BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesadaran Diri Pengertian kesadaran diri adalah proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan orang lain. Dalam Canbridge International Dictionary Of English (1995) ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi ( the condition of being awake or able to understand what is happening). Kesadaran yang mantap merupakan suatu disposisi dinamis dari sistem mental yang terbentuk melalui pengalaman serta diolah dalam kepribadian untuk mengadakan tanggapan yang tepat konsepsi pandangan hidup, penyesuian diri dan bertingkah laku. Kesadaran Diri adalah komponen kecerdasan emosional yang pertama. Kesadaran Diri berarti mempunyai satu pemahaman emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan pendorong diri sendiri. Orang-orang dengan kesadaran diri kuat bukan berarti sangat kritis atau pun tidak secara realistis. Namun mereka lebih cenderung jujur – dengan diri mereka sendiri dan dengan yang lain-lain. Menurut Soemarno Soedarsono, seorang ahli kehormatan Lemhanas dan Ketua Yayasan Vitaniaga menjelaskan bahwa kesadaran diri merupakan upaya perwujudan jati diri pribadi. Seseorang dapat disebut sebagai pribadi yang berjati diri tatkala dalam pribadi orang yang bersangkutan tercermin penampilan, rasa, 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 cipta, dan karsa; sistem nilai (value system), cara pandang (attitude), dan perilaku (behavior) yang dimiliki. Orang dengan kesadaran diri tinggi akan mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi diri, orang lain, dan kinerja mereka. Dengan demikian, bila orang yang sadar diri mengetahui bahwa dirinya kurang mampu menangani jadwal yang mepet akan lebih berhati-hati merencanakan waktu. Di lain kasus orang yang sadar diri lebih bisa menangani klien yang sulit dengan mengatasi perasaanya sendiri dan mengalihkan emosi dan rasa frustasi pada hal yang lebih membangun. Kesadaran diri lebih jauh lagi bisa dikaitkan dengan pemahaman seseorang akan nilai-nilai dan tujuan diri. Seseorang yang sadar diri tahu kemana arah yang akan ia tuju dan mengapa. Dengan demikian ia dapat saja menolak suatu pekerjaan yang secara financial menggiurkan namun tidak sesuai dengan tujuan jangka panjangnya. Keputusan yang diambil oleh orang dengan kesadaran diri tinggi akan cenderung selaras dengan nilai-nilai yang mereka anut sehingga membuat mereka bekerja dengan semangat tinggi.Sebaliknya orang yang kurang sadar diri akan sering diombang-ambingkan oleh konflik dan motif tersembunyi. Mereka yang cukup sadar diri akan jujur mengakui kegagalan–kegagalan mereka–dan akan sering menceritakannya sambil tersenyum. Salah satu tanda dari kesadaran diri sendiri adalah rasa humor atas diri sendiri. Kesadaran diri juga dapat dilihat selama review kinerja. Orang yang sadar diri merasa nyaman berbicara tentang–keterbatasan dan kekuatan mereka, dan mereka sering menunjukkan kehausan untuk kritik yang konstruktif. Sebaliknya, orang-orang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 yang rendah kesadaran diri akan menginterpretasikan pesan untuk peningkatan sebagai tanda kegagalan atau ancaman.8 Kesadaran diri dalam fenomenologi adalah pemberian makna yang aktif. Kemampuan untuk memberlakukan subjek untuk menjadi objek bagi dirinya sendiri atau menjadi objektif tentang dirinya sendiri. Kesadaran tidak lain adalah keterbukaan dan kelangsungan hubungan dengan yang lain, dimana dirinya dengan yang lainnya tidak memiliki pemisahan yang tegas. 2.2 Komunikasi Keluarga Satu hal yang sering dilupakan dalam mencari kebahagiaan rumah tangga ialah peranan komunikasi dalam rumah tangga atau keluarga. Secara umum , fenomena komunikasi memiliki relevan yang teramat kuat bagi berlangsung dan lestarinya sistem kehidupan sosial. Tanpa komunikasi , maka kebekuan , kemandegan dan bahkan “kematian” proses kehidupan umat manusia tidak mungkin dapat dihindarkan. Demikian juga halnya dalam rumah tangga. Komunikasi sangat penting untuk hubungan dalam keluarga, sebab tanpa komunikasi , hubungan – hubungan yang akrab tidak dapat dijalin atau tetap hidup. Banyak problem yang timbul berakar kepada masalah komunikasi rumah tangga. Sementara penelitian menunjukkan bahwa 70% dari waktu bangun digunakan untuk berkomunikasi. Apakah itu dalam bentuk berbicara atau mendengar, membaca atau menulis , 33% dari waktu tersebut digunakan untuk 8 Pengertian Kesadaran Diri, diakses pada Hari Sabtu 25 Maret 2017 pukul 15:06 WIB dari: http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-kesadaran-diri.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 berbicara. Ini merupakan elemen waktu yang sangat penting, sebab pembicaraan merupakan sarana yang mempererat hubungan keluarga. Percakapan dalam hubungan suami istri bukan hanya sekedar pertukaran informasi . Melalui pembicaraan , kita menyatakan perasaan hati, memperjelas pikiran, menyampaikan ide dan juga berhubungan dengan orang lain.Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk melalukan waktu, belajar satu sama lain, melepaskan ketegangan serta menyampaikan pendapat. Dengan demikian tujuan suatu komunikasi keluarga bukanlah sekedar menyampaikan informasi melainkan membentuk hubungan dengan orang lain. Sebab itu kualitas dari hubungan tersebut tergantung dari kesanggupan seseorang untuk menyatakan diri kepada orang lain. Mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara konstruktif, jujur dan terbuka, akan tetap menemui kesulitan untuk hidup bersama dalam suatu keluarga.9 2.2.1 Fungsi Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama kali dikenal anak sebelum mengenal lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh karenanya, dalam hubungannya dengan perkembangan anak, keluarga sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan lingkungan yang 9 Kathleen H. Liwijaya Kuntaraf & Jonathan Kontaraf, Komunikasi Keluarga: Kunci Kebahagiaan Anda , Indonesia Publishing House, Bandung, Cetakan Keempat, 2008 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 utama bagi anak. Sebab di lingkungan keluarga anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya. Sebagai lingkungan yang menentukkan sebagaian besar sikap, kepribadian dan perilaku anak jelas dapat diperkirakan bahwa keluarga mempunya berbagai fungsi yang sangat dominan memengaruhi perkembangan anak.Singgih D Gunarsa dalam bukunya “Psikologi Keluarga” menyatakan bahwa keluarga tidak hanya berfungsi terbatas selaku penerus keturunan saja, melainkan banyak fungsi-fungsi lain yang diperankan sehingga banyak hal-hal mengenai kepribadian anak dapat dirunut dari keluarga. Secara hakikat , keluarga memiliki delapan fungsi yang harus diperankan secara lengkap agar dapat membentuk kepribadian anak yang baik dan berbudi pekerti luhur. Delapan fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fungsi keagamaan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk keimanan, ketaqwaan dan aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Fungsi sosial budaya, yang dapat dicerminkan dari sikap saling menghargai, patuh pada kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat serta Negara. 