Mangukur Aktivitas Ekonomi

advertisement
Mengukur Aktivitas
Ekonomi
Pertemuan 13
Mikroekonomi
Mikroekonomi
adalah studi tentang
bagaimana rumah tangga dan perusahaan
membuat keputusan berkenaan dengan
interaksi mereka di pasar.
Makroekonomi
Makroekonomi
adalah studi tentang
perekonomian secara keseluruhan.
 Tujuannya
adalah untuk menjelaskan
perubahan-perubahan ekonomi yang
mempengaruhi sekian banyak rumah
tangga, perusahaan, dan pasar sekaligus.
Pendapatan & Pengeluaran Suatu
Perekonomian
 Bagi
sebuah perekonomian secara
keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan
pengeluaran karena:
 Setiap
transaksi pasti melibatkan pihak
penjual dan pembeli.
 Setiap rupiah yang dibelanjakan oleh pihak
pembeli adalah rupiah yang diterima oleh
pihak penjual.
Gross Domestic Product
 Gross
domestic product (GDP) atau
Produk Domestik Bruto dapat
mengukur pendapatan dan
pengeluaran dalam suatu
perkonomian.
 GDP adalah nilai pasar dari semua
barang dan jasa final yang
diproduksi disuatu negara dalam
kurun waktu tertentu.
Diagram Aliran Sirkuler
Kesamaan pada pendapatan dan
pengeluaran dapat dijelaskan
melalui diagram aliran sirkuler.
Diagram Aliran Sirkuler
Pendapatan
Penjualan
Barang &
Jasa
Pengeluaran
Pasar Barang &
Jasa
Rumah
Tangga
Perusahaan
Faktor
Produksi/Input
Upah, Sewa,
dan Laba
Pembelian
Barang &
Jasa
Pasar
Faktor Produksi
Tenaga Kerja,
tanah, modal
Pendapatan
Perhitungan GDP
GDP adalah nilai pasar atas semua
barang jadi dan jasa yang
diproduksi di sebuah negara dalam
kurun waktu tertentu.
Perhitungan GDP
 Output
yang dinilai adalah Harga Pasar.
 GDP hanya mencatat nilai pasar dari
barang jadi, bukan barang antara (nilainya
hanya dihitung sekali).
 GDP mencakup tangible goods (makanan,
pakaian, mobil) dan intangible services.
Perhitungan GDP
GDP hanya mencatat berbagai barang dan jasa
yang diproduksi pada suatu waktu, dan
mengabaikan berbagai barang dan jasa yang
diproduksi pada waktu-waktu sebelumnya
 GDP menghitung nilai barang dan jasa yang
dihasilkan yang dihasilkan diwilayah suatu
negara saja.

Perhitungan GDP
 GDP
mengukur nilai produksi yang
terjadi pada jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun atau satu
triwulan (tiga bulan).
Ukuran Pendapatan Lainnya
 Gross
National Product (GNP)/Produk
Nasional Bruto
 Net National Product (NNP)/Produk
Nasional Neto
 National Income/Pendapatan Nasional
 Personal Income/Pendapatan Perorangan
 Disposable Personal Income/Pendapatan
Perorangan yang Dapat Dibelanjakan
Gross National Product
 Gross
national product (GNP) atau Produk
Nasional Bruto adalah adalah nilai pasar
atas barang dan jasa yang diproduksi oleh
warga atau penduduk suatu negara.
 GNP berbeda dengan GDP, yang meliputi
pendapatan suatu negara baik warga negara
sendiri maupun warga negara asing yang
bekerja disuatu negara tertentu.
Net National Product (NNP)
Net National Product (NNP) atau Produk
Nasional Neto adalah pendapatan total
penduduk suatu negara dikurangi berbagai
pengeluaran akibat depresiasi.
 Depresiasi adalah penyusutan nilai karena
pemakaian atas berbagai peralatan dan
struktur ekonomi.

National Income
 National
Income atau Pendapatan
Nasional adalah pendapatan total yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara
dalam menghasilkan barang dan jasa.
