MENEGASKAN EKONOMI PANCASILA

advertisement
Strategi Bisnis Rasulullah
1
Bisnis Kaum Aksum
M.Suyanto
Kaum Aksum merupakan kaum yang berperan penting dalam
bisnis di Afrika Timur Laut. Kaum Aksum, berkembang sejak abad
keempat sebelum masehi dan mencapai kejayaan pada abad pertama
masehi. Tempat tersebut merupakan istana peristirahatan The Ark of
the Covenant dan tempat tiggal Ratu Saba’. Kaum Aksum berdiam
di utara Etiopia dan Eritrea serta mempunyai jaringan dagang yang
erat dengan India dan Mediterania. Kaum Aksum berdagang dengan
India dan Romawi (kemudian Byzantium), mengekpor gading,
tempurung kura-kura, emas dan jamrud. Kaum Aksum mengimpor
sutra dan rempah-rempah.
Kaum Aksum mempunyai pintu masuk bisnis baik melalui Laut
Merah maupun Sungai Nil yang memungkinkan mempunyai armada
yang kuat untuk menghasilkan keuntungan dalam bisnis dengan
berbagai orang Afrika (Nubia) maupun orang Arab (Yaman) dan
negara India. Pada abad ketiga masehi, kaum Aksum memperoleh
negara jajahan di Semenanjung Arabia melalui Laut Merah dan pada
350 mereka menundukkan Kerajaan Kush.
Strategi Bisnis Rasulullah
Hiasan dari Tempurung Kura-kura
Dekorasi dari Gading Gajah
2
Strategi Bisnis Rasulullah
Patung kecil dan genderang dari Gading Mammot
Ekspor utama kaum Aksum adalah produk pertanian. Pada waktu
itu tanah merekan lebih sudbur dibandingkan sekarang dan tanaman
utama mereka adalah grain mencakup gandum dan barley. Kaum
Aksum memelihara lembu, domba dan unta. Binatang buas yang
diburu untuk diambil sesuatunya, misalnya gading dan tanduk rusa.
Mereka berdagang dengan orang Romawi seperti halnya pedagang
Mesir dan Persia. Kaum Aksum kaya dengan deposit emas dan besi
yang mempunyai nilai dalam bisnis serta mempunyai mineral dalam
jumlah yang banyak, yaitu garam yang sangat sering
diperdagangkan. Mulai sekitar 100 SM sebuah rute bisnis laut dari
3
Strategi Bisnis Rasulullah
Mesir dan India dibangun, membuat Laut merah dan angin musim
hujan berguna untuk melintasi Laut Arabia ke India Selatan secara
langsung. Pada saat itu volume lalu lintas angkutan laut pada jalur
tersebut menurunkan jalur lama. Permintaan orang Romawi untuk
barang dari India Selatan meningkat tajam yang mengakibatkan
lebih banyak kapal besar berlayar di Laut Merah dari Romawi-Mesir
menurun dan berpindah ke Laut Arabia dan India. Kerajaan Aksum
terletak pada wilayah yang menguntungkan karena situasi bisnis
yang baru tersebut. Adulis segera menjadi pelabuhan untuk ekspor
barang dari Afrika, misalnya gading, kemenyan, tempurung kurakura, emas, jamrud dan binatang asing. KekuasaanAksum yang
pertama di Afrika mencetak koin sendiri. Koin tersebut dicetak pada
masa pemerintahan Endubis sampai Armah sekitar 270 sampai 610
dan dicetak dari emas, perak dan perunggu. Pencetakan koin pada
masa lalu merupakan aktivitas yang sangat penting dalam rangkan
untuk memproklamirkan Kekuasaan Aksum terhadap negara
tetangganya. Banyak koin yang dicetak digunakan untuk memberi
tanda mengenai peristiwa apa yang sedang terjadi ketika koin
tersebut dicetak.
Koin bergambar Raja Aksum Endybis 235-227 SM
Kaum Aksum melebarkan jajahannya ke Arab Selatan (Yaman).
