Anggrek Hitam Liar yang Makin Kelam. Populasi

advertisement
Anggrek Hitam
Posted on 21 Januari 2010 by alamendah
Gambar Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Anggrek hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia karena
terancam kepunahan di habitat aslinya. Anggrek hitam yang dalam bahasa latin
disebut Coelogyne pandurata merupakan flora identitas (maskot) propinsi Kalimantan
Timur. Populasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di habitat asli (liar) semakin
langka dan mengalami penurunan yang cukup drastis karena menyusutnya luas hutan
dan perburuan untuk dijual kepada para kolektor anggrek.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), sebagaimana namanya, mempunyai ciri khas
pada bunganya yang memiliki lidah (labellum) berwarna hitam. Anggrek langka ini
dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Black Orchid”. Sedangkan di Kalimantan Timur,
Anggrek Hitam yang langka ini mempunyai nama lokal “Kersik Luai”.
Meskipun Anggrek hitam identik dengan Kalimantan tetapi jenis anggrek ini selain di
hutan liar Kalimantan juga tumbuh liar di Sumatera, Semenanjung Malaya dan
Mindanao, Pulau Luzon dan Pulau Samar Filipina.
Ciri-ciri Angrrek Hitam. Jenis anggrek ini dinamakan Anggrek hitam lantaran
memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau
dan berbulu. Jumlah bunga dalam tiap tandan antara 1 hingga 14 kuntum atau lebih.
Garis tengah tiap bunga sekitar 10 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, melancip,
berwama hijau muda, panjang 5 – 6 cm, lebar 2 -3 cm. Daun mahkota berbentuk lanset
melancip berwarna hijau muda bibir menyerupai biola, tengah-tengahnya terdapat 1
alur, pinggirnya mengeriting, berwama hitam kelam atau coklat tua.
Daun Anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang berkisar antara
40 – 50 cm dan lebar antara 2 -10 cm. Sedangkan buah Anggrek hitam berbentuk
jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara 2 – 3 cm. Dari keseluruhan bunga
tidak banyak yang menjadi buah.
Ciri khas anggrek hitam lainnya yang membedakan dengan jenis anggrek lainnya adalah
mengeluarkan bau semerbak. Biasanya tanaman itu mekar pada Maret sampai Juni.
Anggrek hitam sebagaimana anggrek pada umumnya, tumbuh menumpang pada
tumbuhan lain (epifit). Biasanya anggrek langka ini menempel pada pohon tua yang
hidup di daerah pantai atau rawa.
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) tumbuh di tempat teduh. Umumnya jenis
anggrek yang menjadi fauna identitas Kalimantan Timur ini tumbuh di dataran rendah
pada pohon-pohon tua, di dekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup
panas dan dekat sungai-sungai di hutan basah.
Tanaman yang epifit (hidup menumpang di tumbuhan lain) ini berkembang biak
dengan dengan biji. Namun Anggrek hitam juga dapat dikembangbiakkan dengan cara
memisahkan umbi semunya.
Anggrek Hitam Liar yang Makin Kelam. Populasi anggrek hitam (Coelogyne
pandurata) di habitatnya yang liar semakin hari semakin langka. Meskipun menurut PP
Nomor 7 Tahun 1999 anggrek ini dilindungi dan dilarang diperdagangkan bebas
(kecuali hasil penangkaran), namun perburuan yang dilakukan untuk mengambil dan
menjual jenis anggrek ini ke kolektor anggrek tidak kunjung mereda.
Selain itu, mulai beralihnya fungsi hutan untuk perkebunan dan pemukiman serta
terjadinya kebakaran hutan yang terjadi tiap tahun semakin membuat populasi Anggrek
hitam di alam liar semakin terancam kepunahan.
