01 - Ahmadiyah.Id

advertisement
Muslim yang percaya kepada Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan, Hazrat Mirza
Ghulam Ahmad as.

Beranda

Tentang

Islam


Ahmadiyah

Pustaka

Siaran Pers

Khotbah

Berita






Al-Quran
Arsip Khotbah
Home > Arsip Khotbah > Khotbah Jumat > View Khotbah
Rasa Syukur Atas Diadakannya Jalsa Salana
09/05/2017 by Hadhrat Mirza Masroor Ahmad

Download PDFDownload PDF
‫ِِ ِِم ِْسب‬
‫ر ب‬
‫ِ نَ ِمح ِبْس ِ نَ مْ َّح ِب‬
َ ْ‫ِْ َّحل‬
‫ع ِن ْلصَّنَّو َُّهْ َّحمَ َحب‬
َّ ‫ْلِ َّى‬
‫مح ب‬
ِ ‫هلْ ِبل ِْ َّح‬
َّ َُ‫هنَّلصَّ ْى ِم ِبح ِ ْْ َِّنَ ِبْس َِّهَلْ ِ ِبس َّى‬
KHUTBAH‫ب‬JUM’AH
HAZRAT‫ب‬AMIRUL‫ب‬MU’MININ‫ب‬KHALIFATUL‫ب‬MASIH‫ب‬Vatba,
MIRZA MASROOR AHMAD
Tanggal 7 September 2007 di Jerman.
ْ َّ ِ ‫ن‬
ْ َّ ِ‫ن َّى‬
َ‫د َّه بم‬
‫َِ ِِ بََّ ِِ سَّب بََّ َِّ ْب‬
‫د َّه بمَ َّ بسَ د َِّنَْرَّب بََّّ َّىمْ مَّ َبح ب‬
‫ه ْىمَحَب َا َّه َحمُِ ِ َّ َب‬
َّ َ‫َّى َِّهَلْ َ بس‬
َ ِ ‫ِ نَ ِيح ِبْس‬
َ َّ ‫اِ َُّذ‬
‫هلْ بأَ َِّ ْص بمَ َِّاَا‬
‫ان ِارَّب ِِا ب‬
‫ن ْح َّْ ِب‬
‫ِِ ِِم ِْسب‬
‫حر ب‬
‫ِ نَ ِمح ِبْس ِ نَ مْ ِب‬
َ‫حر ِ ْصَّا َّ ِححْرَّب َِّ ِب اِب ِ َّ ْ َّه ْح بم‬
‫ر ِ نَ ِمح ِبْس ِ نَ مْ ِب‬
‫ْر ََّلْ ِبو ا ِن ِب‬
‫ِ ِمَ ِب‬
ْ َُّ ‫ص ِِ ْن ِمَُّا‬
‫ْر َّىََِِايَّب َُّ ْصىَ بمَ ََِِايَّب‬
‫ميَّ ِصح َب‬
‫م ِ ِع َّنِ َّب‬
‫يَّ ِم ْح َّسبِ ْ َح ْب‬
َّ ‫ْلْ ِب‬
َ ُْ ‫ِ ْ َّح‬
‫ن ِ َ َِْْرَّب َِ َّنِ َّصب‬
‫هحْمَّب ِ َّ ْب‬
َّ ‫هنَّح ِْه ْبس‬
َّ ‫ِح ِبْن‬
َ ِ
‫هنَّح ِْه ْسب‬
َّ ََّّ‫ْا ِحْرَّب َّى ب‬
Alhamdulillah, dengan karunia Allah swt pada hari Minggu yang lalu Jalsah Salanah
Jerman telah berakhir dengan baik dan penuh berkat. Dalam khutbah ini saya ingin
berbicara sekitar pelaksanaan jalsah salanah tersebut. Setiap tahun telah dibentuk
beberapa buah tim untuk menyelenggarakan jalsah salanah ini kemudian kepada
mereka diberikan berbagai macam tugas. Semangat dan keinginan untuk berkhidmat
selalu timbul dikalangan para petugas sehingga mereka melaksanakan tugaskewajiban mereka dengan penuh tanggung jawab. Banyak para anggota Jema’at yang
bertugas didalam Jalsah Salanah telah menulis surat kepada saya dari berbagai negara
yang akan atau sedang menyelenggarakan Jalsah Salanah. Mereka memohon do’a
agar pelaksanaan Jalsah Salanah mereka berjalan lancar dan mendapat sukses yang
sebesar-besarnya. Demikianlah juga yang dilakukan oleh para petugas dan panitia
Jalsah Salanah di Jerman ini mereka memohon do’a seperti itu kepada saya. Itulah
sifat baik yang telah melembaga didalam hati orang-orang Jema’at berkat adanya
tarbiyyat dan berkat adanya hubungan erat dengan Allah swt. Dan itulah berkat
tarbiyyat dari Hazrat Masih Mau’ud a.s yang telah menimbulkan hubungan kecintaan
orang-orang Ahmadi terhadap Allah swt. Dan beliau a.s. telah membuat orang-orang
Ahmadi mengenal Rabul Alamin, Rab Yang Rahman dan Rahim. Dan beliau sebagai
Asyiq Shadiq Rasulullah saw telah memberi petunjuk kepada kita bagaimana caranya
untuk mengenal lebih mendalam lagi sifat-sifat-Nya. Dan Allah swt-pun telah
memberi taufiq kepada kita untuk menggunakan sarana-sarana dan kemampuan yang
telah Dia anugerahkan kepada kita. Sehingga dengan demikian semua pelaksanaan
Jalsah dapat dilakukan dengan cermat dan sangat rapih oleh para petugas dan
karyawan Jalsah Salanah.
Sebagaimana telah saya katakan selama persiapan Jalsah sedang dilakukan,
hendaknya semua petugas memanjatkan do’a sebanyak-banyaknya dan tulislah juga
surat kepada saya untuk memohon do’a, karena semua orang Jema’at tahu bahwa
tanpa adanya pertolongan dari Allah swt semua pekerjaan kita tidak akan dapat
terlaksanakan dengan baik. Dan jika kita tidak melakukan demikian maka hubungan
kita dengan Allah swt hanya pernyataan dimulut belaka. Maka pekerjaan kita akan
mendapat berkat dari Allah swt jika kita selalu bersujud memohon do’a dihadapanNya. Sebab ditangan-Nya lah terletak segala macam kekuasaan. Dan semua pekerjaan
yang kita usahakan Dia Ridhoi dan Dia Berkati-Nya. Maka dimana saja Jalsah
Salanah diadakan, dan telah diselenggarakan atau telah diselesaikan dengan sukses
sehingga sangat menggembirakan, disana kita harus lebih banyak merebahkan diri
bersujud dihadapan Allah swt untuk menyatakan rasa yukur kepada-Nya atas
perlakuan kasih sayang-Nya itu. Dan harus diingat selalu kepada firman ini
‫د َّْنْ ر َ ْسب َّ ِن ْرب‬
َّ ‫َّنَّ ِْ َْمَّ َُ َْ ْبس‬
artinya : wahai manusia! jika kamu bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku maka akan Aku
berikan kepada kamu lebih banyak lagi.
Maka nikmat-nikmat ini akan lebih banyak lagi diterima dari sebelumnya dari Allah
swt jika kita semua menjadi hamba-hamba-Nya yang selalu mensyukuri nikmatnikmat-Nya.
Tahun depan kita akan melaksanakan Jalsah Jubilium Khilafat, insya Allah swt, kita
harapkan jumlah yang hadir juga akan sangat jauh lebih banyak dari Jalsah tahun ini,
insya Allah, dan persiapan juga akan jauh lebih besar lagi dari persiapan yang telah
dilakukan pada tahun ini. Oleh karena itu kita harus ingat lebih banyak dari
sebelumnya kepada amanat Allah swt ini, bahwa akan lebih baiknya persiapan kalian
tergantung kepada pertolongan Tuhan. Oleh karena itu kalian harus selalu bersyukur
kepada nikmat-nikmat yang telah Kuberikan sebelumnya kepada kalian, dan kepada
kebaikan-kebaikan dan kepada penjelmaan sifat Rahman-Ku,dan jadilah kalian
orang-orang yang bersyukur lebih banyak lagi dari sebelumnya dan menjadi hambahamba-Ku yang banyak bersujud kepada-Ku.
