Infinity - PT Sysmex Indonesia

advertisement
Desember 2014
Infinity
Sysmex Updates
In this issue…
 Ebola, perlu
diwaspadai
 Hematology is a
Closed System
 KONAS XII PHTDI
2014
XN-Series
Shaping Hematology


A seamless hematology
platform from single device
up to maximum of 9 modules
with customizable diagnostic
applications
and
configuration. The XN-Series
is expandable by connecting
the components for sample
transport, sorting, automatic
preparation and staining of
smears.
Efficient reflex and re-run
capability can be achieved
with user defined on-board
rules which can lead to
improve
laboratory
turn-around-time (TAT)
Ebola, perlu diwaspadai
Pada bulan Maret 2014, kita
semua dikejutkan oleh pemberitaan
tentang penyebaran virus Ebola yang
terbesar dan paling kompleks sejak
virus Ebola pertama kali ditemukan
pada tahun 1976. Sebenarnya virus
Ebola pertama kali muncul pada tahun
1976 di 2 wilayah secara simultan, yaitu
di Nzara (Sudan) dan Yambuku
(Republik Demokratik Kongo), yang
tepatnya di sebuah desa dekat Sungai
Ebola. Oleh karena itu penyakit ini
dinamakan Ebola.
di Afrika barat teridentifikasi sebagai
spesies Zaire.1
Pada tahun 2014 muncul banyak
kasus dan kematian karena ebola
dibandingkan data beberapa tahun lalu.
Virus ini menyebar melalui negaranegara Afrika, mulai dari Guinea, Sierra
Leone, Liberia, Nigeria, hingga Senegal.
1,4
Negara dengan prevalensi terparah
adalah Guinea, Sierra Leone dan Liberia
karena negara-negara ini memiliki
sistem kesehatan yang sangat lemah,
oleh karena itu pada tanggal 8 Agustus
2014 organisasi WHO baru membentuk
badan Masyarakat Internasional Peduli
Kesehatan Darurat setelah melalui
perdebatan dan konflik yang
berkepanjangan. 1
Virus Ebola kemudian menyebar
di antara manusia melalui kontak
langsung (baik melalui kulit rusak
ataupun selaput lendir) dengan darah,
sekresi, organ atau cairan tubuh lain
dari orang yang terinfeksi, dan dengan
permukaan dan bahan (misalnya
tempat tidur, pakaian) yang
terkontaminasi. Petugas kesehatan
sering terinfeksi saat merawat pasien
yang diduga atau mengidap penyakit
ini. Selain itu upacara pemakaman
dimana pelayat melakukan kontak
langsung dengan tubuh orang yang
meninggal juga dapat berperan dalam
transmisi Ebola. Pasien lelaki yang telah
sembuh dari penyakit ini masih dapat
menularkan virus melalui air mani
hingga 7 minggu setelah masa
penyembuhan, begitu pula dengan ibu
menyusui yang dapat menularkan virus
ini melalui ASI. 1,3
Virus Ebola merupakan keluarga
virus Filoviridae yang meliputi 3 genus,
yaitu Cuevavirus, Marburgvirus, dan
Ebolavirus. Ada 5 spesies yang telah
diidentifikasi, yaitu Zaire, Bundibugyo,
Sudan, Reston dan tai Forest. Tiga
spesies pertama, yaitu Bundibugyo
ebolavirus, Zaire ebolavirus, dan Sudan
ebolavirus telah dikaitkan dengan
wabah Ebola baru-baru ini di Afrika.