Mungkin para pecinta dan kolektor anggrek sebelum membeli Anggrek hitam musti
teliti, apakah anggrek hitam yang dibeli itu hasil penangkaran atau hasil perburuan dari
alam liar. Meskipun banyak pecinta anggrek yang mengoleksi Anggrek hitam, tetapi
kepunahan spesies ini di alam bebas tetap merupakan kerugian yang besar bagi
biodeversity Indonesia. Jangan sampai para pecinta anggrek justru menjadi penyebab
utama kepunahan Anggrek hitam di alam liar.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo:
Asparagales; Famili: Orchidaceae; Genus: Coelogyne; Spesies: Coelogyne pandurata;
Nama binomial: Coelogyne pandurata
Referensi: zipcodezoo.com/Plants/C/Coelogyne_pandurata/
Gambar: www.anggrek.org/coelogyne-pandurata.html;
Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)
Filed under Region Sumatera, Tanaman Obat
27
Jan
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Order
: Laurales
Family
: Lauraceae
Genus
: Cinnamon
Species : Cinnamomum burmannii
Merupakan spesies yang berasal dari Family Lauraceae dan Genus Cinnamomum.Cinnamomum
burmannii, juga dikenal sebagai Bahasa Indonesia Cinnamon, Cassia Padang, atau Korintje, ini adalah
salah satu dari beberapa tanaman dalam genus Cinnamomum kulit yang dijual sebagai rempah-rempah
kayu manis, walaupun di banyak negara hanya berlaku kayu manis dapat dijual . Rempah-rempah adalah
yang paling murah dari tiga bentuk umum kayu manis karena memiliki kandungan minyak esensial
terendah. Yang paling umum dan termurah jenis kayu manis di Amerika terbuat dari bubuk
Cinnamomum burmanni. Sebagai hasil dari kandungan minyak rendah, Cinnamon Indonesia mungkin
kurang dari zat beracun coumarin ringan daripada C. cassia. Dalam
Bahasa Inggris Sering dikenal
dengan nama Cinnamomum tree. Biasanya disebut dengan padang cassia. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia biasa disebut kayu manis. Dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan ”kaneel”
Jawa. Penyebaran Cinnamomum burmannii di indonesia banyak terdapat di daerah Sumatra,
khususnya di daerah Sumatra Barat dan Kerinci. Nama daerahnya yaitu di Sumatra : holim,
holim manis, modang siak-siak (Batak), kanigar, kayu manis (Melayu), madang kulit manih
(Minangkabau). Jawa Huru mentek, kiamis (Sunda), kanyengar (Kangean). Kesingar (Nusa
Tenggara), kecingar, cingar (Bali), onte (Sasak), kaninggu (Sumba), Puu ndinga (Flores).
Warga Lauraceae seperti Cinnamomum burmannii ini, merupakan penghuni daerah-daerah yang
seluruhnya mencakup lebih dari 1000 jenis yang terbagi dalam sekitar 50 marga. Tanaman ini
juga terdapat di daerah Srilanka. Tetapi di daerh Srilanka, kulit batangnya lebih tipis dari kulit
batang Cinnamomum burmannii yang ada di Indonesia. Dikenal 2 varietas, varietas pertama
yang berdaun muda berwarna merah pekat dan varietas kedua berdaun hijau ungu. Varietas
pertama terdiri dari 2 tipe, ialah tipe pucuk merah tua dan tipe pucuk merah muda. Varietas yang
banyak ditanam di daerah pusat produksi di Sumatra Barat dan Kerinci adalah varietas pertama.
Varietas kedua hanya didapat dalam jumlah populasi yang kecil. Kayu manis pucuk merah
mempunyai kualitas yang lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah daripada kayu manis yang
berpucuk hijau.
Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)
Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph
Arnord, seorang naturalis yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut
diabadikan menjadi nama latin bungan ini oleh Robert Brown.
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Hutan yang terbentang di belasan ribu pulau
mengandung berbagai jenis flora dan fauna, yang kadang tidak dapat dijumpai di bagian bumi lainnya dan
merupakan salah satu negara Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya
genetika, dan spesies yang sangat berlimpah). Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah
spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar 30.000 jenis dari seluruh tumbuhan
berbunga di dunia. Sayangnya, banyak jenis tumbuhan tertentu, mengalami kepunahan.
