BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas pembangunan yang pesat saat ini, di satu sisi memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini diiringi pula oleh laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi, pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di beberapa daerah di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Sementara itu pembangunan sektor sanitasi yang merupakan salah satu pelayanan dasar saat ini belum mendapat perhatian serius dan cenderung tertinggal dibandingkan sektor lain. Hal ini tercermin dari prosentase penganggaran sektor sanitasi rata – rata 1 – 4 % dari APBD Kabupaten/Kota di Indonesia. Untuk mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat, berfungsi secara berkelanjutan, dan memenuhi standar teknis sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan dipandang perlu untuk dilakukan suatu program untuk mempercepat pembangunan sanitasi perkotaan adapun sub sektor yang perlu penangan segera adalah air limbah domestik, persampahan rumah tangga, dan juga drainase lingkungan. Target dari Program Percepatan Sanitasi Perkotaan antara lain Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), penerapan praktik reduce, reuse, dan recycle (3R) secara nasional dan peningkatan sistem tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah menjadi sanitary landfill, serta pengurangan genangan air di kawasan strategi perkotaan. Target tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014 di bidang sanitasi dan sejalan dengan target Millennium Development Goals yaitu menurunkan akses air minum yang layak sebesar 60,3 % dan proporsi penduduk dengan akses sanitasi dasar 62,4 %. Berdasarkan kajian Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2009, Kabupaten Ogan Ilir termasuk diantara 330 Kabupaten yang rawan sanitasi. Saat ini di Kabupaten Ogan Ilir tercatat kondisi fisik air bersih yang memenuhi persyaratan baru sebesar 55,4%, Jumlah masyarakat yang memiliki jamban yang memenuhi persyaratan sebesar 51,1%, masyarakat yang mempunyai SPAL sebesar 53,2%, masih banyak daerah yang mengalami banjir dan genangan serta baru sebesar 45,13 % masyarakat yang sudah berprilaku hidup bersih dan sehat. Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak diperlukan suatu baseline-line data terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi maka diperlukan buku panduan yang dilebih dikenal dengan Buku Putih Sanitasi Kabupaten. Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-1 Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan data teraktual dan telah disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. 1.2. Landasan Gerak 1.2.1 Lingkup Materi Pembangunan sanitasi permukiman didefinisikan sebagai upaya peningkatan pengelolaan air limbah domestik, sampah rumah tangga, dan drainase lingkungan yang layak dan berkelanjutan, mulai dari tingkat rumah tangga, hingga sistem pengelolaan di tingkat kabupaten/kota (Manual Pengelolaan Program PPSP) . Adapun subsektor yang akan dikaji adalah : a. Air Limbah Domestik, yaitu limbah cair rumah tangga yang mencakup limbah black water dan grey water. Limbah black water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga, yakni berupa urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi pembersih atau materi lainnya. Limbah grey water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di dapur dan kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan. Penanganan air limbah domestik harus mempertimbangkan kaitan antara pengelolaan air limbah domestik yang aman dan pengelolaan air minum khususnya dalam pengamanan sumber daya air. b. Sampah Rumah Tangga, yaitu limbah padat (sampah) basah dan kering yang dihasilkan dari rumah tangga. c. Drainase Lingkungan, yaitu drainase tersier/mikro dengan cakupan layanan kurang dari 4 (empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase lingkungan pada umumnya direncanakan, dibangun, dan dirawat oleh masyarakat dan atau pemeritah kabupaten/kota. 1.2.2 Lingkup Wilayah Wilayah Kajian mencakup seluruh wilayah Kabupaten Ogan Ilir, dengan sasaran utama adalah Kawasan Perkotaan sebagaimana telah di tetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2011 – 2031 yang meliputi : Kecamatan Indralaya, Indralaya Utara, Indralaya Selatan, Tanjung Batu, Payaraman, Tanjung raja, Tambang Rambang, Sungai Pinang serta Kecamatan Pemulutan 1.2.3 Visi dan Misi Kabupaten dalam RPJMD Kabupaten Ogan Ilir 2010-2015 dan Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir a. Visi dan Misi Kabupaten Ogan Ilir dalam RPJM Tahun 2010-2015 Visi, Misi dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010-2015 merupakan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Kabupaten Ogan Ilir yang terpilih melalui pemilukada tahun 2010 – 2015 yang telah ditetapkan menjadi VISI dan MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2010-2015. Adapun VISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2010 - 2015 tersebut adalah sebagai