I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh properti ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam. Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik. Logam koin atau koin logam yang digunakan sebagai mata uang dapat dibentuk atau terdiri dari logam tembaga (Cu), perak (Ag), dan emas (Au). Emas dan tembaga adalah logam pertama yang ditemukan manusia sekitar 5000SM. Ditambah dengan perak, ketiga logam ini ditemukan di struktur logam di lapisan bumi. Tembaga, perak, dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiganya merupakan bahan utama pembuatan mata uang logam. Logam di alam umumnya terdapat sebagai senyawa dalam bentuk mineral bahan tambang. Hanya sebagian kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya : Fe2O3, Cu2S, NiS, ZnS, MnO2.Hal ini dikarenakan logam cenderung melepaskan elektron (menjadi ion bermuatan positif) sehingga berikatan dengan unsur yang cenderung menjadi akseptor elektron seperti Oksigen, Klor, dan Sulfur dan mengakibatkan logam di alam ditemukan dalam bentuk Oksida, garam Klorida, atau garam Sulfida. Namun, logam mulia seperti Emas dan Platina dapat ditemukan di alam dalam keadaan murni. Ilmu yang mempelajari produksi dari bijih bahan tambang, pemurnian logam, dan pengguanaannya dinamakan Metalurgi. 1 Pemurnian logam adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan logam murni tanpa adanya unsur-unsur lain dari bijih bahan tambang. Pemurnian logam perlu dilakukan karena adanya pengotor menyebabkan logam tidak dapat digunakan dengan baik. Sebagai contoh, logam Tembaga yang mengandung Arsen dalam jumlah sedikitpun mengurangi daya hantar listriknya sebanyak 10-20%. Hal ini tentu sangat merugikan karena logam Tembaga banyak dipakai dalam kabel listrik sebagai penghantar listrik. Selain itu, pemurnian logam perlu dilakukan karena ada kalanya zat pengotor dalam logam mempunyai nilai ekonomis. Sebagai contoh, Perak merupakan hasil samping dari pemurnian logam Timbal dan Tembaga. Untuk lebih memahami materi tentang logam mata uang , karakteristik dan keistimewaan logam mata uang ,pemurnian logam golongan utama dan transisi , maka dibuatlah makalah ini . Karena sebagai mahasiswa pendidikan kima , kami menyadari akan pentingnya dalam mendalami materi ini . 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah logam mata uang itu? 2. Apa saja karakteristik dan keistimewaan logam mata uang? 3. Bagaimana proses pemurnian logam utama? 4. Bagaimana proses pemurnian logam transisi? 1.3 Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang logam mata uang. 2. Agar mahaiswa dapat mengetahui karakteristik dan keistimewaan logam mata uang 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pemurnian logam utama 4. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pemurnian logam transisi 2 II. PEMBAHASAN 2.1 logam mata uang Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh properti ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam. Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik. Perak, tembaga, dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiga logam ini merupakan bahan utama untuk membuat mata uang logam. Empat alasan utama bahwa logam ini menjadi bahan mata uang logam adalah 1. Ketiga logam ini lebih banyak terdapat langsung sebagai logamnya. 2. Bersifat dapat ditempa sehingga mudah dibentuk sesuai desain yang dikehendaki 3. Bersifat tidak reaktif secara kimiawi 4. Sangat berharga khususnya karena kelimpahan yang sangat jarang untuk perak dan emas. Kelimpahan ketiga unsur ini dalam kerak bumi adalah Cu-68ppm, Ag -0,08 ppm, dan Au -0,004 ppm. Emas dan tembaga adalah logam pertama yang ditemukan manusia sekitar 5000SM. Ditambah dengan perak, ketiga logam ini ditemukan di struktur logam di lapisan bumi. Tembaga, perak, dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiganya merupakan bahan utama pembuatan mata uang logam. Ada empat alasan utama logam-logam tersebut dipakai sebagai mata 3 uang logam yaitu: 1. bersifat tidak reaktif secara kimiawi 2. ketiga logam ini terdapat langsung sebagai logamnya 3. dapat ditempa sehingga mudah dibentuk 4. menjadi sangat berharga karena kelimpahan yang sangat jarang untuk perak dan emas. Tembaga ( Copper ) Tembaga adalah logam berwarna kemerahan, dengan kekonduksian elektrik yang tinggi. Ciri warnanya tersebut disebabkan oleh struktur jalurnya, yaitu memantulkan cahaya merah dan jingga dan menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum tampak. Dengan kata lain disebabkan karena sifat-sifat optiknya. Tembaga terletak dalam keluarga yang sama seperti perak dan emas dalam susunan berkala (Tabel Periodik Unsur), oleh itu ia mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan kedua logam itu. Ketiganya mempunyai kekonduksian elektrik yang tinggi. Ketiganya adalah logam yang mudah ditempa. Dalam keadaan cair, suatu permukaan jelas (apabila tidak ada cahaya sekitar) logam tembaga kelihatan agak kehijauan. Perak ( Silver ) Perak , Ag, bernomor atom 47. Perak adalah logam yang berwarna putih mengkilap. Karena warnanya yang khas, perak dijadikan sebagai sebutan sebuah warna layaknya merah, kuning, biru, dan sebagainya. Emas ( Gold ) Simbol kimia emas adalah Au (dari bahasa Latin Aurum yang berarti (fajar bersinar). Aurora adalah Dewi Fajar dalam budaya Romawi. Jelasnya, hal ini berkaitan warna emas; satu dari dua logam yang bukan berwarna putih atau perak (satunya lagi adalah tembaga). The color of pure Gold is bright golden yellow. Emas, Au, bernomor atom 79. Susunan elektron terluar dari emas adalah 4f14 5d10 6s1 (konfigurasi elektronnya [Xe] 4f14 5d10 6s1). Susunan elektron ini berkaitan dengan sifat warna kuning emas. Warna logam terbentuk berdasarkan transisi elektron diantara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap cahaya 4 pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna