KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENINGKATKAN GURU BIOLOGI YANG PROFESIONAL * Oleh: Cut Nurmaliah ** PENDAHULUAN Dunia pendidikan di Indonesia, menghadapi tantangan yang kian komplek. Isu penting yang sering dikaitkan dengan dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah, lemahnya daya saing bangsa dan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia. Melimpahnya sumber daya alam dan murahnya tenaga kerja bukan lagi menjadi faktor utama yang dapat menopang keunggulan bangsa. Keunggulan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologilah yang kini menjadi faktor penentu dalam persaingan antar bangsa yang semakin mengglobal. Termasuk di dalam perubahan global ialah profesi guru, yang menuntut profesionalisme. Guru yang profesional, dituntut dalam penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas tinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing. Guru profesional merupakan dinamisator yang mengantar potensi-potensi peserta didik ke arah kreativitas. Menurut Tilaar (2002) tugas guru profesional meliputi: 1. Bidang profesi; bertugas mengajar, mendidik, melatih, dan melaksanakan penelitian kependidikan. 2. Bidang kemanusiaan; berperan sebagai pengganti orang tua dalam meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik, juga sebagai fasilitator yang membantu peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki yaitu kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi kemanusiaan. 3. Bidang kemasyarakatan; berfungsi untuk memenuhi amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu ikut serta di dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pada tahun 2005 pemerintah telah memiliki payung hukum dalam peningkatan mutu pendidikan dengan mengeluarkan UndangUndang No 14 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, yang menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru dan dosen sebagai profesi. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang dipersyaratkan. *) Disajikan dalam rangka Seminar Nasional tanggal 17 Februari 2010 **) Dr.Cut Nurmaliah, M.Pd adalah dosen Prodi Biologi FKIP Unsyiah email: [email protected] 1 Jenis-jenis kompetensi yang dimaksud pada Undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Pasal 10 ayat (1). Kerangka pengembangan pendidikan tinggi jangka panjang IV tahun 2003 -2010 menekankan pada daya saing bangsa. Pada era global, persaingan bangsa terletak pada kemampuan sumber daya manusia, yaitu kemampuan yang dapat dilakukan oleh lulusan suatu lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Kemampuan lulusan yang disebut dengan kompetensi lulusan mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan kepribadian agar menjadi warganegara yang memiliki kemampuan bersaing. Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi dituntut untuk menentukan standar kompetensi lulusannya. Program Studi Pendidikan Biologi merupakan salah satu prodi yang ada di lingkungan FKIP Unsyiah. Sebagai salah satu prodi yang menghasilkan calon guru biologi maka Prodi Biologi FKIP Unsyiah merumuskan visi nya yaitu menjadikan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah sebagai salah satu program studi terkemuka di provinsi Aceh dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan tenaga kependidikan biologi yang profesional dan berkualitas serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Bertitik tolak dari apa yang telah dikemukakan di atas, maka akan dibahas bagaimana tantangan Program Studi Biologi FKIP Unsyiah dalam mengimplementasikan UU No 14 Tahun 2005 dan PP Nomor 19 tahun 2005 tersebut?. Dalam makalah ini terfokus pada penjabaran kompetensi profesional dan kompetensi padegogik saja. PEMBAHASAN Dalam kehidupan sehari-hari istilah profesi merupakan lawan kata amatir. Istilah ini populer dalam kegiatan olah raga atau kesenian. Jika orang melakukan aktivitas hanya sebatas untuk memperoleh kesenangan maka aktivitasnya termasuk kelompok amatir, sedangkan jika sudah dilakukan secara bersungguh-sungguh dan memperoleh penghasilan darinya maka aktivitas dapat dikategorikan sebagai profesi. Sehingga aktivitas kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus diklasifikasikan bukan sebagai profesi. Karena memerlukan keahlian khusus, perlu perencanaan khusus, perlu penanganan khusus yang berlandaskan ilmu pengetahuan maka guru harus profesional. 2 Dalam konteks yang berbeda profesi sering disejajarkan dengan kompetensi. Alasanya, karena seserorang yang masuk kategori profesional seharusnya memiliki kompetensi yang tangguh dalam bidangnya. Kompetensi itu ditunjukan dengan tingkat penguasaan ilmu dan kesanggupan untuk menggunakan ilmu pengetahuannya dalam pekerjaan atau memiliki keterampilan tinggi. Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Undang-undang guru dan dosen No. 14 tahun 2005, dan PP No 19/2005 menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial. Penjabaran tentang jenis-jenis kompetensi tersebut sebagai berikut. