Bacaan Firman Tuhan hari ini : Mazmur 119 :1-16

advertisement
“Mengaplikasikan Firman Tuhan dalam Kehidupan”
Mazmur 119:1-16
Oleh: Pdt. Sandi Nugroho
4 September 2011
Sumber: http://www.gki-pregolan.org/index.php?option=com_content&task=view&id=530&Itemid=59
Latar Belakang (Mazmur 119:1-176)
Mazmur ini mengungkapkan kasih yang agung untuk firman Allah yang tertulis. Firman Allah
disebutnya sebagai janji, perintah, pedoman, kesaksian, ajaran, hikmat, kebenaran, keadilan, dan
teguran. Firman Allah disajikan sebagai penghiburan, perlindungan, harta, patokan hidup, kebahagiaan
hati dan jiwa, dan sumber jawaban segala kebutuhan.
1. Pemazmur mengungkapkan kasih yang mendalam bagi Allah dengan membaca, merenungkan,
dan mendoakan Firman-Nya. Ia mengajarkan bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih karunia
dan kebenaran hanya bila kasih akan Firman itu bertumbuh dalam diri kita.
2. Mazmur ini disebut sebagai akrostik abjad karena ke-22 baitnya (atau alinea) yang terdiri dari
delapan ayat masing-masing cocok dengan ke-22 huruf abjad Ibrani. Setiap ayat dari setiap
alinea dimulai dengan huruf yang dipakai untuk bait itu.
Bagian Pertama (aleph) BERBAHAGIALAH.
3 sumber kebahagiaan secara umum. Pertama, ketika seseorang mendapatkan apa yang dia
inginkan. Kedua, ketika seseorang dapat mensyukuri apa yang dia miliki. Ketiga, ketika ia dapat
membagikan apa yang ia miliki. Namun kebahagiaan dalam mazmur ini unik, yaitu dihubungkan dengan
ketaatan yang aktif dan relasional. Kata “berbahagia” dalam ayat 1 dan 2 menggunakan pengertian
jamak, jadi lebih tepat diterjemahkan “betapa bahagianya” atau “sangatlah berbahagia”. Ini ingin
menunjukkan kualitas bahagia yang superlative.
Selain itu, pemazmur ini menekankan bahwa kebahagiaan yang diajarkan di sini adalah
kebahagiaan yang obyektif. Maksudnya, kebahagiaan karena standar yang jelas dan bukan karena
subyektifias pribadi. Tegasnya semua orang akan berbahagian bila hidupnya menurut dengan Taurat
Tuhan. Ini standar obyektif dari kebahagiaan yang diajarkan oleh pemazmur. Allah berjanji untuk
mencurahkan berkat-Nya atas orang yang telah memutuskan untuk hidup sesuai dengan Firman-Nya
dengan semua standar dan petunjuknya. Mereka akan mengalami kehadiran-Nya yang pribadi
(bandingkan Kejadian 26:3), yang memberi mereka kekuatan, pertolongan, dan perlindungan. Hukum
(Bahasa Ibrani: _torah_) merupakan seluruh pengarahan Allah kepada umat-Nya; hukum ini juga dapat
mengacu kepada Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama) atau bahkan seluruh Perjanjian Lama.
Jadi ini tantangan kita untuk hidup dalam aturanNya dan bukan sekedar berharap berkatNya.
Bagian Kedua (Beth)
Kebahagiaan hidup menurut firman Tuhan di jabarkan dengan 8 langkah praktis dalam bagian
kedua. Firman Allah (Bahasa Ibrani: _dabar_) merupakan penyataan diri-Nya secara umum dan semua
perintah serta janji-Nya. Bagaimana seorang percaya dapat menjaga kemurnian hidupnya, menolak
pengaruh asusila yang menandakan lingkungan fasik di mana kita tinggal? Bait ke-2 dari Mazmur ini
mencatat delapan cara yang berikut, masing-masing dalam satu ayat:
1.
Dengan membuat komitmen atau keputusan yang tidak bisa diubah untuk tetap setia kepada
Firman Allah yang tertulis hingga akhir hidup di dunia ini;
2.
Dengan mencari Tuhan dalam doa. Ini menekankan bahwa relasi dengan Taurat adalah relasi
yang personal dan bukan relasi dengan aturan. Maksudnya, tujuan utama seseorang taat pada
aturan adalah karena mencintai yang membuat aturan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
– SN –
Dengan menghafal Firman Allah.
Dengan mengharapkan bimbingan dari Allah. Kata “ajar” di sini menekankan pada kerinduan
untuk menggali lebih dalam dari pada sekedar untuk menghafal.
Dengan bersikap terbuka bagi kebenaran Allah dan menyebarkan kebenaran. Ini proses untuk
internalisasi, di mana seseorang terbuka dan membuka kebenaran itu bagi orang lain.
Dengan bersukacita serta senang dengan perkataan Allah. Ini sikap hati yang penting dalam
ketaatan, yaitu bersukacita bila dibimbing dan diteguh oleh kebenaran.
Dengan merenungkan. Ini sebuah proses mencerna kebenaran. Mengambil saripati dan gizi
kebenaran secara kontinyu dan terus menerus sambil mengamati kehidupan serta
mengevaluasinya.
Dan dengan sikap bergemar, artinya menjadikan kebenaran itu pola hidup utama.
Mzm 119:1-16 Perenungan Firman
Sumber: http://tomentiruran.wordpress.com/2008/10/23/mzm-1191-16-perenungan-firman/
Berisi 172 ayat, Mzm 119 adalah mazmur terpanjang dalam kitab Mazmur. Mazmur ini sangat
teratur dalam bahasa aslinya, karena setiap ayat dalam satu bait (8 ayat per bait) mulai dengan huruf
yang sama, secara berturut-turut. Jadi, dalam bacaan kita, aa.1-8 mulai dengan huruf ‫( א‬aleph), dan
aa.9-16 dengan huruf ‫( ב‬beth). Oleh karena begitu teratur secara formal, dari segi isi puisi itu terasa
berbelit-belit. Saya rasa tujuannya bukan untuk mengajukan argumentasi melainkan sebagai bahan
untuk perenungan, sebagaimana diusulkan dalam a.15.
Permulaan dengan ucapan “berbahagia” menempatkan mazmur ini sebagai mazmur hikmat,
yang berbicara tentang cara hidup yang baik dan buruk dalam dunia ini. Intinya adalah hidup menurut
Taurat atau firman Tuhan. Ada 8 kata yang dipakai dalam mazmur ini untuk firman Tuhan. Firman
adalah yang paling umum, yang dikenal dalam Taurat (hukum Musa). Taurat menyampaikan bagaimana
Allah mengikatkan diri dalam perjanjian dengan umat-Nya, disertai berbagai saksi atau Peringatan.
Perjanjian itu terdiri atas Janji, Perintah dan Hukum. Janji adalah dasarnya, karena Allah selalu telah
memberi sebelum menuntut. Perintah (dan Titah) merujuk pada otoritas Allah untuk memerintah,
sedangkan hukum menyangkut kasus-kasus yang menunjukkan keadilan firman-Nya yang mengatur
kehidupan kita dengan baik. Ketetapan berasal dari kata yang berarti menulis dalam batu, sehingga
merujuk pada firman Allah yang tidak berubah. Dalam Perjanjian Baru, Injil yang menggenapi Taurat juga
adalah firman Allah yang menyampaikan janji-Nya untuk mengatur kehidupan kita. Adalah anugerah
yang luar biasa bahwa Allah menyatakan firman-Nya kepada kita.
Bait pertama bertema hasil dari hidup menurut firman. Salah satunya adalah “tidak mendapat
malu”. Jika seseorang hidup menurut firman Tuhan, maka dia layak untuk berdiri tegak di depan sesama.
Memang, di bawah dalam mazmur ini nampak bahwa bisa saja orang benar dihina oleh orang fasik
(aa.21-23). Tetapi rasa malu jangan ditentukan sepenuhnya oleh orang lain. Yang paling penting adalah
pujian Allah.
Bait kedua mulai dengan pergumulan orang saleh akan kelemahannya (a.9). Jalan keluarnya
terkait dengan membatinkan firman-Nya. Hal itu terjadi ketika firman Allah menjadi suatu kerinduan
(a.10), sukacita (aa.12, 14) dan kegemaran (a.16). Hal itu dibantu dengan kegiatan meditasi, dengan
menyimpan janji (a.11), membaca firman dengan teliti (a.13) dan perenungan dan pengamatan (a.15).
Fokus pada firman Allah akan membentuk kebatinan orang sehingga firman menjadi pokok dalam
hidupnya. Dengan demikian kebahagiaan sejati dari Allah akan menjadi makin nyata dalam kehidupan
kita.
Sumber: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?topic=117
Topik : Pembacaan
Mengilapkan Cahaya Hidup
28 April 2003
Nats : Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan (Mazmur
119:16)
Bacaan : Mazmur 119:1-16
Sewaktu berlayar menelusuri garis pantai Vistafjord, Eleanor Sass dan beberapa penumpang kapal
lain diundang sang kapten untuk melihat-lihat anjungan kapal. Di tempat itu, sang pengawas mesin
menjelaskan kepada mereka cara kerja perlengkapan-perlengkapan yang rumit, seperti kompas dan
radar.
Namun, yang paling mengesankan banyak penumpang adalah lapisan kuningan yang melapisi
berbagai perlengkapan itu yang berkilauan seperti emas. “Seberapa sering Anda menggosok semua
perlengkapan ini?” tanya seorang penumpang kepada petugas kapal. “Setiap hari,” jawabnya. “Jika
tidak digosok, lapisan kuningan itu akan menjadi kusam.”
Jawaban itu mengingatkan Eleanor pada sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan, yaitu membaca
firman Allah setiap malam. Ia sadar bahwa saat ia mengabaikan firman Allah, hidupnya menjadi
“kusam”. Maka sebelum bersiap untuk tidur malam itu, ia mengambil Alkitab yang berada di laci meja
riasnya. Dan ia pun mulai mengarahkan diri kembali kepada Allah melalui firman-Nya.
Sudahkah Anda membiasakan diri membaca Alkitab, atau apakah Anda justru mengabaikan disiplin
itu? Mazmur 119 mendorong kita untuk mencari Tuhan dengan segenap hati, bergembira dalam
ketetapan- ketetapan-Nya, dan tidak melupakan firman-Nya (ayat 10,16).
Jika hubungan Anda dengan Allah telah kehilangan cahaya rohani, maka kita perlu menggosoknya
dengan cara setia membaca Kitab Suci setiap hari --Vernon Grounds
UNTUK MENGENAL SANG PENGARANG ALKITAB
BACALAH BUKU-NYA
2 Oktober 2003
Peti Harta Allah
Nats : Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta (Mazmur
119:14)
Bacaan : Mazmur 119:9-16
Kebanyakan dari kita tentu tidak akan membiarkan begitu saja selembar uang yang tergeletak di
tanah. Dengan senang hati kita akan memungut dan memasukkannya ke dalam saku. Padahal kita kerap
mengabaikan Alkitab, peti harta yang berlimpah dengan janji Allah yang berharga. Daud,
penulis Mazmur 119, mencatat berkat-berkat yang dialaminya ketika mempelajari firman Allah, lalu
menyimpan semua itu di dalam hatinya. Maka tidak mengherankan jika pendeta asal Inggris, Charles H.
Spurgeon, menyebut kitab itu sebagai "buku saku Daud".
Daud tidak hanya bersukacita di dalam firman Allah, tetapi juga memakai firman itu sebagai
pertahanan diri melawan dosa. Ia berkata kepada Allah, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu,
supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau" (ayat 11). Namun, Daud tidak hanya mengingat janji-Nya.
Ia juga memenuhi hatinya dengan kebenaran janji Allah dengan cara: merenungkan titah-titah-Nya,
mengamat-amati jalan-Nya, dan bergemar dalam ketetapan-ketetapan Tuhan (ayat 15,16). Oleh sebab
itu, Daud mampu berkata, "Firman-Mu tidak akan kulupakan" (ayat 16), karena kita tidak mudah
melupakan sesuatu yang kita simpan di dalam hati.
Saat membaca Renungan Harian, luangkanlah waktu untuk membaca ayat- ayat Alkitabnya. Alkitab,
peti harta Allah, adalah dasar dari seluruh artikel dalam buku renungan ini. Pakailah artikel-artikel itu
untuk membantu Anda mendapatkan batu permata yang berharga dalam firman Allah. Seperti halnya
Daud, simpanlah firman itu di dalam hati, sehingga Anda akan mengingatnya dan bersukacita --Joanie
Yoder
KEKAYAAN AKAN KEBENARAN ALLAH
DAPAT DITEMUKAN DI DALAM FIRMAN-NYA
5 November 2005
Bukan Makanan Cepat Saji
Nats : Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu (Mazmur 119:15)
Bacaan : Mazmur 119:9-24
Saya suka melihat sapi-sapi yang berbaring di padang sambil memamah biak. Apakah yang dimaksud
dengan memamah biak itu? Dan mengapa mereka menghabiskan begitu banyak waktu untuk
mengunyahnya?