 NI berbeda dengan NNP yang tidak
mencakup pajak tidak langsung (seperti
pajak penjualan) dan mencakup subsidi.
Personal Income
 Personal
income atau Pendapatan
Perorangan adalah pendapatan yang
diterima rumah tangga dan bisnis kecil.
 Tidak seperti national income, PI tidak
mencakup laba yang ditahan, yaitu
pendapatan pendapatan perusahaan yang
tidak dibagikan kepada para pemegang
saham.
 Selain itu, PI memasukkan Pendapatan
Bunga dan government transfers atau
jaminan rumah tangga dari pemerintah.
Disposable Personal Income
Disposable personal income atau Pendapatan
Perseorangan yang Dapat Dibelanjakan adalah
pendapatan rumah tangga dan bisnis
nonperusahaan yang masih tersisa setelah
mereka membayarkan kewajibannya kepada
pemerintah.
 Atau sama dengan pendapatan perorangan
dikurangi pajak dan aneka pembayaran resmi
nonpajak.

Komponen-komponen GDP
GDP (Y ) merupakan penjumlahan atas:




Konsumsi (C)
Investasi (I)
Pengeluaran Pemerintah (G)
Ekspor Neto (NX)
Y = C + I + G + NX
Komponen-komponen GDP
 Konsumsi
(C):
 Pengeluaran
oleh rumah tangga dan
perusahaan atas berbagai barang dan jasa.
 Investasi
(I):
 Pembelian
alat-alat modal, persediaan
dagang, dan struktur usaha, termasuk
pembelian rumah baru oleh rumah tangga.
Komponen-komponen GDP
 Pengeluaran
Pemerintah (G):
 Pembelian
berbagai barang dan jasa oleh
seluruh lembaga dan tingkatan pemerintah.
 Net
Exports (NX):
 Ekspor
dikurangi impor.
 Pembelian oleh pihak asing atas berbagai
barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri (ekspor) dikurangi pembelian
domestik atas berbagai barang dan jasa yang
diproduksi diluar negeri (impor)
GDP Real versus GDP Nominal
 GDP
Nominal adalah nilai produksi seluruh
barang dan jasa berdasarkan harga yang
tengah berlaku.
 GDP Real adalah nilai produksi seluruh
barang dan jasa berdasarkan harga konstan.
GDP Real versus GDP Nominal
Agar perhitungan lebih akurat yang
memerlukan penyesuaian dari GDP
nominal ke GDP real dapat
menggunakan GDP deflator.
GDP Deflator
 GDP
deflator mengukur tingkat harga
relatif yang tengah berlaku dibandingkan
dengan tingkat harga pada tahun dasar.
 Dengan kata lain, kenaikan GDP nominal
yang bersumber dari kenaikan harga,
bukan dari kenaikan kuantitas produksi.
GDP Deflator
GDP deflator dirumuskan sebagai berikut:
Nominal GDP
GDP deflator =
 100
Real GDP
Konversi GDP Nominal Ke GDP Real
GDP Nominal dikonversikan menjadi
GDP real sebagai berikut:
(Nominal GDP20xx )
Real GDP20xx =
X 100
(GDP deflator20xx )
GDP Real dan GDP Nominal
Year
Price of
Hot dogs
Quantity of
Hot dogs
Price of
Hamburgers
Quantity of
Hamburgers
2001
$1
100
$2
50
2002
$2
150
$3
100
2003
$3
200
$4
150
GDP Real dan GDP Nominal
Calculating Nominal GDP:
2001
($1 per hot dog x 100 hot dogs) + ($2 per hamburger x 50 hamburgers) = $200
2002
($2 per hot dog x 150 hot dogs) + ($3 per hamburger x 100 hamburgers) = $600
2003
($3 per hot dog x 200 hot dogs) + ($4 per hamburger x 150 hamburgers) = $1200
GDP Real dan GDP Nominal
Calculating Real GDP (base year 2001):
2001
($1 per hot dog x 100 hot dogs) + ($2 per hamburger x 50 hamburgers) = $200
2002
($1 per hot dog x 150 hot dogs) + ($2 per hamburger x 100 hamburgers) = $350
2003
($1 per hot dog x 200 hot dogs) + ($2 per hamburger x 150 hamburgers) = $500
GDP Real dan GDP Nominal
Calculating the GDP Deflator:
2001
($200/$200) x 100 = 100
2002
($600/$350) x 100 = 171
2003
($1200/$500) x 100 = 240
Cara Perhitungan Pendapatan Nasional
1.
