14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesadaran Diri Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesadaran Diri
Pengertian kesadaran diri adalah proses mengenali motivasi, pilihan dan
kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian,
keputusan dan interaksi kita dengan orang lain. Dalam Canbridge International
Dictionary Of English (1995) ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Kesadaran
diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi
( the condition of being awake or able to understand what is happening).
Kesadaran yang mantap merupakan suatu disposisi dinamis dari sistem
mental yang terbentuk melalui pengalaman serta diolah dalam kepribadian untuk
mengadakan tanggapan yang tepat konsepsi pandangan hidup, penyesuian diri dan
bertingkah laku. Kesadaran Diri adalah komponen kecerdasan emosional yang
pertama. Kesadaran Diri berarti mempunyai satu pemahaman emosi, kekuatan,
kelemahan, kebutuhan, dan pendorong diri sendiri. Orang-orang dengan kesadaran
diri kuat bukan berarti sangat kritis atau pun tidak secara realistis. Namun mereka
lebih cenderung jujur – dengan diri mereka sendiri dan dengan yang lain-lain.
Menurut Soemarno Soedarsono, seorang ahli kehormatan Lemhanas dan
Ketua Yayasan Vitaniaga menjelaskan bahwa kesadaran diri merupakan upaya
perwujudan jati diri pribadi. Seseorang dapat disebut sebagai pribadi yang berjati
diri tatkala dalam pribadi orang yang bersangkutan tercermin penampilan, rasa,
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
cipta, dan karsa; sistem nilai (value system), cara pandang (attitude), dan perilaku
(behavior) yang dimiliki.
Orang dengan kesadaran diri tinggi akan mengetahui bagaimana perasaan
mereka mempengaruhi diri, orang lain, dan kinerja mereka. Dengan demikian,
bila orang yang sadar diri mengetahui bahwa dirinya kurang mampu menangani
jadwal yang mepet akan lebih berhati-hati merencanakan waktu. Di lain kasus
orang yang sadar diri lebih bisa menangani klien yang sulit dengan mengatasi
perasaanya sendiri dan mengalihkan emosi dan rasa frustasi pada hal yang lebih
membangun.
Kesadaran diri lebih jauh lagi bisa dikaitkan dengan pemahaman seseorang
akan nilai-nilai dan tujuan diri. Seseorang yang sadar diri tahu kemana arah yang
akan ia tuju dan mengapa. Dengan demikian ia dapat saja menolak suatu
pekerjaan yang secara financial menggiurkan namun tidak sesuai dengan tujuan
jangka panjangnya. Keputusan yang diambil oleh orang dengan kesadaran diri
tinggi akan cenderung selaras dengan nilai-nilai yang mereka anut sehingga
membuat mereka bekerja dengan semangat tinggi.Sebaliknya orang yang kurang
sadar diri akan sering diombang-ambingkan oleh konflik dan motif tersembunyi.
Mereka yang cukup sadar diri akan jujur mengakui kegagalan–kegagalan
mereka–dan akan sering menceritakannya sambil tersenyum. Salah satu tanda dari
kesadaran diri sendiri adalah rasa humor atas diri sendiri. Kesadaran diri juga
dapat dilihat selama review kinerja. Orang yang sadar diri merasa nyaman
berbicara tentang–keterbatasan dan kekuatan mereka, dan mereka sering
menunjukkan kehausan untuk kritik yang konstruktif. Sebaliknya, orang-orang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
yang rendah kesadaran diri akan menginterpretasikan pesan untuk peningkatan
sebagai tanda kegagalan atau ancaman.8
Kesadaran diri dalam fenomenologi adalah pemberian makna yang aktif.
Kemampuan untuk memberlakukan subjek untuk menjadi objek bagi dirinya
sendiri atau menjadi objektif tentang dirinya sendiri. Kesadaran tidak lain adalah
keterbukaan dan kelangsungan hubungan dengan yang lain, dimana dirinya
dengan yang lainnya tidak memiliki pemisahan yang tegas.
2.2 Komunikasi Keluarga
Satu hal yang sering dilupakan dalam mencari kebahagiaan rumah tangga
ialah peranan komunikasi dalam rumah tangga atau keluarga. Secara umum ,
fenomena komunikasi memiliki relevan yang teramat kuat bagi berlangsung dan
lestarinya sistem kehidupan sosial. Tanpa komunikasi , maka kebekuan ,
kemandegan dan bahkan “kematian” proses kehidupan umat manusia tidak
mungkin dapat dihindarkan. Demikian juga halnya dalam rumah tangga.
Komunikasi sangat penting untuk hubungan dalam keluarga, sebab tanpa
komunikasi , hubungan – hubungan yang akrab tidak dapat dijalin atau tetap
hidup. Banyak problem yang timbul berakar kepada masalah komunikasi rumah
tangga. Sementara penelitian menunjukkan bahwa 70% dari waktu bangun
digunakan untuk berkomunikasi. Apakah itu dalam bentuk berbicara atau
mendengar, membaca atau menulis , 33% dari waktu tersebut digunakan untuk
8
Pengertian Kesadaran Diri, diakses pada Hari Sabtu 25 Maret 2017 pukul 15:06 WIB dari:
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-kesadaran-diri.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
berbicara. Ini merupakan elemen waktu yang sangat penting, sebab pembicaraan
merupakan sarana yang mempererat hubungan keluarga.
Percakapan dalam hubungan suami istri bukan hanya sekedar pertukaran
informasi . Melalui pembicaraan , kita menyatakan perasaan hati, memperjelas
pikiran, menyampaikan ide dan juga berhubungan dengan orang lain.Ini
merupakan cara yang menyenangkan untuk melalukan waktu, belajar satu sama
lain, melepaskan ketegangan serta menyampaikan pendapat. Dengan demikian
tujuan suatu komunikasi keluarga bukanlah sekedar menyampaikan informasi
melainkan membentuk hubungan dengan orang lain. Sebab itu kualitas dari
hubungan tersebut tergantung dari kesanggupan seseorang untuk menyatakan diri
kepada orang lain. Mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara konstruktif,
jujur dan terbuka, akan tetap menemui kesulitan untuk hidup bersama dalam suatu
keluarga.9
2.2.1 Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama karena lingkungan
keluarga adalah lingkungan yang pertama kali dikenal anak sebelum mengenal
lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh karenanya, dalam hubungannya dengan
perkembangan anak, keluarga sering dikenal dengan sebutan primary group.
Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan lingkungan yang
9
Kathleen H. Liwijaya Kuntaraf & Jonathan Kontaraf, Komunikasi Keluarga: Kunci Kebahagiaan
Anda , Indonesia Publishing House, Bandung, Cetakan Keempat, 2008
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
utama bagi anak. Sebab di lingkungan keluarga anak akan menghabiskan sebagian
besar waktunya. Sebagai lingkungan yang menentukkan sebagaian besar sikap,
kepribadian dan perilaku anak jelas dapat diperkirakan bahwa keluarga
mempunya berbagai fungsi yang sangat dominan memengaruhi perkembangan
anak.Singgih D Gunarsa dalam bukunya “Psikologi Keluarga” menyatakan bahwa
keluarga tidak hanya berfungsi terbatas selaku penerus keturunan saja, melainkan
banyak fungsi-fungsi lain yang diperankan sehingga banyak hal-hal mengenai
kepribadian anak dapat dirunut dari keluarga. Secara hakikat , keluarga memiliki
delapan fungsi yang harus diperankan secara lengkap agar dapat membentuk
kepribadian anak yang baik dan berbudi pekerti luhur. Delapan fungsi tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi keagamaan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk keimanan,
ketaqwaan dan aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Fungsi sosial budaya, yang dapat dicerminkan dari sikap saling menghargai,
patuh pada kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat serta
Negara.
3.
Fungsi cinta kasih , tercermin dalam kehidupan yang harmonis, rukun dan
bertanggung jawab.
4.
Fungsi melindungi yang menumbuhkan rasa aman dan kehangatan yang tiada
bandingan, baik lahir maupun bathin.
5.
Fungsi reproduksi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan
yang direncanakan untuk menyumbang kesejahteraan umat manusia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
6.
Fungsi sosialisasi/pendidikan yang dapat diukur dari kemampuan membaca
dan menulis serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan keluarga.
7.
Fungsi ekonomi, yang dapat diwujudkan dalam bentuk mempunyai mata
pencaharian dan hidup berkecukupan.
8.
Fungsi pembinaan lingkungan, yang diwujudkan keluarga yang mampu
menempatkan diri secara serasi , selaras dan seimbang dalam keadaan yang
berubah secara dinamis.
Semua fungsi yang diuraikan di atas, tujuannya adalah untuk menciptakan
harmonisasi keluarga. Adi J. Mustafa (2008) dalam artikelnya berjudul Energi
Cinta untuk Keluarga – Mengukur keberhasilan Anak, menguraikan bahwa
keharmonisan keluarga bersumber dari kerukunan hidup didalam keluarga. Ciricirinya sesama anggota keluarga terdapat hubungan yang nyata, teratur dan baik.
Keadaan ini didorong adanya faktor keseimbangan atau saling berbagi.Orang tua
karier dan anak remaja saling mengerti, mengisi dan menyayangi. Orang tua
menjalankan peran dan tanggung jawabnya , begitu pula anak.
Komunikasi adalah satu hal yang sangat penting di dalam memelihara
keharmonisan keluarga. Adi J Mustafa (2008) mengungkapkan bahwa sering
masalah muncul di dalam sebuah keluarga karena terjadi kemacetan
komunikasi.Komunikasi yang macet akan membuat segala tujuan di dalam
keluarga tersebut gagal tercapai. Karena setiap pihak akan melakukan tindakannya
sendiri-sediri tanpa mempedulikan kepentingan atau keterlibatan anggota keluarga
lainnya. Apabila terjadi seperti ini maka suasana di dalam keluarga menjadi tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
sehat. Masing-masing anggota keluarga seperti ayah, ibu dan anak-anak akan
cenderung mempertahankan egonya dan membela diri. Pada satu sisi bahkan
menyerang satu sama lain, sebut saja saling menyalahkan setiap ada permasalahan
dalam keluarga. Untuk itu , diperlukan adanya rasa saling mengerti dan
menyayangi.10
2.2.2 Manfaat Komunikasi bagi Keluarga
Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahasa Latin communicatus atau
communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu
pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster
New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
11
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau
antar pribadi yang baik.12Demikian juga komunikasi dalam keluarga akan efektif
jika hubungan antar anggota dalam keluarga baik, misalnya antara suami dan istri,
ayah dan anak, ibu dan anak dan seterusnya.
Banyak manfaat komunikasi bagi keluarga. Ketika kita melakukan proses
komunikasi berarti kita tengah melakukan peran sebagai mahluk sosial.
10
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 156
11
Riswandi, Psikologi Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013, hal 1
12
Rakhmat, Djalaluddin , Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya , Bandung, 2011, hal 117
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Komunikasi bagi individu atau setiap keluarga bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan fisik dan psikologisnya. Untuk keberlangsungan hidupnya manusia
akan melakukan komunikasi .Dalam keluarga pastinya banyak pesan yang ingin
disampaikan oleh setiap anggota keluarga dari yang satu kepada yang lainnya ,
terutama pesan dari orang tua terhadap anak. Manfaat komunikasi ini tentu saja
agar anak menangkap isi pesan berupa nasihat atau saran orang tua sehingga anak
hidupnya selamat dan bahagia dunia akhirat .
Berhasil atau tidaknya proses komunikasi dapat dilihat dari feedback
(umpan balik). Maksudnya jika penerima pesan memahami apa yang disampaikan
oleh pengirim pesan, kemudian dia merespons dengan mengucapkan kata-kata
atau melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan si pengirim pesan,
komunikasi dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya jika feedback tidak sesuai
dengan harapan si pengirim pesan merupakan indikator (tanda) keberhasilan dari
komunikasi itu sendiri. Singkatnya manfaat komunikasi khususnya dalam
keluarga diantaranya yaitu:
1. dapat mengetahui apa yang disampaikan oleh anggota lain dalam keluarga
atau orang lain
2. komunikasi yang baik, tepat dan jelas dapat menghindarkan kita dari salah
sangka atau konflik; 13
13
Helmawati, Pendidikan Keluarga: Rosdakarya Bandung , 2014, hal 137
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.2.3 Aneka Komunikasi dalam Keluarga
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau
kelompok yang mempergunakkan bahasa sebagai alat perhubungan. Bahasa itu
sendiri menurut Larry L. Barker memiliki tiga fungsi yaitu penamaan (naming
atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Efektif tidaknya suatu kegiatan
komunikasi bergantung dari ketepatan penggunaan kata-kata atau kalimat dalam
mengungkapkan sesuatu. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila
komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh
komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
Panjang pendeknya suatu kalimat, tepat tidaknya penggunaan kata-kata yang
merangkai kalimat, menjadi faktor penentu kelancaran komunikasi. Struktur
kalimat yang kacau atau penggunaan kata-kata yang bertele-tele diakui sebagai
penyebab ketidakefektifan komunikasi.
Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam
keluarga. Setiap hari orang tua selaku ingin berbincang-bincang keapda anaknya
.Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan ,
larangan dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering digunakan oleh
orang tua atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
tidak hanya dipakai oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi bisa juga dipakai oleh
anak terhadap anak yang lain.14
Dalam komunikasi wanita karir dengan keluarga, akan terjadi interaksi
antara wanita karir dengan suami dan anak-anak dan juga dengan anggota
keluarga lain atau assistant rumah tangga yang tinggal satu rumah dengan mereka.
Dalam interaksi antara wanita karir dengan anak misalnya wanita karir berusaha
mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan
apa yang akan disampaikan. Anak atau suami mungkin berusaha menjadi
pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh
wanita karir dalam hal ini seorang ibu.
b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk
verbal, tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu komunikasi
nonverbal suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi
komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika komunikasi yang dilakukan secara
verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L.Knapp
menyebutkan lima macam fungsi pesan nonverbal yaitu:
a. Repetisi; mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan
kepala berkali-kali.
14
Ibid hal 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
b. Substitusi; menggantikan lambang-lambang verbal .Misalnya, tanpa
sepatah katapun Anda berkata, Anda dapat menunjukkan persetujuan
dengan mengangguk-angguk.
c. Kontradiksi; menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya, Anda memuji prestasi kawan Anda
dengan mencibirkan bibir Anda, “Hebat , kau memang hebat.”
d. Komplemen; melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak
terungkap dengan kata-kata.
e. Aksentuasi;
menegaskan pesan verbal;
atau
menggarisbawahinya.
Misalnya, Anda mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan
memukul mimbar.
Dalam konteks sikap dan perilaku orang tua yang lain, pesan nonverbal juga
dapat menerjemahkan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam
hati.Tanpa harus didahului oleh kata-kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan,
pelukan, usapan tangan , duduk dan berdiri tegak mampu mengekspresikan
gagasan, keinginan atau maksud. Pelukan dan usapan tangan dikepala anak oleh
orang tua sebagai pertanda bahwa orang tua memberikan kasih sayang kepada
anaknya. Tepukan orang tua juga boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan orang
tua atas keberhasilan belajar anaknya disekolah.Sebaliknya perasaan sedih,
kecewa atau marah , sering membuat seseorang tidak mampu mengungkapkan
kata-kata dengan benar dan baik. Kegoncangan emosi yang luar biasa membuat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
seseorang lebih banyak diam daripada berbicara. Sikap dan perilakulah yang
lebih banyak bicara.Oleh karena itu , perasaan atau emosi lebih cermat
disampaikan
lewat
pesan
nonverbal
ketimbang
pesan
verbal.Akhirnya
komunikasi nonverbal sangat diperlukan dalam menyampaikan suatu pesan ketika
komunikasi verbal tidak mampu mewakilinya.
c. Komunikasi Individual
Komunikasi Individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah
interaksi antarpribadi; antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan
anak; dan antara anak dan anak.
Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas kebawah atau dari
bawah ke atas. Bila komunikasi dimulai oleh orang tua kepada anak , maka
komunikasi itu disebut sebagai komunikasi arus atas. Bila komunikasi itu dimulai
oleh anak kepada orang tua , maka komunikasi itu disebut komunikasi arus
bawah. Baik komunikasi arus atas
maupun komunikasi arus bawah , dapat
berlangsung silih berganti.Dalam berkomunikasi tidak mesti harus dari orang tua
yang harus memulai , anak pun dapat memulainya. Disini unsur kepentingan
sangat menentukan, ketika orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan
sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak
berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah
yang memulai pembicaraan. Pesan yang ingin disampaikan itu bisa berupa
gagasan, keinginan atau maksud tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
d. Komunikasi Kelompok
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam
keluarga. Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara
orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan.Masalah waktu dan
kesempatan menjadi faktor penentu berhasil atau gagal suatu pertemuan. Boleh
jadi suatu pertemuan yang sudah direncanakan oleh orang tua dan anak untuk
berkumpul , duduk bersama dalam suatu meja dalam acara keluarga terancam
gagal disebabkan belum adanya waktu dan kesempatan.Waktunya mungkin sudah
ada, tetapi kesempatan untuk menghadiri pertemuan keluarga itu belum ada untuk
setiap orang tua atau anak sehingga ada sebagian anggota keluarga yang tidak bisa
hadir dalam acara tersebut.Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Misalnya
orang tua terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, seolah-olah tidak ada waktu dan
kesempatan untuk duduk bersama anak, bercengkrama dan bersenda gurau. Anak
yang sudah terlanjur memiliki acara di luar rumah sebelum acara keluarga itu
akan diadakan . Orang tua yang berdagang atau berkarir sepanjang hari. Akhirnya
sudah saat nya orang tua dalam hal ini wanita karir untuk meluangkan waktu dan
kesempatan untuk duduk bersama anak –anak dan suami untuk berbicara dan
berdialog dalam suasana santai.
2.3 Wanita Karir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Karir berasal dari kata karier
(Belanda) yang berarti pertama, perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan ,
pekerjaan dan jabatan. Kedua pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Selain itu karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan seseorang.
Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan
perusahaan) dan sebagainya.
Sesuai dengan pekembangan jaman saat ini terdapat banyak wanita karir
yang ikut perpartisipasi dalam kegiatan profesi, seperti telah peneliti jelaskan
sebelumnya di bab sebelumnya.15
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa para orang tua memilih
menjadi orang tua karir, dalam hal ini wanita karir. Adapun alasan utamanya
adalah untuk mencari nafkah, tugas orang tua memberikan nafkah kepada anggota
keluarga. Pemenuhan kebutuhan nafkah keluarga berupa sandang , pangan , dan
papan berada di pundak Ayah. Berapapun yang dihasilkan sang ayah, menjadi
kewajiban istri untuk mengelolanya. Apabila karena sesuatu hal suami
membutuhkan bantuan istri dalam pemenuhan nafkah maka statusnya istri ikut
menyedekahkan hartanya dan jadi ladang amal saleh sang istri. Tetapi itu tidak
menjadikan alih peran atau mengurangi derajat suami.
