BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg.(Ardiansyah, 2012). Menurut The Seventh Report of the Joint National Commite (JNC 7) on Prevention, Detected, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003) klasifikasi hipertensi pada hipertensi dikatakan normal apabila tekanan sistolik pada pengukuran tekanan darahnya adalah kurang dari 120 mmHg dan diastoliknya kurang dari 80 mmHg. Pada pre hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya dalam rentang 120-139 mmHg dengan diastolik 80-89 mmHg, sedangkan hipertensi dengan Stage I memiliki tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastolik diantara rentang 90-99 mmHg, bahkan pada hipertensi Stage II disampaikan bahwa tekanan darah sistoliknya sudah mencapai nilai lebih dari 160 mmHg dan diastoliknya mencapai lebih dari 100 mmHg. (Junaedi, Yulianti, Rinata, 2013). Hiperkolesterol adalah merupakan suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia adalah adanya tingkat tinggi kolesterol dalam darah dalam bentuk hiperlipidemia 1 2 (peningkatan kadar lipid dalam darah) dan atau "hiperlipoproteinemia" (peningkatan kadar lipoprotein dalam darah) (Ann, 2011). Kolesterol adalah sterol, merupakan salah satu dari tiga kelompok utama lipid yang semua sel hewan guna membangun membran sel hewan dan diproduksi oleh semua sel-sel hewan. Sel tumbuhan tidak memproduksi kolesterol. Ini juga merupakan prekursor dari hormon steroid, asam empedu dan vitamin D (Ann, 2011). Menurut hasil laboratorium batasan nilai kolesterol dalam darah adalah kolesterol total yaitu 150-200 mg/100 ml dengan HDL kolesterol adalah berkisar 35-55 mg/100 ml pada laki-laki dan 45-65 mg/100 ml pada perempuan sedangkan LDL kolesterol yang normal berada pada kisaran nilai kurang dari 150 mg/100 ml dalam darah. (SOP Rsu Bunda Purwokwerto 2013) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Sebagian orang memperoleh dampak positif era globalisasi yaitu mereka mendapat informasi yang tepat dan tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk hidup sehat serta pengaturan pola makan sehat salah satunya menghindari junk food dan kurang serat (buah dan sayur).Salah satu contoh dampak negatif adalah gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat bisa mengakibatkan hiperkolesterolemia yang menjadi salah satu faktor penyebab hipertensi (Barasi, 2009.) 3 Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Munculnya gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2004). Selama ini, tampaknya masyarakat kurang menaruh perhatian terhadap bahaya hipertensi. Biasanya seseorang akan memperhatikan hipertensi ketika ada keluarga dekat (ayah, ibu, adik, atau kakak), teman atau tetangga yang meninggal dunia terkena serangan jantung ataupun lumpuh karena stroke akibat dari komplikasi hipertensi (Ardiansyah, 2012 ). Angka kejadian hipertensi di Amerika menunjukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dan satu pertiganya mengetahui keadaannya serta hanya 61% melakukan pengobatan. (American Heart Association, 2011). Penderita yang mendapat pengobatan hanya satu pertiga mencapai tekanan darah yang optimal atau normal (Wahdah, 2011). Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui, hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases). Minh et al (2005), berdasarkan world health report 2002, 600 juta orang yang menderita hipertensi di dunia dan diperkirakan 7.1 juta orang 4 meninggal akibat hipertensi setiap tahunnya atau sekitar 13 % dari total kematian secara global dan 64 juta orang mengalami disability adjusted life year karena hipertensi. Institute National of Health (INH) 2006, melaporkan bahwa hipertensi mempengaruhi sekitar 50 juta orang di USA dan 1 milyar di dunia. Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes (2013) menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 25.8%, sebagian besar (63.2%) kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dimana insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki (Departemen Kesehatan, 2013). Prevalensi hipertensi di kabupaten Banyumas, berdasarkan laporan penyakit tidak menular kasus baru di kabupaten Banyumas tahun 2013, angka hipertensi pada golongan umur > 45 tahun sebesar 2.843 orang. (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014). Menurut data pra survei di RS Bunda Purwokerto pada bulan Juni 2014 angka hipertensi di Rumah Sakit Bunda Purwokerto terdapat 53 kasus hipertensi selama bulan Januari sampai bulan Juli 2014. Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko. Pencegahan hipertensi dilakukan dengan cara mempertahankan berat badan dalam kondisi normal, mengatur pola 5 makan, dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah, olahraga dengan teratur, mengatasi strees dan emosi, menghentikan kebiasaan merokok, menghindari minuman beralkohol, dan memeriksakan tekanan darah secara berkala (Departemen Kesehatan RI, 2010). Menurut Bull dan Morrell (2007), peningkatan kolesterol dalam darah atau trigliserida plasma merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Kolesterol merupakan zat yang sebenarnya sangat diperlukan oleh tubuh yang merupakan komponen terbesar untuk kepentingan pembangunan membran sel tubuh, membantu pergerakan zat ke dalam dan keluar sel, bahan pembuatan hormon steroid, garam empedu untuk pencernaan lemak dan lain sebagainya. Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih, di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah (Bull dan Morrell, 2007). Menurut Nelson (2001), dalam Sustrani, Alam, & Hadibroto (2004), melaporkan banyaknya penderita hipertensi yang berhasil mengelola 6 penyakitnya tanpa obat. Pengelolaan hipertensi tanpa obat, hasilnya lebih dari sekedar mengatasi penyakit ini saja, tapi juga sekaligus mencegah stroke dan serangan jantung. Obat hipertensi umumnya mempunyai efek samping yang juga cukup serius, misalnya beta blocker mengakibatkan sulit tidur, kelelahan, dan gangguan pencernaan. Disamping itu harganya cukup mahal. Tingginya angka kejadian efek samping pada obat serta harga yang relatif mahal, menjadikan pengobatan non farmakologis menjadi pilihan yang tepat. Pengobatan non farmakologis adalah pengobatan yang tidak menggunakan bahan dari senyawa kimia, antara lain dari bahan tumbuhan, menjaga pola makan, olahraga teratur, mengurangi asupan alkohol dan merokok, refleksi dan jenis-jenis terapi kesehatan. Pengobatan non farmakologi menggunakan bahan-bahan alami yang berpengaruh untuk menurunkan kadar kolesterol darah misalnya, flavanoid, allisin, sulfonilurea, linoleat, vitamin C, vitamin E, pektin, diosgenin dan serat. (Bull dan Morrell, 2007). Konsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker. Buah dan sayur mengandung zat kimia tanaman (phytochemical) yang penting, seperti flavonoids, sterol, dan phenol. Flavonoids, yang terdapat dalam anggur merah dan apel dapat mengurangi bahaya kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Makanan yang banyak mengandung serat juga sangat penting untuk keseimbangan kolesterol. Serat yang terdapat dalam tumbuhan, terutama pada sayur, buah, padi-padian, kacang-kacangan, dan biji-bijian, 7 dapat menurunkan kadar kolesterol karena dapat mengangkut asam empedu, serat juga dapat mengatur kadar gula dan menurunkan tekanan darah (Bhowmik, 2012). Serat makanan (dietary fiber) memang bukan zat gizi makanan, namun dibutuhkan dalam proses pencernaan makanan. Serat bermanfaat untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh. Diet tinggi serat seperti likopen (Lycopersicon esculentum) bermanfaat untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh, dan kolesterol. Hasil penelitian pada hewan dan manusia telah menemukan bahwa konsumsi serat seperti licopen dapat meningkatkan 15% HDL dan penurunan LDL rata – rata 8%. (Bhowmik, 2012). Fungsi serat dalam menurunkan kadar kolesterol tubuh adalah dengan cara mengikat kolestrol dalam usus halus sebelum kolesterol itu diserap kembali di perbatasan usus halus-usus besar, sehingga pengikatan koseterol itu akan mengakibatkan dikeluarkan dalam feces atau dengan kata lain memutus siklus perputaran kolesterol (Sitepoe, 1993:81). Salah satu bahan makanan yang tinggi serat adalah tomat (Lycopersicon esculentum), tomat dalam bentuk jus lebih mudah untuk diserap dan dicerna. Mengkomsumsi dua gelas jus tomat dalam sehari dapat menurunkan kolesterol jahat dari tubuh secara signifikan. Menurut laporan riset yang dimuat jurnal Maturitas, makanan dari tomat yang sudah dimasak seperti pasta ternyata memiliki khasiat yang nyaris sama seperti obat kimia penurun kolesterol, dengan hanya mengkomsumsi sekitar 60 gram pasta 8 tomat atau seperdelapan sari buah tomat setiap hari sudah cukup bagi pasien untuk memperoleh