berikut : Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-2 Ada beberapa kata kunci dari Visi diatas adalah : TERWUJUDNYA MASYARAKAT OGAN ILIR YANG LEBIH MAJU, MANDIRI DAN BERKUALITAS MENUJU SEJAHTERA BERLANDASKAN IMAN, TAQWA, MORAL DAN ETIKA, batasan pengertiannya adalah : 1. Kata Masyarakat Ogan Ilir, adalah sejumlah penduduk dalam arti luas yang terikat oleh suatu tradisi sosial ekonomi dan budaya yang berdiam/bertempat tinggal dalam wilayah Kabupaten Ogan Ilir. 2. Kata Maju dan Mandiri, adalah Kondisi masyarakat yang lebih baik, lebih meningkat dari tahun ke tahun, dan tercapainya Kemandirian Hidup masing-masing keluarga di Kabupaten Ogan Ilir. 3. Kata Berkualitas dan Sejahtera, adalah kondisi masyarakat yang sudah berada pada kecukupan untuk keperluan hidupnya berupa kecukupan pangan, sandang, rumah, dan keperluan lainnya seperti air bersih, penerangan, komunikasi dan informasi, transportasi, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan rohani selain dari jumlahnya cukup juga berkualitas atau bermutu baik. 4. Kata Iman, Taqwa, Moral dan Etika, adalah landasan aktivitas kehidupan masyarakat dan pemerintah dalam berbangsa dan negara yang senantiasa dilandasi nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, moral yang baik dan beretika yang benar. MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2010-2015 MISI merupakan sesuatu upaya yang harus dilaksanakan, agar tujuan dan sasaran organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, atau dengan kata lain Misi merupakan pernyataan tentang tujuan organisasi yang diwujudkan dalam produk dan pelayanan, kebutuhan masyarakat, nilai yang dapat diperoleh serta aspirasi dan cita-cita dimasa mendatang. Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010 - 2015 telah ditetapkan sebagai MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2011-2015, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur dalam Tata Kelola Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Pada Masyarakat. 2. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, Kualitas Pendidikan dan Kecerdasan Masyarakat 3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berdasarkan Keunggulan Lokal. 4. Meningkatkan Kualitas Infrastruktur Wilayah guna Memperlancar Aktivitas Kehidupan dan Perekonomian Masyarakat. 5. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial-Budaya dan Ketentraman Masyarakat. Visi Bapak Bupati Ogan Ilir yang menjadi landasan gerak dari penyusunan buku putih dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten /Kota (SSK), adalah pada kata Berkualitas dan Sejahtera, dimana kata kata dari Visi ini yang akan mewarnai visi dan misi sanitasi kedepan. Sedangkan untuk muatan isi buku putih sanitasi dan strategi sanitasi harus mencerminkan misi ke dua dari Visi dan Misi Bupati Ogan Ilir Tahun 2010-2015 yaitu Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, Kualitas Pendidikan dan Kecerdasan Masyarakat b. Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2011-2031 Tujuan penataan ruang Kabupaten Ogan Ilir adalah : “ Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis potensi lokal dengan meningkatkan perekonomian dan integrasi wilayah secara spasial yang menekankan pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan .” Berdasarkan tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam dokumen RTRW Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2011-2031, maka muatan dan isi buku putih sanitasi dan strategi sanitasi kedepan harus mampu menjawab tantangan untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-3 1.3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Ogan Ilir pada saat ini b.Tujuan Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi kabupaten Ogan Ilir termutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), serta keperluan pemantuan dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi khususnya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir 1.4. Metodologi Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.4.1 Sumber Data a. Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi antara lain: Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Survey Pemberdayaan Masyarakat, Jender & Kemiskinan (PMJK), Promosi Higiene dan Sanitasi Sekolah Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) Studi Komunikasi dan Pemetaan Media, dan b.Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi aspek profil umum dan data profil sanitasi yaitu antara lain : Data profil Umum antara lain: Geografis, Administratif & Geohidrologis Demografis Keuangan dan Perekonomian Daaerah Sosial & Budaya Tata Ruang Wilayah Kelembagaan Daerah Data Profil Sanitasi meliputi antara lain : Data Teknis : Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan) Data Non Teknis :Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan,) 1.4.