10. bab ii tinjauan pustaka

advertisement
Bab II Tinjauan Pustaka
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan istilah sehari-hari yang akrab dengan kehidupan
kita. Dengan istilah tersebut banyak orang mengartikan sebagai aktifitas dalam
menjual barang, tetapi pengertian menjual barang hanya merupakan sebagian dari
pengertian pemasaran yang sebenarnya.
Berikut akan dipaparkan pengertian tentang pemasaran, menurut Djaslim
Saladin (2003:1) mendefinisikan pemasaran adalah upaya menciptakan loyalitas
konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler, Edisi Milinium (2004:1) mendefinisikan sebagai
berikut:
“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain”.
Definisi pemasaran di atas, bersandar pada konsep-konsep inti yang
diilustrasikan dalam gambar berikut ini :
Gambar 1
Konsep-konsep Inti Pemasaran
Sumber : Kotler Edisi Milinium (2004:1)
Selain itu menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:1),
mendefinisikan bahwa :
“Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
Bab II Tinjauan Pustaka
6
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
sasaran serta tujuan perusahaan”.
Dari definisi tersebut di atas maka dapat di katakan bahwa pengertian
pemasaran tidak hanya meliputi pengertian transaksi jual beli seperti yang
dirasakan dalam kehidupan kita, melainkan lebih dari itu, dimana aktifitas
pemasaran terutama ditujukan kepada penentuan apa yang di inginkan oleh
konsumen dan kemudian mengusahakan bagaimana agar dapat membuat dan
menyerahkan produk untuk memuaskan konsumen. Dapat pula disimpulkan
bahwa kegiatan pemasaran bukan semata-mata merupakan kegiatan untuk
menjual barang dan jasa, sebab kegiatan sebelum dan sesudahnya juga merupakan
kegiatan pemasaran.
2.2
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran bertitik tolak dari definisi pemasaran, maka didalamnya
terdapat unsur-unsur yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Dengan
bauran pemasaran konsumen dapat mengetahui informasi mengenai suatu produk
yang dapat memenuhi kebutuhannya, sehingga produk itu dapat diperoleh dengan
suatu harga yang ditawarkan.
2.2.1
Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran tersebut merupakan sebuah konsep kunci dan teori
pemasaran modern, selain itu bauran pemasaran merupakan bagian dari aktivitas
pemasaran yang mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi
konsumen
untuk
membeli
produk
ataau
jasa
yang
ditawarkan,
serta
mempengaruhi suatu keberhasilan pemasaran, baik untuk pemasaran produk
maupun pemasaran jasa di pasar.
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan pendapat tentang
bauran pemasaran (marketing mix) dari beberapa pakar ekonomi, diantaranya
sebagai berikut :
Bab II Tinjauan Pustaka
7
Menurut Kotler (2000:18) mendefinisikan bahwa :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran”.
Menurut Djaslim Saladin (2002:3) mendefiniskan sebagai berikut :
“Bauran pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian dari variable
pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk
mencapai tujuan dalam pasar sasaran”.
2.2.2
Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Seperti yang telah dijelaskan mengenai definisi bauran pemasaran, maka
terdapat unsur-unsur di dalam bauran pemasaran, unsur-unsur itu adalah :
1) Produk (product).
2) Harga (price).
3) Promosi (promotion).
4) Distribusi (place).
Unsur-unsur ini perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat
melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Jadi, perusahaan tidak hanya
sekedar
memilih
kombinasi
yang
terbaik
saja,
tetapi
juga
harus
mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari marketing mix tersebut. Berikut
ini dibahas empat elemen pokok dalam marketing mix.
1) Produk adalah merupakan keseluruhan apa yang ditawarkan perusahaan
memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. yang perlu
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari
produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut yang
disebut “The Offer”.
2) Harga adalah strategi penentuan harga (price) yang sangat signifikan dalam
pemberiaan value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan
pendapatan perusahaan dan keputusan harga harus konsisten dengan strategi
pemasaran secara keseluruhan.
