pengaruh value based management pada nilai ekuitas

advertisement
TESIS
PENGARUH VALUE BASED MANAGEMENT
PADA NILAI EKUITAS PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
GEDE ADI YUNIARTA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
TESIS
PENGARUH VALUE BASED MANAGEMENT
PADA NILAI EKUITAS PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
GEDE ADI YUNIARTA
NIM 0991661001
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
i
PENGARUH VALUE BASED MANAGEMENT
PADA NILAI EKUITAS PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
GEDE ADI YUNIARTA
NIM 0991661001
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 22 JUNI 2011
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. I Ketut Budiartha, SE, M.Si, Ak
NIP. 19591202 198702 1 001
Drs. I.B. Dharmadiaksa, M.Si, Ak
NIP. 19560821 198203 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Magister Akuntansi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Dr. I Ketut Budiartha, SE, M.Si, Ak
NIP. 19591202 198702 1 001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19590215 198510 2 001
iii
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar
dan ijasah yang diberikan oleh Univeristas batal saya terima.
Denpasar, 22 Juni 2011
Yang membuat pernyataan,
Gede Adi Yuniarta
iv
Tesis ini telah di uji pada:
Tanggal 22 Juni 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Univeristas Udayana,
Nomor : 1117/UN14.4/HK/2011, Tanggal 16 Juni 2011
Ketua
: Dr. I Ketut Budiartha, SE, M.Si, Ak
Anggota :
1. Drs. I.B. Dharmadiaksa, M.Si, Ak
2. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si
4. Drs. I Ketut Suwartha, M.Si, Ak
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatnya Tesis ini dapat selesai tepat waktu. Tesis ini merupakan syarat akhir untuk
studi pada jenjang strata dua (S2) Program Magister Akuntansi Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. I Made Bakta Sp.PD (K), selaku Rektor Universitas
Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) sebagai Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana atas segala kemudahan dan kelancaran
studi sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Pascasarjana tepat
pada waktunya.
3. Bapak Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister.
4. Bapak Dr. I Ketut Budiartha, SE. M.Si, Ak selaku Ketua Program Magister
Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Pembimbing
Akademis dan juga selaku Dosen Pembimbing utama atas kesempatan,
vi
fasiltas, bimbingan, pengarahan dan memberikan masukan dalam penelitian
ini.
5. Bapak Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang dengan teliti dan sabar banyak memberikan arahan
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Magister Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang membimbing penulis selama
mengikuti pendidikan.
7. Para Pegawai Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana
Universitas Udayana yang telah banyak membantu kelancaran penulis
dalam mengikuti pendidikan selama ini.
8. Pimpinan dan keluarga besar Universitas Pendidikan Ganesha yang telah
memberikan kesempatan, dukungan, dan doa kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Akuntansi.
9. Keluarga besar penulis yang dengan penuh semangat memberikan
dukungan, motivasi dan doa untuk menyelesaikan pendidikan Program
Magister di Universitas Udayana.
10. Teman-teman
mahasiswa
Program
Magister
Akuntansi
Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu, memberikan inspirasi dan motivasi
kepada penulis.
vii
Penulis menyadari bahwa Tesis ini jauh dari sempurna, namun besar harapan
penulis semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan
pembaca pada umumnya.
Denpasar, 22 Juni 2011
Penulis
viii
ABSTRAK
PENGARUH VALUE BASED MANAGEMENT
PADA NILAI EKUITAS PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Investor melakukan review terhadap kinerja suatu perusahaan dengan melihat
rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi. Value-Based Management merupakan
suatu kerangka terpadu alat pengukuran kinerja dan manajemen. Value-Based
Management memberikan penilaian yang dinamis serta hasil kinerja organisasi
yang tinggi berdasarkan pada kekuatan finansial. Ketidakkonsistenan hasil penelitian
mengenai pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan
adanya pengaruh variabel lain sebagai variabel pemoderasi. Disisi lain Corporate
Sosial Responsibility merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan perhatian pada
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dapat memberikan signal kepada pihak ekternal termasuk investor
dalam meningkatkan citra perusahaan yang tercermin dengan peningkatan nilai
perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan
apabila diinteraksi dengan Corporate Social Responsibility. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menguji pengungkapan Corporate Social Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai ekuitas perusahaan.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2008 dan
tahun 2009. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga
diperoleh 103 pengamatan. Analisis statistik meliputi uji asumsi klasik dan uji
kelayakan model. Pengujian pengaruh variabel pemoderasi dalam hipotesis penelitian
ini diuji dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi
khusus regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak terbukti secara signifikan
sebagai variabel pemoderasi hubungan antara Value Based Mangement dengan nilai
ekuitas perusahaan. Hal ini diindikasikan karena investor sudah tidak perlu lagi
melihat pengungkapan Corporate Social Responsibility yang sudah bukan bersifat
sukarela namun sudah bersifat wajib. Dengan indikator Value-based Management
yang diukur dengan Economic Value Added maka investor tidak memperhatikan
Corporate Social Responsibility dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini sesuai
dengan konsep Value-based Management bahwa investor cenderung memiliki tujuan
utama memperoleh return semaksimal mungkin dari investasi dengan berpandangan
bahwa nilai ekonomis suatu perusahaan komersial hanya terlegitimasi oleh
keuntungan yang dicapai.
Kata kunci : Value-Based Management, Corporate Sosial Responsibility dan nilai
ekuitas perusahaan
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF VALUE BASED MANAGEMENT
TO THE VALUE OF CORPORATE EQUITY
WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
AS A MODERATING VARIABLE
Investors review the performance of a corporate by looking at the financial
ratios as an investment evaluation tool. Value-Based Management is an integrated
framework of performance and management measurement tool. Value-Based
Management provides a dynamic assessment as well as a high organizational
performance which is based on financial strength. The inconsistency of research
findings regarding the influence of the corporate performance to the corporate value
showed the effect of other variables as moderating variables. On the other side,
Corporate Social Responsibility is the firm commitment to contribute in the
sustainable economic development focusing on the economic, social and
environmental aspects. The disclosure of Corporate Social Responsibility can provide
signals to external parties, including investors in improving corporate image that is
reflected by an increase in corporate value. Therefore, the corporate performance will
increase the corporate value if it is interacted with the Corporate Social
Responsibility. The purpose of this study is to examine that the disclosure of
Corporate Social Responsibility moderate the relationship of Value-Based
Management with the corporate equity.
This research was conducted at the Indonesian Stock Exchange in the year
2008 and year 2009. Purposive sampling method was used to determine samples and
103 observations were obtained. The statistical analysis which was done included the
classic assumption test and goodness of fit test. Testing the influence of moderating
variables in this research hypothesis was conducted using Moderated Regression
Analysis (MRA) which is a special application of multiple linear regressions.
Based on the research results and their discussions, it can be concluded that
the disclosure of Corporate Social Responsibility is not proven significantly as a
moderating variable of the relationship between the Value-Based Management with
the corporate equity. It is indicated that way because investors do not need to look at
the disclosure of Corporate Social Responsibility anymore which has no longer been
a voluntary but a mandatory. Using Value-based Management as an indicator which
is measured by the Economic Value Added, the investor does not consider the
corporate social responsibility in making investment decisions. This is consistent with
the concept of Value-based Management that investors tend to have a main purpose
to obtain maximum returns from investment with the view that the economic value of
a commercial enterprise is legitimated only by the benefits gained.
Keywords: Value-Based Management, Corporate Social Responsibility and corporate
equity
x
RINGKASAN
PENGARUH VALUE BASED MANAGEMENT
PADA NILAI EKUITAS PERUSAHAAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja perusahaan
terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh variabel lain. Corporate
Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan
menitikberatkan pada keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Sesuai
dengan signalling theory maka dengan diungkapkannya Corporate Social
Responsibility dapat memberikan signal kepada pihak eksternal termasuk investor
dalam meningkatkan citra perusahaan yang tercermin dengan peningkatan nilai
perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan
apabila diinteraksi dengan Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2008 dan
tahun 2009. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga
diperoleh 103 pengamatan. variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: (1) variabel independen adalah Value-Based Management, (2) variabel
pemoderasi adalah Corporate Social Responsibility, (3) variabel dependen adalah nilai
ekuitas perusahaan dan (4) variabel kontrol adalah ukuran perusahaan dan jenis
industri. Analisis statistik meliputi uji asumsi klasik dan uji kelayakan model.
Pengujian pengaruh variabel pemoderasi dalam hipotesis penelitian ini diuji dengan
Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi
linear berganda.
Hasil uji Moderated Regression Analysis menunjukkan dari kelima variabel
yang dimasukkan dalam model regresi, hanya EVA yang memberikan koefisien
parameter 0,346 dengan tingkat signifikansi 0,005 yang berarti memberikan
pengaruh yang signifikan kepada MBR. Sedangkan Variabel lainya CSRI dengan
tingkat signifikansi 0,912, EVA*CSRI dengan tingkat signifikansi 0,251, SIZE
dengan tingkat signifikansi 0,437 dan PROFILE dengan tingkat signifikansi 0,457
masing-masing tidak berpengaruh signifikan terhadap MBR. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai ekuitas perusahaan. Hasil uji
statistik t menunjukkan bahwa variabel pemoderasi memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,251 ternyata tidak signifikan karena nilai signifikansinya 0,251 > 0,05. Ini
berarti bahwa pengungkapan CSR bukan merupakan variabel pemoderasi dalam
hubungan Value-Based Management yang diukur dengan EVA dengan nilai ekuitas
perusahaan yang diukur dengan MBR. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak terbukti secara signifikan
sebagai variabel pemoderasi hubungan antara Value Based Mangement dengan nilai
xi
ekuitas perusahaan. Hal ini diindikasikan karena investor sudah tidak perlu lagi
melihat pengungkapan Corporate Social Responsibility yang sudah bukan bersifat
sukarela namun sudah bersifat wajib. Dengan indikator Value-based Management
yang diukur dengan Economic Value Added maka investor tidak memperhatikan
Corporate Social Responsibility dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini sesuai
dengan konsep Value-based Management bahwa investor cenderung memiliki tujuan
utama memperoleh return semaksimal mungkin dari investasi dengan berpandangan
bahwa nilai ekonomis suatu perusahaan komersial hanya terlegitimasi oleh
keuntungan yang dicapai.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM …………………………………………………….……..
i
PRASYARAT GELAR ….. ..…………………………………………………
ii
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………..
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ……………………………..
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI …………………………………………
v
UCAPAN TERIMA KASIH …………………………………………………
vi
ABSTRAK …………………………………………………………………....
ix
ABSTRACT …………………………………………………………………..
x
RINGKASAN ………………………………………………………………..
xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….....
xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… ....
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvii
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
PENDAHULUAN …………………………………………………..
Latar Belakang ………….……………………………………………
Rumusan Masalah ……………………………………………...…….
Tujuan Penelitian ………………………………….............................
Manfaat Penelitian …………………………………………………..
1
1
6
7
7
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
KAJIAN PUSTAKA ………………………….…………………...
Signalling Theory …………………………………………………....
Value Based Mangement ……………….…………………………...
Corporate Social Responsibility .………………..………………..…
Nilai Ekuitas Perusahaan………………. ……………………………
Ukuran Perusahaan (Size) ……………………………………………
Jenis Industri . ……………………………………………………….
Penelitian-Penelitian Sebelumnya ……………………………………
8
8
9
11
14
16
16
17
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN…………………………………………………………………
3.1 Kerangka Berpikir ……………………………………………………
3.2 Konsep Penelitian …………………………………………………….
3.3 Hipotesis Penelitian …………………………………………………..
24
24
28
29
BAB IV METODA PENELITIAN ………………………………………….
4.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………
4.3 Penentuan Sumber Data ……………………………………………...
32
32
34
34
xiii
4.3.1 Jenis Data ………………………………………………………..
4.3.2 Sumber Data …………………………………………………….
4.3.3 Metoda Penentuan Sampel ……………………………………...
4.4 Variabel Penelitian ……………………………………………………
4.4.1 Identifikasi Variabel ……………………………………………..
4.4.2 Definisi Operasional Variabel …………………………………..
4.4.2.1 Variabel Independen ……….……..………………………..
4.4.2.2 Variabel dependen …………..…………………………….
4.4.2.3 Variabel Pemoderasi………………………………………..
4.4.2.4 Variabel Kontrol …………………………………………...
4.5 Analisis Data ………………………………………………………….
34
34
35
35
35
36
36
37
38
38
40
BAB V HASIL PENELITIAN …….……………………………………….
5.1 Deskripsi Objek Penelitian ………..…………………………………
5.2 Hasil Analisis Data …………………………...………………………
5.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif …………………………..
5.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ……………………………………
5.3 Uji Kelayakan Model ( Goodness of Fit ) ……………………………
5.4 Pengujian Hipotesis ……………………………………………………
46
46
47
47
48
51
53
BAB VI PEMBAHASAN ………..….……………………………………….
6.1 Value-Based Management dan nilai ekuitas perusahaan .……………..
6.2 Corporate Social Responsibility dan Nilai Ekuitas Perusahaan.………
6.3 Corporate Social Responsibility, Value-Based Management dan Nilai
Ekuitas Perusahaan …………………………………………………….
6.4 Size, Profile dan Nilai Ekuitas Perusahaan …………………………….
55
55
58
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………………….
7.1 Simpulan ……………………………………………….……………..
7.2 saran …………………………………………………………..………
64
64
64
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….
LAMPIRAN- LAMPIRAN ……………………………………………………
66
73
xiv
60
62
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Sebelumnya …………………………
Tabel 5.1 Hasil Penentuan Sampel .......................................................