Sesungguhnya semua persiapan-persiapan yang dilakukan betapapun baiknya jangan
terlalu bergantung kepada kepandaian, kepintaran, akal dan kerja keras pribadi setiap
orang, bahkan semua pekerjaan yang dilakukan itu semata-mata Allah swt-lah akan
memberikan barkat-Nya apabila kita menjadi hamba yang sejati, apabila kita menjadi
hamba-hamba Allah swt yang bersyukur sambil merebahkan diri sujud dihadapanNya. Maka Allah swt berjanji kepada kita, berapa banyaknya berkat yang kita
kehendaki dari pada pekerjaan kita ini, berapa banyaknya yang dikehendaki sekalipun
nampaknya banyak kesulitan dalam pekerjaan kita itu namun Allah swt setiap sa’at
siap untuk menolong kita. Bahkan akan lebih banyak dari sebelumnya nikmat-nikmat
dan karunia Allah swt akan turun laksana hujan menyirami kita semua. Jadi rasa
syukur kepada Allah swt ini dan melakukan zikir kepada Allah sesungguhnya
memberi kesegaran terhadap hati dan akal-pikiran manusia. Dengan banyak berzikir
kepada Allah swt membuat kalbu dan akal-pikiran menjadi segar sehingga ia akan
membangkitkan banyak rasa syukur kepada Allah swt sehingga manusia menjadi
hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur. Karenanya hujan karunia dan rahmat Allah
swt akan selalu turun kepada Jemaat ini. Insya Allah!
Dalam hal ini terdapat contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw, beliau saw selalu
memanjatkan do’a kepada Allah swt seperti ini :
Wahai Tuhan-ku ! Jadikanlah aku hamba yang selalu banyak berzikir dan banyak
bersyukur kepada Engkau.
Dan untuk menjadi orang bersyukur kita harus selalu ingat kepada sabda Rasulullah
saw, pertama harus bersyukur kepada Allah swt kemudian kepada hamba-hambaNya yang telah membantu kita dalam bentuk apapun dan dalam masalah apapun.
Sebab jika setelah kamu mendapat berkat dari makhluk-Nya kamu tidak bersyukur
kepadanya maka pada diri kamu tidak akan timbul kebiasaan untuk bersyukur kepada
Allah swt.
Maka sesuai dengan administrasi Jema’at semua penyusun persiapan Jalsah dan para
petugas serta mereka semua yang terlibat didalam urusan itu dalam bentuk
pengkhidmatan apapun telah mereka lakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab,
sehingga berkat kerja keras mereka semua terdapat berbagai macam kemudahan
sehingga para peserta jalsah dapat mengikuti dan mendengarkan semua program
Jalsah dengan baik. Para peserta jalsah ini bukan saja dengan tenang dapat
mendengarkan semua program Jalsah, melainkan tempat tinggal, makanan dan
persiapan-persiapan lainnyapun tidak mendapat kesusahan selama jalsah berlangsung.
Jelaslah bahwa dalam suasana kesibukan Jalsah yang begitu besar tentu setiap
kemudahan dan fasilitas tidak akan dirasakan seperti keadaan dirumah sendiri. Dan
dalam menempuh perjalanan juga tentu harus bersabar menghadapi beberapa macam
kesusahan. Akan tetapi para petugas dan panitia telah berusaha menyediakan
persiapan selengkap mungkin dan dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
keperluan. Dan pekerjaan para petugas ini dilaksanakan dengan penuh keikhlasan
hingga Jalsah selesai. Didalam menjalankan tugas-tugas itu selain daripada laki-laki,
para petugas perempuan, para pemuda dan pemudi juga ikut ambil bahagian dengan
semangat dan penuh dedikasi.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa semangat berkhidmat itu telah dibangkitkan
oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. Dan semangat seperti itu dapat disaksikan oleh orangorang yang bukan Jema’at juga. Seorang anggota Parlemen dari negara Malta dan dua
orang cendekiawan Islam datang dari Indonesia telah mengakui kehebatan
penyelenggaraan Jalsah ini dan mereka mengatakan bahwa Jema’at ini menerapkan
disiplin dengan cara yang sangat mengagumkan. Begitu juga ada orang non Islam dari
Kristen datang dari Bulgaria sangat heran menyaksikan disiplin para petugas Jalsah
sambil mengatakan katanya orang-orang ini sangat mengherankan bekerja dengan
tekun tanpa mendapat sedikitpun bantuan dari pihak pemerintah. Dan mereka merasa
heran juga menyaksikan para petugas dan juga para tamu yang menghadiri Jalsah ini
mempunyai rasa disiplin yang ketat.
Kita orang-orang Ahmadi sesuai dengan keadaan tabiat masing-masing, pekerjaan
yang kita anggap mempunyai standar rendah, namun mereka itu menganggap
pekerjaan kita ini mempunyai standar yang sangat tinggi. Jika dibeberapa tempat
tertentu terdapat hal-hal yang kurang teratur yang tidak dapat kita atasi, mereka
anggap sebagai hal yang normal dan biasa terjadi. Jadi Allah swt telah menegakkan
kehormatan Jemaat dipandangan orang-orang yang bukan Jema’at atau bukan Islam.
Sebagai tanda syukur kepada Allah swt atas prestasi yang sudah diperoleh itu, Jema’at
harus terus meningkatkan prestasinya yang semakin tinggi lagi. Dan sedapat mungkin
harus diusahakan terus untuk meningkatkan prestasi yang jauh lebih tinggi lagi.
Disamping melakukan usaha-usaha keras kita harus bersujud memohon do’a lebih
banyak lagi dari pada yang sudah-sudah sambil merebahkan diri dihadapan Allah swt.
Dan selama kita terus melakukan pengkhidmatan, melakukan kewajiban sambil
memikirkan bahwa jenis kesukaran apapun yang kita hadapi, sesuai dengan jani-janji
Allah swt, akan dapat kita atasi dengan baik. Didalam tugas-tugas kewajiban kita ini
dengan karunia Allah swt kemudahan-kemudahan akan selalu diperoleh dengan