Pertama-tama, sapi memenuhi perut mereka dengan rumput dan makanan lain. Lalu mereka
bersantai dan mengunyah rumput sampai tuntas. Mereka mengeluarkan kembali makanan dari perut
dan mengunyah lagi makanan yang telah mereka makan itu, menyerap gizi yang terkandung di
dalamnya, dan mengubahnya menjadi susu. Apakah ini menghabiskan waktu? Ya. Apakah ini membuang
waktu? Tidak, jika mereka ingin menghasilkan susu yang baik.
Frasa “memamah biak” digunakan untuk menjelaskan proses perenungan. Penulis Mazmur
119 dengan jelas melakukan pengunyahan secara mental sewaktu ia membaca firman Allah. Tidak ada
makanan cepat saji baginya! Jika kita mengikuti teladannya dalam membaca Alkitab secara hati-hati
dan disertai doa, kita akan:
• dikuatkan melawan dosa (ayat 11);
• menemukan kesukaan untuk belajar lebih banyak tentang Allah (ayat 15,16);
• menemukan kebenaran rohani yang ajaib (ayat 18); dan
• menemukan nasihat bijak untuk keseharian hidup (ayat 24).
Perenungan itu lebih dari sekadar membaca Alkitab dan memercayainya. Merenungkan berarti
menerapkan ayat-ayat Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.
Firman Allah tidak dimaksudkan untuk menjadi makanan cepat saji. Jangan tergesa-gesa
mengunyahnya hingga tuntas -JEY
UNTUK MENJADI ORANG KRISTIANI YANG SEHAT
JANGAN MEMPERLAKUKAN ALKITAB SEBAGAI MAKANAN RINGAN
21 Desember 2002
Harta yang Paling Berharga
Nats : Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta (Mazmur
119:14)
Bacaan : Mazmur 19:8-12
Apakah harta yang paling berharga di dunia? Sebagian orang mungkin menunjuk pada semua emas
yang tersimpan di Fort Knox. Yang lainnya mungkin menunjuk Sistine Chapel yang ada di Roma. Dan
yang lainnya lagi akan memilih kekayaan luar biasa yang pernah dipertontonkan di istana para Tsar
Rusia. Namun, jawaban yang saya harap muncul dalam benak Anda adalah Alkitab, firman Allah.
Pada upacara penobatan Ratu Inggris Elizabeth II, Uskup Agung Canterbury menyerahkan sebuah
Alkitab kepadanya dan berkata, "Ratu kami yang mulia, agar Yang Mulia dapat tetap menjaga Hukum
dan Injil Allah sebagai Pengatur seluruh kehidupan termasuk pemerintahan Kerajaan Inggris, kami
mempersembahkan kitab ini sebagai harta paling berharga yang dapat diberikan oleh dunia ini."
Jika dunia ini merenggut semua harta duniawi yang kita anggap sebagai barang-barang-barang
berharga, maka kita akan merasakan kehilangan yang begitu besar. Namun apa yang akan terjadi
seandainya dunia ini merenggut Alkitab dan segala pengaruhnya dalam kehidupan kita? Planet ini akan
menjadi begitu gersang dan hancur!
Ya, Alkitab adalah harta kita yang paling berharga dalam hidup ini, jauh lebih berharga daripada
emas yang banyak sekalipun (Mazmur 19:11). Namun apakah penghargaan kita terhadapnya hanya di
bibir saja? Apakah kita menaatinya sebagai "Pengatur seluruh kehidupan" karena kita percaya pada Injil
dan percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi? –Vernon Grounds
HARTA KARUN BERHARGA YAITU FIRMAN ALLAH
TELAH MENANTI UNTUK DITEMUKAN
Senin, 20 November 2006
Mazmur 119:105-112
SAAT FIRMAN KERING
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:10)
Kita mungkin pernah mengalami sukacita saat membaca dan merenungkan firman Allah seperti
yang dikatakan penulis Mazmur 119. Namun, sebagian besar dari kita pun pernah mengalami firman
yang kering, yakni saat kita se-pertinya tidak mendapatkan banyak hal dari membaca Alkitab.
Bagaimana kita mengatasi saat-saat seperti itu? Perlukah kita membeli 20 set tafsir Alkitab, mengubur
diri dalam setumpuk buku teologi, atau mendaftarkan diri ke sekolah Alkitab atau seminari? Tidak, Anda
tak harus melakukan hal-hal seperti itu.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah mendengar sebuah kiat tentang enam langkah untuk
mendapatkan sesuatu dari semua bagian firman Tuhan. Dengan keenam langkah tersebut, kita dapat
menikmati hubungan pribadi dengan Allah dan pesan-Nya saat membaca Alkitab. Bacalah satu bagian
dari firman Tuhan, kemudian ajukanlah pertanyaan- pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri:
 Bagian mana yang saya sukai?
 Bagian mana yang tidak saya sukai?
 Bagian mana yang tidak saya mengerti?
 Apa yang saya pelajari tentang Allah?
 Apa yang harus saya lakukan?
 Ayat apa yang dapat saya terapkan hari ini?
Cara ini dapat membantu Anda dalam memperbarui apresiasi terhadap Alkitab. Setelah
mencobanya, Anda pun akan dapat berkata bahwa firman Allah adalah kegirangan hatiku" (Mazmur
119:111) - DB
ALKITAB BUKANLAH BUKU YANG KERING JIKA ANDA MENGENAL PENULISNYA
17 Januari 2003
Menemukan Harta Karun
Nats : Karena TUHAN-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
kepandaian (Amsal 2:6)
Bacaan : Amsal 2:1-9
Untuk mendapat manfaat dari pelajaran Alkitab, kita harus berusaha lebih dari sekadar membuka
sebuah pasal dan membaca pesan apa yang ada di sana. Berikut ini ada enam panduan yang dapat
membantu Anda mencapai tujuan tersebut.
1. Sisihkan waktu secara teratur untuk mempelajari Alkitab. Kalau Anda tidak menjadwalkannya,
Anda akan mengabaikannya.
2. Sebelum mulai membaca Alkitab, mintalah pertolongan dan hikmat Allah.
3. Renungkan dengan hati-hati apa yang Anda baca. "Harta karun" yang ada dalam Alkitab jarang
bertebaran seperti kerikil di permukaan. Untuk menambang emas, Anda harus menggali.
4. Sebelum menentukan apa makna bacaan itu bagi Anda, coba pahami apa yang ingin dikatakan
sang penulis kepada para pembaca aslinya.
5. Tuliskan paling tidak satu kebenaran atau prinsip yang dapat Anda terapkan.
6. Jangan berkecil hati. Beberapa bagian Alkitab mungkin sulit dipahami, tetapi pasti ada cukup
banyak bagian lain yang dapat Anda mengerti. Dan jika Anda menerapkan apa yang telah Anda
pelajari, maka hidup Anda akan banyak berubah.
Sekarang bacalah bacaan hari ini, yakni Amsal 2, sekali lagi. Ingatlah prinsip-prinsip ini. Kemudian
gunakan metode tersebut saat Anda mempelajari firman Tuhan. Dengan melakukannya, Anda akan
mulai menemukan "harta karun" dari Alkitab --Haddon Robinson
BATU PERMATA KEBENARAN DAPAT DITEMUKAN DALAM ALKITAB
TETAPI ANDA HARUS MENGGALI UNTUK MENDAPATKANNYA
9 Maret 2003
Hasrat Akan Firman Allah
Nats : Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih daripada madu bagi mulutku (Mazmur
119:103)
Bacaan : Mazmur 119:97-104
Alkitab. Seberapa dalam Anda mengenal dan memahaminya? Apakah pertanyaan ini tampak
berlebihan? Apakah Anda merasa sudah sangat terlambat untuk mempelajarinya secara serius?
Renungkanlah kisah Cyrus. Meskipun orangtuanya kristiani, Cyrus tidak begitu sering membuka
Alkitab. Ia lebih tertarik membaca karya Shakespeare dan buku sejarah. Menjelang usia 12 tahun, ia
sudah memetakan seluruh peradaban manusia. Namun, Alkitab? Ia tidak tertarik untuk menyentuhnya.
Cyrus tumbuh menjadi pengacara yang disegani. Saat ia berumur 36 tahun, seorang kawannya datang
ke kantornya dan bertanya mengapa ia tidak menjadi orang kristiani. Percakapan dengan kawannya itu
menuntunnya untuk beriman kepada Yesus Kristus.
Saat menyadari bahwa ternyata dirinya hampir tidak tahu apa-apa tentang Alkitab, Cyrus bertekad
untuk mendalami firman Allah lebih dari apa pun juga. Tak lama kemudian, Alkitab pun menjadi “lebih
daripada madu” baginya (Mazmur 119:103). Tiga puluh tahun kemudian, pada tahun 1909, buku
karyanya yang berjudul The Scofield Reference Bible diterbitkan. Pekerjaan besar Cyrus Ingerson
Scofield telah usai.
Apakah kita harus melepaskan segala sesuatu dalam hidup kita dan menggunakan seluruh waktu
untuk mempelajari Alkitab? Tentu saja tidak. Namun, kita harus menyadari bahwa pendalaman firman
Allah secara terus-menerus sangatlah penting bagi pertumbuhan kita sebagai orang kristiani. Melalui
Alkitab, kita tahu apa yang Allah harapkan dari kita, dan kita pun dapat mengenal Allah sendiri --Dave
Branon
PENGETAHUAN YANG LUAS AKAN ALKITAB
SALAH SATU TANDA IMAN YANG TUMBUH SUBUR
17 Mei 2003
Lebih Berharga dari Emas
Nats : Aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih daripada emas (Mazmur 119:127)
Bacaan : Mazmur 119:121-128
The Gideons, sebuah jaringan pelayanan yang mendistribusikan Alkitab ke seluruh dunia telah
beroperasi di negara bekas Uni Soviet selama kurang dari satu tahun. Mereka tidak mengalami kesulitan
dalam mengedarkan Alkitab ke-pada masyarakat Rusia. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu
disambut baik oleh mereka yang haus akan firman Allah.
Suatu ketika sampailah mereka di sebuah kota. Di sana, mereka diizinkan untuk menyebarkan kitab
Perjanjian Baru di sebuah sekolah dasar. Saat itu mereka ditemani oleh seorang kepala polisi. Oleh
karena itu, ketika mobil yang membawa mereka ternyata malah melewati sekolah yang ditunjuk,
mereka jadi bertanya-tanya, jangan-jangan mereka akan dibawa untuk diinterogasi. Setelah melakukan
perjalanan selama enam atau tujuh kilometer kemudian, mereka berhenti di sebuah sekolah lain dan
diminta membagikan Alkitab di situ. Mereka pun membagikannya kepada setiap murid dan anggota staf
di sekolah tersebut.
Tak lama kemudian, pemimpin kelompok itu bertanya kepada si kepala polisi, "Mengapa kita
berganti sekolah?" Kepala polisi itu menjawab dengan tenang, "Karena dua anak saya bersekolah di sini.
Saya ingin memastikan bahwa mereka mendapat Alkitab."
Firman Allah itu mulia dan berharga (Mazmur 19:11), terutama bagi mereka yang kurang atau tidak
mampu mendapatkannya. Pejabat Rusia ini menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan Alkitab
bagi anak- anaknya, dan mungkin juga supaya ia sendiri dapat membacanya.
Seberapa berhargakah firman Allah bagi Anda? --Dave Egner
KEKAYAAN DUNIA ADALAH EMAS YANG SEMU
JIKA DIBANDINGKAN DENGAN FIRMAN ALLAH
Saat Firman Kering
1 Juni 2003
Nats : Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:10)
Bacaan : Mazmur 119:105-112
Kita mungkin pernah mengalami sukacita saat membaca dan merenungkan firman Allah seperti yang
dikatakan penulis Mazmur 119. Namun, sebagian besar dari kita pun pernah mengalami firman yang
kering, yakni saat kita se-pertinya tidak mendapatkan banyak hal dari membaca Alkitab.
Bagaimana kita mengatasi saat-saat seperti itu? Perlukah kita membeli 20 set tafsir Alkitab,
mengubur diri dalam setumpuk buku teologi, atau mendaftarkan diri ke sekolah Alkitab atau seminari?
Tidak, Anda tak harus melakukan hal-hal seperti itu.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah mendengar sebuah kiat tentang enam langkah untuk
mendapatkan sesuatu darisemua bagian firman Tuhan. Dengan keenam langkah tersebut, kita dapat
menikmati hubungan pribadi dengan Allah dan pesan-Nya saat membaca Alkitab. Bacalah satu bagian
dari firman Tuhan, kemudian ajukanlah pertanyaan- pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri:
 Bagian mana yang saya sukai?
