HUBUNGAN BIOFILM DENGAN INFEKSI : IMPLIKASI PADA KESEHATAN MASYARAKAT DAN STRATEGI MENGONTROLNYA Rini Purbowati Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma-Surabaya Email: [email protected] Abstrak Biofilm yang terbentuk di permukaan mukosa rongga tubuh dapat menjadi sumber utama infeksi. Infeksi oleh mikroba pembentuk biofilm sulit untuk diobati karena mereka ketahanan yang lebih besar terhadap agen antimikroba dibandingkan sel-sel individunya. Oleh karena itu infeksi yang terkait biofilm semakin menambah beban ekonomi negara. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah memperkaya literatur tentang biofilm dan mikroba pembentuk biofilm dan kontribusinya terhadap penyakit yang menyerang manusia dengan tujuan menarik perhatian publik terhadap implikasi kesehatan masyarakat. Biofilm didefinisikan sebagai sekumpulan dari mikroorganisme dan produk ekstraselular yang berasosiasi pada permukaannya dan umumnya menempel pada substrat biologi dan non-biologi. Pembentukan biofilm dipengaruhi oleh faktor pengontrol perlekatan sel, sifat alami permukaan, karakteristik media, serta karakteristik permukaan sel mikroba. Secara genetik kemampuan pembentukan biofilm diatur oleh operon ica ABDC. Siklus kehidupan pada biofilm meliputi perlekatan sel, pembentukan mikrokoloni, pembentukan biofilm serta pemantapan dan perluasan biofilm. Struktur biofilm terdiri dari mikroorganisme dan zat polimer ekstraseluler dengan struktur vertikalseperti menara atau jamur yang dipisahkan oleh ruang interstitial. Bakteri pembentuk biofilm menunjukkan peningkatan resistensi terhadap antibiotik dan desinfektan serta resisten terhadap proses fagositosis dan mekanisme lain dari sistem imun bawaan dan adaptif. Biofilm berperan dalam kasus keracunan makanan dan mempengaruhi keamanan pangan. Biofilm telah diketahui terlibat dalam berbagai macam infeksi mikroba pada tubuh seperti infeksi saluran kemih, infeksi kateter, infeksi telinga tengah, pembentukan gigi plak, gingivitis, legionellosis, infeksi pada pemakaian lensa kontak, dan endokarditis, infeksi pada cystic fibrosis, dan infeksi implan permanen seperti prostesis persendian dan katup. Sehingga perlu diperhatikan oleh instansi pemerintah dengan menginstruksikan kepada seluruh pemerhati kesehatan masyarakat dan lingkungan untuk mengembangkan dan mengembangkan penilaian risiko kesehatan yang tepat dan pedoman khusus infeksi terkait biofilm yang melindungi kesehatan masyarakat sekaligus lingkungan. Kata Kunci : biofilm, penyakit, implikasi, kesehatan masyarakat. Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 1 CORRELATION BIOFILM WITH INFECTION: IMPLICATIONS FOR PUBLIC HEALTH AND STRATEGIES TO CONTROL Abstract Biofilms are formed in the surfaces of mucosal of the body cavity can be a major source of infection . Infection by microbial biofilm formers are difficult to treat because of their greater resistance to antimicrobial agents than individual cells . Therefore biofilm -related infections and increased the economic burden of the country. The purpose of this literature review is to examine literature on biofilms and biofilm-associated microbes and their contribution to the disease burden of man with the aim of drawing attention to their public health implication.Biofilm are defined as “collections of microorganisms and their associated extracellular products at an interface and generally attached to a biological and nonbiological substratum. Biofilm formation are influenced by factors controlling cell attachment, nature of surface, propertis of medium, and properties of the microbial cell surface. The ability of biofilm formation is genetically regulated by ica ABDC operon. Biofilm life cycle include adhesion of cells, formation of microcolonies, formation of biofilm and detachment anddispersal of biofilm. Structure of biofilm consists microorganisms and extracellular polymeric substances with vertical structures of microorganisms sometimes take the form of towers or mushrooms which are separated by interstitial spaces. Bacterial biofilm showed increased resistance