sendirinya.
Para pendatang dari Pakistan dan dari negara-negara lainnya juga, merasa heran
menyaksikan para petugas dan panitia Jalsah Salanah Jerman yang bekerja begitu giat
tanpa merasakan keletihan dan kesusahan, tanpa ada suatu hambatan, secara umum
mereka terus bekerja seperti mesin. Walaupun tabiat mereka seperti itu, menurut
anggapan saya, sesungguhnya sudah ada sebelumnya dan sejak lama dimanapun
Jema’at menyelenggarakan Jalsah sekalipun Jalsah yang keadaannya cukup besar.
Didalam Jalsah UK dan dinegara manapun juga, disebabkan sudah lama Jema’at
menyelenggarakan Jalsah Salanah, pada umumnya para petugas dan panitia Jalsah
Salanah bagi Jema’at yang besar-besar sudah cukup banyak mendapat pengalaman.
Akan tetapi sejak permulaan diadakannya Jalsah keadaan dan tabi’at mereka di
Jerman sudah seperti itu, sebabnya adalah tidak sedikit para anggota Jema’at
berpengalaman datang dari Pakistan dan tinggal disini. Mereka sudah terbiasa
mendapat tugas disana untuk berkhidmat didalam Jalsah Salanah. Disana mereka
telah diberi latihan dibawah prakarsa Majlis Khuddamul Ahmadiyah.
Seperti telah saya katakan sebelumnya, bahwa insya Allah apabila kita
mengadakan Jalsah lagi di Rabwah Pakistan, disebabkan sudah lama disana tidak
dilaksanakan Jalsah dan dengan tidak adanya latihan-latihan untuk itu, jangan-jangan
disana akan mendapat kesusahan. Hal itulah yang selalu timbul didalam pikiran saya.
Dan apabila diadakan Jalsah disana, insya Allah swt, begitu besar dan banyaknya
jumlah pengunjung akan hadir, sehingga akan mencapai jumlah sepuluh kali ganda
jumlah peserta Jalsa UK dan Jerman disatukan. Akan tetapi disamping menjadi
pikiran ada juga segi-segi yang menenteramkan hati bahwa Allah swt sendirilah yang
akan mempersiapkan segala-galanya untuk terlaksananya Jalsah disana yang kita
angan-angankan itu. Apabila sudah tiba sa’atnya dengan karunia Allah swt orangorang Ahmadi akan melakukan semua pekerjaannya, baik pekerjaan rutin ataupun
pekerjaan lainnya, dengan karunia Allah swt orang-orang Ahmadi mempunyai
kemampuan menjalankan tugas-tugas mereka dalam situasi yang darurat (emergensi)
sekalipun.
Saya sedang berbincang-bincang tentang bagaimana para petugas dan panitia
Jema’at Jerman melaksanakan tanggung jawab mereka, dengan karunia Allah swt
semua tugas-tugas pelaksanaan Jalsah yang begitu sangat besar telah dilaksanakan
dengan teratur dan sangat rapih. Seorang pemuda datang dari Jema’at UK dan saya
bertanya kepadanya : Perbedaan apa yang engkau lihat antara Jalsah UK dengan
Jalsah Jerman? Ia spontan menjawab : Jalsah disini lebih teratur dan terorganize
(terorganisir) dengan rapih sekali.
Sebab utamanya mengapa Jalsah Jerman lebih teratur dan lebih rapih daripada
Jalsah UK ialah, sebagaimana telah saya katakan bahwa disini (Jerman) terdapat
banyak petugas dan panitia Jalsah yang telah berpengalaman datang dari Pakistan.
Bahkan mereka juga memberi latihan-latihan kepada yang lain. Mungkin saja orangorang UK akan merasa khawatir mendengarnya (dan mereka tidak perlu khawatir)
akan hal itu. Sebab setelah mendapat latihan-latihan yang cukup lama merekapun
telah mendapat standar yang lebih baik. Disini (di Jerman) dengan karunia Allah swt
persiapan-persiapan nampak sangat bagus disebabkan adanya tempat Jalsah bagi
Jema’at di May Market dan Menheim Market dimana telah tersedia banyak sekali
perlengkapan-perlengkapannya yang diperlukan. Infrastrukur (bangunan-bangunan
fisik) semua tersedia sehingga tidak perlu banyak bekerja lagi untuk persiapan Jalsah.
Oleh sebab itu keperluan-keperluan lainnya dapat dipersiapkan dengan cara yang
sangat baik sekali. Dengan mendapatkan tempat yang begitu luas disertai fasilitasnya
yang sangat lengkap dan baik adalah semata-mata karunia Allah swt yang khas bagi
Jema’at Jerman. Oleh sebab itu kita harus menjadi hamba-hamba yang sangat
bersyukur kepada-Nya. Walaupun ada beberapa macam peraturan yang ketat dari
pemerintah yang harus kita patuhi, akan tetapi peraturan-peraturan itu semata-mata
untuk faedah kita, untuk meningkatkan mutu pekerjaan kita, untuk meningkatkan
standarnya, misalnya departemen kesehatan menegaskan peraturan tentang
kebersihan Langgar Khana yang sangat baik bagi kita. Kebersihan dan kerapihan
adalah bahagian dari pada iman. Oleh sebab itu para tamu yang datang dari luar
banyak yang memberi komentar bahwa pada Jalsah Salanah tahun ini mutu kebersihan
dewan (ruang) makan sangat baik sekali. Untuk meningkatkan mutu kebersihan
perabot dapur seorang engineer (insinyur) kita telah membuat sebuah mesin automatic
untuk mencuci deg-deg (periuk-periuk besar untuk menanak nasi dan memasak gulai)
sehingga dalam tempo satu menit saja sebuah deg dapat dicuci sampai bersih dan
mengkilap seperti baru seakan-akan belum pernah dipakai. Hal itu juga salah satu
perkara baru untuk meningkatkan mutu prestasi pelaksanaan program-program Jalsah
Salanah.
Saya katakan kepada engineer (insinyur) itu, buatlah lagi mesin seperti itu dan
tingkatkanlah mutu dan tehniknya lalu buatlah hak patentnya. Sebelumnya akan kita
berikan kepada negara-negara yang jumlah peserta Jalsahnya cukup banyak untuk
membersihkan periuk-periuk besar mereka. Sangat sederhana sekali mesin itu namun
cukup bermanfaat sekali. Untuk ini juga kita harus bersyukur kepada Tuhan dan hati
kita semakin bertambah untuk menyatakan rasa syukur kita kepada-Nya bahwa Dia
