PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL ILMIAH
oleh:
Nama
NPM
Prodi
Dosen Pembimbing
: Yusi Apriani
: 4010016
: Pendidikan Matematika
: 1. Dr. Fadli, M.Pd.
2. Maria Luthfiana, M.Pd. Mat.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU
2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh:Yusi Apriani1, Fadli2, Maria Luthfiana3
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI
MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen murni. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI.IPA MAN
2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas dan
sampelnya adalah kelas XI.IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI.IPA 2
sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05.
Berdasarkan hasil analisa data uji-t diperoleh besarnya thitung (4,97) ttabel (1,671)
dan rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen sebesar 83,64 dan
kelas kontrol sebesar 71,56. Peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
sebesar 63,36 dan kelas kontrol sebesar 50,44 sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: Matematika, Numbered Heads Together, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting terutama dalam
kehidupan yang sudah sangat maju seperti sekarang ini. Menurut Trianto (2011:1)
mengemukakan bahwa “pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis, syarat perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan”.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
menerus dilakukan sebagai kepentingan masa depan. Salah satu bidang studi yang
dibelajarkan di sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
tinggi adalah matematika.
Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa
untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang
lebih tinggi (Abubakar, 2014:65). Matematika merupakan salah satu bidang studi
yang memiliki peranan penting dalam pendidikan dan kehidupan masyarakat.
Matematika memang tidak bisa dianggap mudah oleh siswa karena pada
kenyataannya banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam belajar
matematika terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan dan ulangan harian
akibatnya hasil belajar siswa rendah sehingga siswa tidak dapat mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan dan siswa harus mengikuti
remedial.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi
matematika kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh
data hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau. Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan pada sekolah tersebut sebesar 75 dan ratarata nilai ulangan harian pada pelajaran matematika sebesar 44,67. Dari 180
siswa, siswa yang tuntas 71 siswa (39,44%) dan yang tidak tuntas 109 siswa
(60,56%) sehingga mereka harus mengikuti remedial agar dapat mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal.
Setelah peneliti melihat situasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
kebanyakan siswa diam dan cenderung pasif karena kurang tertarik dalam
mengikuti pembelajaran. Hal seperti ini tidak bisa menyalahkan kepada siswa
sepenuhnya karena di dalam kenyataan di lapangan, model pengelolaan kelas dan
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
cara mengajar guru yang digunakan bersifat konvensional. Metode mengajar yang
paling sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah yang membuat posisi
siswa akan terpasung sebagai peran pasif. Siswa akan mendengarkan penjelasan
guru secara monoton karena antara guru dan siswa tidak ada jalinan aktifitas yang
interaktif. Dampak pembelajaran seperti ini adalah siswa merasa cepat bosan
dalam belajar, siswa sering merasa cemas setiap kali akan mendapat pelajaran
matematika, karena sudah tertanam dalam benaknya bahwa matematika itu sulit
sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Menurut Sayun (2013), pembelajaran matematika dengan menggunakan
sistem latihan, menghafal dan pemberian tugas tidak jarang digunakan, namun
pembelajaran matematika tersebut akan lebih efektif apabila siswa dilibatkan
secara aktif selama proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran
matematika yang mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
Menurut Trianto (2011:82) model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi interaksi siswa dan
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam menemukan solusi masalah matematika yang mereka hadapi. Selain
itu, teknis yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerja mereka. Dengan menerapkan model pembelajaran ini siswa dapat
belajar lebih aktif lagi dan minat siswa terhadap pelajaran matematika lebih tinggi
daripada menggunakan pembelajaran konvensional sehingga membantu guru
dalam mencapai peningkatan belajar siswa.
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.
LANDASAN TEORI
Menurut Zubaedi (2012:227) pembelajaran tipe Numbered Heads
Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Sedangkan menurut
Lie (2010:59) menyatakan bahwa model kooperatif tipe Numbered Heads
Together adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah
sebagai berikut: a) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok
terdiri
dari
5
orang,
setiap
peserta
didik
dalam
setiap
kelompok
mendapatkannomor. b) Guru memberikan tugas berupa pertanyaan dan masingmasing anggota dalam kelompok mengerjakannya. c) Kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar atau menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau
mengetahui jawabannya. d) Guru memanggil salah satu nomor siswa, kemudian
siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan untuk keseluruhan kelas. e) Tanggapan dari teman yang
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain lagi. f) Siswa diajak untuk
membuat kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari.
Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together yang dikemukakan oleh Suwarno (2 April 2014) yaitu: (1) Terjadinya
interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. (2) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama
memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif. (3) Dengan bekerja
secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih
besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
(4) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Suwarno (2 April 2014) juga mengemukakan kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yaitu: (1) Siswa yang
pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder
dan pasif dari siswa yang lemah. (2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada
siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki
pemahaman yang memadai. (3) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan
tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
murni. Metode eksperimen merupakan metode yang mengungkapkan hubungan
antara dua variabel atau lebih untuk mencari pengaruh yang diakibatkan oleh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian eksperimen memberikan
perlakuan terhadap variabel bebas, kemudian mengamati konsekuensi atas
perlakuan yang telah diberikan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model NHT, sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2
Lubuklinggau.
Adapun desain penelitian berbentuk control group pre-test dan post-test
adalah sebagai berikut:
E
O1
K
O3
X
O2
(Arikunto, 2010:125)
O4
Keterangan:
E
= Kelas eksperimen
K
= Kelas kontrol
O1 dan O2
= Pre-test dan Post-test kelas eksperimen
O3 dan O4
= Pre-test dan Post-test kelas kontrol
X
= Perlakuan menggunakan model NHT
_
= Kelas kontrol menggunakan model konvensional
Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN
2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang jumlah siswanya sebanyak 180
siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak dua kelas dari
jumlah keseluruhan kelas XI IPA yang ada di MAN 2 Lubuklinggau yang diambil
secara acak (random sampling), satu kelas dijadikan sebagai kelas kontrol dan
satu kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen. Dimana kelas XI IPA 3 diberikan
perlakuan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Heads Together, sedangkan untuk kelas XI IPA 2 di ajar
dengan
menggunakan
metode
konvensional
seperti
biasanya.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes
yang digunakan adalah tes berbentuk soal uraian sebanyak tujuh soal. Tes
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
dilakukan dua kali yaitu pre-test dan post-test pada materi yang diajarkan. Teknik
analisis data dalam penelitian adalah analisis kuantitatif pada data tes.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama dan diikuti oleh
25 siswa pada kelas eksperimen dan 25 siswa pada kelas kontrol. Pre-test pada
kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 10 September 2015 sedangkan pada
kelas kontrol dilakukan pada tanggal 12 September 2015.
Rekapitulasi pre-test kelas eksperimen
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata Nilai
Simpangan Baku
37
9
20,28
7,73
Rekapitulasi pre-test kelas kontrol
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata Nilai
Simpangan Baku
35
7
21,12
8,59
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi, merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes akhir), post-test
pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 24 September 2015 sedangkan
post-test pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 26 September 2015 .
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
Rekapitulasi post-test kelas eksperimen
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata Nilai
Simpangan Baku
98
70
83,64
8,08
Rekapitulasi post-test kelas kontrol
Kategori
Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata Nilai
Simpangan Baku
89
54
71,56
9,29
Pada tabel itu menunjukkan bahwa hasil analisis uji t mengenai
kemampuan akhir siswa dengan taraf kepercayaan   0,05 menunjukkan bahwa
t hitung (4,97) > t tabel (1,671), sehingga dapat disimpulkan H o ditolak dan
H a diterima. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima kebenarannya. Jadi hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode
konvensional. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran
2015/2016.
PEMBAHASAN
Setelah
kemampuan
awal
siswa
diketahui,
pada
kelas
kontrol
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional oleh
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
guru bidang studi matematika di sekolah. Sedangkan pada kelas eksperimen
dilanjutkan dengan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dilakukan dengan cara peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan pembelajaran matematika ini
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama pada tanggal 14 September 2015, siswa diberikan
penjelasan penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Pada pertemuan ini sebelum peneliti memberikan materi, peneliti membagi siswa
menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa yang
heterogen. Saat pembagian kelompok suasana kelas menjadi gaduh karena siswa
saling mencari anggota kelompoknya yang telah ditentukan dan kemudian mereka
berkumpul membentuk kelompok. Pada saat pembagian kelompok juga, peneliti
mengalami kesulitan dan hambatan-hambatan seperti adanya beberapa siswa yang
tidak ingin satu kelompok dengan teman yang lain, mereka ingin berkelompok
dengan teman sebangkunya, dan juga terjadi kegaduhan dikarenakan adanya
perubahan cara mengajar guru dirasakan oleh siswa sebagai hal baru dan
memerlukan penyesuaian terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan.
Setelah pembagian kelompok, peneliti memberikan nomor kepala kepada setiap
siswa, nomor kepala yang diberikan peneliti berupa kartu yang ditempelkan pada
topi dan jilbab masing-masing siswa yang mana diberi nomor 1 sampai 5 dan
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap kelompok lalu diberikan 5 soal oleh
peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang diberikan.