Bab II Tinjauan Pustaka
8
3) Promosi adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
produk atau jasa yang ditawarkan. alat yang digunakan untuk melakukan
promosi adalah publicity, advertising, personal selling, sales promotion, dan
direct marketing. Kegiatan promosi bertujuan untuk memberikan informasi
membujuk serta mengingatkan akan produk perusahaan.
4) Distribusi (place) adalah tempat dalam service merupakan gabungan antara
lokasi dan keputusan atas saluran distribusi serta lokasi yang strategis. Lokasi
berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan
melakukan operasi. Baik lokasi maupun saluran distribusi pemilihan sangat
bergantung pada kriteria pasar itu sendiri.
2.3
Saluran Distribusi
Setelah produk siap dipasarakan, produsen memerlukan suatu saluran
dalam pendistribusian produknya, agar produk tersebut sampai kepada konsumen
dalam jumlah, waktu, dan harga yang tepat. Saluran pendistribusian produk
tersebut dikenal dengan istilah saluran distribusi.
2.3.1
Pengertian Saluran Distribusi
Pada umumnya penjualan barang, para produsen tidak langsung
berhubungan dengan konsumen akhir, melainkan melalui beberapa perantara atau
penyalur lain. Diantara produsen dan konsumen akhir terdapat sejumlah perantara
yang menjalankan berbagai fungsi. Dengan demikian, sangatlah besar artinya bagi
kita untuk terlebih dahulu mengetahui arti dari saluran distribusi menurut
beberapa ahli.
The American Marketing Association, mendefinisikan saluran distribusi
sebagai :
“Organisasi jaringan kerja yang terdiri dari agensi dan lembaga yang
bersama-sama melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk
menghubungkan produsen dengan pemakai untuk menyelesaikan tugas
pemasaran”.
Bab II Tinjauan Pustaka
9
Menurut Djaslim Saladin (2003:153), mengemukakan bahwa
“Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap
untuk digunakan atau dikonsumsi”.
Lain halnya menurut Fandy Tjiptomo (2002:185), secara garis besar
pendistribusian dapat diartikan sebagai:
“Kegiatan pemasaran yang berusaha, memperlancar dan memepermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat dibutuhkan)”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan juga bahwa saluran
distribusi merupakan saluran niaga atau lorong yang harus dilalui sebelum barang
yang di produksi sampai ke konsumen akhir dan juga untuk menghilangkan
jurang pemisah yang terdapat antara produsen dan konsumen akhir.
2.3.2
Fungsi Saluran Distribusi
Sebuah saluran distribusi melakukan tugas dengan memindahkan barang
dari produsen ke konsumen. Saluran ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat,
dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari yang akan
menggunakannya.
Sebuah perusahaan dapat dipandang sebagai sistem keseluruhan, begitu
juga dengan saluran yang digunakan oleh perusahaan dalam mencari konsumen
akhir. Dalam hal ini, keberhasilan perusahaan sering bergantung pada hasil kerja
saluran distribusinya. Setiap anggota dalam saluran distribusinya menjalankan
fungsi-fungsi tertentu. Pelaksanaan fungsi tersebut membantu pergerakan barang
dari produsen ke konsumen. Sehingga tugas utama dari saluran distribusi yaitu
penciptaan waktu, tempat dan possession utilities dapat tercapai. Oleh karena itu
setiap anggota saluran harus mampu bekerja sama dalam melaksanakan tugas
sebagai perantara, dalam usaha untuk menjaga agar arus penyerahan barang
menjadi lancar dan tidak menyimpang dari tujuannya.
Bab II Tinjauan Pustaka 10
Fungsi saluran distribusi yang harus dilaksanakan oleh anggota saluran
sebagai berikut :
1. Informasi, mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan untuk
mendukung perencanaan dan transaksi.
2. Promosi, mengembangkan dan menyebarkan komunikasi yang bersifat
membujuk mengenai produk.
3. Negosiasi, usaha untuk mendapatkan persetujuan akhir mengenai harga dan
syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.
4. Pemesanan, mencari dan melakukan komunikasi dengan pembeli-pembeli
potensial.
5. Pembiayaan, perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan untuk membiayai
persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.