Tabel 5.2 Hasil Uji Interaksi ................................................................
xv
Halaman
21
46
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 5.1
Kerangka Berpikir ……………………………
Konsep Penelitian ……………………………
Model persamaan dari pengungkapan
Corporate Social Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan
nilai ekuitas perusahaan ………………….……
xvi
Halaman
27
28
54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Daftar Nama Perusahaan Sampel………………….
Item-item Pengungkapan CSR ……………………
Hasil Uji Statistik Deskriptif………………………
Tampilan Grafik Histogram Sebelum
Transformasi Data…………………………………
Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………….
Regresi…. …………………………………………
xvii
Halaman
73
76
79
80
82
83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investor melakukan review terhadap kinerja suatu perusahaan dengan
melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi (Sri Rahayu, 2010). Melalui
rasio-rasio keuangan dapat dilihat keberhasilan manajemen perusahaan mengelola
asset dan modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Jika investor ingin
melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi maka yang
akan dilihat pertama kali adalah kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan
kemampuan menghasilkan laba. Semakin baik kinerja perusahaan, maka semakin
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan sendirinya akan
dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi.
Penelitian yang menguji pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai
perusahaan diantaranya dilakukan oleh Saepudin (2008), Johnny Jerry (2008),
Anita Ardiani (2007), Ulupui (2007), Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala
(1997). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi
kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Anita Ardiani (2007) membuktikan bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risk Assets (RORA) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap perubahan saham. Ulupui
(2007) membuktikan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Makaryawati (2002),
2
Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan
bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Andri dan Hanung
(2007) juga menemukan investment opportunity set dan leverage berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan
bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan, maka semakin baik pula nilai
perusahaan. Nilai perusahaan ditunjukkan dengan harga saham yang beredar di
pasar modal.
Beberapa penelitian lain, juga menunjukkan hasil bahwa kinerja
perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Yunina, Nazir dan
Gazali (2009)
membuktikan bahwa ROA dan Return on Equity (ROE)
berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS). Johnny Jerry (2008) juga
membuktikan bahwa LDR, ROE, ROA, dan CAR berpengaruh terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Saepudin (2008) meneliti tentang pengaruh rasio
profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2005-2007. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ROE dan ROA memiliki
korelasi positif terhadap harga saham.
Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari
(2006) dalam Sri Rahayu (2010) yang meneliti pengaruh Economic Value Added
(EVA), ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham. Hasil penelitian membuktikan
bahwa hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan
Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh EVA, ROA, dan ROE
perusahaan terhadap return pemegang saham. Hasil pengujian statistik secara
parsial terhadap masing– masing variabel bebas yaitu EVA, ROA, dan ROE tidak
3
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sehingga
variabel-variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return saham perusahaan.
Penelitian Anita Ardiani (2007) membuktikan bahwa CAR dan LDR
berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham namun ROA, Net Profit
Margin (NPM) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan.
Saepudin (2008) yang meneliti ratio-ratio profitabilitas juga membuktikan bahwa
ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ketidakkonsistenan
hasil
penelitian
mengenai
pengaruh
kinerja
perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh variabel
lain. Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah suatu hubungan disebut
dengan variabel pemoderasi (Sugiyono, 2009). Tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan
atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan aspek ekonomi, sosial
dan lingkungan (Priyanto, 2008). Sesuai dengan signalling theory maka dengan
diungkapkannya Corporate Social Responsibility
dapat memberikan signal
kepada pihak eksternal termasuk investor dalam meningkatkan citra perusahaan
yang
tercermin
dengan
peningkatan
nilai
perusahaan
(Brigham
dan
Houston,2001). Sehingga kinerja perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan
apabila diinteraksi dengan Corporate Social Responsibility (Sri Rahayu, 2010;
Yuniasih dan Wirakusuma, 2009).
4
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sudah
bersifat wajib untuk diterapkan oleh perusahaan. Hal ini diatur dalam UndangUndang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang – Undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan Corporate Social
Responsibility diharapkan dapat memberikan signal kepada pihak eksternal untuk
meningkatkan citra perusahaan yang tercermin dengan peningkatan nilai
perusahaan. Hal ini didasarkan atas konsep Signalling Theory yang mana
manajemen berusaha memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston (2001).
Penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2009) menggunakan Corporate
Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai variabel
pemoderasi. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut
sebanyak 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Hasil penelitian membuktikan bahwa
ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Demikian pula dengan
pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel pemoderasi
terbukti berpengaruh positif pada hubungan antara ROA dan nilai perusahaan.
Hal ini berarti bahwa selain melihat kinerja keuangan, investor juga memberikan
respons terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan
perusahaan.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hasil bahwa Corporate Social
Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. penelitian Heal dan
Garret (2004), menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang
5
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada
manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan
jangka panjang bagi perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2008) menguji pengaruh
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
membuktikan bahwa Corporate Social Responsibility, persentase kepemilikan,
serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan persentase
kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Selama ini kinerja perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio
keuangan selama satu periode tertentu (Utomo,1999). Rasio keuangan ini sangat
bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan perusahaan. Hal ini seringkali menyebabkan kinerja
perusahaan terlihat baik dan meningkat, padahal sebenarnya tidak mengalami
peningkatan dan bahkan menurun. Hal ini juga dikatakan oleh Pradhono dan
Christiawan (2004), bahwa ukuran kinerja keuangan yang mendasarkan pada laba
akuntansi (accounting profit), seperti earnings per share, price earnings ratio dan
return on equity, dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi perusahaan. Sehingga saat ini, banyak perusahaan menggunakan ukuran
kinerja yang lebih menekankan value
atau Value-Based Management (Dwi
Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008).
Nilai perusahaan dapat tercermin pada nilai ekuitas perusahaan. Beaver
dan Ryan (2000) dalam Watts (2003) menggunakan market to book ratio of equity
yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai perusahaan. Rasio nilai pasar
6
terhadap nilai buku memberikan penilaian akhir dan mungkin yang paling
menyeluruh atas status pasar saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan
pandangan investor tentang perusahaan secara keseluruhan baik manajemen, laba,
likuiditas, dan prospek masa depan perusahaan (Walsh, 2003). Market to book
ratio of equity mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi
perusahaan di masa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya (Smith dan
Watts, 1992; Hartono, 1999). Adanya perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku
ekuitas menunjukkan kesempatan investasi perusahaan (Collins dan Kothari,
1989).
Penelitian ini mereplikasi penelitian-penelitian sebelumnya, akan tetapi
dilakukan pengembangan dengan perluasan pengamatan dan pengembangan
proksi dari variabel-variabel penelitian. Pengembangan variabel penelitian
dilakukan dengan menggunakan Value-Based Management sebagai variabel
independen yang mencerminkan kinerja perusahaan. Sedangkan sebagai variabel
dependen adalah nilai ekuitas perusahaan. Efek dari pengungkapan Corporate
Social Responsibility digunakan sebagai variabel pemoderasi yang diduga
mempengaruhi hubungan antara Value-Based Management dengan nilai ekuitas
perusahaan. Sampel penelitian diperluas dengan menggunakan semua jenis
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah pengungkapan Corporate Social
7
Responsibility memoderasi hubungan Value-Based Management
dengan nilai
ekuitas perusahaan ?”.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah untuk menguji pengungkapan Corporate Social Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai ekuitas perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian
1)
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
gambaran
dan
pemahaman lebih mendalam mengenai pengaruh Corporate social
responsibility pada hubungan Value-Based Management dengan nilai
ekuitas perusahaan. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi referensi
bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para
manajer dalam upaya meningkatkan nilai ekuitas perusahaan dengan
memperhatikan pengungkapan Corporate social responsibility dan
Value-Based Management.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Signalling Theory
Signalling Theory (Teori Persinyalan) menurut Brigham dan Houston
(2001) merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang
memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Signalling theory menjelaskan alasan perusahaan memiliki
insentif untuk melaporkan informasi ke pasar modal meskipun tidak ada mandat
dari badan regulasi. Pelaporan informasi oleh manajemen bertujuan untuk
mempertahankan investor yang tertarik pada perusahaan.
Informasi keuangan yang disampaikan perusahaan bertujuan untuk
mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal
perusahaan (Wolk et. al. 2001). Salah satu informasi yang wajib untuk
diungkapkan oleh perusahaan saat ini dengan dikeluarkannya Undang-Undang
No.40 tentang Perseroan Terbatas tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah Corporate Social Responsibility.
Dengan diungkapkannya Corporate Social Responsibility diharapkan dapat
memberikan signal kepada pihak eksternal termasuk investor dan diharapkan akan
dapat meningkatkan citra perusahaan yang pada akhirnya tercermin dengan
peningkatan nilai perusahaan.
9
2.2 Value-Based Management
Selama ini kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu (Utomo,1999). Rasio keuangan
ini sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga seringkali kinerja
perusahaan terlihat baik dan meningkat, padahal
sebenarnya kinerja tidak
mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Hal ini juga dikatakan oleh
Pradhono dan Christiawan (2004), bahwa ukuran kinerja keuangan yang
mendasarkan pada laba akuntansi (accounting profit), seperti earnings per share,
price earning ratio dan return on equity, dianggap tidak lagi memadai untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Sehingga saat ini, banyak
perusahaan menggunakan ukuran kinerja yang lebih menekankan value (ValueBased Management/VBM) (Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008).
Menurut Paul A. Sharman (1999) Value-Based Management merupakan
istilah yang saat ini sedang dipopulerkan oleh perusahaan software dan konsultan
dalam rangka untuk menjelaskan suatu kerangka terpadu alat pengukuran kinerja
dan manajemen. Value-Based Management memberikan penilaian yang dinamis
serta hasil kinerja organisasi yang tinggi berdasarkan pada kekuatan finansial,
seperti Economic Value Added (EVA) yang dapat menunjukkan suatu organisasi
berhasil atau gagal. Nilai ekonomis suatu perusahaan komersial hanya
terlegitimasi oleh keuntungan yang dicapai. Perusahaan yang baik harus
memastikan bahwa pelanggan puas, karyawan diperhatikan dengan baik tetapi
intinya selalu profit.
10
Berbagai prinsip, konsep, dan teknik yang mendasari Value Based
Management (VBM) semakin berkembang dalam mempengaruhi strategi
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat dan Eropa
(Arnold dan Davies, 1999). Di tahun 1997, The Coca Cola Company mulai
menerapkan konsep VBM dalam perusahaan. Masih di tahun 1997, salah satu
perusahaan Jerman, yaitu Siemens, mengumumkan bahwa mereka telah
mengubah haluan kepada VBM dengan menggunakan Economic Value Added
(Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008).
Menurut Stewart (1999) dalam Iramani dan Febrian (2005) Economic
Value Added
diklaim sebagai metode pengukuran kinerja yang terbaik yang
merupakan salah satu penerapan VBM. Konsep ini dikembangkan pertama kali
oleh Joel M. Stern dan Stewart, analis keuangan dari perusahaan konsultan Stern
Stewart & Co pada akhir tahun 1980. Menurut Stewart, earnings dan earnings per
share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Konsep Economic
Value Added (EVA) sebenarnya mirip dengan pengukuran pendapatan residu
(residual income). EVA merupakan metode penilaian kinerja keuangan untuk
menghitung profit ekonomi yang sebenarnya (true economic profit) dari sebuah
perusahaan. EVA mengukur perbedaan tingkat pengembalian antara modal
perusahaan dengan biaya modalnya. EVA positif mengindikasikan bahwa ada
penciptaan nilai bagi pemegang saham, sedangkan EVA negatif mengindikasikan
bahwa telah terjadi value destruction.
Menurut Young (1997), EVA dapat dikatakan lebih inovatif karena: EVA
tidak dibatasi oleh GAAP, EVA dapat diterapkan sampai pada tingkatan yang
11
rendah dalam organisasi. EVA memiliki sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
pengukuran keuangan lainnya, yaitu cara pengukuran dan pengkomunikasian
kinerja yang dapat digunakan di semua area, seperti pasar modal, penilaian
investasi modal, dan dalam evaluasi serta kompensasi kinerja manajerial.
2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)
Ide dasar Corporate Social Responsibility dikemukakan oleh Bowed
(1953) yang menyatakan bahwa kewajiban pelaku bisnis untuk menjalankan
usaha sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di
tempat perusahaan beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa selayaknya perhatian
perusahaan tidak sebatas keuntungan semata namun juga harus menunjukkan
tanggungjawab sosial. Corporate Social Responsibility merupakan komitmen
perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasional dalam dimensi
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan
kepekaan dari stakeholders maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan
dimasa yang akan datang.
Konsep Corporate Social Responsibility sebagai salah satu tonggak
penting dalam manajemen korporat. Meskipun konsep Corporate Social
Responsibility baru dikenal pada awal tahun 1970-an, namun konsep ini sudah
dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953 (Dwi Kartini, 2009).
Menurut Carroll (Dwi Kartini, 2009), konsep Corporate Social Responsibility
memuat komponen-komponen sebagai berikut :
12
1) Economic responsibilities
Tanggung jawab sosial perusahaan yang utama adalah tanggung jawab
ekonomi karena lembaga bisnis terdiri dari aktivitas ekonomi yang
menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan.
2) Legal responsibilities
Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan mentaati hukum dan
peraturan yang berlaku yang pada hakikatnya dibuat oleh masyarakat
melalui lembaga legislatif.
3) Ethical responsibilities
Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis yaitu
menunjukan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis secara
perorangan maupun kelembagaan untuk menilai suatu isu dimana
penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai yang berkembang dalam
suatu masyarakat.