to antibiotics, disinfectants and resistant to phagocytosis and other mechanisms of innate and adaptive immune system. Biofilms associated with food borne illness and affect to food security. Biofilms have been implicated in a wide variety of microbial infections in the body such as as urinary tract infections, catheter infections, middle-ear infections, formation of dental plaque, gingivitis, legionellosis ,infections involving contact lenses, and less common but more lethal processes such as endocarditis, infections in cystic fibrosis, and infections of permanent indwelling devices such as joint prostheses and heart valves. It is important for government agencies with a mandate for safeguarding public health and environment to develop and adopt ap propriate health risk assessment and biofilm-specific guidelines that are protective of both public health and the environment. Keywords: biofilm, implications, diseases, public health. PENDAHULUAN Pada kebanyakan habitat alami, mikroorganisme tidak berada dalam 99% mikroba hidup pada mikro-ekosistem sebagai biofilm 2. Menurut Riemann and bentuk individu, atau sel yang hidup bebas Cliver tetapi dengan sebagai sekumpulan dari mikroorganisme melekat dan produk ekstraselular yang berasosiasi mereka mikroorganisme berasosiasi lain atau dipermukaan. yang sering disebut sebagai biofilm 1 . Bukti menunjukkan bahwa dalam lingkungan alaminya, lebih dari Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 pada (2006), biofilm permukaannya dan didefinisikan umumnya menempel pada substrat biologi dan nonbiologi 3. 2 Dalam beberapa kasus, biofilm tersebut dihuni oleh spesies tunggal umumnya jauh lebih efektif melawan sel yang aktif, hal ini disinfektan mikroba planktonik belum tentu efektif untuk sel beragam. Banyak 3 antara kelembaban dan nutrisi yang ada terhadap metode kontrol mikroba secara didalamnya rentan terhadap pembentukan tradisional, mikroba pembentuk biofilm biofilm jika ada mikroorganisme yang menyebabkan hadir. virulen terhadap penyakit dalam jangka tersebut dari sel biofilm permukaan Dilihat untuk permukaan yang jika dilihat dari gabungan Beberapa . efektif bahwa sedangkan kasus lainnya, di diami oleh yang yang berarti manusia lama menjadi waktu perpipaan sistem pengolahan air minum pengobatan dan industri dan system akuatik alami menyebabkan peningkatan angka kematian yang dengan lebih meliputi jaringan hidup, perangkat medis, 2 yang resistensinya terbatas pilihan sehingga 2 yang mendukung pembentukan biofilm . dan peningkatan biaya pengobatan Biofilm tersusun atas eksopolisakarida Menurut beberapa perhitungan secara bakteri dan material capsular yeast dan ekonomi, beban ekonomi infeksi yang menyediakan timbul dari biofilm sebesar 6 miliar dolla lapisan pelindung bagi per proses desikasi, paparan antimikroba dan Sayangnya, sebagian besar metode kontrol agen pembersih. Bila biofilm terbentuk di mikroba permukaan melindungi menargetkan satu sel atau sel yang hidup rongga tubuh maka dapat menjadi sumber bebas saja (planktonik) karena apresiasi utama infeksi 1 yang di yang Amerika ada saat Serikat 4 mikroba sehingga terlindung terhadap mukosa tahun . ini . hanya . Mikroba pembentuk yang signifikan terhadap biofilm masih biofilm terlibat dalam sejumlah infeksi merupakan fenomena yang relatif baru 2. manusia yang sulit untuk diobati yang Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah memiliki konsekuensi terhadap kesehatan untuk masyarakat biofilm dan mikroba pembentuk biofilm meskipun ada beberapa aplikasi biofilm yang bermanfaat. Mikroba pembentuk memperkaya literatur tentang dan kontribusinya terhadap penyakit yang biofilm menyerang manusia perhatian dengan memiliki ketahanan yang lebih besar menarik publik terhadap agen antimikroba dibandingkan implikasi kesehatan masyarakat . tujuan terhadap sel-sel individunya. Agen antimikroba Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 3 TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI BIOFILM Beberapa peneliti telah memberikan definisi mengenai biofilm 5 biasanya tertanam dalam matriks