BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan right issue dengan
menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Perusahaan yang dipilih
adalah perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2012. Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 sebelumnya,
maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Right issue
Dengan Metode Economic Value Added (EVA)
Kinerja keuangan perusahaan sebelum right issue yang diukur dengan
metode Economic Value Added (EVA) pada umumnya mengalami penurunan
kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun pertama sebelum right issue yaitu pada
tahun 2010 rata-rata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA)
yang positif (EVA > 0), hanya PT. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT.
Cowell Development Tbk (COWL), PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
(KIAS), PT. J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT. Rukun Rharja Tbk
(RAJA), dan PT. Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) yang memiliki nilai
Economic Value Added (EVA) yang negatif (EVA < 0). Economic Value Added
(EVA) yang positif menunjukkan harapan para investor dapat terpenuhi dengan
baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang
diinvestasikan. Pada posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
menghasilkan laba yang lebih tinggi dan menciptakan nilai (value creation) bagi
pemilik modal dengan kinerja keuangan yang baik.
Dan pada tahun kedua sebelum melakukan right issue yaitu pada tahun
2011 rata-rata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA) yang
positf (EVA > 0) akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2010, hanya PT.
148
149
Sugih Energy Tbk (SUGI), PT. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT. Leo
Investment Tbk (ITTG), PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan
PT. J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang memiliki nilai Economic Value
Added (EVA) yang memiliki nilia EVA negatif (EVA < 0). Economic Value
Added (EVA) yang positif menunjukkan harapan para investor dapat terpenuhi
dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari
yang diinvestasikan. Pada posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
menghasilkan laba yang lebih tinggi dan menciptakan nilai (value creation) bagi
pemilik modal dengan kinerja keuangan yang baik.
Kemudian pada tahun 2012, tahun di mana perusahaan melakukan right
issue rata-rata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA) yang
positif (EVA > 0), hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan Economic
Value Added (EVA) dari tahun 2011 ke tahun 2012. Economic Value Added
(EVA) yang positif menunjukkan harapan para investor dapat terpenuhi dengan
baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang
diinvestasikan. Pada posisi ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil
menghasilkan laba yang lebih tinggi dan menciptakan nilai (value creation) bagi
pemilik modal dengan kinerja keuangan yang baik.
5.1.2 Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan Sesudah Right issue
Dengan Metode Economic Value Added (EVA)
Pada tahun 2012, tahun di mana perusahaan melakukan right issue ratarata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA) yang positif (EVA
> 0). Economic Value Added (EVA) yang positif menunjukkan harapan para
investor dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi
yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan. Pada posisi ini menunjukkan
bahwa perusahaan berhasil menghasilkan laba yang lebih tinggi dan menciptakan
nilai (value creation) bagi pemilik modal dengan kinerja keuangan yang baik.
Kinerja keuangan perusahaan sesudah right issue yang diukur dengan
metode Economic Value Added (EVA) pada umumnya mengalami penurunan
150
kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun pertama sesudah right issue yaitu pada
tahun 2013 rata-rata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA)
yang negatif (EVA < 0), hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan
Economic Value Added (EVA) dari tehun 2012 ke tahun 2013. Pada tahun 2013
hanya PT. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT. Sugih Energy Tbk
(SUGI), PT. J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT. Rukun Raharja Tbk
(RAJA), PT. Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), dan PT. Trikomsel Oke Tbk
(TRIO) yang memiliki EVA positif (EVA > 0). Economic Value Added (EVA)
yang negatif menunjukkan perusahaan tidak mampu memberikan nilai tambah
ekonomis. Artinya laba bersih operasional tidak dapat memenuhi harapan
investor, yaitu investor tidak mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan
investasi yang ditanamkan.
Kemudian pada tahun kedua sesudah melakukan right issue yaitu pada
tahun 2014 rata-rata perusahaan memiliki nilai Economic Value Added (EVA)
yang positif (EVA < 0), hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
Economic Value Added (EVA) dari tehun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014
terdapat 4 perusahaan yang memiliki EVA negatif (EVA < 0) yaitu PT. Sugih
Energy Tbk (SUGI), PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan PT.
Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), dan PT. Golden Eagle Energy Tbk
(SMMT). Economic Value Added (EVA) positif menunjukkan harapan para
investor dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi
yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan. Pada posisi ini menunjukkan
bahwa perusahaan berhasil menghasilkan laba yang lebih tinggi dan menciptakan
nilai (value creation) bagi pemilik modal dengan kinerja keuangan yang baik.
5.1.3 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah
Right issue dengan Metode Economic Value Added (EVA)
Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan menggunakan Wicoxon
Signed Rank, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah right issue dengan menggunakan metode
151
Economic Value Added (EVA) dikarenakan nilai
sebesar -1,645, sehingga −
(-1,645) 
sebesar -0,709 dan
(-0,709) 
(1,645),
maka Ho diterima. Dengan demikian hipotesis yang di ajukan oleh penulis di
BAB II yaitu terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah right issue pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2010-2014 ditolak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah right issue pada perusahaan yang melakukan right issue pada tahun 2012
dengan periode penelitian dari tahun 2010 hingga 2014, maka saran-saran yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat menjadikan right issue sebagai alternatif pencarian dana
yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan yang melakukan right issue diharapkan
untuk mempertimbangkan secara matang pemanfaatan dana yang diperoleh dari
right issue, agar dapat memberikan keuntungan bagi perushaan yang akan
berimbas pada kinerja keuangan perusahaan. Sehingga akan terjadi perbedaan
kinerja keuangan yang lebih baik setelah melakukan right issue.
Selain itu dari perkembangan kineja keuangan dengan menggunakan EVA
sebelum dan sesudah right issue terdapat beberapa perusahaan yang memiliki nilai
EVA negatif yang mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang buruk
serta tidak terpenuhinya harapan investor, yaitu mendapatkan pengembalian yang
sama atau lebih dari yang diinvestasikan. Nilai EVA negatif tersebut terdapat pada
tahun 2010 yaitu pada PT. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT. Cowell
Development Tbk (COWL), PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), PT. J
Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT. Rukun Rharja Tbk (RAJA), dan PT.
Golden Eagle Energy Tbk (SMMT). Pada tahun 2011 yaitu pada PT. Sugih
152
Energy Tbk (SUGI), PT. Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT. Leo
Investment Tbk (ITTG), PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan PT.
J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). Pada tahun 2012 yaitu pada PT. Leo
Investment Tbk (ITTG), PT. Cowell Development Tbk (COWL), PT. Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).
Pada tahun 2013 yaitu pada PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan PT. J Resources Asia Pasifik Tbk
(PSAB). Pada tahun 2014 yaitu pada PT. Sugih Energy Tbk (SUGI), PT.
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS), dan PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
(MASA), dan PT. Golden Eagle Energy Tbk (SMMT). Sebaiknya perusahaan
yang memiliki EVA negatif lebih meningkatkan laba operasi perusahaan dengan
meningkatkan penjualan perusahaan atau pendapatan, dengan cara memberikan
inovasi terbaru serta meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan
kepada konsumen.
5.2.2 Bagi Investor
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan para investor untuk berinvestasi
di pasar modal, khususnya pada instrumen right issue atau Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) sebagai pilihan berinvestasi. Investor yang akan
berinvestasi dalam bentuk right issue hendaknya memperhatikan tujuan atau
pemanfaatan dana right issue tersebut, apakah dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan dengan baik atau tidak. Selain itu salah satu faktor
pertimbangan investor dalam mengambil keputusan berinvestasi adalah dengan
melihat kinerja keuangan perusahaan, sehingga investor dapat mengetahui
bagaimana baik buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan yang menjadi dasar
keputusan investasi. Investor dapat melihat kinerja keuangan perusahaan sebelum
melakukan dan sesudah melakukan right issue apabila perusahaan pernah
melakukan right issue sebelumnya, atau dengan melihat bagaimana kinerja
keuangan pserusahaan sebelum melakukan right issue sebagai gambaran kondisi
perusahaan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan
dalam periode tertentu ataupun menggunakan metode Economic Value Added.
153
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai kinerja
keuangan dan right issue diharapkan untuk menambahkan atau mengganti
indikator yang digunakan. Selain itu juga diharapkan untuk menambahkan sampel
penelitian serta periode penelitian agar hasilnya lebih akurat.
Download