6. Pengambilan
resiko,
untuk
memperkirakan
mengenai
resiko
yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan distribusi.
7. Pembayaran, pembeli membayar tagihan ke penjualan melalui bank dan
institusi keuangan lainnya.
8. Hak milik, transfer kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke
organisasi atau orang lain.
Semua fungsi dan arus yang terjadi diantara anggota saluran pemasaran
dicatat dalam urutan normal, sehingga segala aktivitas kerja yang dilakukan dapat
terorganisasi dengan baik. Dalam hal ini, perantara bertindak sebagai agen
pembelian bagi pelanggannya dan sebagai agen penjualan bagi para pemasoknya.
Sehingga jelaslah bagi kita betapa pentingnya peranan saluran distribusi yang
bertindak sebagai perantara dalam membantu mencapai tujuan perusahaan untuk
memasarkan suatu produk.
Bab II Tinjauan Pustaka 11
2.3.3
Tujuan Menggunakan Saluran Distribusi
Kegiatan distribusi selalu dilakukan perusahaan selama perusahaan itu
membuat suatu produk barang atau jasa dan menawarkannya sampai akhirnya ke
pemakainya atau konsumen.
Pada umumnya tujuan menggunakan saluran distribusi adalah :
1) Meningkatkan efesiensi distribusi.
2) Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai
konsumen.
3) Membantu dalam pencarian konsumen.
4) Membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis produk tertentu.
5) Membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas
penyimpanan.
6) Membatu dalam penyediaan informasi.
2.3.4 Bentuk Saluran Distribusi
Untuk menyalurkan produk dari produsen sampai pada konsumen akhir,
maka perusahaan biasanya menetapkan tingkat mata rantai saluran distribusi yang
akan menyalurkan produknya hingga konsumen yang terakhir. Penetapan mata
rantai saluran distribusi ini sangat penting sebab dapat mempengaruhi kelancaran
penjualan, tingkat keuntungan, modal, resiko, dan sebagainya.
Dalam menentukan mata rantai yang cocok bagi produk-produk tertentu,
maka perusahaan harus dapat menentukan dan mengetahui sifat barang, sifat
penyebaran, alternatif biaya, modal yang disediakan, tingkat keuntungan, dan
jumlah pembelian.
Bab II Tinjauan Pustaka 12
Berikut akan digambarkan bentuk-bentuk saluran distribusi
Gambar 2
Bentuk-Bentuk Saluran Distribusi
Sumber : David W. Cranves
Pengertian dari gambar bentuk-bentuk saluran distribusi di atas, yaitu :
1) Bentuk A
Saluran tingkat nol atau saluran distribusi langsung. Di sini produsen menjual
barangnya langsung pada konsumen akhir. Konsumen akhir ini dapat berupa
perorangan membeli barang-barang secara langsung atau dapat juga produsen
lain menggunakan barang-barangnya secara tidak langsung. Artinya, barangbarang tersebut diolah dulu atau dipakai berkali-kali dalam proses produksi.
Saluran ini merupakan saluran yang kurang efektif karena tidak mungkin bagi
sekian banyak produsen untuk mengadakan kontak langsung secara ekonomis
dengan berjuta-juta pembeli hasil produk mereka.
2) Bentuk B
Saluran satu tingkat. Di sini produsen hanya menggunakan satu mata rantai
saja, yaitu menggunakan lembaga pengecer. Jadi produsen langsung
menghubungi pengecer-pengecer yang dianggap cocok untuk menyalurkan
barangnya kepada konsumen akhir, biasanya barang yang dijual melalui
pengecer adalah :
Bab II Tinjauan Pustaka 13
a) Barang yang cepat rusak.
b) Beda harga produsen dan pengecer tidak banyak.
c) Pengawasan pendistribusian barang-barang dapat dilakukan lebih cermat.
3) Bentuk C
Saluran dua tingkat. Di sini saluran distribusi yang digunakan adalah lembagalembaga saluran distribusi dua tingkat, yaitu grosir dan pengecer. Faktorfaktor yang menyebabkan arus barang dipasarkan sering melalui jasa-jasa,
pedagang besar terletak pada fungsi-fungsi tata niaga yang sebagian besar
dapat dipecahkan, yaitu :
a) Pengumpulan dan penyebaran.
b) Pemilihan Barang.
c) Pemberian kredit.
d) Menyimpan.
e) Pengiriman dan pengangkutan.
