Nama: Anisa Kautsar Juniardi NIM : F0311016 KLS : A SEJARAH AKUNTANSI Penghargaan sejarah akuntansi dianggap penting bagi perkembangan dalam memahami posisi saat ini. Abad ke-19 akuntansi telah mengalami perubahan di United Kingdom (Inggris) dan semakin memperluas perkembangan akuntansi itu sendiri. Sejarah Sistem Akuntansi Mesopotamia Lembah mesopotamia adalah kawasan tanah peradaban yang subur yakni antara 4500 BC dan 500 BC (Keister, 1965, p.18). Keister menguraikan bahwa penggunaan catatan atau lembaran mempengaruhi tanda tulisan jaman kuno per skrip demi skrip, yang menjadi tanda bagi keseharian akuntan saat ini. Meskipun siste tersebut begitu relatif sederhana dimata standar modern, Keister menyatakan bahwa Perekonomian Mesopotamia tidak membutuhkan sistem yang lebih maju atau lebih baru (1965, p.23). Goldberg (1949) lebih mengacu pada pencatatan transaksi yang bermasalah dalam tiap lembarnya, termasuk tiap-tiap individu , pada catatan yang hanya memiliki ukuran senitimeter kwadrat di dalam wilayah tersebut. Hubungan antara kebutuhan masyarakat Mesopotamia tiap tahunnya dan ketentuan pelayanan adalah sistem pencatatan akuntansi yang secara pastinya melakukan penutupan. Hal ini beralaskan bahwa akuntansi telah menjadi konsep sosial yang berasal dari Mesopotamia. Greece dan Rome Menurut Chatfield (1977) pencarian sistem dari tingkat pencatatan digunakan dalam berbagai bagian di Athenian Empire, karena tanggungjawab akuntansi pada sistem utama dikerjakan oleh Zenon. Kumpulan catatan tersebut biasa dikenal dengan Zenon Papyri yang menunjukkan keberadaan catatan tersebut, kerincian catatan, tingkat pertama, sistem yang sangat teliti hingga mendeteksi kecurangan serta ketidakefisiensinan atau catatan yang sudah tidak berguna lagi. Sebenarnya terdapat beberapa persoalan dalam membuat keputusan, efisiensi atau profitabilitas dan mungkin keutamaan ini dapat dikatakan untuk membuat ketidakberlakuan dalam hal pekerjaan yang mungkin akan beralih fungsi menjadi menjalankan sistem. Sistem yang digunakan Zenon dikembangkan di Greece yang sudah ada dari 5 abad yang lalu dan kemudian dimodifikasi oleh Romans. Golderg (1949, p.6) menyatakan penggunaan yang ada di dalam Rome kuno berasal dari buku memorandum dan kiriman tiap akhir bulannya, catatan hingga buku besar yang secara sah telah ada. Akuntansi dari jaman greece dan rome kuno merupakan persoalan yang terus berlanjut yang disertai dengan pencatatan dan bukan mengambil keputusan, dibarengi dengan penjagaan aset yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan manajemen keuangan. China Pada sistem Chou terdapat sebuah sistem pendanaan, cadangan dana umum, cadangan dana khusus, dan cadangan dana, dimana secara rincinya diuraikan oleh Fu (1971). Tidak hanya masalah dana, namun sumber barang , tujuan yang mereka gunakan, frekuensi retribusi pajak, dan tingkat pajak yang tinggi. Pengendalian dicapai dengan cara memeriksa sedetail mungkin laporan audit dalam jangka sepuluh hari, tigapuluh hari, dan satu tahun, serta menetapkan audit resmi pada tingkat yang lebih tinggi dalam tingkat pelayanan dibandingkan dengan siapa yang akan mengaudit. Poin penting dalam catatan mengenai sistem Chou adalah bahwa bentuk akuntansi diadaptasi untuk sistem politik dan sosial dalam satu periode, ditambahlagi tidak ada catatan dari sistem ini yang muncul dalam ilmu penjabaran di kalangan masyarakat China dalam satu periode. Sistem Pertengahan Monorial Sistem akuntansi monorial memiliki kepentingan utama pada waktu tertentu ketika tanah milik bangsawan atau tanah miliki masyarakat feodal menjadi perekonomian utama