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui: 1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai kuesioner bersifat tertutup, kuesioner tertutup Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-4 dimaksud adalah bahwa jawaban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang telah disediakan. 2. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan dengan beberapa nara sumber yang dianggap mampu dan mengetahui permasalahan. Teknik ini dipakai secara simultan dan sebagai cara utama untuk memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data dokumentasi, menanyakan hal-hal yang belum ada atau belum jelas yang mungkin terdapat dalam data dokumentasi. 3. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan hal-hal yang penting berkaitan dengan objek yang sedang diteliti, sehingga peneliti mampu menggambarkan secara nyata kondisi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan visual langsung ke lingkungan yang menjadi obyek studi. Obyek yang diamati berupa kondisi drainase, sarana persampahan, saluran pembuangan limbah. Hasil dari pengamatan tersebut ditulis secara deskriptif dan direkam dengan kamera foto. 1.4.3 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan data dalam pelaksanaan proses kajian data primer dan sekunder ini antara lain dengan menggunakan program Epi info, SPPS, Microsoft Excel dan ArcView GIS. Sedangkan untuk Visualisasi data ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram dan peta. Sedangkan data-data yang bersifat penjelasan dipresentasikan secara deskriptif kualitatif dalam bentuk uraian. 1.4.4 Analisis Data Analisis data adalah merupakan tindak lanjut dari tahapan pengumpulan data untuk memperoleh output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis yang diguna dalam penelitian ini adalah : a. Analisis Profil Wilayah Kabupaten Ogn Ilir Analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil analisis ini adalah kondisi existing wilayah Kabupaten Ogan Ilir di tinjau dari aspek fisik, demografi, ekonomi, tata ruang wilayah, sosial budaya dan kelembagaan Kabupaten Ogan Ilir pada saat ini. b.Profil Sanitasi Wilayah Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Ogan Ilir saat ini secara obyektif berdasarkan data primer dan sekunder sistem dan layanan sanitasi, permasalahan yang di hadapi dan rencana pembangunan sanitasi yang ada saat ini. Hasil analisis ini adalah peta sistem sanitasi untuk masing-masing subsektor dan lokasinya yang spesifik, hasil analisis dari beberapa kajian data primer, dan teridentifikasinya rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi serta kegiatan sanitasi yang sedang berlangsung. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan analisis deskriptif c.Penetapan Area Beresiko Sanitasi Analisis ini bertujuan untuk menetapkan area beresiko sanitasi dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan analisis data sekunder, data primer yang dihimpun dari studi EHRA dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas dan kontunuitas sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku PHBS. Analisis ini menggunakan metode tabulasi, pembobotan (skoring) dan peta. 1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Perencanaan Lain 1.5.1 Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Ogan Ilir ini antara lain : Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-5 1. 2. 3. 4. 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN); 6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 7. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 8. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 9. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik 10. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; 11. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 14. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan 15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah; 21. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 22. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 23. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional. 1.5.2 Hubungan Buku Putih dengan Perencanaan lain a. Buku Putih dengan RPJP Dokumen RPJP kabupaten Ogan Ilir tahun 2005-2025 digunakan sebagai referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan. b.Buku Putih dengan RPJM Buku putih menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah (RPJMD) Tahun 2010-2015 sebagai referensi untuk memperoleh data isu – isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus di tangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan. c. Buku Putih dan RTRW Kabupaten Ogan Ilir Dalam pelaksanaan penyusunan Buku Putih memperhatikan dan mempedomani tujuan penataan ruang, kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Ogan Ilir, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Ogan Ilir menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan buku putih. d. Buku Putih dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-6 Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah Buku Putih Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang. Buku Putih Sanitasi Kab. Ogan Ilir | I-7