4) Discretionary responsibilities
Mayarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi mereka.
Selain itu menurut Deegan (dalam Chariri dan Ghozali, 2007) alasan yang
mendorong praktik pengungkapan tanggungjawab sosial dan lingkungan antara
lain: (1) mematuhi persyaratan yang ada dalam Undang-Undang, (2)
pertimbangan rasionalitas ekonomi, (3) mematuhi pelaporan dan proses
akuntabilitas, (4) mematuhi persyaratan peminjaman, (5) mematuhi harapan
masyarakat, (6) konsekuensi ancaman atas legitimasi perusahaan, (7) mengelola
13
kelompok stakeholder tertentu, (8) menarik dana investasi, (9) mematuhi
persyaratan industri dan (10) memenangkan penghargaan pelaporan.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (dalam
Nurlela dan Islahuddin, 2008), Corporate Social Responsibility atau tanggung
jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan
melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga
mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun
untuk pembangunan.
Menurut Boone dan Kurtz (dikutip oleh Harmoni dan Ade, 2008),
pengertian tanggung jawab sosial (social responsibility) secara umum adalah
dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba,
kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan. Sedangkan dalam Priyatno (2008) Corporate
Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis
untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan
yang disebut Sustainability Reporting (Retno, 2006). Sustainability Reporting
adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh
dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan
14
berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi
pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja
organisasi. Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel
tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development
yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya.
Implikasi Corporate Social Responsibility di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu pada pasal 74
ayat 1, menyatakan bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan”.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal
15 juga mengatur tentang Corporate Social Responsibility, yang menyatakan
bahwa “Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan”.
Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada para
investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi dan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan.
2.4 Nilai Ekuitas Perusahaan
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan
15
yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai
perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya
harga saham di pasar. Penelitian ini menggunakan proksi market to book ratio of
equity untuk penilaian ekuitas perusahaan. Beaver dan Ryan (2000) dalam Watts
(2003) menggunakan market to book ratio of equity yang mencerminkan nilai
pasar relatif terhadap nilai perusahaan. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku
memberikan penilaian akhir dan mungkin yang paling menyeluruh atas status
pasar saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan pandangan investor tentang
perusahaan secara keseluruhan, manajemen, laba, likuiditas, dan prospek masa
depan (Walsh, 2003). Oleh karenanya dengan melihat rasio ini dapat dilihat reaksi
pasar atas sinyal positif dari perusahaan tentang adanya pengungkapan CSR dan
adanya kinerja (EVA) yang baik dari perusahaan.
Market to book ratio of equity mencerminkan bahwa pasar menilai return
investasi perusahaan di masa depan dilihat dari return yang diharapkan dari
ekuitasnya (Smith dan Watts, 1992; Hartono, 1999). Adanya perbedaan antara
nilai pasar dan nilai buku ekuitas menunjukkan kesempatan investasi perusahaan
(Collins dan Kothari, 1989). Market to book ratio of equity, menunjukkan proksi
yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan
dengan harga pasar. Beberapa peneliti yang telah menggunakan proksi ini adalah
Kallapur dan Trombley (1999), Hartono (1999), Jones dan Sharma (2001).
Book value dihitung menggunakan nilai ekuitas pada tanggal neraca yaitu
tanggal 31 Desember. Sedangkan Market value diukur menggunakan harga
penutupan saham pada tanggal pengumuman agar dapat merefleksikan respon
16
pasar atas laporan keuangan. Foster (1986) menyebutkan ada dua pilihan tanggal
untuk mengukur market price, yaitu harga pada akhir tahun fiscal dan harga
setelah pengumuman laporan keuangan karena dapat merefleksikan kandungan
informasi dari pengumuman earnings.
2.5 Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan (Size) bisa diukur dengan total aktiva, penjualan dan
modal perusahaan (Anggraini,2006). Perusahaan dengan ukuran yang besar
dikatakan akan lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan
perusahaan yang lebih kecil sehingga kinerja perusahaan akan lebih baik. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa perusahaan besar akan lebih banyak
berinteraksi dengan lingkungan serta sumber daya lainnya.
Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah
ukuran aktiva. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus
kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka
waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset
yang kecil (Indriani. 2005;Gray et al. 2001; Sembiring. 2005; dan Udayasunkar.
2007).
2.6 Jenis Industri
Jenis industri (profile) merupakan berbagai macam industri yang
dikelompokkan menurut kegiatan memproses atau mengelola barang yang di
17
produksi. Jenis industri dibedakan menjadi dua yaitu high profile dan low profile
(Hackston dan Milne, 1996; Anggraeni, 2006). Perusahaan yang tergolong high
profile adalah: perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, otomotif,
agrobisnis, tembakau dan rokok, makanan dan minuman, media komunikasi,
kesehatan, transportasi dan pariwisata. Perusahaan yang tergolong low profile
seperti bidang bangunan, keuangan dan perbankan, pemasok peralatan medis,
retailer, tekstil dan produk tekstil serta produk personal dan rumah tangga.
Hasil penelitian lebih banyak mengungkapkan bahwa perusahaan high
profile lebih banyak mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial
jika dibandingkan perusahaan low profile. Ini disebabkan karena perusahaan high
profile lebih banyak berinteraksi dengan sumber daya seperti tenaga kerja, alam
serta lingkungan sekitarnya. Beberapa penelitian yang mendukung hasil ini
diantaranya Hackston dan Milne (1996), Utomo (2000), Henny dan Murtato
(2001), Hasibuan (2001), Sembiring (2005) serta Anggraeni (2006).
2.7 Penelitian – Penelitian Sebelumnya yang Terkait CSR, Kinerja dan
Nilai Perusahaan
Penelitian yang menguji pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai
perusahaan sudah banyak dilakukan diantaranya dilakukan oleh Saepudin (2008),
Johnny Jerry (2008), Anita Ardiani (2007), Ulupui (2007), Makaryawati (2002),
Carlson dan Bathala (1997). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut
adalah semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
18
Penelitian yang dilakukan oleh Anita Ardiani (2007) membuktikan bahwa
CAR, RORA dan LDR berpengaruh signifikan terhadap perubahan saham. Ulupui
(2007) membuktikan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return
saham satu periode ke depan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997)
dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Andri dan Hanung (2007) juga menemukan
investment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hasil bahwa kinerja
perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Yunina, Nazir dan
Gazali (2009) membuktikan bahwa ROA dan ROE berpengaruh terhadap EPS.
Johnny Jerry (2008) juga membuktikan bahwa LDR, ROE, ROA dan CAR
berpengaruh terhadap IHSG. Saepudin (2008) meneliti tentang pengaruh rasio
profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2005-2007. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ROE, ROA, NPM memiliki
korelasi positif terhadap harga saham.
Sasongko dan Wulandari (2006) yang meneliti pengaruh EVA, ROA,
ROE, dan EPS terhadap harga saham. Hasil penelitian membuktikan bahwa hanya
EPS yang berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan Wibowo
(2005), yang meneliti tentang pengaruh EVA, ROA, dan ROE perusahaan
terhadap return pemegang saham. Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap
masing – masing variabel bebas yaitu EVA, ROA, dan ROE tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham, sehingga
19
variabel–variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return pemegang saham perusahaan.
Penelitian Anita Ardiani (2007) membuktikan bahwa CAR dan LDR
berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham namun ROA, NPM dan
BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham
perusahaan. Saepudin (2008) yang meneliti ratio-ratio profitabilitas juga
membuktikan bahwa sebagian besar ratio profitabilitas yaitu: ROE dan NPM
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika (2008) meneliti tentang hubungan
antara Corporate Social Responsibility dengan Value Based Management
menemukan bahwa
kinerja sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pencapaian value based management
yang diproksi dengan Economic Value
Edded baik di tahun yang sama maupun di tahun berikutnya.
Dwi Yana Amalia S. Fala pada tahun 2007 meneliti tentang pengaruh
konservatisma akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan, menggunakan
Variable dependen adalah nilai ekuitas perusahaan diproksikan dengan market to
book ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntansi konservatisma
berpengaruh positif secara signifikan terhadap penilaian ekuitas perusahaan.
Pada tahun 2008 Nurlela dan Islahuddin meneliti tentang pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan
kepemilikan manajemen sebagai variabel pemoderasi, dengan mengambil sampel
perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ untuk tahun
2005. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory perusahaan yang
20
terdaftar di BEJ selama tahun 2005 berjumlah 340 perusahaan, namun data yang
bisa dianalisis sebanyak 41 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan, serta interaksi antara
Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Heal dan Garret (2004), menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi
elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi
kepada manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan
keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Sedangkan Siegel dan Paul (2006),
menunjukkan bahwa aktivitas Corporate Social Responsibility memiliki dampak
produktif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknikal, dan skala
ekonomi perusahaan.
Rustiarini (2009), meneliti tentang pengaruh Corporate Governance pada
hubungan Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan satu tahun pengamatan yaitu tahun 2008 setelah Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas diberlakukan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil–hasil penelitian terdahulu menjadi kajian empiris dalam penelitian
ini. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya
dengan cara melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi dari
variabel-variabel penelitian. Ringkasan beberapa penelitian sebelumnya dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
21
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Penelitian-penelitian Sebelumnya
No.
1
Peneliti, tahun
Penelitian
Dwi Hartanti dan
Elsa Rumiris
Monika,2008
Variabel
CSR,
VBM (EVA)
Hasil Penelitian
- kinerja sosial perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
pencapaian
value
based
management yang diproksi
dengan Economic Value
Edded baik ditahun yang
sama maupun di tahun
berikutnya
Dwi Yana Amalia konservatisma
S. Fala,2007
akuntansi,
nilai ekuitas
perusahaan
- akuntansi
konservatisma
berpengaruh positif secara
signifikan terhadap penilaian
ekuitas perusahaan
3
Maretno A.
Harjoto dan Hoje,
2007
- CRS berpengaruh kuat
terhadap Tobin‟s Q
- Dewan direksi, komisaris
independen, kepemilikan
institusional berpengaruh
lemah terhadap Tobin‟Q
4
Anita Ardiani,
2007
5
Saepudin, 2008
6
Johnny Jerry,
2008
2
7
CSR,
tobin‟s Q,
dewan direksi,
komisaris
independen,
kepemilikan
institusional
CAR, ROA, NPM,
BOPO
Perubahan harga
saham
ROA, ROE, NPM
Harga saham
ROE, ROA, LDR,
CAR
IHSG
Yunina, Nazir dan ROA, ROE
Gazali Syamni,
EPS
2009
- CAR, LDR berpengaruh
secara signifikan terhadap
perubahan harga saham
- ROA, LDR dan BOPO tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga
saham
- ROA berpengaruh terhadap
harga saham
- ROE dan NPM tidak
berpengaruh terhadap harga
saham
- LDR, CAR, ROE
berpengaruh terhadap IHSG
- ROA dan ROE berpengaruh
terhadap EPS
22
No.
8
Peneliti, tahun
Penelitian
Sayeti, Yosafa
dan Ludovicus
Sensi Wondabio,
2007
Variabel
CSR,
ERC
Hasil Penelitian
- CSR dalam laporan tahunan
berpengaruh negatif terhadap
ERC
9
Lely Dahlia dan
Silvia Veronica
Siregar, 2008
CSR,
kinerja keuangan
(ROE dan
Abnormal Return)
- Tingkat pengungkapan CSR
berpengaruh postif terhadap
ROE tapi tidak berpengaruh
pada abnormal return
perusahaan
10
Rika Nurlela dan
Islahuddin, 2008
CSR,
Tobin‟Q,
Kepemilikan
manajemen
- CSR Tidak berpengaruh
signifikan dengan Tobin‟Q
- Kepemilikan manajemen
berpengaruh signifikan
dengan Tobin‟ Q
11
Rustiarini, 2009
12
Yuniasih dan
Wirakusuma,
2009
CSR,
Nilai Perusahaan,
Kepemilikan
manajemen,
kepemilikan
institusional,
proporsi komisaris
independen dan
jumlah komite audit
ROA,
Tobin‟s Q,
CSR
GCG
13
Heal dan Garret,
2004
CSR,
Profit
14
Siegel dan Paul,
2006
CSR,
- aktivitas CSR berpengaruh
Efisiensi,
positif signifikan terhadap
Perubahan Teknikal,
efisiensi, perubahan teknikal,
Skala Ekonomi
dan skala ekonomi
perusahaan.
- Pengungkapan CSR
berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan
- CG berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan
- CG berpengaruh pada
hubungan pengungkapan CSR
dan Nilai Perusahaan
- ROA berpengaruh postif pada
nilai perusahaan
- CSR berpengaruh positif pada
hubungan ROA dengan Nilai
Perusahaan
- GCG tidak terbukti
berpengaruh pada hubungan
ROA dengan Nilai
Perusahaan
- aktivitas CSR memberikan
keuntungan jangka panjang
bagi perusahaan
23
No.
Peneliti, tahun
Penelitian
15 Sayekti dan
Wondabio, 2007)
16 Ulupui (2007),
Markaryawati
(2002), Carlson
dan Bathala
(1997)
Sumber : data di olah
Variabel
CSR
ERC
ROA,
Nilai Perusahaan
Hasil Penelitian
- CSR berpengaruh negatif
terhadap ERC.
- kinerja perusahaan yang di
proksi
dengan
ROA
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
24
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1.
Kerangka Berpikir
Signalling Theory (Teori Persinyalan) merupakan suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston.