Sampai saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta
tiga cabangnya (Kebun Raya Cibodas,Purwodadi, dan Bedugul Bali) baru mengoleksi 20 % total jenis tumbuhan yang
ada di Indonesia. Koleksi anggrek kurang dari 5 % yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Untuk jenis durian saja,
Indonesia memiliki puluhan jenis, talas ada 700-an jenis, yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.
Menurut data base yang ada, terdapat 2 juta spesies tumbuhan di dunia dan 60%nya ada di Indonesia. Pemerintah
kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan Sumbar Daya Alam berupa tumbuhan langka yang
bermanfaat bagi manusia melalui usaha memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah
konservasi di seluruh Indonesia.
Tidak bisa dibayangkan banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan atau flora di dunia ini. Sampai saat inipun banyak
kalangan ilmuwan yang berpendapat bahwa belum semua jenis flora yang ada di bumi telah dikenali.
Seperti halnya hewan, jenis-jenis flora sangat ditentukan oleh lingkungan spesifiknya yang disebut juga sebagai
habitat. Dengan bantuan manusia, beberapa diantara tumbuh-tumbuhan ini tersebar luas ke berbagai belahan bumi,
sehingga ada jenis yang bisa ditemui di banyak negara, dan adapula yang hanya dapat ditemui di habitat asalnya.
Kerusakan lingkungan yang terjadi telah menghancurkan banyak habitat-habitat tumbuhan yang menyebabkan
punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu, sehingga turut mempengaruhi kehidupan hewan dan penduduk yang
tinggal diatasnya.
Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana)
Angger pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek yang langka. Anggrek yang banyak diminati
para pencinta bunga itu hidup menumpang pada bunga bakung (Crinum asiaticum). Langkanya anggrek ini,
dikarenakan habitat anggrek yang ada di Cagar Alam Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan
manusia. Kerusakan tersebut juga menyebabkan bunga bakung mati.
Untuk mencegah kepunahan anggrek pensil, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah mencoba
mengembangbiakkan anggrek ini. Uji coba pengembangbiakan anggrek langka itu di Danau Dendam Tak Sudah
(DDTS), Bengkulu. Pada Februari 2005 ditanam sebanyak 20 batang, dan April 2006 sebanyak 7 batang. Ternyata
anggrek tersebut dapat tumbuh subur di DDTS.
Pada bulan Juni ini BKSDA akan menanam kembali 20 batang anggrek hasil penangkaran yang dilakukan oleh
BKSDA.
Demikian
dikatakan
Kepala
BKSDA
Bengkulu,
Yohanes
Sudarto,
Rabu
(6/6).
Anggrek pensil memiliki keindahan yang khas. Kesegaran bunga ini dapat mencapai 22 hari. Pada tahun 1882
anggrek ini dinobatkan sebagai “Ratu Anggrek” dan mendapat hadiah “First Class Certificate” dari pemerintah
Inggris.
Kata sulitHabitat: tempat tinggal khas untuk hewan dan tumbuhan.Penangkaran: usaha pengembangbiakan hewan
atau tumbuhan.
Bunga Edelweis Anaphalis Javanica
Edelweis Anaphalis Javanica adalah tumbuhan gunung yang terkenal, tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m
dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka.
Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan
jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan
efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti
kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya.
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi
burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung
untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari
hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango. Dalam batas
tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi.
Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi
yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak
dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual
kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
Tanaman Pakis Ekor Monyet
Tanaman ini terbilang langka, sinonimnya cukup banyak yaitu pakis hanoman, pakis sun go kong, dll. Nama yang
banyak disandangnya tidak lain disebabkan karena penampilan luar dari tanaman pakis ini sendiri. Tidak seperti
tanaman
lain
yang
berdaun,
tanaman
ini
justru
berbulu/berambut
seperti
monyet.
Perawatan tanaman ini berdsarkan sumber sumber yang saya baca tidak sulit, yang sulit budi-dayanya menjadikan
tanaman ini langka dan banyak diburu oleh para kolektor tanaman langka.