Istri adalah partner bagi suami, artinya bahwa antara suami-istri haruslah
saling menghormati, bahu membahu, atau saling membantu. Oleh karena itu ,
pantaslah apabila setiap agama memperbolehkan ibu bekerja atau ibu berperan
ganda, menjadi orang tua bagi anak-anaknya dan juga membantu suami dalam
memenuhi kebutuhan dengan menjadi ibu karir. Selama ibu bisa menjaga
kehormatannya selama berada di luar rumah, maka tidak ada alasan suami untuk
15
www.kamus.cektkp.com/wanita-karier, diakses 20 Desember 2015 pukul 17.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
melarang istri untuk bekerja. Ini pulalah yang menjadi alasan yang sangat
mendasar, mengapa kebanyakan ibu saat ini juga bekerja atau beraktifitas di luar
rumah. Karena itu tidak heran jika di kota-kota besar, seperti Bandung setiap
orang berpacu untuk bekerja. Hampir setiap lini pekerjaan juga tidak hanya
didominasi oleh kalangan pria, tetapi juga wanita. Fenomena orang tua karier,
tentu bukan hal yang harus dikhawatirkan. Selama orang tua dan anak dapat
memahami dan menerima pesan masing-masing, tentu saja kondisi orang tua
karier tidak akan mengganggu kehangatan keluarga. Untuk itu orang tua ( ayah
dan ibu) harus mengetahui dan tetap menjalankan peran mereka sebagai orang tua
untuk anak-anaknya, disamping sebagai karyawan dalam sebuah perusahaan atau
instansi swasta dan pemerintah.16
Dari sumber lain yang memuat tentang konsep perempuan menyebutkan
bahwa di Indonesia , perempuan atau wanita merupakan sumber daya manusia .
Perempuan memiliki peranan dalam pembangunan bangsa. Namun menurut Sri
Rejeki (2002) , Menteri Pemberdayaan Perempuan bahwa perempuan masih sukar
mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan masyarakat , berbangsa dan
bernegara , karena disebabkan oleh lima faktor yaitu: (1) sistem tata nilai budaya
yang masih menggunakkan pola patriarkhi; (2) masih banyak peraturan
perundang-undangan yang bias gender sehingga perempuan kurang medapat
perlindungan yang setara dengan laki-laki; (3) adanya kebijakan dan program
pembangunan yang dikembangkan secara bias gender, sehingga perempuan
kurang mendapat kesempatan untuk mengakses, mengontrol , berpartisipasi dan
16
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
menikmati hasil pembangunan;(4) adanya pemahaman dan penafsiran ajaran
agama yang menggunakan pendekatan tekstual dibandingkan kontekstual;dan (5)
dampak dari semua itu persaingan diantara perempuan akan membawa kerugian
pada diri perempuan sendiri.
Dalam menempuh jenjang karir perempuan juga dibenturkan dengan issu
beban ganda. Beban ganda yang dimaksud terkait dengan perannya sebagai istri
atau ibu rumah tangga. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak pernah dinilai
atau dihargai sama seperti pekerjaan maskulin. Sehingga perempuan tetap
perempuan dengan peran domestiknya.Tetapi perempuan juga menunjukkan
kualifikasinya, tanpa harus meninggalkan beban pokoknya. Beberapa tokoh
perempuan seperti R.A. Kartini, Dewi Sartika, Tjut Nya Dien dan lainnya
(Indonesia) , Corazon Aquino (Filipina), Benazir Bhutto (Pakistan), Margaret
Thacher (Inggris), Gro Harlem Brutland (Norwegia), Takako Doi dan Mayumi
Moriyama (Jepang), mereka menunjukkan kualitas yang setara dengan laki-laki.
Berdasarkan pendapat sebelumnya maka, istilah perempuan memiliki
kesamaan arti dengan wanita yang muncul akibat pendikotomian manusia atas
seks biologis yang berdampak pada pembagian perannya dari segi budaya. Namun
, apresiasi terhadap hak-hak perempuan sebagai mahluk individual, sosial dan
budaya senantiasa meningkat dan semakin membuka peluang dan kesempatan
bagi perempuan berperan diwilayah publik.17
17
Remiswal,Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal,Yogyakarta,Graha
Ilmu,2013,hal.34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.4 Tindakan Sosial
2.4.1
Pengertian Tindakan Sosial
Kita sebagai makhluk hidup senantiasa melakukan tindakan- tindakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau
aksi yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya guna mencapai tujuan
tertentu. Tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial.
Lalu tindakan yang bagaimanakah yang disebut dengan tindakan sosial?
Perhatikan cerita berikut ini. "Suatu sore, Bintang duduk-duduk diteras depan
sambil mendengarkan musik. Tiba-tiba ada seorang gadis cantik berambut
panjang lewat di depan rumahnya. Dengan maksud untuk menggoda gadis itu,
Bintang kemudian bersiul".
Dari cerita di atas, tindakan 'bersiul' yang dilakukan Bintang merupakan
bentuk tindakan sosial. Mengapa? Bintang 'bersiul' karena ingin menggoda gadis
cantik berambut panjang yang lewat di depan rumahnya. Tindakan sosial adalah
suatu tindakan yang dilakukan dengan berorientasi pada atau dipengaruhi oleh
orang lain.
2.4.2. Jenis-Jenis Tindakan Sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial dapat digolongkan menjadi empat
kelompok (tipe), yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional
berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afeksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
a. Tindakan Rasional Instrumental
Tindakan ini dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian
antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya
guna menunjang kegiatan belajarnya dan agar bisa memperoleh nilai yang
baik, Fauzi memutuskan untuk membeli buku-buku pelajaran sekolah
daripada komik.
b. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai
Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya,
tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku.
Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu
termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian
masyarakat di sekitarnya. Misalnya menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya masing-masing.
c. Tindakan Tradisional
Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional. Seseorang
melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih
dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Misalnya berbagai
upacara adat yang terdapat di masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
d. Tindakan Afektif
Tindakan ini sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi
tanpa pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini
dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi
dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Contohnya
tindakan meloncat-loncat karena kegirangan, menangis karena orang
tuanya meninggal dunia, dan sebagainya.18
2.5. Konstruksi Makna
Konstruksi makna dapat dipahami sebagai sebuah proses ketika seseorang
mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan mereka untuk memberikan arti
bagi lingkungan atau objek disekitar mereka. Konstruksi makna juga dapat
diartikan sebagai proses dengan mana orang mengorganisasikan dunia dalam
perbedaan yang signifikan. Proses ini kemudian dijalankan melalui konstruksi
kode-kode sosial, budaya, dan sejarah yang spesifik. Konsep yang digunakan
dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia.
Ringkasnya konstruksi makna adalah produksi makna melalui bahasa, serta
konsep konstruksi makna bisa berubah-ubah. Akan selalu ada pemaknaan baru
dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena
makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi
18
Tindakan Sosial [ online], diakses pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 18:09 WIB dari
https://www.academia.edu/8459360/tindakan_sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
yang disesuaikan dengan situasi yang baru. Makna adalah hasil praktek
penandaan, praktek yang membuat suatu hal bermakna sesuatu. Makna dari objek
yang terdapat dalam dunia nyata dihasilkan melalui pengalaman individu dengan
objek tersebut. Aliran konstruktivisme memahami bahwa konsep dari makna yang
dihasilkan oleh individu dikonstruksi berdasarkan kumpulan pengetahuan (stock
of knowledge) individu yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamnnya.
