AKAD - Hukum UMS

advertisement
AKAD
Pengertian akad dalam Islam berarti perikatan,
perjanjian dan permufakatan (ittifaq). Adanya Ijab
(pernyataan melakukan ikatan) dan qobul
(pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan
kehendak syariah akan berpengaruh pada objek
perikatan. Apabila ijab qobul itu memenuhi
ketentuan syariah maka muncullah segala akibat
hukum dari akad yang disepakati tersebut. Dalam
kasus jual beli misalnya, akibatnya adalah
berpindahnya kepemilikan barang dari penjual
kepada pembeli dan penjual juga berhak menerima
harga barang.
 Rukun Akad

 1. Shigat akad, yaitu pernyataan untuk mengikatkan diri
yang diwujudkan melalui ijab qabul.
 2. Adanya pihak-pihak yang berakad (muta’aqidaani), dan

 3. Objek akad (ma’qud fiih)


 Sighat akad berupa: Ijab;’ perkataan yang tinbul dari salah
satu orang yang berakad , qabul; penerimaan dari ijab.
 Syarat-syarat Akad

 Ulama fiqh menetapkan bahwa akad yang telah memenuhi
rukun dan syaratnya mempunyai kekuatan yang mengikat
terhadap pihak-pihak yang melakukan akad. Namun sebelum
terjadinya ikatan, pihak-pihak yang terlibat diperbolehkan
mengajukan persyaratan-persyaratan, asalkan persyaratan
tersebut masuk akal. Misalnya akad jual beli yang kuantitas
barangnya cukup besar, si pembeli mensyaratkan bahwa
barang itu dikirim kerumahnya, tidak dibawa sendiri oleh
pembeli. Dengan kata lain pihak-pihak yang berakad
mempunyai kemerdekaan dalam menentukan akad.
Rosulullah SAW bersabda: “ Kaum muslimin boleh
melangsungkan sesuatu berdasarkan ketentuan syariat
yang mereka tetapkan” (HR. Abu Daud dan Hakim).
 Syarat akad ;
 a. Objek akad harus dihalalkan oleh syariah,
 b. Harus berwujud atau ada,
 c. Harus diketahui/ harus jelas spesifikasinya,
 d. Harus bisa diserahkan
Pembagian Akad
Akad shahih
Yaitu akad yang telah memenuhi rukun dan syaratnya. Hukum dari
akad shahih adalah berlaku seluruh akibat hukum yang ditimbulkan
oleh akad tersebut dan mengikat bagi pihak-pihak yang berakad.
Akad tidak shahih
Yaitu akad yang terdapat kekurangan pada rukun atau
syaratnya sehingga seluruh akibat akad itu tidak berlaku dan tidak
mengikat pihak- pihak yang berakad.
BENTUK-BENTUK AKAD
Bentuk hubungan ekonomi antara pihak-pihak yang
terlibat dalam system ekonomi Islam ditentukan oleh
hubungan akad. Dalam fiqh Islam akad- akad yang
sering digunakan oleh Lembaga Keuangan Syariah
dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Akad pertukaran
2. Akad bersyarikat
3. Akad pelayanan
Berakhirnya Akad
Ulama fiqh menyatakan bahwa akad akan berakhir apabila:
1. Berakhirnya masa berlaku akad
2. Dibatalkan oleh pihak yang berakad
3. Salah satu dari rukun atau syarat tidak terpenuhi
4. Akad tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak dan tidak tercapai
tujuan akad tersebut secara sempurna
5. Wafatnya salah satu pihak yang berakad, maka akad tersebut menjadi batal
seperti akad sewa menyewa, rahn, kafala, syirkah, wakalah, muzara’ah, dan
sebagainya.
Download