dan unit sosial yang berada di dalam negara tersebut. Struktur dari masyarakat feodal menempatkan tiap individunya sebagai anggota dengan hukum dan tanggungjawab yang tepat untuk posisi mereka secara hirarki. Hubungan yang sama diterapkan pada kekayaan atau tanah yang ditangani oleh tiap individu sehingga tanah milik bangsawan menjadi bagian yang lebih besar, dimana posisinya berada di puncak hirarki yang dipegang oleh seorang mahkota. Tanah milik bangsawan secara rutin diatur oleh pelayan , dan oleh karena itu sistem akuntansi tanah milik bangsawan digunakan oleh sang pelayan untuk melaporkan managemen ekonomi milik para bangsawan dan unit ekonominya. Kantor lainnya menggunakan sistem yang sama untuk melaporkan pada tuan Mahkota. Perubahan dan penghentian sistem akuntansi yang diikuti bentuk yang sama dituliskan sebagai berikut (James, 1955, p.26) Tunggakan Sewa rumah Penerimaan lainnya Total ( Utang) Beban Uang dibayarkan Total (pembayaran) Saldo (sisa) Munculnya Pembukuan Berganda Littleton (1993) mengacu pada kondisi dimana gambarannya yang seperti saat ini sebelum adanya pembukuan berpasangan yang tengah dikembangkan. Kondisi yang diuraikan oleh Littleton sebagai berikut : 1. Suatu bahan ( sesuatu yang perlu kembali dikerjakan) a. Perlengkapan pribadi (sumber untuk mengubah kepemilikan) b. Modal (kekayaan yang dikelola produktif) c. Perdagangan (tukar menukar barang) d. Kredit (yang saat ini digunakan demi barang-barang masa depan) 2. Suatu bahasa ( media untuk menggambarkan bahan) a. Menulis ( berarti membuat catatan tetap) b. Uang ( media pertukaran ‘kepentingan uang’) c. Aritmatika ( berarti sebuah perhitungan) Elemen-elemen diatas, dipakai ketika ekonomi mencapai kondisi yang baik dan kesempatan masyarakat, menghasilkan : 3. Suatu metodologi ( sebuah perencanaan yang secara sistematis memberikan bahan ke dalam bahasa) Zaman Stagnasi Ketika teknik pembukuan berganda disebarkan melalui Eropa dengan cara dari mulut ke mulut dan teks yang ditengarai hasil dari plagiat (hasil mengcopy dari Pacioli), ditujukan pada zaman stagnasi. Perubahan sosial, ekonomi, dan politik sedikit demi sedikit menimbulkan tekanan bagi perubahan dalam dunia akuntansi. Perubahan yang paling mencolok juga telah mengubah filosofi atau sistem nilai oleh kelompok utama sebagai hasil dari reformasi. Di dalam hal ini, terdapat teori depresiasi yang diartikan sebagai kebutuhan, bersama-sama memisahkan modal dan pendapatan barang. Depresiasi merupakan salah satu permasalahan akuntansi yang terkonsep pada abad ke19 karena untuk yang pertama kalinya dalam sejarah peralatan menjadi tidak terpakai melalui perubahan teknologi. Thesis Sombart Terdapat alternatif pendekatan yang mengusulkan agar akuntansi menjadi gagasan masyarakat. Satu teori telah diuraikan oleh Sombart (1924) yang mengusulkan bahwa pembukuan berganda merupakan perangkat yang mendukung perkembangan sistem ekonomi dan sosial terbaru dimana kita menyebutnya kapitalisme. Tentunya uraian ini sangat berbeda dengan pendekatan konvensional dimana sistem produksi, distribusi, dan permintaan yang baru dalam akuntansi dan meskipun seperti itu pembukuan berganda tetap dikembangkan. Revolusi Industru dan Akibat perang, 1750 hingga 1900 Akibat dari revolusi industri dan peperangan antara tahun 1750 hingga 1900, hasilnya adalah adanya perubahan dalam akuntansi, khususnya saat revolusi industri, perubahan yang terjadi saat abad ke-19 yakni perkembangan jajaran akuntan yang profesional. Perubahan akuntansi yang mana tanggal yang dimulai dari periode tersebut secara langsung memiliki hubungan dan keterikatan dengan waktu