polimer 8 . Biofilm digambarkan sebagai koloni diantaranya adalah menurut menyebutkan mikroorganisme yang melekat satu sama bahwa biofilm merupakan suatu asosiasi lain pada permukaan, dalam bentuk yang mikroorganisme di mana sel-sel mikroba irreversibel 9. Sebuah biofilm didefinisikan menempel satu sama lain pada permukaan sebagai ekosistem mikrobiologi kompleks hidup maupun permukaan tak-hidup dalam yang terbentuk oleh spesies tunggal atau suatu matriks yang diproduksi oleh dirinya banyak spesies (multispesies) sendiri dari bahan polimer ekstraseluler. dengan matriks polimer biofilm merupakan kelompok kompleks Mayoritas bakteri hidup tidak berada dari sel mikroba yang menempel dalam dalam bentuk planktonik, tetapi sebagai matriks eksopolisakarida pada permukaan anggota dari komunitas biofilm yang perangkat medis dimana infeksi yang melekat. terkait biofilm dalam peralatan medis didefinisikan sebagai 'mikroba tertutup menimbulkan matriks, masalah serius bagi kesehatan masyarakat dan mempengaruhi fungsi perangkat medis tersebut Sedangkan menurut Bogino 7 6 Bentuk yang terkait 10 organik populasi melekat baik . tersebut pada permukaan biologis maupun non-biologis'. . Bakteri pembentukan biofilm terlibat pada , biofilm banyak penyakit kronis di banyak negara. merupakan komunitas bakteri di mana sel- 11 sel yang tertanam dalam matriks senyawa pada polimer ekstraselular yang melekat di berkembang permukaan. biofilm selnya dalam matriks berlendir yang terdiri membantu melindungi bakteri dari kondisi dari zat polimer ekstraseluler (EPS) yang yang dan mereka hasilkan dan membentuk biofilm. pembentukan biofilm tampaknya menjadi Biofilm dapat menjadi bermasalah pada faktor penting dalam siklus penyakit dari sektor industri makanan tertentu seperti patogen bakteri baik pada manusia dan pembuatan hewan. Biofilm biasanya terdiri dari pengolahan produk segar, pengolahan beragam mikroorganisme, yang melekat unggas dan pengolahan daging merah 12. Hidup tidak pada permukaan. dalam menguntungkan Mikroorganisme . Secara alami mikroorganisme melekat permukaan biak bir, yang dan lembab, membenamkan pengolahan susu, ini Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 4 STRUKTUR DAN KOMPOSISI BIOFILM Biofilm mikroorganisme terdiri dari zat polimer dan transportasi dari sel planktonik oleh gravitasi, difusi atau kekuatan ekstraseluler yang diproduksi oleh mereka dinamis cairan dari fase cairan sendiri disekitarnya. yang eksopolisakarida disebut Perlekatan juga Perkembangan tergantung pada ketersediaan hara biofilm yang utuh mengandung banyak dalam media sekitarnya, dan tahap lapisan termasuk matriks EPS dengan pertumbuhan sel bakteri itu sendiri. struktur vertikal, dan pembentukan film. Dua Struktur vertikal mikroorganisme kadang- diidentifikasi dalam proses ini yaitu kadang berbentuk seperti menara atau perlekatan reversibel diikuti oleh jamur perlekatan yang (EPS). sebagai dipisahkan interstitial. oleh Ruang ruang tahapan yang irreversibel. dapat Awalnya, interstitial interaksi jangka panjang terbentuk memungkinkan sebagian besar biofilm antara sel bakteri dan substrat disebut dengan mudah dan cepat mengambil perlekatan reversibel, dan melibatkan nutrisi interaksi dari cairan sekitarnya dan van der Waals, gaya memindahkan produk sampingannya dari elektrostatik dan interaksi hidrofobik. biofilm. Pembentukan biofilm memang Selama tahap ini, bakteri masih kompleks, dapat menunjukkan gerak Brown dan dapat langkah dengan mudah dihilangkan dengan dasar yaitu: deposisi dan pembentukan gaya geser fluida (misalnya hanya film, mikroba (planktonik) melekat pada dengan lembaran dilanjutkan perlekatan irreversibel, tapi secara dikelompokkan dalam film, kolonisasi umum empat pertumbuhan bakteri dan dan akhirnya 13 terbentuklah biofilm . membilasnya). interaksi jangka Kemudian pendek yang melibatkan interaksi dipol-dipol, ion hidrogen, dan ikatan kovalen, dan SIKLUS KEHIDUPAN PADA BIOFILM interaksi hidrofobik. Interaksi a. Perlekatan sel bakteri dan permukaan terjadi terutama melalui Perlekatan mikroorganisme pada alat pelengkap