Realitas dari sebuah objek nyata merupakan keterkaitan individu terhadap objek
tersebut .19
Dalam
kaitannya
dengan
penelitian
fenomenologi.
Fenomenologi
berupaya mengungkapkan tentang makna dari pengalaman seseorang, berkaitan
dengan penampakan suatu objek , peristiwa atau suatu kondisi dalam persepsi
kita.
Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi .Pertama,
pengetahuan adalah kesadaran.Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman
namun ditemukan secara langsung dari pengalaman sadar. Kedua, makna dari
sesuatu terdiri atas potensi sesuatu itu pada hidup seseorang. Dengan kata lain ,
bagaimana Anda memandang suatu objek bergantung pada makna objek itu bagi
Anda.Ketiga , bahasa adalah “kendaraan makna” (vehicle meaning). Kita
mendapatkan pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan
19
e-Jurnal : Nova Yohana, Motif dan Makna Perempuan Sebagai Komunikator Politik (Studi
Fenomenologi pada Anggota Dewan Perempuan DPRD Provinsi Riau Periode 2014-2019), Jurnal
Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor1,Maret 2016 , hal 71-82 diakses pada tanggal 23 Maret 2017
pukul 18:27 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
dan menjelaskan dunia kita. Kita mengetahui suatu objek misalnya “kuda” melalui
berbagai label yang dimilikinya: “hewan”, “lari”, “gagah”, „cepat” dan seterusnya.
Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam
fenomenologi.Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu
pengalaman.Interpretasi adalah proses aktif dari pikiran, suatu tindakan kreatif
dalam
memperjelas
pengalaman
personal
seseorang.Menurut
pemikiran
fenomenologi orang yang melakuka interpretasi (interpreter), mengalami suatu
peristiwa atau situasi dan ia akan memberikan makna kepada setiap peristiwa atau
situasi yang dialaminya. Kondisi ini akan berlangsung terus –menerus (bolakbalik) antara pengalaman dan pemberian makna.Setiap pengalaman baru akan
makna baru bagi dirinya begitu seterusnya.20
2.6. Motif Wanita Karir
Motif berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move .
Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organisme yang mendorong untuk
berbuat atau merupakan driving force.21
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motif adalah alasan (sebab)
seseorang melakukan sesuatu.22Dan motif adalah dorongan atau daya kekuatan
20
Morrisan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Kencana Pranamedia Group, Jakarta, 2013,
hal 39
21
Pengertian Motivasi diakses pada hari Minggu 26 Maret 2017 pukul 17:02 WIB dari
http://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-motivasi.html
22
Arti kata motif , diakses pada hari Minggu 26 Maret 2017 pukul 17:03 WIB dari
http://kbbi.web.id/motif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berbuat atau bertingkah laku
dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.23
Dalam kaitannya dengan penelitian fenomenologi inti pemikiran Schutz
adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran . Dimana
tindakan sosial merupakan tindakan yang berorientasi pada perilaku orang atau
orang lain pada masa lalu , sekarang dan akan datang. Proses penafsiran dapat
digunakan untuk memperjelas atau memeriksa makna yang sesungguhnya,
sehingga dapat memberikan konsep kepekaan implisit.Dengan kata lain,
mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman melalui proses “tipikasi”.
Hubungan antara makna pun diorganisasikan melalui proses ini, atau biasa disebut
stock of knowledge. Untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang
Schutz mengelompokkannya dalam dua fase, yaitu:
a) Because motives (Weil Motiv), yaitu tindakan yang merujuk pada masa lalu.
Dimana, tindakan yang dilakukan seseorang pasti memiliki alasan dari masa
lalu ketika ia melakukannya.
b) In-order-to-motive ( Um-zu-Motiv), yaitu motif yang merujuk pada tindakan di
masa yang akan datang. Dimana, tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti
memiliki tujuan yang telah ditetapkan.24
23
Persepktif Motif dan Motivasi (online), diakses pada hari Minggu 26 Maret dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121DIDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/PSIKO._MOTIVASI.pdf
24
e-Jurnal : Nova Yohana, Motif dan Makna Perempuan Sebagai Komunikator Politik (Studi
Fenomenologi pada Anggota Dewan Perempuan DPRD Provinsi Riau Periode 2014-2019), Jurnal
Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor1,Maret 2016 , hal 71-82 diakses pada tanggal 23 Maret 2017
pukul 18:27 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Dalam penelitian ini peneliti akan mengungkapkan apa yang menjadi motif
wanita karir dalam bekerja dan berkuliah melalui dua fase tersebut.
2.6. Fenomenologi
Fenomenologi berasal
dari bahasa Yunani
phainomai
yang berarti
“menampak”. Phainomenon merujuk pada “yang menampak”. Fenomena tiada
lain adalah fakta yang disadari dan masuk ke dalam relasi dan kesadaran.
Fenomena bukanlah dirinya seperti tampak secara kasat mata, melainkan justru
ada didepan kesadaran dan disajikan dengan kesadaran pula. Berkaitan dengan hal
ini, maka fenomenologi merefleksikan pengalaman langsung manusia , sejauh
pengalaman itu secara intensif berhubungan dengan suatu objek.25
Istilah fenomenologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Dari akar
“fenomenan” atau “fenomenon” yang secara harfiah berarti “gejala” atau “apa
yang telah menampakan diri” sehingga nyata bagi kita. Istilah fenomenologi
diperkenalkan oleh Johann Heinrick Lambert , tahun 1764 . Meskipun demikian
Edmud Husserl ( 1859 – 1938) lebih dipandang sebagai bapak Fenomenologi,
karena intensitas kajiannya dalam ranah filsafat. Fenomenologi yang kita kenal
melalui Husserl adalah ilmu tentang fenomena. Walaupun demikian Alfred Schutz
yang lebih dikenal dalam membangun perspektif ini. Melalui Schutz – lah
pemikiran – pemikiran Husserl yang dirasakan abstrak dapat dipahami, dan lebih
25
Engkus Kuswarno, Metodologi Penelitian Komunikasi,Fenomenologi, Konsepsi , Pedoman dan
Contoh Penelitian, Widya Padjajaran; 2009 hal 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
“ membumi “. Schutz juga adalah orang pertama yang menerapkan fenomenologi
dalam penelitian ilmu sosial.
Untuk itu dalam pemahaman menyangkut fenomenologi, peneliti akan lebih
merujuk pada pemikiran Alfred Schutz.
