PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH PARAMETER PENTAL DAN ENERGI KINETIK PARTIKEL DATANG TERHADAP SUDUT HAMBURAN DAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Program Studi Fisika Oleh: NurZakiah Darajat NIM : 023214019 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH PARAMETER PENTAL DAN ENERGI KINETIK PARTIKEL DATANG TERHADAP SUDUT HAMBURAN DAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Program Studi Fisika Oleh: NurZakiah Darajat NIM : 023214019 PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI THE EFFECT OF THE IMPACT PARAMETER AND INCIDENT PARTICLE KINETIC ENERGY ON SCATTERING ANGLE AND SCATTERING CROSS SECTION SCRIPTION Precented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Sains Degree In physics By NurZakiah Darajat NIM : 023214019 PHYSICS STUDY PROGRAM PHYSICS DEPARTEMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (ALAM NASYRAH : 7). Bukan risau yang mendepakku Tapi kepastian yang menjerat pikiranku Lantang tak bergeming Itulah keraguan sejati Kupersembahkan Bapak dan Mama tersayang v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH PARAMETER PENTAL DAN ENERGI KINETIK PARTIKEL DATANG TERHADAP SUDUT HAMBURAN DAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN ABSTRAK Telah dilakukan perhitungan secara numerik terhadap sudut hamburan (Θ) dan tampang lintang hamburan (σ) untuk target (penghambur) dengan energi potensial berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 dengan menggunakan paket program Maple 9.0. Hasil perhitungan secara numerik menunjukkan bahwa sudut hamburan untuk target dengan energi potensial berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 secara kualitatif sama, yaitu nilai Θ semakin kecil kalau energi kinetik partikel datang (E) dan parameter pental (s) semakin besar. Tampang lintang hamburan untuk target dengan energi potensial U (r ) = ar −1 semakin besar kalau s dan E semakin besar, sebaliknya tampang lintang hamburan untuk target dengan energi potensial U (r ) = ar 2 semakin kecil kalau s dan E semakin besar. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI THE EFFECT OF THE IMPACT PARAMETER AND INCIDENT PARTICLE KINETIC ENERGY ON SCATTERING ANGLE AND SCATTERING CROSS SECTION ABSTRACT The calculations of the scattering angle ( Θ ) and the scattering cross section ( σ ) for the target (scatterer) with potential energy in the form of U (r ) = ar −1 and U (r ) = ar 2 has been performed numerically using Maple 9.0. The numerical result shows that the scattering angle for the target with potential energy in the form of U (r ) = ar −1 and U ( r ) = ar 2 are not different qualitatively, that is the Θ value to be small with the kinetic energy ( E ) of the incident particle and impact parameter (s) large. Scattering cross section for the target with potential energy U (r ) = ar −1 to be large with s and E large, otherwise the scattering cross section for the target with potential energy U (r ) = ar 2 to be small with s and E large. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul: ” PENGARUH PARAMETER PENTAL DAN ENERGI KINETIK PARTIKEL DATANG TERHADAP SUDUT HAMBURAN DAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN ”, yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini tentu tidak akan terwujud tanpa petunjuk, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini. 2. Romo Ir.Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.Sc., M.A selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Bapak dan Mamaku atas kasih sayang, doa, dukungan moral dan material untuk mewujudkan cita-citaku, serta sudah mengajarkan kesabaran untuk menghadapi segala cobaan hidup. 5. Kakakku Wahyuningsih dan adikku Jabbar terima kasih atas kasih sayang dan kebersamaannya serta semangat buat penulis selama masa perkuliahan dan tugas akhir. 6. Om Udha, bibi Hida dan Om Wahid sekeluarga terima kasih atas bantuan material dan dukungan doanya. 7. Keluarga besar Abdul Majid dan Siti Aminah terima kasih atas dukungan dan doa buat penulis selama menjalani masa perkuliahan. 8. Kak rita, Kak Gina dan Momo, Puri, dan Meita yang selalu memberikan semangat dan terimakasih atas kebersamaannya selama kost di Krodan I no. 6. 9. Teman-teman kostku Phita, Lori, Ima dan Sari terimakasih atas bantuan komputer, printer, dan dorongannya agar cepat lulus. 10. Nadi yang senantiasa meluangkan waktu dan membantu penulis dalam memahami tugas akhir dengan baik. 11. Melin dan Hanik yang sudah menemani penulis selama pendadaran. 12. Ridwan yang sudah sabar membantu dalam hal fasilitas penulisan. 13. Temen-teman fisika terutama fisika 2002 yang selama bertahun-tahun selalu berjuang bersamaku. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Fisika yang telah memberikan pengajaran dan pendampingan. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuannya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sangat membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan khususnya pembaca. Yogyakarta, Penulis x 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, Maret 2008 Penulis NurZakiah Darajat xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..................... iii HALAMAN PENGESAHAN…………………..