bakteri seperti flagela, permukaan tertentu dapat terjadi fimbriae, secara aktif atau pasif, tergantung pengangkatan pada energi motilitas antara bakteri atau Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 pili yang dan sel lebih fibril, dan membutuhkan kuat seperti 5 scrubbing atau menggores. Suhu dan lebih besar dapat terjadi melalui pH kontak memiliki deposisi atau perlekatan dari bahan- pengaruh pada tingkat perlekatan bahan organik dan anorganik yang mikroorganisme. terlarut lainnya dan partikel dari fase permukaan b. Pembentukan mikrokoloni cair di sekitarnya. Proliferasi sel-sel bakteri yang d. Pemantapan dan perluasan biofilm melekat secara irreversibel dapat Setelah terbentuk terjadi dengan menggunakan nutrisi matang, yang tersebut untuk bertahan hidup dan ada di lingkungan cairan sekitarnya. Ini pembentukan membesar yang menempel mengarah pada membuat relung baru harus mampu mikrokoloni yang melepaskan diri dan menyebar dari untuk biofilm. Sel anak dapat menjadi dan membentuk bakteri biofilm menyatu lapisan sel yang individu baru terkelupas. terlepas kemudian menutupi permukaan. Sel-sel yang Bakteri melekat dapat berpindah ke lokasi baru dan menghasilkan polimer tambahan (eksopolisakarida), yang yang atau memulai kembali proses biofilm 3. membantu dalam perlekatan sel-sel ke permukaan dan dalam FAKTOR PERLEKATAN MIKROBA menstabilkan koloni dari fluktuasi lingkungan. Pertamakali pembentukan biofilm dimulai ketika bakteri menemukan dan c. Pembentukan biofilm Pembentukan dapat melekat pada kondisi permukaan biofilm adalah melalui molekul organik kecil. Tingkat konsekuensi dari perlekatan terus perlekatan sel mikroba diatur oleh faktor- menerus sel bakteri terhadap substrat faktor seperti sifat permukaan, kondisi dan lapisan pertumbuhan bersama dengan selanjutnya, produksi EPS. permukaan, karakteristik hidrodinamika dari media cair, berbagai Komposisi biofilm dapat heterogen karakteristik karena regulasi gen dan kuorum sensing 2. kolonisasi mikroorganisme yang oleh dan permukaan sel mikroba, berbeda dengan kebutuhan gizi yang berbeda. Peningkatan ukuran biofilm yang Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 6 Pembentukan biofilm dapat terjadi peningkatan konsentrasi nutrisi dalam diberbagai jenis permukaan dan berbagai media dan juga peningkatan konsentrasi kondisi lingkungan dimana bakteri berada. beberapa Bakteri, molekul organik dan anorganik hidrodinamik dari media cair seperti yang berada di permukaan kemudian karakteristik membentuk kondisi film. Substrat organik mempengaruhi dan anorganik ini bersama-sama dengan perlekatan 2. mikroorganisme berpindah ke permukaan kation. Selain itu, sifat kecepatan tingkat cairan dan luasnya Tingkat dan kekuatan perlekatan melalui difusi atau mengikuti aliran cairan. sel Transfer nutrisi lebih tinggi dalam biofilm permukaan sel seperti produksi zat polimer 3 daripada fase cair . mikroba ekstraseluler dipengaruhi (EPS), oleh sifat hidrofobisitas Kondisi film penting dalam proses permukaan sel, kehadiran fimbriae dan perlekatan. Polimer organik dari media flagela. Hidrofobik dari permukaan sel yang permukaannya terendam sehingga yang merupakan peran dari keberadaan mempengaruhi fimbriae merupakan hal yang tingkat perlekatan mikroba. terbentuk dalam dan kekuatan Kondisi film beberapa dalam adhesi karena interaksi hidrofobik cenderung meningkat pemaparan, dan terus berkembang selama meningkatnya sifat beberapa jam. Sejumlah host memproduksi permukaan film seperti darah, air mata, urin, saliva, menunjukkan bahwa flagella memainkan cairan sekresi peran penting dalam tahap awal perlekatan perlekatan bakteri dengan mengatasi kekuatan terkait intravaskular pernapasan bakteri dan mempengaruhi terhadap menit penting 14 non–polar terlibat. dari Bukti . dengan substratum dan protein permukaan Karakteristik media cair, seperti pH, juga memainkan peran dalam perlekatan. tingkat EPS dan lipopolisakarida nutrisi, temperatur, biomaterial yang dengan kekuatan ion, dan lebih penting juga mungkin memainkan dalam perlekatan untuk bahan hidrofilik. peran dalam