MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MEMUKAU

advertisement
MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MEMUKAU
SEBUAH tontonan telah digelar Mahkamah Konstitusi, tetapi bukan
sembarang panggung. Lakon itu menjadi amat istimewa karena membuka
rekaman percakapan rekayasa kriminalisasi pimpinan nonaktif Komisi
Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.
Sembilan punggawa hakim konstitusi memutuskan membuka rekaman
percakapan rekayasa kriminalisasi KPK. Jutaan warga di seluruh pelosok negeri
menyimak melalui layar televisi bagaimana penegakan hukum negeri ini dikuasai
para bandit dan mafia. Persekongkolan yang selama ini selalu saja dibantah.
Bintangnya seorang yang bernama Anggodo Widjojo. Dia bisa begitu leluasa
mengatur para petinggi Kejaksaan Agung dan kepolisian untuk menyusun
skenario mengkriminalkan pejabat KPK.
Seorang Presiden tidak bisa mengintervensi penegak hukum, tetapi seorang
Anggodo Widjojo menjadi amat perkasa. Pejabat Kejaksaan Agung dan
kepolisian begitu mudah dia taklukkan.
Kita patut memberi apresiasi kepada Mahkamah Konstitusi karena telah
menciptakan lorong untuk membuka rekaman percakapan itu. Berhari-hari
bahkan berminggu-minggu, rekaman percakapan rekayasa kriminalisasi KPK itu
hanya menjadi bahan diskusi. Polisi bahkan mengancam akan mengusut pihak
yang merekam, mengedarkan, dan menyita transkrip rekaman yang
menghebohkan itu. Tetapi polisi tidak menyebutkan apakah juga akan mengusut
pihak yang namanya disebut dalam rekaman itu.
Langkah Mahkamah Konstitusi membuka rekaman itu membuat semuanya
menjadi terang benderang. Masyarakat memang marah. Publik pantas geram
mengetahui penegak hukum diperalat cukong. Tetapi bersamaan dengan itu,
hasrat publik tersalurkan dan masyarakat menemukan jalan pelampiasan.
Banyak pertanyaan, termasuk dari Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, apa
relevansinya sidang Mahkamah Konstitusi mendengarkan rekaman percakapan
rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK? Bukankah tugas dan fungsi Mahkamah
Konstitusi adalah menguji sebuah UU terhadap UUD?
Sembilan pendekar konstitusi tentu bukan orang sembarangan yang ujuk-ujuk
memanfaatkan isu politik. Majelis hakim konstitusi tentu memiliki alasan amat
kuat untuk membuka rekaman itu dalam persidangan terbuka. Dan alasan yang
paling utama bagi hakim konstitusi adalah penegakan hak asasi manusia dan
keadilan.
Kita kian percaya bahwa Mahkamah Konstitusi semakin cerdas mengukuhkan
diri sebagai pilar penegakan hukum dan HAM. Di tengah tuntutan transparansi,
Mahkamah Konstitusi menjadi pendobrak pihak-pihak yang masih sok main
kuasa. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, misalnya, dengan piawai
mengatakan polisi tidak perlu menyita rekaman rekayasa milik KPK karena bisa
mengambilnya di Mahkamah Konstitusi.
Seluruh warga bangsa telah mengetahui isi rekaman yang dibuka Mahkamah
Konstitusi. Isi rekaman itu telah menampar wajah kita semua sebagai
bangsa. Kita pantas malu sebagai bangsa karena telah gagal membina
jaksa dan polisi.
Jika itu aib, aib kita sebagai bangsa. Bila itu kebobrokan, itu kebobrokan kita
sebagai bangsa. Dan itulah jasa terbesar Mahkamah Konstitusi. Telah memberi
kita cermin yang bening untuk mengaca.
Download