manfaat tersebut (Apriyanti, 2013). Kandungan senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007 %), saponin, asamfolat, asammalat, asamsitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, α dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Canene-Adam, dkk., 2004). Senyawa-senyawa yang terkandung dalam tomat (Lycopersicon esculentum) merupakan antioksidan potensial kuat yang berasal dari makanan (eksogen). Likopen bekerja di dalam tubuh melalui mekanisme oksidatif dan non oksidatif. Pemberian likopen diharapkan mampu meningkatkan status antioksidan lain yang akan berpengaruh terhadap perbaikan profil lipid dan pencegahan oksidasi LDL (Sulistyowati, 2006). Para ahli di Australia menyimpulkan senyawa likopen yang terdapat dalam tomat dapat memberi perlindungan alami terhadap dampak peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) atau rendahnya densitas lipoprotein di dalam darah (Apriyanti, 2013). Ried, (2013), berdasar hasil meta-analisis bahwa konsumsi 25 mg likopen setiap hari dapat menurunkan kolesterol jahat sekitar 10%. Hasil tersebut setara dengan efek dosis rendah dari statin (obat yang umumnya diambil untuk menurunkan kolesterol darah). Likopen 25 mg dapat diperoleh dari 50 gram saus tomat, 100 gram tomat utuh atau 300 ml jus tomat (Apriyanti, 2013). Flavanoid yang terkandung dalam buah tomat dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara menurunkan penyerapan kolesterol dan 9 asam empedu pada usus halus sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi lewat feces, hal ini menyebabkan sel-sel hati meningkatkan pembentukan asam empedu dari kolesterol akan menurunkan lemak karena diubah menjadi energi (Bull dan Morrell, 2007 ). Vitamin C dan vitamin E yang terkandung dalam tomat diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol darah dalam tubuh, vitamin C akan memecah kolesterol menjadi asam dan garam empedu sehingga mudah untuk dikeluarkan di saluran pencernaan dalam feces. Vitamin E menurunkan kadar kolestrol dengan cara menghambat pembentukan skualen 2,3 okside dengan cara bereaksi dengan oksigen membentuk alpha tokoferilkuinon yang bersifat stabil sehingga akhirnya menghambat pembentukan kolesterol (Bull dan Morrell, 2007). Penelitian yang dilakukan Klapp (2011), menyatakan bahwa salah satu penelitiannya yang berlangsung tiga bulan, 60 orang diberi makan 60 mg likopen per hari. Pada akhir masa pengobatan, hasil menunjukkan penurunan 14 persen kolesterol LDL dalam darah. Sesso (2012), dalam penelitianya yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition bahwa wanita dengan asupan tertinggi makanan berbasis tomat kaya lycopene secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung. Nur (2014), dalam penelitianya yang dipublikasikan dalam journal of nutrition college bahwa pemberian jus tomat berkulit dan jus tomat tanpa kulit pada penelitian ini masing-masing 150 gr tomat dengan penambahan air 50 cc dan 10 gula 2 gr berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol LDL yang bermakna. Hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti pada April tahun 2015 di RSU Bunda Purwokerto pasien dengan hipertensi yang mengalami hiperkolesterolemia dengan pemberian jus tomat sebagai perlakuan didapatkan hasil dari 6 pasien yang dilakukan pengukuran kadar LDL yang turun signifikan adalah berjumlah 5 orang dengan rentang 20-35 %. Penurunan dari rentang hasil kolesterol sebelumnya secara urut pasien 1 sampai dengan 5 yaitu 161, 195, 134, 182, 182, 183, mg/100 ml, setelah diberikan jus tomat pagi dan sore selama 3 hari berturut-turut yang selanjutnya dilakukan tes kolesterol dihari ketiga maka didapatkan hasil secara urut pasien 1 sampai dengan 5 yaitu 131, 125, 84, 132, 120, 163, mg/100 ml. ini membuktikan bahwa jus tomat dengan kandungan yang luar biasa akan menurunkan kadar LDL dalam tubuh pasien yang mengalami hipertensi B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengambil rumusan masalah, “Apakah pemberian jus tomat berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada penderita hipertensi dengan hiperkolesterolemi ?”. C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen in vivo, menggunakan rumus perhitungan t-test berpasangan, pre dan post intervensi, dengan jumlah sampel 30. Pasien diberikan jus tomat 2 kali sehari pagi dan 11 sore hari, selama 3 hari berturut - turut. Tes kolesterol dilakukan sebelum diberikan jus dan dilakukan tes kolesterol kembali pada hari ke 3. Satu kali pemberian jus tomat menggunakan 150 mg buah tomat matang dengan 50 ml air matang dan 2 gr gula pasir. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian jus tomat untuk penurunan kadar kolesterol (LDL) pada penderita hipertensi dengan hiperkolesterol. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kadar kolesterol (LDL) sebelum pemberian jus tomat pada penderita hipertensi dengan hiperkolesterol baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol b. Untuk mengetahui kadar kolesterol (LDL) sesudah pemberian jus tomat pada penderita hipertensi dengan hiperkolesterol baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol c. Untuk mengetahui selisih rerata kadar kolesterol (LDL) kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian jus tomat 12 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efektifitas pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada penderita hipertensi dengan hiperkolesteroemil. 2. Manfaat Praktis Penelitian yang dilakukan dapat menjadi sumbangan bagi pihak- pihak yang berkepentingan, antara lain : a. Bagi Profesi Keperawatan Untuk memahami pemahaman terapi non farmakologi terhadap penurunan kolesterol, sehingga dapat diterapkan sebagai pengobatan pelengkap (complementary therapy). b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini untuk menambah referensi bahan bacaan untuk peneliti selanjutnya dan bahan acuan pembelajaran atau bahan perbandingan penulisan tesis selanjutnya tentang terapi non farmakologis dalam menurunkan kolesterol. c. Bagi Pelayanan Kesehatan Memberikan pembelajaran bagi petugas kesehatan tentang pemanfaatan jus tomat agar lebih maksimal dengan pengelolaan dan penyediaan yang tepat dalam rangka mengembangkan terapi komplementer yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. 13 d. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini agar dapat memberikan informasi ke responden dan masyarakat tentang terapi non farmakologis dalam menurunkan kolesterol pada penderita hipertensi, sehingga masyarakat dapat mencegah dan mengobati kolesterol tinggi. F. Keaslian Penelitian Nama Priyo Raharjo Atiq Yunita Judul Penelitian Pengaruh pemberian jus tomat terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di desa wonorejo Kecamatan Lawang Malang tahun 2007 Tahun Pengaruh konsumsi jus tomat terhadap kadar kolesterol darah 2006 2007 Metode Penelitian Kuasi experimen pre and post test Hasil Penelitian Perbedaan dan persamaan Menunjukkan ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolic dan penurunan terbesar pada 30 menit setelah pemberian jus tomat. Persamaan : pada penelitian ini metode dan pengukuran tekanan darah sama dilakukan pre dan post dan merupakan sama-sama eksperimen Perbedaan : penelitian yang akan dilakukan menggunakan kontrol group untuk mengetahui perbedaan yang tidak dilakukan pemberian jus tomat. Dan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan waktu yang lembih banyak yaitu selama 3 hari berturut-turut lalu dihari ketiga akan di cek tekanan darahnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya dalam waktu 1 x pemberian dan langsung di ukur tekanan darahnya Persamaan : pada penelitian ini bisa dideskripsikan bahwa sama-sama menggunakan kelompok kontrol dan perlakuan dengan metode eksperimen dan dengan dilakukan secara acak dalam pengambilan sampelnuya, yaitu semua sampel dengan hipertensi yang mengalami riwayat pernah dengan kolesterol darah tinggi. Randomized Rerata asupan energi, pre-post test lemak, karbohidrat, dan control kolesterol secara statistik tidak menunjukkan perbedaan antara kedua kelompok (p > 0,05). Sedangkan asupan protein, dan serat secara statistik menunjukkan 14 1 15 Saryono Penurunan 2010 kadar kolesterol total pada pasien hipertensi yang mendapat terapi bekam di klinik annahl purwokerto Penelitian ini menggunak an desain pra eksperimen dengan rancangan onegroup pre-post test design without control Group perbedaan bermakna antara kedua kelompok (p < 0,05). Kadar kolesterol darah turun 18 mg/dl pada kelompok perlakuan dan 3 mg/dl pada kelompok kontrol. Secara statistik, ada pengaruh konsumsi jus tomat terhadap kadar kolesterol darah (p = 0,02). Perbedaan : pada penelitian ini tidak melihat rerata asupan energi baik