tingkat perlekatan mikroba Oleh karena itu sel yang motil melekatan pada lebih banyak dan sel yang melawan arus permukaan. Sebagai contoh, peningkatan jumlah sel bakteri yang lebih cepat daripada strain non – motil 2. melekat diyakini sebagai akibat dari Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 7 Menurut faktor bakteri 15 O’Gara dan , beberapa eksternal membentuk biofilm pada permukaan host berpengaruh terhadap perlekatan bakteri dianggap menjadi faktor virulensi penting dan pembentukan faktor Kemampuan untuk melekat dan biofilm, produksi pada S. epidermidis dan S. aureus. polysaccharide adhesion, Pembentukan biofilm dipengaruhi oleh yang disebut polisakarida interseluler sejumlah faktor di antaranya, yang paling adhesin (PIA) atau polimer N - asetil – penting adalah sintesis dari polisakarida glukosamin (PNAG) diatur oleh enzim antar yang dikodekan operon ica, saat ini tersebut. Enzim yang diperlukan untuk mekanisme pembentukan biofilm yang sintesis PIA dikodekan dalam operon ica telah dipahami secara baik adalah pada ADBC, mutasi terhadap gen tersebut kelompok Staphylococci. menghasilkan extracellular Produk dari gen ica A adalah protein transmembran (PIA) oleh kapasitas organisme pembentukan biofilm berkurang baik pada S. aureus dan homolog S. epidermidis. Operon ica pertama kali dengan N-asetil-glucosaminyltransferase, diidentifikasi dan dipelajari paling luas yang membutuhkan produk gen ica D pada S. epidermidis dan kemudian terbukti untuk aktivitas optimalnya. Oligomer N- juga asetil-glukosamin yang diproduksi oleh ica Kebanyakan strain S. aureus tampaknya AD mencapai panjang maksimal 20 residu mengandung seluruh operon ica, meskipun dan itu hanya terjadi ketika ica AD ada laporan yang bertentangan. Namun, coexpressed dengan ica C, yang diduga dampak klinis locus ica dan produksi PIA mengkode protein membran, yang rantai masih kurang baik jelas dijelaskan dalam oligomernya lebih panjang. ica C juga S. aureus. Operon ica pada S. epidermidis mungkin dan terlibat yang adhesi dalam translokasi ditemukan S. aureus diatur S. aureus. oleh faktor ekspresinya lebih perpanjangan polisakarida di permukaan lingkungan sel. melekat dikontrol secara ketat pada S. aureus. dipermukaan kemudian bertanggung jawab Rendah tingkat ekspresi biofilm di bawah terhadap deasetilasi dari molekul poli-N- kondisi pertumbuhan in vitro terjadi pada asetilglukosamin 15. S. aureus dan kemampuan pembentuk Protein ica B yang tetapi pada biofilm secara vitro sangat tergantung pada jenis strain dari S. aureus 16. Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 8 PENGARUH BIOFILM TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA Biofilm telah diketahui terlibat namun lebih mematikan seperti dalam berbagai macam infeksi mikroba endokarditis, infeksi pada cystic fibrosis, pada tubuh. Pembentukan biofilm juga dan infeksi implan permanen seperti telah tercatat sebagai strategi pertahanan prostesis persendian dan katup 13 . diri patogen. Beberapa mikroorganisme Munculnya fenomena biofilm dalam biofilm bahkan dapat memodulasi mikroba dikaitkan dengan adanya sifat potensi bakteri patogen lain seperti terlihat resistensi mikroba terhadap antimikroba dari bakteri kariogenik pada plak biofilm. dan sistem imun host. Sifat biologis sel Menurut pernyataan resmi terbaru dari bakteri pembentuk biofilm matur berbeda National Institutes of Health, lebih dari dari sifat biologis sel planktoniknya 65% mikroba walaupun pada strain bakteri yang sama. disebabkan oleh biofilm. Jumlah ini Penting diketahui bahwa sifat-sifat yang mungkin tampak tinggi, tetapi jika kita diperoleh tersebut memungkinkan bakteri ingat bahwa infeksi umum seperti saluran yang tersembunyi dalam biofilm mampu kemih infeksi (disebabkan oleh E. coli dan bertahan hidup di alam, terutama pada patogen lainnya), infeksi kateter (yang lingkungan mikro yang tidak bersahabat. disebabkan oleh Staphylococcus aureus Adaptasi ini memiliki konsekuensi yang dan patogen gram positif lainnya), infeksi cukup signifikan terhadap diagnostik dan telinga tengah anak (yang disebabkan