2001). Informasi yang disampaikan perusahaan bertujuan untuk mengurangi
asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan. Jika
investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas
investasi maka kinerja yang akan mereka lihat adalah rasio-rasio yang terkait
dengan kemampuan menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, yang pada
akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi.
Hasil-hasil penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh kinerja terhadap
nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Banyak penelitian yang
menghasilkan hasil yang positif diantaranya : Ulupui (2007), Makaryawati (2002),
Carlson dan Bathala (1997), Suranta dan Pratana (2004), Maryatini (2006), Andri
dan Hanung (2007) Hanafi dan Halim (1996), Ross (2002), Kennedy JSP (2003),
Saepudin (2008). Semua penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi
kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari
(2006) yang meneliti pengaruh EVA dan rasio profitabilitas antara lain; ROA,
25
ROE dan EPS terhadap harga saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa
hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan Wibowo
(2005), yang meneliti tentang pengaruh EVA, ROA, dan ROE perusahaan
terhadap return pemegang saham. Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap
masing–masing variabel bebas yaitu EVA, ROA, dan ROE tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham, sehingga
variabel–variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return pemegang saham perusahaan.
Ketidakkonsistenan
hasil
penelitian
mengenai
pengaruh
kinerja
perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh variabel
lain. Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah suatu hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat disebut dengan variabel pemoderasi
(Sugiyono, 2009). Salah satu yang mungkin menjadi variabel pemoderasi adalah
Corporate Social Responsibility. Penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2009)
menggunakan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
sebagai variabel pemoderasi. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hasil
bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan diantaranya: penelitian Heal dan Garret (2004), Siegel dan Paul
(2006), Nurlela dan Islahuddin (2008).
Selama ini kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu (Utomo,1999). Rasio keuangan
ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga seringkali kinerja
26
perusahaan terlihat baik dan meningkat, padahal
sebenarnya kinerja tidak
mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Hal ini juga dikatakan oleh
Pradhono dan Christiawan (2004), bahwa ukuran kinerja keuangan yang
mendasarkan pada laba akuntansi (accounting profit), seperti earnings per share,
price earning ratio dan return on equity, dianggap tidak lagi memadai untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Sehingga saat ini, banyak
perusahaan menggunakan ukuran kinerja yang lebih menekankan value
atau
Value-Based Management (Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008).
Nilai ekuitas perusahaan yang diproksikan dengan market to book ratio of
equity mencerminkan penilaian akhir dan mungkin yang paling menyeluruh atas
status pasar saham perusahaan. Penilaian ini mengikhtisarkan pandangan investor
tentang perusahaan secara keseluruhan, manajemennya, labanya, likuiditasnya,
dan prospek masa depan perusahaan. Oleh karenanya dengan melihat rasio ini
dapat dilihat reaksi pasar atas sinyal positif dari perusahaan tentang adanya
informasi Corporate Social Responsibility dan kinerja baik perusahaan berupa
Value-Based Management dengan menggunakan Economic Value Added (EVA)
sebagai proksi. Kerangka berpikir penelitian disajikan pada gambar 3.1.
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini
sebelum memperoleh variabel-variabel yang akan diteliti, peneliti melakukan
kajian-kajian secara teoritis maupun empiris. Dari kajian tersebut peneliti
memperoleh konsep signaling theory, Corporate Social Responsibility, ValueBased Management dan nilai ekuitas perusahaan. Pengujian statistik dilakukan
terhadap variabel-variabel tersebut sehingga dapat diketahui pengaruh masing-
27
masing variabel. Berdasarkan hasil pengujian statistik maka dapat diketahui
apakah penelitian ini mendukung teori dan kajian yang telah ada sebelumnya.
Kajian Teoritis :
Signaling Theory
Teori CSR
Teori VBM
Teori Nilai Perusahaan
Kajian Empiris :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika 2008
Dwi Yana Amalia S. Fala,2007
Maretno A. Harjoto dan Hoje, 2007
Sayeti, Yosafa dan Ludovicus Sensi
Wondabio, 2007
Anita Ardiani, 2007
Saepudin, 2008
Johny Jerry, 2008
Yunina, Nazir dan Gazali Syamni, 2009
Lely Dahlia dan Silvia Veronica Siregar, 2008
Ni Wayan Rustiarini, 2009
Rika Nurlela dan Islahuddin, 2008
Heal dan Garret (2004),
Siegel dan Paul (2006)
Finch (2005),
McGuire dkk (1998)
Ulupui (2007)
Markaryawati (2002),
Carlson dan Bathala (1997)
Yuniasih dan Wirakusuma (2009)
dll
Value-Based
Management
UU No. 25 dan
UU No. 40
tahun 2007
Corporate Social
Responsibility
Nilai ekuitas
Perusahaan
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
28
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat disusun konsep penelitian
untuk melihat hubungan antar variabel seperti dalam Gambar 3.2.
Corporate Social
Responsibility
Nilai
Ekuitas
Perusahaan
Value-Based
Management
Variabel Kontrol
1. Ukuran Perusahaan
2. Jenis Industri
Gambar 3.2
Konsep Penelitian
Gambar 3.2 menunjukkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk menguji
hubungan antara variabel dependen (nilai ekuitas perusahaan) dan variabel
independen (Value-Based Management) dimoderasi dengan Corporate Social
Responsibility. Dalam penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan dan
jenis industri sebagai variabel kontrol. Menggunakan teknik analisis data berupa
uji interaksi ( Moderated Regression Analysis) yang merupakan aplikasi khusus
regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
29
interaksi. Dengan uji interaksi dapat diketahui bagaimana pengaruh Value-Based
Management yang dimoderasi dengan Corporate Social Responsibility pada nilai
ekuitas perusahaan. Perancangan konsep penelitian ini diharapkan pula dapat
membantu peneliti dalam melakukan rancangan penelitian, sehingga tujuan dari
penelitian ini dapat tercapai.
3.3 Hipotesis Penelitian
Selama ini kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan
rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu (Utomo,1999). Rasio keuangan
ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga seringkali kinerja
perusahaan terlihat baik dan meningkat, padahal
sebenarnya kinerja tidak
mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Hal ini juga dikatakan oleh
Pradhono dan Christiawan (2004), bahwa ukuran kinerja keuangan yang
mendasarkan pada laba akuntansi (accounting profit), seperti earnings per share,
price earning ratio dan return on equity, dianggap tidak lagi memadai untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Sehingga saat ini, banyak
perusahaan menggunakan ukuran kinerja yang lebih menekankan value
atau
Value-Based Management (Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008).
Menurut Stewart (1999) dalam Iramani dan Febrian (2005) Economic
Value Added
diklaim sebagai metode pengukuran kinerja yang terbaik yang
merupakan salah satu penerapan Value-Based Management. Konsep Economic
Value Added (EVA) sebenarnya mirip dengan pengukuran pendapatan residu
(residual income). EVA merupakan metode kinerja keuangan untuk menghitung
30
profit ekonomi yang sebenarnya (true economic profit) dari sebuah perusahaan.
Menurut Young (1997), EVA dapat dikatakan lebih inovatif karena: EVA tidak
dibatasi oleh GAAP, EVA dapat diterapkan sampai pada tingkatan yang rendah
dalam organisasi, EVA memiliki sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
pengukuran keuangan lainnya, yaitu cara pengukuran dan pengkomunikasian
kinerja yang dapat digunakan di semua area, seperti pasar modal, penilaian
investasi modal, dan dalam evaluasi serta kompensasi kinerja manajerial.
Hasil-hasil penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh kinerja terhadap
nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Banyak penelitian yang
menghasilkan hasil yang positif diantaranya: Ulupui (2007), Makaryawati (2002),
Carlson dan Bathala (1997), Suranta dan Pratana (2004), Maryatini (2006), Andri
dan Hanung (2007) Hanafi dan Halim (1996), Ross (2002), Kennedy JSP (2003),
Saepudin (2008). Semua penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi
kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari
(2006) yang meneliti pengaruh EVA dan rasio profitabilitas antara lain; ROA,
ROE dan EPS terhadap harga saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa
hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula dengan Wibowo
(2005), yang meneliti tentang pengaruh EVA, ROA, dan ROE perusahaan
terhadap return pemegang saham. Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap
masing–masing variabel bebas yaitu EVA, ROA, dan ROE tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap return pemegang saham, sehingga
31
variabel–variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return pemegang saham perusahaan.
Ketidakkonsistenan
hasil
penelitian
mengenai
pengaruh
kinerja
perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh variabel lain
yang bisa memperkuat atau memperlemah yang disebut dengan variabel
pemoderasi (Sugiyono, 2009). Salah satu yang mungkin menjadi variabel
pemoderasi adalah Corporate Social Responsibility. Penelitian Yuniasih dan
Wirakusuma (2009) menggunakan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi. Beberapa penelitian lain
juga menunjukkan hasil bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan diantaranya: penelitian Heal dan Garret (2004),
Siegel dan Paul (2006), Nurlela dan Islahuddin (2008).
Berdasarkan uraian empiris diatas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H : Pengungkapan Corporate Social Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai ekuitas
perusahaan.
32
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Sebagai acuan pelaksanaan penelitian maka terlebih dahulu disiapkan
rancangan penelitian yang merupakan rencana dari struktur penelitian yang
mengarahkan proses dan hasil riset menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif.
Rancangan penelitian merupakan kerangka untuk menunjukkan variabel-variabel
yang diteliti dan menggambarkan langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset.
Merancang penelitian berarti menentukan jenis risetnya, menentukan data yang
akan digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesis
yang dibangun (Jogiyanto, 2007).
Berdasarkan kajian teoritis dan empiris maka, variabel-variabel yang
digunakan dalam rancangan penelitian ini adalah: (1) variabel independen adalah
Value-Based Management,
(2) variabel pemoderasi adalah Corporate Social
Responsibility, (3) variabel dependen adalah nilai ekuitas perusahaan dan (4)
variabel kontrol adalah ukuran perusahaan dan jenis industri.
Melalui kajian
tersebut dirumuskan masalah penelitian dan dibuat hipotesis penelitian. Sebelum
dilakukan pengujian secara statistik maka perlu untuk menentukan sampel
penelitian, sumber data, dan metoda pengumpulan data. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan model regresi linear
berganda dengan uji interaksi
(Moderated Regression Analisis). Hasil analisis selanjutnya diinterpretasikan
sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada dan diakhiri dengan membuat
33
simpulan atas hasil yang diperoleh serta memberi saran-saran sebagai kontribusi
penelitian. Rancangan penelitian disajikan pada Gambar 4.1.
Latar
Belakang
Masalah
Penelitian
Tujuan
Penelitian
Manfaat
Penelitian
Data
Penelitian
Kajian teoritis
dan emperis
Kuantitatif
dan kualitatif
Data
sekunder BEI
Purposive
sampling
Hipotesis
Rancangan
Penelitian
1. VBM
Variabel
Penelitian
2. CSR
3. Size
4. Profile.
Nilai ekuitas
Perusahaan
Simpulan
Saran dan
implikasi
Hasil dan
Pembahasan
Regresi
linear
berganda
dengan uji
interaksi
(MRA)
Gambar 4.1
Rancangan Penelitian
Asumsi
klasik
34
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan
informasi laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian hanya menggunakan data tahun 2008
dan 2009 karena ingin menguji pengaruh pengungkapan Corporate Social
Responsibility sebagai variabel pemoderasi hubungan Value-Based Management
dengan nilai ekuitas perusahaan setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang – Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan setiap perseroan untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.
4.3
Penentuan Sumber Data
4.3.1 Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan
(Sugiyono, 2009). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan tahunan (annual report) untuk tahun buku 2008 yang
dipublikasikan pada tahun 2009 dan tahun buku 2009 yang dipublikasikan
pada tahun 2010.
4.3.2 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan
dan dipublikasikan oleh pihak lain atau data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui perantara seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono,
2009). Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti dari www.idx.co.id.
35
4.3.3 Metoda Penentuan Sampel
Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan metoda purposive sampling
yaitu metoda pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria
yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:
(1)perusahaan yang terdaftar di BEI, (2) mempublikasikan CSR tahun buku 2008
dan 2009, dan (3) perusahaan memiliki data lengkap terkait dengan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian.
4.4
Variabel Penelitian
4.4.1
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini diantaranya:
1) Variabel independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Value-Based
Management yang diukur dengan proksi Economic Value Added (EVA).
2) Variabel dependen adalah nilai ekuitas perusahaan yang diukur dengan
proksi market to book ratio of equity.
3) Variabel pemoderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat
atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Dalam penelitian ini sebagai variabel moderasi adalah
Corporate Social Responsibility yang diukur dengan menggunakan proksi
CSR Indeks (CSRI).
36
4) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size) dan jenis perusahaan.
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
4.4.2.1 Variabel Independen
Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah:
Value-Based
Management yang diukur dengan proksi Economic Value Added (EVA) mengacu
pada pengukuran yang telah dilakukan oleh Hartanti dan Elsa Rumiris Monika
tahun 2008, peneliti lain yang menyatakan bahwa Value-Based Management
dapat diukur dengan proksi Economic Value Added (EVA) diantaranya Paul A.
Sharman (1999), Arnold dan Davies (1999), Stewart (1999), dan Young (1997).