Cara Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menjumlahkan nilai pengeluaran dari
berbagai golongan masyarakat terhadap
barang dan jasa yang diproduksikan
dalam suatu perekonomian
Perumusan Model Pendekatan
Pengeluaran
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan
C
= Konsumsi
I
= Investasi
G
= Pemerintah
X-M
= Ekspor Neto
Cara Perhitungan Pendapatan Nasional
2.
Cara Produk Neto
Menjumlahkan nilai tambah yang
diciptakan dalam suatu proses
produksi.
Biasanya menjumlahkan nilai tambah
dari 11 sektor ekonomi, yang terdiri
dari sektor pertanian, pertambangan,
bangunan, industri, pengolahan
pengangkutan, dan lainnya.
Cara Perhitungan Pendapatan Nasional
3.
Cara Pendapatan (Income Approach)
Menjumlahkan pendapatan yang
diterima oleh faktor-faktor produksi,
yaitu;




Pekerja menerima gaji atau upah
Kewirausahaan menerima untung
Tanah menerima sewa
Modal menerima bunga
Model Cara Pendapatan
PNB Atau GNP = W + R + I + F
Keterangan:
W = Upah
I
= Bunga
R = Sewa
F = Keuntungan
Sifat Produk Nasional Bruto (GNP)
1.
2.
3.
GNP merupakan ukuran moneter.
GNP memperhitungkan barang dan jasa
akhir saja.
GNP tidak memperhitungkan nilai yang
timbul dari transaksi yang tidak dilakukan
dipasar; misal, transaksi barang bekas,
kualitas produk, waktu luang, kerusakan
lingkungan, dan distribusi serta komposisi
output.
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian 2 Sektor
 Perekonomian
yang terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan
Y =
C
+
I
Perekonomian 2 Sektor Tanpa Tabungan
PEMBAYARAN PENDAPATAN UANG UNTUK
JASA FAKTOR PRODUKSI
JASA FAKTOR
PRODUKSI
SEKTOR
PERUSAHAAN
SEKTOR RUMAH
TANGGA
ALIRAN BARANG &
JASA HASIL PRODUKSI
PENGELUARAN
PENDAPATAN UANG
Perekonomian 2 Sektor Dengan Tabungan
PEMBAYARAN PENDAPATAN UANG UNTUK
JASA FAKTOR PRODUKSI
JASA FAKTOR
PRODUKSI
SEKTOR
PERUSAHAAN
SEKTOR RUMAH
TANGGA
ALIRAN BARANG &
JASA HASIL PRODUKSI
PENGELUARAN
PENDAPATAN UANG
TABUNGAN
RUMAH TANGGA
INVESTASI
Hubungan Konsumsi & Tabungan (C + S)
Kecondongan Mengkonsumsi &
Menabung
 Kecondongan
Mengkonsumsi Marginal
(MPC)
 Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata
(APC)
 Kecondongan Menabung Marginal
(MPS)
 Kecondongan Menabung Rata-rata
(APS)
Kecondongan Mengkonsumsi &
Menabung
 Kecondongan
Mengkonsumsi Marginal
atau Marginal Propensity To Consume
(MPC)
Perbandingan antara perubahan
konsumsi yang dilakukan dengan
pendapatan disposabel yang diperoleh
C
MPC 
Yd
Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata
 Average
Propensity To Consume (APC)
Perbandingan di antara tingkat
pengeluaran konsumsi dengan tingkat
pendapatan disposabel ketika konsumsi
dilakukan
C
APC 
Yd
Contoh Perhitungan
Kecondongan Menabung
 Kecondongan
Menabung Marginal Atau
Marginal Propensity To Save (MPS)
Perbandingan diantara perubahan
tabungan dengan perubahan pendapatan
disposabel
S
MPS 
