kegiatan investor relations pt

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Public Relations sebagai “Jembatan” antara Perusahaan dan Publiknya
Public Relations bila dilihat dari studi ilmu komunikasi adalah salah satu
teknik komunikasi yang menitikberatkan pada usaha untuk menumbuhkan suatu
suasana kerjasama (good will) dan menciptakan saling pengertian (mutual
understanding) antara publik yang berkepentingan untuk mencapai tujuan
baersama dalam iklim yang saling menguntungkan (favourable).
Public Relations (PR) pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati
agak lain dengan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR
adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal balik). Arus
komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR, sehingga
terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR.
Public Relations sebagai jembatan antara perusahaan dengan publiknya,
memiliki arti bahwa public relations harus dapat menjadi penghubung antara
perusahaan dengan publiknya, dengan menyelenggarakan suatu aktivitas
komunikasi agar kedua pihak tersebut selalu memiliki saluran yang tepat untuk
mengetahu setiap perkembangan yang dialami oleh masing-masing pihak.
Salah satu tugas pokok Public Relations dalam menjembatani hubungan
tersebut adalah dengan menjaga agar publik dari perusahaan selalu memiliki
pengetahuan yang memadai tentang perusahaan, sebagaimana yang dinyatakan
Unisba.Repository.ac.id
oleh Oemi Abdurrahman bahwa “untuk menanamkan dan memperoleh pengertian,
goodwill, kepercayaan dan penghargaan dari publik, maka perusahaan harus
memberikan keterangan-keterangan kepada publik dengan jujur, sehingga publik
merasa well informed dan diikutsertakan dalam usaha-usaha badan itu.”
(Abdurrahman, 2001:27)
Menurut Lesly (1993:3), terdapat bermacam jenis definisi yang
menerangkan Public Relations, yang setidaknya dapat menyentuh seluruh aspek
dalam hubungan antar manusia. Dari seluruh definisi tersebut, Lesly memberikan
definisi sederhana yaitu :”…helping an organization and its public adapt mutually
to each other.”…..menolong organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi
satu dengan yang lainnya.”
Definisi ini menunjukkan bahwa fakta terpenting dan menjadi inti dari
kegiatan Public Relations adalah “mutual accomodation” atau saling membantu.
Artinya kegiatan Public Relations tidak hanya dipandang sebagai kegiatan satu
arah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor terpenting yang saat ini dihadapi oleh
setiap organisasi atau institusi adalah keberadaan pendapat yang diberikan
individu dan keberadaan organisasi atau individu tersebut.
Secara struktural Public Relations merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri. Public
Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga
dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya lembaga tersebut. Dari pihak
suatu lembaga, komunikasi seperti ini ditujukan untuk menciptakan saling
Unisba.Repository.ac.id
pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebajikan dan tindakan lembaga
tersebut. Dengan kata lain, Public Relations berfungsi menumbuhkan hubungan
baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan pengertian dan kemauan baik (good will)
publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan atau untuk
menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang baik dengan publik.
(Effendy, 1998:24). The British Institute of Public Relations dalam Jefkins
(2002:9) memberikan definisi bahwa “Public Relations adalah keseluruhan upaya
yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
Public Relations merupakan suatu aktivitas terus menerus dan dilaksanakan secara
teratur, melalui suatu kegiatan komunikasi.
Sementara itu, Frank Jefkins memberikan definisi : “Public Relations
adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu
kedalam maupun keluar, antara organisasi dengan khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”
(Jefkins, 1002:10). Sedangkan definisi dari Howard Bonham (Abdurrachman,
2001:25): “Public Relations is the art of bringing about a better public
understanding which breeds greater public confidence for any individual or
organization’’. Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian
Unisba.Repository.ac.id
publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
seseorang atau sesuatu organisasi/badan.
J.C Hooftman menyatakan bahwa “untuk membangkitkan opini publik
yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan
yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut
kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian
daripadanya”. (Abdurrachman, 2001:26)
Dari definisi-definisi yang telah disebutkan di atas nampak bahwa fungsi
Public Relations adalah menjaga agar publik selalu memiliki pengetahuan yang
memadai tentang keberadaan perusahaan, sehingga menghasilkan pemahaman
yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Fungsi ini sejalan dengan
pendapat Edward L. Bernays dalam bukunya “Public Relations” bahwa salah satu
arti Public Relations adalah “Information given to public “; Informasi yang
diberikan kepada publik.
Selanjutnya fungsi Public Relations menurut Effendy berdasarkan ciri-ciri
dan penegasan kegiatan Public Relations yang dikemukakan oleh Scoutt
M.