Teori Max Weber mengenai tindakan sosial secara historis dijadikan dasar
lahirnya perspektif fenomenologi (juga interaksionism simbolik). Weber
menyebut tindakan sosial bilamana segala perilaku seseorang ketika dan sejauh
yang bersangkutan memberi makna subyektif terhadap perilakunya tersebut.
Menurut Weber, tindakan manusia pada dasarnya bermakna, melibatkan
penafsiran, berpikir dan kesengajaan. Tindakan sosial baginya adalah tindakan
yang disengaja, disengaja bagi orang lain dan bagi sang aktor sendiri, yang
pikiran-pikirannya aktif saling menafsirkan perilaku orang lainnya, berkomunikasi
satu sama lain, dan mengendalikan perilaku dirinya masing-masing sesuai dengan
maksud komunikasinya. Jadi mereka saling mengarahkan perilaku mitra interaksi
di hadapannya. Karena itu bagi Weber, masyarakat adalah suatu entitas aktif yang
terdiri dari dari orang-orang berfikir dan melakukan tindakan-tindakan sosial yang
bermakna ( Mulyana, 2001:61). Untuk itu pemahaman terhadap tindakan sosial
dilakukan dengan meneliti makna subyektif yang diberikan individu terhadap
tindakannya, karena manusia bertindak atas dasar makna yang diberikannya pada
tindakan tersebut (Sunarto. 2000:234).
Edmud Husserl kemudian mengkritisi fenomena ilmiah yang ada dengan
menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah sebenarnya telah terpisahkan dari
pengalaman
sehari-hari
dari
kegiatan-kegiatan
dimana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengalaman
dan
38
pengetahuan itu berakar. Maka ia menawarkan fenomenologi ( Maliki ,
2003:233). Husserl mengembangkan sistem filosofis yang berakar dari
keterbukaan subjektif, sebuah pendekatan radikal terhadap sains yang terus
dikritisi. Fenomenologi, bagi Husserl, tak berguna bagi mereka yang berpikiran
tertutup (Moustakas 1994 :25). Seorang Fenomenolog adalah orang yang terbuka
pada realitas dengan segala kemungkinan rangkaian makna dibaliknya, tanpa
tendensi mengevaluasi atau menghakimi. Sehingga bisa dikatakan fenomenologi
adalah kajian tanpa prasangka.
Konsep fenomenologi Husserl juga mengacu ( dipengaruhi) oleh konsep
verstehen dari Max Weber. Verstehen adalah pemahaman. Realitas adalah untuk
dipahami, bukan untuk dijelaskan. Menurut Husserl, fenomenologi sebagai minat
terhadap sesuatu yang dapat dipahami secara langsung dengan indera mereka. Di
mana semua pengetahuan diperoleh melalui alat sensor “fenomena” (Wolf &
Wallace, 1986 :234).
Pemikiran Weber tentang tindakan sosial menarik , demikian juga dengan
Husserl menjadi sumber landasan konseptual bagi Schutz dalam membangun
fenomenologi (Schutz, 1972 :xii). Memperkuat pendapat Weber tentang
pentingnya tindakan sosial bagi manusia, Schutz mengemukakan bahwa
pemahaman atas tindakan , ucapan dan interaksi merupakan prasyarat bagi
eksistensi sosial siapapun (Mulyana, 2003:62).
Proses pemaknaan diawali dengan proses penginderaan suatu proses
pengalaman yang terus berkesinambungan . Arus pengalaman inderawi ini pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
awalnya tidak memiliki makna. Makna muncul ketika dihubungkan dengan
pengalaman-pengalaman sebelumnya serta melalui proses interaksi dengan orang
lain. Alfred Schutz mengajarkan bahwa setiap individu hadir dalam arus
kesadaran yang diperoleh dari proses refleksi atas pengalaman sehari-hari.
Dengan mengasumsikan adanya kenyataan orang lain yang diperantarai oleh cara
berpikir dan merasa, refleksi lalu diteruskan kepada orang lain melalui hubungan
sosialnya.
Menurut Schutz, fenomenologi sebagai metode dirumuskan sebagai media
untuk memeriksa dan menganalisis kehidupan batiniah individu yang berupa
pengalaman mengenai fenomena atau penampakan sebagaimana adanya, yang
lazim disebut arus kesadaran.
Tugas fenomenologi menurut Schutz adalah untuk menghubungkan antara
pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari, sedangkan kegiatan dan
pengalaman sehari-hari merupakan sumber dan akar dari pengetahuan ilmiah.
Selain Husserl dan Alfred Schutz, fenomenologi berkembang , antara lain
dalam pemikiran Morleau-Ponty, Martin-Heidegger, dll.Tetapi secara umum dari
semua aliran fenomenologi, menurut Lubis memiliki keyakinan yang sama dalam
hal:
a. Keyakinan bahwa manusia dapat mengerti kenyataan sesungguhnya dari suatu
fenomena.
b. Keyakinan bahwa ada hal yang menghalangi manusia untuk mencapai
pengertian yang sebenarnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
c. Keinginan menerobos kabut (penghalang) dengan melihat fenomena itu
sendiri sebagaimana adanya.26
Fenomenologi mengkaji bagaimana anggota masyarakat menggambarkan
dunia sehari-harinya terutama bagaimana individu dengan kesadarannya
membangun makna dari hasil interaksi dengan individu lainnya. Analisis
fenomenologi dapat merekontruksi dunia kehidupan manusia dalam bentuk yang
mereka alami sendiri .27
Tradisi Fenomenologi menekankan sangat besar pada persepsi dan interpretasi
dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa
cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih
besar daripada hipotesa penelitian sekalipun.28
Teori-teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang – orang secara
aktif menginterpretasi pengalaman – pengalamannya dan mencoba memahami
dunia dengan pengalaman pribadinya.Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman
sadar seseorang.Proses mengetahui dengan pengalaman langsung merupakan
wilayah kajian fenomenologis.29
Saat ini Schutz dikenal sebagai ahli teori fenomenologi yang paling menonjol,
karena ia mampu membuat ide-ide Husserl yang masih abstrak , menjadi lebih
26
Farid Hamid, Pendekatan Fenomenologi , Suatu Ranah Penelitian Kualitatif;
27
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 161
28
Morrisan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Kencana Pranamedia Group, Jakarta, 2013,
hal 38
29
Stephen W. Little John & Karen A. Foss. Theories of Human Communication, 9th ed. Jakarta: Salemba
Humanika. 2013,hal 57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
mudah dipahami. Dia yang membawa fenomenologi ke dalam ilmu sosial,
membuat fenomenologi menjadi ciri khas bagi ilmu sosial hingga saat ini.
