EFEK IMUNOSTIMULATOR EKSTRAK ETANOL KAYU MANIS

advertisement
EFEK IMUNOSTIMULATOR EKSTRAK ETANOL KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii)TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH
SEL B220 DAN SEL BB220 - IMUNOGLOBULIN G PADA
MENCIT BALB/c YANG DIINFEKSI
Salmonella enteritidis
Immunostimulatory Effect Of Ethanol Extract Cinnamon (Cinnamomum
Burmannii) On The Improvement Of Total Cell Of
B220 Cell And BB220 Cell - Immunoglobulin G
In Balb / C Mice Infected By
Salmonella Enteritidis
Muh Masyhuri DS, Sri Murwani, Djoko Winarso
Program Studi Kedokteran Hewan, Program Kedokteran Hewan,
Universitas Brawijaya
[email protected]
ABSTRAK
Kayu manis spesies Cinnamomum burmannii (C. burmannii) memiliki
kandungan sinamaldehid, yang diduga mampu meningkatkan sistem imunitas
tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi efek imunostimulator ekstrak
etanol kayu manis terhadap imunitas tubuh. Penelitian ini menggunakan metode
experimental post test control design only dengan Rancangan Acak Lengkap.
Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada mencit Balb/c dengan enam
perlakuan yaitu P1 sebagai kontrol negatif hanya diberikan pakan standar, P2
sebagai kontrol positif, mencit Balb/c diberikan infeksi Salmonella enteritidis (S.
enteritidis) dosis infeksi 0,25ml X 108 ml/CFU, P3 diberikan dosis herbal sebesar
50 mg/kg BB, P4 diberikan dosis herbal sebesar 100 mg/kg BB, P5 diberikan
dosis herbal sebesar 150 mg/kg BB dan P6 diberikan dosis herbal sebesar 200
mg/kg BB. Pemberian terapi dilakukan selama 14 hari, pada hari ke-15 P3,P4,P5
dan P6 diinfeksi dengan S. enteritidis. Parameter yang diamati jumlah sel B220
dan sel BB220 - Imunoglobulin G dengan teknik perhitungan flowcytometry. Data
analisa menggunakan uji one way ANOVA dan korelasi regresi α 0.05. Hasil
diperoleh menunjukkan ada peningkatan jumlah sel B220 dan peningkatan sel
BB220 - Imunoglobulin G. Peningkatan optimum sel B220 terjadi pada konsentrasi
150 mg/kg BB ekstrak. Kesimpulan bahwa ekstrak etanol kayu manis memiliki
efek imunostimulator dengan ditandai peningkatan sel B220 dan peningkatan sel
BB220 - Ig G pada mencit Balb/c yang di infeksi S. enteritidis.
Kata Kunci : Cinnamomum burmannii, Mencit Balb/c, B220, BB220 - Ig G
1
ABSTRACT
Cinnamon (Cinnamomum burmannii) contains cinnamaldehyde, which
allegedly improve the immune system. The aim of this study is the detection of
immunostimulatory effects of the ethanol extract of cinnamon to the immune
system. This study uses “experimental post-test only control design” with
completely randomized design. This study was conducted in vivo in Balb/c mice
with six treatments ie P1 as a negative control only given standard feed, P2 as a
positive control, Balb / c mice infected by Salmonella enteritidis with infectious
dose of 0.25 ml X 108 ml/CFU, P3 is given herbal dose of 50 mg/kg, P4 is given
herbal dose of 100 mg/kg, P5 is given herbal dose of 150 mg/kg dose of herbs and
P6 given at 200 mg / kg BW. The therapy carried out for 14 days, on the 15 th day,
P3, P4, P5 and P6 is infected by S. enteritidis. The observed Parameters are the
cell population of B220 and BB220 cell-immunoglobulin G measured by
flowcytometry calculation techniques. Data analysis using one way ANOVA test
and regression correlation with α = 0.05. The data obtained showed increase in
population of B220 cell and BB220 cell-Immunoglobulin G in group which get 150
mg/kg BW extract treatment. It is concluded that cinnamon ethanol extract has the
immunostimulatory effect which marked by increase in population of B220 cell
and BB220 cell-Immunoglobulin G on Balb/c mice infected by S. enteritidis.