…………............... iv HALAMAN MOTO PERSEMBAHAN…………………................. v ABSTRAK ………………..……………………………………....... vi ABSTRACT………………………………………………………….. vii KATA PENGANTAR……………………………………………… viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………. xi DAFTAR ISI………………………………………………………... xii DAFTAR GAMBAR…….………………………………..………... xiv BAB I. PENDAHULUAN…………………………………….……. 1 1.1. Latar Belakang………………………………………............ 1 1.2. Perumusan Masalah…………………………………….....… 3 1.3. Batasan Masalah…………………………………...…........... 3 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………....….. 3 1.4.1. Tujuan Penelitian........................................................... 3 1.4.2. Manfaat Penelitian......................................................... 4 1.5. Sistematika Penulisan.............................................................. 4 BAB II. DASAR TEORI……………….………………….……….. 5 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1. Hamburan..........………………………………………..…… 5 2.2. Hamburan Secara Mekanika Klasik…………………..…….. 5 2.3. Hamburan Secara Mekanika Kuantum................................... 10 2.3.1. Fluks Partikel................................................................. 10 2.3.2. Hamburan Dalam Tiga Dimensi................................... 13 2.3.3. Pendekatan Born............................................................ 14 2.4. Hamburan Oleh Medan (Gaya) Sentral................................... 17 2.5. Integrasi Numerik Menggunakan Maple 9.0 .......................... 20 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….............................. 22 3.1. Jenis Penelitian ................……………………...…………… 22 3.2. Sarana Penelitian................................…………………...….. 22 3.3. Langkah-Langkah Penelitian................................................... 22 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................... 24 4.1. Hasil Integrasi Numerik.......................................................... 24 4.1.1. Sudut Hamburan............................................................ 24 4.1.2. Tampang Lintang Hamburan......................................... 31 4.2. Pembahasan............................................................................. 38 BAB V. PENUTUP............................................................................. 41 5.1. Kesimpulan.............................................................................. 41 5.2. Saran........................................................................................ 41 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 42 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lintasan hiperbolik pada partikel 7 yang dihamburkan. Gambar 2.2 Hubungan antara φ dan Θ. 18 Gambar 4.1 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 25 s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.2 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 25 s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -1 eVÅ. Gambar 4.3 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 26 s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -1.5 eVÅ. Gambar 4.4 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV 26 (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.5 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -1 eVÅ. xiv 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.6 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV 27 (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -1.5 eVÅ. Gambar 4.7 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å 28 (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.8 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å 29 (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.9 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å 29 (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -1.5 eV/Å2. Gambar 4.10 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), 30 E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.11 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), 30 E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.12 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -1.5 eV/Å2. xv 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.13 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 32 s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.14 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 32 s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -1 eVÅ. Gambar 4.15 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), 33 s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -1.5 eVÅ. Gambar 4.16 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV 33 (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.17 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV 34 (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -1 eVÅ. Gambar 4.18 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -1.5 eVÅ. xvi 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.19 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), 