Baginya tugas fenomenologi adalah menghubungkan antara pengetahuan ilmiah
dengan pengalaman sehari-hari , dan dari kegiatan dimana pengalaman dan
pengetahuan itu berasal. Dengan kata lain mendasarkan tindakan sosial pada
pengalaman , makna dan kesadaran.
Inti pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui
penafsiran. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelas atau memeriksa
makna yang sesungguhnya , sehingga dapat memberikan konsep kepekaan yang
implisit.Schutz meletakan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif , terutama
ketika mengambil tindakan dan mengambil sikap terhadap dunia kehidupan
sehari-hari . Dalam pandangan Schutz manusia adalah mahluk sosial, sehingga
kesadaran akan dunia kehidupan sehari-hari adalah sebuah kesadaran sosial.
Dunia individu merupakan dunia intersubjektif dengan makna beragam, perasaan
sebagai bagian dari kelompok. Manusia dituntut untuk saling memahami satu
sama lain dan bertindak dalam kenyataan yang sama . Dengan demikian ada
penerimaan timbal balik , pemahaman atas dasar pengalaman bersama, dan
tipikasi atas dunia bersama. Melalui tipikasi inilah manusia belajar menyesuaikan
diri ke dalam dunia yang lebih luas, dengan juga kita melihat diri kita sendiri
sebagai orang yang memainkan peran dan situasi tipikal.30
30
Engkus Kuswarno, M.S, Metodologi Penelitian Komunikasi,Fenomenologi, Konsepsi , Pedoman dan
Contoh Penelitian, Widya Padjajaran; 2009 hal 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Fenomenologi yang dirintis Edmund Husserl bersemboyankan: zuruck zu
den sachen selbst (kembali ke hal-hal itu sendiri) (Suprayogi dan Tobroni,
2003:102). Pemahaman yang berarti bahwa fenomenologi, sebagaimana dikatakan
Husserl merupakan metoda untuk menjelaskan fenomena dalam kemurniannya.
Menurut Husserl, fenomena adalah segala sesuatu yang dengan suatu cara
tertentu tampil dalam kesadaran manusia. Baik berupa sesuatu sebagai hasil
rekaan maupun berupa sesuatu yang nyata, yang berupa gagasan maupun berupa
kenyataan (Delfgaauw, 1988: 105). Dengan demikian, mengutip pendapat
Creswell
(1998:51)
fenomenologi
berupaya
untuk
menjelaskan
makna
pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk di
dalamnya konsep diri atau pandangan hidup mereka sendiri.
Littlejohn (1996:204) menyebutkan: “phenomenology makes actual lived
experience the basic data of reality” . jadi dalam fenomenologi, pengalaman
hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realita. Sehingga dalam kajian
fenomenologi yang penting ialah pengembangan suatu metoda yang tidak
memalsukan
fenomena,
penampilannya. Untuk
melainkan
dapat
mendeskripsikannya
seperti
tujuan itu fenomenolog hendaknya memusatkan
perhatiannya kepada fenomena tersebut tanpa disertai prasangka sama sekali.
Seorang fenomenolog hendaknya menanggalkan segenap teori, pra anggapan serta
prasangka, agar dapat memahami fenomena sebagaimana adanya. Memahami
fenomena sebagaimana adanya merupakan usaha kembali kepada barangnya
sebagaimana penampilannya dalam kesadaran (Delfgaauw, 1988: 105).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Berbeda dengan pendekatan positivistik yang menganggap realitas itu
tunggal, Alfred Schutz dengan fenomenologinya memperkenalkan konsep realitas
berganda (multiple reality). Bagi Schutz, realita di dunia ini bukan hanya dalam
realitas kehidupan sosial, tetapi juga termasuk realitas fantasi, realitas mimpi, dan
sebagainya. Dalam hal ini Schutz memodifikasi dasar-dasar pengertian William
James tentang “bagian alam semesta”. Kita mengalami berbagai jenis realita atau
“bagian alam semesta”, dari dunia fisik yang paling penting, dunia ilmu, dunia
keyakinan suatu suku, dunia supernatural, dunia opini individu, sampai pada
dunia kegilaan (madness), dan dunia khalayan. Tetapi James tidak membahas
implikasi sosial dari tatanan-tatanan realitas sosial yang berbeda tersebut, dan
inilah yang ingin dikembangkan lagi oleh Schutz.
Menurut Schutz dunia sehari-hari merupakan dunia intersubjektif yang
dimiliki bersama orang lain dengan siapa kita berinteraksi. Dalam dunia ini kita
selalu membagi-bagi dengan teman-teman kita, dan dengan yang lainnya, yang
juga menjalani dan menafsirkannya. Oleh karenanya dunia kita secara
keseluruhan tidak akan pernah bersifat pribadi sepenuhnya, bahkan di dalam
kesadaran kita, kita akan selalu menemukan bukti adanya kesadaran orang lain.
Ini merupakan suatu bukti bahwa situasi biografi kita yang unik ini tidak
seluruhnya merupakan produk dari tindakan-tindakan kita sendiri. Sampai di sini
teori Schutz, sangat mirip dengan interaksionis simbolis dari George Herbert
Mead. Tetapi menurut Schutz dunia intersubyektif terdiri dari realitas-realitas
yang sangat berganda, di mana realitas sehari-hari yang merupakan common sense
atau diambil begitu saja, tampil sebagai realitas yang utama. Schutz memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
perhatian besar kepada realitas common-sense ini. Realitas seperti inilah yang kita
terima, mengenyampingkan setiap keraguan, kecuali realitas itu dipermasalahkan.
Realitas common-sense dan eksistensi sehari-hari itu dapat disebut sebagai
kepentingan praktis kita dalam dunia sosial. Menurut Schutz esensi dari akal sehat
ada dengan sendirinya, yakni dalam dunia keseharian. Ini merupakan elaborasi
Labenswelt yang dikemukakan Husserl.
Kepentingan praktis dalam realitas common sense ini oleh Shutz dilawankan
dengan kepentingan ilmiah atau teoretis kaum ilmiawan (realitas ilmiah). Teori
ilmiah merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengobservasi dan
memahami dunia secara sistematis. Menurut Schutz, orang bergerak bukan
berdasarkan teori ilmiah, tetapi oleh kepentingan praktis. Dunia intersubyektif ini
sama-sama dimiliki dengan orang lain yang juga mengalaminya.31
Kuswarno,(2009) teori Fenomenologi Alfred Schutz mengungkapkan tentang
pengalaman dan perilaku manusia (human being) dalam dunia sosial keseharian
sebagai realitas yang bermakna secara sosial ( sociality meaningful reality) .