Key words : Cinnamomum burmannii, Balb/c mice, B220, BB220 - Ig G
Minyak atsiri merupakan
salah satu komponen kimia yang
terdapat di dalam kayu manis.
Minyak
atsiri
telah
diteliti
sebelumnya dapat meningkatkan
sistem
kekebalan
tubuh.
Sinamaldehid juga diperkirakan
dapat berperan dalam sistem imun
tubuh.
Hal
ini
dikarenakan
komponen terbesar minyak atsiri
kayu manis adalah sinamaldehid
(Syukur dan Hernani, 2002).
Salmonellosis
merupakan
foodborne disease kedua yang paling
umum dilaporkan di dunia. Di
Indonesia, S. enteritidis ditemukan
pertama kali pada tahun 1991 pada
ayam yang diperoleh dari Rumah
Potong Ayam di Jakarta. Pada
pertengahan tahun 1994 infeksi S.
enteritidis pada ayam yang terjadi
secara sporadis. Infeksi Salmonella
enteritidis pada manusia merupakan
PENDAHULUAN
Kayu
manis
merupakan
tanaman tahunan yang memerlukan
waktu lama untuk diambil hasilnya
(Jayahudin, 2009). Rismunandar dan
Paimin (2003) menjelaskan di dunia
terdapat 54 jenis kayu manis, 12
jenis di antaranya terdapat di
Indonesia. Salah satu jenis tanaman
kayu
manis
yang
banyak
dikembangkan di Indonesia adalah
Cinnamomum burmannii, dikenal
dengan nama Cassiavera. Kayu
manis sebagai antibakteri pada
Bacillus
cereus,
Listeria
monocytogenes,
Staphylococccus
aureus,
Helicobacter
pylori,
Salmonella Typimurium, Salmonella
anatum dan Escherichia coli . Selain
itu kayu manis juga terbukti sebagai
anti inflamasi, anti jamur, anti
oksidan, anti diabetik, insektisida
dan Nematisida (Araar, 2009).
2
infeksi yang bersifat akut, dengan
gejala klinis gastroenteritis, demam,
diare, keram perut, sakit kepala,
mual, muntah, dan gejala umum lain
(Soedarmono, dkk., 2001).
Imunitas dalam tubuh juga
diperantarai oleh adanya sistem imun
dalam pengenalan antigen dilakukan
oleh sel B dan sel T. Antigen yang
masuk dalam tubuh akan dikenali
oleh sistem inate yang akan
mengeliminasi
antigen.
Namun
demikian, pada sebagian besar
infeksi mikroba, imunitas yang
diperantarai oleh sel yang terganggu
dan
imunitas
ini
membantu
penyembuhan, meskipun diperlukan
bantuan antibodi. Sel T yang telah
berproliferasi akan mengekspresikan
CD4 dan CD8. Sel T efektor terbagi
menjadi dua yaitu sel Th1 inflamasi
atau sel Th2 helper. Sel Th1
mengaktivasi
makrofag
dan
menimbulkan
imunitas
yang
diperantarai oleh sel. Sel Th2 akan
mengaktivasi sel B untuk membuat
antibodi dan menstimulasi imunitas
humoral. Sel B dalam sistem imun
akan memproduksi B220 (petanda
permukaan)
pada
tahapan
pembentukan plasma sel kemudian
juga mensekresikan Ig G.
Penelitian mengenai herbal
sebagai
imunomodulator
telah
banyak dilakukan. Namun demikian,
penelitian
tentang
efek
imunostimulator ekstrak etanol kayu
manis jenis Cinamomum burmannii
terhadap perubahan peningkatan
jumlah sel B220 dan sel BB220Imunoglobulin G pada mencit
BALB/c belum pernah dilakukan
sebelumnya dan perlu penelitian
lebih lanjut. Etanol sangat cocok
digunakan untuk mengekstraksi kayu
manis karena etanol mempunyai
polaritas yang tinggi, mempunyai
titik didih yang rendah dan
cenderung
aman.
Berdasarkan
penelitian Jayahudin, (2009) terbukti
bahwa penggunaan etanol sebagai
pelarut menghasilkan rendemen dan
kadar sinamaldehid dalam minyak
kayu manis lebih besar dibandingkan
dengan pelarut heksan yang bersifat
non polar, metanol dan air.