35 s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.20 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), 36 s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.21 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), 36 s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -1.5 eV/Å2. Gambar 4.22 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah 37 muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.23 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah 37 muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.24 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -1.5 eV/Å2. xvii 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari kerja keras para ilmuwan untuk menjelaskan gejala-gejala alam serta hukum atau aturan yang menopangnya baik secara teoritis maupun eksperimen. Salah satu gejala alam yang banyak diteliti secara teoritis dan eksperimen adalah hamburan (scattering). Contoh hamburan yang banyak diteliti adalah hamburan Rutherford, hamburan Compton, hamburan Rayleigh dan yang lain. Secara garis besar, pada hamburan ada dua sistem yang terlibat, yaitu partikel yang digunakan untuk dihamburkan dan penghambur. Secara umum pada setiap proses hamburan, besaran fisis yang diukur atau diteliti adalah sudut hamburan (Θ), panjang gelombang (λ), energi partikel yang digunakan untuk dihamburkan (E), parameter pental (s) dan target dengan bentuk energi potensial penghambur (U(r)). Berdasarkan hasil studi literatur khususnya terhadap buku-buku teks dan jurnal fisika diketahui bahwa penelitian terhadap kaitan antara parameter pental, sudut hamburan, energi partikel datang, tampang lintang hamburan, dan bentuk potensial penghambur seperti U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 banyak ditemukan. Tetapi, buku teks atau jurnal fisika tersebut belum ada penulis temukan yang membahas atau meneliti secara khusus dan mendalam pengaruh parameter pental (s) dan energi kinetik partikel datang (E) terhadap sudut hamburan (Θ) dan 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 tampang lintang hamburan (σ) untuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 . Sebelum mekanika kuantum, percobaan mengenai hamburan dalam fisika sangatlah jarang, kecuali hamburan cahaya. Setelah mekanika kuantum, percobaan mengenai hamburan menjadi metode mendasar untuk mempelajari atom, molekul, dan inti sehingga hamburan menjadi eksperimen utama untuk mempelajari partikel-partikel secara mendasar. Hal ini penting dalam aplikasi fisika yang meliputi gerakan partikel dalam medan (gaya) sentral dimana hukum gayanya adalah inverse-square repulsive, yaitu pembelokan partikel berkecepatan tinggi (proton, partikel alpha, elektron dan sebagainya) dengan inti atom bermuatan positif, sebagaimana syarat dari mekanika klasik. Sebuah partikel dengan energi tertentu yang mendekati gaya sentral pada inti atom yang dituju, keduanya akan ditarik dan ditolak, dan orbitnya akan menyimpang dari lintasan garis lurus. Setelah melewati gaya sentral, gaya pada partikel akhirnya berkurang sehingga orbitnya mendekati garis lurus, dan partikel dikatakan dihamburkan. Peristiwa hamburan tersebut dapat didekati melalui sudut hamburan (Θ) secara klasik (Goldstein dkk, 2002) dan tampang lintang hamburan (σ) secara kuantum (Rae, 1985) yakni ∞ Θ = π − 2∫ rm sdr ⎡ U (r ) ⎤ 2 r r ⎢1 − −s E ⎥⎦ ⎣ (1.1) 2 dan ∞ 4m 2 σ (Θ ) = 4 2 ∫ U (r )r sin Krdr h K 0 2 (1.2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 sebagai fungsi parameter pental (s), energi (E) dan Θ (s,E) dengan berbagai bentuk potensial penghambur U (r ) . 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh parameter pental (s), energi partikel datang (E) terhadap sudut hamburan (Θ) dan tampang lintang hamburan (σ) untuk target (penghambur) dengan energi potensial berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 dengan a konstanta. 1.3. Batasan Masalah Masalah yang diteliti dibatasi pada bentuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 . 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Menyelidiki pengaruh nilai partikel datang dan parameter pental terhadap sudut hamburan Θ dan tampang lintang hamburan σ. 2. Menyelidiki pengaruh bentuk potensial penghambur terhadap sudut hamburan Θ dan tampang lintang hamburan σ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 1.4.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang pengaruh E dan s terhadap Θ dan σ untuk penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 dengan gaya sentral. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. DASAR TEORI Dalam Bab II dijabarkan teori hamburan secara eksplisit ditinjau dari teori klasik dan kuantum. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III akan dijelaskan tentang jenis penelitian, sarana penelitian dan langkah-langkah penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV akan ditampilkan hasil penelitian secara numerik serta pembahasannya. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V disajikan kesimpulan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II DASAR TEORI 2.1. Hamburan Hamburan adalah perubahan arah pada partikel atau foton akibat tumbukan dengan partikel lain (partikel target). Hamburan dapat dijelaskan dengan menggunakan mekanika klasik atau kuantum. Salah satu contoh hamburan secara mekanika klasik adalah hamburan Rutherford. 2.2. Hamburan Secara Mekanika Klasik Hamburan elastik partikel α oleh gaya Coulomb disebut sebagai hamburan Rutherford. Percobaan mengenai hamburan pada partikel α oleh inti atom telah dilakukan oleh Geiger dan Marsden di laboratorium Rutherford (Krane, 1988). Partikel bermuatan positif yang dihamburkan oleh gaya F ~ 1 (inti atom) r2 berbentuk garis edar hiperbolik dengan asumsi bahwa pusat hamburan tetap. Jarak partikel yang mendekati target sejauh s dari inti target sepanjang garis lurus tanpa gaya tolak Coulomb disebut parameter pental (impact parameter). Partikel yang meninggalkan inti pada jarak yang sangat jauh menyebabkan energi potensial Coulombnya dapat diabaikan, sehingga total energinya hanya berasal dari energi kinetik 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 T a = 1 2 mv 0 2 (2.1) dengan m adalah massa partikel, dan v0 adalah kecepatan partikel. Momentum angular partikel terhambur relatif terhadap inti target pada → → jarak yang sangat jauh adalah r × m v0 = mv0 s . Jarak minimum partikel yang meninggalkan inti adalah rmin (bergantung pada s) dan nilai mutlak s pada tumbukan head-on collision adalah s = 0 yang mana partikel datang seketika kemudian diam sebelum berbalik arah. Pada saat terjadi tumbukan head-on collision energi kinetik partikel datang berubah menjadi energi potensial Coulomb 1 2 1 zZe 2 mv0 = 2 4πε 0 d (2.2) dengan ze adalah muatan proyektil, Ze adalah muatan pada target, dan d sebagai jarak terdekat partikel datang ke inti target pada tumbukan head-on collision. Partikel yang berada pada posisi antara posisi awal dan posisi inti target mempunyai energi kinetik dan potensial sehingga kekekalan energi untuk semua nilai parameter pental adalah 1 2 1 2 1 zZe 2 mv0 = mv + 2 2 4πε 0 r (2.3) Sumbu berkas hamburan berupa simetri silinder dan oleh karena itu tampang lintang tidak bergantung pada sudut φ . Partikel dengan parameter pental antara s dan s + ds dihamburkan kedalam cincin pada sudut antara Θ dan Θ + dΘ . Jika target yang mempunyai sejumlah n inti per satuan volume dan berbentuk lapisan tipis, maka dapat dianggap tidak terjadi banyak bayangan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 satu inti dengan yang lain. Target yang demikian dapat berupa kertas perak atau timah dengan ketebalan x dengan jumlah inti per satuan luas adalah nx dan bagian df pada partikel datang yang langsung meninggalkan cincin annular seluas 2π s ds adalah df = nx(2π s ds ) (2.4) bagian f dengan parameter pental yang kurang dari s adalah f = nxπ s 2 (2.5) Jika partikel dihamburkan dengan parameter pental s menghasilkan Θ , maka persamaan (2.5) juga memberikan f pada sudut yang lebih besar dari Θ , tetapi diperlukan hubungan antara s dan Θ (dengan catatan tiap partikel datang dihamburkan hanya lebih dari sekali). ΔP mv0 sin Θ 2 Pf = mv0 1 (π − Θ ) 2 Θ Pi = mv0 s Pi Pf r β Θ Gambar 2.1 Lintasan hiperbolik pada partikel yang dihamburkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Dari gambar tersebut terlihat bahwa momentum linear pada partikel yang dihamburkan hanya mengubah arah partikel sehingga momentum linear awal dan akhir yang jauh dari hamburan adalah mv0 . Perubahan vektor momentum pada Gambar 2.1 sebesar Δp = 2mv0 sin Θ 2 (2.6) dalam arah π − Θ . Menurut hukum Newton kedua F = dp dt , dengan F adalah gaya Coulomb sehingga zZe 2 Δp = ∫ dp = ∫ Fdt = 4πε 0 dt ∫r 2 cos β (2.7) dengan β adalah sudut antara dua bagian dan vektor r. Pada posisi awal yang jauh dari hamburan untuk t = 0 maka β mempunyai nilai − (π 2 − Θ 2 ) , dan pada posisi akhir untuk t = ∞ maka β adalah + (π 2 − Θ 2 ) . Kecepatan v dapat ditulis dalam bentuk radial dan komponen sudut → v= dr ^ dβ ^ β r+ r dt dt (2.8) ^ ^ dengan r adalah vektor satuan dalam arah radial, dan β adalah vektor satuan dalam arah sudut sehingga momentum angular untuk inti target adalah → → l = m r × v = mr 2 dβ . dt (2.9) Momentum angular partikel yang jauh meninggalkan inti target mempunyai nilai mv0 s , maka kekekalan momentum angular mv0 s = mr 2 dβ dt PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 dt dβ = r 2 v0 s (2.10) Jika hasil pada persamaan (2.10) disubsitusikan ke dalam persamaan (2.7), maka diperoleh zZe 2 + (π 2 −Θ 2 ) cos β dβ 4πε 0 v 0 s ∫− (π 2 −Θ 2 ) Δp = = zZe 2 Θ cos 2πε 0 v 0 s 2 (2.11) Dari persamaan (2.6) dan persamaan (2.11) diperoleh hubungan antara s dan Θ , yaitu s= d Θ cot 2 2 (2.12) Jika persamaan (2.12) dimasukkan ke dalam persamaan (2.4), maka diperoleh df = πnb Tampang lintang diferensial d2 Θ Θ cot csc2 dΘ 4 2 2 (2.13) dσ didefenisikan sebagai (Arya, 1966) dΩ dσ = df nx (2.14) atau dσ df = dΩ nxdΩ (2.15) Subsitusi persamaan (2.4) ke dalam persamaan (2.15) menghasilkan σ (Θ ) = dσ 2π s ds = dΩ dΩ (2.16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Dari persamaan (2.12) diperoleh ds = − d dΘ 4 sin 2 Θ 2 (2.17) sehingga persamaan (2.16) dapat dituliskan menjadi σ (Θ ) = Mengingat π d 2 cos Θ 2 dΘ dσ =− dΩ 4 sin 3 Θ 2 dΩ (2.18) dΩ = 2π sin ΘdΘ dan persamaan (2.2), persamaan (2.18) dapat dituliskan kembali menjadi dσ ⎛ zZe 2 ⎞ ⎟ =⎜ σ (Θ ) = dΩ ⎜⎝ 4πε 0 ⎟⎠ 2 2 ⎛ 1 ⎞ 1 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ 4Ta ⎠ sin 4 Θ 2 (2.19) persamaan ini merupakan tampang lintang hamburan Rutherford dengan karakteristik sin −4 (Θ 2) . 