 Bagian mana yang tidak saya sukai?
 Bagian mana yang tidak saya mengerti?
 Apa yang saya pelajari tentang Allah?
 Apa yang harus saya lakukan?
 Ayat apa yang dapat saya terapkan hari ini?
Cara ini dapat membantu Anda dalam memperbarui apresiasi terhadap Alkitab. Setelah mencobanya,
Anda pun akan dapat berkata bahwa firman Allah adalakegirangan hatiku" (Mazmur 119:111) --Dave
Branon
ALKITAB BUKANLAH BUKU YANG KERING
JIKA ANDA MENGENAL PENULISNYA
23 Juli 2003
Terbuka Lebar
Nats : Akulah Tuhan, Allahmu ...: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh
(Mazmur 81:11)
Bacaan : Mazmur 81
Sebagai seorang anak laki-laki, saya selalu tertantang untuk mencari sarang burung robin [sejenis
burung yang dadanya berwarna merah di Amerika Utara] yang baru dibuat. Sungguh senang mengamati
telur- telur itu dan menunggui makhluk-makhluk kecil tak berbulu dengan mata menonjol dan mulut
menganga keluar dari cangkangnya. Dari kejauhan, saya melihat kepala mereka bergerak limbung dan
mulut mereka terbuka lebar, berharap sang induk memberi mereka makan.
Saat mengingat pengalaman itu, saya berpikir tentang janji Allah: "Akulah Tuhan, Allahmu ...:
bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh" (Mazmur 81:11). Tawaran murah
hati ini diberikan kepada orang-orang Israel, tetapi mereka mengabaikan Allah, dan Dia membiarkan
mereka dalam kedegilan hati mereka dan membiarkan mereka berjalan mengikuti rencana mereka
sendiri! (ayat 13). Padahal, seandainya mereka menerima tawaran itu, Allah berkata, "Umat-Ku akan
Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya"
(ayat 17).
Allah juga rindu memberi kita makanan rohani. Dan Dia akan memuaskan kelaparan rohani kita saat
kita mempelajari firman-Nya, beribadah bersama orang lain, mendengarkan guru-guru Alkitab yang
setia, membaca bacaan yang alkitabiah, dan bergantung kepada-Nya setiap hari.
Jika kita menolak pemberian Allah, kita akan menderita kekurangan gizi rohani dan gagal untuk
bertumbuh. Namun jika kita membuka mulut lebar-lebar, yakinlah bahwa Allah akan membuatnya
penuh --Richard De Haan
UNTUK MENDAPATKAN KEPENUHAN DALAM HIDUP
BIARKAN ALLAH MEMENUHI HIDUP ANDA
28 Agustus 2003
Surat yang Tak Ternilai
Nats : Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia
Kristus (Efesus 3:4)
Bacaan : Efesus 3:1-12
Jika Anda memiliki sepucuk surat dari Mark Twain di loteng Anda, nilai nominalnya bisa sangat
mahal. Sebuah surat pribadi sepanjang sembilan halaman yang ia tulis kepada putrinya pada tahun
1875 terjual seharga 33.000 dolar di tahun 1991. Surat-menyurat biasa dengan penulis Tom Sawyer
biasanya berharga 1.200 hingga 1.500 dolar per halaman. Para ahli mengatakan bahwa walaupun Twain
menulis 50.000 surat sepanjang hidupnya, permintaan akan surat-surat pribadi dari salah satu penulis
favorit Amerika ini masih tetap tinggi.
Anda mungkin tidak memiliki sepucuk surat pun dari Mark Twain, namun sesungguhnya Anda
memiliki kumpulan surat yang tak ternilai harganya. Dua puluh satu dari dua puluh tujuh buku dalam
Perjanjian Baru merupakan surat-surat yang ditulis untuk menguatkan dan memberi pengajaran kepada
orang-orang kristiani. Dan surat-surat itu sungguh berharga, karena mengandung wahyu yang tak
ternilai tentang Yesus Kristus.
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menulis, "Rahasianya dinyatakan kepadaku dengan
wahyu . . . Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya" (3:3,7). Ia telah menerima pesan dari Allah dan
diperintahkan untuk memberitakannya kepada dunia (ayat 8). Surat- surat dalam Perjanjian Baru yang
kita pegang hari ini mengandung wahyu khusus Allah bagi kita.
Bagi setiap orang kristiani, nilai terpenting dari surat-surat yang terpenting dalam Perjanjian Baru
bukanlah nilai nominalnya, melainkan hikmat bagi hati yang terbuka, yakni hikmat dari Allah sendiri-David McCasland
JIKA ANDA MENGINGINKAN SURAT YANG BISA MENGUBAH HIDUP ANDA
BUKALAH ALKITAB DAN BACALAH SURAT DARI ALLAH
4 September 2003
Memakan Firman
Nats : Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan
pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel" (Yehezkiel 3:1)
Bacaan : Yehezkiel 2:7-3:4
Saya membaca tentang seorang wanita Australia yang mengembangkan kecanduannya makan kertas.
Ia memulai kebiasaan aneh itu sejak kanak-kanak, dan ketika bertumbuh dewasa, ia telah memakan 10
lembar tisu dan setengah halaman koran setiap harinya. Wanita ini juga mengkonsumsi sejumlah kecil
kertas penyerap tinta, lembaran buku kerja, dan vaucer yang nilai nominalnya kecil.
Tentu saja tidak ada hubungan antara kebiasaan aneh wanita itu dan tindakan simbolis Nabi
Yehezkiel. Sang nabi memakan gulungan kitab untuk menggambarkan sebuah latihan rohani yang harus
kita laksanakan. Jika kita ingin menyatakan kebenaran Allah dengan penuh makna dan kuasa, maka kita
perlu menyediakan waktu agar firman itu memenuhi hati kita. Kita perlu merasakan dampak firman
Allah. Kita harus membiarkan firman-Nya menjadi bagian terpenting dari kita. Dengan demikian kita
tidak akan menyampaikan firman secara tidak meyakinkan seperti murid yang tidak memahami atau
tidak tertarik, melainkan sebagai orang yang telah "merasakan" firman itu secara pribadi.
Firman dan pikiran Allah yang sesungguhnya telah dinyatakan di dalam Alkitab. Jangan sekadar
membaca dan mengulanginya. Renungkanlah. Rasakanlah. Mintalah agar Tuhan menjelaskan,
membuatnya menjadi bagian dari pengalaman Anda, dan mengajar Anda.
Ya, bacaan Alkitab hari ini memberikan prinsip yang mendalam: kita harus "memakan" firman
sebelum menyampaikannya. Dengan demikian, kita tidak akan termakan oleh perkataan kita sendiri -Mart De Haan
BIARKAN FIRMAN ALLAH MEMENUHI PIKIRAN ANDA,
MEMERINTAH HATI ANDA, DAN MENUNTUN LIDAH ANDA
15 Mei 2004
Buku Kuno
Nats : Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah Tuhan! (2 Raja-raja 22:8)
Bacaan : 2 Raja-raja 22:8-13
Dua orang pegawai Senat Amerika Serikat sedang membersihkan sebuah gudang yang berada di
bawah gedung Capitol saat mereka melihat sebuah pintu yang setengah terbuka. Karena penasaran,
mereka masuk dan menemukan ruangan kecil yang penuh sesak oleh selebaran-selebaran kuno dan
catatan daftar gaji yang berdebu. Sebuah buku bersampul kulit dan bertuliskan tinta emas menarik
perhatian mereka. Buku itu berjudul: Senators’ Compensation and Mileage. Buku itu merupakan
catatan dari tahun 1790-1881.
Sungguh penemuan yang luar biasa! Buku tersebut merupakan catatan langka dari setiap dolar yang
diterima oleh para senator sepanjang 90 tahun pertama Senat AS. Ditambah lagi, buku itu memuat
tanda tangan asli dari dua bapak pendiri Amerika Serikat, yaitu Thomas Jefferson dan John Adams.
“Buku tersebut sangat berarti,” kata ahli sejarah Richard Baker. “Tidak ada dokumen-dokumen sejarah
lain milik Senat yang dapat menandingi nilai buku itu.”
Saya membayangkan bahwa imam besar Hilkia pasti jauh lebih gembira saat ia menemukan “Kitab
Taurat” yang telah lama hilang di dalam celah tersembunyi di bait Allah (2 Raja-raja 22:8). Raja Yosia
menyadari nilai kitab tersebut dan memerintahkan agar kitab itu dibacakan dengan lantang bagi semua
orang Yehuda (23:1,2).
Mungkin sudah lama Anda tidak membaca beberapa bagian Alkitab seperti kitab Imamat, Zakharia,
atau Filemon. Bukalah kembali dan cobalah untuk membacanya. Kitab-kitab tersebut sangat berarti—
dan mungkin pesan-pesannya justru yang Anda butuhkan —Dave Egner
ALKITAB MEMANG KUNO
NAMUN KEBENARANNYA SELALU BARU
15 Juli 2004
Tentang Kebenaran
Nats : ... selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran (2 Timotius 3:7)
Bacaan : 1 Korintus 1:18-25
Pada tahun 1692, Harvard College mengambil moto Veritas Christo et Ecclesiae, yang artinya
“Kebenaran Bagi Kristus dan Gereja”. Pada lambangnya terlukis tiga buah buku, dan salah satu buku
tersebut menghadap ke bawah, melambangkan keterbatasan pengetahuan manusia. Tetapi dalam
beberapa dekade terakhir ini, posisi buku tersebut telah diubah menghadap ke atas untuk mewakili
kapasitas pikiran manusia yang tak terbatas. Dan motonya telah berubah menjadi Veritas, yang berarti
“Kebenaran”.
Mengejar pengetahuan memang patut dipuji, tetapi pembelajaran dapat dengan cepat membawa
kita pada kesombongan dan penolakan untuk mengakui keterbatasan kemampuan mental kita. Ketika
hal itu terjadi, kita kemudian mengabaikan atau menolak kebenaran alkitabiah.
Jika demikian, sebenarnya bagaimanakah kebenaran tentang kebenaran itu? Berabad-abad yang lalu
seorang raja yang bijaksana menulis demikian, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”
(Amsal 1:7). Kita harus mengenali bahwa ada hubungan antara Allah dan kebenaran. Tanpa pertolongan
dari Roh Kudus dan petunjuk firman Allah, manusia akan “selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat
mengenal kebenaran” (2 Timotius 3:7). Akan tetapi, apabila kita mengakui dan menaati kebenaranNya, kita akan terbebas dari kebodohan rohani dan kesalahan (Yohanes 8:32; 17:17).
Itulah sebabnya kita harus rajin mempelajari Alkitab (2 Timotius 2:15). Alkitab adalah satu-satunya
buku yang mengungkapkan kebenaran tentang kebenaran kepada kita —Vernon Grounds
PELAJARILAH FIRMAN ALLAH YANG TERTULIS
UNTUK MENGENAL KRISTUS SANG FIRMAN YANG HIDUP
Asa Bagi yang Khawatir
9 November 2004
Nats : Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1)
Bacaan : Mazmur 23
Setiap orang pasti pernah merasa khawatir. Saya pun pernah menjadi seorang “tukang khawatir yang
profesional”. Setiap hari saya senantiasa asyik memikirkan semua kekhawatiran saya, satu demi satu.
Suatu hari, saya harus menghadapi suatu tes kesehatan yang tidak mengenakkan, sehingga saya
menjadi gelisah karena takut. Akhirnya saya memutuskan untuk menjalani tes itu dengan memusatkan
pikiran pada tiga kata pertama dalam Mazmur 23: “Tuhan adalah gembalaku”. Pola latihan meditasi ini
tidak saja menenangkan diri saya, tetapi juga memberikan banyak pemahaman baru. Kemudian, ketika
saya perlahan-lahan mulai merenungkan seluruh mazmur tersebut, Tuhan memberi saya lebih banyak
pemahaman. Akhirnya, dalam berbagai konferensi, saya mampu membagikan apa yang Tuhan ajarkan
kepada saya.
Jika Anda mudah merasa khawatir, ada harapan juga bagi Anda! Rick Warren, penulis buku The
Purpose-Driven Life, menulis: “Kekhawatiran adalah apabila Anda memikirkan sebuah masalah
berulang-ulang. Akan tetapi apabila Anda merenungkan firman Allah berulang-ulang, itu berarti Anda
bermeditasi. Maka jika Anda bisa merasa khawatir, berarti Anda pun bisa bermeditasi!”
