PRINSIP-PRINSIP DASAR GATT/WTO

advertisement
PRINSIP-PRINSIP DASAR GATT/WTO
PRINSIP MOST-FAVOURED-NATION
Prinsip Most-Favoured-Nation diuraikan pd Pasal 1 ayat 1 yang antara lain
berbunyi:
“Any advantage, favour, privilege or immunity granted by any contracting
party to any product originating in or destined for any other country shall
be accorded immediately and unconditionally to the like product originating
in or destined for the territories of all other contracting parties”
Berdasarkan pd Pasal 1 di atas, maka:
semua negara anggota terikat untuk memberikan perlakuan yg sama dalam
pelaksanaan dan kebijakan impor dan ekspor serta yg menyangkut biayabiaya lainnya terhadap negara-negara lain.
Perlakuan yg sama hrs dilaksanakan dg segera dan tanpa syarat
.Jd suatu negara tidak boleh memberikan perlakuan istimewa kepada
negara lainnya atau melakukan tindakan diskrimintaif terhadapnya.
BENTUK-BENTUK KEUNTUNGAN (BENEFITS)
Bentuk keuntungan yg dimaksuk pd pasal 1 GATT dpt berupa:
1.
2.
3.
4.
Advantages, berupa pengurangan tarif
Favour, dengan mengizinkan eksport barang tertentu yg semula
dilarang
Privilege, pengecualian dr suatu pajak
Immunity, pengecualian dr keharusan melakukan health hazard
test.
kewajiban negara untuk memberikan keuntungan-keuntungan di
atas immediately dan unconditionally pd produk sejenis dr
semua negara .
PRINSIP MFN (LANJUTAN)
 Prinsip MFN berlaku terhadap barang import dan eksport,
ketika suatu negara:
 Mengimpor produk yg sejenis (like product) berasal dr wilayah
negara lain
 Mengekspor produk sejenis dengan tujuan ke negara lain
misalnya:
1. Jika neg. A telah mengenakan bea masuk 10 % pd besi baja pd
satu kemudian merubah kebijakan dg hanya menerapkan 6 % pd
negara tertentu, apakah negara anggota atau bukan, maka ia hrs
mengurangi bea masuk sampai 6% untuk besi baja semua negara
anggota.
2. jika neg. A telah menerapkan kebijakan melarang eksport
barang tertentu, kemudian mengizinkan eksport pd negara
tertentu, maka ia wajib untuk mengizinkan eksport ke semua
negara.
KONSEP “LIKE PRODUCTS”
• WTO tidak memberikan defenisi ttg apa yg disebut dg produk
sejenis (like products).
• Pd saat formulasi prinsip MFN, metode klasifikasi tarif dpt
digunakan untuk menentukan apakah suatu produk sejenis atau
tidak
• Cara lain, yaitu dengan:
- memperhatikan daftar dalam klasifikasi tarif
- bea yg dikenakan pd suatu produk
- proses produksi
- komposisi dan kandungan (content)
- berasal dr bahan kimia atau sintesis (chemical and synthetic
origin)
BEBERAPA CONTOH TTG “LIKE PRODUCTS”
1.
Australia memberikan perlakuan yg berbeda antara amonium
sulphate dan sodium nitrate. Kedua jenis barang ini didaftar dan
diperlakukan secara berbeda. Digugat oleh Cile. The Working
Party menyimpulkan bahwa kedua barang tersebut tdk sejenis.
2. Ketentuan MEE ttg Animal Feed Proteins. Panel menguji apakah
semua produkm yg digunakan untuk tujuan yg sama yaitu
menambahkan protein pd makanan binatang dpt disebut sebagai
like products. Panel berkesimpulan bahwa produk dg kandungan
protein yg bervariasi atau berbeda tdk bisa dikatakan sebagai
like products
3. Spanyol membagi kopi dalam 5 tarif klasifikasi. Pembagian ini
didasarkan pd faktor geografis, metode kultifasi faktor genetik
dan pemrosesan. Dalam kasus ini, panel menyimpulkan bahwa
kopi tersebut sejenis.
PENGECUALIAN TERHADAP PENERAPAN PRINSIP MFN
• Pengecualian penerapan prinsip MFN sebagian ditetapkan dalam
ketentuan-ketentuan GATT dan sebagian lagi dalam konferensikonferensi GATT.
• Diantara pengeciualian itu, m isalnya:
• a. Keuntungan yg diperoleh krn jarak lalu lintas (frontier traffic
advantage), tidak boleh dikenakan terhadap anggota GATT
lainnya (Pasal VI).
• B. perlakuan preferensi di wilayah-wilayah tertentu yg sdh ada
kerja sama ekonomi. Misalnya, Benelux, British Commonwealth
• C. Negara anggota GATT yg membentuk custom Union atau Free
Trade Area.
• D. Pemberian preferensi tarif oleh negara-negara maju kepada
negara yg sdg berkembang atau yg kurang beruntung melalui
fasilitas sistem preferensi umum ( Generalized System of
Preference)
PRINSIP NATIONAL TREATMENT
Pasal 3. para 4 antara lain menyatakan:
“the products of the territory of any contracting party imported into
the territory of any other contracting party shall be accorded
treatment no less favourable than that accorded to like products of
national origin in respect of all laws, regulations and requirements
affecting their internal sale, offering for sale, purchase,
transportation, distribution or use.”
Berdasarkan prinsip national treatment sebagaimana disebutkan di atas,
maka:
• produk dr suatu negara hrs diperlakukan sama seperti halnya produk
dalam negeri
•Berlaku jg terhadap:
- semua macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya,
- pengaturan dan persyaratan2 yg memmpengaruhi penjualan, pembelian,
penganggkutan, distribusi atau penggunaan produk2 di pasar dlm negeri.
Elemen Dasar prinsip National Treatment
• Produk import tdk boleh dikenakan pajak internal (internal
taxes) melebihi apa yg dikenakan pd produk dalam negeri yg
sejenis.
• Produk import tidak boleh diperlakukan lebih buruk dr apa yg
diberikan pd produk domestik sejenis. Misalnya, tdk dibenarkan
untuk menerapkan persyaratan bahwa suatu produk import harus
diangkut dg moda tertentu.
• Suatu negara tdk dibenarkan memiliki peraturan kuantitatif yg
mensyaratkan compulsory utilisationof a product from a
domestic source in preference to using a like imported product.
• Suatu negara tdk dibenarkan menerapkan pajak internal atau
aturan kuantitatif internal dg cara sehingga memberikan
perlindungan pd produksi domestik.
PRINSIP LARANGAN RESTRIKSI(PEMBATASAN)
KUANTITATIF
•
•
Restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau impor dalam bentuk
apapun pada umumnya dilarang (Pasal IX)
misalnya:
- penetapan kuota ekspor atau impor
- restriksi penggunaan lisensi impor atau ekspor
- pengawasan pembayaran produk-produk impor atau ekspor.
Tetapi dalam pelaksanaannya ketentuan di atas bs disimpangi dalam:
-untuk mencegah terkurasnya produk-produk esensil di negara
pengekspor
- untuk melindungi pasar dalam negeri, khususnya produk pertanian
dan perikanan
- untuk mengamankan produksi dalam negeri sebagai akibat dr
meningktnya impor yg berlebihan (Pasal XIX)
- untuk melindungi neraca pembayaran luar negeri (Pasal XII).
Download