105 HIDRORENGKAH METIL ESTER ASAM LEMAK

advertisement
Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk)
HIDRORENGKAH METIL ESTER ASAM LEMAK (MEPO) MENGGUNAKAN
ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI
Lina Mahardiani1),*, Enggar Kurniawan2), Wega Trisunaryanti2), dan Triyono2)
1)
Pendidikan Kimia – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret – Surakarta, 57126,
2)
Kimia Fisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta, 55281
email: [email protected]
ABSTRAK
Dalam upaya untuk menghasilkan rantai pendek hidrokarbon yang berasal dari
minyak sawit, telah dilakukan hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO) menggunakan
katalis nikel yang diembankan pada zeolit alam aktif (NZA). Zeolit alam (NZ) perlakuan
asam dilanjutkan dengan kalsinasi selama 1 jam pada suhu 500 oC diperoleh katalis NZA.
Impregnasi Ni menggunakan prekusor Ni(NO3)2.6H2O dilakukan dengan memvariasikan
kandungan Ni sebesar 2,5 dan 8% dari berat NZA yang menghasilkan katalis Ni/NZA2,
Ni/NZA5 dan Ni/NZA8. Hidrorengkah metil ester asam lemak dilakukan pada reaktor
fixed-bed. Kondisi reaksi meliputi waktu retensi 30 menit, laju alir gas hidrogen 20 ml/min
dan suhu reaksi 400, 450 dan 500 oC. Produk cair hasil reaksi hidrorengkah dianalisis
menggunakan kromatografi gas (GC). Dari proses uji aktivitas katalis didapatkan
persentase produk optimum pada jenis katalis Ni/NZA8, yaitu fraksi bensin 29,85% dan
fraksi solar 18,03% pada temperatur 500 oC.
Kata kunci: hidrorengkah, metil ester asam lemak (MEPO), Ni/NZA
HYDROCRACKING OF FATTY ACID METIL ESTER (FAME) USING ACTIVATED
NATURAL ZEOLITE
ABSTRACT
In an attempt to produce the short hydrocarbon chain from palm oil we applied
hydrocracking process of fatty acid methyl ester (FAME) using activated natural zeolite
(NZA) impregnated with metal nickel (Ni). Natural zeolite was treated with acid followed
with calcination for an hour with temperature 500 oC. Precusor Ni(NO3)2.6H2O was used to
impregnate various concentration of Ni, 2, 5 and 8%. Hydrocracking process using catalyst
Ni/NZA2, Ni/NZA5 and Ni/NZA8was conducted in fixed-bed reactor with time retention
30 minutes, hydrogen flow rate 20 mL/min heated with various temperature 400, 450 dan
500oC. Liquid product was analyzed using Gas Chromatography (GC). The results showed
that catalyst Ni/NZA8 with temperature 500oC produced optimum product gasoline
fraction 29.85% and diesel fraction 18.03%.
Keywords: hydrocracking, fatty acid methyl ester (FAME), Ni/NZA
105
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 105 - 112
PENDAHULUAN
Krisis energi dan lingkungan yang
sedang dihadapi oleh dunia disebabkan
oleh
peningkatan
populasi
yang
mendorong meningkatnya konsumsi
energi sehingga berakibat pada semakin
berkurangnya cadangan minyak bumi dan
meningkatnya polusi. Sejak tahun 2004
Indonesia menjadi net importer minyak
bumi
dimana
sektor
transportasi
merupakan salah satu konsumen terbesar
energi
komersial
dengan
tingkat
pertumbuhan rata-rata sebesar 3,38%
dalam
kurun
waktu
1997-2007
(Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), 2008).
Upaya yang sedang dilakukan
untuk menghadapi krisis energi dan
lingkungan adalah penggunaan sumber
energi yang dapat diperbarui dan ramah
lingkungan atau yang sering disebut
dengan bahan bakar bersih. Berbagai
sumber energi yang dapat terbarukan dan
dapat diandalkan adalah berasal dari
berbagai jenis minyak nabati. Salah
satunya adalah minyak sawit karena
memiliki rantai hidrokarbon panjang
yang mirip dengan minyak bumi, yang
memungkinkan
untuk
dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati
(biofuel) (Balat dan Balat, 2008; Helwani
et al., 2009; Nurjanah et al., 2009), serta
lebih ramah lingkungan dan tidak
beracun (Helwani et al., 2009).