kita saat ini. Contohnya, kepentingan undang-undang audit hingga akuntan saat ini adalah dapat dilacak keberadaannya hingga kebijakan yang sah yang sudah ada semenjak abad ke-19. Revolusi Industri Akibat atau dampak dari revolusi industri ini adalah perubahan akuntansi yang mudah untuk ditemukan, khususnya persoalan perkembangan dari sistem pencatatan, pengukuran, dan penyingkapan pada transaksi yang terjadi di berbagai pabrik, jalan kereta api, kumpulan tenaga kerja dan modal peralatan, konsep terbaru dari produksi, kepemilikan, dan pengendalian serta depresiasi. Kumpulan dari modal peralatan dalam satu waktu dapat mengubah teknologi lingkungan yang menciptakan permasalahan dalam menghitung depresiasi pada biaya produk. Perlu dicatat bahwa depresiasi bukanlah beban, biaya yang kecil, laba yang terlalu besar dan dividen yang dibayarkan lewat modal. Akan tetapi, bagaimanapun saat itu juga tidak ada perusahaan yang menetapkan pajak pada depresiasi atau standar akuntansi, atau teori depresiasi. Pada masa-masa inilah dapat dilihat bahwa menitikberatkan pada peralatan akan membawa permasalahan yang berujung pada depresiasi, ditambah lagi proporsi dari biaya tetap itu sendiri. Di lain sisi, pada suatu waktu tertentu biaya akuntansi mencatat persediaan yang dianggap perlu untuk membangun ssebuah sistem hingga memastikan bahwa gaji dan pembayaran lainnya masih berada dibawah kontrol yang baik. Sementara itu, kumpulan modal dan tenaga kerja membutuhkan konsep baru dari produksi, pihak pemilik, dan pengendalian secara rutin melalui penggabungan persediaan dari berbagai perusahaan. Bukan hanya itu saja, penentuan laba juga menjadi lebih penting karena laba perlu membayar dividen pada para pemiliknya sedangkan pihak manajer memerlukan informasi yang lebih banyak untuk menyokong pembuatan keputusan mereka dan fungsi pengendalian demi kepentingan keberadaan para pemilik. Perubahan Ekonomi dan Undang-Undang Perubahan ekonomi dan undang undang merupakan hasil dari revolusi industri. Sejarah ini tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan akuntansi yang mencakup kumpulan modal dan tenaga kerja. Perubahan ekonomi langsung mempengaruhi perundangundangan yang dianggap memiliki kepentingan bagi praktik akuntansi yang berhubungan dengan berbagai perusahaan dan kebangkrutan. Sejarah modern pada beberapa undang-undang perusahaan dimulai dengan aksi sebuah perusahaan, yakni Joint stock Companies Registration Act pada tahun 1844. Penetapan ini menyatakan bahwa keutamaan perusahaan dapat menjadi perusahaan yang berbadan hukum atau seperti PT tanpa harus menggunakan parlemen perundang-undangan khusus. Hailnya, perundang-undangan tersebut juga memberikan penjagaan akuntansi yang lebih baik, saldo buku, pengolahan dan audit neraca, menghasilkan laporan audit, pergerakan dari hasil laporan neraca yang digandakan dan laporan audit pada pemegang saham sebelum rapat tahunan dan menyimpan gabungan persediaan perusahaan (Goldberg, 1949, p.24). Perundang-undangan utama selanjutnya adalah companies Act tahun 1990 dimana menghapuskan perundang-undangan tahun 1844 karena penghargaan yang ditujukan pada audit dari perusahaan sang akuntan. Perkembangan Akuntansi Abad ke-20 Anglo-Amerika Penelusuran Prinsip-prinsip Akuntansi Pendekatan umum pada periode ini adalah ditujukan pada catatan manajemen yang dimana seorang akuntan yang ingin mengolah catatan. Teori pendekatan umum diuraikan oleh (Henderson dan Peirson, 1983) mengapa disebut umum, karena mereka secara langsung tidak melakukan aktifitas akuntansi secara khusus namun menutup seluruh jawaban dan pendekatan disini