28 Januari Bacaan Alkitab : Kej. 40 - 41 (Kurun waktu : diperkirakan

advertisement
28 Januari
Bacaan Alkitab : Kej. 40 - 41
(Kurun waktu : diperkirakan 2.119 - 1.983 S.M.)
“Pemeliharaan dan Penyertaan Tuhan”
Apa yang kita lakukan saat berada di dalam masalah dan tampaknya
Tuhan sepertinya tidak melakukan apapun walaupun kita sudah minta
tolong kepadaNya? Panik? Menjadi pahit? Mulai melakukan cara
kita sendiri? Di dalam Alkitab diceritakan tentang kehidupan Yusuf
yang dijual menjadi budak kepada pedagang-pedagang suku Ismael
ketika ia berumur 17 tahun, dan kebebasannya pun menjadi hilang
oleh karena perbuatan saudara-saudaranya. Di dalam kitab Kejadian
40 diceritakan bahwa Yusuf berumur 28 tahun saat ia kemudian
dipenjarakan akibat fitnah istri Potifar.
Apakah Allah peduli
kepadanya? Ya.
Secara tersembunyi Allah tetap memelihara
hidupnya dibalik semua yang harus dialaminya. Sama seperti
seseorang yang menggunakan sebuah kompas, Allah mengarahkan
setiap langkah hidup kita untuk memuliakan namaNya dan untuk
mendatangkan kebaikan bagi diri kita.
Bagaimana cara Allah bekerja di dalam hidup Yusuf untuk
mendatangkan kemuliaan bagiNya dan juga untuk memberkati Yusuf?
Alkitab berkata bahwa “Sesudah semuanya itu terjadilah” (Kej.40:1)
bahwa Firaun raja Mesir menjadi murka terhadap kepala juru roti dan
kepala juru minumannya, dan menempatkan mereka di dalam penjara
di rumah kepala pengawal raja, bersama-sama dengan Yusuf (The
Bible Knowledge Commentary of the Old Testament by Walvoord and
Zuck, copyright 1985, p. 90 berkata bahwa Firaun ini kemungkinan
bernama Sesostris II yang memerintah dari tahun 1897 – 1879 S.M.).
Pada suatu malam, kepala juru roti dan kepala pembawa minuman
raja masing-masing telah bermimpi, dan kemudian hanya Yusuf,
dengan pertolongan Allah lah yang dapat mengartikan mimpi mereka
tersebut. Kedua mimpi mereka itu kemudian menjadi kenyataan,
persis seperti yang telah dinubuatkan oleh Yusuf. Tetapi sayangnya,
ketika kepala minuman raja tersebut kemudian dibebaskan dan
dipulihkan ke jabatannya yang semula di dekat Firaun, Yusuf
dilupakannya. Dua tahun berlalu sejak kejadian tersebut dan Yusuf
dapat saja kemudian menyerah dan berputus-asa, tetapi ia tetap
melayani di dalam penjara terebut untuk memuliakan nama Allah.
Jika Allah menghendaki kita untuk bersikap seperti ini, dapatkan kita
melakukannya? Kita perlu menjadi seorang pelayan Tuhan yang setia
dimanapun Ia menempatkan kita.
Kemudian pada suatu malam, Firaun bermimpi yang membuatnya
menjadi resah, dan ia perlu seseorang untuk mengartikan mimpinya
tersebut. Penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dinyatakan saat Ia
memberikan mimpi tersebut kepada Firaun, dan hanya Yusuf yang
dapat menjelaskan arti mimpi tersebut. Ketika kepala juru minuman
berkata kepada Firaun bahwa Yusuf adalah orang yang dapat
mengartikan mimpinya dan juga mimpi kepala juru roti dengan tepat,
maka kemudian ia dibawa keluar dari penjara. Ia pun bercukur,
membersihkan diri dan diberi pakaian yang baru. Lalu ia dibawa
menghadap Firaun, dan Firaun berkata kepada Yusuf :
“(41:15)..Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada yang dapat
mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan
mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya. (41:16) Yusuf
menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang
akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." (Kej.41 :
15-16)
Perhatikanlah bahwa Yusuf tidak berusaha untuk mencari kemuliaan
bagi dirinya sendiri, tetapi ia memberikan kemuliaan kepada Allah di
dalam setiap hal.
Mengapa Allah memberikan mimpi-mimpi tersebut kepada Firaun?