emas yang khas terjadi karena transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi. Penambahan unsur-unsur campuran berdampak pada warna emas. Misalnya, penambahan unsur nikel atau palladium akan memutihkan emas. Emas diangap sebagai logam mulia dan berharga. Keistimewaan emas secara kimiawi ditunjukkan dengan stabilitas unsur kimianya yang mampu bertahan dari karat dan proses oksidasi 2.2 Karakteristik dan keistimewaan logam mata uang A. Tembaga (Cu) Tembaga terdapat terutama sebagai sulfida, oksida atau karbonat, seperti bijih tembaga pirit, kalkopirit (chalcopyrite) yaitu tembaga (I) besi (III) sulfida, CuFeS2, tembagaglance kalkosit (chalcopyrite), Cu2S, kuprit (cuprite), Cu2O, dan malasit (malachite), Cu2CO3(OH)2. mineral yang lebih jarang yaitu turkuis (turquoise) batu permata biru, CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O. perak terdapat banyak sebagai bijih sulfida, dan yang paling penting adalah perak glance (argentit), Ag2S; tanduk perak (horn silver), AgCl, yang diduga berasal dari reduksi bijih sulfida oleh air garam, banyak ditemui di Chile dan New South Wales. Emas umumnya terdapat sebagai telurida, terasosiasi dengan kwarsa atau pirit. Sejarah (Latin, cuprum, dari pulau Cyprus). Tembaga dipercayai telah ditambang selama 5000 tahun. Sifat-sifat Tembaga memiliki warna kemerah-merahan. Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran elektron (kedua setelah perak dalam hal ini). 5 Sumber-sumber Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Kegunaan Industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam besi yang memakai tembaga seperti brass dan perunggu sangat penting. Semua koinkoin di Amerika dan logam-logam senjata mengandung tembaga. Tembaga memiliki kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai algisida dalam pemurnian air. Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan di bidang kimia analitik untuk tes gula. Ketersediaan Tembaga murni (99.999+ %) tersedia secara komersil. Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut sedikit. Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat kimiawi tembaga ditemukan sebagai Cu+ dan Cu2+. Elektroplating merupakan suatu proses pengendapan elektro lapisan logam pada elektrode yang bertujuan membentuk permukaan dengan logam dasarnya. Logam 6 yang dilapisi adalah tembaga karena mudah dibentuk menjadi perhiasan, alat industri, bagian kendaraan bermotor dan lain sebagainya. Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga termasuk ke dalam golongan 11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. Tembaga (I) seperti terdapat dalam CuI dan Cu(CN) memiliki bentuk stereokimia tetrahedral, sedangkan CuII memiliki bentuk yang lebih beragam. Segi empat untuk CuO(s), CuCO , atau CuCl dan oktahedral terdistorsi dalam ikatan trans yang lebih panjang sebagai contoh Cu(H2O) dan CuCl2(s). Tembaga dalam jumlah yang kecil esensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat racun dalam jumlah yang besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa, karbonat, klorida, hidroksida, dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang terpenting adalah CuSO4.5H2O. Selain dalam bidang pertanian, CuSO4 juga digunakan untuk baterai dan penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain, perminyakan, keret, dan industri baja. Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO hitam. Garamgaram tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, 7 muapun dalam larutan-air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu (H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnya biru dan anhidratnya abu-abu.Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain-lain. Umumnya bijih tembaga hanya mengandung 0,5% Cu. Pemekatan bijih ini sangat diperlukan. Hal ini biasanyanya dilakukan dengan pengembangan menghasilkan bijih pekat dengan kandungan sekitar 20-40%. Untuk mendapatkan tembaga yang lebih murni, Cu2O direduksi dengan karbon (C). 2Cu2O + C 4Cu + CO2 Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas. Metalurgi dan kegunaan tembaga. Melalui ekstraksi tembaga dari bijihnya (biasanya sebagai sulfida) lebih rumit. Kekompleksan ini meningkat sebab adanya besi sulfida pada bijih tembaga. Prosedur yang biasa digunakan mengakibatkan besi diproduksi bersama-sama dengan tembaga. Untuk menghindari hal ini, besi harus dipisahkan sebelum reduksi akhir logam tembaga dilakukan. Lima langkah yang dilakukan adalah pemekatan, pemanggangan, peleburan, pengubahan dan pengilangan. Potensial pengionan pertama Cu lebih tinggi daripada golongan alkali. Karena elektron-elektron pada kulit d juga dilibatkan dalam ikatan logam, panas penyubliman dan titik leleh tembaga juga jauh lebih tinggi daripada alkali. Jika kita membuat Cu+cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak. Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap. Cu+(aq) mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku) . 