EVA adalah alat ukur kinerja perusahaan yang mementingkan penggunaan biaya
atas modal yang digunakan perusahaan dalam operasional. Berbeda dengan
pengukuran kinerja akuntansi yang tradisional, cara EVA mengukur kinerja
perusahaan adalah dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan capital
charge yaitu biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus
dibayarkan kepada kreditur serta biaya ekuitas yang seharusnya dibayarkan
kepada pemegang saham yang mencerminkan tingkat resiko perusahaan
(Young,1997). Perhitungan EVA merupakan selisih antara net operating after tax
(NOPAT) dengan biaya atas modal yang diinvestasikan atau capital charges
(Young, 1997). Perhitungan EVA dilakukan dengan cara:
37
EVA = Net Operating Profit after Tax (NOPAT) – capital charges……..….(1)
Capital charges = WACC x Invested Capital ………………………….…...(2)
Invested Capital = total hutang dan ekuitas - hutang jangka pendek
tanpa bunga…………………………………. ……..…….(3)
WACC
= ( D x rd ) (1-tax) + E x re ) ………………………………(4)
rd (Cost of debt) = beban bunga x 100 % ……….………………………..…(5)
Total hutang
re(Cost of equity) = NOPAT
Total ekuitas
Keterangan:
EVA
NOPAT
Capital charges
WACC
Invested Capital
Cost of debt
Cost of equity
x 100% …………………..…….…..…..(6)
= Economic Value Aded
= Net Operating Profit after Tax
= biaya modal yang memperhitungkan biaya
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para
kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya
dibayarkan kepada para pemegang saham
= Weighted Average Cost of Capital: tingkat return
minimum berdasarkan porsi masing-masing
instrument pembiayaan yang meliputi resiko
hutang dan ekuitas
= capital yang diinvestasikan dalam perusahaan
oleh kreditor dan pemodal
= tingkat pengembalian yang dikehendaki karena
adanya resiko hutang (credit risk)
= tingkat pengembalian yang dikehendaki karena
adanya resiko investasi oleh penanam modal
1.4.2.2 Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai ekuitas perusahaan
yang diukur dengan proksi market to book ratio of equity, mengacu pada
pengukuran yang telah dilakukan oleh Dwi Yana Amalia S Fala tahun 2007,
beberapa peneliti lainnya yang telah menggunakan proksi ini adalah Kallapur dan
Trombley (1999), Hartono (1999), Jones dan Sharma (2001). Market to book ratio
38
of equity yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan investor menilai positif
pengungkapan Corporate Social Responsibility dan EVA yang baik dari
perusahaan, sehingga memberikan premium lebih bagi saham perusahaan. Book
value dihitung menggunakan nilai ekuitas pada tanggal neraca yaitu tanggal 31
Desember dan Market value diukur menggunakan harga penutupan saham pada
tanggal pengumuman pengungkapan Corporate Social Responsibility. Foster
(1986) menyebutkan bahwa harga setelah pengumuman laporan keuangan dapat
merefleksikan kandungan informasi dari pengumuman earnings.
4.4.2.3 Variabel Pemoderasi
Variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate
Social Responsibility yang ditunjukkan dalam Corporate Social Responsibility
indeks (CSRI) dengan pengukuran yang dilakukan mengacu pada pengukuran
yang telah dilakukan oleh Sembiring (2005). Pengukuran dilakukan dengan
mengelompokkan informasi CSR ke dalam beberapa kategori yang meliputi:
lingkungan, energi, kesehatan, keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat dan umum. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM No. VIII
G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item untuk diaplikasikan di Indonesia
terdapat 78 item pengungkapan (Sembiring, 2005). Penghitungan CSRI
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item yang diungkap diberikan nilai
1 dan apabila tidak diungkap diberikan nilai 0. Rumus perhitungan CSRI adalah
sebagai berikut (Haniffa dan Cooke, 2005)
∑ X ij
CSRIj =
…………………………………………………….(7)
nj
39
Keterangan:
CSRIj = Corporate Social Responsibility indeks perusahaan j
∑ X ij = Jumlah Item yang diungkapkan oleh perusahaan j
nj
= jumlah item pengungkapan = 78 item
4.4.2.4 Variabel Kontrol
Yang menjadi variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
1) Ukuran Perusahaan (size).
Ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang banyak digunakan
untuk menjelaskan varaiasi pengungkapan dalam laporan keuangan
tahunan perusahaan. Ukuran perusahaan (Size) bisa diukur dengan total
aktiva, penjualan dan modal dari perusahaan (Anggraini,2006).
Perusahaan dengan ukuran yang besar dikatakan akan lebih stabil dan
lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan yang lebih
kecil sehingga kinerja perusahaan akan lebih baik.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki total
aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai
tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah
positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan
relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani. 2005; Gray et al.
2001; Sembiring. 2005; dan Udayasunkar. 2007).
40
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan atas total aktiva
yang dimiliki perusahaan. Total Aset sebagai proksi ukuran perusahaan
juga digunakan dalam penelitian: Novita dan Chaerul D. Djakman
(2008), Lely Dahlia dan Sylvia Veronica (2008), Etty Murwaningsih
(2008), Ninna Daniati dan Suhairi (2006), Krisyanto dan Edy
Supriyanto (2006).
2) Jenis industri (Profile)
Jenis industri sebagai variabel kontrol dimasukkan dalam persamaan
model sebagai variabel dummy, 1 untuk industri high profile, dan 0
untuk industri low profile. Klasifikasi tipe industri oleh banyak peneliti
sifatnya sangat subyektif dan berbeda-beda (Roberts; 1992, Hackston
& Milne; 1996, Diekers dan Perston; 1977; dan Patten; 1991).
Penelitian ini
mengelompokkan perminyakan dan pertambangan,
kimia, hutan, kertas, otomotif, agrobisnis, tembakau dan rokok,
makanan dan minuman, media komunikasi, kesehatan, transportasi dan
pariwisata sebagai industri high profile. Sementara industri bidang
bangunan, keuangan dan perbankan, pemasok peralatan medis, retailer,
tekstil dan produk tekstil serta produk personal dan rumah tangga
dikelompokkan menjadi industri low profile.
Hasil penelitian lebih banyak mengungkapkan bahwa perusahaan high
profile lebih banyak mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab
sosial jika dibandingkan perusahaan low profile. Ini disebabkan karena
perusahaan high profile lebih banyak berinteraksi dengan sumber daya
41
seperti tenaga kerja, alam serta lingkungan sekitarnya. Beberapa
penelitian yang mendukung hasil ini diantaranya Hackston dan Milne
(1996), Utomo (2000), Henny dan Murtato (2001), Hasibuan (2001),
Sembiring (2005) serta Anggraeni (2006).
4.5
Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik analisis
kuantitatif. Analisis data diperlukan untuk menguji hipotesis, sehingga dapat
diketahui pengaruh CSR pada hubungan Value Based Management dengan nilai
ekuitas perusahaan. Metode analisis yang diperlukan meliputi:
4.5.1 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini
menggunakan uji interaksi atau Moderated Regression
Analysis yang merupakan aplikasi khusus dari metode regresi linear berganda
(Ghozali, 2009). Model regresi tidak hanya menunjukkan pengaruh dari variabel
independen pada variabel dependen, namun ada faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam observasi yang disebut kesalahan penggangu atau
disturbance’s error (Supranto, 2001). Supaya model analisis regresi yang dipakai
dalam penelitian ini menghasilkan nilai parametrik maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asusmsi klasik dilakukan untuk
mengetahui keberartian hubungan antar variabel independen
dengan variabel
dependen (Ghozali, 2009). Uji Asumsi klasik meliputi uji normalitas,
multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
42
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa variabel terikat dan
variabel bebas dalam persamaan regresi sudah berdistribusi normal atau
tidak (Ghozali 2009). Untuk menguji normalitas data digunakan uji
Kolmogorov-smirnov. Residual berdistribusi normal apabila tingkat
signifikansi menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (5%).
2) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak (Ghozali, 2009). Untuk
menguji multikolonieritas dilakukan analisis korelasi antar variabel
independen dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor
(VIF). Multikolonieritas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1
(10%) atau nilai VIF lebih besar dari 10. Apabila nilai tolerance lebih dari
10 % atau VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan
objektif ( tidak ada multikolonieritas).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau yang tidak
43
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Uji statistik yang digunakan adalah uji
Glejser supaya hasil yang diperoleh akurat. Uji Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen
(Ghozali, 2009). Jika dari uji Glejser di dapat bahwa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen nilai absolute Ut ( AbsUt) dan probabilitas signifikansi
di atas tingkat kepercayaan 5 persen maka dapat diambil kesimpulan
model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang datanya adalah
time series atau korelasi antara tempat yang berdekatan bila cross
sectional. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi
adalah uji Durbin Watson yang dihitung berdasarkan selisih kuadrat nilainilai taksiran faktor pengganggu yang berurutan. Nilai Durbin Watson
dapat dihitung menggunakan Statistical Package for Social Sciences
(SPSS). Nilai dari Uji Durbin Watson dibandingkan dengan nilai tabel
dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen untuk dapat diambil
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) Bila dU < dW < (4-dU), maka tidak terjadi autokorelasi.
2) Bila dW < d1, maka terjadi autokorelasi positif.
44
3) Bila dW > (4-dt), maka terjadi autokorelasi negatif.
4) Bila d1 < dW < dU atau (4-dU) < dW < (4-dt), maka tidak dapat
ditarik kesimpulan mengenai ada tidaknya autokorelasi.
4.5.2 Uji Interaksi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel pemoderasi yaitu
Corporate Social Responsibility dalam hubungan Value Based Management
dengan nilai ekuitas perusahaan. Pengujian pengaruh variabel pemoderasi dalam
hipotesis penelitian ini diuji dengan uji interaksi. Uji interaksi sering disebut
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear
berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
(perkalian dua atau lebih variabel independen), (Ghozali, 2009). Adapun rumusan
model penelitian ini disajikan sebagai berikut:
MBR = α + β1EVA + β2CSRI + β3EVA*CSRI + SIZE + β5PROFILE + ε…(8)
Keterangan:
MBR
=
EVA
CSRI
=
=
EVA*CSRI =
SIZE
PROFILE
=
=
Α
β1- β5
=
=
=
Ε
Market to Book Ratio of equity merupakan proksi dari
nilai ekuitas perusahaan, diukur dengan rasio nilai pasar
terhadap nilai buku.
EVA masing-masing perusahaan.
Standardize Corporate Social Responsibility Disclosure
Indeks
merupakan variabel interaksi yang menggambarkan
pengaruh variabel moderasi CSRI terhadap hubungan
EVA pada MBR
variabel dummy, ukuran perusahaan ( jumlah asset)
variabel dummy, 1 jika industri high profile, 0 jika
industri low profile.
Konstanta
Koefisien regresi
Standar eror
45
Bila dalam persamaan 8 nilai koefisien β3 memiliki tingkat signifikansi lebih
kecil dari α = 0,05 maka
Corporate Social Responsibility terbukti sebagai
variabel pemoderasi yang mempengaruhi hubungan Value Based Management
dengan nilai ekuitas perusahaan.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Deskripsi Objek Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
atau www.idx.co.id, diketahui bahwa perusahaan publik yang terdaftar sampai
dengan tahun 2009 adalah 414 perusahaan. Penelitian ini hanya menggunakan
data tahun 2008 dan 2009. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan metoda
purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah: (1) perusahaan yang terdaftar di BEI, (2)
mempublikasikan CSR tahun buku 2008 dan 2009, dan (3) perusahaan memiliki
data lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh sampel akhir sebanyak
103 observasi. Penentuan sampel dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1
Hasil Penentuan Sampel
Kriteria
Perusahaan yang terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2009
Total Annual Report yang tersedia tahun 2009
Total Annual Report yang tersedia tahun 2008
Perusahaan yang mengungkap CSR tahun 2009 dalam Annual
Report
Perusahaan yang mengungkap CSR tahun 2008 dalam Annual
Report
Total Perusahaan yang mengungkap CSR
Perusahaan yang data tidak lengkap
Jumlah Sampel akhir
Sumber: data diolah
Jumlah
414
219
210
86
62
148
(45)
103
47
5.2 Hasil Analisis Data
5.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Dari hasil uji ststistik deskriptif pada Lampiran 3, didapatkan informasi
sebagai berikut:
Variabel MBR memiliki rentang nilai dari -3,51 hingga 4,47. Nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode BBKP pada tahun 2008
(Sampel no.21 pada Lampiran 1), dan nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan
dengan kode BBCA pada tahun 2009 (Sampel no.79 pada Lampiran 1). Nilai
rata-rata MBR adalah 0,9831 dan deviasi standarnya bernilai 1,71656.
Variabel EVA merupakan proksi dari Value Based Management
memiliki rentang nilai dari 19,13 hingga 29,33 Nilai EVA terendah dimiliki
oleh perusahaan dengan kode TIRA pada tahun 2008 (Sampel no.47 pada
Lampiran 1), dan nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode BBCA
pada tahun 2009 (Sampel no.79 pada Lampiran 1). Nilai rata-rata EVA sebesar
24,41. Sedangkan deviasi standarnya bernilai 2,15714.
Variabel CSRI memiliki rentang nilai dari 0,03 hingga 0,44. Rentang
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode BIPP pada tahun 2008
(Sampel no.4 pada Lampiran 1) dan nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan
dengan kode BFIN pada tahun 2009 (Sampel no.80 pada Lampiran 1). Nilai
rata-rata CSRI adalah 0,1402
dan deviasi standarnya bernilai 0,7666. Jika
dilihat dari rata-rata variabel maka diperoleh informasi bahwa rata-rata jumlah
item yang diungkap oleh perusahaan kurang lebih hanya sebanyak 11 item
pengungkapan.