Semakin sering kita merenungkan firman Allah, kita semakin tidak perlu khawatir. Dalam Mazmur 23,
Daud merenungkan Sang Gembala Agung, dan tidak merasa khawatir. Di kemudian hari, Allah memilih
Daud untuk menggembalakan umat-Nya (Mazmur 78:70-72). Allah memakai orang-orang yang dengan
jujur berkata, “Tuhan adalah gembalaku” —Joanie Yoder
SEMAKIN SERING KITA MERENUNGKAN FIRMAN ALLAH
SEMAKIN KITA TIDAK PERLU KHAWATIR
5 Desember 2004
Tak Ada Jawaban
Nats : Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? (Ayub 39:35)
Bacaan : Ayub 42:1-6
Menjelang Natal tahun 2003, sepulang kerja Lydia melihat kobaran api memancar dari rumahnya.
Lebih dari sekadar kehilangan rumah, hatinya remuk redam karena ketujuh anggota keluarganya tewas
ditelan lautan api itu. Ketika berita tentang tragedi tersebut disiarkan pagi itu, seorang diakon
gerejanya segera datang untuk menghiburnya. Lydia mengajukan beberapa pertanyaan mendalam yang
tidak dapat dijawab sang diakon.
Lydia kemudian menghubungkan kejadian itu dengan kisah Ayub. Ayub kehilangan kesepuluh anaknya
(Ayub 1:18, 19), tetapi ia tetap menyembah Allah (ayat 21). Kemudian ia pun terserang penyakit, dan
istrinya mendesaknya untuk mengutuki Allah lalu mati (2:9). Teman- teman Ayub mengira bahwa
mereka mengetahui jawaban dari semua itu, yakni bahwa Ayub pasti telah berbuat dosa dan layak
mendapatkan semua masalah itu.
Ayub mengeluh kepada Tuhan dengan penuh kepahitan dan me-minta penjelasan serta pertolongan,
tetapi Allah tidak menjawabnya. Dia bahkan tidak memberitahunya tentang permintaan Iblis yang ingin
mengujinya (1:6-12; 2:1-6). Sebaliknya, Dia mengingatkan Ayub bahwa Dia adalah Allah dari segala
hikmat dan tidak demikian dengan Ayub. Ayub menyesal, dan bertobat karena telah meragukan otoritas
Allah (42:1-6).
Di dunia, kita mungkin tidak menemukan jawaban untuk berbagai pertanyaan putus asa seperti,
“Mengapa hal ini terjadi?” dan “Mengapa harus saya yang mengalaminya?” Namun, kita dapat
berpegang pada kebenaran bahwa Allah berkuasa dan mengasihi kita —Anne Cetas
ALLAH TIDAK HARUS MENJAWAB PERTANYAAN KITA
TETAPI DIA AKAN SENANTIASA MEMEGANG JANJI-NYA
Gambaran Allah Akan Diri-Nya
6 Februari 2005
Nats : Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih (Keluaran 34:6)
Bacaan : Keluaran 33:18-34:8
Doa anak-anak kecil menunjukkan kepada kita apa yang mereka pikirkan tentang Allah. Berikut ini
dua doa yang saya baca baru-baru ini.
“Ya Allah, apa maksudnya bahwa Engkau Allah yang ‘cemburu’? Padahal kurasa Engkau memiliki
segalanya.”
“Aku baru tahu bahwa ternyata warna oranye cocok dipadukan dengan warna ungu. Aku mengetahui
hal itu sewaktu melihat matahari terbenam yang Engkau ciptakan pada hari Selasa kemarin. Indah
sekali.”
Anak-anak ini benar ketika menganggap Allah sebagai pemilik dan pencipta segalanya, Pribadi yang
dapat melukis matahari terbenam yang indah. Akan tetapi, bagaimana Allah menggambarkan diri-Nya?
Musa membutuhkan jawaban atas pertanyaan itu tatkala ia akan memimpin bangsa Israel ke padang
gurun. Ia menginginkan kepastian akan penyertaan dan pimpinan Allah, sehingga ia meminta Dia
menyatakan diri-Nya (Keluaran 33:13,18). Sebagai tanggapan, Allah turun dalam awan dan berkata,
“Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya ...
tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah” (34:5-7). Dia baik. Dia juga adil.
Kita pun dapat mengenal Allah ini. Kini Dia tidak akan turun dalam awan, tetapi Dia telah
menyatakan diri-Nya kepada kita melalui firman-Nya—Alkitab. Kita dapat meminta Dia agar
menyatakan diri tatkala kita membaca dan mempelajari Alkitab. Kita akan belajar bahwa Dia bahkan
lebih dari sekadar pemilik dan pencipta segalanya —Anne Cetas
DALAM DUNIA YANG SUPERHEBAT
ALLAH ADALAH YANG TERBESAR
12 Februari 2005
Imamat Sebagai Pengingat
Nats : Akulah Tuhan, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus,
sebab Aku ini kudus (Imamat 11:44)
Bacaan : Imamat 11:41-45
Jika Anda mengikuti jadwal bacaan Alkitab setahun di Renungan Harian, maka akhir-akhir ini Anda
telah sampai pada kitab Imamat. Mungkin Imamat merupakan salah satu kitab yang paling jarang
dibaca dalam Alkitab, dan mungkin Anda bertanya-tanya apa tujuan dari penulisan kitab itu. Mengapa
perlu ada semua hukum dan peraturan tentang binatang yang kudus dan yang najis? (ayat 11). Pesan
apa yang sedang Allah berikan kepada bangsa Israel waktu itu—dan kepada kita?
Ahli tafsir Alkitab Gordon Wenham berkata, “Apabila hukum membedakan binatang yang kudus dari
yang najis, maka orang diingatkan bahwa Allah telah membedakan mereka dari semua bangsa lainnya
di bumi untuk menjadi milik-Nya .... Tugas manusia yang paling utama adalah meniru Penciptanya.”
Lima kali dalam kitab Imamat Allah berkata, “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus” (11:44,45,
19:2, 20:7,26). Dan 45 kali Dia berkata, “Akulah Tuhan” atau “Akulah Tuhan, Allahmu.” Salah satu
tema terpenting dalam kitab itu adalah panggilan Allah bagi umat-Nya untuk menjadi kudus. Yesus
menggemakan tema ini ketika berkata, “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga
adalah sempurna” (Matius 5:48).
Ketika Anda membaca Imamat 11, ingatlah bahwa Anda istimewa bagi Allah dan harus
“memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang- Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9).
Kita membutuhkan kitab Imamat sebagai pengingat setiap hari —Anne Cetas
PELAJARILAH ALKITAB AGAR MENJADI BIJAK;
PERCAYAILAH ALKITAB AGAR SELAMAT;
PRAKTIKKAN ISI ALKITAB AGAR MENJADI KUDUS
Pengejaran Sia-sia
11 Maret 2005
Nats : Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk
hidup yang saleh (2Petrus 1:3)
Bacaan : 2Petrus 1:1-4
Beberapa tahun yang lalu, saya sedang berada di perpustakaan sebuah universitas yang ternama.
Sewaktu berjalan di antara rak-rak buku, saya melewati sebaris kursi berpembatas yang dikhususkan
bagi mahasiswa untuk belajar. Di sana saya melihat seorang mahasiswa sedang membaca sebuah komik
Bugs Bunny. Hampir saja saya tertawa terbahak-bahak melihat hal itu. Pemuda tersebut dikelilingi oleh
buku-buku pengetahuan segala zaman, tetapi ia malah membenamkan diri pada perkara sepele yang
kekanak-kanakan.
Memang tidak salah jika kita membaca komik, dan kita semua sewaktu-waktu perlu istirahat dari
belajar. Namun, sebagian dari kita hanya mengejar hal-hal yang sepele. Berbagai buku, majalah, dan
media lainnya telah memberi keasyikan dan sangat memengaruhi kehidupan kita. Betapa bodohnya!
Padahal kita memiliki Firman Kehidupan—Buku yang mengajar kita bagaimana mengenal Allah dan
mengalami hidup berkelimpahan.
Penyebab utama kita mengabaikan Alkitab bukanlah kurangnya waktu, melainkan kurangnya
kerinduan hati. Perkataan manusia telah menggantikan firman Kristus. Ada banyak buku dan majalah
yang bagus untuk dibaca, tetapi kita tidak boleh mengabaikan rahasia kasih dan karunia Allah yang
tertulis di setiap halaman Alkitab. Di situlah kita menemukan segala sesuatu yang kita perlukan untuk
"hidup yang saleh" (2 Petrus 1:3).
Mintalah agar Allah memberi Anda kerinduan terhadap firman-Nya serta rasa lapar untuk mengecap
kebaikan-Nya setiap hari —DHR
MEMILIKI SEBUAH ALKITAB
MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB YANG MULIA
23 Maret 2005
Alkitab yang Terbuka
Nats : Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja, dan aku tidak
akan mendapat malu (Mazmur 119:46)
Bacaan : Mazmur 119:41-48
Banyak hotel di negara-negara di seluruh dunia menyediakan Alkitab di setiap kamar. Anda tinggal
membuka laci, maka Anda akan menemukannya.
Namun selama menginap di sebuah hotel baru-baru ini, saya sangat terkejut melihat sebuah Alkitab
terbuka yang diletakkan di atas meja di lobi. Dan ketika saya tiba di kamar, saya melihat sebuah
Alkitab yang terbuka di atas meja dan bukannya diletakkan di dalam laci. Saya kira pemilik hotel itu
ingin menarik perhatian orang-orang yang menginap di hotel itu terhadap hadirat Allah dan firman-Nya
pada saat mereka sedang melakukan perjalanan—kerap kali sendiri dan kadang kala sangat
membutuhkan bantuan.
Hal ini membuat saya memikirkan respons saya terhadap Kitab Suci. Apakah Alkitab terbuka di dalam
hati saya sehingga orang lain dapat melihatnya? Apakah perbuatan saya telah membuktikan bahwa
selama ini saya merenungkan firman Allah?
Mazmur 119 dipenuhi pujian terhadap keajaiban firman Allah, dan juga janji penulisnya untuk hidup
di dalamnya dan membagikan firman Allah kepada orang lain. "Aku hendak hidup dalam kelegaan sebab
aku mencari titah-titah-Mu," tulisnya. "Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di
hadapan raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu. Aku hendak bergemar dalam perintah-perintahMu yang kucintai itu .... Dan aku aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu" (ayat 45-48).
Setiap kehidupan adalah kitab yang terbuka. Oleh karena itu, marilah kita menyatakan kasih dan
kuasa firman Allah, yaitu Alkitab, sehingga semua orang dapat menyaksikannya —DCM
DI ANTARA SEMUA PEMBAHASAN TENTANG AYAT-AYAT ALKITAB
YANG TERBAIK ADALAH TELADAN HIDUP YANG SALEH –John Donne
4 Mei 2005
Latihan Beribadah
Nats : Latihlah dirimu beribadah (1Timotius 4:7)
Bacaan : 1Timotius 4:6-16
Konsultan kebugaran Jhannie Tolbert mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan treadmill (alat
fitnes) atau peralatan khusus untuk melakukan latihan fisik sewaktu berada di rumah. Tolbert
menggunakan kotak perkakas untuk latihan melompat, mengangkat panci sup untuk melatih otot bahu,
serta menggunakan perkakas rumah tangga yang lain untuk latihan fisik setiap hari. Ia mengatakan
bahwa Anda dapat tetap menjaga kebugaran meskipun hanya latihan di rumah dengan menggunakan
peralatan yang murah dan sederhana. Pelatih lain setuju dan mendorong orang-orang untuk
menggunakan tali lompat, kursi, sapu, dan bahkan tas belanja untuk latihan secara rutin. Mereka
melihat bahwa latihan adalah soal kemauan, bukan kekayaan.
Prinsip yang sama berlaku untuk kebugaran rohani. Meskipun kamus Alkitab, tafsir, dan buku-buku
lain memang bermanfaat, kita dapat memulai latihan rohani hanya dengan menggunakan Alkitab dan
bimbingan Roh Kudus. Paulus mendorong anak didiknya Timotius: "Latihlah dirimu beribadah. Latihan
badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik
untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang" (1 Timotius 4:7,8).
Anda tidak perlu memiliki uang banyak untuk mendapatkan kebenaran rohani dan
mempraktikkannya. Kita tidak memerlukan peralatan atau bahan-bahan khusus untuk mendoakan
teman, bersyukur kepada Allah, atau menaikkan pujian bagi-Nya. Kita hanya perlu memulai dari
tempat kita sekarang, dengan apa yang kita punyai, sekarang juga —DCM
LATIHAN BERIBADAH
ADALAH KUNCI KARAKTER YANG SALEH
20 Agustus 2005
Jangan Lupa
Nats : Aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah
mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima (2Petrus 1:12)
Bacaan : 2Petrus 1:12-21
Bagaimana bisa terjadi orang-orang yang mengalami peristiwa yang sama menyimpan ingatan yang
sama sekali berbeda terhadap kejadian tersebut? Sebuah artikel pada Associated Press menyimpulkan
hasil dari lusinan studi tentang ingatan manusia: Ingatan manusia tidak dapat merekam kenangan yang
tak terhapuskan. Ingatan manusia itu rapuh, tidak lengkap, lunak, dan sangat mudah dipengaruhi oleh
masukan orang lain.