Pada pertemuan ini juga, masih banyak siswa yang kurang aktif hal ini
disebabkan karena siswa belum memahami materi dan proses pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT), sehingga siswa sedikit bingung dan belum terbiasa mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) sehingga diperlukan penyesuaian diri. Kebingungan siswa
tampak saat peneliti memanggil salah satu nomor siswa dari masing-masing
kelompok, mayoritas siswa bingung harus bertindak seperti apa, sehingga peneliti
harus menjelaskan kembali alur proses pembelajaran. Seluruh siswa yang
bernomor sama dengan yang dipanggil oleh peneliti maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, pada saat inilah terjadi kegaduhan
karena siswa bingung bagian mana yang harus mereka paparkan di depan kelas.
Setelah diberi penjelasan dari peneliti, siswapun berbaris untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya secara bergantian, selanjutnya peneliti memanggil
nomor yang lain dengan tugas atau soal yang berbeda.
Pada pertemuan kedua pada tanggal 17 September 2015 sebelum
pemberian materi, siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok
mereka masing-masing yang telah ditentukan oleh peneliti pada pertemuan
sebelumnya. Saat mereka membentuk kelompok suasana kelas kembali menjadi
gaduh karena siswa saling mencari anggota kelompok dan kemudian mereka
berkumpul lagi pada kelompok mereka. Seperti pada pertemuan pertama, peneliti
memberikan nomor kepala kepada setiap siswa, nomor kepala yang diberikan
peneliti berupa kartu yang ditempelkan pada topi dan jilbab masing-masing siswa
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
yang mana diberi nomor 1 sampai 5 dan harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap
kelompok lalu diberikan 5 soal oleh peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan
jawaban dari soal yang diberikan. Pada pertemuan kedua ini, masih ada siswa
yang kurang aktif dan belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Setelah itu,
siswapun berbaris untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara
bergantian, selanjutnya peneliti memanggil nomor yang lain dengan tugas yang
berbeda.
Pertemuan ketiga pada tanggal 21 September 2015, saat peneliti masuk
kelas siswa sudah membentuk kelompok sesuai dengan kelompok mereka
masing-masing, dan kemudian peneliti langsung melanjutkan pemberian materi.
Setelah pemberian materi selesai peneliti melanjutkan pemberian nomor kepala
kepada setiap siswa, nomor kepala yang diberikan peneliti berupa kartu yang
ditempelkan pada topi dan jilbab masing-masing siswa yang mana diberi nomor 1
sampai 5 dan harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap kelompok lalu diberikan 5
soal oleh peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang
diberikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, para siswa sepertinya sudah
mengerti dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) karena siswa sudah mulai banyak yang aktif dan terbiasa mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT). Setelah itu, siswapun berbaris untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya secara bergantian, selanjutnya peneliti memanggil nomor
yang lain dengan tugas yang berbeda.
Setelah
dilakukan
pembelajaran
pada
kelas
eksperimen
dengan
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, selanjutnya
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
kedua kelas diberikan tes akhir (post-test) sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan. Pada tes akhir (post-test) yang dilaksanakan pada
tanggal 24 September 2015 di kelas eksperimen dan tanggal 26 September 2015
di kelas kontrol, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 83,64, sedangkan
skor rata-rata kelas kontrol adalah sebesar 71,56 dengan besarnya thitung = 4,97
dan ttabel = 1,671, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelas tersebut berbeda. Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji t sebesar (4,97) > (1,671), yang berarti H o ditolak.
Dengan kata lain rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada rata-rata
hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional.
[
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016
dengan materi aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi. Penelitian ini
dilakukan dari tanggal 28 Agustus 2015 sampai tanggal 28 September 2015,
sehingga diperoleh nilai rata-rata hasil post-test di kelas eksperimen sebesar 83,64
dan skor rata-rata hasil post-test di kelas kontrol sebesar 71,56. Kemudian dari
hasil analisis data diperoleh t
hitung
sebesar 4,97 dan t
tabel
sebesar 1,671. Karena
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together mempengaruhi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Disposisi Matematis
Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together. Aceh: Didaktik Matematika. Vol.1 No.2 September 2014.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Jakarta: Renika Cipta.
Suatu Pendekatan Praktik.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Sayun. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT) dan Bentuk Asesmen terhadap Prestasi Belajar
Matematika.[online].http//portalgaruda.org/journal/jurnalpenelitiandaneval
uasipendidikan/ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT) dan Bentuk Asesmen terhadap Prestasi Belajar
Matematika.Vol.3 Tahun 2013.
Suwarno. 2013. Model Pembelajaran Numbered Heads Together. Malang: UM
PRESS.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Prenada Media Group.
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenada Media Group.
1
Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika
Download