Lantai dasar 700 x 700 800 x 800 Lantai mezzaine 1 700 x 700 800 x 800 Lantai 2 700 x 700 800 x 800 Lantai 3 650 x 650 750 x 750 Lantai mezzanine 3 650 x 650 750 x 750 Lantai 4 600 x 600 700 x 700 Lantai mezzanine 4 600 x 600 700 x 700 Lantai 5 600 x 600 700 x 700 Lantai 6 600 x 600 700 x 700 Lantai Atap 600 x 600 700 x 700 Lantai Tabel 4.15 Tabel dimensi shearwall baru Lantai Lantai dasar – Lantai Atap Dimensi Shearwall Dimensi Shearwall Eksisting (mm) Baru (mm) 300 400 Pengecekan simpangan memakai fasilitas di ETABS yaitu pada menu Display kemudian show story response plots. IV-43 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.21 Fasilitas menu ETABS untuk mencari story drift Gambar 4.22 Maximum story drifts arah X IV-44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Maximum story drifts terdapat di story 9 (Lantai 6) yaitu 0.0021. Pengecekan untuk simpangan adalah sebagai berikut : Maximum story drift x Cd < Simpangan Ijin 0.0021 x 4.5 < 0.02 0.0095 < 0.02 OK Gambar 4.23 Maximum story drifts arah Y IV-45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Maximum story drifts terdapat di story 9 (Lantai 6) yaitu 0.0035. Pengcekan untuk simpangan adalah sebagai berikut : Maximum story drift x Cd < Simpangan Ijin 0.0035 x 4.5 < 0.02 < 0.02 OK 0.016 Hasil Simpangan mungkin terlalu aman apabila bangunan ingin di hemat di rekomendasikan mungkin dimensi kolomnya saja yang diperbesar, sedangkkan dimensi Shearwall tetap. Karena keterbatasan waktu dalam Tugas akhir ini tidak dilakukan penelitian lebih jauh dalam pengecekan simpangan struktur dan juga kerana bukan merupakan fokus dalam Tugas Akhir ini. IV-46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.6 Perhitungan Tulangan Flat Plate Ketentuan peraturan beton SNI 2847 : 2013 menyatakan bahwa Momen statis terfaktor total, Mo, untuk suatu bentang harus ditentukan pada suatu lajur yang dibatasi secara lateral oleh garis pusat panel pada setiap sisi garis pusat tumpuan (Pasal 13.6.2.1). Jumlah mutlak momen terfaktor positif dan negatif rata-rata dalam setiap arah tidak boleh kurang dari : Mo = momen statis terfaktor total qu = beban terfaktor per satuan luas ln = panjang bentang bersih yang diukur muka ke muka tumpuan l2 = panjang bentang dalam arah tegak lurus terhadap l1 , yang di ukur pusat ke pusat tumpuan IV-47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Gambar 4.24 Jalur Kolom dan Jalur Tengah Bentang : 6000 x 6000 mm Dimensi kolom : 600 x 600 mm Data Beban : Beban Mati : - Pelat : 0.22m x 24 kN/m3 = 5.28 kN/m2 - Pasir (1 cm) : 0.01m x 16 kN/m3 = 0.16 kN/m2 - Spesi (3 cm) : 0.03m x 22 kN/m3 = 0.66 kN/m2 - Keramik (1 cm) : 0.01m x 22 kN/m3 = 0.22 kN/m2 - Plafond + Rangka : = 0.2 kN/m2 - Instalasi ME = 0.25 kN/m2 : IV-48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis qDu : = 6,77 kN/m2 Beban Hidup : = 4 kN/m2 qLu : = 4 kN/m2 qu = 1,2 qDu + 1,6 qLu = (1,2 x 6,77 kN/m2) + (1,6 x 4 kN/m2) = 8,124 kN/m2 + 6,4 kN/m2 = 14,524 kN/m2 Mo = qu x l2 x ln2 8 = 14,524 x 6 x (6-0,6)2 8 = 317,63 kN . m Pasal 13.6.3.1 Momen terfaktor negatif harus terletak pada muka tumpuan persegi. Pendukung bulat atau poligon harus diperlakukan sebagai tumpuan bujursangkar dengan luasan yang sama. Pasal 13.6.3.2 Pada bentang interior, momen statis total Mo, harus, di distribusikan sebagai berikut : momen terfaktor negatif ............................. 0,65 momen terfaktor positif ............................. 