Cutlip, Allen H.Center, Glenn M. Broom, dalam Effective Public Relations adalah
sebagai berikut :
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,
baik publik internal maupun eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisai kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi
d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisai demi
kepentingan umum. (Cutlip et al dalam Effendy, 1999:36)
Unisba.Repository.ac.id
Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa esensi dari Public
Relations adalah bagaimana membina hubungan yang baik dengan publik, dalam
rangka memperoleh pengertian dan dukungan bagi perusahaan. Jadi, Public
Relations harus menciptakan kelancaran hubungan antara perusahaan dengan
publik, atau dalam istilah lain, menjadi saluran komunikasi yang efektif diantara
kedua belah pihak tersebut. Inilah yang menjadi arti bahwa Public Relations
merupakan jembatan antara perusahaan dengan publiknya. Dalam penelitian ini,
yang menjadi pokok perhatian adalah fungsi Public Relations dalam menjaga
hubungan dengan para investor sebagai publik internal perusahaan. Tanggung
jawab Public Relations adalah menjaga agar investor selalu mengetahui eksistensi
dan kinerja perusahaan di tengah-tengah persaingan yang dihadapinya. Kegiatan
investor relations melalui program komunikasi harian tersebut merupakan salah
satu usaha untuk membina hubungan harmonis serta menciptakan komunikasi dua
arah timbal balik antara perusahaan dengan publiknya.
2.2 Investor Relations
Berdasarkan klasifikasi utama dari publik atau khalayak sasaran suatu
organisasi maka kegiatan kegiatan Public Relations dapat dikategorikan kedalam
dua kegiatan utama, yaitu Internal Relations (yang mencakup memelihara
hubungan dengan publik internal) dan External relations (yang mencakup
menjaga hubungan yang harmonis dengan publik di luar perusahaan).
Unisba.Repository.ac.id
Menurut Robert W, Kolb dalam bukunya Investment, “investor adalah
lembaga atau perorangan yang menyertakan dananya kepada emiten dengan
membeli saham, dengan tujuan mendapatkan capital gain dan deviden. Capital
Gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan jual, sedangkan
deviden adalah laba yang didapat oleh perusahaan yang dibagikan kepada para
pemegang saham setiap tutup buku perusahaan”, (Kolb, 1986:74)
Maka, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa investor perorangan
adalah orang yang menyertakan dananya kepada perusahaan, dengan tujuan untuk
mendapatkan capital gain. Dalam penelitian ini, keuntungan yang didapat oleh
investor adalah selisih antara harga beli san jual valuta asing dalam bisnis forex
margin trading.
Investor relations merupakan bagian dari Public Relations, sesuai dengan
namanya maka pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang paling
utamna harus dilayani atau yang menjadi fokus adalah investor atau pemegang
saham. Namun demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kretarto dalam
buku Investor Relations bahwa dalam prakteknya investor relations mempunyai
hubungan yang lebih luas, yaitu :
Pihak yang melindungi kepentingan pemegang saham, yaitu Bapepam dan
Bursa efek
Wartawan & Pers
Perusahaan efek
Lembaga-lembaga penunjang pasar modal
Unisba.Repository.ac.id
Affinity Group, yaitu stakeholders yang sudah atau berniat menjadi
pemegang saham (investor), seperti pemasok, penyalur, konsumen,
kreditur dan keluarga karyawan
Pesaing sebagai investor
Peneliti ekonomi dan keuangan independent.
Adapun fungsi kegiatan Investor Relations sebagai penghubung antara
perusahaan dengan masyarakat investor. Hal tersebut dilakukan dalam upaya
memberikan pelayanan informasi kinerja perusahaan berkaitan dengan kondisi,
kegiatan bisnis dan keuangan saat ini, serta prospek keuntungan perusahaan di
masa-masa yang akan datang dsb, kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
khususnya masyarakat pemodal (investor). Juga diharapkan sekaligus mampu
menciptakan hubungan komunikasi yang baik dan saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak (investor relationship). (Ruslan, 2003:47)
Perusahaan yang mengelola dana dari investor harus menyelenggarakan
bentuk khusus dari Public Relations dengan komunitas investasi atau finansial.
Investor dan komunitas finansial lainnya tidak dapat diatur dengan cara yang sama
dengan publik lainnya dalam kegiatan Public Relations. Dalam perusahaan yang
melakukan kegiatan Forex Margin Trading, dimana modalnya diperoleh dari
publik yang menjadi investor, tentu saja investor tersebut memiliki peranan yang
sangat penting, karena pencapaian tujuan perusahan sangat bergantung kepada
keputusan investasi mereka, sehingga dibutuhkan suatu usaha agar terjalin
Unisba.Repository.ac.id
hubungan yang baik antara perusahaan dengan investornya, yang dilakukan oleh
bagian investor relations.
Kunci agar program investor relations menjadi efektif adalah adanya
komunikasi dua arah antara perusahaan dengan para investor. Salah satunya
adalah melakukan sebuah program komunikasi yang kontinyu, agar investor
memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan yang dibutuhkan oleh mereka.
Dalam menjalankan fungsi investor relations, kegiatan utamanya adalah
pelayanan informasi kepada investor. Dalam hal ini kejujuran dan keterbukaan
dalam pelayanan informasi kepada investor
merupakan dua hal yang dapat
menjadi ukuran berkualitas tidaknya suatu perusahaan. Kesenjangan informasi
antara investor dan manajemen perusahaan harus diperkecil dengan penyampaian
informasi berkualitas secara kontinyu . Dengan kata lain jika dilakukan secara
efektif, maka investor relations dapat memberikan pengaruh positif terhadap
tingkat nilai, kepercayaan dan citra perusahaan serta terhadap biaya modal
perusahaan emiten (go public) secara keseluruhan.
Definisi yang dikemukakan oleh Seitel (2001:458) :
Investor relations is the effort to narrow the gap between the perception of
a company and the reality – in other words, helping the firm’s securities
reach their appropriate market price. To do this, proffesional investor
relations must encourage stockholders to buy and hold company shares
(Seitel,2001:458).