telah memberikan kepandaian kepada orang-orang Ahmadi yang selalu memikirkan
bagaimana cara membuat peralatan dengan biaya yang semurah mungkin yang dapat
dipergunakan didalam berbagai macam keperluan Jema’at.
Jadi, persiapan-persiapan yang nampak demikian baik kepada orang-orang lain,
setiap tahun terus meningkat mutunya. Taufiq yang telah Allah swt berikan kepada
orang-orang Jema’at itu, ilmu mereka atau katakanlah penemuan mereka, telah
dimanfa’atkan untuk memenuhi keperluan Jema’at. Penemuan baru tentang peralatanperalatan itu janganlah menjadi bahan untuk menimbulkan rasa takabbur dan
sombong didalam pikiran orang yang membuatnya. Bahkan sebaliknya dengan
karunia yang telah dia peroleh itu harus menjadi lebih banyak bersujud sambil
merendahkan diri dihadapan Allah swt. Dan meningkatkan lebih banyak rasa syukur
lagi kepada-Nya bahwa Dia telah memberi taufiq kepadanya untuk berkhidmat
kepada Jema’at-Nya.
Merendahkan diri dan menyatakan rasa syukur itu,
sebagaimana telah saya katakan, akan betul-betul menjadi pernyataan yang
sesungguhnya dihadapan Tuhan apabila disertai dengan banyak melakukan ibadahibadah kepada-Nya. Dan dia akan menganggap setiap kesempatan berkhidmat kepada
Jema’at yang ia lakukan sebagai karunia dan nikmat dari pada Tuhan.
Ingatlah selalu bahwa karunia Allah swt yang diterima oleh setiap orang
Ahmadi adalah semata-mata berkat masuk Ahmadiyah dan disebabkan dia telah
menjadi orang Jema’at, dan juga sebagai pembalasan dari Allah swt karena dia telah
berkhidmat kepada Jema’at-Nya. Maka ingatlah selalu kepada berkat-berkat dari
Allah swt itu. Dan harus dibangkitkan rasa patuh-ta’at didalam hati kepada-Nya lebih
besar lagi dari sebelumnya. Sebelum ini saya telah berulang-kali mengatakan bahwa
setiap orang Ahmadi dengan mengamalkan hukum-hukum Allah swt harus berusaha
sekuat tenaga untuk menjalin hubungan seerat-eratnya dengan Allah swt. Dia harus
menunjukkan contoh keta’atan yang tinggi kepada Nizam Jema’at. Ingatlah selalu
bahwa ita’at kepada Khilafat sangat berkaitan erat dengan ita’at kepada Nizam
Jema’at. Jika seseorang menginginkan perbaikan kepada sebarang komponen Nizam
Jema’at, jika ia telah melihat ada perlakuannya yang tidak betul, maka dia dapat
langsung memberitahu kepada Khalifa-e-waqt. Akan tetapi siapapun yang
mengingkari ita’at kepada Nizam Jema’at ia tidak dapat dibiarkan.
Jadi keberhasilan Jalsah yang telah diperoleh dengan luar biasa itu, untuk
mensyukurinya secara tepat adalah kita harus mengadakan perubahan pada diri kita
masing-masing secara nyata dan istimewa dan harus menjadi contoh yang sangat baik
dalam patuh-ta’at terhadap Nizam Jema’at. Ingatlah selalu perkara ini bahwa
bagaimana mutu keta’atan kita terhadap hukum-hukum Allah swt yang diinginkan
oleh Rasulullah saw? Dan ajaran yang beliau berikan kepada kita, apakah hak-haknya
sedang kalian laksanakan ataukah sedang kalian abaikan? Namun kewajiban kalian
adalah, dengarlah dan ita’atlah ! Adapun hubungan kewajiban kalian dengan
kewajiban orang-orang adalah, kewajiban mereka menjadi beban diatas diri mereka
dan kewajiban kalian menjadi beban diatas diri kalian. Maka Allah swt sendiri akan
mempertanyakan para pengurus Jema’at yang tidak melaksanakan kewajibankewajiban mereka.
Betapa besarnya karunia dan kebaikan Allah swt kepada Jema’at Ahmadiyah bahwa
Dia telah menganugerahkan silsilah Khilafat dan Dia sendiri menyebutnya Khilafat
sebagai sebuah nikmat dari sekian banyak nikmat-nikmat-Nya yang sangat besar. Dan
nikmat inipun telah dianugerahkan karena Dia memberi dukungan kepada yang
berhak, karena Khalifa-e-waqt tidak mempunyai sebarang party atau grup. Tidak
terdapat indikasi pada perlakuan Khalifah yang membuktikan adanya memihak
kepada seseorang. Jika terdapat sedikitpun keluhan atau complain, terbuka peluang
kepada sesiapapun untuk melaporkannya kepada Khalifa-e-waqt.
Jadi baik orang-orang Ahmadi baru ataupun orang-orang Ahmadi yang lama
jika bersama-sama menegakkan contoh-contoh baik seperti itu maka mereka dapat
membantu lajunya perkembangan dan kemajuan Jema’at. Pada waktu Jalsah sedang
berlangsung saya telah mengadakan meeting (pertemuan) dengan orang-orang
Ahmadi yang tinggal di Jerman, khususnya para mubayi’in baru yang baru beberapa
bulan saja masuk Jema’at dan ada juga beberapa anggota Jema’at lama. Disana ada
seorang Jerman baru masuk Islam telah mengajukan sebuah pertanyaan, jika
seseorang sudah pernah menjadi anggota pengurus dan sekarang karena ia tidak lagi
menjadi anggota pengurus dia tidak menunjukkan adanya kerjasama dengan Amila
baru dan dia tidak mau menta’atinya, tindakan apa yang harus dilakukan
terhadapnya ? Bagaimana harus menasihati dan memperbaikinya? Disini tindakan
perbaikan disebut kemudian. Pertanyaan ini telah menggerakkan hati saya, bahwa ada
orang-orang Ahmadi datang dari Pakistan telah menunjukkan contoh buruk seperti
itu, selama ia menjadi anggota pengurus dia kerapkali berpidato tentang ita’at
terhadap Nizam Jema’at dan dia menghimbau anggota supaya ita’at kepada Nizam
Jema’at. Namun ketika ia sudah habis masanya sebagai anggota pengurus ia menjadi
betul-betul down tidak ada perhatian lagi kepada Jema’at. Para anggota Jema’at dari
Pakistan harus selalu ingat, karena dari mereka diharapkan menjadi penegak contohcontoh yang baik. Jika kalian memperlihatkan contoh buruk seperti itu berarti kalian