KANTONG SEMAR
Nepenthes adalah tanaman unik. Tanaman karnivora ini termasuk tanaman langka ang dilindungi, hal
tersebut dikarenakan Nepenthes/ kantong semar semakin langka karena adanya pembukaan hutan dan
banyaknya orang yang memburu keberadaannya, tanpa mencoba untuk melestarikannya.
Di Indonesia banyak sebutan diberikan pada tanaman karnivora ini, ada yang
menyebut kantong semar, periuk monyet, kantong beruk, ketakung, sorok raja
mantra dan masih banyak lagi. Tanaman merambat ini hidup di tanah-tanah
lembap yang sedikit nutrisi makanan/ miskin hara. Namun ada juga yang
menempel pada tanaman
inang (epifit).
Keindahan tanaman ini dapat dilihat dari Kantongnya yang merupakan ujung daun yang berbentuk
kantong dan berfungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.
Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan
memisahkan anakan. Umumnya Nepenthes yang hidup terrestrial di dataran
rendah tumbuh di tempat-tempat yang berair atau dekat sumber air pada substrat
yang bersifat asam. Nepenthes juga membutuhkan cahaya matahari intensif
dengan panjang siang hari antara 10-12 jam setiap hari sepanjang tahun, dengan
suhu udara antara 23-31°C dan kelembaban udara antara 50-70%.
Adenium Socotranum: Tanaman Langka yang Tidak Langka
Posted on Juli 9, 2008 by Sumarno Wijaya
Menurut ahli2 taxonomi, adenium terbagi atas beberapa spesies. Walau ada yang
mengutarakan hanya 1 spesies yaitu obesum dengan beberapa sub spesiesnya tetapi yang kita kenal saat ini
mencakup 7 spesies yaitu sp. Obesum, sp. Multiflorum, sp. Oleifolium, sp. Swazicum, sp. Boehmianum, sp.
Arabicum dan sp. Socotranum.
Setiap spesies punya beberapa keunikan tersendiri yang membedakan satu dengan yang lainnya baik itu
bentuk bunga,warna bunga, bentuk daun, bentuk akar dan lainnya. Karena tanaman adenium ini unik
dan menarik dari akar sampai bunga maka kepopulerannya sulit pudar.
Adenium sp. Socotranum
Negara Thailand cukup baik memperkenalkan adenium sp. ini. Sayangnya informasi
yang mereka sebarkan tidak 100% benar!. Akibatnya orang saat ini mengira kalau adenium socotranum
itu adalah adenium thai soco. Padahal adenium socotranum berbeda dengan adenium thai socotranum!.
Negara thailand mengklaim kalau adenium thai soco merupakan pemuliaan adenium socotranum. Di
lain pihak adenium socrotanum yang asli semakin sulit dikenali. Karena itulah maka saat ini tidak mudah
mencari adenium sp. socrotanum yang asli baik itu di luar negeri sekalipun.
Pulau Socotra: Pulau Kaya Hayati Unik
Asal muasal adenium sp. socotranum adalah pulau Socotra di negara Yaman. Pulau ini juga terkenal
dengan beberapa tanaman unik seperti Dorstenia Gigas dan Dracaena cinnabari. Karena pulau ini berada
di Jazirah Arab, maka daerahnyapun mirip gurun. Adenium ini banyak tumbuh baik diperbukitan
maupun di lembah. Kadang juga ada yang
tumbuh di bukit karang yang menghadap ke laut. Lingkungan daerah ini cukup ekstrim walau
keliatannya tidak seektrim gurun pasir di arab dan afrika.
Batang kokoh dan Bunga Indah
Menurut referensi online batang adenium ini kokoh dan berbunga
indah. Diameter batangnya bisa lebih dari 2 meter sedangkan tingginya bisa mencapai 3 meteran
(gambar 1). Untuk bisa mencapai bentuk itu mungkin diperlukan waktu lebih dari 20 tahun. Usia 4 tahun
adenium ini baru bisa mencapai diameter bonggol 5cm (gambar 2). Sedangkan waktu berbunga pertama
kalinya ada yang harus menunggu 7 tahunan. Perlu kesabaran tinggi menunggu berbunganya adenium
ini.