karbohidrat, protein dan lemak namun hanya ingin melihat tekanan darah selama 3 hari dan hari ke tiga sebagai tolak ukur penelitian dan juga melihat kadar kolesterol setelah diberikan jus tomat dihari ketiganya. Ada pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kadar kolesterol total pada pasien hipertensi di Klinik An-Nahl Purwokerto. Persamaan : pada peneltian ini sama-sama menggunakan metode eksperimen namun dengan desain yang berbeda, sama-sama dilakukan pada pasien dengan riwayat kolesterol yang tinggi. Perbedaan : pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain Quasi eksperimen, berbeda dengan penelitian sebelumnya menggunakan desain praeksperimen. Rancangan penelitian ini dengan menggunakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebagai pembanding sehingga dapat ditemukan perbedaan kadar kolesterol dan tekanan darah setelah 15 16 Fifteen Aprila Fajrin Aktivitas Ekstrak Etanol Ketan Hitam Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol 2010 Yuniarti Dwi Astuti Pengaruh 2012 pemberian jus tomat terhadap kadar glukosa darah pada pradiabetes Penelitian eksperiment al ini berdesain post test only control group, menggunak an 28 tikus Wistar jantan yang dibagi 7 kelompok, masingmasing kelompok 4 tikus. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan rancangan Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol ketan hitam dengan dosis 1200 mg/kgBB memberikan efek antikolesterol dengan penurunan kadar kolesterol total serum paling besar yaitu sebesar 54,40±3,98 dan tidak berbeda signifikan dengan simvastatin. Terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa sebesar 9,00 mg/dl (7,64%) setelah pemberian jus tomat selama 3 minggu. diberikan jus tomat sebagai variabel bebasnya. Persamaan : pada penelitian ini sama-sama menggunakan metode eksperimen dan melaukan pengukuran kadar kolesterol , pada penelitian ini sama-sama menggunakan rumus t-test Perbedaan : pada penelitian ini digunakan pada mencit atau tikus sebagai sampel penelitian namum penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah pada manusia dan menggunakan tekanan darah dan kadar kolesterol sebagai evaluasi dari pemberian jus tomat Pada penelitian sebelumnya tidak melihat tikus yang mengalami hipertensi Persamaan pada penelitian ini sama-sama menggunakan jus tomat dalam mencapai tujuan penelitian terhadap sampel penelitian. Sama-sama menggunakan desain penelitian eksperimen dengan rancangan pre dan post test baik kontrol dan kelompok intervensi. Perbedaan : pada penelitiuan ini 16 17 one group pre test-post test design Dewi Masithoh Nur, Aryu C Pengaruh 2014 pemberian jus tomat berkulit dan tanpa kulit (lycopersicum commune) terhadap penurunan kadar kolesterol LDL pada lansia hiperkolesterol emi Penelitian ini adalah quasi experimenta l dengan rancangan pre-post grup design yang menggunak an manusia sebagai subyek penelitian menggunakan jus tomat pada sampel dengan penyakit diabetes militus sehingga tolak ukurnya adalah kadar glukosa darah sewaktu, namun pada penelitian yang akan dilakukan selanjutnya adalah pada sampel penelitian dengan hipertensi dan kemudian tekanan darah dan kolesterolah sebagai bahan evaluasi terhadap pemberian jus tomatnya. Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah perlakuan pada masingmasing kelompok, tetapi antara kelompok I dan II tidak terdapat perbedaan penurunan kolesterol LDL yang bermakna, setelah pemberian jus tomat berkulit dan tanpa kulit selama 14 hari. Persamaan : pada penelitian ini sama-sama menggunakan jus tomat dan sama-sama menggunakan metode quasi eksperimen yaitu dengan kelompok group penelitian baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Sama-sama menggunakan manusia sebagai subyek penelitian, penelitian ini sama-sama menggunalkan desain quasi eksperiment dengan pre dan post group. Perbedaan : penelitian yang akan dilakukan tidak akan dilakukan pengupasan pada kulit tomat, cukup hanya dicuci bersih dan langsung dibuat jus tomat. Dengan sampel penelitian tidak hanya lansia seperti penelitian sebelumnya. Dan yang membedakan pada penelitian 17 18 sebelumnya adalah akan dilakukan selama tiga hari berturt-turut dalam pemberian jus tomat dan hari ketiga baru dilakukan pengukuran trekanan darah dan kolesterol . bukan hanya kolesterol saja yang diteliti namun tekanan darah juga di monitor hasilnya 18 1