Virus yang menyebabkan wabah 2014
Diperkirakan bahwa kelelawar
pemakan buah dari keluarga
Pteropodidae adalah inang dari virus
Ebola. Virus Ebola mengkontaminasi
manusia melalui kontak dekat dengan
darah, sekresi, organ atau cairan tubuh
lainnya dari hewan yang terinfeksi
seperti simpanse, gorila, kelelawar
buah, monyet, kijang, dan landak yang
sedang sakit atau mati di hutan.1,2
Masa inkubasi virus Ebola yaitu
interval waktu dari infeksi oleh virus
hingga menimbulkan gejala adalah 221 hari. Gejala pertama adalah
mendadak mudah lelah demam, nyeri
peningkatan enzim hati. Karena kondisi
ini sulit muncullah penyakit menular
lainnya, seperti malaria, demam tifoid
dan meningitis. Pemeriksaan konfirmasi
terhadap gejala infeksi virus Ebola telah
dibuat dengan menggunakan berbagai
metoda-metoda, seperti ELISA, tes
deteksi antigen-capture, tes netralisasi
serum, tes RT-PCR, assay, pemakaian
mikroskop elektron, dan isolasi virus
dengan kultur sel. 1,2
Gambar 1. Virus Ebola
otot, sa kit kepa la , da n sa kit
tenggorokan. Hal ini diikuti dengan
muntah, diare, ruam, gangguan fungsi
ginjal dan hati, serta dalam beberapa
kasus dapat terjadi perdarahan, baik
perdarahan internal maupun
perdarahan eksternal (misalnya darah
mengalir dari gusi, dalam tinja, dan
la in s eba ga i n ya ). Pe me ri ksa a n
laboratorium meliputi jumlah trombosit
dan jumlah leukosit yang rendah serta
Perawatan dengan cara rehidrasi
ora l a ta upu n intra vena ma mpu
meningkatkan kelangsungan hidup.
Namun, belum ada bukti pengobatan
yang tersedia untuk penyakit ini.
Terdapat berbagai evaluasi terhadap
produk potensial yang dipercaya mampu
meningkatkan kelangsungan hidup
penderitanya, termasuk di antaranya
produk darah, terapi kekebalan tubuh
dan terapi obat yang saat ini sedang
dievaluasi. Sampai saat ini belum ada
vaksin resmi untuk mencegah infeksi
virus ini. Namun, sekarang ini sedang
dikembangkan dua jenis vaksin potensial
yang menjalani pengujian untuk
keselamatan manusia. 1
Referensi:
1. Ebola virus disease. Available
at http://www.who.int/
mediacentre/factsheets/
fs103/en/
2. West Africa Ebola Outbreak.
Available
at
http://
www.cdc.gov/vhf/ebola/pdf/
west-africa-outbreakinfographic.pdf
3. How Ebola is spread. Available at http://www.cdc.gov/
v h f / e b o l a / p d f / i n f e ct i on s spread-by-air-or-droplets.pdf
4. Ebola information for west
Africans living at United
States. Available at http://
www.cdc.gov/vhf/ebola/pdf/
information-for-west-africansin-us.pdf
Hematology is a Closed System
Slogan yang sering dikumandangkan oleh Sysmex adalah
“Haematology is fluorescence
flowcytometry” menunjukkan bahwa
teknologi flowsitometri penting sekali
dalam menentukan jenis sel yang ada.
Prinsipnya digambarkan sebagai berikut: “Apabila sel yang terpapar dengan
suatu sumber cahaya, maka sinar yang
bersumber dari cahaya tersebut akan
berubah orientasinya” sehingga dikenal
sebagai light scatter yang terjadi
pada semua sudut yaitu antara 0-3600.
Dengan mendeteksi perubahan sinar
dapat ditentukan ukuran dan
kompleksisitas sel tertentu. Hal yang
dikhawatirkan adalah ketika
penggunaan pewarna fluoresensi yang
digunakan untuk mewarnai RNA
maupun DNA diketahui dapat
mempengaruhi sinyal yang berasal dari
“light scatter”. Namun, di sinilah letak
keunggulan yang dikembangkan oleh
Sysmex, dimana untuk mencegah
interferensi ini digunakan suatu foto
multiplier yang sensitif dalam
menangkap intensitas fluoresensi sel
yang terwarnai. Selain itu, dengan
mengatur letak detektor emisi
fluoresensi di bawah sudut deteksi
light scatter (sekitar 90 0) serta
penggunaan cermin “dichroic” dan
pe ng eta h ua n te nta ng pa n ja n g
gelombang fluoresensi, maka hal ini
menyebabkan adanya pemisahan
sinyal yang dideteksi. Dengan
demikian, deteksi sel menjadi lebih
spesifik dan mampu memisahkan
interferensi dengan “light scatter”.1,3
Secara garis besar,
konsep
Hematology Analyzer is a Closed
System ditinjau berdasarkan 2 aspek,
yaitu:
a. Metoda pemeriksaan, yang
terdiri dari teknologi, reagensia, dan algoritma.
b. Pengaruh reagensia terhadap
perangkat keras (hardware)
suatu alat hematologi .