4) Bentuk D
Saluran tiga tingkat. Di sini penyaluran barang melalui beberapa lembaga
saluran distribusi, yaitu misalnya untuk memasarkan barang-barangnya
keseluruh wilayah Indonesia, maka perusahaan menetapkan agen untuk tiaptiap propinsi, grosir untuk tiap-tiap kota dan akhirnya pada pengecer untuk
konsumen akhir. Perusahaan mengangkat agen yang diberikan kuasa untuk
mendistribusikan produk pada daerah tertentu, lalu agen mengangkat
wholessaler pada tiap-tiap daerah agar dapat disalurkan lagi oleh para
pengecer.
Dalam tipe distribusi ini ada beberapa keuntungan, yaitu :
a) Karena dibayar berdasarkan komisi sehingga daya juang untuk pengusaha
dapat ditetapkan lebih dahulu.
b)
Lebih ekonomis karena tidak ada pengeluaran biaya sampai penjualan
dilaksanakan.
c)
Merupakan suatu keuntungan bagi usaha yang memproduksi
produk musiman.
produk-
Bab II Tinjauan Pustaka 14
Dan dalam tipe ini juga ada beberapa kerugiannya, yaitu :
a) Dengan mewakili beberapa produsen biarpun barangnya tidak bersaing,
berarti produsen diwakili secara tidak efektif sehingga akan kehilangan
kontak dengan pembeli di pasar.
b) Dengan adanya hal tersebut, produsen akan gagal untuk memastikan
pengetahuannya tentang hal-hal pembelian.
c) Tidak adanya pengurangan biaya penjualan walaupun volume penjualan
meningkat.
5) Bentuk E
Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran
yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya
saluran distribusi langsung ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi
penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. Saluran distribusi
semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti : pesawat terbang.
kapal, lokomotif dan sebagainya (yang tergolong jenis instalansi).
6) Bentuk F
Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan accessory equipment
kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai
penyalurnya, antara lain : produsen bahan bangunan, produsen alat-alat untuk
pembangunan, produsen alat pendingin udara (AC) dan sebagainya.
7)
Bentuk G
Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak
memiliki
departemen
pemasaran.
Juga
perusahaan
yang
ingin
memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru,
lebih mudah menggunakan agen.
Bab II Tinjauan Pustaka 15
2.4
Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Pemilihan Saluran
Distribusi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, yaitu :
A. Pertimbangan Pasar.
1. Jenis Pasar.
Misalnya untuk mencapai pasar industri perusahaan tidak akan
memerlukan pengecer.
2. Jumlah Pelanggan Potensial.
Jika pelanggan potensial relatif sedikit, maka akan lebih baik bila
perusahaan memakai tenaga penjual sendiri untuk menjual secara langsung
kepada pembeli individual dan pembeli industrial. Sebaliknya perusahaan
lebih baik menggunakan perantara jika pelanggan potensial relatif banyak.
3. Konsentrasi Geografis Pasar.
Pemasar lebih cendrung mendirikan cabang-cabang penjualan di pasar
yang berpenduduk padat dan menggunakan perantara untuk pasar yang
berpenduduk jarang.
4. Jumlah dan Ukuran Pesanan.
Sebuah perusahaan manufaktur akan menjual secara langsung pada
jaringan grosir yang besar, karena jumlah pesanan yang besar
menyebabkan bentuk pemasaran langsung ini lebih layak. Sedangkan
untuk toko grosir kecil yang pesanannya relatif kecil, perusahaan akan
menggunakan pedagang grosir untuk melakukan penjualan langsung.
B. Pertimbangan Produk.
1. Nilai Unit (Unit Value).
Semakin rendah nilai unit maka saluran distribusinya semakin panjang.