48
Variabel Size memiliki rentang nilai dari 25,06 hingga 33,61. Nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode ZBRA pada tahun 2008
(Sampel no.17 pada Lampiran 1) dan nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan
dengan kode BMRI pada tahun 2009 (Sampel no.74 pada Lampiran 1). Nilai
rata-rata size bernilai 28,8035 dan deviasi standarnya bernilai 1,81443.
Variabel profile merupakan variabel dummy dengan rentang 0 dan 1.
Nilai rata-rata profile adalah 0,17 dengan deviasi standar bernilai 0,373.
5.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang dilakukan adalah
screening terhadap data yang akan diolah (Ghozali,2009). Salah satu asumsi
penggunaan statistik parametrik adalah semua kombinasi linear dari variabel
berdistribusi normal. Oleh karena itu, variabel dependen dan independen akan
ditransformasikan menjadi bentuk logaritma natural (Ghozali,2009). Untuk
mengetahui variabel mana yang akan di transformasi maka terlebih dahulu
harus diketahui bentuk grafis histogram dari data (Ghozali,2009). Berdasarkan
analisis dari grafik histrogram maka diketahui bahwa variabel MBR, EVA dan
Size memiliki bentuk histogram substansial positive skewness (Tampilan grafik
histogram dapat dilihat pada Lampiran 4). Sehingga variabel MBR, EVA dan
Size ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural(Ghozali,2009).
5.2.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa variabel terikat dan
variabel bebas dalam persamaan regresi sudah berdistribusi normal atau tidak
49
(Ghozali, 2009). Untuk menguji normalitas data digunakan uji Kolmogorovsmirnov. Residual berdistribusi normal apabila tingkat signifikansi menunjukkan
nilai lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil uji normalitas pada Lampiran 5
menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,805 dan signifikan
pada 0,535 hal ini berarti data residual terdistribusi normal.
5.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009). Uji statistik yang digunakan adalah uji Glejser dengan meregresi
nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2009). Jika dari uji
Glejser di dapat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut ( AbsUt) dan
probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 persen maka dapat diambil
kesimpulan model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas. Hasil
uji heteroskedastisitas pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi
dari variabel independen semuanya lebih besar dari 0,05, ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas.
50
5.2.2.3 Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Uji
yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin Watson.
Hasil pengujian pada Lampiran 5 menunjukkan nilai DW sebesar 1,796, nilai ini
dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%. Untuk
jumlah sampel n=100, nilai dl = 1,613 dan du = 1,736. Oleh karena nilai DW > du
dan < 4 - du, berarti tidak terjadi autokorelasi.
5.2.2.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak (Ghozali, 2009). Untuk menguji
multikolonieritas dilakukan analisis korelasi antar variabel independen dan
perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolonieritas
terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 (10%) atau nilai VIF lebih besar
dari 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 10 % atau VIF kurang dari 10 maka
dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah
dapat dipercaya dan objektif ( tidak ada multikolonieritas). Hasil pengujian pada
Lampiran 5 menunjukkan bahwa semua variabel dependen mempunyai nilai
tolerance
lebih besar dari 0,1 dan VIF < 10, artinya
multikolonieritas.
terbebas dari
51
5.3 Uji Kelayakan Model ( Goodness of Fit )
Menurut Ghozali (2009) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit. Secara statistik dapat diukur dari
nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
5.3.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel
dependennya Ghozali (2009). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independennya dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Hasil uji pada Lampiran 6 menunjukkan koefisien determinasi sebesar
0,162 menunjukkan bahwa 16,2 persen variabel dependen yaitu MBR dapat
dijelaskan oleh variabel EVA, CSRI, EVA*CSRI, PROFILE dan SIZE. Sisanya
sebesar 83,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model.
Nilai Standar error of the estimate (SEE) menunjukkan nilai sebesar
1,57134, berarti semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009)
5.3.2 Hasil Uji Statistik F
Dari output hasil uji statistik
F yang terdapat pada Lampiran 6
menunjukkan nilai F hitung sebesar 4,945 dengan signifikansi sebesar 0,000,
52
lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi MBR atau dapat
dikatakan EVA, CSRI, EVA*CSRI, PROFILE dan SIZE secara bersama-sama
berpengaruh terhadap MBR
5.3.3 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Uji
statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis.
Hasil uji statistik t yang terdapat pada Tabel 5.2 menunjukkan pengaruh secara
parsial dari variabel EVA, CSRI, EVA*CSRI, PROFILE dan SIZE pada MBR.
Dengan demikian persamaan regresi menjadi:
MBR = -4,133 + 0,346EVA - 0,245CSRI + 1,512E-12EVA*CSRI
- 0,119SIZE + 0,339 PROFILE…………………………….(8)
Hasil uji statistik t pada Tabel 5.2 menunjukkan dari kelima variabel yang
dimasukkan dalam model regresi, hanya EVA yang memberikan koefisien
parameter 0,346 dengan tingkat signifikansi 0,005 yang berarti memberikan
pengaruh signifikan kepada MBR. Arti dari koefisien regresi EVA sebesar
0,346 menyatakan bahwa setiap penambahan EVA perusahaan sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai ekuitas perusahaan sebesar 0,346%.
Sedangkan Variabel lainya yaitu: CSRI, EVA*CSRI, PROFILE dan
SIZE masing-masing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap MBR
dengan tingkat signifikansinya yaitu CSRI dengan tingkat signifikansi 0,912,
53
EVA*CSRI dengan tingkat signifikansi 0,251, SIZE dengan tingkat signifikansi
0,437 dan PROFILE dengan tingkat signifikansi 0,457.
Tabel 5.2
Hasil Uji Interaksi
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-4,133
3,359
LN_EVA
0,346
0,120
0,435
CSRI
-0,245
2,213
-0,011
EVA*CSRI
1,512E-12
0,000
0,145
LN_SIZE
-0,119
0,153
-0,126
PROFILE
0,339
0,454
0,074
R
= 0,451
R Square
= 0,203
Adjusted R Square
= 0,162
Std. Error of the Estimate = 1,57134
F
= 4,945
Sig
= 0,000
Sumber : Lampiran 6
t
-1,231
2,886
-0,111
1,154
-0,781
0,747
Sig.
0,221
0,005
0,912
0,251
0,437
0,457
5.4 Pengujian Hipotesis
Hasil uji statistik t pada Tabel 5.2 menunjukkan dari kelima variabel
yang dimasukkan dalam model regresi, hanya EVA yang memberikan koefisien
parameter 0,346 dengan tingkat signifikansi 0,005 yang berarti memberikan
pengaruh yang signifikan kepada MBR. Sedangkan Variabel lainya CSRI
dengan tingkat signifikansi 0,912, EVA*CSRI dengan tingkat signifikansi
0,251, SIZE dengan tingkat signifikansi 0,437 dan PROFILE dengan tingkat
signifikansi 0,457 masing-masing tidak berpengaruh signifikan terhadap MBR.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social
Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai
54
ekuitas perusahaan. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel pemoderasi
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,251 ternyata tidak signifikan karena nilai
signifikansinya 0,251 > 0,05. Ini berarti bahwa pengungkapan CSR bukan
merupakan variabel pemoderasi dalam hubungan Value-Based Management yang
diukur dengan EVA dengan nilai ekuitas perusahaan yang diukur dengan MBR.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
Gambar 5.1 menunjukkan model persamaan dari pengungkapan Corporate
Social Responsibility memoderasi hubungan Value-Based Management dengan
nilai ekuitas perusahaan.
Corporate Social
Responsibility
0,912
0,251
Value-Based
Management
0,005
Nilai
Ekuitas
Perusahaan
Variabel Kontrol
3. Ukuran Perusahaan
4. Jenis Industri
0,437
0,457
Gambar 5.1
Model persamaan dari pengungkapan Corporate Social Responsibility
memoderasi hubungan Value-Based Management dengan nilai ekuitas
perusahaan
55
BAB VI
PEMBAHASAN
Hipotesis
penelitian
Responsibility memoderasi
ini
adalah
pengungkapan
Corporate
Social
hubungan Value-Based Management dengan nilai
ekuitas perusahaan. Pengujian pengaruh variabel pemoderasi dalam hipotesis
penelitian ini diuji dengan uji interaksi. Uji interaksi sering disebut Moderated
Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi linear
berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi.
Dalam pengujian melibatkan lima variabel independen yaitu: EVA, CSRI,
EVA*CSRI, SIZE
dan PROFILE. Variabel EVA*CSRI (sebagai variabel
pemoderasi) sedangkan sebagai variabel control adalah SIZE dan PROFILE.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hasil penelitian dapat
dijelaskan dalam pembahasan sebagai berikut:
6.1 Value-Based Management dan nilai ekuitas perusahaan
Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga
saham di pasar. Penelitian ini menggunakan proksi market to book ratio of equity
untuk penilaian ekuitas perusahaan. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku
memberikan penilaian akhir dan mungkin yang paling menyeluruh atas status
pasar saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan pandangan investor tentang
perusahaan secara keseluruhan, manajemen, laba, likuiditas, dan prospek masa
depan perusahaan (Walsh, 2003).
Investor melakukan review terhadap kinerja suatu perusahaan dengan
melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi (Sri Rahayu, 2010). Melalui
56
rasio-rasio keuangan dapat dilihat keberhasilan manajemen perusahaan mengelola
asset dan modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Jika investor ingin
melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi maka
kinerja yang akan mereka lihat pertama kali adalah rasio-rasio yang terkait dengan
kemampuan menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka
semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, yang pada
akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi.
Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan
indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Value Based Management yang
diproksi dengan EVA terbukti berpengaruh terhadap nilai ekuitas perusahaan. Ini
ditunjukkan dengan hasil statistik EVA yang memberikan koefisien parameter
0,346 dengan tingkat signifikansi 0,005 yang berarti memberikan pengaruh
positif yang signifikan kepada MBR. Arti dari koefisien regresi EVA sebesar
0,346 menyatakan bahwa setiap penambahan EVA perusahaan sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai ekuitas perusahaan sebesar 0.346%. Hasil ini
konsisten dengan pernyataan bahwa semakin tinggi kinerja keuangan, maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hasil ini konsisten juga dengan hasil
penelitian yang menyatakan EVA memiliki korelasi yang baik terhadap tingkat
57
pengembalian saham (Lehn, Makhija 1996; Esa Makelainen 1997; Dodd, Chen
1996).
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya oleh Ulupui (2007), Makaryawati (2002), Carlson dan
Bathala (1997), Suranta dan Pratana (2004), Maryatini (2006), Andri dan Hanung
(2007), Hanafi dan Halim (1996),
Ross (2002), Kennedy JSP (2003), dan
Saefudin (2008). Tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian dari
Sasongko dan Wulandari (2006) dan Wibowo (2005).
Ada beberapa hal yang menyebabkan Value Based Management (VBM)
yang diproksi EVA terbukti berpengaruh terhadap nilai ekuitas perusahaan
diantaranya (Sri Rahayu, 2010) :
1) VBM menunjukkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan
perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu,
2) Prinsip VBM memberikan sistem pengukuran yang baik untuk
menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan
karena berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan,
3) VBM memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan
memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi.
Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah
perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak,
4) VBM dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding.
58
6.2 Corporate Social Responsibility dan Nilai Ekuitas Perusahaan
Kondisi keuangan yang baik belum tentu cukup untuk menjamin nilai
perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan (Sustainable). Untuk itu
perusahaan perlu untuk memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan.
Pengungkapan CSR menggambarkan ketersediaan informasi keuangan dan non
keuangan perusahaan terkait lingkungan fisik dan sosialnya. Adanya praktik CSR
yang baik dari perusahaan diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR terbukti
tidak berpengaruh terhadap nilai ekuitas perusahaan. Ini ditunjukkan dengan hasil
statistik CSRI yang memberikan koefisien parameter -0,245 dengan tingkat
signifikansi 0,912 yang berarti tidak memberikan pengaruh signifikan kepada
MBR. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh: McGuire dkk (1998), Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998), Heal
dan Garret (2004), Finch (2005), Siegel dan Paul (2006), Nurlela dan Islahuddin
(2008) yang menghasilkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Namun penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari: Dahlia
dan Sylvia (2008) Alexander dan Buchloz (1978), Lufti (2001), Indah dan
Rasmiati (2002), Zuhroh dkk (2003), Sayekti dan Wondabio (2007).
Secara teori, pengungkapan CSR seharusnya dapat menjadi pertimbangan
investor sebelum berinvestasi, karena didalamnya mengandung informasi sosial
yang telah dilakukan perusahaan. Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi
pertimbangan untuk berinvestasi oleh para investor (Verecchia, 1983, dalam
Basamalah et al, 2005). Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
59
investor tidak merespon atas pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
Terdapat indikasi bahwa para investor tidak perlu lagi melihat
pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan, karena CSR bukan lagi
bersifat sukarela namun sudah bersifat wajib. Kewajiban CSR sudah diatur dalam
Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan diberlakukannya
kedua Undang-Undang tersebut maka investor tidak lagi melihat pengungkapan
CSR karena perusahaan pasti melaksanakan dan mengungkapkannya. Perusahaan
yang tidak melaksanakan CSR, akan terkena sanksi sesuai dengan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 3.
Selain itu indikasi bahwa para investor tidak perlu lagi melihat
pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan, karena informasi yang
tersedia pada pasar termasuk harga-harga dari sekuritas mencerminkan informasi
masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
Kondisi pasar yang mencerminkan secara penuh informasi masa lalu dikatakan
efisiensi pasar dalam bentuk lemah (Jogiyanto, 2009). Bentuk efisiensi pasar
secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Ini
berarti bahwa investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi.