karena penyelidikan secara empiris telah dipraktikkan. Dengan kata lain, para peneliti melakukan pengamatan secara empiris atau memperhatikan prakti-praktik nyata dan secara sederhana tidak menyatakan apa yang seharusnya dilakukan. Sayangnya, pendekatan ini menghasilkan dampak yang tidak diinginkan karena hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran mengindikasikan pada kata “apakah yang terdapat dalam akuntansi”. Kepastian ini mengarah pada siklus praktik-teori-praktik dan cenderung memperlambat pergerakan maju akuntansi, karena tidak ada penilaian dalam penghargaan dari sebuah praktik yang dijalankan. Dengan kata lain, tidak ada kesempatan untuk menguji secara kritis yang dipraktikkan sebelum generasi akuntan berikutnya membangun sikap yang sama. Pada tahun 1993, Committee Accounting procedure of American Institute of Accountants mulai mempublish deretan buletin untuk menghasilkan keseragaman yang lebih baik lagi dalam dunia akuntansi dan audit. Bulletin-bulltein itu diantaranya adalah Quasi- Reorganisations (1939) Foreign gains and losses (1939) Depreciation or appreciation (1940) Comparative statement (1940) Definitions (1940) Combined statement of income and earned surplus (1941) Definitions (1941) Depreciation (1943) Definitions (1944) Contract termination (1945), dan sebagainya Teori Akuntansi Induktifisme dan Pemalsuan Metode ilmu pengetahuan berdasarkan berbagai varian yang dikumpulkan. Ilmu pengetahuan ini berdasarkan prinsip yang terkumpul dimana dinyatakan bahwa “ Jika jumlah yang besar dari A telah diamati dibawah keanekaragaman kondisi, dan jika seluruh pengamatan dari A tersebut tanpa menghiraukan pengaruh perlengkapan B, kemudian si A memiliki seluruh perlengkapan yang dimiliki oleh B (Chalmers, 1982, p.5). Berikut gambaran sederhananya Fakta yang diperoleh melalui pengamatan Proses Induktif Hukum universal dan berbagai teori Proses Deduktif Ramalan dan Penjelasan Kebenaran dari kesimpulan tergantung pada argumen yang dimiliki atau dipakai, karena ada kemungkinan bahwa secara logika beberapa kesimpulan yang salah terjadi karena alasan yang tidak benar adanya. Kebenaran dari pengambilan kesimpulan yakni terpisah dari kebenaran yang sebenarnya karena jika pengambilan keputusan dilakukan sendiri maka tidak dapat bertindak sebagai sumber dari pernyataan yang sebenarnya mengenai dunia. Penarikan kesimpulan berhubungan dengan awal mula pernyataan yang berasal dari penyataan yang diberikan (Chalmers, 1982, p.7). Induktifisme yang tidak dibuat-buat menyatakan akan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan karena pengamatan dan alasan yang dianggap rinci merupakan tujuan dan hasil yang akan menjadi hukum dan tujuan teori. Chalmers menyatakan bahwa agar dapat membenarkan prinsip pemikiran maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempertimbangkan logika atau pengalaman. Pertimbangan akan logika didasarkan pada prinsip induktif dan deduktif yang menjamin yayasan yang dapat dibangun dengan pengamatan berulang-ulang dan berbagai macam mulai dari pengamatan bentuk tunggal hingga pernyataan secara universal. Sayangnya hal ini tidak selalu benar karena hanya satu pengamatan yang berlawanan yang dibutuhkan untuk merusak teori yang mana telah dibuat oleh pengamatan yang lebih dulu dilakukan. Di lain sisi juga terdapat permasalahan yang menentukan jumlah pengamatan dan kesempatan dibawah pilihan yang mereka ambil. Ada kemungkinan dimana bisa saja memperkirakan atau menjelaskan fenomena pada pengamatan dasar yang akan ditingkatkan dengan cara menaikkan jumlah pengamatan, begitu juga dengan berbagai macam