Ingatan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Dalam beberapa kasus, orang-orang akan sedikit
mengubah versi mereka tentang sebuah kejadian melalui setiap penceritaan ulang, sama seperti
seorang nelayan yang melebih-lebihkan cerita tentang ikan yang lolos. Namun, sebuah catatan yang
objektif dan sesuai fakta dapat memperbaiki ingatan yang menyimpang, yang dapat kita terima.
Petrus menuliskan dua surat untuk memberi kita catatan yang akurat dan tahan lama tentang
kebenaran Allah. Aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu
telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. ... Aku akan berusaha,
supaya ... kamu selalu mengingat semuanya itu (2Petrus 1:12,15).
Ingatan kita yang rapuh memerlukan penyegaran yang terus-menerus melalui catatan firman Allah,
yaitu Alkitab, yang tidak pernah berubah. Lewat alat pengingat yang dapat diandalkan ini, kita dapat
menjaga agar pikiran kita tidak diam-diam terhanyut menuju perspektif hidup yang manusiawi belaka.
Tuhan menggunakan Alkitab untuk membangkitkan pikiran kita agar kita tidak melupakan
kebenaran-Nya DCM
CARA TERBAIK UNTUK MEMPERBARUI PIKIRAN KITA
ADALAH DENGAN MEMBACA FIRMAN ALLAH SETIAP HARI
28 Desember 2005
Menggali Harta Karun
Nats : Tuhan-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian (Amsal
2:6)
Bacaan : Amsal 2:1-9
Pemahaman Alkitab yang bermanfaat melibatkan lebih dari sekadar membuka sebuah pasal dan
membaca apa yang tertulis di sana. Berikut ini tujuh panduan untuk membantu Anda memperoleh hasil
yang maksimal dari waktu pemahaman Alkitab Anda.
1. Luangkan waktu secara teratur. Jika Anda tidak menjadwalkannya, Anda akan melalaikannya.
2. Sebelum mulai membaca, mintalah pertolongan dan pengertian dari Allah.
3. Pikirkan dengan saksama apa yang Anda baca. Tidak semua harta karun Alkitab tergeletak
seperti kerikil di atas permukaan. Untuk menambang emas, Anda harus menggali.
4. Berusahalah memahami perkataan sang penulis kepada umat pertama yang membaca buku atau
surat itu sebelum Anda memutuskan menerapkannya pada saat ini.
5. Catatlah paling sedikit satu kebenaran atau prinsip yang dapat Anda praktikkan.
6. Cobalah berbagai terjemahan Alkitab. Jika Anda melewatkan kalimat-kalimat tertentu karena
kata-kata yang Anda baca sudah terlalu sering dijumpai, maka sebuah terjemahan dapat
memusatkan pikiran Anda pada bagian itu dengan cara baru.
7. Jangan putus asa. Ada beberapa bagian Alkitab yang lebih menarik daripada yang lain, dan
beberapa bagian mungkin tidak Anda mengerti sama sekali. Namun ada cukup banyak yang dapat
Anda pahami, itu akan mengubah hidup jika diterapkan.
Kini bacalah kembali ayat-ayat hari ini dengan mengingat prinsip-prinsip di atas. Kemudian cobalah
lagi besok. Anda akan mulai menemukan harta karun di dalam Alkitab -HWR
HARTA KARUN ALKITAB DITEMUKAN OLEH MEREKA
YANG MENGGALINYA
2 Maret 2006
Baca dengan Keras
Nats : ... bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar
(1Timotius 4:13)
Bacaan : 1Timotius 4:6-16
Kita diberkati dengan banyaknya versi terjemahan Alkitab saat ini, sehingga kita tidak begitu
menyadari bahwa salah satu versi terjemahan telah digunakan lebih dari 350 tahun oleh bangsa-bangsa
yang berbahasa Inggris. Kini banyak orang tidak mengenal istilah Alkitab terjemahan King James seperti
"thee", "thou" (engkau), dan "verily" (sangat). Padahal, ada sesuatu yang indah saat mendengar katakata tersebut dibacakan dengan keras, terutama bila yang dibacakan adalah Mazmur 23 yang terkenal
itu.
Dalam buku God’s Secretaries, penulis Adam Nicolson menceritakan bahwa terjemahan King James
peka terhadap bunyi. Ia bercerita bahwa ada dua belas orang duduk dalam ruangan sambil
mendengarkan Alkitab versi King James yang dibacakan dengan keras. Mereka merasa bahwa yang
membuat ayat tertentu dapat dipahami dengan baik tidak hanya karena ketepatan penerjemahan dari
bahasa aslinya, tetapi juga karena keindahan bunyi dari kata-kata yang dibacakan.
Paulus memahami kuasa dari firman Tuhan yang diucapkan. Kepada gembala muda Timotius, ia
memerintahkan untuk mengadakan pembacaan Alkitab di depan umum: "Sementara itu, sampai aku
datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar"
(1Timotius 4:13).
Firman Allah menggugah hati ketika masuk ke telinga orang percaya. Jadi, Alkitab terjemahan versi
apa pun yang Anda baca pada saat teduh Anda, doa keluarga, atau pada kebaktian di gereja, ingatlah
akan kuasa dari firman Tuhan yang diucapkan. Carilah kesempatan untuk membaca Alkitab dengan
suara keras --HDF
ALLAH BERBICARA MELALUI FIRMAN-NYA
SEDIAKANLAH WAKTU UNTUK MENDENGAR
Surat Pribadi
26 Maret 2006
Nats : Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119:97)
Bacaan : Mazmur 119:97-104
Pada tahun 1991, aktris Julia Roberts ditanyai barang apa yang paling dianggapnya berharga. "Saya
menyimpan surat dari ayah saya," jawabnya. "Itu adalah satu-satunya surat yang dapat saya simpan
sebagai seorang anak .... Seandainya ada orang yang mengambil surat itu, hidup saya akan hancur.
Surat itu mungkin tak berarti apa-apa bagi orang lain, namun saya dapat membacanya sepuluh kali
dalam sehari, dan saya mendapatkan kesan berbeda setiap kali mengulanginya."
Menurut filsuf Denmark yang bernama Søren Kierkegaard, Alkitab merupakan surat cinta yang sangat
berharga dari Bapa surgawi bagi anak-anak-Nya. Bagaimana Anda memandang Alkitab? Apakah Anda
menganggap bahwa itu hanyalah sebuah buku kuno yang dikenal karena nilai-nilai sejarah dan
keagamaannya? Atau Anda menganggapnya sebagai sebuah surat pribadi dari Bapa surgawi Anda, satusatunya surat berharga yang pernah ada? Dan apakah Anda membacanya berulang-ulang, bahkan setiap
hari, serta menemukan sesuatu yang menyentuh hati Anda setiap kali membacanya?
Jika Anda tidak lagi merasakan sapaan surat cinta Allah kepada Anda, cobalah luangkan waktu
selama seminggu untuk membaca Mazmur 119. Mazmur tersebut merupakan sebuah nyanyian pujian
tentang firman-Nya. Anda akan mendapati bahwa Alkitab dapat membuat Anda bijaksana dan dapat
membantu Anda bertahan "terhadap segala jalan kejahatan" (ayat 98,101). Firman itu akan menjadi
"manis" bagi Anda, "lebih daripada madu bagi mulut[mu]" (ayat 103) --VCG
ALKITAB YANG DIBACA DENGAN BAIK
ADALAH SAHABAT BAGI JIWA YANG DIKENYANGKAN
1 April 2006
Buku yang Terlupakan
Nats : Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau
menghidupkan aku (Mazmur 119:93)
Bacaan : Mazmur 119:89-104
Suatu kali seorang anak kecil memerhatikan sebuah buku besar berwarna hitam. Buku itu berselimut
debu dan ditaruh di sebuah rak yang tinggi. Kemudian dengan penuh rasa ingin tahu ia bertanya kepada
ibunya tentang buku itu. Dengan malu sang ibu segera menjelaskan, "Itu Alkitab. Bukunya Allah." Anak
itu berpikir sesaat, lalu berkata, "Kalau itu bukunya Allah, mengapa kita tidak mengembalikannya saja
kepada Allah? Kan tidak ada lagi seorang pun di sini yang membacanya."
Dalam banyak keluarga, Alkitab nyaris tidak pernah dibaca atau bahkan dipedulikan keberadaannya.
Orang membacanya hanya tatkala muncul masalah, penyakit, atau kematian di tengah keluarga.
Bahkan pada saat seperti itu pun seseorang bisa jadi masih kebingungan ke mana harus mencari
bantuan yang dibutuhkan.
Kapan terakhir kali Anda mengambil Alkitab dan mempelajarinya untuk mendapatkan sukacita,
menerima teguran rohani, dan mengalami pertumbuhan rohani? Memang Alkitab adalah bukunya Allah,
tetapi Dia tidak ingin buku itu dikembalikan kepada-Nya. Dia ingin agar Anda memiliki, merenungkan,
memahami, memercayai, dan menaati pesan yang ada di dalamnya.
Itulah alasan utama mengapa buklet Renungan Harian ini diterbitkan. Setiap artikel renungan di
dalamnya bertujuan untuk membantu Anda memahami firman Allah.
Sudahkah Anda membaca bacaan Kitab Suci hari ini? Jika belum, mengapa Anda tidak membacanya
sekarang juga? Jangan biarkan Alkitab menjadi Buku yang terlupakan di dalam rumah Anda --RWD
SEMAKIN RAJIN ANDA MEMBACA ALKITAB
SEMAKIN BESAR RASA CINTA ANDA KEPADA "PENULIS"NYA
29 Juli 2006
Kenalilah "produk" Anda
Nats : Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan (Mazmur 33:4)
Bacaan : Mazmur 33:4-15
Salah satu ciri seorang wiraniaga yang cakap adalah ia menguasai produknya secara menyeluruh. Ia
mengetahui bahan-bahan pembuat produknya. Ia memahami kekuatan produknya. Ia mempelajari
manfaat barang tersebut bagi konsumen. Dan ia dapat menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan
oleh konsumennya. Penjual yang tidak mengenal produknya tidak akan mendapatkan penjualan.
Dalam buku yang berjudul The Big Sell, John R. Rushmore melakukan survei terhadap para pria dan
wanita yang membeli produk-produk yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat.
Para pria dan wanita tersebut berpendapat bahwa lebih dari 80 persen wiraniaga yang mendatangi
mereka, ternyata tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang barang yang akan dijual.
Saat membaca itu, saya lalu berpikir tentang kita, orang-orang kristiani. Kita sudah dipanggil untuk
menjadi saksi Kristus, tetapi seberapa jauh kita menguasai "produk" kita dengan baik? Kita mewakili
Kristus dalam segala hal yang kita perbuat dan kita ucapkan. Oleh karena itu, ketika berbicara
mewakili Dia, kita pun harus berbicara dengan berani dan jelas. Ini berarti kita harus mengetahui apa
yang dikatakan oleh Kitab Suci tentang dosa, keselamatan, dan kebutuhan manusia akan iman. Jika kita
tidak menyampaikan Injil secara akurat, kesaksian kita bagi Sang Juru Selamat pun tidak akan efektif.
Pelajarilah firman Allah. Pelajarilah doktrin-doktrinnya dan praktikkan. Dengan demikian Anda akan
menjadi saksi Kristus yang lebih baik --DCE
UNTUK MENJADI PENJALA MANUSIA
JADILAH PEMBURU KEBENARAN FIRMAN TUHAN TERLEBIH DAHULU
17 Oktober 2006
Menggunakan Harta Karun
Nats : Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu (Mazmur
119:18)
Bacaan : Mazmur 119:14-24
Stephen May menemukan "harta karun" saat ia menjadi dosen sastra di University of Northern
Colorado. Di perpustakaan, ia menemukan 150 kotak berisi banyak surat, naskah, jurnal, konsep, dan
catatan yang diberikan pada kampus oleh James A. Michener.
Yang mengherankan, tak seorang pun menggunakan bahan-bahan tersebut untuk menulis biografi
Michener, pengarang yang memenangkan Penghargaan Pulitzer, yang terkenal karena novel-novelnya
yang melegenda. Sebab itu, setelah melakukan penelitian dan proses menulis yang memakan waktu
beberapa tahun, May berhasil menuliskan buku riwayat hidup Michener dari harta karun yang hebat
tersebut.
Setiap hari, Anda dan saya menulis kisah hidup melalui perkataan dan perbuatan kita masing-masing.
Namun, dalam menuliskannya, apakah kita menggunakan kekayaan Alkitab yang hebat, tetapi sering
diabaikan itu? Pemazmur menulis: "Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti
atas segala harta .... Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari TauratMu" (Mazmur 119:14,18).