Penelitian tentang pembuatan bahan
bakar nabati dari minyak nabati dengan
proses hidrorengkah katalitik (catalytic
hydrocracking)
mulai
banyak
dikembangkan. Proses ini merupakan
suatu cara untuk memecahkan rantai
karbon yang cukup panjang, menjadi
suatu molekul dengan rantai karbon yang
lebih sederhana, dengan beberapa tipe
katalis (Charusiri dan Vitidsant, 2005).
Katalis yang digunakan umumnya adalah
katalis heterogen yang memiliki luas
permukaan dan situs asam yang tinggi
dan
biasanya
dibuat
dengan
mendispersikan logam pada permukaan
106
pengemban. Salah satu bahan yang bisa
dimanfaatkan sebagai pengemban atau
bahan pendukung logam aktif dalam
pembuatan
katalis
sistem
logam/pengemban adalah zeolit alam
(Setiadi dan Pertiwi, 2007).
Pada penelitian ini, logam Ni
diembankan pada zeolit alam yang
dimodifikasi (NZA) dan diharapkan dapat
digunakan sebagai katalis yang memiliki
aktivitas dan daya tahan tinggi terhadap
reaksi hidrorengkah asam lemak metil
ester
minyak
sawit
(MEPO),
menggunakan reaktor fixed-bed plat
jamak untuk menghasilkan fraksi bensin
dan fraksi solar.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: alat-alat gelas
laboratorium,
pengaduk
magnet,
penyaring Buchner, furnace, oven, krus
porselin, termometer, pemanas listrik,
reaktor fixed bed, timbangan elektrik
(Mettler RE 200), penyaring 100 mesh,
Gas sorption analyzer Nova 1000
Quantachrome (UIN Yogyakarta), Gas
Chromatography (HP 5890 Series II), XRay Diffractometer (Shimadzu XRD6000), FTIR Shimadzu Prestige-21.
Sedangkan pengujian untuk komposisi
kandungan logam menggunakan alat
XRF dan foto permukaan katalis disertai
komposisinya menggunakan alat SEM
(JEOL JSM-6360 LA) -EDX (JED-2200
Series) dilakukan di Laboratorium Pusat
Survei Geologi Bandung.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian adalah: gas nitrogen, gas
oksigen, gas hidrogen, zeolit alam
(berasal dari wonosari klaten), glasswool,
akuades dan metanol teknis, minyak
kelapa sawit yang telah diesterifikasi
(FAME) dan bahan-bahan kimia dengan
kualitas p.a dari Merck terdiri dari: asam
fluorida (HF), asam klorida (HCl),
Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk)
amonium klorida (NH4Cl), natrium sulfat
(Na2SO4) anhidrat, dan
kristal
Ni(NO3)2.6H2O.
Prosedur penelitian
1. Preparasi Katalis
Zeolit alam dicuci sambil diaduk
kemudian dikeringkan dalam oven pada
temperatur 120 oC selama 2 jam (hingga
benar-benar kering dan diberi kode
katalis NZ). Sampel NZ direndam dalam
larutan HF 1% selama 10 menit pada
temperatur kamar, disaring dan dicuci
sampai pH 6, kemudian katalis
dikeringkan dalam oven pada temperatur
120 oC. Katalis kemudian direfluks
menggunakan HCl 6M sambil diaduk
dengan pengaduk magnet selama 30
menit (Trisunaryanti, 1996). Selanjutnya
sampel zeolit direfluks dengan larutan
NH4Cl 2 M pada temperatur 90 oC
selama 2 jam dengan pengaduk magnet.
Sampel dicuci sampai pH 6 lalu
dikeringkan dalam oven pada temperatur
120 oC selama 2 jam dilanjutkan dengan
kalsinasi dengan gas nitrogen pada
temperatur 500 oC selama 2 jam dan
dilanjutkan dengan proses oksidasi
dengan gas oksigen pada temperatur 500
o
C selama 2 jam. Zeolit ini diberi kode
katalis NZA.