kondisi dibawah pilihan yang mereka buat atau mereka sepakati. Di lain sisi, pengamatan adalah teori yang tergantung dengan hubungan sikap yang ditunjukkan oleh para peneliti, sikap tersebut mencakup apa yang dilihat ataau pengamatan yang dilakukannya di fakultasnya masing-masing. Hal ini dipengaruhi faktor fisik dan non-fisik. Faktor fisik yakni seperti buta warna atau tidak memiliki kemampuan dalam mendengar, sedangkan faktor nonfisik yakni mencakup budaya, pengalaman, pendidikan, dan pelatihan yang mempengaruhi pengamatan mereka. Falsificationism Falsfication didasarkan oleh suatu pandangan yang berebda dari proses pemasukan teori dari kesimpulan yang tidak dibuat-buat. Untuk memulainya, pengamatan dituntun oleh teori yang memiliki ketentuan atau persyaratan tertentu. Kedua, falsification tidak dapat mengakui bahwa kumpulan teori yang mereka bangun benar atau mungkin benar karena teori yang bebas hingga teori yang memiliki hubungan dengan defisiensi dalam teoriteori sebelumnya hingga aspek perilaku dunia atau global. Ilmu pengetahuan bergerak maju dengan cara memeriksa dan kesalahan dan hanya beberapa teori saja yang akan dipakai atau tetap eksis, bahkan hal ini akan mejadi ingatan oleh para falsificationis sebagai sesuatu yang tidak benar, namun itu lebih baik dibandingkan ilmu pengetahuan yang telah mereka ganti. Dalam falsificationisme, terdapat dukungan yang masuk akal karena saat mengetahui permasalahan yang mencoba bergerak dari pernyataan pengamatan hingga hukum universal, falsity atau pernyataan universal tersebut dapat ditarik kesimpulan yang berasal dari parnyataan tunggal yang memang cocok atau sesuai. Ilmu pengetahuan adalah perkembangan dari hipotesis yang berguna mendeskripsikan atau mencatat sikap perilaku. Berbagai Program Penelitian Program ini menyediakan definisi mengenai karakteristik dan tidak dapat dithindari atau dimodifikasi oleh pekerja di dalam suatu area tertentu. Jika seorang peneliti tidak dapat menerima heuristik yang bersifat positif maka ia akan meninggalkan program penelitian utamanya. Heuristik yang positif memberikan garis pedoman yang tegas atau bagaimana program dapat dikembangkan dan dilaksanakan yang mungkin akan cenderung untuk memilih pengembangan. Penurunan program tidak dapat dirubah dengan modifikasi pada bagian yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi kualitas program penelitian. Akan berbeda cerita jika peneliti menerima bagian yang paling penting ia akan memutuskan bekerja ke dalam program penelitiannya. Program penelitian secara langsung menghasilkan heuristic yang positif agar cakupan di dalam bagian yang penting tersebut dapat dijabarkan serta diperkirakan ke dalam fenomena nyata oleh sebuah teori. Teori tersebut saling ketergantungan dan memberikan dampak budaya dari pengamatan yang disebabkan oleh permasalahan-permasalahan bagi pendekataninduktif dan falsification dimana menguraikan hal-hal ssebagai berikut : “Penegasan dari pengamatan pada hipotesis dibawah pengujian relatif tidak bermasalah dengan program penelitian larena bagian yang paling penting dan heuristic yang positif dapat menguraikan bahasa pengamatan yang stabil serta wajar. Paradigma Paradigma diikuti oleh kumpulan pengetahuan ilmiah, yang menerima asumsi teori umum, hukum, dan teknik yang berasaskan pendekatan “normal”. Pendekatan normal membutuhkan pernyataan hukum yang eksplisit, penafsiran teori, ukuran atau standar untuk menerapkan hukum fundamental, dan berbagai prinsip metodologi yang bersifat umum. Penerapan Filosofi Ilmu Akuntansi Wells (1976) dan AAA Statement on Accounting Theory and Theory and