Pada edisi ini akan
dibahas tentang kalibrator XN
yang digunakan di instrument
hematologi XN-series Sysmex.
Kalibrator XN mampu
ditelusuri ke standar internasional sehingga memenuhi persyaratan ISO
15189
yang
menyarankan setiap laboratorium klinik untuk memastikan
prosedur
pemeriksaan
yang
dilakukan mampu ditelusuri ke
standar rujukan dan mampu
menentukan nilai “uncertainty” hasil
pemeriksaan laboratoriumnya.
Perlunya dilakukan kalibrasi ini
merupakan bagian dari standarisasi
dan
harmonisasi
pemeriksaan
hematologi. Salah satu hal yang perlu
distandarisasi dan harmonisasi adalah
hitung retikulosit. Seperti diketahui
bahwa
kebutuhan
akan
hitung
retikulosit semakin tinggi termasuk
parameter tambahan seperti kadar
hemoglobin retikulosit (Ret-He) dan
fraksi retikulosit tidak matang (IRF)
baik pada pemeriksaan dengan kasus
anemia maupun dalam hal pemantauan
respons eritrosit akibat stimulant.
Harmonisasi pemeriksaan retikulosit
bertujuan untuk menstandarkan hitung
retikulosit antar instrument. 2
Selain parameter retikulosit,
maka
parameter
yang
mampu
dikalibrasi oleh kalibrator ini adalah
WBC, RBC, PLT, Hb dan hematokrit,
baik pada instrumen XN-10 maupun
XN-20. XN CalTM ini mengandung
komponen RBC yang stabil, komponen
WBC dan PLT yang stabil serta komponen eritrosit berinti yang stabil dalam
suatu media pengawet. Kalibrator
kemudian disimpan dalam
tabung
plastik
kecil
yang
mengandung
polipropilen dan disimpan pada suhu
2-80C dengan kestabilan selama 35 hari
dalam kondisi tertutup ataupun 4 jam
dalam kondisi terbuka. XN CalTM telah
mendapatkan ijin edar dari FDA
sehingga secara formal layak digunakan
dan realtif aman.
2. XN Cal. Available at http://
www.accessdata.fda.gov/
cdrh_docs/reviews/
K120745.pdf
3. Fujimoto K. Principles of
measurement in hematology
analyzers manufactured by
Sysmex corporation. Sysmex
Journal International 1999;9
(1):31-44
Referensi:
1. Fluorescence flowcytometry in haematology. Sysmex Xtra Online 2011.
Available at : http://
www.sysmex.co.za/files/articles
Xtra_online_Flourescence_flow_cyto
metry_in_haematology.pdf
KONGRES NASIONAL XII PERHIMPUNAN HEMATOLOGI DAN
TRANSFUSI DARAH INDONESIA 2014 (KONAS XII PHTDI 2014)
Hotel Grand Clarion Makassar, 13-15 November 2014
Sysmex turut berpartisipasi pada acara Konas
XII PHTDI yang lalu, yaitu pada tanggal 13-15
November 2014 di Hotel Grand Clarion
Makassar.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 350-400 orang
peserta dari dokter spesialis penyakit dalam
(khususnya subspesialis Hematologi Onkologi
Medik), spesialis anak, dan spesialis patologi
klinik.
Pada
acara ini,
Sysmex
mencoba
memperkenalkan teknologi hamatologi dan
hemostasis. Untuk teknologi hematologi, Sysmex memperkenalkan parameter khusus NRBC, Retic dan Ret-He,
Immature Granulocyte, IPF serta parameter-parameter advance lainnya dari XN-Series. Untuk teknologi hemostasis,
Sysmex mulai memperkenalkan pemeriksaan D-Dimer yang sensitif dari Innovance D-Dimer dan Innovance
PFA-200.
Download