telah mensia-siakan tarbiyat Jema’at dimasa lampau. Dan kalian telah mensia-siakan
maksud dan tujuan dari pada Jalsah Salanah juga.
Perkara kedua yang harus kalian ingat adalah, tidak lama lagi semua kaum atau semua
bangsa-bangsa lain akan masuk kedalam Jema’at Ahmadiyah atau Islam hakiki ini.
Dan setiap bangsa setelah masuk kedalam Nizam Jema’at ini akan menjalankan roda
Nizam dinegara masing-masing. Oleh sebab itu sambil mengingat hal itu semua
berusahalah untuk membuat hati sendiri bersih dan suci dari pikiran yang tidak wajar,
jangan sampai mengatakan ; mengapa orang-orang Jerman baru saja masuk Jema’at
mereka berkuasa diatas kami dan bagaimana mereka menjadi pengurus diatas kami ?
Dan jangan berpikir seperti ini pula, kami sendiri anggota lama tidak menjadi
pengurus mengapa orang baru saja masuk Jema’at menjadi pengurus ? Kalian harus
banyak-banyak membaca istighfar dan harus lebih maju dalam istighfar, disebabkan
kelemahan kalian Allah swt telah mengambil kepengurusan dari tangan kalian dan
memberikannya kepada mereka yang baru saja masuk kedalam Jema’at ini yang
keikhlasan dan keta’atan mereka terhadap Nizam Jema’at dan keita’atan mereka
terhadap Khilafat terus berkembang dengan pesatnya.
Maka orang-orang yang mempunyai pikiran buruk seperti itu haruslah berusaha
untuk memperbaiki diri sendiri. Kepada orang yang bertanya itu saya katakan
kepadanya, nasihatilah orang-orang semacam itu sampai mereka mengerti betul dan
berdo’alah untuk mereka. Jika mereka tidak mau menerima nasihat itu maka
laporkanlah kepada Amir Jema’at. Jika nasihat Amirpun mereka tidak mau
menerimanya maka laporkanlah kepada Khalifa-e-waqt supaya diberikan peringatan
terhadap mereka.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. sangat memerlukan orang-orang yang baik dan
orang-orang yang mempunyai keikhlasan tinggi bukan orang-orang yang suka
mementingkan diri sendiri dan bukan pula orang-orang yang patuh-ta’at jika
mendapat sesuatu faedah dari Jema’at namun apabila tidak mendapat sedikitpun
manfaat lagi, keita’atannya hilang lenyap.
Dengan karunia Allah swt anggota baru Jema’at Jerman itu dengan semangat
berusaha untuk memahami Nizam Jema’at sepenuhnya dan dengan cepat ia mampu
memahaminya. Seorang anak muda Jerman mengajukan pertanyaan bahwa, seorang
diberi tugas memegang suatu pengurus dalam Jema’at, lalu ia mendapat tugas lagi
didalam badan Khudam, Anshar atau Lajnah Immaillah. Misalnya saya diberi tugas
memegang jabatan pengurus tingkat Nasional sedangkan dari Khuddamul
Ahmadiyahpun saya diberi tugas. Namun karena saya masih muda saya ingin aktip
didalam Khuddamul Ahmadiyah saja. Dalam situasi demikian mana yang harus saya
lakukan? Diwaktu itu telah saya berikan jawaban yang ringkasnya adalah, harus selalu
diingat bahwa Nizam Jema’at adalah Nizam Markazi (pusat). Sedangkan Khudam,
Anshar dan Lajnah Immaillah adalah merupakan badan-badan dibawah pengawasan
Jema’at. Badan-badan pusat mereka itu berada dibawah pengawasan langsung
Khalifa-e-waqt, mereka meminta petunjuk-petunjuk dan mereka menyusun programprogram kerja mereka dari Khalifa-e-waqt. Akan tetapi Nizam Jema’at berperan
sebagai Nizam Induk. Dan ianya salah satu Nizam yang paling atas dari antara NizamNizam yang dibentuk oleh Khalifa-e-waqt. Setiap anggota badan adalah anggota
Jema’at juga. Dan peranannya sebagai anggota Jema’at ianya harus ta’at kepada
Nizam Jema’at. Jika seseorang pemuda atau khuddam diberi tugas Jema’at secara
perorangan sebagai anggota Jema’at, diwaktu yang sama ia juga diberi tugas dari
Khuddamul Ahmadiyah untuk melakukan suatu tugas, maka khuddam yang diberi
tugas oleh Jema’at itu peranannya bukan sebagai khuddam melainkan peranannya
sebagai anggota Jema’at. Ia hendaknya memberitahu pengurus Khuddamul
Ahmadiyah bahwa ia mendapat tugas dari Jemaat yang harus segera dilaksanakan,
oleh karena itu saya lebih dulu pergi untuk melaksanakan tugas Jema’at itu.
Laksanakanlah tugas itu lebih dulu dan tugas dari Khuddamul Ahmadiyah dapat
dilaksanakan kemudian.
Demikianlah peranan seorang khadim dalam situasi yang mendesak
(emerjensi). Akan tetapi dalam program yang rutin biasanya Jema’at mempunyai
jadwal (kalender) kegiatan tahunan demikian juga badan-badan Jema’at mempunyai
jadwal kegiatan masing-masing sepanjang tahun. Dan jadwal Jema’at, oleh karena
disusunnya paling awal sebelum badan-badan menyusunnya, oleh karena itu diwaktu
badan-badan menyusun jadwal mereka harus menyesuaikan waktunya dengan jadwal
Jema’at. Misalnya jadwal Ijtima, Turnament olah-raga (sport) Jalsah dan sebagainya.
Jika disebabkan darurat (emerjensi) terpaksa diselenggarakan sebuah program
Jema’at disatu tempat, maka program Jema’at akan diberi prioritas diatas program
badan-badan.
Perlu dijelaskan bahwa program badan-badan secara langsung tidak berhak
mencampuri urusan program Jema’at. Sadr Maqami (presiden Jema’at local) atau
Amir Jema’at tidak dapat ikut campur dalam urusan program Khuddamul Ahmadiyah
atau urusan program Lajnah Immaillah dan urusan program Ansarullah, sekalipun
posisi Nizam mereka itu lebih tinggi dari pada badan-badan.
Jika para Amir melihat badan-badan Jema’at melakukan pelanggaran terhadap
ajaran Jema’at atau pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku dalam Jema’at,
maka para Amir harus segera menegur atau memanggil pimpinan badan-badan itu