Namun jika nilai unitnya rendah itu dijual dalam kuantitas besar atau
dikombinasikan dengan barang-barang lain sehingga jumlah pesanan total
menjadi besar, maka saluran distribusi yang pendek secara ekonomis lebih
feasible. Sementara itu produk yang nilai unitnya tinggi kerapkali dijual
melalui armada penjual perusahaan.
Bab II Tinjauan Pustaka 16
2. Mudah Rusaknya Barang.
Untuk produk-produk yang fisiknya mudah rusak dan tidak tahan lama
lebih baik disalurkan melalui saluran distribusi yang pendek.
3. Sifat Teknis Produk.
Produk-produk industri yang bersifat sangat teknis sering kali harus
didistribusikan secara langsung karena armada penjual produsen akan
lebih dapat memberikan pelayanan yang diperlukan (baik sebelum maupun
sesudah pembeliaan) dan lebih menguasai segala aspek yang berkaitan
dengan barang tersebut. Sebaliknya produk konsumen yang bersifat teknis
seringkali menyulitkan produsen. Menjual langsung kekonsumen akhir
tidaklah mungkin, karena jumlah konsumen yang besar. Sedangkan bila
dijual secara langsung ke retailer juga sering kali menimbulkan masalahmasalah berkenaan dengan pemberian pelayanan pada produk tersebut.
C. Pertimbangan Perantara.
1. Jasa yang Diberikan Perantara.
Produsen hendaknya memilih perantara yang memberi jasa pemasaran
yang tidak bias dilakukan perusahaan secara teknis maupun ekonomis.
2. Keberadaan Perantara yang Diinginkan.
Kesulitan yang dihadapi adalah bahwa seringkali perantara yang
diinginkan produsen tersebut juga menyalurkan produk-produk yang
bersaing dan mereka tidak bersedia menambah lini produknya.
3. Sikap Perantara terhadap Kebijakan Perusahaan.
Kadang-kadang pilihan saluran distribusi produsen menjadi terbatas
karena kebijakaan pemasarannya tidak bias diterima oleh perantaraperantara tertentu.
D. Pertimbangan Perusahaan.
1. Sumber-sumber Finansial.
Perusahaan yang kuat keuangannya cenderung lebih tertarik untuk
mengorganisasikan armada penjualanya sendiri sehingga mereka relatif
kurang membutuhkan perantara.
Bab II Tinjauan Pustaka 17
2. Kemampuan Manajemen.
Pemilihan saluran juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan
kemampuaan pemasaran dari pihak manajemen perusahaan. Kurangnya
pengalaman dan kemampuaan pemasaran akan menyebabkan perusahaan
lebih suka memanfaatkan perantara untuk mendistribusikan barangnya.
3. Tingkat Pengendalian yang Diinginkan.
Apabila dapat mengendalikan saluran distribusi, maka perusahaan dapat
melakukan promosi yang agresif dan dapat mengawasi kondisi persediaan
barang dan harga eceran produknya. Untuk tujuan-tujuan ini seringkali
produsen memilih saluran distribusi yang pendek, walaupun biayanya
tinggi.
4. Jasa yang Diberikan Penjual
Seringkali perusahaan harus memberikan jasa-jasa pemasaran karena
permintaan dari perantara.
2.5
Strategi Saluran Distribusi
Konsep tentang saluaran pemasaran selalu berorientasi pada keputusan di
mana fungsi-fungsi saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya
beberapa strategi. Strategi itu sendiri merupakan suatu rencana umum atau
menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan
saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat dengan
manajemen secara fisik maupun non fisik dari pada saluran.
Menurut C. Glenn Walters, manejemen saluran dapat didefinisikan
sebagai berikut :
“Manajemen saluran adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan
pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barangbarang secara fisik maupaun non fisik guna mencapai tujuan perusahaan
dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu”.
Bab II Tinjauan Pustaka 18
Strategi- strategi tersebut adalah sebagai berikut :
A. Menentukan Jumlah Perantara.
Perusahaan harus menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan di setiap
tingkat saluran. Ada tiga strategi alternatif mengenai hal ini :
1. Distribusi Itensif.
distribusi isentif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang
konvenien. perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama
pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen.