oleh terapi sehingga bakteri pembentuk biofilm Haemophilus influenzae), pembentukan menunjukkan plak pada gigi, dan radang gusi, yang terhadap semuanya disebabkan oleh biofilm, sulit Konsentrasi terapeutik untuk diobati atau juga sering kambuh, beberapa antibiotik terhadap bakteri dalam maka angka ini cukup realistis. Sehingga biofilm mungkin 100 bahkan 1000 kali proses infeksi yang melibatkan biofilm lipat lebih tinggi dibandingkan bakteri telah penyakit-penyakit bentuk planktoniknya. Selain itu, bakteri umum seperti infeksi saluran kemih, biofilm resisten terhadap proses fagositosis infeksi kateter, infeksi telinga tengah, dan mekanisme lain dari sistem imun pembentukan bawaan dan adaptif. dari terlibat semua pada gigi infeksi plak, gingivitis, legionellosis, infeksi pada pemakaian lensa peningkatan antibiotik dan resistensi desinfektan. efektif pada Sehingga bakteri patogen pembentuk biofilm yang tumbuh kontak, dan infeksi yang kurang umum Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 9 menyebabkan infeksi yang persisten dan diketahui menjadi suatu “kendaraan” yang inflamasi serta kerusakan jaringan kronis. mampu membawa sejumlah besar orang ke Resistensi terhadap agen dalam potensi 18 bahaya demikian, paling penting dari ketidakefektifan terapi keracunan pangan menjadi jalur yang dari infeksi yang terkait biofilm. Hasil penting untuk transfer infeksi terkait penelitian terbaru telah mengetahui ada biofilm pada manusia. Buah-buahan dan mekanisme jawab sayur-sayuran merupakan bahan pangan terhadap resistensi antibiotik tersebut. yang sebagai risiko tinggi sebagai sumber Pertama, biofilm yang tumbuh dikaitkan keracunan pangan karena kebanyakan dari dengan peningkatan jumlah mutasi yang mereka dimakan mentah atau diproses mengarah ke generasi bakteri yang secara secara minimal. Biofilms multispesies fenotif resisten, dan gen yang terlibat yaitu biofilm yang terbentuk dari beberapa resistensi antibiotik berkorelasi dengan macam bakteri termasuk bakteri patogen fenotif biofilm. Kedua, produksi matriks manusia eksopolisakarida berkontribusi terhadap tanaman sebelum dipanen yang berasal peningkatan sel dari tanah dan lingkungan. Biofilm ini dengan memperlambat kecepatan difusi terbentuk pada jaringan tanaman sehingga zat perbedaan dengan jelas bahwa mikroba pembentuk kerapatan bakteri yang mendiami biofilm biofilm tidak mudah dihilangkan dengan menentukan teknik pencucian sederhana. bertanggung kelangsungan antimikroba. hidup Ketiga, gradien nutrisi dan perspektif Dengan antimikroba merupakan penyebab yang yang dari . menempel pada populasi, permukaan Penyakit ketersediaan oksigen, sehingga terdapat keracunan makanan dari konsumsi buah- perbedaan buahan segar dan sayuran terjadi sebagai aktivitas metabolik antara bakteri. Telah diketahui bahwa bakteri konsekuensi yang tidak tumbuh dan bakteri yang sayuran ketika yang buah-buahan dimakan mentah dan atau 19, 20 tumbuh lambat berkontribusi terhadap diproses secara minimal. Bukti peningkatan resistensi biofilm terhadap menunjukkan bahwa keracunan pangan antibiotik 17. yang berhubungan dengan konsumsi buah- Mikroba pembentuk ditemukan pula pada kasus makanan dan berhubungan biofilm buahan segar dan sayuran telah meningkat keracunan secara dramatis selama 30 tahun terakhir dengan karena 80% bakteri di permukaan tanaman keamanan pangan. Saat ini makanan telah Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 merupakan biofilm. 10 Bakteri menganggap bahwa antibiotik antar mikroba sehingga ketika fenotipe biofilm sebagai sarana untuk mikroba tersebut menginfeksi manusia pertahanan diri dari stres lingkungan yang maka infeksinya menjadi sulit untuk tak terduga pada permukaan tanaman. diobati dengan antibiotik konvensional. Kegiatan biasanya Selain itu, strain mikroba yang avirulen menggunakan treatment 3 kali pencucian dalam biofilm dapat menjadi virulen dan karena menerima gen resisten. Penyebaran komersial disinfektan untuk membersihkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Proses mikroba pembentuk biofilm sanitasi konvensional untuk membersihkan