untuk diberi penjelasan atau diberi nasihat kepada mereka. Jika terjadi pada level
cabang maka hal itu harus dilaporkan kepada Amir dan harus diberi penjelasan atau
nasihat kepada Qaid kemudian harus dilaporkan kepada Khalifa-e-waqt secepatnya.
Sebab kesucian tradisi Jema’at bagaimanapun harus ditegakkan. Akan tetapi harus
diingat perbedaannya bahwa ikut campur secara langsung dalam urusan programprogram mereka tidak dapat dibenarkan. Ditempat lain juga masalah seperti ini bisa
saja terjadi, oleh karena itu saya sedang menjelaskannya secara ringkas.
Tentang pertemuan Lajna Immaillah juga saya ingin menjelaskannya disini.
Dalam hal ini harus diketahui bahwa member Lajna Immaillah tidak perlu diundang
untuk menghadiri pertemuan bulanan yang diadakan oleh Jema’at dan tidak pula
kehadiran mereka diperlukan sebab merekapun mempunyai pertemuan bulanan
tersendiri. Kecuali Jema’at mengadakan jalsah atau pertemuan yang lebih besar
seperti jalsah Siratun Nabi, jalsah youmi Muslih Mau’ud, jalsah youmi Masih
Mau’ud, jalsah Youmi Khilafat dan lain sebagainya, atau program lain secara kolektif
atau diadakan secara urgent mereka boleh ikut hadir didalamnya. Selain itu Lajnah
sendiri boleh menyelenggarakan sendiri jalsah seperti itu.
Maksud dan tujuan Hazrat Muslih Mau’ud r.a. mendirikan badan-badan itu
supaya setiap level daripada anggota Jema’at dapat diikut sertakan didalam setiap
kegiatan Jema’at. Dan supaya kemajuan Jema’at dapat diperoleh dengan cepat. Setiap
badan harus mempunyai program kerja masing-masing, sehingga bisa saling
berlomba satu sama lain dalam kegiatan mereka. Mereka harus berjalan seirama
supaya kereta Jema’at ini terus berjalan maju diatas sebuah rel sampai keakhir tujuan
dengn cepatnya. Tidak boleh terjadi saling bertabrakan satu sama lain. Jadi hal itu
juga sebuah nikmat dari sekian banyak nikmat-nikmat Allah swt yang harus kita
hormati sepenuhnya supaya kereta Islam dan Jema’at Ahmadiya ini berjalan tepat
diatas relnya sehingga dengan lajunya menempuh arah tujuan sambil melewati
berbagai macam tingkatan dan tidak akan pernah mundur kembali. Dan kita akan
menyaksikan berkibarnya sang bendera Islam melambai-lambai diseluruh dunia.
Mengambil kesempatan dalam Jalsah Salanah disini saya ingin berkata tentang
para anggota Lajnah. Pada umumnya terdapat komplain dari pihak perempuan, bahwa
banyak sekali kedengaran suara bising dari dalam Marki (tenda) kaum perempuan.
Pada waktu saya sedang berpidato terdengar suara bising yang ditimbulkan oleh anakanak kecil. Saya katakan kepada petugas bahwa di Jalsah UK juga biasa terjadi
keadaan seperti itu. Namun disini hendaklah marki (tenda) untuk tempat anak-anak
dibuat terpisah dari tenda kaum Lajnah untuk mencegah kebisingan didalam tenda
utama dari suara kanak-kanak. Pada waktu itu perempuan-perempuan juga banyak
membuat bising dan ada juga yang bercakap-cakap. Oleh karena anak-anak
yang membuat kebisingan, maka anak-anakpun dijadikan alasan bahwa merekalah
yang membuat kebisingan. Namun demikian pada saat saya berpidato para anggota
Lajnah telah berusaha keras untuk mendengarkan sambil senyap dengan tekun dan
tidak ada yang bersuara. Sampai saya merasa heran menyaksikan keadaan seperti itu
dan saya juga sangat merasa senang karenanya. Namun saya menyesal juga karena
saya telah berprasangka buruk bahwa perempuan banyak bercakap-cakap ditengah-
tengah anak-anak sedang bising, akan tetapi saya punya pemahaman baik pula
sehingga penyesalan saya dapat dijauhkan. Rupanya hal itu bukanlah prasangka buruk
saya, bahkan sebuah kenyataan bahwa ketika orang lain berpidato perempuanperempuan tidak mau diam dan senyap, banyak perempuan-perempuan yang
bercakap-cakap dan bising serta gemuruh sehingga mereka tidak menghiraukan
petugas yang telah menegur mereka. Dan ada yang menjawab katanya ; suruhlah si
fulan dahulu diam bercakap-cakap barulah saya akan diam. Ada juga yang menjawab
katanya, sudah sekian lama kita baru saling berjumpa lagi karena suami kami tidak
memberi izin untuk berjumpa seperti ini, apakah kami tidak boleh bercakap-cakap
satu sama lain? Kasihan terhadap mereka yang datang dengan niat baik untuk
nendengarkan acara-acara Jalsah, disebabkan kebisingan itu tidak dapat memperoleh
manfa’at sebanyak-banyaknya. Banyak sekali dari antara mereka yang langsung
menangis karena mereka tidak dapat mendengarkan acara-acara itu. Kebisingan
demikian kerasnya sehingga suara microphonpun tidak terdengar lagi.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. pada suatu kali tidak mengadakan Jalsah karena
tujuan dan maksud diadakannya Jalsah itu tidak dapat dipenuhi. Sekarang juga saya
sedang memikirkan kearah itu, apakah ditutup saja Jalsah dalam jumlah yang besar
untuk kaum perempuan. Dan adakanlah Jalsah dalam jumlah kecil-kecilan saja. Dan
apabila mereka sudah mendapat tarbiyat dan sudah puas dengan adanya perubahan
dikalangan mereka, barulah diadakan lagi Jalsah Pusat bagi anggota perempuan
(Lajnah). Atau ambil jalan kedua, yaitu untuk memberi peringatan kepada mereka
saya berhenti tidak akan menyampaikan pidato lagi dihadapan Lajnah. Dan selama
belum diterima laporan yang pasti bahwa tahun ini Lajnah mendengarkan acara Jalsah
dengan penuh perhatian dan tidak bising lagi, pidato tidak akan dilakukan didepan
mereka. Saya tahu dan saya merasa banyak jumlahnya perempuan-perempuan yang