Pembuatan katalis Ni-Zeolit dengan
cara pengembanan logam Ni pada katalis
NZA melalui proses impregnasi basah,
yaitu dengan cara merendam katalis NZA
ke dalam larutan Ni(NO3)2.6H2O pada
temperatur 80 oC sampai 90 oC selama 2
jam. Kemudian diuapkan sambil diaduk
sehingga diperoleh bentuk padatannya.
Katalis yang telah diembani logam Ni
kemudian dikeringkan dalam oven pada
temperatur 120oC selama 2 jam
dilanjutkan dengan kalsinasi dengan gas
nitrogen pada temperatur 500oC selama 2
jam dan proses oksidasi dengan gas
oksigen pada temperatur 500 oC selama 2
jam. Laju alir gas untuk proses oksidasi
dan kalsinasi adalah 20 mL/menit. Zeolit
yang telah jadi ini diberi kode Ni/NZA2,
Ni/NZA5, dan Ni/NZA8 sesuai dengan
banyaknya logam Ni yang digunakan.
2. Karakterisasi Katalis
Karakterisasi
katalis
yang
dilakukan meliputi penentuan keasaman
dengan metode gravimetri, rasio Si/Al
menggunakan X-ray Fluoresence (XRF),
identifikasi logam Ni yang teremban
meggunakan X-ray Diffraction (XRD)
dan XRF, dan permukaan katalis
menggunakan
Scanning
Electron
Microscope - Energi Dispersive X-ray
(SEM-EDX) serta penentuan luas
permukaan dan rerata jejari pori
menggunakan instrumen pengukur luas
permukaan (Mahardiani et al., 2010).
3. Uji Aktivitas Katalis Pada
Hidrorengkah Metil Ester Asam
Lemak Minyak Sawit (MEPO)
Katalis Ni/NZA yang telah dibuat
digunakan untuk proses hidrorengkah
metil ester asam lemak minyak sawit
menggunakan sistem fixed bed. Reaktor
yang dipakai pada penelitian ini memiliki
dua buah tempat untuk memisahkan
katalis dan reaktan. Katalis ditempatkan
pada reaktor proses tempat hidrorengkah,
sedangkan reaktan yang berupa metil
ester asam lemak minyak sawit
ditempatkan pada pemanas reaktan.
Katalis yang dipakai setiap reaksi
sebanyak 5 gram sedangkan reaktan yang
dipakai sebanyak 15 gram. Proses
hidrorengkah
diawali
dengan
memanaskan reaktor proses sampai
temperatur mencapai 500 oC untuk
mereduksi katalis yang ada. Proses
reduksi ini berjalan dalam waktu 1 jam.
Setelah proses reduksi selesai kemudian
suhu
disesuaikan
dengan
proses
hidrorengkah yang akan dilakukan, dan
barulah tempat reaktan dipanaskan
sampai temperatur 400 oC untuk
menjamin umpan menguap dengan baik.
Proses hidrorengkah ini dilakukan
dengan
variasi
temperatur
yaitu
temperatur 400, 450 dan 500 °C dengan
107
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 105 - 112
laju alir gas hidrogen yang sama yaitu 20
ml/menit. Uap reaktan akan menuju
tempat reaktor proses bersama dengan
gas hidrogen yang dialirkan. Proses
perengkahan katalitik dimulai dengan
adanya perpindahan molekul-molekul
yang berada dalam fasa uap ke
permukaan katalis. Molekul-molekul ini
teradsorpsi pada padatan katalis dan
bereaksi dengan katalis sehingga
menghasilkan produk hidrorengkah,
kemudian molekul-molekul produk yang
berada dalam fasa gas tersebut melewati
pendingin.
Proses reaksi yang dilakukan pada
penelitian hidrorengkah ini dibatasi
waktu 30 menit, penghitungan waktu
dimulai saat produk pertama menetes.