Alkitab merupakan catatan tertulis yang menjadi sarana bagi kita untuk mengenal Yesus Kristus,
"sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kolose 2:3). Bongkahanbongkahan emas kebenaran itu telah tersedia untuk kita semua.
Kehidupan yang dijalani dengan baik, berhubungan langsung dengan pemahaman Alkitab yang baik.
Ketika kita menjalani kisah hidup ini, pastikan kita memanfaatkan harta karun firman Allah setiap hari
-DCM
HARTA KARUN DALAM ALKITAB DAPAT DITEMUKAN
OLEH MEREKA YANG MENGGALINYA
Melupakan Allah
19 Januari 2007
Nats : Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan
karena itu ia berbuah (Matius 13:23)
Bacaan : Matius 13:1-9,18-23
Seorang terpelajar yang berwawasan luas bernama A.J. Heschel menceritakan kisah hidupnya saat
menjadi siswa di Berlin. Sekalipun ia orang yang saleh, ia pernah menjadi begitu asyik dengan karyakarya seni pada masa-masa itu, sampai suatu hari ia lupa berdoa saat matahari terbenam, sebagaimana
yang biasa ia lakukan. Ia mengakui, "Matahari telah terbenam, malam telah tiba .... Dan saya telah
melupakan Allah."
Kelalaian yang dilakukan Heschel mungkin merupakan hal yang kecil bagi kita. Akan tetapi,
semangatnya yang menggebu-gebu menunjukkan bahwa ia memahami pentingnya membina kehidupan
rohani.
Yesus pernah menceritakan suatu kisah mengenai penabur, benih, dan empat macam tanah (Matius
13:1-9). Tanah yang berada di antara semak duri mewakili orang-orang yang membiarkan kekhawatiran
dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman Allah di dalam hati mereka (ayat 7,22).
Hal itu merupakan kemungkinan yang berbahaya bagi setiap orang yang menanggapi firman Allah
dengan sembrono. Dunia memang dapat membuat kita lupa terhadap kenyataan dan tanggung jawab
rohani.
Apakah kita telah membiarkan daya tarik dunia ini mencegah kita untuk membaca dan merenungkan
firman Allah? Dengan segenap doa, marilah kita berusaha keras untuk menjadi orang yang "mendengar
firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah" (ayat 23).
Saat matahari terbenam malam ini, jangan sampai kita mendapati diri kita telah melupakan Allah -VCG
DOA DAN KETAATAN KEPADA ALLAH
AKAN MENGOLAH "TANAH" DARI HATI YANG KERAS
18 Februari 2007
Jalan Menuju Sukses
Nats : Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu ... sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (Yos. 1:8)
Bacaan : Yosua 1:1-9
Saat Tahun Baru Cina, biasanya orang-orang membagi-bagikan angpau (amplop kecil berwarna merah
berisi uang). Ketika orangtua memberi anak mereka angpau, mereka juga mendoakan agar anak-anak
mereka makmur dan sukses. Namun, karena tahu bahwa harapan yang tulus saja tidak cukup, mereka
juga mengingatkan agar anak mereka rajin belajar. Orang Cina pada umumnya percaya bahwa
pendidikan yang baik adalah kunci keberhasilan hidup seseorang.
Dalam Yosua 1, Allah memberi tahu Yosua bahwa jalannya akan berhasil ketika ia mulai mengambil
alih kepemimpinan Musa. Namun, ia dan rakyatnya harus menunjukkan keberanian di depan lawan yang
kurang bersahabat tatkala mereka memasuki Tanah Perjanjian (ay. 6). Allah berjanji akan membuat
mereka berhasil apabila mereka mengindahkan kitab Taurat-Nya (ay. 8).
Orang percaya masa kini juga harus hidup seturut firman Allah apabila ingin menikmati keberhasilan
dalam perjalanan rohani. Alkitab tidak hanya berisi hal-hal yang harus atau yang tidak boleh dilakukan
dalam hidup, tetapi juga mencatat berbagai pengalaman hidup orang-orang yang menyenangkan
maupun yang mendukakan hati Allah.
Kita, seperti Yosua, memegang janji Allah bahwa Dia akan senantiasa menyertai kita (Yos. 1:9; Mat.
28:20). Seharusnya kesadaran ini memberi kita kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan dan
kesulitan yang tidak dapat kita hindari saat berusaha menyenangkan hati-Nya --AL
Jadilah kuat! Betapapun parahnya kesalahan,
betapapun sulitnya peperangan, betapapun lamanya penantian;
Jangan patah semangat -- teruslah berjuang!
Esok pasti terdengar sorak nyanyian. --Babcock
TATKALA MENGHADAPI KRISIS
PERCAYALAH KEPADA ALLAH DAN TERUSLAH BERJALAN
31 Desember 2007
Berguna Bagi Pertumbuhan
Nats : Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah (2Timotius 3:16)
Bacaan : 2Timotius 3:10-17
Kutipan-kutipan manakah yang terdapat dalam Alkitab?
1. Kebersihan itu bagian dari iman.
2. Allah menolong orang-orang yang menolong diri mereka sendiri.
3. Pengakuan itu baik bagi jiwa.
4. Manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga-bunga api berjolak tinggi.
5. Uang adalah akar dari segala kejahatan.
6. Kejujuran adalah kebijaksanaan terbaik.
Percaya atau tidak, hanya satu dari kutipan ini yang terdapat dalam Alkitab. Kutipan keempat
berasal dari Ayub 5:7.
George Müller, seorang pendeta dan direktur sebuah rumah yatim piatu pada tahun 1800-an, tidak
akan menemui kesulitan untuk mengetahui mana dari kutipan-kutipan ini yang berasal dari Alkitab.
Mengapa? Sebab ia sudah membaca semuanya lebih dari 100 kali! Ia berkata: "Saya memandangnya
sebagai hari yang hilang jika saya tidak menyediakan waktu untuk merenungkan firman Allah.... Saya
selalu membiasakan diri untuk tidak mulai bekerja sebelum saya mengambil waktu bersama Allah dan
firman-Nya. Berkat yang saya terima luar biasa."
Kita tidak perlu merasa bersalah jika kita tidak membaca Alkitab sebanyak yang dilakukan Müller.
Namun, pertimbangkanlah untuk membaca seluruh Alkitab bersama saya paling tidak sekali pada tahun
yang akan datang ini -- bukan supaya kita dapat menjawab beberapa pertanyaan menjebak mengenai
hal ini, tetapi karena Alkitab diberikan kepada kita oleh Allah dan berguna bagi pertumbuhan rohani
kita (2Timotius 3:16-17) --AMC
BACALAH ALKITAB AGAR BIJAKSANA,
PERCAYALAH AGAR SELAMAT,
LAKUKANLAH AGAR MENJADI SUCI
21 Mei 2008
Dua Hati Bertemu
Nats : Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1Raja-raja
19:13)
Bacaan : 1Raja-raja 19:1-14
Setiap kali suami saya pulang, anak saya yang berusia 2 tahun langsung tahu lebih dulu hanya dengan
mendengar suara sepeda motornya. Ia akan segera lari keluar untuk menyambut ayahnya dengan
gembira. Bagaimanapun suasana hatinya saat itu, yang jelas ia selalu senang bertemu lagi dengan
ayahnya. Perasaan ini terjadi karena dua hati -- ayah dan anak -- bertemu.
Saat itu, Elia sedang lelah dan putus asa. Bahkan ia minta mati saja, "Cukuplah itu ... ambillah
nyawaku" (ayat 4). Aneh memang. Elia yang baru saja melakukan pekerjaan besar bersama Tuhan,
mengalami kelelahan dan keputusasaan hanya karena ancaman Izebel, seorang manusia belaka.
Lalu Tuhan datang menemui Elia. Bukan lewat angin besar yang membelah gunung dan memecah
bukit. Bukan lewat gempa atau api. Dia datang lewat angin sepoi-sepoi basa. Tuhan menemui Elia
bukan lagi lewat peristiwa dahsyat, melainkan melalui peristiwa biasa. Di situlah Elia keluar dan
menemui Tuhan. Dua hati bertemu, dan Tuhan menggugah hati Elia dengan bertanya, "Apakah kerjamu
di sini?" (ayat 13). Tuhan menyadarkan Elia pada tugasnya dan menguatkannya supaya tidak lagi kalah
oleh ketakutan dan kecemasan.
Jika saat ini kita sedang takut dan cemas, serta begitu putus asa, Tuhan menggugah hati kita dengan
pertanyaan, "Apakah kerjamu di sini?" Tuhan ingin kita bangkit. Hanya satu yang Dia inginkan, yakni
agar kita bertemu dengan-Nya. Sekarang juga, temuilah Tuhan dalam keheningan doa. Utarakan segala
pergumulan kita kepada-Nya. Dia akan meneguhkan kita kembali pada panggilan pelayanan yang sudah
dipercayakan pada kita -CHA
DALAM KEHENINGAN DOA
HATI KITA BERTEMU DENGAN HATI TUHAN
Selasa, 21 November 2006
Mazmur 119:1-16
CAHAYA HIDUP
Aku akan bergemar Dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan (Mazmur 119:16)
Sewaktu berlayar menelusuri garis pantai Vistafjord, Eleanor Sass dan beberapa penumpang
kapal lain diundang sang kapten untuk melihat-lihat anjungan kapal. Di tempat itu, sang pengawas
mesin menjelaskan kepada mereka cara kerja perlengkapan-perlengkapan yang rumit, seperti kompas
dan radar.
Namun, yang paling mengesankan banyak penumpang adalah lapisan kuningan yang melapisi
berbagai perlengkapan itu yang berkilauan seperti emas. “Seberapa sering Anda menggosok semua
perlengkapan ini?” tanya seorang penumpang kepada petugas kapal. “Setiap hari,” jawabnya. “Jika tidak
digosok, lapisan kuningan itu akan menjadi kusam.”
Jawaban itu mengingatkan Eleanor pada sesuatu yang sudah lama tidak ia lakukan, yaitu
membaca firman Allah setiap malam. Ia sadar bahwa saat ia mengabaikan firman Allah, hidupnya
menjadi “kusam”. Maka sebelum bersiap untuk tidur malam itu, ia mengambil Alkitab yang berada di
laci meja riasnya. Dan ia pun mulai mengarahkan diri kembali kepada Allah melalui firman-Nya.
Sudahkah Anda membiasakan diri membaca Alkitab, atau apakah Anda justru mengabaikan disiplin itu?
Mazmur 119 mendorong kita untuk mencari Tuhan dengan segenap hati, bergembira dalam ketetapanketetapan-Nya, dan tidak melupakan firman-Nya (ayat 10,16).
Jika hubungan Anda dengan Allah telah kehilangan cahaya rohani, maka kita perlu
menggosoknya dengan cara setia membaca Kitab Suci setiap hari - VG
UNTUK MENGENAL SANG PENGARANG ALKITAB BACALAH BUKU-NYA
Harta yang Paling Berharga
Nats : Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta (Mazmur
119:14)
Bacaan : Mazmur 19:8-12
Apakah harta yang paling berharga di dunia? Sebagian orang mungkin menunjuk pada semua
emas yang tersimpan di Fort Knox. Yang lainnya mungkin menunjuk Sistine Chapel yang ada di Roma.
Dan yang lainnya lagi akan memilih kekayaan luar biasa yang pernah dipertontonkan di istana para Tsar
Rusia. Namun, jawaban yang saya harap muncul dalam benak Anda adalah Alkitab, firman Allah.
Pada upacara penobatan Ratu Inggris Elizabeth II, Uskup Agung Canterbury menyerahkan
sebuah Alkitab kepadanya dan berkata, "Ratu kami yang mulia, agar Yang Mulia dapat tetap menjaga
Hukum dan Injil Allah sebagai Pengatur seluruh kehidupan termasuk pemerintahan Kerajaan Inggris,
kami mempersembahkan kitab ini sebagai harta paling berharga yang dapat diberikan oleh dunia ini."
Jika dunia ini merenggut semua harta duniawi yang kita anggap sebagai barang-barang-barang
berharga, maka kita akan merasakan kehilangan yang begitu besar. Namun apa yang akan terjadi
seandainya dunia ini merenggut Alkitab dan segala pengaruhnya dalam kehidupan kita? Planet ini akan
menjadi begitu gersang dan hancur!