2.3. Hamburan Secara Mekanika Kuantum Untuk merumuskan tampang lintang hamburan dengan menggunakan konsep mekanika kuantum, terlebih dahulu ditinjau konsep fluks partikel satu dimensi, kemudian digeneralisir menjadi tiga dimensi. 2.3.1. Fluks Partikel Fluks partikel didefenisikan sebagai jumlah rata-rata partikel yang meninggalkan satu titik per satu satuan waktu dan biasanya diberi simbol S. Jika partikel mempunyai momentum p = hk = mv , maka jumlah partikel yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 meninggalkan suatu titik per satu satuan waktu (S) adalah sama dengan jumlah partikel per satuan panjang dikali dengan kecepatan partikel sehingga dapat dituliskan S = hk (2.20) mL dengan m adalah massa partikel, h adalah tetapan Planck tereduksi, dan k adalah bilangan gelombang. Jika ditinjau fluks partikel satu dimensi dengan fungsi gelombang partikel ψ (x, t ) , maka peluang (P) menemukan partikel berada pada daerah antara x dan x + dx adalah x2 P = ∫ψ *ψ dx (2.21) x1 Fluks partikel pada daerah x1 dan x2 dapat juga diperoleh dengan menghitung perubahan peluang (P) terhadap waktu (t), yaitu x ∂P ∂ 2 S (x1 ) − S ( x2 ) = = ψ ∗ψ dx ∂t ∂t x∫1 (2.22) Jika persamaan (2.21) dimasukkan ke persamaan (2.22), maka diperoleh S (x1 ) − S ( x 2 ) = x ∂P 2 ⎛ ∂ψ ∂ψ * ⎞ = ∫ ⎜ψ * +ψ ⎟dx ∂t x1 ⎝ ∂t ∂t ⎠ (2.23) dengan menggunakan persamaan Schrödinger bergantung waktu, yaitu ⎞ ⎛ h2 2 ⎜⎜ − ∇ + V ⎟⎟ψ = Eψ ⎠ ⎝ 2m − ∂ψ h2 2 ∇ ψ + Vψ = ih 2m ∂t (2.24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 dengan menganggap partikel bergerak bebas ke arah x sehingga energi potensial ( V = 0 ), maka persamaan (2.24) menjadi − ∂ψ h2 2 ∇ ψ = ih 2m ∂t atau ∂ψ h 2 ∂ 2ψ − = ih 2 2m ∂x ∂t ih ∂ 2ψ ∂ψ = 2m ∂x 2 ∂t (2.25) ih ∂ 2ψ ∗ ∂ψ ∗ . = 2m ∂x 2 ∂t (2.26) dan − Subsitusi persamaan (2.25) dan (2.26) ke dalam persamaan (2.23) menghasilkan x ih 2 ⎛ ∂ 2ψ ∂ 2ψ * ⎞ ⎜ ⎟dx S (x1 ) − S ( x 2 ) = ψ * 2 −ψ 2m x∫1 ⎜⎝ ∂x ∂x 2 ⎟⎠ atau x ih ⎡ ∂ψ * ⎤ 2 ∂ψ * . ψ ψ S (x1 ) − S ( x2 ) = − 2m ⎢⎣ ∂x ⎥⎦ x1 ∂x (2.27) Jadi fluks partikel dapat dituliskan sebagai S (x ) = − ih ⎛ ∂ψ ∂ψ * ⎞ −ψ ⎜ψ ∗ ⎟ 2m ⎝ ∂x ∂x ⎠ (2.28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 2.3.2. Hamburan Dalam Tiga Dimensi Sebagaimana dalam satu dimensi fluks partikel telah didefenisikan sebagai jumlah partikel yang meninggalkan satu titik per satu satuan waktu maka dalam tiga dimensi didefenisikan rapat fluks → → sebagai vektor S sedemikian hingga → S . d A adalah total fluks partikel menuju elemen luas dA per satu satuan waktu. Arah → S menggambarkan arah pergerakan partikel pada titik yang besarnya mewakili jumlah partikel kali satu satuan luas per satu satuan waktu. Pernyataan untuk → S dalam sistem tiga dimensi diwakili oleh fungsi gelombang → Ψ ( r , t ) seperti pada satu dimensi. Dengan meninjau suatu volume (V) yang dibatasi oleh permukaan tertutup dengan luas A, jumlah partikel yang keluar dari V melalui luasan permukaan A untuk tiap satuan waktu sama dengan pertambahan rata-rata partikel yang terdapat didalam V, atau secara matematis dituliskan → → → − ∫ S ( r ). d A = A ∂ Ψ * Ψ dτ ∂t V∫ ∂Ψ ⎞ ⎛ ∂Ψ * = ∫⎜ Ψ +Ψ* ⎟dτ ∂t ∂t ⎠ V⎝ (2.29) Dengan menggunakan persamaan Schrödinger bergantung waktu, persamaan (2.29) menjadi → → → ∫ S ( r ).d A = − A ih (Ψ * ∇2Ψ − Ψ∇ 2Ψ *)dτ 2m ∫ (2.30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Jika digunakan relasi ∫ (φ∇ Ψ − Ψ∇ φ )dτ = ∫ (φ∇Ψ − Ψ∇φ ). d A 2 → 2 yang diketahui sebagai teorema Green (Boas, 2006), maka persamaan (2.30) dapat dituliskan menjadi → → ∫ S (r ).d A = − → → ih ⎛ ⎞ → ⎜ Ψ * ∇ Ψ − Ψ ∇ Ψ *⎟. d A 2m ⎝ ⎠ (2.31) Jadi rapat fluks partikel dapat dituliskan sebagai → → S(r ) = − → → ih ⎛ ⎞ ⎜ Ψ * ∇ Ψ − Ψ ∇ Ψ *⎟ 2m ⎝ ⎠ → Kaitan antara S dengan tampang lintang diferensial (2.32) dσ adalah (Jones, 1996) dΩ ∧ 2 r ⎛ hk ⎞ S = ⎜ ⎟ f (Θ ) r ⎝m⎠ → (2.33) dengan f (Θ ) adalah amplitudo hamburan yang merupakan fungsi rapat fluks partikel terhambur dσ 2 = f (Θ ) dΩ (2.34) 2.3.3. Pendekatan Born Ditinjau berkas partikel yang mendekati objek hamburan sepanjang arah → yang sejajar vektor k0 . Berkas partikel datang dinyatakan oleh fungsi gelombang bidang tidak bergantung waktu, maka u 0 u0 = V −1 2 ⎛ → →⎞ exp⎜ i k0 . r ⎟ ⎝ ⎠ (2.35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 yang ternormalisasi, sehingga terdapat rata-rata satu partikel dalam volume V dan → syarat batas nilai k0 dalam komponen kartesian adalah k 0 y = 2n 2 π k 0 x = 2n1 π L1 L2 k 0 z = 2 n3 π L3 (2.36) dengan n1 , n2 , dan n3 adalah bilangan bulat dan L1 L2 L3 = V . → Partikel yang telah dihamburkan dalam arah k dinyatakan oleh fungsi gelombang u1 yang ternormalisasi, yaitu u1 = V −1 2 ⎛ → →⎞ exp⎜ i k . r ⎟ ⎝ ⎠ (2.37) → dengan syarat batas k sama dengan persamaan (2.36) dalam komponen kartesian. Energi potensial penghambur dianggap sebagai gangguan sehingga u 0 dan u1 merupakan fungsi eigen yang tidak terganggu. Oleh karena itu proses hamburan sebagai transisi dari keadaan u 0 ke u1 dan berkaitan dengan tampang lintang hamburan. Untuk menghitung tampang lintang menggunakan pendekatan Born terlebih dahulu didefenisikan laju transisi (W) dari u 0 ke u1 dengan menggunakan teori gangguan bergantung waktu (Rae, 1985) W = 2 dP 2π = 2 U kk 0 g (ω ) dt h (2.38) dengan U kk 0 adalah matriks transisi, dan g (ω ) adalah rapat keadaan. Matriks transisi U kk 0 diberikan oleh U kk 0 = ∫ u1∗ U (r )u0 dτ (2.39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 dengan U (r ) adalah energi potensial penghambur yang dianggap sebagai gangguan. Jika persamaan (2.39) disubsitusikan ke persamaan (2.38), maka diperoleh W = 2π h2 2 ∗ ∫ u1 U (r )u0dτ g (ω ) (2.40) atau dW = 2π h2 2 ∗ ∫ u1 U (r )u0dτ dg (ω ) (2.41) Nilai dg (ω ) terkait dengan dΩ , yaitu dg = mkV dΩ 8π 3h (2.42) Jika mensubsitusikan persamaan (2.35), (2.37) dan (2.42) ke dalam persamaan (2.41), maka diperoleh 2 dW = → → → → mk −i K . r U ( r ) e dτ dΩ 4π 2Vh 3 ∫ (2.43) → dengan K = k − k0 . Tampang lintang hambuaran σ (Θ,φ ) dapat diperoleh dengan membagi persamaan (2.43) dengan hk mV dan dΩ , yaitu m2 σ (Θ,φ ) = 2 4 ∫ U (r )e − iK .r dτ 4π h 2 (2.44) Tampang lintang hamburan menggunakan pendekatan Born untuk energi potensial bersimetri bola ditentukan oleh m2 σ (Θ,φ ) = 2 4 4π h 2π π ∞ ∫ ∫ ∫ U (r ) e 0 0 0 2 − iK .r cos Θ ' r sin Θ dΘ dφ 2 ' ' ' PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 ∞ 4m 2 σ (Θ) = 4 2 ∫ U (r )r sin ( Kr )dr h K 0 2 (2.45) Jadi secara kuantum, tampang lintang hamburan juga dapat ditentukan jika bentuk energi potensial U (r ) diketahui. 2.4. Hamburan Oleh Medan (Gaya) Sentral Medan (gaya) sentral adalah medan (gaya) yang selalu menuju satu titik pusat. Contoh gaya (medan) sentral adalah gaya (medan) gravitasi, dan gaya (medan) Coulomb. Partikel datang yang konstan terhadap orbit, maka hamburannya ditentukan oleh energi kinetik partikel datang (E) dan momentum angular (l). Momentum angular (l) relatif terhadap inti target pada jarak yang sangat jauh adalah l = mv0 s atau l = s 2mE . (2.46) Diasumsikan bahwa parameter pental memiliki nilai yang berbeda sehingga banyaknya partikel terhambur ke sudut ruang yang terletak diantara Θ dan Θ + dΘ sama dengan jumlah partikel yang datang dengan parameter pental terletak diantara s dan s + ds adalah 2πIs ds = 2πσ (Θ )I sin Θ dΘ (2.47) dengan I adalah banyaknya partikel yang masuk ke suatu luasan dalam satu satuan waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Jika s dianggap sebagai fungsi energi dan sudut hamburan, maka dapat dituliskan sebagai s = s (Θ, E ) Dari persamaan (2.47) diperoleh tampang lintang hamburan, yaitu σ (Θ ) = s ds . sin Θ dΘ (2.48) Secara skematis hubungan antara sudut ϕ (sudut antara arah datang asimptotis dan arah periapsis) dan sudut hamburan (Θ) untuk kasus energi potensial penghambur repulsif diperlihatkan pada Gambar 2.2. rm ϕ s Θ Gambar 2.2 Hubungan antara ϕ dan Θ. Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa Θ = π − 2ϕ . (2.49) Sudut φ dapat ditentukan dari persamaan orbit (Goldstein, 1959) θ= r ∫ r0 r 2 dr + θ0 2mE 2mU (r ) 1 − − 2 l2 l2 r (2.50) Pada saat r0 = ∞ , θ 0 = π (arah datang partikel), dan θ = π − ϕ ketika r = rm . Pada kondisi tersebut diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 ϕ= ∞ ∫ rm dr . 2mE 2mU (r ) 1 − − 2 l2 l2 r (2.51) Subsitusi persamaan (2.51) ke dalam persamaan (2.49) menghasilkan ∞ Θ = π − 2∫ rm dr r 2 2mE 2mU (r ) 1 − − 2 l2 l2 r (2.52) Jika persamaan (2.46) dimasukkan ke dalam persamaan (2.52), maka diperoleh ∞ Θ = π − 2∫ rm dr r2 2mE 2mU (r ) 1 − 2 − 2 s 2mE s 2mE r 2 atau ∞ Θ = π − 2∫ rm sdr ⎡ U (r ) ⎤ 2 r r ⎢1 − −s E ⎥⎦ ⎣ , (2.53) 2 Sudut hamburan dapat diperoleh dengan mendefenisikan variabel u sebagai u = 1 sehingga persamaan (2.53) menjadi r um Θ = π − 2∫ 0 sdu U (u ) 2 2 −s u 1− E . (2.54) Sudut hamburan Θ sebagai fungsi s dan E dihitung untuk energi potensial berbentuk U (r ) = ar n +1 , (2.55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 dengan a adalah konstanta dan n bilangan bulat khususnya untuk n = −2 dan n = 1. Jika n = −2 , maka U (r ) = ar −2+1 = ar −1 (2.56) U (r ) = ar 1+1 = ar 2 (2.57) dan jika n = 1 , maka Perhitungan secara numerik terhadap sudut hamburan Θ( s, E ) pada persamaan (2.54) dan tampang lintang hamburan pada persamaan (2.45) diselesaikan dengan menggunakan paket program Maple 9.0. 2.5. Integrasi Numerik Menggunakan Maple 9.0 Penyelesaian bentuk integrasi numerik yang ada di dalam persamaan (2.54) dengan memasukkan nilai energi potensial pada persamaan (2.56) dan (2.57) akan diselesaikan secara numerik dengan menggunakan paket program x max Maple 9.0. Secara umum penyelesaian integrasi numerik untuk I = ∫ f (x ) dx x min dengan menggunakan paket program Maple 9.0 adalah int (expr, x=a..b,’continuous’), dengan f adalah fungsi yang akan diintegralkan , xmin adalah batas bawah, xmaks adalah batas atas, int adalah perintah yang digunakan untuk mengevaluasi integrasi numeriknya , dan continuous adalah salah satu cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 untuk tidak menampilkan fungsi yang tidak bersambung. Integrasi numerik ini dilakukan dengan memasukkan nilai s dan E, yang mana salah satunya divariasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah penelitian studi pustaka. 