2. Distribusi Selektif.
Distribusi selektif ini berusaha memilih jumlah pedagang besar atau
pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini
dipakai untuk memasarkan produk baru, barang spesial, dan barang
industri. Distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur
yang
tidak
menguntungkan
dan
meningkatkan
keuntungan
dan
meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas.
3. Distribusi Eksklusif.
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahaan dengan hanya
menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar
tertentu. Jadi produsen hanya menjual produknya kepada satu pedagang
besar atau pengecer saja. Dengan hanya satu penyalur produsen akan lebih
mudah dalam mengadakan pengawasan.
B. Melakukan Keputusan Manajemen Saluran.
Setelah perusahaan memilih salah satu saluran alternatif, langkah berikutnya
perusahaan melakukan keputusan manajemen saluran, sebagai berikut :
1. Menyeleksi Para Anggota Saluran
Para produsen mempunyai kemampuan untuk menarik para perantara yang
bermutu agar bergabung dalam salurannya. Produsen harus meneliti
dahulu sifat-sifat yang membedakan perantara yang baik dan yang kurang
baik, pengalaman dalam dunia usaha yang bersangkutan, product line,
catatan pertumbuhan dan keuangan juga kemampuan membayar hutang
serta kemampuan bekerja.sama dan reputasinya.
Bab II Tinjauan Pustaka 19
2. Motivasi Para Anggota Saluran
Para perantara harus dimotivasi terus-menerus agar melaksanakan
tugasnya sebaik mungkin, serta diikuti dengan pengawasan dan
rangsangan terus-menerus dari produsen sehingga keuntungannya juga
dapat dirasakan oleh produsen.
3. Mengevaluasi Anggota Saluran
Produsen secara periodik mengevaluasi performance dari distributor
berdasarkan standar-standar seperti pencapaian kuota penjualan, tingkat
inventori rata-rata, waktu pengiriman kepada pelanggan, perlakuan
terhadap produk yang rusak dan hilang, kerja sama dalam promosi dan
program-program dalam pelatihan serta service yang diberikan kepada
pelanggan. Tahap ini penting bagi produsen untuk menilai kebijaksanaan
yang telah dilaksanakan, yang dapat dijadikan dasar dalam penyususnan
langkah berikutnya.
C. Mengelola Saluran.
Untuk mendapat pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan saluran
penulis akan membahas beberapa kegiatan-kegitan yang dilakukan untuk
mengelola saluran yaitu :
1. Kepemimpinan Saluran
Peran kepemimpinan di dalam saluran adalah masalah manajemen yang
penting. Suatu perusahaan mungkin mendapat kekuasaan terhadap
organisasi-organisasi saluran yang lain karena ciri-ciri spesifiknya.
Kekuasaan pemimpin saluran tergantung pada keunggulan bersaingnya
dan lingkungannya. Kepemimpian yang baik juga adalah bagaimana
pemimpin itu mengatasi suatu masalah baik itu konflik yang timbul dari
adanya perbedaan dalam tujuan dan prioritas para anggota saluran atau
membuat keputusan-keputusan yang bisa diterima oleh para anggotaanggota saluran lainnya.
2. Sistem dan Struktur Manajemen
Struktur dan sistem manajemen mungkin bervariasi mulai dari perjanjianperjanjian informal sampai sistem-sistem operasi yang sangat rumit.
Bab II Tinjauan Pustaka 20
Koordinasi dan manjemen saluran merupakan tanggung jawab organisasi
maka dari itu, membangun hubungan antar para anggota saluran sangatlah
penting agar penetapan sasaran-sasaran kinerja dapat tercapai.
3. Tingkat Kerjasama
Tingkat kerjasama dipengaruhi oleh kompleksnya produk, keunggulan
potensial dari kerjasama, dan kesediaan para anggota saluran untuk
bekerja sama sebagai mitra. Program-program kesediaan waktu dan
kegiatan-kegiatan yang mendorong kerjasama diantar pemasok dan
produsen sangatlah dibutuhkan.
4. Komitmen Angota-anggota Saluran
Kekuatan komitmen mungkin berbeda-beda tergantung pada syarat-syarat
kontrak. Misalnya kontrak antar produsen dengan agen-agennya yang
independen biasanya memberikan kemungkinan kepada para pihak untuk
mengakhiri hubungan dengan memberitahukan sebulan sebelumnya.