Ya, Alkitab adalah harta kita yang paling berharga dalam hidup ini, jauh lebih berharga daripada
emas yang banyak sekalipun (Mazmur 19:11). Namun apakah penghargaan kita terhadapnya hanya di
bibir saja? Apakah kita menaatinya sebagai "Pengatur seluruh kehidupan" karena kita percaya pada Injil
dan percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi? –Vernon Grounds
HARTA KARUN BERHARGA YAITU FIRMAN ALLAH
TELAH MENANTI UNTUK DITEMUKAN
Minggu, 25 Agustus 2002
Bacaan Setahun : Mazmur 119:1-88; 1Korintus 7:20-40
Nats : Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau
(Mazmur 119:11)
MENGHAFAL DAN MENGINGAT
Bacaan : Mazmur 119:1-16
Dengan semakin banyaknya telepon seluler dan fasilitas speed dialing, kemampuan mengingat kita
dapat berkurang karena ketergantungan pada alat-alat teknologi. Sebuah artikel di Los Angeles
Times mengatakan bahwa dahulu ketika kita harus memutar nomor telepon, maka "pengulangan
yang dilakukan ... dapat memperkuat ingatan jangka panjang." Ditambah pula, penggunaan setiap
hari menyebabkan pengulangan secara konstan. Dulu saya hafal semua nomor telepon keluarga
dan teman-teman, tapi sekarang saya hanya perlu menekan sebuah tombol untuk menghubungi
mereka.
Melupakan nomor telepon mungkin merupakan hal yang sepele. Sebaliknya, mengingat firman
Allah merupakan hal yang sangat penting. Dawson Trotman, pendiri pelayanan Navigator berkata
bahwa tiga prinsip utama dalam menghafal ayat Alkitab adalah: Ulang! Ulang! Ulang! Ia
mendorong orang-orang untuk menghafal ayat. Ia yakin seseorang yang mau mempelajari sebuah
ayat dan mengulanginya setiap hari selama 7 minggu tidak akan melupakan ayat itu.
Pemazmur mengatakan, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau. ... Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalanMu. ... Firman-Mu tidak akan kulupakan" (Mazmur 119:11,15,16).
Tujuan kita mengukir ayat Kitab Suci dalam ingatan adalah supaya firman Tuhan memenuhi hati
kita dan memotivasi tindakan kita. Dengan menghafalkannya berarti kita membuka pintu hati bagi
firman Allah. Dengan mengulanginya berarti kita membuatnya tetap tinggal di dalam hati-DCM
SIMPANLAH FIRMAN ALLAH DALAM BANK INGATAN ANDA
DAN ANDA DAPAT MENARIK BUNGANYA SEUMUR HIDUP
Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/08/25/
Rabu, 29 November 2006
2 Timotius 3:10-17
MASALAH EJAAN
Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima
(2 Timotius 3:1-4)
Ketika kami pindah dari rumah yang telah kami diami selama 36 tahun, kami
membersihkan barang-barangnya. Ketika sedang membongkar barang-barang milik saya, saya
menemukan sesuatu yang sepertinya dapat berguna bagi anak saya yang berumur 10 tahun
dan duduk di kelas lima. Yaitu buku ejaan untuk kelas lima milik saya dulu. Saya ingin
menunjukkan pada anak saya betapa jauh lebih sulitnya hal-hal di waktu lampau. Namun ketika
anak saya dan saya membandingkan bukunya dengan buku saya, kami mendapati bahwa katakata dalam bukunya ternyata lebih sukar!
Ketika mempertimbangkan hal ini, saya mulai berpikir tentang budaya di mana anakanak kita sedang bertumbuh. Tidak hanya ejaan yang lebih sukar. Kehidupan itu sendiri telah
menambahkan berlapis-lapis kesulitan sejak masa saya bersekolah dulu.
Dengan banyaknya kebobrokan nyata yang menekan kehidupan seorang anak, semakin
sukar baginya untuk melawan pencobaan dan melakukan apa yang benar. Pengaruh baru yang
negatif menantang seorang anak muda ketika ia mencoba membuat pilihan-pilihan yang
bijaksana.
Namun jawabannya masih tetap sama. "Dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci"-demikianlah Paulus memberitahukan kita bagaimana Timotius belajar (2Timotius 3:15). Cara ini
masih merupakan cara terbaik yang harus dipraktekkan bagi anak-anak kita. Bagaimanapun
kerasnya kehidupan, jawabannya selalu tertera dalam Firman Allah. Firman Allah adalah satusatunya buku yang tak pernah berubah - j
HIDUP SESUAI TAURAT TUHAN
Author: Admin GBI http://gbi-imra.org/2011/09/page/9/
2 September 2011
Bacaan Firman Tuhan hari ini : Mazmur 119 :1-16
M1 (Menerima)
Bacalah Mazmur 119 :1-16 dengan hati yang terbuka untuk menerima pencerahan dari Roh Kudus.
M2 (Merenungkan)
1.Bagaimana caranya supaya hidup kita tidak bercela? (ayat 1).
2.Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? (ayat 9).
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut taurat Tuhan.
Kebahagiaan hidup akan kita alami ketika kita hidup di dalam firman Tuhan. Dunia ini menawarkan
kebahagiaan yang semu, misalnya: pencapain karier, mempunyai uang yang banyak, menjadi orang
terkenal, dan sebagainya dengan cara yang mudah. Tuhan menawarkan kebahagiaan yang
sesungguhnya, yang tidak diukur dari luar atau dengan kata lain “sepertinya bahagia.” Kebahagiaan yang
diberikan oleh Tuhan adalah sangat nyata dan memuaskan kehidupan kita. Ketika kita berbahagia oleh
karena Tuhan, maka kitapun akan menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang hidupnya hampa atau
kosong karena mereka belum menemukan kebahagiaan sejati di dalam Tuhan.
M3 (Melakukan)
1.Apa komitmen Anda untuk hidup menurut taurat Tuhan?
2.Berdoa dan jadilah berkat bagi orang-orang yang membutuhkan kebahagiaan sejati.
M4 (Membagikan)
Ceritakan kebenaran-kebenaran baru yang Anda peroleh kepada orang lain (keluarga, rekan
bisnis,teman kantor, dll)
PRK-Referensi 02a
Nama Kursus
: Pembentukan Iman Kristen
Nama Pelajaran : Firman Allah dan Kehidupan di dalam Kristus
Kode Pelajaran : PRK-R02a
Referensi PRK-R02a diambil dari:
Judul artikel
: Firman Allah dan Kehidupan di dalam Kristus
Judul buku
: Manusia Baru
Judul buku asli : The New Man
Penulis
: J.I Packer
Penerbit
: Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)
Halaman
: 38-45
http://sabda.org/pesta/book/export/html/1264
REFERENSI PELAJARAN 02 - DISIPLIN ROHANI I (BELAJAR FIRMAN TUHAN)
Firman Allah dan Kehidupan di Dalam Kristus
Mazmur 119:1-16.
Bagi kita yang hidup di zaman banyak buku telah dicetak, pikiran pertama yang timbul di
dalam benak kita ketika kita melihat istilah "firman Allah" adalah ayat-ayat Alkitab dalam
bentuk cetakan. Namun bagi Pemazmur ungkapan ini lebih menekankan pada perintah Ilahi
(hukum, "Taurat"). Memang ditulis sebagai buku penuntun, tetapi sebagian besar diturunkan dari
mulut ke mulut kepada anak cucu mereka. Sejumlah perintah Allah yang diberikan sebagai tanda
kebaikan Allah. Patung-patung tidak dapat berbicara atau berbuat apa-apa, tetapi Allah Israel
adalah Juruselamat dan bisa berbicara. Israel beruntung karena ia dikaruniai untuk menikmati
kasih karunia dan pengajaran-Nya (Mzm. 147:19, dst.). Allah menyatakan kehendak-Nya dalam
dua cara (untuk maksud yang baik dan perintah), dan yang dimaksud kesalehan adalah hidup
tetap sesuai dengan firman-Nya. Kasih karunia dan kuasa firman Allah merupakan tema yang
terus-menerus diutarakan di dalam kitab Mazmur (Mzm. 19: 7-11). Dalam Mzm. 119, 176 semua
ayatnya, kecuali satu, menyebutkan secara langsung pernyataan-pernyataan yang kaya tentang
tema ini. Pemazmur sangat mencintai firman Tuhan, sehingga ia menyimpannya di dalam hati
dan mengingatnya (11, 16), merenungkannya, dan bergembira karenanya (14-16),
memperhatikannya agar ia tidak jatuh ke dalam dosa dan dapat mempelajari jalan kehidupan (912), serta rindu untuk mempraktekkannya sepenuhnya (5-8). Dalam hal ini ada kesinambungan
antara orang-orang saleh di dalam Perjanjian Lama dan orang-orang Kristen masa kini. Masa
kini Kristen memiliki firman Tuhan dari dua kitab Perjanjian (Lama dan Baru); firman Tuhan
yang merupakan sumber utama petunjuk, kasih karunia dan pertumbuhan yang diperlukan.
Selain berisi fakta-fakta firman Tuhan, pasal ini juga menunjukkan bentuknya dengan
menyoroti dari berbagai sudut. "Firman" (9, 11, 16) berarti "berita", "hukum" berarti "perintah",
seperti misalnya dari seorang ayah kepada keluarganya; "peringatan-peringatan" (2, 14),
"ketetapan-ketetapan" (5, 8, 12, 16), "hukum-hukum" atau "peraturan- peraturan" (7, 13), "titahtitah" (4, 15), "perintah-perintah" (6, 10) adalah perintah-perintah moral. Petunjuk mengenai
"kebahagiaan" orang- orang yang berjalan sesuai dengan hukum-hukum-Nya (1, dst.), dan
penjelasan bahwa mencari Allah adalah inti dari pelaksanaan hukum Taurat (2, 10),
memperlihatkan bahwa firman Tuhan berisi janji-janji (49, dst.) dan menyatakan diri Allah
sendiri (18). Firman adalah media komunikasi dan persekutuan Allah dengan manusia yang
meliput segala perkara.
Akhirnya, ayat-ayat ini memperlihatkan "buah-buah" yang membangkitkan keinginan
untuk menaatinya (5), berdoa untuk mendapatkan petunjuk (12) dan kesungguhan hati untuk
mencari Allah (2, 10). Firman Allah juga membersihkan jalan hidup kita, menjauhkan kita dari
hal-hal yang najis (9); mendorong kita untuk berbicara kepada Allah (13) dan mendapatkan
sukacita di dalam Dia (14, 16). Jadi melalui firman Tuhan karya Allah berlangsung di dalam
kehidupan manusiawi kita.
Mazmur 1.
Mazmur 1 merupakan Mazmur kunci, yang menentukan nada dan mengetengahkan
pandangan yang terdapat di seluruh Mazmur. Mazmur ini merupakan suatu renungan yang
menceriterakan riwayat hidup singkat dari seorang yang saleh (orang benar, 5) dibandingkan
dengan orang fasik. Dan secara tegas menganjurkan kita untuk mengikuti jejak orang benar
tersebut. Berkat orang benar -- yakni kebahagiaan, karena mereka hidup di bawah berkat-berkat
Allah -- ini merupakan tema dari Mazmur ini. Perubahan kondisi-kondisi dari zaman Perjanjian
Lama ke kondisi- kondisi zaman Perjanjian Baru sama sekali tidak mempengaruhi pesan- pesan
yang terdapat di dalam ayat-ayat ini. Karena kenyataan-kenyataan rohani yang dipaparkan tidak
berubah.
Pertama, jalan orang benar (1) dibandingkan dengan jalan fasik (6). Orang yang saleh
menjauhkan diri dari pikiran rencana-rencana, minat, dan sikap orang-orang yang mencemooh
kesalehan dan menentang Allah (1). Mereka malah suka melakukan perintah Allah. Mengapa?
Karena mereka bergembira di dalam Allah yang dari pada-Nya firman itu berasal dan keluar.
Kata "hukum" di sini berarti perintah (ajaran) Allah dan secara keseluruhan meliput petunjukpetunjuk etis, janji-janji dan pengetahuan tentang kasih karunia. Semua ini membawa sukacita
(2). D.L. Moody benar ketika ia berkata bahwa Alkitab akan menjauhkan Anda dari dosa atau
dosa akan menjauhkan Anda dari Alkitab. Karena hukum- hukum Allah mengutuk dosa. Tak
mungkin seseorang dapat menyukai keduanya pada waktu yang bersamaan. Pemikiran
Alkitabiah tentang moralitas, di dalam ayat-ayat ini maupun di bagian-bagian Alkitab yang lain,
memisahkan hukum-hukum Allah dan dosa menjadi dua hal yang sangat berlawanan.
Buah dari kebenaran (3) semata-mata merupakan keserupaan dengan Allah di dalam
tingkah laku, pengaruh-pengaruh yang baik dan peran serta positif bagi kesejahteraan orang lain.