(Investor relations adalah usaha untuk mempersempit kesenjangan
persepsi antara perusahaan dengan realitas yang sesungguhnya, dengan
kata lain, membantu tujuan perusahaan mencapai harga pasar yang
diharapkan. Untuk itu profesional investor relations perlu mendorong
investor untuk tetap memiliki sahamnya).
Unisba.Repository.ac.id
Cutlip, Center & Broom dalam buku Effective Public Relations
menyampaikan pengertian investor relations, yaitu : Investor relations (hubungan
investor) merupakan bagian khusus dari public relations perusahaan yang
menciptakan dan memelihara hubungan yang saling bermanfaat (menguntungkan)
dengan pihak pemegang saham dan investor lainnya untuk meningkatkan nilai
pasar. (Cutlip et al, 1999:21).
Lebih lanjut Cutlip et al menyatakan bahwa “pada prakteknya, yang
menjadi kunci bagi kemajuan manajemen perusahaan adalah investor dan
keberhasilan kampanye yang dilakukan oleh bagian Public Relations. Keuntungan
perusahaan sangat ditentukan oleh penyediaan informasi yang lengkap dan aktual,
baik itu informasi baik maupun buruk, yang mempengaruhi keputusan investasi
masyarakat pemodal”.
Fungsi investor relations
secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Merencanakan program komunikasi yang paling sesuai dalam rangka
mencapai tujuan manajemen perusahaan.
2. Merancang media komunikasi bagi para investor, seperti surat
perkenalan untuk investor baru, laporan tahunana, berita finansial serta
informasi bagi para analis.
3. Menyiapkan pertemuan tatap muka dengan para investor, seperti plant
tours dan pertemuan tahunan (Cutlip et al, 1999:474)
Hal yang membedakan praktisi investor relations dengan bentuk lain dari
praktek public relations adalah spesialisasi dalam hal keahlian finansial dan
pengalaman yang dibutuhkan agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan
khalayak tertentu, baik itu investor individu maupun institusi, serta para analis.
Unisba.Repository.ac.id
“Praktisi investor relations harus dapat menjamin bahwa publiknya
memperoleh informasi yang utuh, seimbang serta tepat waktu, sehingga mereka
dapat mengambil keputusan membeli, mempertahankan dan menjual sahamnya”,
(Seitel, 2001:458)
Rencana
yang
matang
dan
program
komunikasi
yang
baik
akan
mempertahankan reputasi perusahaan, dan dengan demikian penampilan
perusahaan di pasar akan baik pula.
Beberapa pedoman berkomunikasi agar program investor relations yang
dilakukan menghasilkan kredibilitas perusahaan dan penghargaan publik yang
baik :
1. Bersikap agresif. Perusahaan di era seperti ini harus berkompetisi
secara keras demi pencapaian tujuannya, yang terpenting adalah
menjaga agar analis dan investor selalu memiliki informasi yang cukup
tentang perusahaan. Untuk itu, maka dibutuhkan komunikasi yang
agresif, dan penyampaian secara jujur.
2. Mengumumkan keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan,
karena investor juga harus mengetahui evaluasi terhadap kepemilikan
sahamnya, situasi persaingan perusahaan serta keberadaan perusahaan.
3. Sampaikan kedua sisi berita, yang baik dan yang buruk. Perusahaan
harus selalu berkomunikasi dengan investor pada saat keadaan sedang
baik maupun buruk, dengan kata lain investor membutuhkan suatu
komunikasi yang terus menerus. Bila terjadi masalah pada perusahaan,
maka investor perlu mengetahui bagaimana manajemen berusaha
mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
4. Selalu berinisiatif berkomunikasi dengan investor, jangan sampai
investor yang berusaha mendatangi perusahaan. Investor ingin merasa
menjadi bagian yang penting dari perusahaan, sedangkan perusahaan
memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya, oleh karena itu,
maka perusahaan harus terbuka menyampaikan setiap hal kepada
investor, agar mereka tidak dilanda kecemasan akan mengalami
kerugian. (Seitel, 2001:475)
Unisba.Repository.ac.id
Investor merupakan publik yang khusus, mereka memiliki hubungan yang
berbeda dengan publik lainnya, karena bagaimanapun, investor ikut memiliki
perusahaan. Oleh karena itu, “perusahaan memiliki tanggungjawab dalam
menyampaikan fakta dan penjelasan yang dibutuhkan para investor, dalam hal ini
praktisi Public Relations harus mempertimbangkan apakah informasi yang
disampaikan sudah memenuhi kebutuhan mereka atau belum “ (Ellis et al, 1982 :
215-216)
Investor Relations menjadi garda terdepan dalam menjamin berlangsungnya
hubungan yang baik antara perusahaan dengan para investor perorangan. Dengan
mengoptimalkan fungsinya, maka akan tercapai asas keterbukaan yang
disyaratkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Optimalnya fungsi investor
relations dalam menjalin hubungan yang baik dengan para investor akan
memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan, misalnya menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan
investor dalam melakukan investasi pada
perusahaan.
2.3 Program Komunikasi Harian dalam Investor Relations serta Fungsinya
dalam Mengimplementasikan
Prinsip Good Corporate Governance.