8 B. Perak (Ag) Perak terdapat sebagian besar sebagai unsur bebas dan perak(I) sulfida, Ag2S. Kelimpahan logam perak dalam kerak bumi adalah ~ 0,08 ppm. Perak terdapat banyak sebagai bijih sulfida, dan yang paling penting adalah perak glance (argentit), Ag2S; tanduk perak (horn silver), AgCl, yang diduga berasal dari reduksi bijih sulfida oleh air garam, banyak di temui di Chile dan New South Wales. Jumlah perak yang cukup signifikan diperoleh pada ekstraksi timbel dari bijihnya, dan pada pemurnian tembaga secara elektrolisis. Karakteristika 47Ag [Kr] 4d10 5s1 Konfigurasi elektronik Elektronegativitas 1,9 Jari-jari metalik/pm (koordinasi 12) 144 Jari-jari ionik/pm 115 (+1) Energi ionisasi pertama/kJ.mol-1 730,8 Titik leleh/°C 961 Titik didih/°C 2155 Densitas (20°C)/g.cm-3 10,49 Perak memiliki tingkat oksidasi +1, seperti halnya logam-logam alkali dan ion Ag+ Logam perak sukar teroksidasi sebagaiman ditunjukkan oleh nilai positif potensial reduksinya: Ag+ (aq) + e- Ag (s) E° = +0,80 V Salah satu metode ekstraksi logam melibatkan oeremukan Ag2S dengan larutan natrium sianida yang teraerasi; dalam proses ini garam perak diekstrak sebagai ion kompleks disianoargentat(I) [Agu(CN)2]- menurut persamaan reaksi : 2Ag2S (s) + 8 CN- 9 (aq) + O2 (g) + H2O(l) 4[Ag(CN)2]- (aq) + 2 S (s) + 4OH- (aq) 9 Penambahan logam zink mengakinbatkan terjadinya reaksi pendesakan atau penggantian tunggal ion Ag+ oleh logam zink, membentuk ion kompleks yang sangat stabil [Zn(CN)4]2- : 2 [Ag(CN)2]- (aq) + Zn (s) [Zn(CN)4]2- (aq) + 2 Ag (s) Pemurnian logam perak sendiri dilakukan secara elektrolisis dengan elektrolit perak nitrat yang diasamkan, dan perak tak murni dipasang sebagai anode dan perak murni dipasang sebagai katode. C. Emas (Au) Au merupakan salah satu unsure transisi yang terletak pada golongan I B. Berikut ini beberapa sifat fisika dari unsur Au : Karakteristika 79Au Konfigurasi elektronik [Xe] 4f145d10 6s1 Elektronegativitas 1,4 Jari-jari metalik/pm (koordinasi 12) 144 Jari-jari ionik/pm Energi ionisasi pertama/kJ.mol-1 890 Bilangan oksidasi +1, +3 Titik leleh/°C 1063 Titik didih/°C 2210 Densitas (20°C)/g.cm-3 19,3 Warna Kuning Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ekstraksi emas dari bijihnya, digunakan senyawa sianida sama seperti yang dilakukan pada ekstraksi logam perak. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit 10 senyawa anorganik sederhana yang dikenal. Salah satu senyawa emas yang stabil dengan tingkat oksidasi +1 dengan Au2O.Seperti hal nya tembaga, tingkat oksidasi +1 pada emas hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reakasi : 3 Au+(aq) 2 Au (s) + Au3+ (aq) Salah satu senyawa emas yang paling umum dikelanal adalah emas (III) klorida, AuCl3 yang dapat dibuat dengan mereaksikan kedua unsur secara langsung menurut persamaan reaksi : 2Au(s) + 3Cl2 (g) 2AuCl3 (s) Senyawa ini dapat larut dalam asam hidroklorida pekat menghasilakan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, yaitu suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam suatu campuran spesies emas yang disebut “emas cair “ , yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan. Suatu analisis bilangan oksidasi Au adalah sebagai berikut : t3 Au+(aq) Au 3+(aq) + 2Au(p) Au+(aq) cenderung mengalami dispropporsionasi menjadi Au3+(aq). Walaupun bilangan oksidasi +3 merupakanyang paling umum bagi emas, kenyataannya tidak ditemukan bentuk ion Au3+. Bahkan atom Au mempunyai ikatan kovalen dengan atom lain, membentuk spesies kompleks dengan bilangan oksidasi +3, misalnya [AuCl4]-. Au tidak larut dalam H2SO4 dan HCl tetapi Au dapat larut dalam aqua regia (1 bagian HNO3 dan 3 bagian HCl). Oksidasi terjadi oleh HNO3 dan reaksi dipercepat dengan pembentukan ion kompleks mantap [AuCl4]-. Au (p) + 4H+ + NO3- + 4Cl- [AuCl4]- + 2H2O + NO(g) Metalurgi dan Penggunaan Emas Emas ditemukan bebas di alam tetapi cadangan yang mudah ditambang hampir habis seluruhnya. Suatu jenis bijih besi mungkin hanya mengandung 10 gram Au 11 per ton. Pada proses sianida O2(g) mengoksidasi logam bebas menjadi Au+, yang membentuk kompleks dengan CN-. 4Au(p) + 8CN- + O2(g) + 2H2O 4[Au(CN)2-] + 4OH- Logam murni kemudian dihilangkan dari larutan menggunakan suatu logam aktif. 2[Au(CN)2-](aq) + Zn(p) 2Au(p) + [Zn(CN)4]2- (aq) Senyawaan emas Oksidasi AuO3 terdekomposisi menjadi Au dan O2 pada sekitar 1500. Klorinasi emas dapa 2000 C menghasilkan klorida emas (III), Au2Cl6, sebagai kristal merah; pada pemanasan 1600 C ini pada giliran nya menghasilkan ion merah [Agpy4]2+ sedangkan dalam larutan alkali periodat, diperoleh ion [Ag(IO6)2]7- . Kompleks. Iomn disianourat , [Au(CN)2]- mudah dibentuk oleh pelarutan emas dalam larutan siniada dengan adanya udara atau H2O2. Interaksi Au2Cl6 dengan fosfir tersier menghasilkan kompleks emas (I) R3PAuCl; Cl- dapat digantikan oleh I- atau SCN- . Pada reduksi dengan NaBH4 kompleks ini menghasilkan senyawaan emas cluster dengan stoikiometri Au11X3(PR3)7. Cluster ini adalah suatu ikosahedron tidak sempurna dangan atom pusat Au. Emas alkilsulfida , [Au(SR)n, dan senyawaan yang mirip yang dibuat dari terpena tersulfurisasi sangat larut dalam pelarut organic dan juga mungkin berupa senyawaan cluster. Mereka digunakan sebagai “cairan emas “ untuk menghias keramik dan hiasan gelas, yang kemudian dibakar dan meninggalkan lapisan emas. Emas (III) d8 adalah isoelektronik dangan Pt(II) dan senyawaannya dengan demikian adalah bujur sangkar. Pelarutan Au dalam air raja atau AuCl6 dalam HCl menghasilakan larutan yang pada penguapan meninggalkan kristal kuning [H3O][AuCl4]. 3H2O. ion tetrakloroaurat (III) sangat mudah terhidrolisis menjadi [AuCl3OH]-. 12 Dari larutan HCl encer , Au111 dapat diekstraksi dengan tetapan partisi yang sangat tinggi ke dalam etil asetat atau dietileter. Spesies kuning dalam lapisan organik mungkin adalah [H3O][AuCl3OH]. Logam alkali ( IA) dan logam mata uang (IB) sama-sama merupakan golongan I pada tabel berkala Mendeleev, tetapi kesamaan diantara keduanya hanyalah pada electron s tunggal pada kulit electron atom-atomnya. Kombinasi meningkatnya muatan inti dan menurunnya efektivitas electron d (dan f) melindungi electron kulit terluar menyebabkan electron ns1 diikat lebih kuat pada atom-ataom IB daripada IA. Lepasnya electron ini diukur dengan energy ionisasi, dua kali lebih sulit untuk atom IB dibanding atom IA. Berdasarkan istilah potensial elektrodenya, logam IB kurang reaktif disbanding hydrogen dan diantara logamlogam merupakan yang paling sulit dioksidasi (potensial reduksinya positif). Sulitnya oksidasi ini yang memberikan “kemuliaan” bagi logam IB. Unsur IB dapat mempunyai bilangan oksidasi yang berbeda, menunjukkan sifat paramagnetisme dan warna pada beberapa senyawaanya, juga membentuk ion kompleks. Unsure-unsur ini juga menunjukkan sifat fisik khusus logam, dapat ditempa, dapat direnggang, daya hantar listrik dan panas yang baik. Dengan membandingkan anggota logam IB, kita menemukan beberapa kecenderungan yang sama dengan logam IIB. Logam teringan Cu yang paling aktif dan terberat Au paling kurang reaktif. Kebanyakkan ikatan Au(III) adalah ikatan kovalen. Stabilitas bilangan oksidasi senyawa logam mata uang dapat dipelajari dengan memperhatikan data potensial electrode. Untuk bilangan oksidasi Cu yang berbeda: Cu+(aq) → Cu2+(aq) + e- E0oks = -0,152 V Cu+(aq) + e-→ Cu(s) E0red = +0,522 V 2 Cu+(aq) → Cu2+(aq) + Cu(s) E0sel= +0,370 V Berdasarkan persamaan diatas Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar. Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin 13 terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, marilah kita lihat konstanta kesetimbangan untuk reaksi diatas melalui hubungan: E0sel = 0,0592 𝑛 log K Dengan nilai n = 1 dan E0sel= +0,370 V ke persamaan diatas, maka didapatkan nilai K=1,8 X 106 [Cu2+] Sehingga K= [𝐶𝑢+]2 dan [Cu2+] = 1,8 X 106 X [Cu+]2 Jika kita coba membuat [Cu+] cukup banyak pada larutan air, [Cu2+] akan berada pada jumlah banyak sebab konsentrasinya harus 2 juta kali pangkat dua konsentrasi dari Cu+. Suatu analisis bilangan oksidasi Ag menunjukkan bahwa 2Ag+(aq)→ Ag2+ (aq) + Ag(s) E0sel = -1,18 V Disproporsionasi Ag+(aq) merupakan reaksi yang sulit terjadi sehingga perak banyak ditemukan pada bentuk senyawa Ag(I). Senyawa Ag(II) hanya terbentuk pada keadaan oksidasi yang sangat kuat, dan senyawa Ag(II) sendiri merupakan zat pengoksidasi yang baik sebab kecenderungannya yang kuat untuk tereduksi menjadi Ag(I). Emas menunjukan: 3Au+(aq) → Au3+(aq) +2Au(s) E0sel= +0,39 Au+(aq) cenderung mengalami disproporsionasi menjadi Au3+(aq). Walaupun bilangan oksidasi +3 merupakan yang paling umum bagi emas, kenyataanya tidak ditemukan bentuk Au3+. Bahkan atom Au mempunyai ikatan kovalen dengan atom lain, membentuk spesies kompleks dengan bilangan oksidasi +3, misalnya [AuCl4]-. Seperti yang diharapkan, tak satupun logam IB akan larut dalam HCl(aq). Cu dan Ag keduanya terlarut dalam H2SO4(aq) pekat dan HNO3(aq). Dalam H2SO4(aq) produk yang dihasilkan adalah Cu2+, Ag+, dan SO2(g). Pada HNO3(aq) produk yang 14 dihasilkan adalah Cu+, Ag+, dan NO2(g) atau NO(g), tergantung pada konsentrasi asamnya. Au tidak larut pada kedua asam, tetapi larut pada aqua regia (1 bagian HNO3 dan 3 bagian HCl). Oksidasi terjadi oleh HNO3 dan reaksi dipercepat dengan pembentukan ion kompleks mantap [AuCl4]-. Au(s) + 4H+ + NO3- + 4Cl- → [AuCl4]- + 2H2O + 2NO(g) Logam – logam IB biasanya tahan terhadap oksidasi udara, palaupun pada udara lembab tembaga berkarat (terkorosi) menjadi tembaga karbonat basa yang berwarna hijau. Warna hijau ini berhubungan dengan penggunaan tembaga sebagai bahn atap, talang dan perunggu. Untungnya produksi korosi ini membentuk lapisan yang melindungi logam dibawahnya. Reaksi korosi bersifat kompleks dan dapat diringkas sebagai berikut: 2Cu + H2O +CO2 + O2 → Cu2(OH)2CO3 (tembaga karbonat basa) Penambahan OH-(aq) pada larutan Cu2+ mengendapkan Cu(OH)2 (s) yang dapat larut dalam NH3(aq) dengan pembentukan kompleks [Cu(NH3)4]2+ yang berwarna biru gelap. Cu dalam jumlah kecil essensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat racun dalam jumlah besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa, karbonat, klorida, hidroksida dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang terpenting adalah CuSO4.5H2O. selain dalam bidang pertanian, CuSO4 juga digunakan untuk baterai dan penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain, perminyakan, karet dan industry baja. Perak nitrat merupakan senyawa perak yang penting secara komersil dan juga merupakan zat pereaksi yang penting di laboratorium untuk pengendapan kation. Senyawa Ag digunakan pada penyepuahn, pembuatan baterai, kimia obat-obatan, katalis, dan bibit awan (cloud seeding) (AgI). Penggunaan yang paling penting (kebanyakan sebagai perak halide) adalah dalam bidang fotografi. Senyawa emas digunakan pada penyepuhan, fotografi, kimia obat-obatan, dan pembuatan kaca serta keramik. 15 2.2 Pemurnian logam utama Produsi logam pada elektrolisis umumnya dalam bentuk lelehannya. Contoh yang diambil adalah pembuatan logam aluminium. Bahan mentah produksi alumunium adalah bauksit, merupakan aluminium terhidrat (Al O .3H O). Pengolahan bauksit ditemukan oleh Charles pada tahun 1886. Reaksi yang terjadi adalah : AlO 2Al + 3O Katoda : 2Al + 6e Anoda : 3O Al O 6Al 3/2O (g) + 6e 2Al + 3/2O Jadi, proses ekektrolisis Al2O3 menghasilkan logam Al yang mengendap pada katoda dan hasil samping gas O2 di anoda. a. Proses Ekstraksi Pada Alkali dan Alkali Tanah Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis. 1. Ekstraksi Berilium (Be) • Metode reduksi Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. BeF2 + Mg MgF2 + Be • Metode Elektrolisis Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah Katoda : Be2+ + 2eAnode : 2Cl- Be Cl2 + 2e- 16 2. Ekstraksi Magnesium (Mg) • Metode Reduksi Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg. 2[ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe • Metode Elektrolisis Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi : CaO + H2O Ca2+ + 2OH- Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2 Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2 Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium Katode : Mg2+ + 2eAnode : 2Cl- Mg Cl2 + 2e- 3. Ekstraksi Kalsium (Ca) • Metode Elektrolisis Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi : CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2 Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi : Katoda ; Ca2+ + 2eAnoda ; 2Cl- Ca Cl2 + 2e- • Metode Reduksi Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2 oleh Na. 17 Reduksi CaO oleh Al: 6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6 Reduksi CaCl2 oleh Na CaCl2 + 2Na Ca + 2NaCl 4. Ekstraksi Strontium (Sr) Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ; Katode ; Sr2+ + 2eAnoda ; 2Cl- Sr Cl2 + 2e- 5. Ekstraksi Barium (Ba) • Metode Elektrolisis Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi : katode ; Ba2+ + 2eanoda ; 2Cl- Ba Cl2 + 2e- • Metode Reduksi Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi : 6BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6. Aluminium diperoleh dari mineral bauksit 18 Pemurnian bijih bauksit dari aluminium oksida dilakukan secara kontinyu. Cryolite ditambahkan dalam titik leleh yang lebih rendah dan melarutkan bijih. Ion-ion harus bebas bergerak menuju elektroda yang disebut katoda (elektroda negatif) yang menarik ion positif, misalnya Al3+ dan anoda (elektroda positif) yang menarik ion negatif, misalnya O2- Ketika arus DC dilewatkan melalui plat aluminium pada katoda (logam) maka aluminium akan diendapkan di bagian bawah tangki. Pada anoda, gas oksigen terbentuk (non-logam). Ini menimbulkan masalah. Pada suhu yang tinggi dalam sel elektrolit, gas oksigen akan membakar dan mengoksidasi elektroda karbon menjadi gas beracun karbon monoksida atau karbon dioksida. Sehingga elektrode harus diganti secara teratur dan gas buang dihilangkan. Hal tersebut merupakan proses yang memerlukan biaya relatif banyak (6x lebih banyak dari pada Fe) karena dalam proses ini membutuhkan energi listrik yang mahal dalam jumlah yang banyak. Dua aturan yang umum : o Logam dan hidrogen (dari ion positif), terbentuk pada elektroda negatif (katoda). o Non-logam (dari ion negatif), terbentuk pada elektroda positif (anoda). Bijih bauksit dari aluminium oksida tidak murni (Al2O3 terbentuk dari ion Al3+ dan ion O2-). Karbon (grafit) digunakan sebagai elektroda. 19 Cryolite menurunkan titik leleh bijih dan menyimpan energi, karena ionion harus bergerak bebas untuk membawa arus. Elektrolisis adalah penggunaan energi listrik DC yang megakibatkan adanya perubahan kimia, misalnya dekomposisi senyawa untuk membentuk endapan logam atau membebaskan gas. Adanya energi listrik menyebabkan suatu senyawa akan terbelah. Sebuah elektrolit menghubungkan antara anoda dan katoda. Sebuah elektrolit adalah lelehan atau larutan penghubung dari ion-ion yang bergerak bebas yang membawa muatan dari sumber arus listrik. Proses reaksi redoks yang terjadi pada elektroda : Pada elektroda negatif (katoda), terjadi proses reduksi (penagkapan elektron) dimana ion aluminiun yang bermuatan positif menarik elektron. Ion aluminuim tersebut menangkap tiga elektron untuk mengubah ion aluminuim menjadi atom. aluminium dalam keadaan netral. Al3+ 3e- → Al Pada elektroda positif (anoda), terjadi proses oksidasi (pelepasan elektron) dimana ion oksida negatif melepaskannya. Ion oksida tersebut melepaskan dua elektron dan membentuk molekul oksigen yang netral. 2O2- → O2 + 4eAtau 2O2- – 4e- → O2 Catatan : reaksi oksidasi maupun reduksi terjadi secara bersama-sama. o Reaksi dekomposisi secara keseluruhan adalah : Aluminium oksida → aluminium + oksigen 20 2 Al2O3 → 4Al + 3O2 Dan reaksi diatas merupakan reaksi yang sangat endotermis, banyak energi listrik yang masuk. 2.3 Pemurnian logam transisi Pemurnian logam adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan logam murni tanpa adanya unsur-unsur lain dari bijih bahan tambang. Pemurnian logam perlu dilakukan karena adanya pengotor menyebabkan logam tidak dapat digunakan dengan baik. Sebagai contoh, logam Tembaga yang mengandung Arsen dalam jumlah sedikitpun mengurangi daya hantar listriknya sebanyak 10-20%. Hal ini tentu sangat merugikan karena logam Tembaga banyak dipakai dalam kabel listrik sebagai penghantar listrik. Selain itu, pemurnian logam perlu dilakukan karena ada kalanya zat pengotor dalam logam mempunyai nilai ekonomis. Sebagai contoh, Perak merupakan hasil samping dari pemurnian logam Timbal dan Tembaga. Berikut ini adalah contoh cara memurnikan logam: 1. Elektrolisis Tembaga Dengan cara ini, Tembaga dapat diambil dari bijinya sampai ke tingkat kemurnian 99%. Pengotornya sebagian besar adalah Perak, Emas, Platina, Besi, dan Seng menurunkan daya hantar listrik tembaga secara drastis sehingga harus disuling ulang sebelum dipakai sebagai kawat atau kabel. Tembaga tidak murni dipakai sebagai anoda pada sel elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dan H2SO4 (sebagai elektrolit). Katoda pada sistem ini adalah Tembaga dengan kemurnian tinggi. Jika selnya dijalankan pada tegangan yang diperlukan, hanya Tembaga dan pengotornya yang lebih mudah teroksidasi daripada Tembaga, Seng dan Besi yang larut disekitar anoda. Logamlogam yang kurang aktif akan mengendap dibagian dasar wadah. Pada katoda, ion 21 Tembaga direduksi tetapi ion Seng dan ion Besi tertinggal dilarutan karena lebih sukar tereduksi dari pada Tembaga. Secara pelan-pelan Tembaga anoda terlarut dan tembaga katoda makin tumbuh. Kotoran yang terkumpul dibagian bawah biasanya dapat dipindahkan secara periodik dan nilai Perak, Emas dan Platina dapat pula dihitung untuk memperoleh total efisiensi pelaksanaan proses penyulingan. 2. Ekstraksi dan pemurnian Seng Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (Seng Sulfida) atau calamine/Smithsonite (Seng Karbonat). Pertama-tama, Seng Sulfida dibakar di udara untuk menghasilkan Seng Oksida. 