PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH oleh: Nama NPM Prodi Dosen Pembimbing : Yusi Apriani : 4010016 : Pendidikan Matematika : 1. Dr. Fadli, M.Pd. 2. Maria Luthfiana, M.Pd. Mat. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh:Yusi Apriani1, Fadli2, Maria Luthfiana3 ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI.IPA MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas dan sampelnya adalah kelas XI.IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI.IPA 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisa data uji-t diperoleh besarnya thitung (4,97) ttabel (1,671) dan rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen sebesar 83,64 dan kelas kontrol sebesar 71,56. Peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 63,36 dan kelas kontrol sebesar 50,44 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Matematika, Numbered Heads Together, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting terutama dalam kehidupan yang sudah sangat maju seperti sekarang ini. Menurut Trianto (2011:1) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis, syarat perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan”. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus- 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika menerus dilakukan sebagai kepentingan masa depan. Salah satu bidang studi yang dibelajarkan di sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi adalah matematika. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi (Abubakar, 2014:65). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan dan kehidupan masyarakat. Matematika memang tidak bisa dianggap mudah oleh siswa karena pada kenyataannya banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan dan ulangan harian akibatnya hasil belajar siswa rendah sehingga siswa tidak dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan dan siswa harus mengikuti remedial. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh data hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan pada sekolah tersebut sebesar 75 dan ratarata nilai ulangan harian pada pelajaran matematika sebesar 44,67. Dari 180 siswa, siswa yang tuntas 71 siswa (39,44%) dan yang tidak tuntas 109 siswa (60,56%) sehingga mereka harus mengikuti remedial agar dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Setelah peneliti melihat situasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, kebanyakan siswa diam dan cenderung pasif karena kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Hal seperti ini tidak bisa menyalahkan kepada siswa sepenuhnya karena di dalam kenyataan di lapangan, model pengelolaan kelas dan 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika cara mengajar guru yang digunakan bersifat konvensional. Metode mengajar yang paling sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah yang membuat posisi siswa akan terpasung sebagai peran pasif. Siswa akan mendengarkan penjelasan guru secara monoton karena antara guru dan siswa tidak ada jalinan aktifitas yang interaktif. Dampak pembelajaran seperti ini adalah siswa merasa cepat bosan dalam belajar, siswa sering merasa cemas setiap kali akan mendapat pelajaran matematika, karena sudah tertanam dalam benaknya bahwa matematika itu sulit sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Menurut Sayun (2013), pembelajaran matematika dengan menggunakan sistem latihan, menghafal dan pemberian tugas tidak jarang digunakan, namun pembelajaran matematika tersebut akan lebih efektif apabila siswa dilibatkan secara aktif selama proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran matematika yang mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Menurut Trianto (2011:82) model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat digunakan untuk membantu siswa dalam menemukan solusi masalah matematika yang mereka hadapi. Selain itu, teknis yang terdapat di dalamnya juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja mereka. Dengan menerapkan model pembelajaran ini siswa dapat belajar lebih aktif lagi dan minat siswa terhadap pelajaran matematika lebih tinggi daripada menggunakan pembelajaran konvensional sehingga membantu guru dalam mencapai peningkatan belajar siswa. 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. LANDASAN TEORI Menurut Zubaedi (2012:227) pembelajaran tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Sedangkan menurut Lie (2010:59) menyatakan bahwa model kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut: a) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkannomor. b) Guru memberikan tugas berupa pertanyaan dan masingmasing anggota dalam kelompok mengerjakannya. c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar atau menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya. d) Guru memanggil salah satu nomor siswa, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk keseluruhan kelas. e) Tanggapan dari teman yang 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain lagi. f) Siswa diajak untuk membuat kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari. Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang dikemukakan oleh Suwarno (2 April 2014) yaitu: (1) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. (2) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif. (3) Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan. (4) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan. Suwarno (2 April 2014) juga mengemukakan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yaitu: (1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. (2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. (3) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Metode eksperimen merupakan metode yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mencari pengaruh yang diakibatkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian eksperimen memberikan perlakuan terhadap variabel bebas, kemudian mengamati konsekuensi atas perlakuan yang telah diberikan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model NHT, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau. Adapun desain penelitian berbentuk control group pre-test dan post-test adalah sebagai berikut: E O1 K O3 X O2 (Arikunto, 2010:125) O4 Keterangan: E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol O1 dan O2 = Pre-test dan Post-test kelas eksperimen O3 dan O4 = Pre-test dan Post-test kelas kontrol X = Perlakuan menggunakan model NHT _ = Kelas kontrol menggunakan model konvensional Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang jumlah siswanya sebanyak 180 siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak dua kelas dari jumlah keseluruhan kelas XI IPA yang ada di MAN 2 Lubuklinggau yang diambil secara acak (random sampling), satu kelas dijadikan sebagai kelas kontrol dan satu kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen. Dimana kelas XI IPA 3 diberikan perlakuan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together, sedangkan untuk kelas XI IPA 2 di ajar dengan menggunakan metode konvensional seperti biasanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes berbentuk soal uraian sebanyak tujuh soal. Tes 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika dilakukan dua kali yaitu pre-test dan post-test pada materi yang diajarkan. Teknik analisis data dalam penelitian adalah analisis kuantitatif pada data tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama dan diikuti oleh 25 siswa pada kelas eksperimen dan 25 siswa pada kelas kontrol. Pre-test pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 10 September 2015 sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 12 September 2015. Rekapitulasi pre-test kelas eksperimen Kategori Keterangan Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai Simpangan Baku 37 9 20,28 7,73 Rekapitulasi pre-test kelas kontrol Kategori Keterangan Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai Simpangan Baku 35 7 21,12 8,59 Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi, merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes akhir), post-test pada kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 24 September 2015 sedangkan post-test pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 26 September 2015 . 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika Rekapitulasi post-test kelas eksperimen Kategori Keterangan Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai Simpangan Baku 98 70 83,64 8,08 Rekapitulasi post-test kelas kontrol Kategori Keterangan Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Nilai Simpangan Baku 89 54 71,56 9,29 Pada tabel itu menunjukkan bahwa hasil analisis uji t mengenai kemampuan akhir siswa dengan taraf kepercayaan 0,05 menunjukkan bahwa t hitung (4,97) > t tabel (1,671), sehingga dapat disimpulkan H o ditolak dan H a diterima. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. PEMBAHASAN Setelah kemampuan awal siswa diketahui, pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional oleh 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika guru bidang studi matematika di sekolah. Sedangkan pada kelas eksperimen dilanjutkan dengan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dilakukan dengan cara peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan pembelajaran matematika ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 14 September 2015, siswa diberikan penjelasan penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pada pertemuan ini sebelum peneliti memberikan materi, peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa yang heterogen. Saat pembagian kelompok suasana kelas menjadi gaduh karena siswa saling mencari anggota kelompoknya yang telah ditentukan dan kemudian mereka berkumpul membentuk kelompok. Pada saat pembagian kelompok juga, peneliti mengalami kesulitan dan hambatan-hambatan seperti adanya beberapa siswa yang tidak ingin satu kelompok dengan teman yang lain, mereka ingin berkelompok dengan teman sebangkunya, dan juga terjadi kegaduhan dikarenakan adanya perubahan cara mengajar guru dirasakan oleh siswa sebagai hal baru dan memerlukan penyesuaian terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan. Setelah pembagian kelompok, peneliti memberikan nomor kepala kepada setiap siswa, nomor kepala yang diberikan peneliti berupa kartu yang ditempelkan pada topi dan jilbab masing-masing siswa yang mana diberi nomor 1 sampai 5 dan 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap kelompok lalu diberikan 5 soal oleh peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang diberikan. Pada pertemuan ini juga, masih banyak siswa yang kurang aktif hal ini disebabkan karena siswa belum memahami materi dan proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), sehingga siswa sedikit bingung dan belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sehingga diperlukan penyesuaian diri. Kebingungan siswa tampak saat peneliti memanggil salah satu nomor siswa dari masing-masing kelompok, mayoritas siswa bingung harus bertindak seperti apa, sehingga peneliti harus menjelaskan kembali alur proses pembelajaran. Seluruh siswa yang bernomor sama dengan yang dipanggil oleh peneliti maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, pada saat inilah terjadi kegaduhan karena siswa bingung bagian mana yang harus mereka paparkan di depan kelas. Setelah diberi penjelasan dari peneliti, siswapun berbaris untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian, selanjutnya peneliti memanggil nomor yang lain dengan tugas atau soal yang berbeda. Pada pertemuan kedua pada tanggal 17 September 2015 sebelum pemberian materi, siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok mereka masing-masing yang telah ditentukan oleh peneliti pada pertemuan sebelumnya. Saat mereka membentuk kelompok suasana kelas kembali menjadi gaduh karena siswa saling mencari anggota kelompok dan kemudian mereka berkumpul lagi pada kelompok mereka. Seperti pada pertemuan pertama, peneliti memberikan nomor kepala kepada setiap siswa, nomor kepala yang diberikan peneliti berupa kartu yang ditempelkan pada topi dan jilbab masing-masing siswa 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika yang mana diberi nomor 1 sampai 5 dan harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap kelompok lalu diberikan 5 soal oleh peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang diberikan. Pada pertemuan kedua ini, masih ada siswa yang kurang aktif dan belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Setelah itu, siswapun berbaris untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian, selanjutnya peneliti memanggil nomor yang lain dengan tugas yang berbeda. Pertemuan ketiga pada tanggal 21 September 2015, saat peneliti masuk kelas siswa sudah membentuk kelompok sesuai dengan kelompok mereka masing-masing, dan kemudian peneliti langsung melanjutkan pemberian materi. Setelah pemberian materi selesai peneliti melanjutkan pemberian nomor kepala kepada setiap siswa, nomor kepala yang diberikan peneliti berupa kartu yang ditempelkan pada topi dan jilbab masing-masing siswa yang mana diberi nomor 1 sampai 5 dan harus dipakai oleh setiap siswa. Setiap kelompok lalu diberikan 5 soal oleh peneliti dan setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari soal yang diberikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, para siswa sepertinya sudah mengerti dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) karena siswa sudah mulai banyak yang aktif dan terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Setelah itu, siswapun berbaris untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian, selanjutnya peneliti memanggil nomor yang lain dengan tugas yang berbeda. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, selanjutnya 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika kedua kelas diberikan tes akhir (post-test) sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Pada tes akhir (post-test) yang dilaksanakan pada tanggal 24 September 2015 di kelas eksperimen dan tanggal 26 September 2015 di kelas kontrol, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 83,64, sedangkan skor rata-rata kelas kontrol adalah sebesar 71,56 dengan besarnya thitung = 4,97 dan ttabel = 1,671, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelas tersebut berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t sebesar (4,97) > (1,671), yang berarti H o ditolak. Dengan kata lain rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada rata-rata hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional. [ SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 dengan materi aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 28 Agustus 2015 sampai tanggal 28 September 2015, sehingga diperoleh nilai rata-rata hasil post-test di kelas eksperimen sebesar 83,64 dan skor rata-rata hasil post-test di kelas kontrol sebesar 71,56. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh t hitung sebesar 4,97 dan t tabel sebesar 1,671. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together mempengaruhi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika DAFTAR PUSTAKA Abubakar. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Disposisi Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together. Aceh: Didaktik Matematika. Vol.1 No.2 September 2014. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Jakarta: Renika Cipta. Suatu Pendekatan Praktik. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Sayun. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Bentuk Asesmen terhadap Prestasi Belajar Matematika.[online].http//portalgaruda.org/journal/jurnalpenelitiandaneval uasipendidikan/ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Bentuk Asesmen terhadap Prestasi Belajar Matematika.Vol.3 Tahun 2013. Suwarno. 2013. Model Pembelajaran Numbered Heads Together. Malang: UM PRESS. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Prenada Media Group. Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenada Media Group. 1 Alumni STKIP-PGRI, 2 dan 3Dosen Prodi Matematika