Sekitar 517, seorang raja Yahudi yang bernama Yusuf Asar Yathar
4
Strategi Bisnis Rasulullah
atau juga dikenal sebagai Dhu Nuwas merebut kekuasaan raja
Himyar, Mukarrib Ya’fur. Yusuf menjadi raja karena raja
sebelumnya meninggal dunia. Yusuf menyerang tentara Aksum di
Zafar, ibukota kaum Himyar, membunuh banyak orang dan
menghancurkan gereja. Raja Kristen Kaleb dari Aksum mempelajari
penyiksaan yang dilakukan Dhu Nawas terhadap kaum Kristen dan
kaum Aksum. Menurut Procopius, Kaleb meminta bantuan Raja
Kristen Justin I dari Bysantium untuk menolong Aksum dengan
memotong suplai sutra sebagai bagian dari perang ekonomi melawan
kaum Persia. Kaleb mengirim pasukan melalui Laut Merah untuk
melawan Dhu Nawaz. Menurut prasasti Husn al Ghurab, Dhu Nawas
terbunuh, dalam pertempuran, kemudian ada tradisi Arab mengenai
“Menaiki kuda ke laut”. Kaleb mengangkat wakil dari Himyar,
Sumyafa’ Ashwa yang memerintah sampai 525, kemudian
dihentikan oleh Abrahah sebagai kepala tentara, yang didukung
tentara Etiopia. Kaleb membalas dengan mengirimkan tentara
sejumlah 3000 orang, tetapi tentara tersebut dihadang dan dibunuh
oleh pasukan Abrahah, sehingga gagal mengatasi pemberontakan
dari Abrahah. Sumber terbaru dari Etiopia menyatakan bahwa Kaleb
melepaskan tahtanya untuk hidup dari tahun ke tahun di biara dan
mengirim mahkotanya untuk digantung di Gereja Sepulchre Suci
Yerusalem. Kaleb digantikan oleh Alla Amidas Sebuah prasasti dari
Sumyafa’ Ashwa juga memuat dua raja Aksum yang menandakan
bahwa dua raja tersebut di bawah kekuasaan sebelum Kaleb turun
tahta, lebih tepatnya raja Alla Amidas.
Pemerintahan kaum Aksum di Yaman mulai pada 520 sampai
570. Procopius mencatat bahwa Abrahah kemudian bertemu dengan
pengganti Kaleb yang di perkuat oleh prasasti yang terdahulu di
543 negara bagian Aksum sebelum daerah tersebut di bawah
kendalinya. Selama pemerintahannya, Abrahah memperbaiki Dam
Ma’rib di 543 dan menerima utusan dari Persia dan Byzantium,
termasuk permintaan beberapa uskup yang telah dipenjarakan di
Nisbis. Abrahah memerintah sampai 547 dan setelah itu digantikan
oleh anak laki-lakinya, Aksum. Aksum dalam sumber Arab disebut
Yaksum yang dirancukan dengan Ma’afir yang berasal dari pantai
barat daya Yaman, yang di prasasti Dam Ma’arib digantikan oleh
saudara laki-lakinya, Masruq. Kaum Aksum mengendalikan Yaman
sampai akhir 570 dengan invasi dari saudara tua pimpinan Sasania,
5
Strategi Bisnis Rasulullah
Vahriz yang menurut legenda kemudian membunuh Masruq dengan
anak panahnya yang dibidikkan dengan baik. Sumber Arab yang
lebih baru menyatakan bahwa Abrahah membangun sebuah Gereja
besar yang dinamakan al-Qulays di Sana’a agar dapat menggantikan
ibadah haji dari Ka’bah. Abrahah meninggal dunia pada Tahun
Gajah (570) setelah gagal menyerang Mekah. Runtunan peristiwa
yang pasti dari awal perang belum tentu seperti yang ditunjukkan
dalam prasasti 525 yang memuat kematian Raja Himyar yang dapat
dirujuk baik orang Himyar yang mewakili Aksum, Sumyafa’ Ashwa
atau Yusuf Asar Yathar. Sejarah Arab juga memuat konflik antara
Abrahah dengan pemimpin Aksum yang bernama Aryat yang terjadi
pada 525.
Aksum memelihara kekuasaan dan kekuatan bisnisnya dengan
baik sampai munculnya Islam pada abad ketujuh masehi.
Dikarenakan kaum Aksum berlindung pada Khalifah, maka orang
Islam saat itu tidak berusaha untuk menundukkan kaum Aksum
sampai melintasi Afrika. Meskipun demikian, Umar bin Khattab
pada awal 640 mengirim pasukan untuk menundukkan Adulis
dibawah pimpinan Alkama bin Mujazziz dan dapat ditalukkan.
Kekuatan pasukan Aksum mulai menurun pada periode tersebut.
Pada 702, armada laut Aksum menyerbu Hijaz dan menduduki
Jeddah. Meskipun demikian, Sulaiman bin Malik dapat mengambil
kembali dari Aksum yang menjadikan Muslim mengembalikan
kejayaannya dari Penguasa Etiopia pada abad ke sembilan.
Kekuasaan Islam tersebut mengambil kendali Laut Merah dan
Sungai Nil yang menjadikan perekonomian kaum Aksum terisolasi.
Walaupun begitu, kaum Aksum masih berhubungan baik dengan
tetangga Muslimnya. Dua pemerintahan Kristen di Tenggara Aksum
(saat ini Sudan) adalah Maqurra dan Alwa dapat bertahan sampai
abad ketigabelas yang akhirnya menjadikan mereka masuk ke dalam
Islam.
6
Download