3. Fungsi cinta kasih , tercermin dalam kehidupan yang harmonis, rukun dan bertanggung jawab. 4. Fungsi melindungi yang menumbuhkan rasa aman dan kehangatan yang tiada bandingan, baik lahir maupun bathin. 5. Fungsi reproduksi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan untuk menyumbang kesejahteraan umat manusia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 6. Fungsi sosialisasi/pendidikan yang dapat diukur dari kemampuan membaca dan menulis serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. 7. Fungsi ekonomi, yang dapat diwujudkan dalam bentuk mempunyai mata pencaharian dan hidup berkecukupan. 8. Fungsi pembinaan lingkungan, yang diwujudkan keluarga yang mampu menempatkan diri secara serasi , selaras dan seimbang dalam keadaan yang berubah secara dinamis. Semua fungsi yang diuraikan di atas, tujuannya adalah untuk menciptakan harmonisasi keluarga. Adi J. Mustafa (2008) dalam artikelnya berjudul Energi Cinta untuk Keluarga – Mengukur keberhasilan Anak, menguraikan bahwa keharmonisan keluarga bersumber dari kerukunan hidup didalam keluarga. Ciricirinya sesama anggota keluarga terdapat hubungan yang nyata, teratur dan baik. Keadaan ini didorong adanya faktor keseimbangan atau saling berbagi.Orang tua karier dan anak remaja saling mengerti, mengisi dan menyayangi. Orang tua menjalankan peran dan tanggung jawabnya , begitu pula anak. Komunikasi adalah satu hal yang sangat penting di dalam memelihara keharmonisan keluarga. Adi J Mustafa (2008) mengungkapkan bahwa sering masalah muncul di dalam sebuah keluarga karena terjadi kemacetan komunikasi.Komunikasi yang macet akan membuat segala tujuan di dalam keluarga tersebut gagal tercapai. Karena setiap pihak akan melakukan tindakannya sendiri-sediri tanpa mempedulikan kepentingan atau keterlibatan anggota keluarga lainnya. Apabila terjadi seperti ini maka suasana di dalam keluarga menjadi tidak http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 sehat. Masing-masing anggota keluarga seperti ayah, ibu dan anak-anak akan cenderung mempertahankan egonya dan membela diri. Pada satu sisi bahkan menyerang satu sama lain, sebut saja saling menyalahkan setiap ada permasalahan dalam keluarga. Untuk itu , diperlukan adanya rasa saling mengerti dan menyayangi.10 2.2.2 Manfaat Komunikasi bagi Keluarga Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahasa Latin communicatus atau communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. 11 Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau antar pribadi yang baik.12Demikian juga komunikasi dalam keluarga akan efektif jika hubungan antar anggota dalam keluarga baik, misalnya antara suami dan istri, ayah dan anak, ibu dan anak dan seterusnya. Banyak manfaat komunikasi bagi keluarga. Ketika kita melakukan proses komunikasi berarti kita tengah melakukan peran sebagai mahluk sosial. 10 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 156 11 Riswandi, Psikologi Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013, hal 1 12 Rakhmat, Djalaluddin , Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya , Bandung, 2011, hal 117 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Komunikasi bagi individu atau setiap keluarga bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Untuk keberlangsungan hidupnya manusia akan melakukan komunikasi .Dalam keluarga pastinya banyak pesan yang ingin disampaikan oleh setiap anggota keluarga dari yang satu kepada yang lainnya , terutama pesan dari orang tua terhadap anak. Manfaat komunikasi ini tentu saja agar anak menangkap isi pesan berupa nasihat atau saran orang tua sehingga anak hidupnya selamat dan bahagia dunia akhirat . Berhasil atau tidaknya proses komunikasi dapat dilihat dari feedback (umpan balik). Maksudnya jika penerima pesan memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan, kemudian dia merespons dengan mengucapkan kata-kata atau melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan si pengirim pesan, komunikasi dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya jika feedback tidak sesuai dengan harapan si pengirim pesan merupakan indikator (tanda) keberhasilan dari komunikasi itu sendiri. Singkatnya manfaat komunikasi khususnya dalam keluarga diantaranya yaitu: 1. dapat mengetahui apa yang disampaikan oleh anggota lain dalam keluarga atau orang lain 2. komunikasi yang baik, tepat dan jelas dapat menghindarkan kita dari salah sangka atau konflik; 13 13 Helmawati, Pendidikan Keluarga: Rosdakarya Bandung , 2014, hal 137 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2.2.3 Aneka Komunikasi dalam Keluarga a. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakkan bahasa sebagai alat perhubungan. Bahasa itu sendiri menurut Larry L. Barker memiliki tiga fungsi yaitu penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Efektif tidaknya suatu kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan penggunaan kata-kata atau kalimat dalam mengungkapkan sesuatu. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Panjang pendeknya suatu kalimat, tepat tidaknya penggunaan kata-kata yang merangkai kalimat, menjadi faktor penentu kelancaran komunikasi. Struktur kalimat yang kacau atau penggunaan kata-kata yang bertele-tele diakui sebagai penyebab ketidakefektifan komunikasi. Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga. Setiap hari orang tua selaku ingin berbincang-bincang keapda anaknya .Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan , larangan dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering digunakan oleh orang tua atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 tidak hanya dipakai oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi bisa juga dipakai oleh anak terhadap anak yang lain.14 Dalam komunikasi wanita karir dengan keluarga, akan terjadi interaksi antara wanita karir dengan suami dan anak-anak dan juga dengan anggota keluarga lain atau assistant rumah tangga yang tinggal satu rumah dengan mereka. Dalam interaksi antara wanita karir dengan anak misalnya wanita karir berusaha mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan. Anak atau suami mungkin berusaha menjadi pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh wanita karir dalam hal ini seorang ibu. b. Komunikasi Nonverbal Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu komunikasi nonverbal suatu ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa jika komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Mark L.Knapp menyebutkan lima macam fungsi pesan nonverbal yaitu: a. Repetisi; mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali-kali. 14 Ibid hal 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 b. Substitusi; menggantikan lambang-lambang verbal .Misalnya, tanpa sepatah katapun Anda berkata, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk. c. Kontradiksi; menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, Anda memuji prestasi kawan Anda dengan mencibirkan bibir Anda, “Hebat , kau memang hebat.” d. Komplemen; melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. e. Aksentuasi; menegaskan pesan verbal; atau menggarisbawahinya. Misalnya, Anda mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan memukul mimbar. Dalam konteks sikap dan perilaku orang tua yang lain, pesan nonverbal juga dapat menerjemahkan gagasan, keinginan, atau maksud yang terkandung dalam hati.Tanpa harus didahului oleh kata-kata sebagai pendukungnya, tepuk tangan, pelukan, usapan tangan , duduk dan berdiri tegak mampu mengekspresikan gagasan, keinginan atau maksud. Pelukan dan usapan tangan dikepala anak oleh orang tua sebagai pertanda bahwa orang tua memberikan kasih sayang kepada anaknya. Tepukan orang tua juga boleh jadi sebagai ekspresi kegembiraan orang tua atas keberhasilan belajar anaknya disekolah.Sebaliknya perasaan sedih, kecewa atau marah , sering membuat seseorang tidak mampu mengungkapkan kata-kata dengan benar dan baik. Kegoncangan emosi yang luar biasa membuat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 seseorang lebih banyak diam daripada berbicara. Sikap dan perilakulah yang lebih banyak bicara.Oleh karena itu , perasaan atau emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal.Akhirnya komunikasi nonverbal sangat diperlukan dalam menyampaikan suatu pesan ketika komunikasi verbal tidak mampu mewakilinya. c. Komunikasi Individual Komunikasi Individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi antarpribadi; antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan anak; dan antara anak dan anak. Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas kebawah atau dari bawah ke atas. Bila komunikasi dimulai oleh orang tua kepada anak , maka komunikasi itu disebut sebagai komunikasi arus atas. Bila komunikasi itu dimulai oleh anak kepada orang tua , maka komunikasi itu disebut komunikasi arus bawah. Baik komunikasi arus atas maupun komunikasi arus bawah , dapat berlangsung silih berganti.Dalam berkomunikasi tidak mesti harus dari orang tua yang harus memulai , anak pun dapat memulainya. Disini unsur kepentingan sangat menentukan, ketika orang tua merasa berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada anak, maka orang tualah yang memulai pembicaraan. Ketika anak berkepentingan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang tua, maka anaklah yang memulai pembicaraan. Pesan yang ingin disampaikan itu bisa berupa gagasan, keinginan atau maksud tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 d. Komunikasi Kelompok Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga. Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan.Masalah waktu dan kesempatan menjadi faktor penentu berhasil atau gagal suatu pertemuan. Boleh jadi suatu pertemuan yang sudah direncanakan oleh orang tua dan anak untuk berkumpul , duduk bersama dalam suatu meja dalam acara keluarga terancam gagal disebabkan belum adanya waktu dan kesempatan.Waktunya mungkin sudah ada, tetapi kesempatan untuk menghadiri pertemuan keluarga itu belum ada untuk setiap orang tua atau anak sehingga ada sebagian anggota keluarga yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut.Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Misalnya orang tua terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, seolah-olah tidak ada waktu dan kesempatan untuk duduk bersama anak, bercengkrama dan bersenda gurau. Anak yang sudah terlanjur memiliki acara di luar rumah sebelum acara keluarga itu akan diadakan . Orang tua yang berdagang atau berkarir sepanjang hari. Akhirnya sudah saat nya orang tua dalam hal ini wanita karir untuk meluangkan waktu dan kesempatan untuk duduk bersama anak –anak dan suami untuk berbicara dan berdialog dalam suasana santai. 2.3 Wanita Karir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Karir berasal dari kata karier (Belanda) yang berarti pertama, perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan , pekerjaan dan jabatan. Kedua pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Selain itu karir selalu dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan seseorang. Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) dan sebagainya. Sesuai dengan pekembangan jaman saat ini terdapat banyak wanita karir yang ikut perpartisipasi dalam kegiatan profesi, seperti telah peneliti jelaskan sebelumnya di bab sebelumnya.15 Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa para orang tua memilih menjadi orang tua karir, dalam hal ini wanita karir. Adapun alasan utamanya adalah untuk mencari nafkah, tugas orang tua memberikan nafkah kepada anggota keluarga. Pemenuhan kebutuhan nafkah keluarga berupa sandang , pangan , dan papan berada di pundak Ayah. Berapapun yang dihasilkan sang ayah, menjadi kewajiban istri untuk mengelolanya. Apabila karena sesuatu hal suami membutuhkan bantuan istri dalam pemenuhan nafkah maka statusnya istri ikut menyedekahkan hartanya dan jadi ladang amal saleh sang istri. Tetapi itu tidak menjadikan alih peran atau mengurangi derajat suami. Istri adalah partner bagi suami, artinya bahwa antara suami-istri haruslah saling menghormati, bahu membahu, atau saling membantu. Oleh karena itu , pantaslah apabila setiap agama memperbolehkan ibu bekerja atau ibu berperan ganda, menjadi orang tua bagi anak-anaknya dan juga membantu suami dalam memenuhi kebutuhan dengan menjadi ibu karir. Selama ibu bisa menjaga kehormatannya selama berada di luar rumah, maka tidak ada alasan suami untuk 15 www.kamus.cektkp.com/wanita-karier, diakses 20 Desember 2015 pukul 17.00 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 melarang istri untuk bekerja. Ini pulalah yang menjadi alasan yang sangat mendasar, mengapa kebanyakan ibu saat ini juga bekerja atau beraktifitas di luar rumah. Karena itu tidak heran jika di kota-kota besar, seperti Bandung setiap orang berpacu untuk bekerja. Hampir setiap lini pekerjaan juga tidak hanya didominasi oleh kalangan pria, tetapi juga wanita. Fenomena orang tua karier, tentu bukan hal yang harus dikhawatirkan. Selama orang tua dan anak dapat memahami dan menerima pesan masing-masing, tentu saja kondisi orang tua karier tidak akan mengganggu kehangatan keluarga. Untuk itu orang tua ( ayah dan ibu) harus mengetahui dan tetap menjalankan peran mereka sebagai orang tua untuk anak-anaknya, disamping sebagai karyawan dalam sebuah perusahaan atau instansi swasta dan pemerintah.16 Dari sumber lain yang memuat tentang konsep perempuan menyebutkan bahwa di Indonesia , perempuan atau wanita merupakan sumber daya manusia . Perempuan memiliki peranan dalam pembangunan bangsa. Namun menurut Sri Rejeki (2002) , Menteri Pemberdayaan Perempuan bahwa perempuan masih sukar mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan masyarakat , berbangsa dan bernegara , karena disebabkan oleh lima faktor yaitu: (1) sistem tata nilai budaya yang masih menggunakkan pola patriarkhi; (2) masih banyak peraturan perundang-undangan yang bias gender sehingga perempuan kurang medapat perlindungan yang setara dengan laki-laki; (3) adanya kebijakan dan program pembangunan yang dikembangkan secara bias gender, sehingga perempuan kurang mendapat kesempatan untuk mengakses, mengontrol , berpartisipasi dan 16 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 157 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 menikmati hasil pembangunan;(4) adanya pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang menggunakan pendekatan tekstual dibandingkan kontekstual;dan (5) dampak dari semua itu persaingan diantara perempuan akan membawa kerugian pada diri perempuan sendiri. Dalam menempuh jenjang karir perempuan juga dibenturkan dengan issu beban ganda. Beban ganda yang dimaksud terkait dengan perannya sebagai istri atau ibu rumah tangga. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak pernah dinilai atau dihargai sama seperti pekerjaan maskulin. Sehingga perempuan tetap perempuan dengan peran domestiknya.Tetapi perempuan juga menunjukkan kualifikasinya, tanpa harus meninggalkan beban pokoknya. Beberapa tokoh perempuan seperti R.A. Kartini, Dewi Sartika, Tjut Nya Dien dan lainnya (Indonesia) , Corazon Aquino (Filipina), Benazir Bhutto (Pakistan), Margaret Thacher (Inggris), Gro Harlem Brutland (Norwegia), Takako Doi dan Mayumi Moriyama (Jepang), mereka menunjukkan kualitas yang setara dengan laki-laki. Berdasarkan pendapat sebelumnya maka, istilah perempuan memiliki kesamaan arti dengan wanita yang muncul akibat pendikotomian manusia atas seks biologis yang berdampak pada pembagian perannya dari segi budaya. Namun , apresiasi terhadap hak-hak perempuan sebagai mahluk individual, sosial dan budaya senantiasa meningkat dan semakin membuka peluang dan kesempatan bagi perempuan berperan diwilayah publik.17 17 Remiswal,Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal,Yogyakarta,Graha Ilmu,2013,hal.34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 2.4 Tindakan Sosial 2.4.1 Pengertian Tindakan Sosial Kita sebagai makhluk hidup senantiasa melakukan tindakan- tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya guna mencapai tujuan tertentu. Tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial. Lalu tindakan yang bagaimanakah yang disebut dengan tindakan sosial? Perhatikan cerita berikut ini. "Suatu sore, Bintang duduk-duduk diteras depan sambil mendengarkan musik. Tiba-tiba ada seorang gadis cantik berambut panjang lewat di depan rumahnya. Dengan maksud untuk menggoda gadis itu, Bintang kemudian bersiul". Dari cerita di atas, tindakan 'bersiul' yang dilakukan Bintang merupakan bentuk tindakan sosial. Mengapa? Bintang 'bersiul' karena ingin menggoda gadis cantik berambut panjang yang lewat di depan rumahnya. Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan berorientasi pada atau dipengaruhi oleh orang lain. 2.4.2. Jenis-Jenis Tindakan Sosial Menurut Max Weber, tindakan sosial dapat digolongkan menjadi empat kelompok (tipe), yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afeksi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 a. Tindakan Rasional Instrumental Tindakan ini dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya guna menunjang kegiatan belajarnya dan agar bisa memperoleh nilai yang baik, Fauzi memutuskan untuk membeli buku-buku pelajaran sekolah daripada komik. b. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. Misalnya menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. c. Tindakan Tradisional Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Misalnya berbagai upacara adat yang terdapat di masyarakat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 d. Tindakan Afektif Tindakan ini sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Contohnya tindakan meloncat-loncat karena kegirangan, menangis karena orang tuanya meninggal dunia, dan sebagainya.18 2.5. Konstruksi Makna Konstruksi makna dapat dipahami sebagai sebuah proses ketika seseorang mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan mereka untuk memberikan arti bagi lingkungan atau objek disekitar mereka. Konstruksi makna juga dapat diartikan sebagai proses dengan mana orang mengorganisasikan dunia dalam perbedaan yang signifikan. Proses ini kemudian dijalankan melalui konstruksi kode-kode sosial, budaya, dan sejarah yang spesifik. Konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia. Ringkasnya konstruksi makna adalah produksi makna melalui bahasa, serta konsep konstruksi makna bisa berubah-ubah. Akan selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi 18 Tindakan Sosial [ online], diakses pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 18:09 WIB dari https://www.academia.edu/8459360/tindakan_sosial http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 yang disesuaikan dengan situasi yang baru. Makna adalah hasil praktek penandaan, praktek yang membuat suatu hal bermakna sesuatu. Makna dari objek yang terdapat dalam dunia nyata dihasilkan melalui pengalaman individu dengan objek tersebut. Aliran konstruktivisme memahami bahwa konsep dari makna yang dihasilkan oleh individu dikonstruksi berdasarkan kumpulan pengetahuan (stock of knowledge) individu yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamnnya. Realitas dari sebuah objek nyata merupakan keterkaitan individu terhadap objek tersebut .19 Dalam kaitannya dengan penelitian fenomenologi. Fenomenologi berupaya mengungkapkan tentang makna dari pengalaman seseorang, berkaitan dengan penampakan suatu objek , peristiwa atau suatu kondisi dalam persepsi kita. Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi .Pertama, pengetahuan adalah kesadaran.Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman namun ditemukan secara langsung dari pengalaman sadar. Kedua, makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu itu pada hidup seseorang. Dengan kata lain , bagaimana Anda memandang suatu objek bergantung pada makna objek itu bagi Anda.Ketiga , bahasa adalah “kendaraan makna” (vehicle meaning). Kita mendapatkan pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan 19 e-Jurnal : Nova Yohana, Motif dan Makna Perempuan Sebagai Komunikator Politik (Studi Fenomenologi pada Anggota Dewan Perempuan DPRD Provinsi Riau Periode 2014-2019), Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor1,Maret 2016 , hal 71-82 diakses pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 18:27 WIB http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 dan menjelaskan dunia kita. Kita mengetahui suatu objek misalnya “kuda” melalui berbagai label yang dimilikinya: “hewan”, “lari”, “gagah”, „cepat” dan seterusnya. Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi.Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman.Interpretasi adalah proses aktif dari pikiran, suatu tindakan kreatif dalam memperjelas pengalaman personal seseorang.Menurut pemikiran fenomenologi orang yang melakuka interpretasi (interpreter), mengalami suatu peristiwa atau situasi dan ia akan memberikan makna kepada setiap peristiwa atau situasi yang dialaminya. Kondisi ini akan berlangsung terus –menerus (bolakbalik) antara pengalaman dan pemberian makna.Setiap pengalaman baru akan makna baru bagi dirinya begitu seterusnya.20 2.6. Motif Wanita Karir Motif berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move . Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.21 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motif adalah alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.22Dan motif adalah dorongan atau daya kekuatan 20 Morrisan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Kencana Pranamedia Group, Jakarta, 2013, hal 39 21 Pengertian Motivasi diakses pada hari Minggu 26 Maret 2017 pukul 17:02 WIB dari http://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-motivasi.html 22 Arti kata motif , diakses pada hari Minggu 26 Maret 2017 pukul 17:03 WIB dari http://kbbi.web.id/motif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.23 Dalam kaitannya dengan penelitian fenomenologi inti pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran . Dimana tindakan sosial merupakan tindakan yang berorientasi pada perilaku orang atau orang lain pada masa lalu , sekarang dan akan datang. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelas atau memeriksa makna yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan konsep kepekaan implisit.Dengan kata lain, mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman melalui proses “tipikasi”. Hubungan antara makna pun diorganisasikan melalui proses ini, atau biasa disebut stock of knowledge. Untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang Schutz mengelompokkannya dalam dua fase, yaitu: a) Because motives (Weil Motiv), yaitu tindakan yang merujuk pada masa lalu. Dimana, tindakan yang dilakukan seseorang pasti memiliki alasan dari masa lalu ketika ia melakukannya. b) In-order-to-motive ( Um-zu-Motiv), yaitu motif yang merujuk pada tindakan di masa yang akan datang. Dimana, tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki tujuan yang telah ditetapkan.24 23 Persepktif Motif dan Motivasi (online), diakses pada hari Minggu 26 Maret dari http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121DIDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/PSIKO._MOTIVASI.pdf 24 e-Jurnal : Nova Yohana, Motif dan Makna Perempuan Sebagai Komunikator Politik (Studi Fenomenologi pada Anggota Dewan Perempuan DPRD Provinsi Riau Periode 2014-2019), Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor1,Maret 2016 , hal 71-82 diakses pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 18:27 WIB http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Dalam penelitian ini peneliti akan mengungkapkan apa yang menjadi motif wanita karir dalam bekerja dan berkuliah melalui dua fase tersebut. 