Produk hasil konversi yang diperoleh dari
reaksi hidrorengkah dianalisis dengan
menggunakan kromatografi gas (GC).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proses hidrorengkah metil
ester asam lemak minyak sawit diperoleh
produk fraksi solar dan fraksi bensin dari
ketiga jenis katalis dimana proses
dilakukan pada temperatur 400, 450 dan
o
500
C
dengan
memvariasikan
konsentrasi logam Ni yang diembankan
pada zeolit, yaitu 2% Ni (Ni/NZA2), 5%
Ni (Ni/NZA5) dan 8% Ni (Ni/NZA8).
a) Persentase Produk Fraksi Bensin
Pengaruh konsentrasi logam Ni
terhadap persentase produk fraksi
bensin hasil hidrorengkah metil ester
asam lemak minyak sawit dapat
dilihat pada Gambar 1, dimana
persentase produk fraksi bensin tidak
menunjukkan pola yang sama dengan
variasi kandungan logam Ni ke dalam
NZA. Pada temperatur 400 °C terlihat
bahwa persentase produk fraksi
bensin paling banyak dihasilkan oleh
Ni/NZA5 yaitu 6,77%. Hal ini
disebabkan karena Ni/NZA5 memiliki
cukup kandungan logam Ni yang
terembankan
pada
zeolit
dibandingkan dengan kedua katalis
yang lain. Katalis Ni/NZA2 memiliki
sedikit
kandungan
logam
Ni
terembankan pada zeolit sehingga
aktivitas dari katalis juga rendah.
Gambar 1. Persentase produk fraksi bensin dari proses hidrocracking metil ester
asam lemak minyak sawit ( : 400 oC, : 450 oC, dan : 500 oC)
108
Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk)
Sementara
katalis
Ni/NZA8
memiliki banyak kandungan logam Ni
terembankan pada zeolit, tetapi pada
temperatur 400 °C diduga terjadi
sintering logam Ni pada zeolit.
Pengembanan logam Ni dengan
jumlah
paling
banyak
akan
mengakibatkan jarak situs aktif logam
satu dengan yang lain cenderung
berdekatan, sehingga pada temperatur
proses yang relatif lebih rendah
kecenderungan terjadinya sintering
lebih mudah terjadi (Augustine,
1996). Hal tersebut memiliki dampak
yang besar terhadap aktivitas katalis
Ni/NZA8, sehingga pada temperatur
ini produk yang dihasilkan tidak
terlalu maksimal, yaitu 2,50%. Hal
inilah yang menyebabkan produk
yang dihasilkan oleh katalis Ni/NZA5
paling baik untuk temperatur 400 oC,
begitu juga pada temperatur 450 oC.
Sementara itu untuk temperatur
500 oC, terlihat bahwa persentase
produk fraksi bensin dari katalis
Ni/NZA8 sangat tinggi yaitu 29,85%.
Hal ini disebabkan karena katalis
Ni/NZA8 memiliki karakteristik sifat
yang paling baik dari segi keasaman,
volume total pori dan juga rerata jejari
porinya. Keasaman yang tinggi akan
menyebabkan
proses
reaksi
hidrorengkah
berjalan
semakin
mudah. Demikian juga dengan hasil
dari volume total pori dan rerata jejari
pori, Ni/NZA8 mempunyai hasil
paling baik bila dibandingkan kedua
jenis katalis lainnya akan membuat
kemudahan reaktan untuk masuk
kedalam pori zeolit dan terjadi proses
perengkahan akan semakin mudah.
Temperatur yang relatif lebih tinggi
juga dimungkinkan proses sintering
juga tidak terjadi sehingga aktivitas
katalis Ni/NZA8 dapat bekerja secara
optimal. Hal ini tidak terjadi pada
aktivitas katalis Ni/NZA2 dan
Ni/NZA5.
b) Persentase Produk Fraksi Solar
Hasil hidrorengkah metil ester
asam lemak minyak sawit untuk fraksi
solar dapat dilihat pada Gambar 2,
dimana
persentase
produknya
mempunyai kecenderungan yang
sama dengan persentase produk fraksi
bensin.