3.2. Sarana Penelitian Sarana yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini adalah buku- buku yang berhubungan dengan hamburan dalam medan (gaya) sentral yang terdapat di UPT Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta dan paket program Maple 9.0. 3.3. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menelusuri bahan-bahan mengenai hamburan khususnya yang terkait dengan hamburan oleh medan (gaya) sentral. 2. Mengelaborasi pengertian hamburan menurut mekanika klasik maupun menurut mekanika kuantum untuk hamburan oleh medan (gaya) sentral. 3. Menentukan sudut hamburan untuk hamburan oleh medan (gaya) sentral dan tampang lintang hamburan secara numerik dengan menggunakan Maple 9.0. 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 4. Memberikan batasan untuk parameter s dan E untuk beberapa nilai a tertentu terhadap Θ dan σ(Θ). 5. Menampilkan persamaan (2.54) dan (2.45) dengan menggunakan Maple 9.0. 6. Membandingkan pengaruh parameter s dan E terhadap Θ dan σ(Θ). 7. Menarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Integrasi Numerik Untuk melihat pengaruh E dan s terhadap sudut hamburan (Θ) dan tampang lintang hamburan (σ) sebagai fungsi sudut hamburan (σ(Θ)) dengan terlebih dahulu ditentukan nilai dari konstanta (a) dari persamaan (2.56) dan (2.57). Pada persamaan (2.54) bahwa sudut hamburan pada E atau s yang tetap akan bepengaruh pada nilai integrasi x max I= ∫ f (x ) dx. x min Dengan f ( x ) adalah fungsi yang bentuknya bersesuaian dengan sudut hamburan yang kemudian hasil integrasi tersebut digunakan untuk tampang lintang hamburan dari persamaan (2.45). 4.1.1. Sudut Hamburan Hasil perhitungan numerik sudut hamburan sebagai fungsi E dan s untuk energi potensial berbentuk U (r ) = ar −1 (persamaan (2.56)) diperlihatkan pada Gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6. 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Gambar 4.1 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.2 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -1 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Gambar 4.3 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (merah), s = 0.34 Å (abu-abu), dan s = 0.46 Å (biru), dan a = -1.5 eVÅ. Gambar 4.4 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -0.5 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Gambar 4.5 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -1 eVÅ. Gambar 4.6 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (hitam), E = 0.0003 eV (hijau), E = 0.0006 eV (merah), dan E = 0.001 eV (kuning), dan a = -1.5 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Sedangkan sudut hamburan Θ sebagai fungsi E dan s untuk energi berbentuk U ( r ) = ar 2 (persamaan (2.57)) diperlihatkan pada Gambar 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, dan 4.12. Gambar 4.7 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -0.5 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Gambar 4.8 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.9 Grafik Θ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (kuning), s = 0.04 Å (merah), s = 0.07 Å (abu-abu), dan s = 0.1 Å (biru muda), dan a = -1.5 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Gambar 4.10 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.11 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -1 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Gambar 4.12 Grafik Θ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (hitam), E = 0.4 eV (biru muda), E = 0.7 eV (merah), dan E = 1 eV (hijau), dan a = -1.5 eV/Å2. 4.1.2. Tampang Lintang Hamburan Tampang lintang hamburan σ sebagai fungsi E dan s untuk energi potensial berbentuk U (r ) = ar −1 (persamaan (2.56)) dengan menggunakan persamaan (2.45) diperlihatkan pada Gambar 4.13, 4.14, 4.15, 4.16, 4.17, dan 4.18. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Gambar 4.13 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -0.5 eVÅ. Gambar 4.14 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -1 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Gambar 4.15 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.1 Å (hitam), s = 0.22 Å (kuning), s = 0.34 Å (biru), dan s = 0.46 Å (merah), dan a = -1.5 eVÅ. Gambar 4.16 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -0.5 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Gambar 4.17 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -1 eVÅ. Gambar 4.18 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.0001 eV (merah), E = 0.0003 eV (biru muda), E = 0.0006 eV (hitam), dan E = 0.001 eV (hijau), dan a = -1.5 eVÅ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Sedangkan tampang lintang hamburan σ sebagai fungsi E dan s untuk energi potensial