Schutz menyebut manusia yang berperilaku tersebut sebagai „aktor” . ketika
seseorang melihat atau mendengar apa yang dikatakan atau diperbuat aktor, dia
akan memahami (understand) makna dan tindakan tersebut. Dalam dunia sosial,
hal demikian disebut sebagai sebuah “realitas interpretif”.
Bagi Schutz dan pemahaman kaum fenomenologis , tugas utama analisis
fenomenologis adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya”
dalam bentuk yang mereka sendiri alami . Realitas dunia tersebut bersifat
31
Farid Hamid , Pendekatan Fenomenologi, Suatu Ranah Penelitian Kualitatif,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
intersubjektif dalam arti bahwa anggota masyarakat berbagi persepsi dasar
mengenai
dunia
yang
mereka
internalisasikan
melalui
sosialisasi
dan
memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi.
Schutz selanjutnya menjelaskan bahwa melihat kedepan pada masa yang akan
datang merupakan hal yang esensial bagi konsep tindakan atau action. Tindakan
adalah perilaku yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan di masa datang yang
telah ditetapkan. Kalimat tersebut sebenarnya mengandung makna juga bahwa
seseorang memiliki masa lalu. Dengan demikian , tujuan tindakan memiliki
elemen ke masa depan dan elemen ke masa lalu. Untuk menggambarkan bahwa
tujuan suatu tindakan sosial seseorang cukup kompleks, Schutz meminjam istilah
tata bahasa, dengan menyebut in the future perfect tense (modo future exacti).
Sementara itu , suatu tindakan dapat berupa “tindakan yang sedang berlangsung”
(the action in progress) dan “tindakan yang telah lengkap” (the completed act).
Dengan meminjam istilah dari Heidegger, Schutz menyebutkan bahwa” the
completed act thus pictured in the future perfect tense as the project (Entwurf) of
the action”. Apa yang disebut sebagai suatu “proyek” , Schutz menjelaskan: “ is
the act which is the goal of the action and which is brought into being by the
action.”Proyek adalah sebuah makna yang rumit atau makna yang kontekstual.
Oleh karenanya, untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang, perlu
diberi fase. Ada dua fase yang diusulkan Schutz diberi nama tindakan in-order-to
motive ( Um-zu-Motiv), yang merujuk pada masa yang akan datang ; dan tindakan
because-motive (Weil-Motiv) yang merujuk pada masa lalu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Dalam konteks fenomenologis, wanita karir dan anggota keluarga lainnya
adalah aktor yang melakukan tindakan sosial (berinterkasi menjaga hubungan
antar keduanya) sehingga memiliki kesamaan dan kebersamaan dalam ikatan
makna intersubjektif. Pada aktor tersebut juga memiliki historis dan dapat dilihat
dalam bentuk yang alami. Mengikuti pemikiran Schutz, wanita karir sebagai aktor
mungkin memiliki salah satu dari dua motif, yaitu motif yang berorientasi ke
masa depan (in order motive) dan motif yang berorientasi ke masa lalu (because
motives).32
Dalam karyanya, The Phenomenology of the Social World (1967) , pada
dasarnya berputar pada tiga tema utama yakni dunia sehari-hari sosialitas, serta
makna dan pembentukan makna (Kleden, 2004: 422-424;Driyarkara, 2006: 651698).
Tema pertama, dunia sehari-hari .Dunia sehari-hari (the world of everyday
life) merupakan dunia yang paling fundamental dan dunia terpenting bagi
manusia. Dia menjadi orde tingkat pertama ( the first-order reality) yang
sekaligus menjadi sumber dan dasar bagi pembentukan orde-orde realitas lainnya.
Dalam dunia sehari-hari terbentuklah misalnya . bahasa dan makna dan terjadi
juga interaksi sosial antara anggota-anggota masyarakat yang membentuk
berbagai tipe harapan dan tingkah laku yang kemudian diterima bersama. Di atas
dunia sehari-hari ini kemudian dibangun berbagai orde tingkat kedua (the secondorder reality) seperti halnya ilmu pengetahuan, filsafat atau teknologi .Dunia
32
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 163
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
sehari-hari merupakan kenyataan paling dasar yang tanpanya kenyataan sosial
lainnya tidak dapat dipahami karena akan kehilangan landasannya. Dunia seharihari bukanlah sekedar suatu realitas terpenting dalam kehidupan manusia.
Tema kedua, sosialitas. Sosialitas dikembangkan berdasarkan teori Max
Weber tentang tindakan sosial ( social action) . Tindakan sosial yang terjadi setiap
hari adalah proses dimana terbentuk berbagai makna.Proses ini terjadi melalui
beberapa tahap analitis. Tahap pertama yang paling rendah adalah hubungan
seseorang dengan benda-benda fisik, misalnya membuka pintu rumah di pagi hari
, yang belum dapat dianggap sebagai tindakan sosial sebagai arti yang penuh.
Tindakan sosial terjadi jika suatu perbuatan diarahkan kepada orang lain sebagai
partner. Dengan demikian kegiatan membuka pintu barulah menjadi tindakan
sosial kalau hal itu dilakukan setelah ada ketukan dipintu.
Yang disebut kesosialan ialah kenyataan bahwa manusia itu bertumbuh dan
berkembang dalam banyak ruang rohani (interpersonal) , dimana hidup bersama
menciptakan banyak cara tertentu dalam berpikir, berbicara, menilai , merasa, dan
berbuat dengan maksud asasi, agar hidup bersama mencapai taraf insani;dengan
kata lain untuk meniadakan keadaan kodrat dan dengan demikian menciptakan
hidup bersama , dimana banyak manusia saling memikir, bersedia untuk
menyumbangkan dirinya , bergaul dengan damai dan saling memperkaya karena
mereka tunduk pada keadilan dan cinta kasih.
Tema ketiga, makna dan pembentukan makna . Makna dan pembentukan
makna merupakan sumbangan Schutz yang terpenting dan orisinal kepada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
gagasan fenomenologi tentang makna dan bagaimana makan pembentukan
struktur sosial. Jika orde dasar dari masyarakat adalah dunia sehari-hari , makna
dasar dari pengertian manusia adalah common sense ( akal sehat) yang terbentuk
dalam bahasa percakapan sehari-hari . Secara definitif, common sense adalah
pengetahuan yang ada pada setiap orang dewasa yang sadar . Pengetahuan ini
sebagian besar tidak berasal dari penemuan sendiri, tetapi diturunkan secara sosial
dari orang-orang sebelumnya.33
33
Alex Sobur , Filsafat Komunikasi , Tradisi dan Metode Fenomenologi , PT . Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2013 , hal 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download