2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g) Seng Oksida diabukan dalam smelting furnace dengan Karbon (agen pereduksi yaitu menghilangkan oksigen dari oksida) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). ZnO(s) + C(s) → Zn(l) + CO(g) (ZnO direduksi, C dioksidasi) Seng tidak murni kemudian didistilasi fraksional dari campuran ampas biji dan logam lainnya seperti Timah dan Cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer yang kaya akan Karbon Monoksida dimana menghentikan Seng dioksidasi kembali menjadi Seng Oksida. Ampas biji dan Timah (dengan logam lainnya seperti Cadmium) dari dua lapisan dapat ditahan pada dasar furnace. Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolisis. 22 Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya : Fe2O3, Cu2S, NiS, ZnS, MnO2. Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Metalurgi ialah pemprosesan bahan mentah alam untuk memperoleh bahan mentah unsur dan pengolahan selanjutnya untuk memperoleh / memproduksi logam dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Bijih adalah mineral atau benda alam lainnya yang secara ekonomis dapat diambil logamnya. Karena logam banyak terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi. Ada tiga tingkat proses pengolahan, yaitu : 1. Menaikan konsentrasi bijih. 2. Proses reduksi 3. Pembersihan, pembuatan aliase dan pemurnian 1. Menaikan Konsentrasi Bijih. Memisahkan bijih dari campurannya misalnya dengan ditumbuk, lalu dipisahkan dengan berbagai cara, misalnya : a. Dicuci dengan air. b. Diapungkan dengan deterjen atau zat pembuih (flotasi) c. Dipisahkan dengan magnet d. Dengan pemanggangan. Bijih dipanaskan di udara terbuka, menghasilkan oksidanya. 2 ZnS + 3 O2 2ZnO + 2 SO2 e. Dilarutkan sehingga terbentuk senyawa kompleks 2. Proses Reduksi Umumnya menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk logam yang reaktif digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, 23 logam alkali tanah dan alumunium. Logam-logam yang sangat reaktif dilakukan reduksi elektrolisis (reduksi katodik) a. Reduksi dengan karbon (C) : ZnO + C Zn + CO Fe2O3 + 3 CO 2 Fe + 3CO2 b. Reduksi dengan logam yang lebih reaktif : TiCl4 + 2 Mg Ti + 2MgCl2 Cr2O3 + 2 Al 2 Cr + Al2O3 3. Proses Pemurnian (refining) Dengan proses-proses peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses peleburan misalnya untuk memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan sebagainya. Untuk memperoleh tembaga yang murni untuk keperluan teknik listrik dilakukan dengan elektrolisis. Dengan destilasi misalnya pada pembuatan air raksa dan seng. Berikut ikhtisar mineral dan cara memperoleh logam transisi periode 4. Tabel. Mineral dan cara memperoleh logam transisi periode keempat. Unsur Bijih/mineral Senyawa yang Pereduksi Keterangan direduksi Sc Tidak dibuat dalam skala industri Ti Rutile, TiO2 TiCl4 Mg atau Na V Carnolite, V2O5 V2O5 Al Cr Chromite, FeCr2O4 Na2Cr2O7 C lalu Al Mn Pyrolucite, MnO2 Mn3O4 Al Fe Haematite, Fe2O3 Fe2O3 C atau CO Co3O4 Al Dapur tinggi Magnetite, Fe3O4 Co Cobaltite, Co As S Ni Millerite, NiS NiO C Cu Copper glance, Cu2S S* 24 CuS Zn Zink blende, ZnS ZnO C(CO) Dapur tinggi * Reduksi sendiri : Cu2S(s) + O2 (g) 2 Cu(s) + SO2(g) PENGOLAHAN BESI BAJA Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C) dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api. Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar. Reaksi yang terjadi : 1. Reaksi pembakaran. Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO. C + O2 CO2 CO2 + C 2CO 2. Proses reduksi Gas CO mereduksi bijih. Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2 Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2 Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian mleleh karena suhu tinggi (1.5000C) 3. Reaksi pembentukan kerak CaCO3 CaO + SiO2 CaO + CO2 CaSiO3 (kerak) 25 Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut : baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 % baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 % baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 % PEMBUATAN BAJA Baja dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara : 1. Proses Bessemer : Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak. 2. Open-hearth process Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang. 3. Dengan dapur listrik. Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu. PENGOLAHAN TEMBAGA Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu2S, Cu2O. Bijih tembaga dinaikan konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan 26 proses pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga. Reaksinya : Cu2S + O2 2 Cu + SO2 2 Cu2S + 3 O2 Cu2S + 2 Cu2O 2 Cu2O + 2 SO2 6 Cu + SO2 Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis. PENGELOLAAN LOGAM Pengelolaan logam melibatkan tiga langkah utama, yaitu: 1. Pemekatan bijih 2. Ekstraksi logam dari bijih (reduksi kimia menjadi unsur) 3. Pemurnian 1. Pemekatan Bijih Bijih yang ditambang, biasanya mengandung sedikit batuan tak berharga, yang disebut batu-reja (gangue). Bila batu-reja menganggu pada tahap belakangan, langkah pertama dalam pemekatan bijih adalah untuk menghilangkannya. Bijih biasanya dihancurkan dan digiling sampai partikel-partikel mineral pecah terpisah dari batu-reja. Partikel-partikel ini dipisahkan dengan dua cara, yakni cara fisika dan kimia. a. Cara fisika a) Pencucian Pencucian dengan penyemprotan air dapat membersihkan mineral dari batu-reja. Pencucian dengan arus air turbulen sering menghanyutkan batu-batu reja yang lebih ringan dari mineral yang dikehendaki. b) Pengapungan (flotasi) Pada flotasi, bijih logam dicampur dengan zat aditif permukaan misalnya detergen atau zat pembusa. Ke dalam campuran ini dihembuskan udara. Bijih logam melekat pada gelembung busa dan mengapung sedangkan batu-reja turun ke dasar 27 wadah sehingga logam dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan, bijih logam memiliki kerapatan yang tinggi. c) Dengan elektromagnetik Dengan sebuah elektromagnet, beberapa mineral dapat ditarik keluar dari bijihbijih mereka yang telah dihancurkan. Sebuah contoh adalah magnetik, Fe2O3. Juga