2.6. Fenomenologi Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomai yang berarti “menampak”. Phainomenon merujuk pada “yang menampak”. Fenomena tiada lain adalah fakta yang disadari dan masuk ke dalam relasi dan kesadaran. Fenomena bukanlah dirinya seperti tampak secara kasat mata, melainkan justru ada didepan kesadaran dan disajikan dengan kesadaran pula. Berkaitan dengan hal ini, maka fenomenologi merefleksikan pengalaman langsung manusia , sejauh pengalaman itu secara intensif berhubungan dengan suatu objek.25 Istilah fenomenologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Dari akar “fenomenan” atau “fenomenon” yang secara harfiah berarti “gejala” atau “apa yang telah menampakan diri” sehingga nyata bagi kita. Istilah fenomenologi diperkenalkan oleh Johann Heinrick Lambert , tahun 1764 . Meskipun demikian Edmud Husserl ( 1859 – 1938) lebih dipandang sebagai bapak Fenomenologi, karena intensitas kajiannya dalam ranah filsafat. Fenomenologi yang kita kenal melalui Husserl adalah ilmu tentang fenomena. Walaupun demikian Alfred Schutz yang lebih dikenal dalam membangun perspektif ini. Melalui Schutz – lah pemikiran – pemikiran Husserl yang dirasakan abstrak dapat dipahami, dan lebih 25 Engkus Kuswarno, Metodologi Penelitian Komunikasi,Fenomenologi, Konsepsi , Pedoman dan Contoh Penelitian, Widya Padjajaran; 2009 hal 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 “ membumi “. Schutz juga adalah orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam penelitian ilmu sosial. Untuk itu dalam pemahaman menyangkut fenomenologi, peneliti akan lebih merujuk pada pemikiran Alfred Schutz. Teori Max Weber mengenai tindakan sosial secara historis dijadikan dasar lahirnya perspektif fenomenologi (juga interaksionism simbolik). Weber menyebut tindakan sosial bilamana segala perilaku seseorang ketika dan sejauh yang bersangkutan memberi makna subyektif terhadap perilakunya tersebut. Menurut Weber, tindakan manusia pada dasarnya bermakna, melibatkan penafsiran, berpikir dan kesengajaan. Tindakan sosial baginya adalah tindakan yang disengaja, disengaja bagi orang lain dan bagi sang aktor sendiri, yang pikiran-pikirannya aktif saling menafsirkan perilaku orang lainnya, berkomunikasi satu sama lain, dan mengendalikan perilaku dirinya masing-masing sesuai dengan maksud komunikasinya. Jadi mereka saling mengarahkan perilaku mitra interaksi di hadapannya. Karena itu bagi Weber, masyarakat adalah suatu entitas aktif yang terdiri dari dari orang-orang berfikir dan melakukan tindakan-tindakan sosial yang bermakna ( Mulyana, 2001:61). Untuk itu pemahaman terhadap tindakan sosial dilakukan dengan meneliti makna subyektif yang diberikan individu terhadap tindakannya, karena manusia bertindak atas dasar makna yang diberikannya pada tindakan tersebut (Sunarto. 2000:234). Edmud Husserl kemudian mengkritisi fenomena ilmiah yang ada dengan menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah sebenarnya telah terpisahkan dari pengalaman sehari-hari dari kegiatan-kegiatan dimana http://digilib.mercubuana.ac.id/ pengalaman dan 38 pengetahuan itu berakar. Maka ia menawarkan fenomenologi ( Maliki , 2003:233). Husserl mengembangkan sistem filosofis yang berakar dari keterbukaan subjektif, sebuah pendekatan radikal terhadap sains yang terus dikritisi. Fenomenologi, bagi Husserl, tak berguna bagi mereka yang berpikiran tertutup (Moustakas 1994 :25). Seorang Fenomenolog adalah orang yang terbuka pada realitas dengan segala kemungkinan rangkaian makna dibaliknya, tanpa tendensi mengevaluasi atau menghakimi. Sehingga bisa dikatakan fenomenologi adalah kajian tanpa prasangka. Konsep fenomenologi Husserl juga mengacu ( dipengaruhi) oleh konsep verstehen dari Max Weber. Verstehen adalah pemahaman. Realitas adalah untuk dipahami, bukan untuk dijelaskan. Menurut Husserl, fenomenologi sebagai minat terhadap sesuatu yang dapat dipahami secara langsung dengan indera mereka. Di mana semua pengetahuan diperoleh melalui alat sensor “fenomena” (Wolf & Wallace, 1986 :234). Pemikiran Weber tentang tindakan sosial menarik , demikian juga dengan Husserl menjadi sumber landasan konseptual bagi Schutz dalam membangun fenomenologi (Schutz, 1972 :xii). Memperkuat pendapat Weber tentang pentingnya tindakan sosial bagi manusia, Schutz mengemukakan bahwa pemahaman atas tindakan , ucapan dan interaksi merupakan prasyarat bagi eksistensi sosial siapapun (Mulyana, 2003:62). Proses pemaknaan diawali dengan proses penginderaan suatu proses pengalaman yang terus berkesinambungan . Arus pengalaman inderawi ini pada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 awalnya tidak memiliki makna. Makna muncul ketika dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya serta melalui proses interaksi dengan orang lain. Alfred Schutz mengajarkan bahwa setiap individu hadir dalam arus kesadaran yang diperoleh dari proses refleksi atas pengalaman sehari-hari. Dengan mengasumsikan adanya kenyataan orang lain yang diperantarai oleh cara berpikir dan merasa, refleksi lalu diteruskan kepada orang lain melalui hubungan sosialnya. Menurut Schutz, fenomenologi sebagai metode dirumuskan sebagai media untuk memeriksa dan menganalisis kehidupan batiniah individu yang berupa pengalaman mengenai fenomena atau penampakan sebagaimana adanya, yang lazim disebut arus kesadaran. Tugas fenomenologi menurut Schutz adalah untuk menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari, sedangkan kegiatan dan pengalaman sehari-hari merupakan sumber dan akar dari pengetahuan ilmiah. Selain Husserl dan Alfred Schutz, fenomenologi berkembang , antara lain dalam pemikiran Morleau-Ponty, Martin-Heidegger, dll.Tetapi secara umum dari semua aliran fenomenologi, menurut Lubis memiliki keyakinan yang sama dalam hal: a. Keyakinan bahwa manusia dapat mengerti kenyataan sesungguhnya dari suatu fenomena. b. Keyakinan bahwa ada hal yang menghalangi manusia untuk mencapai pengertian yang sebenarnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 c. Keinginan menerobos kabut (penghalang) dengan melihat fenomena itu sendiri sebagaimana adanya.26 Fenomenologi mengkaji bagaimana anggota masyarakat menggambarkan dunia sehari-harinya terutama bagaimana individu dengan kesadarannya membangun makna dari hasil interaksi dengan individu lainnya. Analisis fenomenologi dapat merekontruksi dunia kehidupan manusia dalam bentuk yang mereka alami sendiri .27 Tradisi Fenomenologi menekankan sangat besar pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar daripada hipotesa penelitian sekalipun.28 Teori-teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang – orang secara aktif menginterpretasi pengalaman – pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.Proses mengetahui dengan pengalaman langsung merupakan wilayah kajian fenomenologis.29 Saat ini Schutz dikenal sebagai ahli teori fenomenologi yang paling menonjol, karena ia mampu membuat ide-ide Husserl yang masih abstrak , menjadi lebih 26 Farid Hamid, Pendekatan Fenomenologi , Suatu Ranah Penelitian Kualitatif; 27 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 161 28 Morrisan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, Kencana Pranamedia Group, Jakarta, 2013, hal 38 29 Stephen W. Little John & Karen A. Foss. Theories of Human Communication, 9th ed. Jakarta: Salemba Humanika. 