Pada suhu 400 °C, katalis
Ni/NZA5 menghasilkan produk fraksi
bensin paling besar yaitu 8,93%. Hal
ini
disebabkan
karena
katalis
Ni/NZA5
aktivitas
katalitiknya
bekerja secara optimal, selain
memiliki jumlah logam teremban
yang cukup dan tidak banyak
mengalami sintering. Sementara itu
produk fraksi solar pada katalis
Ni/NZA2 dan Ni/NZA8 tidak berbeda
jauh yaitu 4 dan 4,42%. Hal ini
disebabkan karena aktivitas katalitik
kedua katalis tidak bekerja dengan
optimal. Katalis Ni/NZA2 tidak cukup
memiliki kandungan logam Ni yang
terembankan ke dalam zeolit,
sementara
katalis
Ni/NZA8
dimungkinkan mengalami sintering
karena kandungan logam Ni yang
lebih banyak dan temperatur proses
terlalu rendah. Hal tersebut di atas
tidak berbeda jauh dengan hasil
aktivitas hidrorengkah MEPO pada
temperatur 450 °C.
Sementara itu, pada temperatur
500°C,
katalis
Ni/NZA8
menghasilkan produk fraksi solar
sekitar 18,03%. Hal ini berkaitan erat
dengan karakterisitik sifat katalis
yaitu keasaman, volume total pori dan
juga rerata jejari porinya. Keasaman
yang tinggi akan menyebabkan proses
reaksi hidrorengkah berjalan semakin
mudah. Lebih lanjut hasil dari volume
total pori dan rerata jejari pori
menunjukkan bahwa Ni/NZA8 paling
baik bila dibandingkan kedua jenis
katalis lainnya akan membuat
kemudahan reaktan untuk masuk
kedalam pori zeolit dan terjadi proses
109
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 105 - 112
hidrorengkah akan semakin mudah.
Demikian juga dengan temperatur
yang relatif lebih tinggi juga
dimungkinkan proses sintering juga
tidak terjadi sehingga aktivitas katalis
Ni/NZA8 dapat bekerja secara
optimal.
Dari kedua hasil hidrorengkah
metil ester asam lemak minyak sawit,
yaitu fraksi bensin dan fraksi solar,
diketahui bahwa aktivitas katalitik dari
katalis dengan konsentrasi logam Ni
sebesar
8%
(Ni/NZA8)
pada
temperatur 500 oC adalah yang paling
baik.
Melalui produk yang diperoleh
inilah dilakukan analisis GC-MS
untuk mengetahui jenis senyawa apa
saja yang dihasilkan dari reaksi
hidrorengkah metil ester asam lemak
minyak sawit. Kromatogram hasil GCMS dari produk hidrorengkah pada
kondisi 500 oC dengan menggunakan
katalis Ni/NZA8 dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 2. Persentase produk fraksi solar dari proses hidrorengkah metil ester
asam lemak minyak sawit ( : 400 oC, :450 oC, dan : 500 oC)
Gambar 3. Kromatogram GC-MS reaksi hidrorengkah pada 500 oC
menggunakan katalis Ni/NZA8
110
Hidrorengkah metil ester asam lemak (MEPO)... (Lina Mahardiani, dkk)
Produk cair yang dihasilkan dari
proses
hidrorengkah
dianalisis
menggunakan
GC-MS dengan
kondisi operasi sebagai tersaji pada
Tabel 1. Dari Tabel 2 terlihat bahwa
senyawa yang dapat dianalisa adalah
senyawa dengan jumlah atom karbon
minimal 8, dengan masih banyak
sekali persentase relatif hidrokarbon
rantai panjang (C16 dan C17).
Tabel 1. Kondisi operasi GC-MS
Parameter
Kolom
Panjang kolom
Diameter dalam kolom (ID)
Temperatur oven
Temperatur injeksi
Injection mode
Flow control mode
Total flow
Column flow
Linear velocity
Purge flow
Split ratio
Temperatur awal oven
Kenaikan temperatur oven
Temperatur akhir
Detektor
Gas Pembawa
Jumlah injeksi sampel
Rangkaian
alat
yang
belum
tersambungkan
secara
on-line,
menyebabkan produk hidrorengkah
yang berupa gas tidak dapat diisolasi
sehingga tidak dapat diketahui
komposisi produknya. Dimungkinkan
produk yang memiliki jumlah atom
karbon lebih kecil yaitu C1-C7 ikut
terbuang bersama dengan gas yang
mengalir (Kurniawan, 2010).
