ﺮ َ ةِﻓَﺎَﺑـَﻮ َ اﻩُ ﻳـُﻬَﻮﱢدَاﻧِﻪِ اَو ْ ﻳـُ ﻨَﺼﱠﺮ َ اﻧِﻪِ

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan bangsa Indonesia tertera dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Tujuan pendidikan nasional salah satunya ialah pengembangan potensi
peserta didik. Dimana potensi itu telah dibawa sejak seseorang dilahirkan.
Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.:
ِ‫ْﻔُِﻄْﻨَﺼﱠﺮ َ اﻧِﻪِ اَو ْ ﳝَُﺠ ِ ﺴ َ ﺎﻧِﻪ‬
‫ﻠﻰ َاَو اْﻟ ﻳـ‬
ِ‫َﺪُﻋَاﻧِﻪ‬
َ‫ﻟُﻮ َْ اﻩدٍُ اﻳـِ ُﻻﻬﱠﻳ َُﻮﻟﻮﱢد‬
‫ةِﻓَﺎَﺑـْ َ ﻮ‬
‫ﺮْ َ ﻣ َ ﻮ‬
(‫)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬...
Artinya:“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa
Fitrah (potensi). Maka kedua orang tuanyalah yang menentukan apakah
anak itu akan menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi....”2
Untuk mencapai tujuan pendidikan itu tentu harus melalui proses
evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang
dicapai setelah terjadi pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an
Surah Al-Ankabut ayat 2-3, sebagai berikut.
1
Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional
Pendidikan, Bandung: Fokusmedia, 2005, h. 98.
2
Abu Abdullah Muhammad bin Isma`il Bukhari dan Abu Husain Muslim Annaisaburi, AlLu`lu uwal Marjan,Juz 3, Jilid 3, Daarul Fiqri, ttt. h. 212.
1
2
  




   


  






 
Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
(dievaluasi) lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orangorang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang
dusta.3
Berdasarkan ayat
diatas,
evaluasi dilakukan untuk
mengetahui
pengetahuan dan kemampuan peserta didik. Evaluasi dilakukan oleh guru
terhadap peserta didik dengan menggunakan teknik dan cara-cara yang tepat.
Evaluasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
evaluasi termasuk dalam salah satu parameter kompetensi pedagogik.
Evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus
dimiliki setiap guru atau calon guru. Hal ini sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran
termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.4
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Cipta Media, h.
4
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 1.
396.
3
Evaluasi hasil belajar sendiri adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar
peserta didik.5 Evaluasi hasil belajar ini dilakukan berdasarkan UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP. R.I
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.
Menurut Benyamin S. Bloom hasil belajar dapat dikelompokkan ke
dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap domain
disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana
sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan
hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang
abstrak.6 Adapun evaluasi aspek kognitif dapat dilakukan dengan melalui tes
(uji tes), aspek afektif dengan angket, kuisioner, wawancara, dan juga bisa
melalui pengamatan. Sedangkan aspek psikomotor dengan pengamatan.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang perlu dievaluasi tidak
hanya sisi kognitif saja tetapi sisi afektif dan psikomotorik. Ketiga sisi ini
tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena semuanya saling berkaitan.
Sebab, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memiliki
karakteristik dapat menimbulkan perubahan perilaku dan sikap peserta didik.
Namun demikian, perubahan perilaku dan sikap (afektif) peserta didik tidak
dapat berubah begitu saja tanpa adanya pengetahuan (kognitif) dan
5
6
Ibid., h. 10.
Ibid., h. 21
4
pembiasaan (psikomotorik). Tetapi tidak semua evaluasi yang dilaksanakan
itu menerapkan evaluasi yang tepat, dalam artian ketika guru mengevaluasi
tidak asal evaluasi tetapi haruslah direncanakan terlebih dahulu agar evaluasi
tersebut menjadi terarah dan tujuan yang diharapkan dari evaluasi tersebut
jelas.
Di Palangka Raya ada sebuah sekolah dasar yang menjadi sekolah
terbaik kedua yakni SDIT Al-Furqan Palangka Raya. Meskipun sekolah ini
masih belum lama didirikan yakni pada tahun 2007 tetapi sekolah ini telah
mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Palangka Raya baik
dalam hal akademik maupun yang lainnya. SDIT Al-Furqan didirikan dengan
konsep learning spiritual religius, yaitu sekolah dengan roh spiritual, baik
spiritual secara etos kerja, etos mendidik, serta etos mengajar. SDIT AlFurqon terdiri dari tenaga kerja pendidik yang profesional di bidangnya, serta
memiliki wawasan luas tentang agama Islam.7 Di samping itu, SDIT ALFurqan Palangka Raya selain merupakan sekolah umum juga merupakan
sekolah yang sangat kental nuansa Islam di lingkungannya, jadi tidak
menutup kemungkinan sekolah ini juga bisa bersaing dengan madrasah
ibtidaiyah.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka
Raya dilaksanakan menggunakan Take Action. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di sekolah ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kognitif
peserta didik saja, tetapi
7
juga melalui pembiasaan untuk memenuhi
SDIT Al-Furqon Palangka Raya. http://sditalfurqon-palangkaraya.sch.id/html/profil. (on
line 09 Januari 2013)
5
kebutuhan peserta didik pada ranah psikomotorik yang bertujuan untuk
pemenuhan aspek afektif peserta didik pada akhirnya, dimana pembelajaran
tersebut dalam
nuansa
Islami
yang
begitu
kental
sebagai
faktor
pendukungnya.
Di SDIT Al-Furqan Palangka Raya evaluasi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sudah dilaksanakan, baik itu dalam mengevaluasi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tetapi yang ingin diketahui oleh
peneliti ialah bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam menerapkan
evaluasi? Baik itu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah
tersebut dengan mengangkat judul:
“PENERAPAN EVALUASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT AL-FURQAN PALANGKA
RAYA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana perencanaan evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya?
2.
Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya?
3.
Bagaimana pengolahan data dan pelaporan hasil belajar
pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mendeskripsikan perencanaan evaluasi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya.
2.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya.
3.
Untuk mendeskripsikan pengolahan data dan pelaporan hasil belajar pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka
Raya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang khasanah ilmu
pengetahuan dan mengembangkan Pendidikan Agama Islam. Khususnya
di Jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam STAIN
Palangka Raya di Indonesia pada umumnya.
2.
Penelitian ini akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa
pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan
referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.
3.
Semoga hasil penelitian ini akan dapat memberi sumbangan yang berarti
serta dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.
7
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pada BAB I penulis memaparkan pendahuluan yang memuat latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. Pada BAB II penulis memaparkan kajian pustaka yang berisi penelitian
sebelumnya, deskripsi teoritik sebagai landasan teori atau kajian teori
yang akan diteliti, dan kerangka pikir, serta pertanyaan penelitian.
3. Pada BAB III penulis memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan waktu
penelitian, tempat
penelitia, pendekatan penelitian, subjek penelitina,
teknik pengumpulan data, pengabsahan data, dan analisis data.
4. Pada BAB IV penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang
berisi gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum subjek
penelitian, analisis dan penyajian data.
5. Pada BAB V penulis memaparkan penutup yang berisi kesimpulan, saran,
dan daftar pustaka.
8
Download