0,35 Pasal 13.6.3.3 Pada bentang ujung, momen statis terfaktor total, Mo, harus didistribusikan sebagai berikut : IV-49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.16 Tabel distribusi momen total terfaktor Gambar 4.25 Diagram bidang momen pelat IV-50 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 1. Perhitungan tulangan pelat jalur kolom (interior) : Mo’ = Mo x 0,65 = 31,763 Tm x 0,65 = 20,65 Tm = 20,65 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 3 m = 6,88 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 1 m b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = = 2,98 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 IV-51 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = = 0,008 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,008 x 1000 x 170 = 1325,93 mm2 n (Jml. Batang) = = = = 6,59 7 batang s (Jarak Tul.) = = = 140 mm Jadi tul. Utama pelat jalur kolom (interior) D16 – 140 mm 2. Perhitungan tulangan pelat jalur tengah (interior) : Mo’ = Mo x 0,35 = 31,763 Tm x 0,35 = 11,12 Tm = 11,12 x 107 N.mm untuk jalur tengah b = 3 m = 3,71 x 107 N.mm untuk jalur tengah b = 1 m IV-52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = = 1,60 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 = = 0,004 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,004 x 1000 x 170 = 698,06 mm2 n (Jml. Batang) = = IV-53 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = = 3,47 4 batang s (Jarak Tul.) = = = 250 mm Jadi tul. Utama pelat jalur tengah (interior) D16 – 250 mm 3. Perhitungan tulangan pelat jalur kolom (ujung - dalam) : Mo’ = Mo x 0,70 = 31,763 Tm x 0,70 = 22,24 Tm = 22,24 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 3 m = 7,41 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 1 m b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = IV-54 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = 3,21 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 = = 0,0084 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,0084 x 1000 x 170 = 1433,52 mm2 n (Jml. Batang) = = = = 7,13 8 batang s (Jarak Tul.) = = = 125 mm Jadi tul. Utama pelat jalur kolom (ujung - dalam) D16 – 125 mm IV-55 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4. Perhitungan tulangan pelat jalur kolom (ujung - pinggir) : Mo’ = Mo x 0,30 = 31,763 Tm x 0,30 = 9,53 Tm = 9,53 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 3 m = 3,18 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 1 m b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = = 1,37 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 IV-56 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = = 0,0035 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,0035 x 1000 x 170 = 596,18 mm2 n (Jml. Batang) = = = = 2,97 3 batang s (Jarak Tul.) = = = 330 mm Jadi tul. Utama pelat jalur kolom (ujung - pinggir) D16 – 330 mm 5. Perhitungan tulangan pelat jalur tengah (ujung) : Mo’ = Mo x 0,50 = 31,763 Tm x 0,50 = 15,88 Tm = 15,88 x 107 N.mm untuk jalur tengah b = 3 m = 5,29 x 107 N.mm untuk jalur tengah b = 1 m IV-57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = = 2,29 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 = = 0,0059 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,0059 x 1000 x 170 = 1008,33 mm2 n (Jml. Batang) = = IV-58 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = = 5,02 6 batang