Theory Acceptance, dimana keduanya mengadopsi bagian keseluruhan dari penafsiran Kuhnian dan mulai menerapkan hal ini pada akuntansi. Pendekatan mereka telah mendapat kritikan dan berbagai sumber literatur (Peasnell, 1978; Laughlin, 1981). Wells (1976) menggunakan permasalahan dari akuntansi modern untuk mennggambarkan kemungkinan terjadinya krisis posisi dan berbagai macam peratura seperti ad hoc yang diterapkan pada suatu waktu tertentu. Wells (1976) menjelaskan bahwa setiap periode dimana akan memunculkan teori penelitian akuntansi sebagai bagian dari Kuhnian yang juga akan diikuti oleh perubahan ilmu pengetahuan pada umumnya. AAA (1977) juga menggunakan pandangan Kuhnian dalam diskusi mengenai teori akuntansi. AAA (1977) juga mencatat tiga pendekatan pada teori akuntansi, yakni diantaranya Klasikal, penggunaan keputusan, dan informasi ekonomi. Dalam kondisi seperti ini mereka menjabarkan bahwa implikasi bagi kebijakan akan terus ada sampai persetujuan umum yang nantinya sedikit demi sedikit mulai menjalankan serta memakai kebijakan dan standar yang akan selalu menjadi bagian dari mereka. Metode Ilmiah danb Metode Penelitian Murni Penelitian akuntansi sejak tahun 1970 telah menolak teori normatif dan penjabaran pembelajaran dan mengukur besarnya praktik penelitian secara empiris, seperti di bawah ini : 1. Teori disusun dalam bentuk hubungan antara beberapa kategori yang didasarkan pada penafsiran literatur akademik yang sudah ada 2. Teori digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian 3. Permasalahan diselesaikan ke dalam hipotesis dan variabel terikat dan bebas yang juga harus melalu penjabaran 4. Prosedur Penentuan struktur yang kuat dan tepat untuk mengumpulkan data yang akan dikembangkan atau diolah. Data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data kuantitatif 5. Data yang bersifat matematik atau analisis statistik menghasilkan evaluasi yang bersifat kuantitatif secara efektif karena sudah melalui uji hipotesis (Diadaptasi dari Tomkins dan Groves, 1983, p.361) Metode Penelitian Murni Tomkins dan Groves (1983) beranggapan bahwa beberapa peneliti menggunakan metode penelitian murni dalam ilmu sosial, psikologi, sosiologi, dan pendidikan. Metode ini memiliki 6 bagian kerangka kerja ontologikal , diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Realita sebagai pondasi struktur; hal ini menjadi dasar bagi metode ilmiah 2. Realita sebagai proses yang nyata 3. Realita sebagai area konstektual dari proses informasi: sibernetik, hubungan antara perilaku yang merupakan bagian organisasi dan stimuli eksternal yang mungkin akan mencapai area penelitian murni. 4. Realita sebagai simbol tulisan , simbol interaksi, contohnya penelitian murni yang diterapkan pada akuntansi dalam area yang mungkin akan menjadi pemikiran tiap individu pada beberapa tingkat dalam organisasi yang mengarah pada sistem pengendalian keuangan. 5. Realita sebagai landasan sosial , fenomena yang selalu ada dan etnometodologi. Area ini berhubungan dengan usaha untuk menjelaskan sikap perilaku dari masing-masing individu. 