teori politik pasca khulafa al-rasyidun

advertisement
TEORI POLITIK
PASCA KHULAFA
AL-RASYIDUN
(KHAWARIJ-SYIAH)
OLEH
ULYA FUHAIDAH
FITNAH KUBRO

Para pemberontak yang membunuh khalifah Usman membaiat Ali
ibn Abi Thalib sebagai khalifah ke 4

Pembaiatan Khalifah Ali menghadapi berbagai kelompok oposisi
yakni kelompok Aisyah, Zubeir, dan Thalhah yang berbasis di
Makkah dan kelompok kedua Muawiyah bin Abi Sufyan yang
berbasis di Damaskus

Menghadapi oposisi tersebut, muncul perang saudara yakni Perang
Jamal dan Perang Siffin

Penduduk Madinah pun tidak seluruhnya mendukung Ali, sehingga
memindahkan kepemimpinannya ke Kufah
PERANG SIFFIN (29-31 Juli 657M)

Terjadi peperangan antara pasukan Khalifah Ali dan Muawiyah di
kota Siffin, pinggir sungai Euphrat

Dalam pertempuran itu, pasukan Muawiyah hampir kalah

Terjadi gencatan senjata di hari ketiga pertempuran

Amru bin Ash yang berada di pihak Muawiyah mengajukan tahkim

Berdasarkan tahkim, terjadi dualism kepemimpinan. Ali menjadi
khalifah kecuali diwilayah kekuasaan Muawiyah

Keputusan tahkim mengakibatkan terpecahnya barisan Ali menjadi
Syiah dan Khawarij
KELOMPOK SYIAH

Secara Bahasa syiah berarti “pengikut, pendukung, partai, atau
kelompok”

Secara terminologis merujuk pada sekelompok muslim yang
memiliki pandangan keagamaan dan politik membela keturunan
Nabi Muhammad dari garis keturunan Ali ibn Abi Thalib dan Fatimah

Mereka memiliki konsep politik ahlul bait, yakni hanya dari
keturunan Ali ibn Abi Thalib dan keturunannya yang berhak menjadi
khalifah

Doktrin politik Syiah ini bersumber dari hadis Ghadir Khum

Syiah pada perkembangannya terpecah menjadi beberapa aliran
yakni Syiah Zaidiyah, Syiah Imamiah
HADIS GHADIR KHUM

Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad kembali dari haji Wada dan
singgah di satu tempat yang bernama Ghadir Khum

Di ghadir khum ini, Nabi bersabda: ”Barang siapa yang menjadikan
aku sebagai maulanya (penolongnya), maka Ali juga sebagai
maulanya. Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya dan
musuhilah orang yang memusuhinya”.

HADIS tersebut adalah hadis sohih baik dari kalangan Sunni maupun
Syiah

Hadis tersebut dijadikan sebagai nash oleh kelompok Syiah tentang
hak kekhalifahan Ali
TEORI POLITIK SYIAH

Hak kekhalifahan hanya milik ahlul bait

Syiah berkeyakinan bahwa imam harus memiliki syarat berikut:
1.
Bersih dari dosa (ma’shum)
2.
Bersifat tidak ternoda
3.
Harus melebihi dari yang lain dalam kebenaran dan kesucian
ALIRAN-ALIRAN SYIAH
Zaidiah
Imamiah
Isna Asyariah
SILSILAH IMAM SYIAH
SYIAH ZAIDIYAH

Sekte ini mentahbiskan Zaid bin Ali bin Husein sebagai imam ke V
pewaris imamah

Syarat menjadi imam: Ahlul bait, memiliki intelektualitas keagamaan
yang luas, zahid, memiliki keberanian untuk berjihad,

Sekte ini tidak mengakui keimamahan Muhammad Al-Baqir, putra
lain dari imam ke IV, Ali bin Husein
OPOSISI SYIAH ZAIDIYAH

Zaid menyatakan keimamahannya pada 740 M di Kufah

Ia mengambil sikap oposisi revolusionar pada pemerintahan Bani
Umayyah masa Hisyam bin Abdul Malik

Akan tetapi dalam serangan yang ia lancarkan selalu dipadamkan
oleh pasukan pemerintah

Zaid meninggal ditiang gantungan

Oposisi Zaid digantikan oleh putranya Yahya bin Zaid , namun ia
juga gagal dan terbunuh

Syiah Zaidiyah kemudian dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah,
Ibrahim bin Abdullah, dan Mansur al-Dawaniqi yang melawan
Abbasiah, namun juga mengalami kegagalan.
SYIAH SABIYYAH

Sekte ini hanya mengakui tujuh imam sampai Ismail bin Ja’far

Sekte ini dikenal juga sebagai Syiah Ismailiyah

Syiah ini merupakan gerakan oposisi pada masa Dinasti Abbasiyah
Baghdad

Pada masa Ubaidullah bin Husein (generasi keempat Ismailiyah)
baru berhasil mendirikan Da’wah al Fatimiyah untuk menggalang
massa tentang datangnya al-Mahdi

Dengan dukungan suku berber di Afrika Utara, Ubaidullah berhasil
mendirikan daulah Fatimiyah dan menjadi khalifah yang pertama

Kedudukannya setara dengan khalafih Abbasiyah di Baghdad
KHAWARIJ

Adalah golongan yang keluar dari pasukan Ali akibat keputusan
tahkim pasca perang Siffin

Jumlahnya konon mencapai 12.000 orang

Mereka mendirikan basecamp sendiri di wilayah Haruriyah

Khawarij memandang pelaku Tahkim adalah dosa besar.

Khawarij memiliki doktrin La hukma illa Lillah (tidak ada putusan
hukum kecuali putusan hukum yang datangnya dari Allah)

Tahkim bertentangan dengan kebijakan Tuhan dalam QS Al Hujurat
9, QS Al Maidah 44, 45, dan 47
TEORI POLITIK KHAWARIJ
-
1. Jabatan khalifah tidak menjadi monopoli suku tertentu
-
2. Siapapun berhak menjadi khalifah asal memenuhi syarat
-
3. Jabatan khalifah bukan terkait dengan syariat, tetapi
kemaslahatan saja
-
4. Pemerintahan dijalankan berdasarkan prinsip musyawarah
-
5. khaifah harus dipilih secara bebas oeh rakyat tidak
mengembangkan ashabiyah dan keuarga
STRUKTUR KEPEMIMPINAN
KHAWARIJ

Syabats bin Rabi at-Tamimi sebagai panglima militer

Abdullah bin al-Kawwa al Yasykara sebagai kepala agama

Abdullah bin Wahab al-Rasaby sebagai kepala pemerintahan
SEKTE KHAWARIJ

NAJDAH yaitu pengikut dari Najdah bin Amir al Hanafi

AJARIDAH yaitu pengikut dari Abdul Karim bin Ajrad

AZARIQAH yaitu pengikut Nafi’ bin Azraq
DOKTRIN KHAWARIJ

ISLAM PURITAN

PENAFSIRAN TEKSTUAL TERHADAP AL-QURAN

SEMUA PRAKTEK YANG TIDAK DITEMUKAN DASARNYA DALAM ALQURAN ADALAH BID’AH

MENEBAR TEROR KEPADA PENGUASA
AKHIR KHAWARIJ

HAMPIR 20 TAHUN. KHAWARIJ MENEBAR TEROR KEPADA DINASTI
UMAYYAH

TAHUN 694 GUBERNUR IRAQ, HAJAJ BIN YUSUF MENUMPAS GERAKAN
MEREKA
SEKIAN

TERIMAKASIH
Download