Penggunaan hewan coba
dalam penelitian ini adalah mencit
BALB/c
betina
yang
telah
mendapatkan jaminan tidak dalam
keadaan estrus, tidak dalam keadaan
bunting,
dan
free
pathogen.
Penggunaan mencit BALB/c sebagai
hewan model untuk penelitian
Imunomodulator
telah
banyak
digunakan sebelumnya sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Kusmardi,
dkk. (2007).
MATERI DAN METODE
Persiapan Hewan Coba
Persiapan tempat pemeliharaan
hewan coba yaitu kandang berbentuk
kotak plastik berukuran 35 x 27,5 x
12 cm, diberi alas serabut kayu dan
ditutup
dengan
penutup
dari
anyaman
kawat.
Alat
yang
diperlukan untuk pemeliharan berupa
botol tempat minum, alcohol 70%,
pakan dalam bentuk sediaan seperti
biskuit, dan hewan coba mencit
Balb/C betina. Mencit diadaptasikan
terlebih dahulu selama satu minggu
di Laboratorium Fisiologi Hewan
Jurusan Biologi FMIPA UB. Mencit
dikelompokkan
dalam
empat
kelompok, dua kelompok perlakuan
preventif
dan
dua
kelompok
perlakuan kuratif. Setiap kelompok
terdiri dari 12-13 ekor mencit. Dalam
satu
kelompok
terdapat
dua
perlakuan, dimana setiap mencit
3
akan ditandai dengan pewarna sesuai
dengan jenis perlakuan yang akan
dilakukan. Selama masa adaptasi
mencit diberi pakan standar (normal)
dalam bentuk biskuit dan air minum
aqua.
merata dan siap untuk dikeringkan
selama 10 jam dengan metode freeze
drying.
Preparasi
Bakteri
Salmonella
enteritidis
Bakteri
S.
enteritidis
didapatkan
dari
koleksi
Laboratorium Mikrobiologi dan
Imunologi Program Kedokteran
Hewan
Universitas
Brawijaya,
dengan kode 0405/03/2013 yang
telah diuji spesiesnya di Balai Besar
Veteriner
Wates
Yogyakarta.
Selanjutnya disesuaikan dengan
standart Mc Farland 0,5. Preparasi
bakteri S. enteritidis dilakukan di
Labolatorium Mikrobiologi dan
Imunologi Program Kedokteran
Hewan Universitas Brawijaya.
Pembuatan Sediaan Ekstrak Etanol
Kayu Manis
Ekstrak etanol kayu manis
didapatkan dari Destimed Kp.
Cakung No.1 Rt05/Rw03 Jatisari –
Bekasi dalam bentuk sediaan ekstrak
kering (serbuk). Ekstrak kering yang
didapatkan ditimbang sesuai dosis
perlakuan untuk diberikan kepada
mencit BALB/c secara per oral.
Penimbangan
dilakukan
di
Labolatorium Mikrobiologi dan
Imunologi Program Kedokteran
Hewan Universitas Brawijaya.
Ekstrak kayu manis dibuat
dari serbuk kering kulit batang atau
ranting Cinnamomum burmannii
Ness ex BI, suku Lauraceae,
memiliki kandungan sinamaldehid.
Dimaserasi menggunakan pelarut
etanol 70%. Satu bagian serbuk
kering mess (28/24) kulit kayu manis
dimasukkan ke dalam maserator,
kemudian ditambahkan 10 bagian
etanol 70%. Direndam selama 6 jam
pertama sambil sekali-kali diaduk,
kemudian didiamkan selama 18 jam.
Maserat dipisahkan dengan cara
disentrifuse.