6. Realita sebagai rancangan dari imajinasi manusia, fenomena yang sangat mudah dipahami, serta keberadaan. Landasan Teori dan Verifikasi dalam Akuntansi Teori itu mengenai praktik. Jika kita menginformasikan mengenai subjek kita, kita dapat seacara tegas menjadikan defisiensi yang masih dalam kapasitas untuk melakukan metode ilmiah. Jika kita menerapkan sebuah metode yang mana mengurangi berbagai konsekuensi yang sudah ada di depan mata, pekerjaan yang kita jalankan juga lebih percaya diri, penarikan kesimpulan kita juga lebih jelas kandungan isinya, serta layanan kita terhadap manajemen atau klien kita akan lebih bernilai (Chambers, 1950, p.351) Fungsi dari Theory adalah untuk menjelaskan bagaimana segala sesuatu dan peristiwa terhubung satu sama lain..setiap teori yang dihasilkan dari metode akuntansi harus dijelaskan melalui simbol yang tepat, secara sendiri atau bersama-sama dengan koresponden yang disertai dengan peristiwa aktual dan hasilnya, dapat digunakan oleh para manajer dan yang lainnya untuk menarik kesimpulan dan mengestimasi mengenai kepastian masa depan dengan tindakan yang akan diambil. Diskusi yang berjalan kurang efektif memisahkan berbagai pokok pemikiran yang tidak berlandaskan “teori”, untuk menjabarkan apakan itu “biaya”, “pendapatan”, “keberlangsungan”, dan makna-makna lain yang bukan termasuk teori, itulah definisi secara sederhana. Namun definisi tidak akan berguna ketika makna yang dibawa oleh koresponden yang disertai dengan berbagai peristiwa atau kesempatan mendominasi berbagai peristiwa tersebut. (p.150). Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan koheren dari hipotetikal, konseptual, dan prinsip pragmatik yang berbentuk kerangka umum dari referensi untuk mencari tahu ke dalam akuntansi murni (p.21) Tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan penjabaran, untuk menyediakan kesesuaian dari berbagai prinsip yang mengandung logika yang digunakan sebagai kerangka umum untuk mengevaluasi dan membangun praktik akuntansi. Karakteristik utama dari Teori adalah sebaga berikut : Mengubah bentuk pengetahuan Secara internal konsisten Menjelaskan atau memperkirakan fenomena Mewakilkan keidealan Meletakkan permasalahan dan memberikan solusi Dua area yang memiliki operasional dan signifikan yang kuat bagi penelitian akuntansi adalah memperkirakan tenaga besarnya pengukuran akuntansi dan Sikap yang melibatkan pengukuran akuntansi (Sterling, 1970b). Klasifikasi Teori Akuntansi 1. Klasifikasi berdasarkan sistem bahasa yang digunakan. Contohnya bahasa fisik. 2. Klasifikasi berdasarkan pada metode dari alasan yang digunakan. Pendekatan deduktif Pendekatan induktif Pendekatan pragmatik Pendekatan etikal Pendekatan sikap Pendekatan teori akuntansi o Pendekatan deduktif mencakup : Spesifikasi tujuan laporan laba rugi Memilih dalil akuntansi Memperoleh prinsip akuntansi, dan Mengembangkan teknik akuntansi (Belkaoui, 1985, p.15) o Pendekatan induktif mencakup : Mencatat seluruh pengamatan Menganalisis dan mengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi hubungan yang berulang-ulang Memperoleh penaksiran dari generalisasi dan prinsip akuntansi yang berasal dari pengamatan yang melukiskan suatu hubungan, dan Menguji generalisasi (Belkaoui, 1985, p16) Verifikasi Teori Verifikasi teori merupakan bagian integral dari landasan teori. Verifikasi dalam penelitian dan analisis mungkin akan mengacu pada banyak hal, termasuk kebenaran dari argumen matematik serta logika, kemampuan menerapkan susunan dan ekuasi, dan laporan yang layak dipercaya, kebenaran dokumen, pencatatan artefak, kecukupan dalam memproduksi, transaksi, dan parafrase, keakuratan dari sejarah dan statistik akuntansi, bukti-bukti pelaporan peristiwa, melengkapi adanya kesempatan yang menitikberatkan pada suatu kondisi, kemampuan mendapatkan pengalaman, dan menjelaskan atau menafsirkan nilai dari generalisasi ( Machlup, 1955., p.1). Jika prediksi atau penafsiran diterima, maka teori dapat dikatakan akan dapat diverifikasi atau dapat dipakai sebagai sebutan pada suatu waktu tertentu. Jika penafsiran atau ramalan ditolak, maka teori dapat dikatakan falsified atau palsu.