Peranan Investor Relations Practitioner secara praktis adalah melaksanakan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu terwujud dalam 4 prinsip :
a. Accountability (Akuntabilitas), yaitu pertanggungjawaban agar pihak
perusahaan memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pertanyaan
investor atas berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh
Unisba.Repository.ac.id
perusahaan berkaitan dengan dana yang dipercayakan oleh investor
kepada perusahaan
a. Predictability (Prediktabilitas), kemampuan dalam memprediksi prospek
usaha mendatang secara tepat dan rasional, yang terkait dengan
kebijakan yang efektif, efisien dalam operasi dan teknis pengembangan
bisnis sesuai dengan peraturan bisnis dan hukum yang berlaku.
b. Transparency (Transparansi), tersedianya informasi yang dapat
dipercaya, terbuka, relevan dan mudah dimengerti yang dapat diperoleh
secara mudah oleh pihak investor.
c. Participation (Partisipasi), keikutsertaan investor dalam memperoleh
informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil keputusan
bersama dalam perusahaan. (Kretarto, 2001:16)
Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham (investor), pengelola
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan.
Latar belakang pelaksanaan Corporate Governance adalah perusahaanperusahaan semakin banyak bergantung pada modal eksternal untuk pembiayaan
kegiatan-kegiatan mereka. Demi kepentingan mereka, perusahaan perlu
memastikan kepada pihak penyandang dana eksternal bahwa dana-dana tersebut
digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa
manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan. Kepastian
tersebut diberikan oleh sistem tata kelola perusahaan (corporate governance).
Sistem Corporate Governance yang baik memberikan perlindungan yang
efektif kepada para pemegang saham dan pihak investor, sehingga mereka bisa
meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan
Unisba.Repository.ac.id
bernilai tinggi. Oleh karena itu sistem tersebut harus juga membantu menciptakan
lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sector usaha yang efisien dan
berkesinambungan.
Adapun manfaat penerapan Good Corporate Governance adalah:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada invcestor.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak
rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan
corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.
4. Para investor akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders’ value dan dividen.
Program Komunikasi Harian merupakan bagian dari fungsi investor
relations yang paling penting. Subjek yang ingin melakukan komunikasi dengan
perusahaan pada dasarnya semua kalangan, mulai dari investor perorangan
maupun institusi, para analis dan manajer investasi. Oleh karena itu seorang
Public Relations dalam menjalankan fungsi investor relations bertugas untuk
menyelenggarakan komunikasi persuasif dan informatif, yang dapat dilaksanakan
baik secara tatap muka maupun melalui telepon, surat elektronik (e-mail) atau
surat.
Unisba.Repository.ac.id
Bila kita melihat kembali tujuan dari investor relations yaitu memelihara
komunikasi yang positif antara perusahaan dengan para investor, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan komunikasi dengan investor tersebut harus
didasarkan pada prinsip-prinsip Good Corporate Goveranance. Sehingga bisa
dikatakan bahwa kualitas dari pelaksanaan investor relations dapat dilihat dari
apakah perusahaan telah melaksanakan Good Corporate Governance dengan baik
atau tidak.
Prinsip-prinsip internasional mengenai Corporate Governance mulai
muncul dan berkembang baru-baru ini. Prinsip-prinsip tersebut mencakup :
Hak-hak para investor yang harus diberi informasi dengan benar dan
tepat waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam
pengambilan
keputusan
mengenai
perubahan-perubahan
yang
mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari
keuntungan perusahaan.
Perlakuan sama terhadap para investor (pemegang saham), terutama
kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing,
dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider
trading)
Peranan investor (pemegang saham) harus diakui sebagaimana
ditetapkan oleh hokum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan
Unisba.Repository.ac.id
serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan,
lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuntungan.
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi
mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, serta pemegang kepentingan (stakeholders).
Tanggung
jawab
pengurus
dalam
manajemen,
pengawasan
manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para
pemegang saham.
Di negara-negara Asia, pelaksanaan corporate governance merupakan
bagian penting dari pembaharu-pembaharu ekonomi yang mutlak untuk
mengatasi krisis ekonomi. Hongkong, Thailand, Malaysia sudah lebih dahulu
membentuk komite nasional mengenai corporate governance dan di Negara itu
pedoman ini bersifat imbauan dan tidak memaksa.
Di Indonesia, hukum dan peraturan mengenai Corporate Governance
adalah :
1. UU RI nomor 1 tahun 1995 tentang Perserroan Terbatas (UUPT)
2. UU yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal Indonesia atau
BAPEPAM
Perusahaan wajib mengungkapkan informasi penting melalui Laporan
Tahunannya kepada masyarakat dengan cara yang tepat waktu, akurat dapat
dimengerti dan obyektif.
Unisba.Repository.ac.id
Perusahaan wajib mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak saja
hal-hal yang diharuskan menurut hukum tetapi juga hal-hal yang mempunyai
arti penting bagi pengambilan keputusan pihak investor.
Ada dua hal mendasar yang menyebabkan perlunya penerapan prinsip
Good Corporate Governance di Indonesia, yaitu :
1.