s (Jarak Tul.) = = = 165 mm Jadi tul. Utama pelat jalur tengah (ujung) D16 – 165 mm 6. Perhitungan tulangan pelat berdasarkan output momen ETABS : Gambar 4.26 Output momen maks. dari ETABS Mu = 9,88 Tm = 9,88 x 107 N.mm untuk jalur kolom b = 1 m * Karena secara default ETABS akan mengeluarkan momen untuk b = 1m) IV-59 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis b = 1000 mm d eff. = 220 – 50 = 170 mm Fy = 400 N/mm2 Fc’ = 40 N/mm2 Dia. Tul. = Rn = 16 mm (Ulir) = = 4,27 m = = = 11,77 ρmin = ρ = = = 0,0035 = = 0,012 ρ terpakai As. Tul. Utama. = ρ.b.d = 0,012 x 1000 x 170 = 1947,47 mm2 n (Jml. Batang) = = IV-60 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis = = 9,69 10 batang s (Jarak Tul.) = = = 100 mm Jadi tul. Utama pelat jalur tengah (ujung) D16 – 100 mm Dari hasil output momen maks. ETABS untuk perhitungan tulangan pelat didapat lebih besar dari ketentuan momen SNI 2847 : 2013 oleh karena itu perhitungan tulangan pelat dihitung berdasarkan output dari ETABS. Hal ini karena analisis ETABS memperhitumgkan beban gempa. IV-61 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.6.1. Detail Tulangan Pada Slab Tanpa Balok Gambar 4.27 Perpanjangan minimum untuk tulangan pada slab tanpa balok IV-62 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.7 Evaluasi Hasil Pada evaluasi hasil ini akan dibandingkan tulangan sekitar kolom eksisting dengan tulangan baru. Tebal Pelat Eksisiting Tulangan sekitar kolom As (%) (momen negatif maks.) 220 D13-200 + D22-150 1,88% Tebal Pelat Baru Tulangan sekitar kolom As (%) (momen negatif maks.) 220 D16-100 1,12% Dapat terlihat bahwa perbedaan rasio tulangan cukup signifikan. Perbedaan ini terjadi karena dasar teori yang digunakan berbeda. Setidaknya ada 4 teori yang umum diketahui untuk menghitung kuat geser di sekitar kolom flat plate yaitu IBC 2009, Eurocode 2, formula berdasarkan critical shear crack theory yang dikemukakan Aurelio Muttoni dan metode elemen hingga dengan bantuan program perform3D. Sedangkan SNI 2847 : 2013 sendiri untuk perhitungan kebutuhan tebal flat plate untuk kolom persegi mengacu pada IBC 2009. IV-63 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis 4.8 Analisis Geser Pada Punching Shear Perhitungan Tegangan Geser pada area punching shear : Beban hidup : 400 kg/m2 : 4 x 10-3 N/mm2 Kuat tekan beton : 40 Mpa : 40 N/mm2 Massa jenis beton : 2400 Kg/m3 : 2,4 x 10-5 N/mm3 Geser akibat beban Normal : = 1,2 x (6000 x 6000 x (220 x 2,4 x 10-5)) + 1,6 x (6000 x 6000 + 4 x 10-3) = 228096 + 230400 = 458496 N = 45,85 Ton σ1 = P/A = 458496 N / (770x(220x4)) mm2 = 0,67 N/mm2 IV-64 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis Geser akibat Momen : Gambar 4.28 Diagram momen I = 1/12 . b . h3 = 1/12 . 770 . 2203 = 68324,67 cm4 = 683246666,7 mm4 IV-65 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Bab IV Hasil dan Analisis σ2 = (M . y) / I = (40,56 x 107 N.mm . 385 mm) / 683246666,7 mm4 = 228,55 N/mm2 σtot = σ1 + σ2 = 0,67 + 228,55 = 229,22 N/mm2 Daya dukung gaya geser : Vc = 1/3 x fc x bo x d = 1 /3 x x( 4x600 + 2d) x d = 1 /3 x x( 4x600 + 2(170)) x 170 = 1 /3 x x 986000 = 2078670 N σdukung = 2078670 N / (770 x (220x4))mm2 = 2078670 N / (770 x 880)mm2 = 3,07 N/mm2 Karena gaya geser terjadi lebih besar dari pada gaya dukung geser dari beton maka struktur perlu memakai tulangan geser seperti besi canal atau shear studs. IV-66 http://digilib.mercubuana.ac.id/