berbentuk U (r ) = ar 2 (persamaan (2.57)) dengan menggunakan persamaan (2.45) diperlihatkan pada Gambar 4.19, 4.20, 4.21, 4.22, 4.23, dan 4.24. Gambar 4.19 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -0.5 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Gambar 4.20 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -1 eV/Å2. Gambar 4.21 Grafik σ sebagai fungsi E untuk s = 0.01 Å (hitam), s = 0.04 Å (kuning), s = 0.07 Å (biru), dan s = 0.1 Å (merah), dan a = -1.5 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Gambar 4.22 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -0.5 eV/Å2. Gambar 4.23 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -1 eV/Å2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Gambar 4.24 Grafik σ sebagai fungsi s untuk E = 0.1 eV (merah muda), E = 0.4 eV (biru), E = 0.7 eV (hijau), dan E = 1 eV (hitam), dan a = -1.5 eV/Å2. 4.2. Pembahasan Sudut hamburan Θ dari potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 menunjukkan bahwa sudut hamburan Θ bergantung pada s dan E, sedangkan pengaruh nilai a hampir tidak terlihat secara nyata. Semakin besar nilai E, semakin kecil nilai Θ. Semakin besar nilai s semakin kecil nilai Θ. Dengan demikian, sudut hamburan Θ dari potensial penghambur U (r ) = ar −1 akan semakin kecil jika s dan E semakin besar. Dari Gambar 4.4, 4.5, dan 4.6 terlihat secara jelas pengaruh nilai a terhadap nilai Θ dan s. Semakin besar a semakin besar nilai s yang mungkin. Sudut hamburan Θ dari potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar 2 pada Gambar 4.7, 4.8, dan 4.9 menunjukkan bahwa sudut hamburan Θ semakin kecil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 jika E dan s semakin besar. Pada Gambar 4.10, 4.11, dan 4.12 terlihat bahwa sudut hamburan Θ menurun secara eksponensial jika s semakin besar. Nilai E terlihat mempengaruhi interval s yang mungkin, yaitu semakin besar nilai E semakin kecil interval s yang mungkin. Demikian juga nilai mutlak a mempengaruhi interval s yang mungkin. Tampang lintang hamburan (σ) sebagai fungsi s dan E untuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 pada gambar 4.13, 4.14, dan 4.15 menunjukkan bahwa tampang lintang hamburan semakin besar kalau energi kinetik (E) partikel datang dan s semakin besar. Dari Gambar 4.16, 4.17, dan 4.18 juga terlihat pengaruh s dan E terhadap σ. Tampang lintang hamburan σ untuk potensial penghambur berbentuk U ( r ) = ar 2 pada Gambar 4.19, 4.20, dan 4.21 juga bergantung pada E dan s. Tampang lintang hamburan bernilai konstan kalau s = 0,01 Å dan untuk nilai s yang semakin besar dari s = 0,01 Å, nilai σ semakin kecil jika s dan E semakin besar. Dari Gambar 4.22, 4.23, dan 4.24 juga memperlihatkan penurunan nilai σ jika E semakin besar dan interval parameter s yang semakin besar kalau nilai a semakin besar. Dari hasil-hasil yang diperoleh terlihat bahwa pengaruh s dan E terhadap Θ untuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U ( r ) = ar 2 hampir sama secara kualitatif. Tetapi, tampang lintang hamburan (σ) mempunyai pola yang berbeda untuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U ( r ) = ar 2 . Tampang lintang hamburan σ untuk potensial penghambur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 U (r ) = ar −1 semakin besar jika s dan E semakin besar, sebaliknya nilai σ semakin kecil kalau s dan E semakin besar untuk potensial penghambur berbentuk U ( r ) = ar 2 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Nilai sudut hamburan Θ untuk potensial penghambur berbentuk U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 secara kualitatif sama, yaitu semakin kecil kalau energi kinetik partikel datang dan parameter pental semakin besar. Tampang lintang hamburan σ mempunyai pola yang berbeda untuk potensial penghambur U (r ) = ar −1 dan U (r ) = ar 2 . Tampang lintang hamburan σ semakin besar kalau s dan E semakin besar untuk potensial penghambur U (r ) = ar −1 , sebaliknya nilai σ semakin kecil kalau s dan E semakin besar untuk potensial penghambur U (r ) = ar 2 . 5.2. Saran Karena penelitian ini hanya untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh bentuk potensial penghambur terhadap sudut hamburan Θ dan tampang lintang hamburan σ sebagai fungsi s dan E secara kualitatif dengan pemilihan nilai-nilai a, E, dan s tertentu saja, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan nilai-nilai a, E, dan s yang sesuai dengan kenyataan. 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Arya, A. P., 1966, Fundamentals of Nuclear Physics, Boston: Allan and Bacon. Boas, M. L., 2006, Mathematical Methods in the Physical Sciences, Third Edition, New York: John Wiley & Sons. Goldstein, H., 1959, Classical Mechanics, USA : Addison – Wesley Publishing Company. Goldstein, H., Poole, C., & Safko, J., 2002, Classical Mechanics, Third Edition, San Francisco: Pearson Education. Jones, H. F., 1996, Groups, Representations and Physics, London: IOP Publishing. Krane, K. S., 1988, Introductory Nuclear Physics, Canada: John wiley & sons. Rae, A. I. M., 1985, Quantum Mechanics, UK: The English Language Book Society . 42