Yd
Kecondongan Menabung Rata-rata
 Average
Propensity To Save (APS)
Perbandingan antara tabungan dengan
pendapatan disposabel
S
APS 
Yd
Contoh Perhitungan
Hubungan Antara Kecondongan
Mengkonsumsi & Menabung
MPC + MPS = 1
APC + APS = 1
Contoh Perhitungan
Fungsi Konsumsi & Tabungan
 Fungsi
Konsumsi
Suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan
nasional
Fungsi Konsumsi

C=a+bY
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika
Pendapatan nasional adalah 0
b = kecondongan mengkonsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
Fungsi Tabungan
 Suatu
kurva yang menggambarkan
sifat hubungan di antara tingkat
tabungan rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan
nasional
Fungsi Tabungan

S = - a + (1 – b) Y
Keterangan :
a = Konsumsi rumah tangga ketika
Pendapatan nasional adalah 0
b = Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
C = Tingkat Konsumsi
Y = Pendapatan Nasional
Investasi (i)
 Pengeluaran
perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan
perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan
memproduksi barang dan jasa
dalam perekonomian
Penentu Tingkat Investasi
 Investasi,
keuntungan, dan tingkat
bunga
 Ramalan mengenai keadaan ekonomi
di masa depan
 Kemajuan teknologi
 Tingkat pendapatan nasional &
perubahannya
 Keuntungan yang diperoleh
Keseimbangan Perekonomian
Negara
 Menggunakan
contoh angka
pendapatan nasional dan pembelanjaan
agregat
 Menggunakan grafik
 Menggunakan cara pembuktian secara
matematis
Keseimbangan Perekonomian Negara
Dalam Angka
Keseimbangan Perekonomian Negara
Cara Matematis
Y
=C+I
S = I
Contoh
Jika Konsumsi ( C ) = 90 + 0.75 Y
InvestasI (I) = 120
 Tentukan keseimbangan pendapatan
nasional 2 sektor ?
KESEIMBANGAN PENDAPATAN
NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN
3 SEKTOR
Pendapatan Nasional 3 Sektor
 Perekonomian
yang terdiri dari
sektor rumah tangga, perusahaan,
dan pemerintah
Y=C+I+G
Dampak Campur Tangan Pemerintah
Dalam Perekonomian
1.
2.
Pungutan pajak yang dilakukan
pemerintah akan mengurangi
pengeluaran agregat melalui
pengurangan terhadap konsumsi
rumah tangga.
Pajak memungkinkan pemerintah
melakukan perbelanjaan dan ini
akan menaikkan perbelanjaan
agregat.
Aliran Perekonomian 3 Sektor
PEMBAYARAN PENDAPATAN UANG
UNTUK JASA FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
JASA FAKTOR-FAKTOR
PRODUKSI
PAJAK INDIVIDU
SEKTOR
RUMAH
TANGGA
PAJAK PERUSAHAAN
SEKTOR
PEMERINTAH
PENGELUARAN
PEMERINTAH
SEKTOR
PERUSAHAAN
PENGELUARAN
PEMERINTAH
ALIRAN BARANG & JASA HASIL
PRODUKSI
PENGELUARAN
PENDAPATAN UANG
TABUNGAN
RUMAH TANGGA
INVESTASI
Syarat Keseimbangan
Y=C+I+G
I+G=S+T
Keterangan:
Y= Pendapatan Nasional
C= Konsumsi
S = Tabungan
G= Pengeluaran Pemerintah
T = Pajak
Jenis-jenis Pajak
 Pajak
Langsung
Jenis pungutan pemerintah secara
langsung dikumpulkan dari pihak
yang wajib membayar pajak.