beberapa dampak penting bagi kesehatan produk berdaun hanya mampu masyarakat patogen dengan menjadikan manusia menjadi lebih sakit jumlah yang tidak cukup memadai untuk untuk waktu yang lebih lama. Sayangnya, memastikan secara sistem kekebalan tubuh inang tidak mudah ini menangkal penyakit yang terkait dengan disebabkan oleh lapisan mikroba yang kuat biofilm begitu halnya biosida termasuk melalui antimikroba. mengurangi ini tingkat keamanan pangan mikrobiologi. Ketidakmampuan biofilm. Untuk mengurangi karena memiliki mereka Sebagai dapat konsekuensinya, keberadaan biofilm pada produk berdaun infeksi terkait biofilm dapat berlangsung adalah dalam dengan strategi mencucinya jangka waktu yang lama menyeluruh lebih dari 3 kali dan strategi (berlangsung dari infeksi akut hingga sanitasi infeksi kronis), sehingga menjadi masalah yang baik diperlukan untuk mengatasi biofilm 2. kesehatan masyarakat yang menakutkan. STRATEGI BIOFILM MENGONTROL Untuk mengurangi infeksi terkait KESEHATAN biofilm ada yang perlu diperhatikan oleh UNTUK instansi MASYARAKAT Konsumsi sayuran yang berupa daun-daunan penggunaan dan peralatan buah-buahan, medis secara pemerintah menginstruksikan pemerhati kesehatan kepada dengan seluruh masyarakat dan lingkungan untuk mengembangkan dan bergantian, talenan dapur, dan wastafel mengembangkan dapat meningkatkan kejadian infeksi yang kesehatan yang tepat dan pedoman khusus terkait dengan biofilm. Penting untuk infeksi terkait biofilm yang melindungi dicatat bahwa infeksi ini tidak hanya sulit kesehatan untuk lingkungan. diobati, tetapi juga dapat penilaian masyarakat risiko sekaligus meningkatkan penyebaran gen resistensi Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 11 Diperlukan penelitian lebih lanjut (proteome), dan ciri fenotipe dari untuk evaluasi berbagai strategi untuk Lactobacillus plantarum yang tumbuh mengontrol biofim baik untuk mencegah pada kondisi planktonik dan biofilm atau penanggulangan kolonisasi biofilm kondisi. pada metabolomik merupakan pendekatan baru permukaan, metode dan baru pengembangan untuk efisiensi untuk Genomik, mempelajari proteomik biofilm. dan Analisis pengobatannya.Penelitian juga harus fokus mereka telah secara ekstensif digunakan pada peran biofilm dalam perkembangan untuk skrening dan untuk mengidentifikasi resistensi terhadap antimikroba, biofilm gen, protein dan metabolit terkait dengan sebagai sumber organisme patogen, dan pembentukan 2 peran biofilm dalam penyakit kronis . biofilm 23 . Penelitian dilapangan akan meningkatkan informasi Beberapa penelitian telah mencoba tentang jalur regulasi biofilm dan akan strategi lain untuk mengendalikan dan merangsang penemuan dan pengembangan mencegah pembentukan biofilm. Lequette strategi 21 mikroorganisme dalam biofilm 10. menganalisis efisiensi penghilangan polisakarida dan enzim dalam Winkelstroter 10 untuk mengontrol proteolitik terhadap biofilm spesies bakteri yang ditemukan baru industri makanan. menganalisis penggunaan DAFTAR PUSTAKA 1. Tibor, D., 2008. Handbook of Food Spoilage Yeast. 2Edition. Taylor and Francis Group. New York, USA molekul antimikroba dikenal yang dikenal sebagai bakteriosin menemukan dan ada potensi peneliti penggunaan bakteriosin untuk mempengaruhi pembentukan biofilm oleh Listeria monocytogenes. Sudah dievaluasi Efek anti-biofilm dengan minyak esensial (Essential Oil) dari peppermint (Mentha piperita) dan sereh (serai) terhadap pembentukan biofilm oleh S. enterica serotipe Enteritidis S64 telah diteliti 21 . Baru-baru ini kelimpahan relatif ekstraseluler dan protein terkait sel dinding (exoproteome), protein 2. Mahami, T. and Adu-Gyamfi, A. 2011. Biofilm-associated infections: public health implications. International Research Journal of Microbiology (IRJM) (ISSN: 2141-5463) Vol. 2(10) pp. 375-381. 3. Riemann, H.P. and Cliver, D.O, 2006. Foodborne Infections and Intoxications, Third Edition. Elsevier. USA 4. O’Toole, G., Heidi, B., Kaplan, H.B., and Kolter, R. 2000. Biofilm Formation As Microbial as Microbial Development. Annu. Rev. Microbiol. 2000. 