mineral-mineral tertentu bisa diberi muatan listrik, lalu ditarik ke suatu lempeng bermuatan, meninggalkan batu-reja. b. Cara Kimia a) Pemanggangan Bijih dipanggang untuk mengusir keluar bahan kotoran yang mudah menguap, untuk membakar habis bahan-bahan organik, dan untuk membentuk senyawasenyawaan yang lebih mudah dilebur. Pemanggangan dalam udara biasanya mengubah sulfida dan karbonat menjadi oksida. Sebagai contoh, 2ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO2 Bijih umumnya mengandung banyak sekali batu-reja, bahkan setelah dipekatkan. Seringkali, untuk menghilangkan batu-reja yang terakhir, suatu fluks (bahan pelebur) ditambahkan sewaktu langkah peleburan. Fluks adalah zat yang bergabung dengan batu-reja, dan membuat suatu bahan yang meleleh yang disebut terak (slag) sementara campuran dipanaskan dalam tanur. Pada temperatur tinggi, terak berupa cairan yang tak larut dalam logam yang meleleh itu, dan membentuk lapisan yang terpisah. Jika batu-reja berupa oksida yang bersifat asam seperti silika, SiO2, suatu oksida basa yang murah seperti kapur, CaO, akan digunakan untuk fluks. Kedua zat ini bereaksi dalam tanur, membentuk senyawaan. Yang meleleh pada suhu rendah, kalsium silikat, teraknya: SiO2 + CaO CaSiO3 Jika batu-reja bersifat basa, misalnya kalsium atau magnesium karbonat, fluks yang akan dipakai adalah oksida asam, yang murah mungkin silika. b) Penambahan pelarut Selain pemanggangan, dapat juga dilakukan dengan menambahkan pelarut untuk 28 memisahkan bijih dari batu-reja, contohnya: Bauksit diolah dengn NaOH pekat lalu Al2O3 larut dan menghasilkan ion aluminat. Al2O3 + 2OH- 2AlO2- + H2O Setelah dipanaskan dari batu-reja lalu diasamkan AlO2- + HCl Al(OH)3 + Cl Kemudian dipanaskan. 2Al(OH)3 Al2O3 + H2O 2. Ekstraksi logam dari bijih (reduksi kimia menjadi unsur) Proses ekstraksi logam dapat dibagi dalam tiga macam yaitu pirometalurgi, hidrometalurgi, dan elektrometalurgi. a) Pirometalurgi Proses ini menggunakan kalor untuk mengubah atau mereduksi mineral. (Pyro artinya “pada suhu tinggi”). Pirometalurgi adalah teknik metalurgi paling tua, dimana logam diolah dan dimurnikan menggunakan panas yang sangat tinggi. Panas didapatkan dari tanur berbahan bakar batubara (kokas) yang sekaligus bertindak sebagai reduktan. Suhu pada proses ini bias mencapai ribuan derajat Celcius. Sebelum proses reduksi, dilakukan, Sintering : pemanasan (tidak sampai meleleh) untuk membentuk partikel lebih besar. Kalsinasi : pemanasan untuk menghilangkan gas atau produk yang mudah (calcination) menguap. 4 FeCO3(s) + O2 PbCO3(s) 2 Fe2O3(s) + 4 CO2(g) PbO(s) + CO2(g) Roasting (pemanggangan) : pada pemanasan terjadi reaksi kimia antara bijih dan gas yang terdapat dalam tungku. Pada pemanggangan yang terjadi oksidasi dan redusi dapat disertai dengan kalsinasi. 2 PbS(s) + 3 O2(g) 2 PbO(s) + 2 SO2(g) 29 2 ZnS(s) + 3 O2(g) 2 ZnO(s) + 2 SO2(g) Bijih logam yang kurang reaktif seperti raksa (Hg) dapat dipanggang sampai menjadi loam bebas Hg(s) + O2(g) Hg(g) + SO2(g) Logam bebas dapat terbentuk jika di dalam tungku terdapat karbon monoksida. PbO(s) + CO(g) Pb(l) + CO2(g) Logam seperti titanium yang sukar diperoleh dalam keadaan bebas, dengan pemanggangan diubah menjadi klorida kemudian direduksi. Untuk memperoleh klorida, oksida logam atau karbida logam dipanggang dalam atmosfer klor. TiC(s) + 4 Cl2(g) TiCl4(g) + CCl4(g) Peleburan Proses-proses reduksi dalam industri, disebut peleburan (smelting). Ada beberapa metode kimia yang dapat dipakai untuk mereduksi suatu logam tertentu dari keadaan oksidanya dalam bijih, ke keadaan unsurnya, yaitu: Reduksi dengan panas dalam udara. Logam mulia dalam grup VIIB dan IA mudah diproduksi. Platinum, emas, dan kadang-kadang perak ditemukan dalam bentuk unsurnya, dan hanya perlu dipanaskan untuk membuatnya meleleh keluar dari batu-reja. Karena banyak oksida dari logam yang kurang aktif, diuraikan oleh panas yang sangat tinggi, memanggang saja dengan udara sudah cukup untuk mereduksinya. Pemanggangan bijih sulfida dari merkurium, akan lebih membentuk logamnya ketimbang membentuk oksida logam : HgS + O2 Hg + SO2 Tembaga (1) sulfida yang meleleh, direduksi dengan menghembuskan udara melaluinya: Cu2S + O2 2 Cu + SO2 Reduksi dengan karbon. Oksida dari banyak logam yang sedang-sedang saja aktifnya, dapat direduksi oleh 30 karbon. Reaksi untuk kobalt oksida adalah: CoO + C Panas Co + CO CoO + CO Panas Co + CO2 Metode reduksi ini cocok untuk logam dari keluarga besi dan untuk beberapa lainnya seperti timbel, timah, dan zink. Perhatikan bahwa karbon mungkin dioksidasikan menjadi karbon monoksida, CO, atau karbon dioksida, CO2. Pada kehadiran karbon (biasa disebut kokas) dan pada suhu-suhu tinggi, CO merupakan gas yang dominan, dan merupakan zat pereduksi yang efektif dalam kebanyakan proses peleburan yang menggunakan karbon. Karbon cenderung membentuk karbida dengan logam tertentu, seperti krom dan mangan; maka tak bisa digunakan untuk mereduksi semua bijih-bijih oksida dari logam yang sedang-sedang saja aktifnya. Tetapi karbon digunakan kapan saja mungkin, karena harganya murah serta pemakaiannya mudah. Reduksi dengan hidrogen. Reduksi dengan hidrogen boleh digunakan bila karbon tidak cocok. Tungsten oksida direduksi dengan cara ini, karena dengan karbon sebagai zat pereduksi, logam yang tereduksi akan bercampur dengan karbida. Reaksi reduksi hidrogen adalah: WO3 + 3 H2 W + 3 H2O Reduksi dengan logam aktif. Jika senyawa tak dapat direduksi dengan memuaskan dengan karbon atau hidrogen, suatu logam aktif dapat digunakan sebagai zat pereduksi. Aluminium, magnesium, natrium, dan kalsium, cukup aktif untuk menjadi zat pereduksi yang baik. Titanium klorida direduksi dengan magnesium atau natrium. TiCl4 + 2 Mg 2 MgCl2 + Ti Reduksi dengan elektrolisis. Logam-logam yang sangat aktif, seperti logam alkali dan unsur alkali tanah, diproduksi paling efisien dengan elektrolisis garam-garamnya yang meleleh dan 31 tak berair : 2 NaCl elektrolisis 2 Na + Cl2 Aluminium diproduksi dengan reduksi elektrolitik aluminium oksida atau aluminium klorida. Juga, unsur-unsur grup IIIB dan deret lantanida, biasanya dibuat dengan mengelektrolisis kloridanya yang meleleh. b) Hidrometalurgi Teknik mengekstraksi logam dari bijihnya dengan reaksi dalam larutan air. Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Dua cabang metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi. Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak mendapat perhatian peneliti. Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam secara hidrometalurgi. Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn). Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada baterai isi ulang. Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar. Proses dalam hidrometalurgi yakni, c) Elektrometalurgi Elektrometalurgi, seperti namanya, adalah pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara elektrokimia. Natrium adalah logam yang paling sering diolah dengan cara ini. 32 Pada proses ini digunakan listrik untuk mereduksi mineral atau pemurnian logam. Contoh: pemurnian Na dan Al Metode pirometalurgi dan hidrometalurgi tidak cocok untuk memproduksi logam seperti aluminium, alkali, dan alkali tanah. Logam-logam ini mempunyai energi bebas yang sangat tinggi. 3. Pemurnian (refining) Penyesuaian komposisi bahan kotoran dalam logam kasar disebut pemurnian. Logam perlu dimurnikan dengan alasan: • Zat pengotor dapat menyebabkan logam tidak dapat digunakan dengan baik. Tembaga yang mengandung arsen dalam jumlah yang sangat sedikitpun mengurangi daya hantar listrik 10% sampai 20%. • Zat pengotor dalam logam mempunyai nilai ekonomis. Perak merupakan hasil samping metalurgi timbal dan tembaga. Cara Pemurnian Logam: a. Elektrolisis (tembaga) b. Oksidasi zat pengotor (besi) c. Distilasi logam dengan titik leleh rendah seperti raksa dan seng. Berikut ekstraksi beberapa logam: Ekstraksi kelompok Kobalt NaOCL ditambahkan kedalam endapan Co(OH)3 dihasilkan CO3O4 yang direduksi oleh pemanasan dengan H2 yang dihasilkan logam Co, Rg , dan I1 ditemukan dari anoda yang terakumulasi pada elektrolius permurnian Ni. Kandungan ini tercampur dengan logam platinum bersama dengan Ag dan Au. Elemen Pd, Pt, Ag, dan Au dilarutkan dalam Aqueregia dan dihasilkan residu yang berisi Ru, O5, Rh dan I1, setelah pemisahan komplek Rh dan Ir, Ru, O5, Rh dan Ir dihasilkan serbuk. Ekstraksi kelompok Nikel Bijih alam sulfida banyak diproduksi membentuk nikel. Bijih dipekatkan oleh flotasi dan megnetik, kemudian dipanaskan dengan SiO2. FeS diuraikan menjadi 33 FeO yang direaksikan dengan SiO2. membentuk FeS SiO3, kemudian didinginkan dihasilkan bagian atas, itu layar perak dari Ca2S3 dibakar dengan udara dan menjadi NiO direaksi membentuk metal dengan bantuan karbon. Logam dihasilkan pada permuriniannya melalui elektrisis larutan NiSO4. Ekstraksi kelompok C Bahan alam sulfida Cu, mengandung 0,4 – 1% Cu kemudian dipekatkan melalui plotasi menghasilkan konsentrasi Cu 15% dengan bereaksi dengan udara. Peleburan untuk menghasilkan oksida dan sulfida Cu2S + O2 → Cu2O + SO2 Setelah beberapa waktu oksida dan sulfida Cu direaksikan sehingga dihasilkan dan kemudian Cu 98-99% Cu2S + 2Cu2O2 → 6Cu + SO2 Lalu Cu dimurnikan melalui elektrolis menggunakan elektro Cu dengan larutan encer H2SO4 dan CuSO4. Ekstraksi kelompok Seng ZnO dierduksi dengan karbon manoksida pada 12000 C reaksinya adalah reversibel dan temperatur tinggi di sehingga campuran gas Zn dan CO2 dipanaska dan didinginkan. Alternatif lain ZnS dipanaskan di udara pada temperatur rendah lalu dilarutkan dalam H2SO4 Zn kotor ditambahkan pada endapatan Cd dan kemudian larutan ZnSO4 dieletrolis dihasilkan Zn murni proses lelektrilisis ini mahal dan tidak digunakan. Ekstraksi Kadmium Cd ditemukan dalam bijih alam Zn dan diekstraksi bijih alam dalam larutan mengandung sejumlah kecil Cd SO4 ditambah melalui logam eletropositif tersebut Zn ditambahkan ZnSO4/Cd SO4 ketika Zn dilarutkan danlogam Cd terhadap potensial lebih tinggi dari Cd pekat dilarutkan alam dan dimurnikan melalui elektrolisis 34 Ekstraksi Merkuri Hg di alam bentuk cinabar dipekatkan melalui sedimentasi uap Hg dibentuk melalui kondensasi dan SO2 digunakan sehingga terbentuk H2SO4 Ekstraksi Besi Besi diekstraksikan dari oksidanya dalam tungku pemanas. Bijih besi direduksi dengan agen karbon dan pembentukan substansi kalsium karbonat. Jumlah CaCO3 diuraikan tergantung pada jumlah material silikat dalam bijih alam udara dialirkan dan dari bawah karbon dibakar dihasilkan panas dan CO. Temperatur pada tungku mendekati 20000C pada titik dimana udara dimasukkan. Tetapi pada 15000C dibagian bawah dan 2000C diatas. Besi-oksida direduksi membentuk mineral besi oleh CO. Besi lelehan terlarut 3 – 4 % karbon dan karbon dihasilakn membentuk besi tuang. 35 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan adalah sebagai berikut : 1. Perak, tembaga, dan emas sering disebut logam “mata uang” karena menurut sejarahnya, ketiga logam ini merupakan bahan utama untuk membuat mata uang logam 2. Cu dalam jumlah kecil essensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat racun dalam jumlah besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Perak nitrat merupakan senyawa perak yang penting secara komersil dan juga merupakan zat pereaksi yang penting di laboratorium untuk pengendapan kation. 3. Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. 4. Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Logam banyak terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi. 5. Ada tiga tingkat proses pengolahan, yaitu : 1. Menaikan konsentrasi bijih. 2. Proses reduksi 3. Pembersihan, pembuatan dan pemurnian. 36