 Pajak Tidak Langsung
Pajak yang bebannya boleh
dipindahkan kepada pihak lain.
Bentuk Pajak Pendapatan
1.
Pajak Regresif
Sistem pajak yang persentasi
pungutan pajaknya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak
menjadi bertambah tinggi
Bentuk Pajak Pendapatan
2.
Pajak Proporsional
Persentasi pajak yang tetap besarnya
pada berbagai tingkat pendapatan,
yaitu dari pendapatan yang sangat
rendah sampai ke pendapatan yang
sangat tinggi.
Bentuk Pajak Pendapatan
3.
Pajak Progresif
Sistem pajak yang persentasinya
bertambah apabila pendapatan
semakin meningkat.
Pengaruh Pajak Terhadap Konsumsi
Dan Tabungan
Yd = Y – T
Keterangan
Yd = Pendapatan Disposabel
Y = Pendapatan Nasional
T = Pajak
Pengaruh Pajak Terhadap Konsumsi
Dan Tabungan
 Pajak
Tetap
C = 90 + 0.75 Yd
S = - 90 + 0.25 Yd
T = 0 dan T = 40
 Pajak Proporsional
C = 90 + 0.75 Yd
T = 0.2 Y
Contoh Pengaruh Pajak Tetap
Contoh Pengaruh Pajak Proporsional
Simpulan
 Apapun
bentuk sistem pajak, yaitu Pajak
Tetap dan Pajak Proporsional,
pemungutan pajak akan mengakibatkan
konsumsi dan tabungan rumah tangga
berkurang sebanyak yang ditentukan
oleh:
 C = - MPC x T
 S = - MPS x T
Kecondongan Mengkonsumsi
1.
Kecondongan Mengkonsumsi Marginal
Pendapatan Disposabel
C
MPC 
Yd
Kecondongan Mengkonsumsi
2.
Kecondongan Mengkonsumsi
Marginal Pendapatan Nasional
C
MPCy 
Y
Kecondongan Menabung
1.
Kecondongan Menabung Marginal
Pendapatan Disposabel
S
MPS 
Yd
Kecondongan Menabung
1.
Kecondongan Menabung Marginal
Pendapatan Nasional
S
MPSy 
Y
Pajak, Konsumsi, Dan Tabungan;
Pendekatan Matematis
1.
Pengaruh Pajak Tetap
Fungsi Konsumsi Sesudah Pajak (C1)
C1 = - b T + a + b Y
Fungsi Tabungan Sesudah Pajak
(S1) = - (1 – b) T – a + (1-b) Y
Pajak, Konsumsi, Dan Tabungan;
Pendekatan Matematis
2.
Pengaruh Pajak Proporsional
Fungsi Konsumsi Sesudah Pajak (C1)
C1 = a + b (1 – t) Y
Fungsi Tabungan Sesudah Pajak
(S1) = - a + (1 – b) (1 – t) Y
Contoh
Jika Diketahui
C = 90 + 0.75 Y
S = - 90 + 0.25 Y
T = 40 (Pajak Tetap)
T = 0.2 Y (Pajak Proporsional)
Keseimbangan Pendapatan Nasional
3 Sektor
 Pajak
Tetap
Diketahui:
C = 60 + 0.75 Y
S = - 100 + 0.25 Y
T = 40
I = 120
G = 60
Keseimbangan Pendapatan Nasional
3 Sektor
 Pajak
Proporsional
Diketahui:
C = 90 + 0.60 Y
S = - 90 + 0.20 Y
T = 0.20 Y
I = 150
G = 240
Keseimbangan Pendapatan
Nasional Dalam Perekonomian 4
Sektor
Perekonomian Terbuka
 Perekonomian
yang berinteraksi
secara bebas dengan ekonomiekonomi lain di seluruh dunia
 Perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, dan kegiatan eksporimpor
2 Aliran Pendapatan
Perekonomian Terbuka
 Aliran
pendapatan yang diterima dari
mengekspor, yang merupakan suntikan
terhadap aliran pendapatan
 Aliran pengeluaran untuk membeli