Proses
penyarian
diulangi sekurangnya dua kali
dengan jenis dan jumlah pelarut yang
sama. Kemudian semua maserat
dikumpulkan dan diuapkan dengan
penguap tekanan rendah sampai
diperoleh ekstrak kental. Rendemen
yang diperoleh 30%. Ekstrak kental
ditimbang kemudian ditambahkan
bahan pengisi 5% aerosil dan 65%
amilum, setelah itu diaduk hingga
Perlakuan
Mencit dikelompokkan dalam
6 kelompok secara acak dan diberi
perlakuan
sesuai
kelompoknya
selama 14 hari dengan pembagian
sebagai berikut:
a) Kelompok kontrol negatif (I),
mencit hanya diberikan pakan
standar.
b) Kelompok kontrol positif (II),
mencit diberi pakan standar dan
pemberian infeksi S. enteritidis
dengan dosis 0,25 ml x 108
CFU/ml.
c) Kelompok perlakuan 1 (III),
mencit diberikan pakan standar
dan pemberian ekstrak etanol
kayu manis selama 14 hari
dengan dosis 50 mg/kg BB
kemudian diinfeksi S. enteritidis
dengan dosis 0,25 ml x 108
CFU/ml.
d) Kelompok perlakuan 2 (IV),
mencit diberikan pakan standar
pemberian ekstrak etanol kayu
4
e)
f)
manis selama 14 hari dengan
dosis 100 mg/kg BB kemudian
diinfeksi S. enteritidis dengan
dosis 0,25 ml x 108 CFU/ml.
Kelompok perlakuan 3 (V),
mencit diberikan pakan standar
dan pemberian ekstrak etanol
kayu manis selama 14 hari
dengan dosis 150 mg/kg BB
kemudian diinfeksi S.enteritidis
dengan dosis 0,25 ml x 108
CFU/ml.
Kelompok perlakuan 4 (VI),
mencit diberikan pakan standart
dan pemberian ekstrak etanol
kayu manis selama 14 hari
dengan dosis 200 mg/kg BB
kemudian diinfeksi S. enteritidis
dengan dosis 0,25 ml x 108
CFU/ml.
5l ditambahkan 95l Trypan blue
dimasukkan dalam konikel 15 ml dan
dihomogenkan sehingga sel mati
terwarnai dan sel hidup dihitung.
Perhitungan
untuk
sel
hidup
menggunakan kamar hitung dalam
haemocytometer. Hasil perhitungan
digunakan
dalam
analisis
flowcytometry.
Pemeriksaan Flowcytometry
Pemeriksaan flowcytometry
bertujuan untuk mengetahui jumlah
sel limfosit B yang mengekspresikan
jumlah
B220
pada
tahapan
permbentukan plasma sel kemudian
memproduksi Ig G.
Analisis Data
Analisa data jumlah sel B220
dan sel BB220-Imunoglobulin G
menggunakan analisa statistik One
Way ANOVA. Bila hasil uji One Way
ANOVA menunjukkan hasil yang
signifikan maka dilakukan uji post
hoc test yaitu Beda Nyata Jujur
(BNJ) atau Tukey’s Procedure untuk
mengetahui
signifikansi
antar
kelompok perlakuan dengan α =
0,05. Software yang digunakan
adalah Statistical Package for The
Social Science (SPSS) version 21.0
for windows.
Preparasi Limpa Untuk Pemeriksaan
Flowcytometry
Mencit
disayat
bagian
abdomen sebelah kiri dengan
menggunakan gunting bedah. Organ
limpa kemudian diangkat, dibilas
dengan PBS sebanyak dua kali,
diletakkan dalam cawan petri yang
berisi
5
ml
PBS,
digerus
menggunakan pangkal spuit, disaring
menggunakan
filter
milipore,
dimasukkan dalam tabung propilen,
disentrifugasi dengan kecepatan
2500 rpm selama 5 menit dengan
suhu 40C kemudian diambil peletnya.