60
6.3 Corporate Social Responsibility, Value-Based Management dan Nilai
Ekuitas Perusahaan
Ketidakkonsistenan
hasil
penelitian
mengenai
pengaruh
kinerja
perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya pengaruh variabel lain
yang bisa memperkuat atau memperlemah yang disebut dengan variabel
pemoderasi (Sugiyono, 2009). Salah satu yang mungkin menjadi variabel
pemoderasi adalah Corporate Social Responsibility.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social
Responsibility memoderasi
hubungan Value-Based Management dengan nilai
ekuitas perusahaan. Hasil uji statistik t pada Tabel 5.13 menunjukkan bahwa
variabel pemoderasi memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,512E-12 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,251 ternyata tidak signifikan karena nilai
signifikansinya 0,251 > 0,05. Ini berarti bahwa pengungkapan CSR bukan
merupakan variabel pemoderasi
dalam hubungan positif Value-Based
Management yang diukur dengan EVA dengan nilai ekuitas perusahaan yang
diukur dengan MBR. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009) serta penelitian lainnya yang
menghasilkan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan seperti
penelitian yang dilakukan oleh Heal dan Garret (2004), Siegel dan Paul (2006),
Nurlela dan Islahuddin (2008). Secara teori, pengungkapan CSR seharusnya dapat
menjadi pertimbangan investor sebelum berinvestasi. Kinerja keuangan yang baik
ditambah dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan dapat menjadi
61
pertimbangan untuk berinvestasi oleh para investor (Verecchia, 1983, dalam
Basamalah et al, 2005). Akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
investor tidak merespon atas pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
Pengungkapan CSR tidak menjadi pemoderasi hubungan antara Value
Based Mangement dengan Nilai Ekuitas Perusahaan diindikasikan karena:
1) Investor sudah tidak perlu lagi melihat pengungkapan CSR yang telah
dilakukan oleh perusahaan, karena CSR bukan lagi bersifat sukarela
namun sudah bersifat wajib. Kewajiban CSR sudah diatur dalam
Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan
Undang- undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2) Investor di Indonesia memiliki tujuan utama memperoleh Return yang
semaksimal mungkin dari investasi mereka. Mereka memiliki
pandangan bahwa Nilai ekonomis suatu perusahaan komersial hanya
terlegitimasi oleh keuntungan yang dicapai. Perusahaan yang baik
harus memastikan bahwa pelanggan puas, karyawan diperhatikan
dengan baik tetapi intinya selalu profit. Hal ini sesuai dengan prinsip
yang dikeluarkan oleh Paul A. Sharman (1999) bahwa Value Based
Management memberikan penilaian yang dinamis serta hasil kinerja
organisasi yang tinggi berdasarkan pada kekuatan financial dan profit.
3) Investor di Indonesia diindikasikan mengikuti pendapat Friedman
(1980), pandangan bahwa perusahaan harus melakukan tanggung
jawab sosial merupakan kesalahan konsep fundamental dari sifat dan
62
karakter ekonomi bebas. Dalam ekonomi bebas, hanya ada satu
tanggung jawab sosial perusahaan sebagai pelaku bisnis, yaitu:
menggunakan sumber daya dan melakukan aktivitas-aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan selama
mungkin. Dalam teori ekonomi modern, hal tersebut dikenal sebagai
konsep Value Based Management (VBM) yaitu suatu penciptaan nilai
dalam jangka panjang bagi perusahaan.
4) Investor di Indonesia diindikasikan mengikuti pendapat (Arnold dan
Davies, 1999) bahwa dalam konsep VBM, untuk bertahan dalam
jangka panjang, maka seluruh strategi perusahaan haruslah berpaku
pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham, yang merupakan
pemilik
perusahaan.
Sekilas
tampak
bahwa
ide
mengenai
maksimalisasi kesejahteraan pemegang saham dan tanggung jawab
sosial perusahaan merupakan dua hal yang sangat bertentangan,
perusahaan tidak mungkin dapat melayani para pemegang saham dan
masyarakat dalam waktu yang bersamaan.
6.4 Size, Profile dan Nilai Ekuitas Perusahaan
Dalam penelitian ini digunakan variabel kontrol yaitu Size dan Profile.
Perusahaan dengan ukuran yang besar dikatakan akan lebih stabil dan lebih
mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan yang lebih kecil sehingga
nilai perusahaannya juga semakin baik. Demikian pula dengan perusahaan high
63
profile memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan perusahaan low profile
sehingga nilai perusahaan juga akan semakin baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan SIZE dengan tingkat signifikansi 0,437
dan PROFILE dengan tingkat signifikansi 0,457 masing-masing tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap MBR. Hal ini berarti bahwa baik Size
dan Profile perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai ekuitas perusahaan. Hal
ini diindikasikan karena investor dalam mengambil keputusan investasi mereka
lebih cenderung memperhatikan Value Based Management perusahaan. Mereka
berpandangan bahwa tujuan utama berinvestasi adalah memperoleh return yang
semaksimal mungkin. Dengan melihat EVA yang baik mereka tidak perlu lagi
melihat Size dan Profile perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari total modal
yang diinvestasikan ditambah dengan nilai sekarang dari total EVA perusahaan di
masa yang akan datang. Semakin tinggi EVA berarti semakin tinggi kinerja
perusahaan dan sebaliknya semakin rendah EVA berarti semakin rendah kinerja
perusahaan. EVA merupakan pengukuran yang didasarkan pada gagasan
keuntungan ekonomis (residual income) Young, O‟Byrne,(2001). EVA memiliki
kaitan dengan penciptaan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan sekarang
mencerminkan total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut. Dengan
EVA yang baik investor tidak perlu lagi memperhatikan Size dan Profile
perusahaan dalam berinvestasi di pasar modal.
64
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak terbukti secara
signifikan sebagai variabel pemoderasi hubungan antara Value Based Mangement
dengan nilai ekuitas perusahaan. Hal ini diindikasikan karena investor sudah
tidak perlu lagi melihat pengungkapan Corporate Social Responsibility yang telah
dilakukan oleh perusahaan, karena bukan lagi bersifat sukarela namun sudah
bersifat wajib. Dengan indikator Value Based Management yang diukur dengan
Economic Value Added maka investor tidak memperhatikan Corporate Social
Responsibility dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini sesuai dengan
konsep Value-based Management
utama
memperoleh
return
bahwa investor cenderung memiliki tujuan
semaksimal
mungkin
dari
investasi
dengan
berpandangan bahwa nilai ekonomis suatu perusahaan komersial hanya
terlegitimasi oleh keuntungan yang dicapai.
7.2 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
menimbulkan kurang sempurnanya hasil penelitian, untuk itu maka saran yang
dapat diberikan untuk mengatasi keterbatasan dari penelitian ini diantaranya:
1) Penelitian ini hanya menggunakan masa pengamatan selama 2 tahun
setelah penerapan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
65
Modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Hal ini menyebabkan jumlah sampel penelitian menjadi terbatas. Penelitian
selanjutnya diharapkan menggunakan masa pengamatan yang lebih lama
lagi.
2) Data yang digunakan adalah data skunder yang bersumber dari Annual
Report, akibatnya dalam penelitian ini hanya menggunakan proksi EVA
untuk mengukur Value Based Management. Penelitian berikutnya
diharapkan dapat mengkombinasikan metoda pengumpulan data dengan
menambahkan penggunaan data primer melalui kuisioner. Kombinasi
penggunaan data skunder dan data primer diharapkan dapat digunakan
untuk menghitung proksi lain dari Value Based Management seperti
Cash Value Added (CVA) dan Market Value Added (MVA). Dengan
penggunaan proksi lain dari Value Based Management diharapkan dapat
menghasilkan penelitian yang lebih bervariasi dalam mewakili Value
Based Management.
66
DAFTAR PUSTAKA
Alexander dan Buchlor. 1978. A Reason for Differences in Corporate Social
Reporting. Critical Perspectives on Accounting. Vol. 10, p. 521-547.
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko. 2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar, 26 – 28 Juli.
Anggraini, Fr. R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan keuangan
Tahunan (Studi Emperis pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26
Agustus
Anita Ardiani, 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan
Harga Saham Pada perusahaan Perbankan di BEJ. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang
Arlow, Peter, Gannon, Martin J. 1982. Social Responsiveness, Corporate
Structure, and Economic Performance, Academy of Management Review,
Vol.7, No.2, 235-241.
Aupperle, K. E., A. B. Carroll dan J. D. Hatfield.1985. An Empirical Examination
of the Relationship Between Corporate Social Responsibility and
Profitability. Academy of Management Journal, 28 (2): 446–463.
Balabanis, George, Phillips, Hugh C., Lyall, Jonathan (1988), Corporate Social
Responsibility & Economic Performance in the Top British Companies:
Are They Linked, European Business Review, Vol. 98, No.1, 1988, pp.
25-44.
Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate
Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and
Accountability Journal. Vol. 2, No. 1, p. 36- 51.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (2001). Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Edisi ke 8, Jakarta : Salemba Empat.
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang. Badan
Penerbit UNDIP.
67
Collins, D.W. and S.P. Kothari. 1989. An analysis of intertemporal and
crosssectional determinants of earnings response coeficients. Journal of
Accounting and Economics 11, 143-181.
Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi
Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15
Desember.
Davis K. 1960. Can Business Afford to Ignore Corporate Social Responsibilities?
California Management Review, 2: 70-76.
Dodd, James L., and Shimin Chen. 1996. EVA: A New Panacea. B&E Review,
July-September. pp. 26-28.
Dwi Hartanti dan Elsa Rumiris Monika. 2008. Analisis Hubungan Value Based
Management dengan Corporate Social Responsibility dalam Iklim Bisnis
Di Indonesia . Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Dwi Kartini. 2009. Corporate Social Responsibility, Transformasi Konsep
Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT
Refika Aditama.
Epstein, Marc J. dan Martin Freedman. 1994. Social Disclosure and The
Individual Investor. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 7
(4): 94-109
Etty Murwaningsari. 2008. Pengujian Simultan: beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Finch, Nigel.2005. The Motivations for Adopting Sustainability Disclosure.
MGSM Working Papers in Management, Macquarie University, Australia.
Ghozali, Iman. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gray, R et al. 2001. Social And Enviromental Disclosure, And Corporate
Characteristic. A Reseach Note And Extension. Jurnal of Business
Financial and Accounting, Vol 28 No. 3, pp 327-356
Hackston,D. and Milne, M.J. 1996. Some Determinets of Social And
Environmental Disclosure In New Zaeland Compenies. Accounting and
Auditing jurnal, Vol 9. No.1, pp. 77-108
68
Haniffa, R.M dan T.E Cooke (2005), The Impact of Culture and Governance on
Corporate Soscial Reporting. Journal of Accounting and Public Policy
24, pp.391-430
Harmoni, Ati dan Andriyani, Ade. 2008. Pengungkapan Corporate Social
Responsiblity (CSR) pada Official Website Perusahaan studi pada PT.
Unilever Indonesia Tbk. Seminar Ilmiah Nasional Komputer danSistem
Intelijen. Depok, 20-21 Agustus
Hartono J. 1999. An Agency-Cost Explanation for Dividend Payments. Working
Paper. Gadjah Mada University
Heal, Geoffrey, dan Garret, Paul. 2004. Corporate Social Responsibility, An
Economic and Financial Framework, Columbia Business School.
Henny dan Murtanto.2002. Analisis Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan.
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 1, No.2, hl. 21-48
Iramani dan Erie Febrian. 2005. Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam
Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 7 (1): 1-10.
Johnny Jerry.2008. Analisis Ratio Fundamental, Kinerja Keuangan dan Resiko
Pasar Pada Industri Perbankan di BEI terhadap Perubahan IHSG. Fakultas
Ekonomi Gunadarma
Jogiyanto.2007. Metodelogi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman–
Pengalaman. FE UGM: BPFE Yogyakarta
Jones, Stewart and Rohit Sharma. 2001. The Association Between the Investment
Opportunity Set and Corporate Financing and Dividend Decision: Some
Asutralian Evidence. Managerial Finance, 48-64.
Kallapur, Sanjay and Mark A. Trombley. 1999. The Association between
Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of
Business Finance and Accounting, 505-519.
Kiryanto, Edy Suprianto. 2006. Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan Laba
Konservatisma Dengan Neraca Konservatisma. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang
Lehn, Kenneth, and Anil K. Makhija. 1996. EVA & MVA as Performance
Measures and Signals for Strategic Change. Strategy and Leadership,
May/ June. pp. 34-38.
69
Lely Dahlia, Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh CSR Terhadap Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Makelainen, Esa.2007. Economic Value Added as a Management Tool.
Mallen Baker, 2002. Corporate Social Responsibility: What Does It Mean?. News
and Resources, San Francisco. The United States Of America
Margolis, J. D. dan J. P. Walsh. 2003. Misery Loves Companies: Rethinking
Social Initiatives by Business. Administrative Science Quarterly, 48: 268–
305.
McGuire, J. B., A. Sungren, dan T. Schneeweis. 1988. Corporate Social
Responsibility and Firm Performance. Academy of Management Journal,
31: 854-872.
Ninna Daniati, Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen
Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan Terhadap Expected
Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang
Novita, Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada
Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Emperis Pada Perusahaan Publik
Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Simposium Nasional
Akuntansi XI
Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI
Paranita, E. S. 2007. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. ASET.
Volume 9 Nomor 2. Agustus : 464-493.
Paul A. Sharman. 1999. Value Based Management. Focused Mangement
Information.
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. 2004. Pengaruh Economic Value Added,
Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang
Diterima oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 6: 2.
