Pengendalian Muatan Berlebih di Indonesia: Sebuah

advertisement
Pengendalian Muatan Berlebih di Indonesia:
Sebuah Perspektif Baru
Kajian Awal [Pre-Scoping Study]
Jakarta, 10 Mei 2011
Clell Harral
Rustam Rauf
Shirley Oroh
Maksud & Lingkup
• Terdapat perhatian Pemerintah di semua level mengenai
kualitas penyediaan jaringan jalan dan adanya berbagai
inisiatif yang terus dilakukan untuk mengurangi tingkat
kerusakan jalan akibat kendaraan muatan berlebih
• IndII memprakarsai untuk melakukan kajian awal yang
diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah
Indonesia dalam penanganan permasalahan muatan berlebih
• Kajian ini dilakukan dalam 3 tahapan :
– Persiapan Background Paper mengenai kondisi eksisting
– Proposal mengenai Bantuan Teknis IndII yang akan disampaikan ke
Pemerintah
– Kesepakatan antara IndII dan Pemerintah mengenai proposal bantuan
teknis IndII dan persiapan Kerangka Acuan Kerja /TOR (Activity Design
Document)
2
Sebagian besar truk di Indonesia beroperasi
dengan muatan berlebih yang sangat besar
3
TEMUAN & DIAGNOSA
• Terjadinya ketimpangan antara peningkatan kondisi
jaringan jalan Indonesia dengan kemajuan teknologi
kendaraan
• Permasalahan bukan hanya pada kendaraan dengan
beban berlebih 
Prasarana jalan belum optimal dalam
melayani pergerakan kendaraan
• Fakta  Sistem transportasi jalan melayani
pergerakan kendaraan, namun hampir semua
angkutan barang beroperasi secara rutin melebihi
batas beban yang diijinkan
4
BEBAN BERLEBIH MENINGKATKAN
KAPASITAS JALAN
5
REKOMENDASI
(1) Kebijakan Jangka Pendek
Solusi ini tidak optimal untuk jangka panjang
Dengan kondisi eksisting perkerasan jalan yang kurang baik “dipaksa”
melayani angkutan muatan berlebih...akan meningkatkan biaya
perbaikan jalan yang mahal.. namun life cycle biaya operasi kendaraan
(BOK) lebih dominan dibandingkan biaya prasarana..dan
Pada kondisi sekarang, adalah sebuah “kesalahan” untuk menerapkan
batasan JBI
 Secara substansial akan mengurangi efisiensi ekonomi angkutan barang
 Tidak ada tambahan kapasitas dari moda lain untuk menutupi
kekurangan sarana
 Tambahan 33% truk di jalan raya untuk mengangkut jumlah barang yang
sama
 Peningkatan kemacetan jalan bagi pengguna jalan
6
REKOMENDASI
(2) Kebijakan Jangka Pendek
Untuk jangka pendek, penegakan hukum untuk
kendaraan muatan berlebih harus dibatasi serta
mengalihkan kendaraan yang tidak aman dari
jaringan jalan
• Batasan Muatan (JBI) ditingkatkan sekitar 50-60%
• Melibatkan operator angkutan dan pelaku usaha untuk
mendukung kebijakan baru Pengawasan Independen di
Jembatan Timbang
• Personil yang bertanggung jawab dalam penegakan JBI
seharusnya mendapatkan insentif sebagai “jabatan fungsional”
• Pengawasan independen dan penerapan batas JBI yang baru
7
The Sumatera Region Roads Project
(2001-2005)
Bantuan Teknis pada penegakan aturan batasan beban dan
dimensi kendaraan sebagai model percontohan kelembagaan
baru untuk VWDE
– Edukasi peningkatan kesadaran para operator dan pelaku
usaha
– Usulan adanya jabatan fungsional sebagai dasar untuk insentif
tambahan yang signifikan sebagai timbal balik atas kinerja yang
baik untuk kepentingan umum
– Pengawasan independen dengan alat WIM untuk verifikasi
akurasi data yang dilaporkan
• Hal tersebut BERHASIL  merupakan model yang
sangat baik untuk dapat diimplementasikan saat ini!