Adanya tuntutan terhadap dunia usaha yang semakin kompetitif
menjelang abad 21. Dengan diterapkannya perdagangan bebas
nanti, maka setiap pelaku bisnis diperbolehkan melakukan
kegiatannya di Negara manapun.
2.
Adanya tuntutan secara langsung dari lembaga-lembaga donor agar
perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip Good
Corporate Governance.
Hak-hak investor yang harus dilindungi menurut prinsip-prinsip corporate
governance yang disusun oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) pada bulan April 1998, yaitu :
1.
Hak-hak dasar investor (pemegang saham) meliputi hak untuk : 1)
memastikan registrasi saham yang dimiliki, 2) memindahtangankan
saham-sahamnya, 3) memperoleh informasi perusahaan secara teratur
dan tepat waktu, 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), 5) memperoleh bagian keuntungan
perusahaan
Unisba.Repository.ac.id
2.
Para investor (pemegang saham) mempunyai hak untuk berpartisipasi,
memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan,
seperti :1) otorisasi untuk penambahan saham 2) transaksi-transaksi
luar biasa yang mempengaruhi hasil penjualan perusahaan
3.
Para investor (pemegang saham) harus memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta
harus diberi informasi tentang aturan-aturan yang berlaku.
1) Para investor (pemegang saham) harus diberikan informasi yang
cukup dan tepat waktu, serta informasi yang lengkap dan tepat
waktu mengenai masalah-masalah yang akan diputuskan dalam
rapat
2) Investor harus diberikan kesempatan untuk bertanya
3) Investor harus dapat memberikan suara dalam rapat.
PT. Gemilang Sarana Abadi sebagai perusahaan yang mengandalkan
keberlangsungan
perusahaannya
berdasarkan
dana
investasi
masyarakat,
menerapkan prinsip good corporate governance dalam kaitannya dengan investor
relations. Dalam menerapkan Good Corporate Governance, Ibu Tia Head Sales
PT. Gemilang Sarana Abadi mengemukakan :
-
Perusahaan memberikan informasi yang aktual, akurat dan prospektif
-
Perusahaan menerapkan asas perlakuan yang seimbang dalam penyediaan
informasi yang diperlukan
Unisba.Repository.ac.id
-
Perusahaan baik langsung maupun tidak langsung tidak melakukan aktivitas
perdagangan valas yang bertujuan untuk merugikan atau menguntungkan
investor tertentu.
-
Perusahaan menekankan pada etika bisnis yang kuat dan konsisten untuk
membentuk, memelihara dan membangun sikap perilaku manajemen dan
staf karyawan yang terpuji
-
Perusahaan menjaga keamanan dan kerahasiaan serta membatasi akses dari
pihak yang tidak berkepentingan atas data dan informasi investor dan
perusahaan.
Lebih lanjut, Ibu Tia mengemukakan implementasi Good Corporate
Governance PT. Gemilang Sarana Abadi, antara lain :
1. Laporan keuangan kepada investor disampaikan secara tepat waktu
2. Laporan keuangan diberikan kepada investor setiap terjadinya transaksi
forex margin trading.
3. Investor relations yang aktif, komunikatif dan responsif
4. Komunikasi yang kontinyu dengan para investor, serta melibatkan investor
dalam setiap kegiatan transaksi.
5. Menegakkan disiplin organisasi dan lingkungan pengendalian untuk
mencegah kecurangan dan penyimpangan dalam mekanisme trading
6. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan.
7. Adanya filosofi, visi, misi, strategi dan objektif perusahaan yang
dmengerti dan didukung oleh seluruh jajaran perusahaan
Unisba.Repository.ac.id
8. Keterbukaan informasi
9. Sumber daya manusia yang trampil dan handal, financial counsultan yang
berpengalaman dalam menganalisa pasar sehingga meminimalkan resiko
kerugian dalam transaksi valuta asing.
10. Memberikan pelayanan yang terbaik dan berusaha mencapai yang terbaik
11. Memberikan jaminan hukum terhadap investor dengan perjanjian kontrak
yang lengkap serta dibawah legalitas notaris untuk memberikan rasa
aman terhadap para investor
12. Melibatkan investor dalam setiap keputusan trading, serta terbuka
terhadap masukan dan evaluasi dari investor.
2.4 Penerapan Expectancy-Violation Theory sebagai Dasar Penelitian
2.4.1
Tinjauan tentang teori Expectancy-Violation
Manusia biasanya berperilaku berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Namun kadangkala orang lain berlaku tidak sesuai dengan harapan kita.
Bagaimana respon kita jika orang berperilaku tidak sesuai dengan harapan kita,
dipelajari oleh ahli komunikasi, Judee Burgoon.
“Kita mempunyai harapan-harapan mengenai perilaku orang lain
berdasarkan noarma-norma sosial dan juga pengalaman kita sebelumnya dengan
orang lain dan situasi dimana perilaku tersebut terjadi” (Littlejohn, 1996:148).
Asumsi umum dari teori ini adalah ketika harapan kita terpenuhi, maka
perilaku orang lain akan dinilai positif, dan ketika harapan-harapan tersebut tidak
Unisba.Repository.ac.id
terpenuhi (dilanggar/violated), maka perilaku-perilaku tersebut dinilai negatif.
Namun demikian, Burgoon menemukan bahwa pernyataan diatas
tidak
selamanya benar. Seringkali violations dinilai menyenangkan.