Setelah
didapatkan
pelet
ditambahkan
50
l
antibodi
intraseluler staining (anti Ig G)
kemudian dimasukkan dalam kuvet
flowcytometry kemudian dirunning
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh ekstrak etanol Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii) terhadap
jumlah sel B220
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah sel B220 perlakuan
ekstrak
etanol
kayu
manis
(Cinnamomum
burmannii)
meningkat dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif dan
kelompok kontrol positif. Grafik
Penghitungan
Sel
Dengan
Haemocytometer
Pelet yang sudah didapatkan
dari organ limpa diambil sebanyak
5
dilihat pada gambar berikut :
Rata-rata jumlah sel B220
peningkatan jumlah sel B220 dapat
Grafik Rataan Jumlah sel B220
Keterangan : Kontrol Negatif , Kontrol Positif, P1 : Dosis 50 mg/kg, P2 : Dosis
100 mg/kg, P3 : Dosis 150 mg/kg, P4 : Dosis 200 mg/kg
Uji one way ANOVA
menunjukkan bahwa ekstrak etanol
kayu
manis
(Cinnamomum
burmannii) dapat meningkatkan
jumlah sel B220 secara signifikan
(lampiran 7). Rata-rata perlakuan
cenderung meningkat dibandingkan
dengan rata-rata kontrol negatif dan
kelompok kontrol positif (lampiran
7). Pada hasil post hoc dengan uji
Tukey didapatkan hasil bahwa
kelompok
perlakuan
memiliki
perbedaan
yang
signifikan
dibandingkan kelompok kontrol
negatif dan kelompok kontrol positif
(Lampiran 7). Kelompok kontrol
diberi perlakuan pakan dan infeksi
bakteri
Salmonella
enteritidis
memiliki rata-rata jumlah sel B220
yang meningkat dibandingkan ratarata kelompok kontrol.
Menurut Lehner (2001) pada
umumnya antigen yang masuk dalam
tubuh baik yang disebabkan oleh
bakteri, virus, parasit, fungi, prion,
dan viroid akan selalu memicu
sistem kekebalan tubuh dimulai dari
pertahanan tubuh non spesifik
dengan cara memusnahkan bakteri
serta pertahanan tubuh spesifik
dengan membentuk pertahanan yang
lebih kompleks melalui produksi
antibodi
ataupun
dengan
memproduksi berbagai sitokin.
Meningkatnya
sel
B220
menunjukkan peningkatan populasi
sel plasma karena sel B220
merupakan subset dari isoform
CD45R dominan yang diekspresikan
pada semua limfosit B dan mengatur
perkembangan
sel
plasma.
Meningkatnya
sel
plasma
menunjukkan bahwa pemberian
ekstrak etanol kayu manis memiliki
efek imunostimulator berdasarkan
hasil pada grafik rata-rata jumlah sel
B220. Peningkatan jumlah sel B220
pada perlakuan pemberian ekstrak
etanol kayu manis dengan model
non-infeksi atau kontrol negatif ini
diduga disebabkan oleh kandungan
bahan aktif kayu manis berupa
senyawa
flavonoid
ataupun
sinamaldehid yang bertindak sebagai
Mitogen Activated Protein Kinase
(MAPK), sehingga dapat memicu
proliferasi sel BB220. Middleton et al
(2000) mengungkapkan, senyawa
6
flavonoid dapat memicu aktivitas
MAPK yang memicu terjadinya
posporilasi
berbagai
protein
transcription factor dibutuhkan
dalam sintesis protein. Flavonoid
dapat meningkatkan sekresi IL-2.
Menurut Baratawidjaja (2006) IL-2
dapat bertindak sebagai faktor
proliferasi dan diferensiasi sel B.
Craxton et al (1998) menambahkan
MAPK menginduksi terjadinya
aktivasi protein transcription factor
yaitu NF-kB merupakan faktor
transkripsi yang dapat menstimulasi
proliferasi dan diferensiasi sel B220
melalui regulasi sitokin.
Pengaruh ekstrak etanol Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii) terhadap
jumlah sel BB220-Ig G
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Imunoglobulin G perlakuan
ekstrak
etanol
kayu
manis
(Cinnamomum
burmannii)
meningkat dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif maupun
kontrol positif, hal ini sejalan dengan
hasil ekspresi sel B220.
Rata-rata jumlah sel B
B220
- Ig G
Grafik peningkatan Imunoglobulin G
dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik Rata-rata Jumlah Sel BB220- Ig G
Keterangan : Kontrol Negatif , Kontrol Positif, P1 : Dosis 50 mg/kg, P2 : Dosis
100 mg/kg, P3 : Dosis 150 mg/kg, P4 : Dosis 200 mg/kg
7
Uji one way ANOVA
menunjukkan bahwa ekstrak etanol
kayu
manis
(Cinnamomum
burmannii) dapat meningkatkan
jumlah sel BB220-Imunoglobulin G
secara
signifikan.