5. Kinerja Saluran
Aspek-aspek kinerja saluran mencakup ketersediaan produk, upaya
promosi, pelayanan konsumen, informasi pasar, dan keefektifan biaya.
Kinerja bagi anggota-anggota saluran tunggal mencakup bebagai tindakan
finansial maupun pasar seperti kontribusi laba, pendapatan, biaya, pangsa
pasar, dan tingkat pertumbuhan.
6. Penyelesaian Konflik.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik
yang actual dan potensial. Salah satu pendekatan yang penting adalah
melibatkan anggota-anggota saluran di dalam keputusan-keputusan yang
akan mempengaruhi para anggota saluran. Metode lain yang berguna
untuk menyelesaikan adalah mengembangkan saluran-saluran komunikasi
yang efektif di antara anggota-anggota saluran. mengejar tujuan yang
penting bagi semua anggota saluran juga mengurangi konflik.
Bab II Tinjauan Pustaka 21
2.6
Pengertian Penjualan
Omset penjualan setiap perusahaan dari waktu ke waktu pada umumnya
tetap, tetapi selalu turun naiknya penjualan terjadi pada bulan-bulan tertentu
secara teratur, sehingga dengan demikian pada umumnya tiap perusahaan akan
menjadikan hal tersebut sebagai pedoman untuk membuat ramalan penjualan.
Bagi perusahaan tertentu bukan hanya dijadikan pedoman tetapi dicari pula sebab
dari gejala turun naiknya omset penjualan tersebut.
Suatu perusahaan yang menggunakan pedoman gejala turun naiknya omset
penjualan tanpa mengetahui sebabnya, mungkin suatu saat akan mengalami
kesalahan dalam membuat ramalan penjualan. Penurunan omset penjualan yang
terjadi mencolok di bawah normal harus mendapat perhatian.
Setiap perusahan harus dapat menentukan titik pulang pokok atau break
even point, sebab titik ini adalah tanda bahaya bagi perusahaan terutama dalam
hubungannya dengan turunnya omset penjualan. Titik pulang pokok adalah
tingkat produk atau penjualan di mana tidak ada keuntungan maupun kerugian.
Turunnya penjualan dapat karena sebab intern yaitu karena terjadi
kesalahan perusahaan itu sendiri, sedangkan turunnya omset penjualan sebab
ekstern yaitu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan itu sendiri.
Sebab turunnya omset penjualan yang bersifat intern antara lain :
a) Kualitas produk menurun.
b) Berkurangnya service yang diberikan.
c) Sering kosongnya persediaan barang di pasaran.
d) Penurunan komisi penjualan yang diberikan.
e) Penetapan piutang yang diberikan.
f) Turunnya kegiatan salesman.
g) Penurunan kegiatan sales promotion.
h) Penetan harga yang lebih tinggi.
Sebab turunnya omset penjualan yang bersifat ekstern antara lain :
a) Perubahan selera konsumen.
b) Munculnya saingan baru.
c) Pengaruh faktor psikologis.
Bab II Tinjauan Pustaka 22
d) Perubahan atau tindakan baru dalam kebijakan pemerintah.
e) Kemungkinan adanya tindakan dari pesaing.
Bila mana suatu perusahaan omset penjualannya menurun, maka
perusahaan tersebut harus mengetahui sebabnya dengan mengadakan suatu
penelitian. Jika turunnya penjualaan disebabkan sering kosongnya persediaan
barang di pasaran maka perusahaan harus berusaha agar kekosongan tersebut
tidak terulangi lagi.
Sebab kekosongan tersebut antara lain :
a) Karena keterlambatan pengangkutan, perusahaan harus mengusahakan
pengangkutan sedemikian rupa sehingga keterlambatan bisa di atasi.
b) Produksi yang jauh lebih kecil dari pada permintaan. Ini dapat menyebabkan
kekosongan barang dan omset penjualan menurun. Untuk itu perusahaan harus
dapat meningkatkan produksinya sehingga sesuai dengan permintaan.
c) Kemungkinan terjadi kemacetan dalam barang produksi. Bila berdasarkan
penelitian, kekosongan sering terjadi dikarenakan kemacetan produksi dan
agar ini tidak terjadi, perusahaan dapat melakukan cara dengan mengadakan
perencanaan pembelian bahan baku
yang lebih tepat, mengadakan
pemeliharaan mesin, dan perawatan yang lebih baik.