Keterangan
: Rtx-5 MS
: 30 meter
: 0,25 mm
: 100oC
: 300oC
: split
: pressure 22 kPa
: 40 mL/menit
: 0,5 mL/menit
: 26,3 cm/sec
: 3 mL/min
: 73
: 100oC
: 10oC/menit
: 280oC
: Flame Ionizatin Detector (FID)
: He
: 0,1 µL
Tabel 2. Distribusi jenis senyawa hasil hidrorengkah yang dianalisis menggunakan
GC-MS
Waktu retensi
Persentase
Nama senyawa
Rumus
(menit)
relatif
molekul
3,322
0,91
1-nonena
C9H18
3,418
3,26
Trans-2-oktenol
C8H16O
5,309
2,39
n-dekana
C10H22
8,014
1,68
1-undekena
C11H22
14,689
1,86
n-tridekana
C13H26
17,317
1,06
3-tetradekena
C14H28
17,530
1,33
n-tetradekana
C14H30
19,956
1,61
1-pentadekena
C15H30
20,169
20,91
n-heksadekana
C16H34
24,964
1,79
n-heptadekana
C17H36
29,844
36,75
Metil palmitat
C17H34O2
33,227
9,25
Metil oleat
C19H36O2
111
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 105 - 112
KESIMPULAN
Pada optimasi jumlah logam Ni
yang diembankan ke dalam katalis
diketahui bahwa konversi terbesar
diperoleh pada jumlah logam Ni 8%
dengan persentase produk fraksi bensin
29,85% dan fraksi solar 18,03% pada
temperatur 500 oC menggunakan reaktor
fixed-bed. Hal ini menunjukkan bahwa
zeolit alam teraktivasi menggunakan
perlakuan asam dapat digunakan sebagai
katalis pada proses hidrorengkah metil
ester asam lemak minyak sawit (MEPO).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2008,
Energi,
Status
Lingkungan Hidup Indonesia,
Departemen
ESDM,
http://esdm.co.id.
Augustine, R.L., 1996, Heterogenous
Catalysis for the Synthetic Chemist,
Marcel Dekker, Inc., New York.
Balat, M. and Balat, H., 2008, A Critical
Review of Biodiesel as a Vehicular
Fuel, Energy Conv. Mgmt., 49,
2727-41.
Charusiri, S. dan Vitidsant, T., 2005,
Kinetic Study of Used Vegetable
Oil to Liquid Fuels over Sulfated
Zirconia, Energy and Fuels,
Vol.19, 1783-89.
112
Helwani, Z., Othman, M.R., Aziz, N.,
Fernando, W.J.N., and Kim, J.,
2009, Technologies for Production
of Biodiesel Focusing on Green
Catalytic Techniques: A Review,
Fuel Processing Tech., Vol.90,
1502-14.
Kurniawan,
E.,
2010,
Preparasi,
Karakterisasi dan Uji Aktivitas
Katalis Ni/Zeolit Alam Aktif Untuk
Proses Hidrorengkah Methyl Ester
Palm Oil (MEPO), Skripsi, Jurusan
Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.
Mahardiani, L., Trisunaryanti, W., and
Triyono, 2010, Preparation and
Characterization of Natural Zeolite
Catalyst For Hydrocracking of
Palm Oil, 2nd International
Conference on Chemical Sciences,
Yogyakarta.
Nurjannah, Irmawati, Roesyadi, A., and
Danawati, 2009, Perengkahan
katalitik
asam
oleat
untuk
menghasilkan
biofuel
menggunakan HZSM-5 sintesis,
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia Indonesia – SNTKI 2009,
ISBN 978-979-98300-1-2.
Setiadi and Pertiwi, A., 2007, Preparasi
dan Karakterisasi Zeolit Alam
untuk Konversi senyawa ABE
menjadi Hidrokarbon, Prosiding
Konggres
dan
Simposium
Nasional Kedua MKICS, ISSN :
0216-4183, 1-4.
Download