Rata-rata
perlakuan cenderung meningkat
dibandingkan
dengan
rata-rata
kontrol negatif dan kelompok kontrol
positif. Pada hasil post hoc dengan
uji Tukey didapatkan hasil bahwa
kelompok perlakuan III dan IV
memiliki perbedaan yang signifikan
dibandingkan kelompok kontrol
negatif dan kelompok kontrol positif
(Lampiran 8). Kelompok kontrol
diberi perlakuan pakan dan infeksi
bakteri S. enteritidis memiliki ratarata yang meningkat dibandingkan
rata-rata kelompok kontrol mencit
yang hanya diberikan pakan.
Kelompok perlakuan ketiga terjadi
peningkatan optimum atau signifikan
terhadap kontrol negatif, positif,
perlakuan I dan II dengan
menunjukkan peningkatan jumlah sel
BB220-Ig G kemudian mengalami
penurunan produksi Ig G pada
perlakuan IV.
Perlakuan ketiga merupakan
dosis optimum yang dapat diberikan
sebagai efek imunostimulator. Hal
ini sesuai dengan penelitian oleh
Ramchandra (2006) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh perbedaan
yang signifikan terhadap peningkatan
serum
imunoglobulin,
jumlah
neutrofil dan titer antibodi antara
tikus yang diberi perlakuan ekstrak
kayu manis spesies Cinnamomum
zeylanicum bark. Kemungkinan
dosis 200 mg/kg BB pada perlakuan
IV bersifat toksik atau mengalami
apoptosis sehingga terjadi penurunan
jumlah sel BB220-Ig G, akan tetapi
perlu penelitian lebih
lanjut.
Apoptosis dapat terjadi secara
langsung ketika sel yang rusak tidak
bisa diperbaiki lagi atau terinfeksi
oleh virus. Apoptosis dapat berasal
dari selitu sendiri, dari jaringan di
sekitarnya, atau dari sel yang
merupakan bagian sistem imun. Jika
kemampuan sel untuk ber-apoptosis
rusak atau jika inisiasi apotosis
dihambat, sel yang rusak dapat terus
membelah tanpa batas, berkembang
menjadi kanker (Abbas, et al.,2007).
Peningkatan sel BB220 dalam
memproduksi Imunoglobulin G pada
kelompok perlakuan lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol.
Menunjukkan peningkatan aktivitas
sistem imun. Hal ini membuktikan
ekstrak etanol kayu manis bersifat
imunostimulator. Ekstrak etanol
kayu manis mengandung senyawa
sinamaldehid
yang
mempunyai
peranan
dalam
meningkatkan
produksi IL1 dan IL6 (Abbas et al,
1994). Ketika terjadi gangguan
dikarenakan tubuh terpapar oleh
bakteri S. enteritidis disini berperan
sebagai antigen. Sel Th2 melalui
aktivasi sel B untuk membuat
antibodi dan menstimulasi imunitas
humoral. Sel B dalam sistem imun
akan mengekspresikan sel B220
pada tahapan pembentukan plasma
sel kemudian juga memproduksi
Imunoglobulin
G.
Ditegaskan
kembali oleh Takeda, et al. (2003)
proses pengenalan oleh TLRs akan
menstimulasi produksi sitokin pro
inflamasi termasuk IL-1 dan IL-6.
Kedua interleukin yang sudah
teraktifasi bekerja secara sinergis
untuk proliferasi sel T dan
merangsang pembentukan antibodi
oleh sel B. Peran Th1 adalah
memproduksi interferon gamma
yang memiliki fungsi utama dalam
8
imunitas nonspesifik dan spesifik,
yaitu
mengaktifkan
makrofag,
merangsang ekspresi MHC kelas I
dan II APC, merangsang efek
sitolitik sel natural killer (NK) dalam
melisis sel-sel yang terinfeksi virus
dan bekerja terhadap sel B dalam
switching subkelas Ig G yang
berpartisipasi
dalam
eliminasi
mikroba.
Sel
B220
menunjukkan
aktivitas peningkatan sel leukosit
dengan ditunjukkan imunitas adaptif
yang teraktivasi. Dosis paling baik
pada penelitian ini adalah 150 mg/kg
BB
ekstrak,
karena
dapat
memberikan efek terapi dengan
ditandai peningkatan sel B220 dan
peningkatan sel BB220-Ig G pada
mencit Balb/c yang di infeksi S.
enteritidis.
penelitian payung ini kepada Dr.