Allah melakukannya untuk menunjukkan bahwa Allahnya Yusuf itu
Maha Kuasa dan juga Allah yang baik dan mengasihi. Ia bertindak
untuk menyiapkan mereka terhadap bencana kelaparan yang parah
yang akan melanda semuanya, dan dengan demikian Allah
berkehendak untuk menyelamatkan negara Mesir dan seluruh dunia
pada saat itu, termasuk juga ummat pilihanNya. Mimpi-mimpi Firaun
kemudian diartikan oleh Yusuf. Akan ada masa tujuh tahun masa
panen raya, yang diikuti dengan tujuh tahun masa kekeringan yang
parah dan wabah hama penyakit yang menyerang tanaman. Karena
menganggap Yusuf memiliki hikmat yang tinggi sehingga dapat
mengartikan mimpi-mimpi Firaun tersebut, kemudian Firaun
mengangkat Yusuf menjadi orang ke dua tertinggi di kerajaannya
setelah dirinya, untuk menyiapkan Mesir dari tahun-tahun kelimpahan
yang disusul dengan masa kekeringan yang parah tersebut. Hikmat
Allah melalui keputusan Yusuf untuk menyimpan 20% bulir-bulir hasil
panen gandum agar dapat memberi persediaan makanan bagi rakyat
di tahun-tahun kekeringan, merupakan prinsip finansial yang baik
yang patut ditiru bagi kita semua di masa kini.
Allah dapat
menggunakan segala bakat dan kemampuan kita secara dramatis
untuk dapat menolong orang lain, jika kita mau memberikan segala
kemuliaan hanya bagi Nya.
Dalam tahun-tahun penuh kemakmuran, Yusuf memperoleh dua anak
laki-laki yaitu Manasye dan Efraim. Nama Manasye berarti
“melupakan”, karena Allah telah membuatnya melupakan semua
masalahnya serta masalahnya dengan saudara-saudara kandungnya.
Efraim berarti “berbuah banyak”, karena Allah telah membuat Yusuf
diberkati di tanah sengsara nya tersebut. (Kej.41 : 50-52). Allah
adalah Allah yang mengampuni dan mengasihi pada masa-masa ujian
dalam hidup Yusuf, dan Ia juga setia dan mengasihi kita pada saat
kita sengsara dan mengalami ujian-ujian hidup. Ujian hidup apa
sajakah yang telah Anda alami bersama dengan Tuhan?
Bagaimanakah kemudian cara Allah menunjukkan kasih setiaNya bagi
Anda? Dengan menamai anak-anaknya “melupakan” dan “berbuah
banyak”, Yusuf telah membagikan berkat kasih Allah dalam hidupnya
kepada anak-anak laki-lakinya tersebut. Pastikanlah bahwa Anda pun
akan membagikan kasih kemurahan Allah kepada generasi
berikutnya, sehingga iman mereka pun dapat bertumbuh.
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 Allah mengarahkan setiap jalan hidup kita agar kita dapat selalu
memuliakan namaNya serta memberikan kebaikan bagi hidup kita ;
 Kita perlu menjadi pelayan-pelayan Allah yang setia dimanapun Ia
telah menempatkan kita ;
 Allah dapat menggunakan setiap talenta dan kemampuan kita
dengan cara yang dramatis untuk dapat menolong orang lain, jika
kita mau memberikan segala kemuliaan hanya bagiNya ;
 Bagikanlah berkat kasih dan kemurahan yang telah Anda rasakan
bersama Tuhan, kepada generasi berikutnya, agar iman mereka
dapat bertumbuh .
Pertanyaan Untuk Diskusi :
 Hari ini, dalam kitab Kej. 41 :16, kita belajar sesuatu yang
indah tentang cara Yusuf menempatkan segala pujian hanya
bagi Tuhan, dan tidak mau mencari hormat bagi dirinya sendiri,
dan memang benar, segala kemampuan, kecerdasan, keahlian
dan bakat khusus yang kita miliki itu memang berasal dari
Allah, yang diberikanNya kepada kita dengan murah hati,
sama seperti Yusuf berkata : “…Bukan sekali-kali aku,
melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan
kepada tuanku Firaun."
Renungkan dan diskusikanlah,
apakah talenta-talenta khusus yang Anda miliki saat ini, yang
Anda begitu mahir di dalamnya? Bagaimana kemudian cara
Anda untuk memberi kemuliaan bagi Allah untuk kemampuan
yang diberikan Tuhan kepada Anda tersebut? Apakah Anda
sungguh-sungguh percaya bahwa semua kemampuan, talenta
ataupun kecerdasan yang Anda punyai itu semuanya berasal
dari Allah Sumber Segala Karunia dan Talenta?
Ayat hafalan hari ini :
 Amsal 20 : 24 “Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi
bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?”
Download