Bentuk bunganya sebenarnya mirip adenium multiflorum, hanya warna merahnya tidak terpusat
dipinggir kelopak bunga.
Warnanya didominasi pink muda keputihan (gambar 3) yang menyebar merata.
Biasanya adenium ini dapat dikenali dari daunnya yang punya urat berwarna putih menonjol. Saat baru
tumbuh daun, warna daunnya coklat keemasan (gambar 4). Bandingkan dengan adenium biasa yang
dari pucuk sudah berwarna hijau segar. Warna daun cenderung lebih gelap dan kecoklatan dari adenium
jenis lain. Sedangkan batangnya dapat dikenali dari gurat2 garis yang kuat bekas daun yang gugur
seperti batang pohon tua. Warna batangnyapun cenderung berwarna coklat keputihan.
Tanaman Langka atau Tidak?
Keseluruhan jenis sp. adenium tidak termasuk dalam kategori tanaman langka. Dalam database cites
tidak ditemukan informasi bahwa adenium sp. socotranum masuk dalam kategori tanaman langka dan
dilindungi. Tetapi kenyataan di lapangan berkata lain. Adenium sp socotranum sangat sulit dicari di
nursery di Indonesia, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Kalaupun ada biasanya tidak untuk dijual. Idem
ditto di luar negeri. Tapi 1 tahun terakhir ini tampaknya sudah bisa tersedia di luar negeri walau
mendapatkannya dengan cara auction atau jumlah sangat terbatas. Soal harga masih dalam range yang
belum wajar.
Saat pertama kali ditawarkan adenium ini oleh seorang pemilik
nursery, harga yang dipatok cukup besar dan cenderung tidak rasional. Untuk harga yang tinggi itu
hanya mendapatkan ukuran adenium setinggi 10cm dengan diameter bonggol 6cm yang katanya
berumur 3 tahun. Kondisinyapun tidak terlalu segar karena baru saja pindahan dari luar negeri. Tapi
setelah melihat sosoknya dengan baik-baik barulah sadar kalau adenium sp. ini benar2 mengagumkan.
Walau kecil, tapi bonggolnya kokoh. Bentuk batangnya kelihatan seperti adenium yang sudah cukup tua.
Tips Merawat
Sebenarnya perawatan adenium ini sama seperti Adenium spesies lainnya. Hanya jangan keburu frustasi
karena tidak berbunga2. Kesabaran dalam merawat merupakan kunci agar adenium sp. ini bisa
berbunga. Bila anda mengimpornya langsung dari luar negeri baik itu hand carry maupun dikirim,
pastikan adeniumnya dalam kondisi sehat saat proses pengiriman. Beri vitamin B1 dan hormon
pertumbuhan akar takaran secukupnya saat melakukan proses potting. Jangan diletakkan di tempat
yang langsung bersinggungan dengan matahari saat proses adaptasi ini. Setidaknya dibutuhkan waktu 2
minggu sampai satu bulan untuk proses adaptasi ini. Salah satu indikator selesainya proses adaptasi
adalah tumbuhnya tunas baru dan kondisi batang yang segar.
Perawatan sehari2 sama saja dengan adenium lainnya. Hanya karena tanaman ini berharga, bisa juga
dibuatkan mini greenhouse agar perkembangannya dapat dikendalikan sekaligus aman dari jangkauan
tangan jahil. Sebaiknya juga jangan dihujan2kan karena ditakutkan air hujan (khususnya di kota besar)
dapat mengurangi imunitas dari adenium ini sehingga bisa timbul penyakit baik dari jamur, bakteri
maupun yang lain. Kondisi yang kering dan panas cukup disenangi adenium jenis ini.
Pemberian pupuk berimbang juga diperlukan. Ketika berusia lebih dari 5 tahun (kalau belum berbunga)
dapat diberikan pupuk yang memacu pertumbuhan bunga. Pupuk pemacu bunga dapat juga diberikan
dibawah usia 5 tahun, hanya saja jangan frustasi kalau bunganya tidak muncul.
c
Download