Djoko Winarso, Drh., MS., sebagai
dosen pembimbing kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Lichtman A.H., and
Pillai. S.. 2007. Cellular and
Molecular Immunology. 6th
edition. Saunders Elsevier.
66-67
Abbas, A.K., Litchman, A.H., Pober,
J.S. 1994. Cellular Imunology
in : Cellular and molecular
immunology,
2nd
ed.
Philadelphia: WB. Saunders
Company
Araar, H. 2009. Cinnamon Plant
Extracts : a Comprehensive
Physico-Chemical
And
Biological Study For Its
Potential
use
as
a
Biopesticide. [ Thesis ].
Master
of
Science
in
Mediterranean
Organic
Agriculture.
Istituto
Agronomico Mediterraneo di
Bari
KESIMPULAN
Pemberian ekstrak etanol
kayu
manis
(Cinnamomum
burmannii)
memiliki
efek
imunostimulator,
menunjukkan
peningkatan jumlah sel B220 dan sel
BB220-Imunoglobulin G pada mencit
Balb/c yang diinfeksi S. enteritidis.
Dosis efektif untuk imunostimulator
adalah 150 mg/kg BB.
Baratawidjaja, K.G. 2006. Imunologi
Dasar. Edisi 7. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 412-428
Craxton, A., Shu, G., Graves, J.D.,
Saklatvala, J., Krebs, E.G.,
Clark, E.A. 1998. P38 MAPK
is required for CD4-induced
gene
expression
and
proliferation in B lymphocyte.
Journal of Immunology 161 :
3225-323 Dhillon, A.S. 2003.
Pathogenicity of Salmonella
enteritidis phage types 4, 8
and 23 in broiler chicks.
Avian Dis. 43:506-515.
SARAN
Pengkajian mengenai efek
samping dari ekstrak etanol kayu
manis (Cinnamomum burmannii)
perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima
kasih
penulis
sampaikan kepada Drh. Dahliatul
Qosimah, Mkes., dan Dr. Sri
Murwani, Drh., MP., yang telah
mengijinkan
penulis
mengikuti
9
Jayahudin, Pujinia, R., Shofiah, O.
2009. Ekstraksi Kulit Kayu
Manis Menjadi Oleoresin
Menggunakan
Pelarut
Etanol. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
dan Pengolahan.
Penebar Swadaya.
Jakarta.
Soedarmono, P., Poernomo, S., dan
Suhadi, I. 2001. The Current
Management of Salmonella
Typhi and Salmonella in
Indonesia. Dalam Typhoid
Fever
and
Other
Salmonellosis The Fourth
International
Symposium,,
Taipei,Taiwan. pp. 25-30.
Kusmardi., Kumala, S., dan Triana,
E.
E.
2007.
Efek
Imunomodulator
Ekstrak
Daun Ketepeng Cina (Cassia
alata L.) Terhadap Aktivitas
dan Kapasitas Fagositosis
Makrofag.
Makalah
Kesehatan, (11)2 : 50-53
Syukur, C., dan Hernani. 2002. Budi
Daya
Tanaman
Obat
Komersial. Jakarta.Penebar
Swadaya. Hal 23-25
Lehner, M.D., lttner, J., Bundschuh,
D.S., van Rooijen, N.,
Wendel, A., Hartung, T.
2001.
Improved
innate
emmunity
of
endotoxintolerant
mice
increase
resistance to Salmonella
enterica serovar typhimurium
infection despite attenuated
cytokine response. Infect
Immun 69:463-471
Takeda, K., Khaiso, T., and Akira, S.
2003. Toll-like receptors.
Annu. Rev. Immunol. 21 :
335-376
Middleton, E., Kandaswami, C.,
Theoharides, T.C. 2000. The
effects of plant flavonoids on
mammalian cells: implication
for
inflammation,
heart
disease, and cancer. Journal
Pharmacol 52 (4) : 673-751
Ramchandra,
N.S.
2006
Immunomodulatory Activity
Of
Cinnamon
Bark
(Disertation).
School
of
Pharmacology. Rajiv Gandhi
University of Health Science
Karnataka Bangalore.
Rismunandar, dan Paimin, F.B.
2003. Kayu Manis Budidaya
10
Download