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah penguasaan atau pemilikan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa sehingga mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam sehingga mampu membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Untuk mengimplementasikan hal ini maka Prodi Biologi FKIP Unsyiah terus melakukan evaluasi diri untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi sebagai kelemahan yang mendesak untuk segera dibenahi. Berdasarkan evaluasi diri, maka langkah pertama yang dilakukan adalah restrukturisasi kurikulum, berkaitan dengan potensi kurikulum tersebut dalam mempersiapkan calon guru biologi 3 yang berkualitas, khususnya pada peranannya dalam mendukung praktik dan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh guru Biologi di lapangan/sekolah. Salah satu komponen yang sangat berpengaruh dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum. Kurikulum yang menggunakan acuan standar kompetensi dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi merupakan sebuah tantangan bagi sebuah lembaga pendidikan, dan penerapannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing bangsa. Asumsi kurikulum berbasis kompetensi adalah bahwa semua mahasiswa dapat belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, hanya lama waktu yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan potensinya masing-masing. Perhatian terhadap perbedaan kecepatan belajar mahasiswa membawa implikasi pada perancangan program pembelajaran dan sistem asesmennya. Peran dosen dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai fasilitator bagi mahasiswa. Mahasiswa yang mampu belajar sendiri terus dimotivasi, sedangkan yang mengalami kesulitan harus dibantu. Jadi, dosen harus memperhatikan kecepatan belajar mahasiswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis isi ke kurikulum berbasis kompetensi diharapkan agar dapat membentuk lulusan yang memiliki kompetensikompetensi dan mereka mampu bersaing. Dosen berwewenang menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang merupakan komponen penting dalam pembelajaran di perguruan tinggi. SAP yang disusun sesuai dengan pengembangan berbagai model pembelajaran sehingga mahasiswa dapat mencapai kompetensi yang telah dirumuskan. Saat ini kurikulum yang dikembangkan untuk mahasiswa Program Studi Strata 1 Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah dengan fokus utama membentuk kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial. Kurikulum tersebut dikemas dalam 155 sks dengan perincian mata kuliah wajib sebanyak 149 sks, dan mata kuliah pilihan sebanyak 6 sks. Kurikulum tersebut terdiri atas lima kelompok matakuliah, yaitu Matakuliah Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Kelima kelompok matakuliah tersebut terdiri atas Kompetensi Utama (61 %), Kompetensi Pendukung ( 30 %), dan Kompetensi Lain ( 9 %, bersifat pilihan). Untuk membentuk kompetensi profesional, maka selama masa perkuliahan mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan sejumlah mata kuliah Biologi dan pembelajaran Biologi (kompetensi utama dan kompetensi pendukung). Hal ini 4 didasarkan atas suatu asumsi bahwa calon guru Biologi harus dibekali dengan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk memulai karir profesionalisme mereka. Mahasiswa sebagai calon guru perlu menguasai materi Biologi yang akan diajarkannya di sekolah. Mata kuliah Biologi ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa calon guru memiliki wawasan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Dengan mengikuti perkuliahan Biologi tingkat tinggi, mereka diharapkan memiliki pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang Biologi di sekolah. Mereka diharapkan memiliki kemahiran Biologi yang baik sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengajarkan Biologi . Tanpa penguasaan materi Biologi yang memadai, seorang guru tidak akan memiliki kepercayaan diri dan tidak mampu berapresiasi dengan baik dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya. Akibatnya juga guru tidak akan mampu memberikan motivasi belajar, memberikan bimbingan secara optimal tentang materi Biologi yang dipelajari siswanya, terutama ketika siswanya merasa kesulitan dengan masalah Biologi yang dipelajarinya. Bahkan mungkin akan sangat ketakutan kalaukalau para siswa tersebut bertanya kepada dirinya. Penguasaan materi Biologi untuk sekolah ini sungguh merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki guru. Hal lain yang dilakukan adalah meningkatkan profesionalisme guru. Dalam hal ini mahasiswa juga dituntut untuk memahami dan trampil dalam menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi Biologi dengan kompetensi yang dituntut mampu menggunakan beberapa program aplikasi komputer dan mencari informasi/data /referensi terbaru dengan internet. Hal ini dilakukan untuk menunjang kompetensi profesional. Mahasiswa juga dapat mengikuti beberapa macam kegiatan pengembangan profesionalisme, seperti pelatihan, seminar, dan lokakarya, merupakan salah satu bentuk proses dalam rangka pengembangan profesionalisme. Keterlibatan mereka ini merupakan bentuk proses pengembangan profesionalisme, yang sedikit banyak akan membentuk karakter guru Biologi Untuk membentuk kompetensi paedegogik, mahasiswa juga dituntut untuk menyelesaikan sejumlah mata kuliah seperti strategi pembelajaran biologi, perencanaan pembelajaran biologi, dan lainnya. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa yang harus dikuasai calon guru Biologi adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran agar terjadi proses belajar pada diri siswa, bukan sekedar melaksanakan pengajaran. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa tentang materi dan kegiatan Biologi bukan 5 mengajarkan. Kalau hanya sekedar mengajarkan, maka yang belajar adalah guru itu sendiri, sementara siswa hanya menjadi pengamat dan belum tentu terjadi proses belajar. Andaikata terjadi proses belajar sekalipun, maka proses tersebut tidak berjalan secara optimal, untuk itu guru perlu memiliki berbagai macam strategi pembelajaran Biologi yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang bersesuaian. Seorang guru perlu mengetahui apa yang dirasakan oleh siswa, apa kebutuhan siswa, apa yang bisa dipahami siswa, cara apa yang bisa digunakan, pendekatan apa yang seharusnya dipakai, dan lain sebagainya. Jika guru gagal membelajarkan siswanya dengan satu cara, maka harus dilakukani cara lain yang mungkin bisa digunakan. Dengan kata lain guru harus “kaya” dengan strategi pembelajaran. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Mulyasa (2006) secara pedagogik, kompetensi guru yang perlu diperhatikan adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Sehubungan dengan itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam mengelola pembelajaran. Secara operasional kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi kemasa depan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber. Pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta memerlukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga pendidik lainnya harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional kedalam program pembelajaran. 6 Matakuliah pembelajaran Biologi, termasuk di dalamnya praktik mengajar (pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan/PPL), dimaksudkan untuk menjamin bahwa calon guru Biologi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi metode mengajar yang paling tepat untuk mengajarkan topik tertentu kepada anak didik tertentu dalam kondisi tertentu, sehingga mereka mampu belajar dengan optimal. Oleh karena itu, selama masa perkuliahan di program studi pendidikan biologi ini, mereka dibekali dengan pengetahuan tentang proses belajar siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, issue pendidikan mutakhir, dan sifat pokok dari kurikulum Biologi . Apakah kurikulum program studi Pendidikan Biologi akan mampu menghasilkan mahasiswa sebagai “agent of change” dalam pembelajaran Biologi?. Secara dokumenter, kurikulum ”tidak akan mampu” memberikan jawaban. Yang mampu menjawab permasalahan ini adalah ”praktik perkuliahan di kampus”, baik perkuliahan matakuliah Biologi, maupun matakuliah kependidikan. Umumnnya proses perkuliahan dengan kurikulum yang berlaku sekarang adalah perkuliahan dengan proses active learning, Kalau pembelajaran di kampus didominasi oleh praktik “talk and chalk” sebagaimana yang lazim di sekolah, harapan tersebut hanya akan tinggal harapan. Justru, persepsi mereka tentang bagaimana Biologi itu diajarkan akan semakin terpupuk, tumbuh dan berkembang menjadi kepribadian. Budaya paternalistik bangsa Indonesia tentu juga akan merambah pada mahasiswa sehingga mahasiswa FKIP lebih memerlukan “pemodelan” daripada sekedar “anjuran”. Untuk maksud ini, tentu mereka harus memahami budaya sekolah, program-program pengembangan profesionalisme guru, dan untuk itu mereka harus memahami berbagai konsep dalam rangka merealisasikan perubahan (change). Mereka harus mengetahui antara lain: konsep perubahan, dampak perubahan, manajemen perubahan, taktik untuk melaksanakan perubahan, dan lain-lain. PENUTUP Dari uraian di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa kurikulum program studi pendidikan Biologi FKIP Unsyiah pada dasarnya sudah cukup baik untuk mempersiapkan guru Biologi yang profesional. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan merupakan tantangan sehingga perlu mendapat perhatian agar tujuan tersebut dapat direalisasikan. Hal-hal yang diharapkan untuk mengubah persepsi negatif calon guru tentang Biologi dan pembelajarannya lebih 7 banyak diserahkan kepada bagaimana dosen melaksanakan proses pembelajaran dalam perkuliahan mereka. Kurikulum program studi pendidikan Biologi mengandalkan kepada praktik perkuliahan yang dilaksanakan dosen yaitu active learning.. Untuk itu, para dosen Biologi program studi pendidikan Biologi FKIP Unsyiah harus terus mengupayakan agar pembelajaran yang dilakukan untuk matakuliah Biologi atau pendidikan Biologi dilaksanakan sesuai teori-teori pembelajaran konstuktivisme. Dalam proses perkuliahan matakuliah-matakuliah tertentu, ada kalanya perlu melibatkan guru. Di dalam perkuliahan tersebut, para mahasiswa dapat belajar bersamasama dengan para guru tentang inovasi dalam pembelajaran Biologi. Dengan cara begitu, praktik pembelajaran yang terbaru bisa segera diketahui oleh para guru sehingga ketika para lulusan program studi pendidikan Biologi FKIP Unsyiah ingin mengenalkan suatu inovasi terbaru dalam pembelajaran Biologi, sekolah akan dengan mudah menyambut ide tersebut dengan baik. Insya Allah. KEPUSTAKAAN ____ 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. _____ 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional. ______. 2007. Panduan Pelatihan Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Asesmen Berbasis Kopetensi dan Lesson Study Untuk Dosen. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional _______ . 2009. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (ALIHE). Paket TOT Nasional ALIHE Decentralized Basic Education & USAID. Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Panduan Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Mulyasa, E. 2006. Standar kompetensi guru dan sertifikasi. Bandung; Remaja Rosdakarya Tim Prodi Biologi . 2007. Pedoman Akademik Jurusan Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan Biologi. FKIP Unsyiah Tilaar. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. 8