Baik itu positif atau negatif, violations secara tidak langsung
membangkitkan perhatian si penerima/receiver. Bila seseorang berdiri terlalu
dekat dengan kita atau tidak terlalu jauh, atau kontak mata orang lain tidak
normal, atau bila seseorang melanggar harapan-harapan kita atau dengan kata lain
membuat harapan-harapan kita tidak terpenuhi, maka kita akan merasa berbeda.
Perasaan kita tidak selalu berakhir dengan penilaian yang negatif.
Dalam beberapa kasus, hal tersebut menghasilkan penilaian yang
menyenangkan terutama ketika violations ditujukan untuk mengungkapkan
kesukaan atau ketertarikan.
Bagaimanapun juga, violations terkadang membuat kita merasa tidak
nyaman. Yang sebenarnya terjadi pada kasus violations adalah bahwa perhatian
perceiver meningkat. Ketika harapan-harapan terpenuhi, perilaku akan luput dari
awareness atau perhatian kita, namun sebaiknya ketika harapan-harapan kita tidak
terpenuhi atau dengan kata lain violated, maka hal tersebut cenderung menggugah
atau membangkitkan rasa ingin tahu kita. Ketika kita memperhatikan aspek-aspek
perilaku tersebut, kita cenderung memberikan perhatian lebih dalam untuk
menginterpretasikan hal tersebut, yang pada akhirnya akan menuju ke penilaian.
Secara umum, teori ini mengungkapkan penilaian individu yang dihasilkan
dari interpretasinya atas berbagai aspek perilaku dari suatu objek yang dikenakan
Unisba.Repository.ac.id
pada dirinya, apakah objek tersebut sesuai dengan harapannya atau sebaliknya.
Sebagai referensi dalam menginterpretasikan objek-objek tersebut maka individu
menggunakan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman sebelumnya dalam
berhubungan dengan objek tersebut.
2.4.2
Penerapan Expectancy-Violations Theory dalam penelitian
Pada penelitian ini diasumsikan ketika investor memutuskan untuk
menjadi investor PT. Gemilang Sarana Abadi, mereka memiliki harapan-harapan
atas kegiatan investor relations berdasarkan persepsi mereka mengenai sebuah
lembaga investasi keuangan, yang dalam hal ini diwujudkan dalam kegiatan
komunikasi harian yang secara langsung ataupun tidak langsung terdapat pada
aspek Good Corporate Governance sebagai landasan dari setiap kegiatan investor
relations berikut ini :
a. Accountability (Akuntabilitas), yaitu pertanggungjawaban agar pihak
perusahaan memiliki kemampuan dalam mengantisipasi pertanyaan investor
atas berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan berkaitan
dengan dana yang dipercayakan oleh investor kepada perusahaan.
Dalam penelitian ini aspek akuntabilitas dapat dilihat dari : Kecepatan
memberi informasi yang dibutuhkan investor, kemampuan public relations
dalam menanggapi
pertanyaan dari investor, serta ketersediaan laporan
keuangan yang dapat diandalkan mengenai pengelolaan dana investor oleh
perusahaan yang disampaikan oleh public relations.
Unisba.Repository.ac.id
b. Predictability (Prediktabilitas), kemampuan dalam memprediksi prospek
usaha mendatang secara tepat dan rasional, yang terkait dengan kebijakan
yang efektif, efisien dalam operasi dan teknis pengembangan bisnis sesuai
dengan peraturan bisnis dan hukum yang berlaku.
Dalam penelitian ini, aspek prediktabilitas dapat dilihat dari : adanya jaminan
hukum yang melindungi hak investor, kemampuan public relations dalam
memprediksi prospek usaha secara tepat, kemampuan public relations dalam
memberikan informasi secara rasional, kemampuan public relations dalam
memberikan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, serta
penyampaian informasi yang tepat waktu
c.
Transparency (Transparansi), tersedianya informasi yang dapat dipercaya,
terbuka, relevan dan mudah dimengerti yang dapat diperoleh secara mudah
oleh pihak investor.
Dalam penelitian ini, aspek transparansi dapat dilihat dari : ketersediaan
informasi yang dapat dipercaya, keterbukaan saluran informasi, kemudahan
dalam memperoleh informasi, kelengkapan informasi yang disampaikan serta
kejelasan informasi (informasi yang mudah dimengerti)
d. Participation
(Partisipasi),
keikutsertaan
investor
dalam
memperoleh
informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil keputusan
bersama dalam perusahaan.
Dalam penelitian ini aspek partisipasi dapat dilihat dari : adanya kesempatan
bagi
investor untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
Unisba.Repository.ac.id
bersama, adanya kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam proses
pencarian informasi,
serta adanya kesempatan bagi investor untuk
berpartisipasi dalam melakukan evaluasi.
Bila kinerja (pelaksanaan prinsip good corporate governance dalam
pelayanan terhadap investor) berada dibawah harapan, maka investor akan
mempunyai sikap negatif diawali oleh ketidakpuasan, tetapi jika kinerja
memenuhi harapan kemudian investor merasa puas dan senang maka sikap
investor secara keseluruhan akan baik pula.
Bila komunikasi yang dilakukan memiliki feedback dan perilaku dalam
program komunikasi harian memiliki konotasi yang positif, maka hal tersebut
mungkin akan dinilai positif. Bila sebaliknya maka akan dinilai negatif.