Rakhiemah, A. N. dan Agustia, D. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang
70
Retno, Reni anggraini Fr. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26
Agustus
Rustiariani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate
Responsibility dengan Nilai Perusahaan. Tesis, Program Magister
Akuntansi Universitas Udayana
Saepudin. 2008. Pengaruh Antara Ratio Profitabilitas dan Investment Opportunity
Set Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2005
sampai 2007. Simposium Nasional Akuntansi XI
Sayekti, Yosafa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR
Disclousure Terhadap ERC. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar
26-28 Juli 2007
Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Study Emperis Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September
Siegel, Donald S., dan Paul, Catherine J. M.2006. Corporate Social Responsibility
and Economic Performance, Springer Science and Business Media, LLC,
(J Prod Anal 26, p. 207-211).
Smith, C.W. Jr., and R.L. Watts. 1992. The investment opportunity set and
corporate financing dividend, and compensation policies. Journal of
Accounting & Economics 32, 263-292.
Sri Rahayu, 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi.
Skripsi, Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta
Supranto,J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta : Erlangga
Suranta dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004. “Income Smoothing, Tobin‟s Q,
Agency Problems dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Bali, 2 – 3 Desember.
Sze „Kely, Fransisco, dan Knirsch, Marianna. 2005. Responsible Leadership and
Corporate Social Responsibility: Metric for Sustainable Development.
European Management Journal, Vol.23, No.6, pp. 628–647.
71
Udayasankar, K. 2007. Corporate Social Responsibility an Firm Size. Journal of
Business Ethics.
Ullman, A. E. 1985. Data in Search of a Theory: A Critical Examination of the
Relationships Among Social Performance, Social Disclosure and
Economic Performance of U.S. Firms. Academy of Management Review,
10(3): 540–557.
Ulupui, I. G. K. A, 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. www.castleasia.com
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. www.legalitas.org/incl-php/buka.php
Utomo, Lisa Linawati. 1999. Economic Value Added Sebagai Ukuran
Keberhasilan Kinerja Manajemen. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1 (1):
28 – 42
Utomo.2000. Praktik Pengungkapan Sosial Pada Laporan keuangan Tahunan
Perusahaan di Indonesia. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi 3,
hal 99-122
Vance, S.C. 1975. Are Socially Responsible Corporations Good Investment Risk?
Management Review, 64 (8): 18-24.
Walsh, Ciaran. 2003. “Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen Penting
Penggerak dan Pengendali Bisnis.” Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Watts, R.L, 2003. “A Proposal for Research on Conservatism, Working paper,”
University of Rochester.
Wibowo, Lucky Bani, 2005, Pengaruh Economi Value Added dan Profitabilitas
Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Wolk, H.I., Tearney M.G., dan James L. Dodd, 2001. Accounting Theory: A
Conceptual and Institutional Approach. South Western College
Publishing, 5th Edition.
72
Young, David. 1997. Economic Value Added: A Primer for European Managers.
European Management Journal, 15 (4): 335-343.
Young, S. David, dan Stephen F. O‟Byrne. 2001. EVA and Value Based
Management: A Practical Guide to Implementation. New York: McGrawHill.
Yuniasih, Wirakusuma. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR dan Good Corporate
Govemnance Sebagai variabel Moderating. Simposium Nasional
Akuntansi XII
Yunina, Nazir dan Gazali Syamni.2009. Pengaruh ROA dan ROE Terhadap EPS
pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII
Zeghal, Daniel and Sadrudin A. Ahmed. 1990. Comparison of Social
Responsibility Information Disclosure Media Used by Canadian Firms.
Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 3, No. 1, p. 38-53
Zuhroh, Naimah dan Siddharta Utama. 2003. Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap
Reaksi Investor. Simposium Nasional Akuntansi VI.
73
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Tahun
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
Kode
DEWA
ELSA
RMBA
BIPP
BKSL
BSDE
ELTY
KPIG
LPCK
LPKR
SIIP
BLTA
CMNP
FREN
INDY
PGAS
ZBRA
TLKM
AMAG
ASDM
BBKP
BBLD
BBRI
BDMN
BKSW
BMRI
BSWD
CFIN
LPGI
MEGA
PNBN
ACES
AKRA
ALFA
Nama Perusahaan
PT Darma Henwa Tbk.
PT Elnusa Tbk.
PT Bentoel Internasional Tbk.
PT Bhuanatala Indah
PT Sentul City
PT Bumi Serpong Damai
PT Bakrieland
PT Global Land
PT Lippo Cikarang
PT Lippo Karawaci
PT Suryainti Permata
PT Berlian Maju Tanker
PT Citra Marga Nusaphala
PT Mobile-8 Telecom
PT Indika Energy
PT Perusahaan Gas Negara
PT Zebra Nusantara
PT Telekomunikasi
PT Asuransi Multi Artha Guna
PT Asuransi Dayin Mitra
PT Bank Bukopin
PT Buana Finance
PT Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Danamon
PT Bank Kesawan
PT Bank Mandiri
PT Bank Swadesi
PT Clipan Finance
PT Lippo General Insurance
PT Bank Mega
PT Bank Pan Indonesia
PT Ace Hardware Indonesia
PT Akr Corporindo
PT Alfa Retailindo
74
No.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Tahun
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
Kode
ASGR
BMTR
EPMT
FAST
HEXA
INTA
MICE
MTDL
PANR
PJAA
SCMA
TGKA
TIRA
TURI
UNTR
ELSA
RMBA
BIPP
BSDE
ELTY
KIJA
KPIG
LPCK
LPKR
PWON
SIIP
DUTI
GMTD
CMNP
FREN
PGAS
JSMR
EXCL
AMAG
ASDM
BBKP
BBLD
Nama Perusahaan
PT Astra Graphia
PT Global Mediacom
PT Enseval Putera M.
PT Fast Food
PT Hexindo Adi Perkasa
PT Intraco Penta
PT Multi Indo Citra
PT Metrodata Electronics
PT Panorama Sentrawisata
PT Pembangunan Jaya Ancol
PT Surya Citra Media
PT Tigaraksa Satria
PT Tira Austenite
PT Tunas Ridean
PT United Tractors
PT Elnusa Tbk.
PT Bentoel Internasional Tbk.
PT Bhuanatala Indah
PT Bumi Serpong Damai
PT Bakrieland
PT Jabeka
PT Global Land
PT Lippo Cikarang
PT Lippo Karawaci
PT Pakuwon
PT Suryainti Permata
PT Duta Pertiwi
PT Gowa Makasar Tourism
PT Citra Marga Nusaphala
PT Mobile-8 Telecom
PT Perusahaan Gas Negara
PT Jasa Marga
PT XL Axiata
PT Asuransi Multi Artha Guna
PT Asuransi Dayin Mitra
PT Bank Bukopin
PT Buana Finance
75
No.
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Tahun
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
Kode
BBRI
BKSW
BMRI
BSWD
LPGI
PNBN
BACA
BBCA
BFIN
MFIN
PNLF
TRIM
ACES
AKRA
ASGR
BMTR
EPMT
FAST
HEXA
INTA
JSPT
MICE
MTDL
PANR
PJAA
TGKA
TIRA
TURI
UNTR
AMRT
FORU
RALS
Nama Perusahaan
PT Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Kesawan
PT Bank Mandiri
PT Bank Swadesi
PT Lippo General Insurance
PT Bank Pan Indonesia
PT Bank Capital
PT Bank Central Asia
PT BFI Finance
PT Mandala Multi Finance
PT Panin Life
PT Trimegah Securities
PT Ace Hardware Indonesia
PT Akr Corporindo
PT Astra Graphia
PT Global Mediacom
PT Enseval Putera M.
PT Fast Food
PT Hexindo Adi Perkasa
PT Intraco Penta
PT Jakarta Setiabudi
PT Multi Indo Citra
PT Metrodata Electronics
PT Panorama Sentrawisata
PT Pembangunan Jaya Ancol
PT Tigaraksa Satria
PT Tira Austenite
PT Tunas Ridean
PT United Tractors
PT Sumber Alfaria Trijaya
PT Fortune Indonesia
PT Ramayana Lestari Sentosa
76
Lampiran 2
ITEM-ITEM PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
1. Lingkungan
1. Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan
pengembangan untuk pengurangan polusi
2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak
mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan
polusi
3. Pernyataan yang menunujukkan bahwa polusi operasi telah atau akan
dikurangi.
4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan
sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
5. Konservasi sumber daya alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi,
minyak, air, dan kertas.
6. Penggunaan material daur ulang.
7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat
perusahaan.
8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan.
9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan.
10. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.
11. Pengolahan limbah
12. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan
perusahaan.
13. Perlindungan lingkungan hidup.
2. Energi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi.
Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.
Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang.
Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi.
Peningkatan efisiensi energi dari produk.
Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk.
Kebijakan energi perusahaan.
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1.
2.
3.
4.
Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja.
Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental
Statistik kecelakaan kerja.
Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja.
77
5.
6.
7.
8.
Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja.
Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.
Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja.
Pelayanan kesehatan tenaga kerja.
4. Lain-lain Tenaga Kerja
1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita orang cacat
2. Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat
managerial.
3. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan
4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat
5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja
6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan
7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja
8. Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses
mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
9. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan
10. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi
11. Presentase gaji untuk pensiun
12. Kebijakan penggajian dalam perusahaan
13. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan
14. Tingkatan managerial yang ada
15. Disposisi staff – dimana staff ditempatkan
16. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka
17. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja
18. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut
19. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja
20. Rencana pembagian keuntungan lain
21. Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan
kepuasan & motivasi kerja
22. Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan perusahaan
23. Laporan tenaga kerja yg terpisah
24. Hubungan perusahaan dgn serikat buruh
25. Gangguan dan aksi tenaga kerja
26. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan
27. Kondisi kerja secara umum
28. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja
29. Statistik perputaran tenaga kerja
5. Produk
1.
2.
3.
4.
Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya
Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk
Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk
Produk memenuhi standar keselamatan
78
5. Membuat produk lebih aman untuk konsumen
6. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan
7. Peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan
produk
8. Informasi atas keselamatan produk perusahaan
9. Informasi mutu produk yg dicerminkan dalam penerimaan penghargaan
10. Informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat
(misalnya ISO 9000)
6. Keterlibatan Masyarakat
1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
masyarakat, pendidikan & seni
2. Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/pelajar
3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat
4. Membantu riset medis
5. Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni
6. Membiayai program beasiswa
7. Ada fasilitas perusahaan untuk masyarakat
8. Sponsor kampanye nasional
9. Mendukung pengembangan industri lokal
7. Umum
1. Tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain
yang disebutkan di atas
Sumber: Sembiring (2005)
79
Lampiran 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif
N
LN_MBR
LN_EVA
CSRI
LN_SIZE
PROFILE
Valid N (listwise)
Minimum
103
103
103
103
103
103
-3.51
19.13
0.03
25.06
0
Maksimum
4.47
29.33
0.44
33.61
1
Mean
.9831
24.4100
0.1402
28.8035
0.17
Std. Deviasi
1.71656
2.15714
0.07666
1.81443
0.373
80
Lampiran 4
Tampilan Grafik Histogram Sebelum Transformasi Data
81
82
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
a,,b
103
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Most Extreme Differences
0.0000000
1.53234418
0.079
0.051
-0.079
0.805
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.535
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Beta
(Constant)
-1.975
2.146
LN_EVA
-0.065
0.077
CSRI
-1.729
EVA*CSRI
a.
Std. Error
Standardized
Coefficients
t
Sig.
-0.921
0.360
-0.139
-0.848
0.398
1.414
-0.132
-1.223
0.224
-1.248E-12
0.000
-0.204
-1.490
0.139
LN_SIZE
0.175
0.098
0.315
1.789
0.077
PROFILE
-0.062
0.290
-0.023
-0.212
0.832
Dependent Variable: AbsUt
b
Model Summary
Model
R
1
0.451
R Square
a
Adjusted R
Square
0.203
0.162
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1.57134
a. Predictors: (Constant), PROFILE, EVA*CSRI, CSRI, LN_EVA, LN_SIZE
b. Dependent Variable: LN_MBR
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
LN_EVA
0.361
2.767
CSRI
0.841
1.189
EVA*CSRI
0.521
1.918
LN_SIZE
0.314
3.180
PROFILE
0.844
1.184
a. Dependent Variable: LN_MBR
1.796
83
Lampiran 6
Hasil Regresi (Uji Interaksi)
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed
PROFILE,
EVA*CSRI,
CSRI, LN_EVA,
a
LN_SIZE
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
1
0.451
Adjusted R
Square
R Square
a
0.203
Std. Error of the
Estimate
0.162
Durbin-Watson
1.57134
1.796
a. Predictors: (Constant), PROFILE, EVA*CSRI, CSRI, LN_EVA, LN_SIZE
b. Dependent Variable: LN_MBR
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
61.047
5
12.209
Residual
239.504
97
2.469
Total
300.551
102
F
Sig.
4.945
0.000
a
a. Predictors: (Constant), PROFILE, EVA*CSRI, CSRI, LN_EVA, LN_SIZE
b. Dependent Variable: LN_MBR
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
2.886
0.005
2.213
-0.011
-0.111
0.912
1.512E-12
0.000
0.145
1.154
0.251
LN_SIZE
-0.119
0.153
-0.126
-0.781
0.437
PROFILE
0.339
0.454
0.074
0.747
0.457
a. Dependent Variable: LN_MBR
0.120
-0.245
Sig.
0.435
EVA*CSRI
0.346
t
0.221
CSRI
3.359
Beta
-1.231
LN_EVA
-4.133
Standardized
Coefficients
Download