2.6.1
Penjualan Eceran (Retailing)
Yang dimaksud dengan eceran (retailing) adalah semua kegiatan yang
langsung berhubungan dengan penjualan barang atau jasa ke konsumen akhir
untuk pemakaian non-bisnis atau pribadi.
Pengecer dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Berdasarkan product line
1) Toko khusus (specially store), yaitu toko yang menjual satu jenis produk.
2) Toko serba ada (departement store), yaitu toko yang menjual beberapa line
produk.
3) Toko swalayan (supermarket), yaitu suatu toko yang cukup besar yang
menyediakan seluruh kebutuhan konsumen.
Bab II Tinjauan Pustaka 23
4) Toko barang kebutuhan sehari-hari (convinience store), yaitu toko yang
relatif kecil yang menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari dan
biasanya berlokasi di tempat-tempat pemukiman.
5) Super Store, toko gabungan, dan hypermasche, yaitu menjual barang untuk
memenuhi kebutuhan konsumen seluruhnya dan termasuk juga non
pangan.
B. Berdasarkan tingkat pelayanan
1) Penjualan eceran swalayan.
2) Penjualan eceran dengan memilih sendiri.
3) Penjualan eceran dengan pelayanan terbatas.
4) Penjualan eceran dengan pelayanan penuh.
C. Berdasarkan penekanan harga relatif
1) Toko pemberi potongan harga, discount store, yaitu toko yang memberi
potongan harga dalam menjual barang-barang produk standar dengan
harga lebih murah dari pada pedagang biasa, dengan cara memperoleh
marjin laba sedikit, tetapi volume penjualan besar.
2) Toko Gudang, merupakan suatu operasi penjualan yang pelayanannya
dikurangi, diberi potongan harga tanpa pamer janji.
2.6.2
Penjualan Secara Partai (Wholeselling)
Penjualan partai atau grosir dalam pengertiannya meliputi semua kegiatan
yang langsung berhubungan dengan penjualan barang-barang atau jasa kepada
mereka yang membelinya dengan maksud untuk dijual kembali atau untuk
keperluan bisnisnya.
Adapun jenis-jenis grosir sebagai berikut :
A. Grosir pedangang besar (merchand whosellers), adalah bisnis mandiri yang
menangani barang-barang dagangan mereka.
Grosir ini terdiri dari :
1) Grosir dengan pelayanan penuh
a) Pedagang grosir; yaitu grosir yang menjual kepada pengecer dan
memberi pelayanan jasa penuh.
Bab II Tinjauan Pustaka 24
b) Penyalur industri, yaitu grosir pedagang yang lebih banyak menjual
jasanya kepada kepada pabrik dari pada ke pengecer.
2) Grosir dengan pelayanan jasa terbatas
a) Grosir yang menjual secara tunai.
b) Grosir dengan truk.
c) Grosir perantara.
d) Grosir rak.
e) Koperasi produsen.
f) Grosir yang melayani lewat pos.
B. Makelar dan Agen (brokers and agents), adalah grosir pedagang yang tidak
memiliki barang dan hanya menjalankan beberapa fungsi guna memudahkan
penjualan. Makelar berfungsi sebagai penghubung antara pembeli dan penjual.
Sedangkan agen adalah pedagang yang mewakili pembeli maupun penjual
dengan dasar yang lebih permanent.
C. Kantor dan Cabang Pengecer serta Produsen (manufactures and retailer
branchers and office), yaitu operasi penjualan partai besar yang lebih banyak
dilakukan oleh para penjual atau pembeli sendiri dari pada melalui grosir.
D. Pedagang Komisi, yaitu agen-agen yang memiliki produk fisik dan
merundingkan penjualan.
Download