54:49–79 sitoplasma Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 12 5. Jamal, M., Tasneem1, U., Hussain, T. and Saadia Andleeb S. 2015. Bacterial Biofilm: Its Composition, Formation and Role in Human Infections. Research & Reviews: Journal of Microbiology and Biotechnology. RRJMB | Volume 4 | Issue 3 | July-September, 2015 6. Veerachamy, S., Yarlagadda, T., Manivasagam, G. and Yarlagadda, P.K. 2014. Review Article: Bacterial adherence and biofilm formation on medical implants: A. Proc IMechE Part H: J Engineering in Medicine 7. Bogino P.C., Oliva M.M, Sorroche F.G, and Giordano W. 2013. Review: The Role of Bacterial Biofilms and Surface Components in Plant-Bacterial Associations. Int. J. Mol. Sci. 2013, 14, 1583815859; doi:10.3390/ijms140815838 8. Rabin, N., Zheng, Y., Temeng, C. O., Du, Y., Bonsu E. & Sintim H.O.2015. Review part of Agents that inhibit bacterial biofilm Formation. Future Med. Chem. (2015) 7(5), 647–671 9. Faria, S., Joao, I., and Jordao, L. 2015. Review Article:General Overview on Nontuberculous Mycobacteria, Biofilms, and Human Infection. Hindawi Publishing Corporation.Journal of Pathogens.Volume 2015, Article ID 809014, 10 pages.http://dx.doi.org/10.1155/20 15/809014 Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 10. Winkelstroter L.K., Tulini F.L., De Martinis E.C.P. 2015. Identification of the bacteriocin produced by cheese isolate Lactobacillus paraplantarum FT259 and its potential influence on Listeria monocytogenes biofilm formation. LWT - Food Science and Technology 64: 586-592 11. Rosenvinge, E.C., O’May, G.O., Macfarlane, S., Macfarlane, G.T. & Shirtliff, M.E. 2013. Minireview :Microbial biofilms and gastrointestinal diseases. Pathogens and Disease (2013), 67, 25–38. 12. Simo˜es a,M., Simo˜es b, L.C., Vieira, M.J. 2010. A review of current and emergent biofilm control strategies Food Science and Technology. 43 (2010) 573–583 13. Deb, M., Gupte S., Aggarwal P., Kaur M., Manhas A., Bala M., and Kant R. 2014. Microbial Biofilms. SMU Medical Journal, Volume – 1, No. 2 14. Mittelman MW (1996). Adhesion to biomaterials. In: Fletcher M, editor. Bacterial adhesion: molecular and ecological diversity. New York: Wiley-Liss, Inc; pp. 89–127. 15. O’Gara, J.P. 2007. Minireview: ica and beyond: Bioflm mechanisms and regulation in Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus. FEMS Microbiol Lett 270 (2007) 179–188. Federation of European Microbiological Societies Published by Blackwell Publishing Ltd. 13 16. Eftekhar, F. and Dadaei, T. 2010. Biofilm Formation and Detection of IcaAB Genes in Clinical Isolates of Methicillin Resistant Staphylococcus aureus. Iranian Journal of Basic Medical Sciences Vol. 14, No. 2, Mar-Apr 2011, pp. 132-136 17. Marcinkiewicz, J., Strus, M., and Pasich N. 2013. Antibiotic resistance: a “dark side” of biofilm-associated chronic infections. POLSKIE ARCHIWUM MEDYCYNY WEWNĘTRZNEJ 2013; 123 18. Jordan D (2007). Antimicrobial resistance in animal and impacts on food safety and public health. In Focus, 28(4):163-164. 19. Fett WF, Cooke PH. 2003. Scanning electron microscopy of native biofilms on sprouts. Can. J. Microbiol. 49:45-54. 20. Sivaplalasinggam, S. Friedman, D.R., Cohen, L., Tauxe, R.V. 2004. Fresh produce a growing cause of outbreak of food borne illness in the United State 1973 through 1997. Food Prot. 67:2342-2353. 21. Lequette Y., Boels G., Clarisse M., Faille C. 2010. Using enzymes to remove biofilms of bacterial isolates sampled in the foodindustry. Biofouling 26: 42131. 22. Valeriano C., Oliveira T.L.C., Carvalho S.M., Cardoso M.G., Alves E. 2012. The sanitizing action of essential oil-based solutions against Salmonella enterica serotype Enteritidis S64 biofilm formation on AISI 304 stainless steel. Food Control 25: 673-677. 23. De Angelis M., Siragusa S., Campanella D., Di Cagno, R., Gobbetti R. 2015. Comparative proteomic analysis of biofilm and planktonic cells of Lactobacillus plantarum. DB200. Proteomics 15: 2244-2257. Reviewer dr. Pratika Yuhyi Hernanda, M.Sc., Ph.D Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2016, hal. 1 - 14 14