Pelanggaran atas harapan-harapan menekankan pada penilaian yang terjadi
dalam proses. Disini, pelanggaran menyebabkan arrousal, dimana pada akhirnya
menekankan evaluasi komunikasi dengan orang lain dan arti pesan. Bila
perubahan dievaluasi dan perilaku memiliki arti yang positif, maka akan
menghasilkan keluaran yang berupa sikap yang positif juga.
2.5 Sikap
2.5.1
Pengertian Sikap
Unisba.Repository.ac.id
Studi yang berkaitan dengan masalah sikap mulai dari teori, konstruksi,
konsep
sampai dengan pengukurannya telah banyak diteliti oleh para ahli
psikologi sosial dan komunikasi. Oleh karena itu pada akhirnya timbul berbagai
definisi sikap dari banyak ahli dengan masing-masing pendekatan dan perspektif
yang berbeda-beda.
Seorang individu dalam suatu lingkungan dan situasi sosial, pasti akan
baereaksi dengan keadaan, peristiawa atau orang-orang disekitarnya. Hal ini
terjadi karena dalam individu tersebut selalu ada mekanisme mental yang
mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan ikut menentukan
kecenderungan perilaku individu yang bersangkutan terhadap individu lain atau
sesuatu yang dihadapinya. Itulah yang disebut fenomena sikap. Fenomena sikap
timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi individu
saat ini tetapi juga berkaitan dengan pengalaman masa lalu, oleh situasi sekarang
dan oleh harapan-harapannya masa datang (Azwar, 1998:5)
Louis Thurstone (1928), Rensis Likert (1932) dan Charles Osgood (dalam
Azwar, 1998:5) mendefinisikan “sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut” (Azwar, 1998:5).
Sedangkan menurut Martin Fishbein “sikap adalah suatu kecenderungan
untuk memberikan reaksi yang menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral
terhadap suatu objek atau kumpulan objek” (Malik dan Irianta, 1994:37)
Unisba.Repository.ac.id
Definisi lain ,mengenai sikap dikemukakan oleh Chave(1928), Bogardus
(1931), La Pierre (1934) dan Gordon Allport (1935), bahwa “sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi terhaadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertendtu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respons” (Azwar,
1998:5)
Menurut Secord & Backman (1964) yang berorientasi pada skema triadik,
“sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu objek di
lingkungan sekitarnya” (Azwar, 1998:5).
2.5.2
Bentuk Sikap
Bentuk sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu :
1.
Komponen Kognitif
Mar’at (1984:13) mengemukakan pendapat bahwa “komponen kognitif
berhubungan dengan beliefs (kepercayaan), ide dan konsep. Komponen kognitif
merupakan presentasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap”. Mann
(Azwar, 2003:24) menjelaskan bahwa “komponen kognitif berisi persepsi,
kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu”.
Kepercayaan datang dari apa yang kita lihat atau apa yang kita ketahui.
Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau
Unisba.Repository.ac.id
gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sekali kepercayaan
itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan
dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau
problem yang controversial. Objek yang dihadapi pertama-tama berhubungan
langsung dengan pemikiran dan penalaran seseorang mengenai segala sesuatu
yang ditangkap oleh indera manusia yang berasal dari luar dirinya. Komponen
kognitif melukiskan objek tersebut dan sekaligus dikaitkan dengan objek-objek
lain di sekitarnya. Akibat dari gambaran ini, seseorang akan memiliki keyakinan
terhadap sesuatu.
Menurut Azwar (1995:25) :
Komponen kognisi berisi kepercayan seseorang mengenai apa yang
berlaku dan apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan berasal dari
apa yang dilihat oleh seseorang kemudian terbentuk suatu ide atau
gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum mengenai suatu objek.
Sekali kepercayaan terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan
seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Dengan
demikian, interaksi seseorang dengan pengalaman di masa datang serta
prediksi kita mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti
dan keteraturan.
Menurut Asch (dalam Rakhmat, 2004:233), “semua sikap bersumber pada
kognitif – pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Sikap selalu
diarahkan pada objek, kelompok atau orang. Hubungan kita dengan mereka pasti
didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat mereka”.
2.
Komponen Afektif
Unisba.Repository.ac.id
Komponen afektif berkaitan dengan kondisi emosional seseorang dan
mengakibatkan timbulnya perasaan senang atau tidak senang, puas atau tidak
puas. Dengan kata lain komponen afeksi akan menjawab bagaimana perasan
seseorang mengeni objek suatu sikap.
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan merubah sikap seseorang.
Komponen konasi berisi tendensi atau kecenderungan bertindak atau untuk
bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. (Azwar, 1995:24).
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan
dengan
perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Reaksi emosional yang merupakan
komponen afektif ini banyak dipengaruhi kepercayaan atau apa yang kita percayai
sebagai benar dan berlaku bagi objek termaskusd (Azwar, 1995 :26)
3.
Komponen Konatif
Komponen konatif berperan dalam menentukan kesediaan jawaban berupa
tindakan objek. Menurut Azwar (1995:28), “komponen konatif meliputi bentuk
perilaku yang tidak hanya dapat dinilai secara langsung saja, akan tetapi meliputi
Unisba.Repository.ac.id
pula bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan
seseorang”.
