Modul Teori Komunikasi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teori Komunikasi
Introduksi
Pendekatan-pendekatan keilmuan
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Penyiaran
Tatap Muka
01
Kode MK
Dosen
MK85004
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Abstract
Kompetensi
Teori Komunikasi membahas tentang berbagai pendekatan dalam
keilmuan, pengertian dan model komunikasi, lingkup teori
komunikasi, perspektikf dalam
ilmu komunikasi, teori dan model KAP, komunikasi kelompok,
komunikasi
organisasi dan komunikasi massa serta teori komunikasi
interpretative dan kritis
Mahasiswa mampu
memahami kerangka
dasar dari berbagai teori
dan model yang ada
dalam ilmu komunikasi
Pendekatan dalam keilmuan
Sebelum sampai pada bahasan tentang berbagai teori dan model dalam Ilmu
Komunikasi, terlebih dahulu akan dibahas mengenai pendekatan-pendekatan atau
pandangan-pandangan dalam keilmuan yang berlaku di kalangan masyarakat akademis.
Hal ini penting karena pandangan-pandangan tersebut merupakan kerangka dasar dari
berbagai teori dan model yang ada dalam ilmu komunikasi.
Terdapat banyak defenisi ilmu yang dirumuskan para ahli.
“ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari
mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah umum” (NAsir, 1988)
“konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, adanya rasionalistas, dapat
digeneralisasi, dan dapat disistematisasi” (Shaphere, 1974).
Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif, dan konsistenasi
dengan realitas sosial” (Schutz, 1962)
“ilmu tidak hanya merupakan suatu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis,
tapi juga merupakan suatu metodologi” (tan, 1954).
Dari empat pengertian diatas, disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu hal, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat) yang diperoleh
manusia melalui proses berpikir. Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah memiliki tigas ciri.
Pertama ilmu merupakan suatu pengetahuan berdasarkan logika, kedua, ilmu harus
terorganisasikan secara sistematik, ketiga, ilmu harus berlaku umum.
Menurut LittleJohn dalam bukunya theories of Human communication yang
diterbitkan tahun 1989, secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta
objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3(tiga) kelompok atau aliran pendekatan.
Ketiga kelompok tersebut adalah pendekatan scientific (ilmiah empiris), pendekatan
humanistic (humaniora-interpretatif), serta pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial).
Aliran pendekatan scientific umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu eksakta
seperti fisika, biologi, kedokteran, dan lain-lain. Menurut pandangan ini ilmu diasosiasikan
sebagai objektivitas. Objektivitas yang dimaksudkan disini adalah objektivitas yang
menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofinya adalah
bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur. Secara individual para
peneliti boleh jadi berbeda pandangan, namun secara penelitian hasil yang mereka teliti
haruslah sama. inilah hakikat dari objektivitas dalam konteks standarisasi dan konsistensi.
ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yang
tegas antara known (objek tau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek
pelaku atau pengamat).
‘13
2
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Apabila
aliran
scientific
mengutamakan
objektivitas,
aliran
humanistic
mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. Perbedaan pokok antara kedua aliran ini
adalah:
1. Tujuan ilmu aliran scientific adalah untuk menstandarisasikan observasi,
sementara aliran humanistic mengutamakan kreatifitas individual
2. Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan
pandangan tentang hasil pengamatan, aliran humanistic bertujuan untuk
memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual
3. Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai suatu yang berada
disana (out there) diluar diri pengamat/peneliti. Di lain pihak aliran humanistic
melihat ilmu pengetahuan sebagai suatu yang berada disini (in here) dalam arti
berada dalam diri (pikiran/ interpretasi) pengamat/peneliti.
4. Aliran scientific memfokuskan perhatian pada dunia hasil penemuan (discovered
world) sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatian pada dunia para
penemunya (discovering person)
5. Aliran acientific berupaya memperoleh consensus, sementara aliran humanistic
mengutamakan interpretasi-interpretasi alternative
6. Aliran acientific membuat pemisahan yang teas antara known dan knower
sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut
Dalam konteks ilmu sosial, salah satu bentuk metode penelitian humanistic adalah
partisipasi observasi. Melalui metode ini peneliti mengamati sikap dan perilaku dari orang
yang ditelitinya dengan membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan orang
yang ditelitinya. Interpretasi atas sikap dan perilaku dari orang yang diteliti tidak hanya
didasarkan atas informasi yang diperoleh melalui wawancara tapi juga dengan pengamatan
langsung dengan objek yang diteliti.
Pandangan klasik dari humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang akan menentukan
penggambaran dan uraiannya tentang hal tersebut. karena bersifat subjektif dan
interpretative, maka pendekatan aliran ini cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan yang
menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah dan pengalaman pribadi.
Kelompok ketiga adalah social sciences (ilmu pengetahuan sosial). Kelompok ini merupakan
gabungan dari scientific dan humanistic. Pendekatan ini merupakan perpanjangan
(extension) dari pendekatan ilmu alam (naturan science) karena beberapa metode yang
diterapkan banyak yang diambil dari ilmu alam. Fisika, namun pendekatan humanistic juga
diterapkan.
‘13
3
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menggunakan dua pendekatan yang berbeda antara scientific dan humanistic karena yang
menjadi objek studi adalah kehidupan manusia. Ahli ilmu sosial harus mampu mencapai
kesepakatan consensus mengenai hasil pengamatannya, meskipun kesepakatan yang
dicapai sifatnya relative dalam arti dibatasi oleh faktor waktu, situasi dan kondisi tertentu.
Ilmu sosial juga mengutamakan faktor penjelasan dan interpretasi. Hal ini disebabkan
karena manusia sebagai objek pengamatan adalah mahluk yang aktif, memiliki daya pikir,
berpengetahuan, memegang prinsip dan nilai tertentu, serta tindakannya dapat berubah
sewaktu-waktu. Maka interpretasi subjektif terhadap kondisi spesifik tingkah laku manusia
diperlukan guna menangkap makna dari tingkah laku tersebut.. seringkali perbuatan
seseorang bersifat semua dalam arti tidak mencerminkan keinginan hati yang sebenarnya.
Dalam perkembangan, ilmu pengetahuan sosial ini terbagi kedalam dua kubu: ilmu
pengetahuan tingkah laku (behavioral science) dan ilmu pengetahuan sosial (social
science). Kubu pertama menekankan pengkajian pada tingkah laku individu manusia,
sedangkan kubu kedua pada interaksi antar manusia. Perbedaan terletak pada aspek
permasalahan yang diamati, sementara metode pengamatannya cenderung sama.
Ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, pada dasarnya difokuskan
pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia dalam menciptakan,
mempertukarkan, dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu. Namun
dengan adanya dua pendekatan scientific dan humanistic, dalam komunikasi juga muncul
kelompok masyarakat ilmuwan komunikasi yang berbeda baik dalam spesifikasi objek
permasalahan, maupun dalam aspek metodologis serta teori dan model yang dihasilkan.
Ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan social yang bersifat multidisipliner.
Itu terjadi karena ilmu komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan. Pendekatanpendekatan yang digunakan yang memepengaruhi peta ilmu komunikasi berasal dari
berbagai disiplin ilmu lainnya, seperti: sosiologi, psikologi, politik, linguistic, antropologi dan
lain sebagainya. Sifat multidisipliner ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan
dalam ilmu komunikasi sangat luas dan komplek, menyangkut berbagai aspek social,
budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. (Syaiful Rohim, 2009: 27).
Kalangan yang mendalami bidang studi speech communication (komunikasi ujaran)
umumnya banyak menerapkan aliran humanictic, teori yang digunakan teori-teori retorika.
Sementara ahli komunikasi yang meneliti bidang studi seperti komunikais antar pribadi,
komunikasi dalam kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa dan lain-lain.
Banyak menerapkan metode pendekatan scientific. Teori yang digunakan biasanya adalah
teori-teori komunikasi. Namun, pengelompokan semacam ini sudah kabur, karena dalam
‘13
4
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
praktiknya kalangan ilmu yang mendalami bidang kajian komunikasi ujaran sering
menerapkan pendekatan scientific, begitu pula sebaliknya.
Ilmu Komunikasi
Ilmu Komunikasi bersifat multidisiplin dan bidang kajiannya amat luas, sebab
fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengruh dari sistem-sistem tanda
dan lambang konteksnya amat luas, mencakup berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan
politik dari kehidupan manusia. Tataran analisnya luas juga dari tataran individu,
kelompok/organisasi, masyarakat luas sampai ketataran internasional dan global, oleh
karena itu pendekatan yang diterapkan dalam ilmu komunikasi bersifat multidisiplin.
Pemikiran-pemikiran teoritis ilmu komunikasi dikembangkan dari berbagai akar ilmu pohon
komunikasi.
Ilmu komunikasi bukan hanya ilmu pengetahuan yang bersifat murni teoritis
akademis, juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai praktisi,
sebab ilmu komunikasi juga menjelaskan tentang seni memproduksi sistem-sistem tanda
dan lambang yang mencakup berbagai aspek dan tingkat kepentingan yang amat luas. Dari
mulai kepentingan perorangan, kelompok, organisasi dan perusahaan sampai kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara. Sistem tanda dan lambang diperlukan oleh seluruh
sektor/kegiatan yang berkaitan dengan politik, sosial, budaya atau ekonomi dan bisnis. Hal
ini berkaitan dengan tenaga-tenaga profesional di berbagai bidang keahlian komunikasi
Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya sama dengan ilmu pengetahuan secara
umum, hanya saja objek perhatian difokuskan pada hubungan antar manusia. Menurut
Berger dan Chaffe (1987) ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi,
proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori
yang dapat diuji dan digeneralisasi dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berbaitan
dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang.
Teori
Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian
sebagai berikut:

Teori adalah abstraksi dari realitas

Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan defenisi-defenisi yang secara
konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis
‘13
5

Teori terdiri dari asumsi, proposisi, dan aksioma dasar yang berkaitan

Teori terdiri dari teorema yakni generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teori pada dasarnya merupakan “konseptualisasi atau penjelasan logis dan
empiris tentang suatu fenomena.
Teori memiliki 2 ciri umum:
1. Semua teori adalah abstraksi tentang suatu hal. Dengan demikian teori
sifatnya terbatas.
2. Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu
sifatnya relative
Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan
eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Hypotheticdeductive method, proses pengembangan teori melibatkan empat tahap:
1. Developing question
2. Forming hypotheses (membentuk hipotesis)
3. Testing the hypotheses (menguji hipotesis)
4. Formulating Theory /(memformulasikan teori)
Ada beberapa patokan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi
kesahihan teori antar lain :

Cakupan teoritis (theoritical scope ) yang menjadi permasalahan pokok disini adalah
apakah suatu teori yang dibangun memiliki prinsip ”generality” atau keberlakuuan
umum

Kesesuaian ( appropriateness ), yakni apakah isi teori sesuai dengan pertanyaanpeertanyaan / permasalahan-permasalahan teoritis yang diteliti.

Heuristic. Yang dipertanyakan adalah apakah suatu teori yang diebntuk punya
potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan

Validitas ( validity) atu konsistensi internal dan eksternal. Konsistensis internal
mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori konsisten dengan pengamatan.
Konsistensi eksternal mempertanyakan apakah teori yang dibentuk didukung oleh
teori teori lainnya yang telah ada

Parsimony (kesederhanaan ). Inti pemikirannya adalah bahw teori yang baik adalah
teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.
‘13
6
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Stephen W. Little John dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Jakarta,
Salemba Humanika, 2011.
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Jakarta,
Rineka Cipta, 2009)
‘13
7
Teori Komunikasi
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download