barang yang diimpor dari negara lain,
yang merupakan bocoran terhadap
aliran pendapatan
Aliran Pendapatan
Perekonomian Terbuka
(1) GAJI, UPAH, SEWA, BUNGA,
DAN UNTUNG
(2). PAJAK PENDAPATAN
PERUSAHAAN
GAJI DAN UPAH
SEKTOR RUMAH
TANGGA
SEKTOR
PEMERINTAH
SEKTOR
PERUSAHAAN
(9) PENGELUARAN
PEMERINTAH
(3) PAJAK INDIVIDU
(4) KONSUMSI DALAM NEGERI
(10) EKSPOR
(5) IMPOR
(8) INVESTASI
LUAR NEGERI
(6) TABUNGAN
PENANAM MODAL
(7) PINJAMAN
LEMBAGA
KEUANGAN
Keseimbangan Pendapatan
Nasional
Y =C + I + G + (X – M)
ATAU
S+T+M=I+G+X
Keterangan:
X = Penentu Ekspor
M = Penentu Impor
Keseimbangan Pendapatan
Nasional
 Penentu
Ekspor
Kemampuan suatu negara untuk
memproduksi barang-barang yang dapat
bersaing di pasaran luar negeri
 Penentu Impor
Barang dan jasa yang diproduksi diluar
negeri untuk bersaing dan dijual di
dalam negeri
Perdagangan Luar Negeri
 Apabila
pendapatan nasional berubah,
maka dengan sendirinya impor akan
berubah yaitu makin tinggi pendapatan
nasional makin tinggi impor yang
dilakukan
 Apabila pendapatan nasional berubah,
belum tentu ekspor akan mengalami
perubahan
Sumbangan Perdagangan Luar Negeri
1.
2.
3.
Mempertinggi efisiensi penggunaan
faktor produksi
Memperluas pasar produksi dalam
negeri
Mempertinggi produktivitas
kegiatan ekonomi
Sifat Kebijakan Pemerintah
1.
Kebijakan Menekan Pengeluaran
(Expenditure Dampening Policy)
Langkah pemerintah untuk
menstabilkan neraca pembayaran yang
sedang dalam keadaan defisit dengan
melakukan tindakan yang akan
mengurangi pengeluaran agregat
Contoh
 Menaikkan
pajak pendapatan
 Menaikkan tingkat bunga
 Mengurangi pengeluaran
pemerintah
Sifat Kebijakan Pemerintah
2.
Kebijakan Pemindahan Pengeluaran
(Expenditure Switching Policy)
Tindakan pemerintah untuk
menstabilkan sektor luar negeri yang
sifatnya mendorong masyarakat
mengurangi impor, melakukan
konsumsi terhadap barang buatan
dalam negeri, dan meningkatkan
ekspor
Contoh kebijakan
 Memindahkan
pengeluaran secara
paksaan
Artinya mengurangi impor di satu sisi
dan mempertinggi pajak impor disisi
lain.
 Memindahkan pengeluaran dengan
membuat pemacu untuk ekspor
Penghambat Impor (Impor Barries)
1.
Penghambat Tarif
Usaha mengurangi impor dari luar
negeri dengan mengenakan atau
memungut pajak terhadap barangbarang impor
Penghambat Impor (Impor Barries)
2.
Penghambat Bukan Tarif
Peraturan-peraturan yang
mengurangi kebebasan
memasukkan barang dari luar
negeri
Tujuan Kebijakan Pemerintah
Menghambat Impor
1.
2.
3.
4.
5.
Mengatasi masalah deflasi dan
pengangguran
Mengapuskan defisit dalam neraca
pembayaran
Mensukseskan usaha mendiversifikasikan
perekonomian
Melindungi industri yang baru
berkembang
Melindungi industri dalam negeri yang
kedudukannya terancam
Download