8
REKOMENDASI
(3) Kebijakan Jangka Panjang
• Kajian Kebijakan Makro untuk penetapan JBI dan dimensi
kendaraan yang optimal sesuai dengan model holistic lifecycle (siklus hidup yang menyeluruh)
• Studi yang diprakarsai IndII sedang berjalan
• Kajian Kebijakan untuk Road Pricing
– Biaya transportasi yang efisien akan menjadi acuan untuk
penetapan kebijakan mengenai peran angkutan Jalan
dibandingkan KA, Angkutan Laut dan Udara
– Disarankan untuk melakukan updating Studi yang dilakukan oleh
ND Lea Associates tahun 1995/96
• Kajian juga diperlukan untuk pembiayaan jalan (road finance)
– Keterkaitan Road Use Charges dengan Road Funding untuk
memperoleh dukungan politik
– Hasil Kajian Prof. Suyono Dikun & John Lee tahun 2001  perlu
dukungan politik untuk dapat diimplementasikan
9
REKOMENDASI
(4) Kebijakan Jangka Panjang
Analisis prioritas investasi sektor jalan
– Peningkatan pemeliharaan jalan eksisting
– Peningkatan perkerasan jalan eksisting untuk
mengakomodasi beban yang lebih besar
– Penambahan lajur/pelebaran jalan untuk
meminimalkan kemacetan
– Pengembangan jaringan jalan dengan kualitas yang
lebih tinggi untuk melayani kawasan baru , atau
menangani kemacetan dengan membangun jalan
alternatif
Optimalisasi setiap kebijakan di atas tergantung
pada jangka waktu implementasi, untuk setiap
koridor jaringan jalan
10
Kompetisi dan Sinergi Antar Moda
• Untuk mengurangi kemacetan jalan, potensi
pengembangan angkutan barang dengan KA di
koridor Trans-Jawa perlu dikaji
• Modernisasi pelayanan angkutan KA penumpang
menciptakan lingkup ekonomi (economies of scope)
untuk:
(1) pengembangan potensi kompetisi pelayanan
angkutan barang KA, dan
(2) pengembangan potensi sinergis, termasuk
pelayanan kontainer antar-moda pada koridor
utama dengan kualitas tinggi
11
Road Pricing & Isu Pembiayaan
oleh
Prof. Suyono Dikun
12
Kesimpulan
Segera menyiapkan rencana untuk menaikkan batas
legal beban kendaraan (JBI) -model yang
dikembangkan pada SRRP (Sumatera Region Roads
Project) dapat diimplementasikan:
• Publikasi informasi ke semua pengguna jalan
• Dukungan dari pengguna jalan untuk menghindari beban
berlebih yang tidak aman
• Secara paralel, menciptakan struktur kelembagaan yang
baru untuk menindak kendaraan yang tidak aman keluar
dari jalan dan menerapkan jabatan fungsional untuk
personil/staf utama
• Pemberian gaji jabatan fungsional dengan insentif yang
signifikan untuk kinerja pelayanan umum yang baik
• Pemantauan independen dengan alat WIM untuk
verifikasi akurasi data yang dilaporkan
13
Kajian Kebijakan Lebih Lanjut
• Optimalisasi berat & dimensi kendaraan sejalan
dengan optimalisasi kekuatan perkerasan jalan
• Evaluasi prioritas investasi pada sektor jalan:
pengurangan kemacetan vs perkuatan
perkerasan
• Optimalisasi road pricing, termasuk biaya
kemacetan (congestion pricing)
• Pembentukan Road Fund termasuk sumber
pembiayaannya
• Potensi pengembangan kompetisi and sinergi
antar-moda
14
REKOMENDASI
(5) Kebijakan Jangka Panjang
Secara simultan, analisis prioritas investasi dan
potensi moda lain khususnya pada koridor utama:
oKereta Api
oAngkutan Laut/Sungai
oAngkutan Udara
Analisis struktur pasar dan persaingan antarmoda
Penetapan kebijakan Pemerintah dalam
memaksimalkan kompetisi antar-moda untuk
mendapatkan peran optimal setiap moda
15
TERIMA KASIH
16
Download