Dalam hal ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa orang fasik sama sekali tidak mengeluarkan
buah-buah seperti ini. Dosa merupakan kekuatan yang menghancurkan, para pendosa membawa
dirinya sendiri dan dunia pada kesengsaraan. Orang saleh terus berbuah secara teratur, persis
seperti sebatang pohon yang berakar di tepi sebuah sungai dan memperoleh makanannya dari air
yang terdapat di dalam tanah. Lukisan ini menggambarkan bagaimana Allah mengaruniakan
kepada orang-orang saleh kekuatan untuk melakukan segala pekerjaan yang baik (2 Tim. 3:16)
bila mereka merenungkan firman-Nya. Keberhasilannya yang menyeluruh bersifat spiritual,
karena orang saleh tersebut berusaha melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, sesuai
dengan firman-Nya. Ia diperkaya dengan kepuasan batiniah yang berasal dari hati nurani yang
baik; walaupun mungkin secara lahiriah ia mengalami kesulitan, usaha-usaha yang keras, dan
kegagalan-kegagalan.
Keteguhan dan ketabahannya tidak hanya berasal dari keutuhan batin, tetapi karena fakta
bahwa Allah mengetahui jalan hidupnya, menerimanya dan menjaganya. Pada hari penghakiman
terakhir ia akan "berdiri" yakni diteguhkan sebagai orang yang berhak memperoleh hadiah dari
Allah. Sedangkan orang fasik, yang cara-cara hidupnya tidak diterima Allah, akan tidak dapat
bertahan (6). Alkitab selalu menilai cara-cara hidup manusia dengan memperlihatkan bagaimana
nasib akhir mereka pada waktu penghakiman akhir.
Matius 7:24-27; Yohanes 8:30-37.
Kini, seperti ketika Tuhan Yesus ada di dunia, kabar penting yang disampaikan-Nya tetap
berisi kasih karunia dan penghakiman bagi manusia; baik manusia mau menerima-Nya atau
tidak. Kata "perkataan-Ku" (Mat. 7:24) dan "firman-Ku" (Yoh. 8:31) menunjukkan bahwa itu
harus terjadi dalam pemuridan: Bagaimana cara hidup di dalam Kerajaan Allah di bawah
pemerintahan Sang Raja. Setelah Pentakosta, para rasul menambahkan banyak pengajaran
tentang kasih karunia yang telah diberikan melalui salib dan kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi
hanya sedikit yang mereka tambahkan pada penjelasan tersebut tentang cara- cara hidup di
bawah kasih karunia, yakni "Etika Kerajaan Allah" yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Yang utama dari "firman Yesus" ini secara mutlak dan tidak terbatas Yesus menuntut untuk
diakui sebagai guru, Juruselamat dan tuan (nabi, imam, dan raja). Inilah iman sebagaimana yang
diajarkan oleh Yesus. Yesus mendesak para pendengar-Nya untuk melakukan dan tetap tinggal
dalam firman-Nya. Ia memanggil mereka untuk memiliki ketaatan iman. Orang yang
menanggapi panggilan-Nya disebut-Nya "orang yang bijaksana". Yakni orang (selalu dikatakan
dalam Alkitab) yang berpikir dan bertindak atas dasar kenyataan dan bersikap hati-hati,
memikirkan masa depannya dan hidup sesuai pimpinan Tuhan serta memilih cara hidup yang
terpuji dan menolak cara hidup yang membawa pada kehancuran. (Mat. 7:24).
Tinggal tetap dalam "perkataan Yesus" merupakan satu-satunya tanda hidup di dalam
kasih karunia Allah. Inilah inti dari Yoh. 8:30-37. Beberapa orang Yahudi telah "percaya"
kepada Yesus secara sepintas lalu dan dangkal karena terkesan pada Yesus. Namun mereka
belum cukup mengenal Yesus dan tidak memahami apa yang dituntut dari mereka bila mau
menjadi murid-Nya. "Kepercayaan" seperti itu -- hanya setengah jalan menuju iman, tetapi
belum dapat disebut iman, dan biasanya tidak menimbulkan iman -- tampak dalam Yoh. 2:23.
Dalam perumpamaan "penabur benih" (Mat. 13:5 dst., 20 dst.) pendengar ini seperti benih yang
ditabur pada tanah yang berbatu. Di dalam peristiwa ini, undangan Yesus untuk tinggal tetap
dalam firman-Nya justru dibalas dengan kejahatan: "Kepercayaan" mereka memudar dan justru
mereka mengharapkan kematian-Nya (37). Betapa mudahnya orang-orang beragama berubah
bila mereka diperhadapkan kepada kebutuhan rohani yang sebenarnya! Apakah pengajaran ini
pula yang membuat Yudas kemudian menentang Yesus?
Kondisi yang tidak mantap (karena mereka dijajah bangsa Romawi) dan keangkuhan
tentang hak-hak istimewa yang dimiliki dalam hidup keagamaan mereka tampak melalui
perkataan mereka pada ayat 33. Yesus menawarkan pada mereka kemerdekaan dari belenggu
dosa yang disorakkan oleh Paulus pada Rm. 6. Akan tetapi mereka menentang perkataan Yesus
dan menolak tawaran tersebut. Dengan demikian mereka tetap pada karakter mereka sebagai
orang-orang yang bodoh, dan akan menghadapi penghakiman rohani dan malapetaka (Yohanes
8:35; Mat. 7:26).
Kisah Para Rasul 2:41,42; 20:29-32; Kolose 3:16, 17.
"Kasih karunia datang melalui pengertian". Demikian kata Thomas Aquinas dan kaum
Puritan (penganut gereja protestan di abad 16, 17 yang menghendaki bentuk upacara gereja yang
lebih sederhana), apa yang mereka katakan adalah benar. Allah tidak memperlakukan kita
sebagai kayu dan batu atau robot, yang harus digerakkan dengan paksa, akan tetapi kita dihargai
sebagai manusia yang berpikir. Oleh sebab itu Tuhan memimpin kita kepada kedewasaan dan
kebijaksanaan dengan merangsang pemikiran kita. Tentu saja tidak hanya pikiran yang terlibat,
tetapi seluruh kehidupan kita. Oleh karena itu, firman Allah, perkataan-perkataan yang ditulis
dalam Alkitab, dibaca, dikhotbahkan dan dimengerti, merupakan media utama dari kasih
karunia. Firman Allah mengajar dan menantang kita, dan mampu mengubah kita, karena Roh
Allah sendiri yang membuat kita menerimanya. Kita menerima firman Tuhan dengan cara
mengunyah dan menelannya, atau kita sebut dengan meditasi. Dengan cara ini iman kita
bertumbuh dan hidup kita diubahkan.
Berita ini merupakan perkataan para rasul, dan mereka mengkhotbahkannya (Kis. 2:41);
ini adalah perkataan kasih karunia Allah, karena firman ini memberitakan kasih yang menebus
manusia berdosa (20:32); firman ini adalah perkataan Kristus juga dari pada- Nya perkataan para
rasul bersumber dan mendapatkan temanya. (Kol. 3:16).
Dalam kelompok ayat-ayat pertama, firman menjadi dasar dari persekutuan orang-orang
percaya. Mereka menerima perkataan para rasul yang merupakan pintu terbuka untuk kehidupan
bersama saudara seiman dan di dalamnya mereka dapat menikmati bentuk-bentuk kasih karunia
yang lain yaitu perjamuan kudus dan berdoa. Seandainya mereka tidak menerima kebenarankebenaran rasuli ini, persekutuan-persekutuan seperti ini akan kacau balau. Karena hanya ada
satu Kristus, yakni Kristus yang diberitakan dalam pengajaran para rasul. Dan hanya ada satu
dasar yang benar bagi kehidupan bersama bagi gereja yakni iman orang-orang yang percaya
kepada-Nya. Ini tetap berlaku sampai sekarang.
Pada kelompok ayat-ayat kedua, perkataan di sini berarti alat untuk
membangun/menumbuhkan. Setelah memperingatkan para penatua di Efesus tentang adanya
penyesatan-penyesatan doktrin yang akan terjadi (30), Paulus menyerahkan mereka kepada Allah
yang dari pada-Nya firman kasih karunia berasal dan dapat membangun hidup Kristen dan
membawa mereka kepada kemuliaan, apapun yang terjadi. Kata "dikuduskan" di sini
mengandung arti yang sama dengan arti yang terkandung dalam kata "orang-orang kudus" dan
menunjuk pada tindakan Allah yang memisahkan mereka bagi Allah melalui pertobatan dan
kelahiran kembali. Jadi tidak menunjuk pada perubahan karakter mereka.
Dalam kelompok ayat-ayat berikutnya, perkataan di sini sebagai sumber dari hikmat kita
bila perkataan itu diam di dalam kita (kata yang sama yang dipakai untuk menyatakan Roh diam
di dalam kita). Hubungan yang terdapat dalam kedua pemikiran ini menunjukkan bahwa firman
hanya dapat berdiam "dengan segala kepenuhannya" bila orang-orang beriman saling mengajar
satu sama lain dan bersama-sama beribadah kepada Allah, misalnya memiliki persekutuan. Hal
ini mengingatkan kita kepada ucapan Wesley yang mengatakan bahwa lebih tidak bersifat
Kristen bila Kristen meninggalkan persekutuan dengan saudara-saudara seimannya.
Yakobus 1:16-25.
Uraian Perjanjian Baru tentang logos Allah, "tulisan" atau "pesan- Nya", merupakan
bahan studi yang menarik. Logos kasih karunia Allah di dalam Kis. 20:32, dan logos Kristus
dalam Kol. 3:16, dinyatakan sebagai logos kebenaran (18; disebut demikian karena ia
menyatakan fakta dan tidak ada kebohongan di dalamnya. (3:14; 5:19; Kol. 1:5; 1 Yoh. 2:21,
27). Dalam ayat 25, logos ini disebut "hukum Allah yang sempurna", yakni ajaran-Nya yang
lengkap dan tuntas tentang jalan kehidupan. Ini sebagai perbandingan terhadap
ketidaksempurnaan logos Perjanjian Lama. Logos ini juga disebut "hukum yang memerdekakan
orang", berita yang membawa kebebasan, sedangkan hukum Taurat di dalam Perjanjian Lama
telah membawa Israel ke dalam perhambaan. Pemikiran bahwa melalui tindakan Allah yang
penuh kuasa, berita itu dapat menghasilkan kelahiran baru (18) senada dengan apa yang
diutarakan oleh Paulus di dalam Flp. 2.;16, ia menyebut berita tersebut "logos kehidupan/firman
kehidupan".
Allah melahirkan Kristen melalui firman-Nya (18). Yakobus mengemukakan hal ini
untuk menggambarkan prinsip yang terkandung di dalam ayat 17, bahwa segala sesuatu yang
baik datang dari "Bapa Segala Terang", Pencipta matahari dan bulan serta bintang-bintang yang
tidak pernah berubah. Pemerintahan-Nya atas alam semesta memperlihatkan kebesaran kuasaNya (25), dan melalui Yesus Kristus, Ia menunjukkan kasih-Nya sebagai Bapa kepada Kristen.
(27; 3:9). Sebagai anak-anak Allah yang telah mengalami kelahiran baru, Kristen menjadi "anak
sulung" di antara semua ciptaan-Nya; dalam arti bahwa mereka merupakan bagian yang
diberikan kepada Allah untuk menjadi milik tunggal-Nya dan untuk mengambil bagian di dalam
kekudusan-Nya (Kel. 23:19, Im. 23:10-17; Yer. 2:3). Inilah keadaan yang didapatkan di dalam
kemuliaan dan masa depan baru yang dijanjikan oleh firman kehidupan.
Allah membawa manusia ke dalam kemuliaan melalui firman-Nya (21). Kata "jiwa"
menunjuk kepada manusia, sedangkan kata "selamat" menunjuk kepada hari terakhir (4:12). Di
sini Yakobus menyatakan apa yang dimaksudkan di dalam ayat 19, yakni segala sesuatu
tergantung apakah kita "cepat mendengar" dan menerima firman dengan lemah lembut (yaitu
dengan rendah hati menerima firman sebagai karunia Allah), sehingga firman tersebut
"tertanam" di dalam "tanah" hati kita. (Apakah ada arti yang terselubung dari gambaran ini
dengan Mat. 13:1-9, 18:23?) Penerimaan kita kepada firman ditentukan oleh kondisi mental kita
sepenuhnya -- apakah kita rela menyingkirkan kesombongan kita dan bentuk-bentuk kekejian
lainnya atau tidak (19-21). Jika kita bersedia, firman dapat menyelamatkan kita baik ketika kita
hidup di dunia maupun di surga kelak.
Allah memberkati pelaku-pelaku firman (25). Orang yang hanya mendengarkan firman
dan tidak melakukan, ia adalah seorang yang munafik dan menipu diri sendiri. Melupakan
kebutuhan kita akan firman Tuhan merupakan tindakan yang amat gegabah, bodoh, dan tidak
dapat dimaafkan (23, dst.). Meneliti firman (bergaul dengan firman, kata terjemahan dari bahasa
Yunani) dan melakukan apa yang dikatakan firman dengan setia, merupakan satu-satunya jalan
untuk menjadi Kristen yang diberkati.
Download