datang dengan niat murni untuk mendengarkan acara Jalsah. Bagi orang-orang seperti
itu pasti akan membuat susah. Akan tetapi untuk pengobatan sesuatu penyakit
manusia kadang-kadang harus menelan obat yang pahit juga.
Jadi sebagaimana dizaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga tidak diadakan Jalsah
pada tahun tertentu padahal dengan rasa ikhlas dan dalam jumlah banyak pula orangorang datang untuk menghadiri Jalsah. Sekarang disini juga harus dibuat tindakan
seperti itu supaya mudah-mudahan bisa membuat perbaikan dikalangan kaum
perempuan. Atau dapat juga diusahakan supaya para mubayi’at baru saja yang dengan
tekun dan semangat mendengarkan acara-acara Jalsah yang boleh hadir dan
perempuan-perempuan yang berumur 20 sampai 25 tahun saja yang kurang suka
bercakap-cakap boleh diizinkan untuk menghadiri Jalsah sedang yang lainnya harus
diberi sekatan. Tindakan seperti ini tdak hanya diberlakukan disini saja melainkan,
saya sedang memikirkan hal ini bahwa dinegara-negara lain juga yang Jema’atnya
cukup besar akan saya kirim perwakilan kesana untuk menerapkan peraturan ini.
Sudah diberi nasihat berulang kali kepada kaum perempuan agar mereka
memahami betul kedudukan mereka dan supaya mereka berusaha untuk menunaikan
kewajiban-kewajiban mereka, akan tetapi hanya sedikit dari mereka yang mau
mendengar nasihat-nasihat ini. Diwaktu saya sedang berpidato didalam tenda
suasananya sangat tenang tidak terdengar suara bising saya pikir mereka sedang
mengamalkan semua nasihat-nasihat saya. Akan tetapi begitu saya keluar dari tenda
itu mereka mulai bising terdengar suara riuh-rendah dan gemuruh sehingga selama
acara-acara lainnya berjalanpun keadaan mereka tetap sama seperti itu.
Ingatlah bagi para anggota Jema’at yang sudah lama keadaan demikian harus
menjadi bahan pemikiran, jangan dibiarkan keadaan seperti itu terus berjalan,
perhatikanlah keikhlasan para pendatang baru yang sedang terus meningkat. Dan ada
satu hal lagi harus dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan menghadiri Jalsah
ini yaitu orang-orang yang lama harus mempererat hubungan dengan mereka yang
baru datang masuk Jema’at.
Ingatlah bahwa setiap amal perbuatan yang tidak dikerjakan pada waktu dan
kesempatannya yang tepat, sekalipun dilaksanakan dengan tepat dan baik, tidak dapat
dikatakan sebagai amal soleh. Dan saya pikir Badan Lajnah Immaillah dari peringkat
bawah sampai peringkat pusat bertanggung jawab atas kurangnya tarbiyyat seperti itu.
Lebih baik melakukan tarbiyyat terhadap diri sendiri dahulu sebelum memikirkan
banyak masalah yang besar-besar.
Sebagaimana telah saya katakan bahwa keikhlasan para anggota Jema’at baru
sedang meningkat drastic dan hal itu sedang terjadi disetiap negara didunia. Dengan
melihat mereka hati kita merasa gembira bahwa keikhlasan para pendatang baru
semakin meningkat. Allah swt telah memberi bahkan sedang terus memberi anggotaanggota yang kebaikan dan keikhlasan mereka sedang meningkat diberbagai negara
didunia. Hati mereka sangat syahdu membaca puji-pujian sambil merendahkan diri
dihadapan Allah swt sehingga membersit rasa syukur dari dalam kalbu mereka.
Disamping itu telah menjadi pikiran bagi saya jangan-jangan semangat pengorbanan
para perintis Ahmadi yang sudah lama tinggal didalam Jema’at ini disia-siakan oleh
anak-anak keturunan mereka sendiri.
Saya lihat banyak masyarakat di Jerman sangat terpengaruh oleh ajaran Islam
terutama para pemuda dan pemudinya dan mereka sedang ramai masuk kedalam
Jema’at. Dan mereka sedapat mungkin berusaha mengamalkan setiap hukum agama
dan menta’atinya. Dan sifatnya bukan untuk sementara mereka menta’ati hukumhukum agama itu melainkan untuk selamanya bahkan mereka menjadikan keta’atan
itu sebagai kewajiban yang tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab mereka.
Sekarang disini (di Jerman) jumlah anggota Jema’at baru sudah mencapai
ratusan orang. Walaupun jumlah bilangan mereka ini kecil namun pada wajah-wajah
mereka nampak sekali syi’ar keta’atan terhadap hukum-hukum agama. Dengan
wajah-wajah cerah mereka sedang menderap tampil kedepan didalam Jema’at.
Memang waktu yang dijanjikan itu tidak lama lagi akan datang, insya Allah, apabila
jumlah bilangan mereka seperti itu akan meningkat menjadi ribuan bahkan ratusan
ribu banyaknya. Oleh karena itu saya berkata kepada orang-orang Ahmadi Jerman,
bahwa ajaran Islam yang harus diamalkan didalam kehidupan ini hendaknya mereka
sebarkan dikalangan warga bangsa sendiri sambil memohon hidayat dari Allah swt.
Nur Islam yang telah anda perolehi sinarilah kalbu-kalbu yang lain juga dengan nur
itu. Sampaikanlah amanat Islam yang indah ini kepada sesama anak bangsa. Basuhlah
kalbu mereka dengan kesan-kesan yang indah ini bahwa Islam bukanlah agama yang
menyebarkan kekerasan. Pada beberapa hari yang lalu dinegeri Jerman ini beberapa
pemuda telah ditangkap oleh Polisi diantara mereka ada orang Jerman sendiri dan juga
orang Turki yang terdaftar sebagai extremist. Dan dikatakan bahwa mereka ini telah
mendapat training di Pakistan. Dengan itu Allah swt telah menyelamatkan negeri ini
dari kerugian dan kebinasaan yang sangat besar. Sampaikanlah ajaran Islam yang
sebenarnya kepada orang-orang yang telah terperosok kejalan yang sesat itu. Dan
beritahulah kepada anak bangsa disini bahwa janganlah menganggap Islam yang