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi
perilaku.
Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan
seseorang sebagai komponen afektif dengan tendensi perilaku sebagai komponen
konatif seperti itulah yang menajdi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang
dicerminkan oleh
jawaban terhadap skala sikap. Pengertian kecenderungan
berperilaku menunjukkan bahwa komponen konatif melipuiti bentuk perilaku
yang yang tidak hanya bisa dilihat secara langsung saja, akan tetapi memliputi
pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang
diucapkan oleh seseorang. (Azwar, 1995:24-28)
2.7.2 Sikap Positif sebagai Tujuan Program Komunikasi Harian
Melihat pengertian sikap yang terdiri dari 3 komponen yaitu Kognitif,
Afektif dan Konatif maka dapat kita jabarkan bahwa sikap positif yang menjadi
tujuan dalam Program Komunikasi harian ini adalah :
Unisba.Repository.ac.id
Kognitif, dapat dilihat apabila investor memiliki pemahaman mengenai
informasi yang disampaikan, pemahaman investor mengenai mekanisme
perusahaan, kepercayaan investor terhadap informasi yang disampaikan
serta kepercayaan investor terhadap perusahaan
Afektif, dapat dilihat apabila investor memiliki rasa senang investor
terhadap informasi yang diterima, rasa puas investor atas informasi yang
diterima, rasa senang investor terhadap kinerja perusahaan serta rasa puas
investor terhadap kinerja perusahaan
Konatif, dapat dilihat dari adanya kesediaan untuk tetap menjadi investor,
kesediaan investor untuk memberikan kontribusi serta dukungan terhadap
perusahaan, kesediaan investor untuk menambah jumlah investasi pada
perusahaan, kesediaan investor untuk menyampaikan informasi tentang
perusahaan kepada orang lain serta kesediaan investor dalam mengajak
orang lain untuk menjadi investor perusahaan
Menurut Carl I Hovland (Effendy, 1995:10), “ilmu komunikasi adalah
upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian
informasi
serta
pembentukan
pendapat
serta
sikap”.
Definisi
tersebut
menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja
penyampaian informasi, melainkan juga pendapat umum dan sikap publik yang
dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat
penting.
Unisba.Repository.ac.id
Public Relations pada hakikatnya adalah aktivitas komunikasi, maka
sebenarnya tujuan kegiatan public relations dapat dianalogikan dengan tujuan
komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku
komunikannya. Bila kita bawa kedalam tujuan public relations, maka tujuan PR
adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku positif publik
terhadap organisasi dan lembaga. (Kusumastuti, 2001:20)
Proses pembentukan sikap ini adalah salah satu faktor penting dalam
kegiatan komunikasi. Khususnya dalam kegiatan public relations. Public
Relations sebuah perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk
mendapatkan sikap positif dari publik tentang perusahaannya.
Tujuan dari kegiatan investor relations, seperti yang dikemukakan oleh
Frazier Moore (2004:366) diantaranya adalah untuk membangkitkan perhatian
pemilik kepada perusahaan, menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara
perusahaan dan para pemilik saham (investor). Dengan kata lain bahwa tujuan
investor relations salah satunya adalah meningkatkan pengertian, pemahaman
pada publiknya (aspek kognitif).
Asumsi bahwa dengan adanya pelayanan dari perusahaan melalui program
komunikasi dapat membentuk sikap positif para investor, juga sejalan dengan
pendapat bahwa Kottler dalam bukunya Manajemen pemasaran:”Kepuasan dan
ketidakpuasan pembeli dengan suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku
berikutnya. Jika konsumen merasa puas,
untuk
selanjutnya dia
Unisba.Repository.ac.id
akan
memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan
berikutnya” (Kottler, 1993:269)
Pentingnya kepuasan konsumen (aspek konatif) mendorong tumbuhnya
loyalitas serta dukungan (aspek afektif) konsumen seperti dijelaskan oleh Moore
bahwa : “Consumers can make or break any commercial enterprise. If they are
pleased with what they buy or happy about their treatment, they will continue to
buy and tell their friends. If the product, service or treatment is unsatisfactory,
they consumers will not only stop buying, also will tell friends and acquintances
their unhappy experience”. (1973:330)
Coulson dalam bukunya Public Relations is Your Business, A Guide for
Every Manager menyatakan bahwa : “Dengan senantiasa memenuhi kebutuhan
informasi investor, perusahaan dapat meningkatkan reputasinya, meningkatkan
partisipasi investor dan juga menumbuhkan kepercayaan investor kepada
perusahaan “.(Coulson, 1981:167)
Sementara itu Seitel menjelaskan bahwa :
“Dasar dari komunikasi finansial adalah meningkatkan kredibilitas
perusahaan, investor hanya akan memberikan dukungan apabila mereka
percaya pada perusahaan dan manajemen. Tidak ada ruang bagi bahasa yang
rumit, berbelit-belit atau sekedar basa-basi dalam berkomunikasi dengan
investor, mereka hanya ingin mengetahui informasi secara keseluruhan,
yang baik ataupun yang buruk secara tepat dan akurat (Seitel 2001:500)
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik dengan investor dapat
mendukung pembentukan sikap investor yang mencakup aspek kognitif, afektif
dan konatif.
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Download