2013,hal 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 mudah dipahami. Dia yang membawa fenomenologi ke dalam ilmu sosial, membuat fenomenologi menjadi ciri khas bagi ilmu sosial hingga saat ini. Baginya tugas fenomenologi adalah menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari , dan dari kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dengan kata lain mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman , makna dan kesadaran. Inti pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelas atau memeriksa makna yang sesungguhnya , sehingga dapat memberikan konsep kepekaan yang implisit.Schutz meletakan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif , terutama ketika mengambil tindakan dan mengambil sikap terhadap dunia kehidupan sehari-hari . Dalam pandangan Schutz manusia adalah mahluk sosial, sehingga kesadaran akan dunia kehidupan sehari-hari adalah sebuah kesadaran sosial. Dunia individu merupakan dunia intersubjektif dengan makna beragam, perasaan sebagai bagian dari kelompok. Manusia dituntut untuk saling memahami satu sama lain dan bertindak dalam kenyataan yang sama . Dengan demikian ada penerimaan timbal balik , pemahaman atas dasar pengalaman bersama, dan tipikasi atas dunia bersama. Melalui tipikasi inilah manusia belajar menyesuaikan diri ke dalam dunia yang lebih luas, dengan juga kita melihat diri kita sendiri sebagai orang yang memainkan peran dan situasi tipikal.30 30 Engkus Kuswarno, M.S, Metodologi Penelitian Komunikasi,Fenomenologi, Konsepsi , Pedoman dan Contoh Penelitian, Widya Padjajaran; 2009 hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 Fenomenologi yang dirintis Edmund Husserl bersemboyankan: zuruck zu den sachen selbst (kembali ke hal-hal itu sendiri) (Suprayogi dan Tobroni, 2003:102). Pemahaman yang berarti bahwa fenomenologi, sebagaimana dikatakan Husserl merupakan metoda untuk menjelaskan fenomena dalam kemurniannya. Menurut Husserl, fenomena adalah segala sesuatu yang dengan suatu cara tertentu tampil dalam kesadaran manusia. Baik berupa sesuatu sebagai hasil rekaan maupun berupa sesuatu yang nyata, yang berupa gagasan maupun berupa kenyataan (Delfgaauw, 1988: 105). Dengan demikian, mengutip pendapat Creswell (1998:51) fenomenologi berupaya untuk menjelaskan makna pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk di dalamnya konsep diri atau pandangan hidup mereka sendiri. Littlejohn (1996:204) menyebutkan: “phenomenology makes actual lived experience the basic data of reality” . jadi dalam fenomenologi, pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realita. Sehingga dalam kajian fenomenologi yang penting ialah pengembangan suatu metoda yang tidak memalsukan fenomena, penampilannya. Untuk melainkan dapat mendeskripsikannya seperti tujuan itu fenomenolog hendaknya memusatkan perhatiannya kepada fenomena tersebut tanpa disertai prasangka sama sekali. Seorang fenomenolog hendaknya menanggalkan segenap teori, pra anggapan serta prasangka, agar dapat memahami fenomena sebagaimana adanya. Memahami fenomena sebagaimana adanya merupakan usaha kembali kepada barangnya sebagaimana penampilannya dalam kesadaran (Delfgaauw, 1988: 105). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Berbeda dengan pendekatan positivistik yang menganggap realitas itu tunggal, Alfred Schutz dengan fenomenologinya memperkenalkan konsep realitas berganda (multiple reality). Bagi Schutz, realita di dunia ini bukan hanya dalam realitas kehidupan sosial, tetapi juga termasuk realitas fantasi, realitas mimpi, dan sebagainya. Dalam hal ini Schutz memodifikasi dasar-dasar pengertian William James tentang “bagian alam semesta”. Kita mengalami berbagai jenis realita atau “bagian alam semesta”, dari dunia fisik yang paling penting, dunia ilmu, dunia keyakinan suatu suku, dunia supernatural, dunia opini individu, sampai pada dunia kegilaan (madness), dan dunia khalayan. Tetapi James tidak membahas implikasi sosial dari tatanan-tatanan realitas sosial yang berbeda tersebut, dan inilah yang ingin dikembangkan lagi oleh Schutz. Menurut Schutz dunia sehari-hari merupakan dunia intersubjektif yang dimiliki bersama orang lain dengan siapa kita berinteraksi. Dalam dunia ini kita selalu membagi-bagi dengan teman-teman kita, dan dengan yang lainnya, yang juga menjalani dan menafsirkannya. Oleh karenanya dunia kita secara keseluruhan tidak akan pernah bersifat pribadi sepenuhnya, bahkan di dalam kesadaran kita, kita akan selalu menemukan bukti adanya kesadaran orang lain. Ini merupakan suatu bukti bahwa situasi biografi kita yang unik ini tidak seluruhnya merupakan produk dari tindakan-tindakan kita sendiri. Sampai di sini teori Schutz, sangat mirip dengan interaksionis simbolis dari George Herbert Mead. Tetapi menurut Schutz dunia intersubyektif terdiri dari realitas-realitas yang sangat berganda, di mana realitas sehari-hari yang merupakan common sense atau diambil begitu saja, tampil sebagai realitas yang utama. Schutz memberikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 perhatian besar kepada realitas common-sense ini. Realitas seperti inilah yang kita terima, mengenyampingkan setiap keraguan, kecuali realitas itu dipermasalahkan. Realitas common-sense dan eksistensi sehari-hari itu dapat disebut sebagai kepentingan praktis kita dalam dunia sosial. Menurut Schutz esensi dari akal sehat ada dengan sendirinya, yakni dalam dunia keseharian. Ini merupakan elaborasi Labenswelt yang dikemukakan Husserl. Kepentingan praktis dalam realitas common sense ini oleh Shutz dilawankan dengan kepentingan ilmiah atau teoretis kaum ilmiawan (realitas ilmiah). Teori ilmiah merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengobservasi dan memahami dunia secara sistematis. Menurut Schutz, orang bergerak bukan berdasarkan teori ilmiah, tetapi oleh kepentingan praktis. Dunia intersubyektif ini sama-sama dimiliki dengan orang lain yang juga mengalaminya.31 Kuswarno,(2009) teori Fenomenologi Alfred Schutz mengungkapkan tentang pengalaman dan perilaku manusia (human being) dalam dunia sosial keseharian sebagai realitas yang bermakna secara sosial ( sociality meaningful reality) . Schutz menyebut manusia yang berperilaku tersebut sebagai „aktor” . ketika seseorang melihat atau mendengar apa yang dikatakan atau diperbuat aktor, dia akan memahami (understand) makna dan tindakan tersebut. Dalam dunia sosial, hal demikian disebut sebagai sebuah “realitas interpretif”. Bagi Schutz dan pemahaman kaum fenomenologis , tugas utama analisis fenomenologis adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka sendiri alami . Realitas dunia tersebut bersifat 31 Farid Hamid , Pendekatan Fenomenologi, Suatu Ranah Penelitian Kualitatif, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 intersubjektif dalam arti bahwa anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi. Schutz selanjutnya menjelaskan bahwa melihat kedepan pada masa yang akan datang merupakan hal yang esensial bagi konsep tindakan atau action. Tindakan adalah perilaku yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan di masa datang yang telah ditetapkan. Kalimat tersebut sebenarnya mengandung makna juga bahwa seseorang memiliki masa lalu. Dengan demikian , tujuan tindakan memiliki elemen ke masa depan dan elemen ke masa lalu. Untuk menggambarkan bahwa tujuan suatu tindakan sosial seseorang cukup kompleks, Schutz meminjam istilah tata bahasa, dengan menyebut in the future perfect tense (modo future exacti). Sementara itu , suatu tindakan dapat berupa “tindakan yang sedang berlangsung” (the action in progress) dan “tindakan yang telah lengkap” (the completed act). Dengan meminjam istilah dari Heidegger, Schutz menyebutkan bahwa” the completed act thus pictured in the future perfect tense as the project (Entwurf) of the action”. Apa yang disebut sebagai suatu “proyek” , Schutz menjelaskan: “ is the act which is the goal of the action and which is brought into being by the action.”Proyek adalah sebuah makna yang rumit atau makna yang kontekstual. Oleh karenanya, untuk menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang, perlu diberi fase. Ada dua fase yang diusulkan Schutz diberi nama tindakan in-order-to motive ( Um-zu-Motiv), yang merujuk pada masa yang akan datang ; dan tindakan because-motive (Weil-Motiv) yang merujuk pada masa lalu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 Dalam konteks fenomenologis, wanita karir dan anggota keluarga lainnya adalah aktor yang melakukan tindakan sosial (berinterkasi menjaga hubungan antar keduanya) sehingga memiliki kesamaan dan kebersamaan dalam ikatan makna intersubjektif. Pada aktor tersebut juga memiliki historis dan dapat dilihat dalam bentuk yang alami. Mengikuti pemikiran Schutz, wanita karir sebagai aktor mungkin memiliki salah satu dari dua motif, yaitu motif yang berorientasi ke masa depan (in order motive) dan motif yang berorientasi ke masa lalu (because motives).32 Dalam karyanya, The Phenomenology of the Social World (1967) , pada dasarnya berputar pada tiga tema utama yakni dunia sehari-hari sosialitas, serta makna dan pembentukan makna (Kleden, 2004: 422-424;Driyarkara, 2006: 651698). Tema pertama, dunia sehari-hari .Dunia sehari-hari (the world of everyday life) merupakan dunia yang paling fundamental dan dunia terpenting bagi manusia. Dia menjadi orde tingkat pertama ( the first-order reality) yang sekaligus menjadi sumber dan dasar bagi pembentukan orde-orde realitas lainnya. Dalam dunia sehari-hari terbentuklah misalnya . bahasa dan makna dan terjadi juga interaksi sosial antara anggota-anggota masyarakat yang membentuk berbagai tipe harapan dan tingkah laku yang kemudian diterima bersama. Di atas dunia sehari-hari ini kemudian dibangun berbagai orde tingkat kedua (the secondorder reality) seperti halnya ilmu pengetahuan, filsafat atau teknologi .Dunia 32 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Graha Ilmu ,Yogyakarta, 2012, hal 163 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 sehari-hari merupakan kenyataan paling dasar yang tanpanya kenyataan sosial lainnya tidak dapat dipahami karena akan kehilangan landasannya. Dunia seharihari bukanlah sekedar suatu realitas terpenting dalam kehidupan manusia. Tema kedua, sosialitas. Sosialitas dikembangkan berdasarkan teori Max Weber tentang tindakan sosial ( social action) . Tindakan sosial yang terjadi setiap hari adalah proses dimana terbentuk berbagai makna.Proses ini terjadi melalui beberapa tahap analitis. Tahap pertama yang paling rendah adalah hubungan seseorang dengan benda-benda fisik, misalnya membuka pintu rumah di pagi hari , yang belum dapat dianggap sebagai tindakan sosial sebagai arti yang penuh. Tindakan sosial terjadi jika suatu perbuatan diarahkan kepada orang lain sebagai partner. Dengan demikian kegiatan membuka pintu barulah menjadi tindakan sosial kalau hal itu dilakukan setelah ada ketukan dipintu. Yang disebut kesosialan ialah kenyataan bahwa manusia itu bertumbuh dan berkembang dalam banyak ruang rohani (interpersonal) , dimana hidup bersama menciptakan banyak cara tertentu dalam berpikir, berbicara, menilai , merasa, dan berbuat dengan maksud asasi, agar hidup bersama mencapai taraf insani;dengan kata lain untuk meniadakan keadaan kodrat dan dengan demikian menciptakan hidup bersama , dimana banyak manusia saling memikir, bersedia untuk menyumbangkan dirinya , bergaul dengan damai dan saling memperkaya karena mereka tunduk pada keadilan dan cinta kasih. Tema ketiga, makna dan pembentukan makna . Makna dan pembentukan makna merupakan sumbangan Schutz yang terpenting dan orisinal kepada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 gagasan fenomenologi tentang makna dan bagaimana makan pembentukan struktur sosial. Jika orde dasar dari masyarakat adalah dunia sehari-hari , makna dasar dari pengertian manusia adalah common sense ( akal sehat) yang terbentuk dalam bahasa percakapan sehari-hari . Secara definitif, common sense adalah pengetahuan yang ada pada setiap orang dewasa yang sadar . Pengetahuan ini sebagian besar tidak berasal dari penemuan sendiri, tetapi diturunkan secara sosial dari orang-orang sebelumnya.33 33 Alex Sobur , Filsafat Komunikasi , Tradisi dan Metode Fenomenologi , PT . Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013 , hal 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/