benar terhadap Islam yang sedang dizahirkan oleh mereka itu. Kalau mau tahu Islam
yang sebenarnya datanglah kepada kami dan dengarlah keterangan dari kami.
Jadi buatlah program yang kongkrit dan secara global untuk menyampaikan
ajaran Islam yang sebenarnya kepada anak bangsa negeri ini dan perbuatan inilah cara
yang paling baik untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah swt dan untuk menjadi
hamba-hamba-Nya yang sejati. Saya berseru kepada para Ahmadi asal Pakistan juga
supaya mereka berusaha keras untuk memperbaiki diri masing-masing dengan cepat
agar keadaan mereka jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Berusahalah untuk
mengadakan revolusi ruhani pada diri mereka masing-masing. Dan itulah pula cara
untuk menjadi orang yang bersyukur kepada Allah swt. Demikianlah cara untuk
menghidupkan nama baik orang-orang tua mereka yang telah menyerahkan berbagai
macam pengurbanan demi Jema’at ini. Dengan inilah cara yang sangat tepat untuk
memenuhi hak kewajiban sebagai orang yang telah menggabungkan diri kedalam
Jema’at ini. Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua !
Salah satu berkat dari berkat-berkat Jalsah yang telah kita peroleh adalah
dengan karunia Allah swt sebelas orang laki-laki dan perempuan yang bertabi’at
sangat baik telah mendapat taufiq masuk kedalam Jema’at selama Jalsah sedang
berlangsung. Mereka telah mengucapkan janji (bai’at) dan menggabungkan diri
kedalam Jema’at ini. Didalam ruangan kaum lelaki juga telah terjadi pembai’atan
secara langsung dan tentu banyak orang yang telah menyaksikannya. Disana ada
orang-orang yang telah bai’at sebelumnya masuk dalam tahun ini kedalam Jema’at
dan 5-6 orang lagi yang baru bai’at diwaktu Jalsah telah menjadi Ahmadi. Diwaktu
itu saya melihat wajah-wajah para mubayi’in baru itu yang nampak syahdu
menunjukkan perasaan haru dan sangat mengagumkan. Ditempat perempuan juga
saya secara langsung telah mengambil bai’at dari orang-orang perempuan Jerman.
Mungkin banyak orang yang tidak tahu tentang ini. Diwaktu itu bai’at dilakukan
dengan cara memegangi anggota badan isteri saya kemudian mereka saling
berpegangan satu sama lain, kira-kira ada 70 orang perempuan yang bai’at. Diantara
yang bai’at itu banyak yang benar-benar baru masuk kedalam Jema’at. Dan diantara
mereka ada yang baru beberapa hari saja masuk kedalam Jema’at. Pada umumnya
perempuan-perempuan itu menangis menunjukkan perasaan haru mereka khasnya
mereka yang baru masuk kedalam Jema’at nampak sangat mengherankan. Padahal
mereka baru beberapa hari atau beberapa bulan saja menjalani kehidupan sebagai
orang Ahmadi. Mereka menunjukkan keikhlasan dan perasaan haru sedemikian rupa
sehingga nampak Jelas bahwa setelah berada dibawah naungan Khataman Nabiyyin,
Nabi Allah yang terakhir nampak perobahan yang sangat mengagumkan. Bersamaan
dengan dimulainya kalimah-kalimah bai’at diucapkan, mereka mulai menangis
tersedu-sedu. Setelah bai’at ketika dipanjatkan do’a bersama keadaan rasa haru
mereka semakin bertambah sehingga tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Ketika
saya keluar dari tenda ada yang memberitahukan kepada saya bahwa mereka
melakukan sujud syukur dihadapan Allah swt. Mereka itu datang dari sebuah
lingkungan masyarakat anak-anak muda yang telah melupakan Allah swt. Akan tetapi
setelah mengikat hubungan dengan Al Masih Allah swt dan dan Asyiq Shadiq Nabi
Muhammad saw, mereka telah mencampakkan kehidupan dunia dan kehidupan
lingkungan masyarakat yang tidak menentu itu dan telah menjalin hubungan yang
hidup dengan Tuhan Yang Tunggal dengan tulus dan setia serta dengan kasih-mesra
terhadap-Nya.
Jadi, itulah berkat-berkat Jalsah Salanah dan berkat-berkat itu sangat membawa
faedah kepada kita apabila kita selalu menunjukkan rasa syukur kepada Allah swt.
Dan kita harus selalu memperkuat ikatan janji bai’at kita dan sambil meningkatkan
rasa syukur kepada Allah swt kita harus selalu berusaha untuk menjadi hamba-hamba
Allah dan Rasul-Nya yang kamil dan setia. Dan barulah setiap anggota Jema’at akan
menjadi anggota Jema’at Masih Mau’ud yang berguna jika hal itu semua diamalkan
dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, kita akan menjadi seperti ranting-ranting kayu
yang kering yang tidak berfaedah yang hanya akan menjadi bahan bakar dalam api.
Setiap anggota Jema’at janganlah menjadi seperti ranting-ranting yang kering itu
bahkan jadilah ranting-ranting yang rimbun dan hijau yang bisa mendatangkan buahbuahan yang manis dari padanya. Dan sambil membuat perubahan-perubahan dalam
diri masing-masing, kita harus berusaha menjadi hamba-hamba Allah yang sejati dan
sambil bersyukur kepada-Nya kita harus menjadi orang-orang yang berusaha
mendapatkan faedah dari tujuan Jalsah ini untuk tujuan mana Hazrat Masih Mau’ud
a.s. telah meletakkan fondasi Jalsah Salanah ini. Untuk itu semua semoga Allah swt
memberi taufiq kepada kita semuanya!!
***
(Visited 5 times, 1 visits today)
Posted in Khotbah Jumat
Tagged with jalsah salanah
← Newer Khotbah
Older Khotbah →

Beranda

Islam

Ahmadiyah

Khotbah

Berita








Love For All, Hatred For None
Cinta untuk Semua, Tiada Benci bagi Siapapun
Official Program: Al-Wasiyat | Risthanata Copyright © 2017 Jamaah Muslim Ahmadiyah
Indonesia (afiliasi resmi Alislam.Org). All rights reserved.
Web Design BangladeshBangladesh Online Market
Download