Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang
memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Manajemen adalah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaa, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal (Griffin, 2008:51).
Menurut Sudarwan dan Yunan Danim (2010:18) mengemukakan bahwa:
“Manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan tertentu.”
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling). Dengan demikian, manajemen adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan. Untuk mencapai efisiensi serta efektivitas dalam manajemen,
maka segala tindakan dan kegiatan baru sebaiknya dilaksanakan dengan
pertimbangan dan perhitungan yang rasional. Untuk itu diperlukan langkahlangkah kegiatan dengan perumusannya secara jelas dan tegas, agar tujuan
program yang dimaksudkan dapat berjalan dengan sebaik mungkin.
Menurut Robbins dan Coulter (2009:22) manajemen adalah :
“Kegiatan mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pekerjaan orang
lain sehingga kegiatan mereka selesai secara efisiensi dan efektif.
Efiseinsi mengacu pada untuk mendapatkan output secara maskimal
12
13
dengan input yang minimal. Efektif dideskripsikan “doing the right
things”- melakukan pekerjaan yang akan membantu organisasi
mencapai tujuannya.”
Fungsi manajemen menurut David (2014:190) terdiri atas lima aktivitas
pokok:
“Perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan
pengontrolan.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
mengandung arti optimalisasi sumber-sumber daya atau pengelolaan dan
pengendalian.
Sumber-sumber
daya
yang
dioptimalkan,
dikelola,
dan
dikendalikan tersebut meliputi sumber daya manusia dan sumber pendukung
lainnya.
Proses
tersebut
mencakup
langkah-langkah
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
2.2
Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sangat berperan penting dalam segala aktivitas suatu
perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berikut beberapa pengertian dari
manajemen keuangan menurut para ahli, menurut Sutrisno (2003:3) :
“Semua aktivitas perusahaan dengan usaha-usaha mendapatkan dana
perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan
dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”
Menurut Keown, dkk (2005:4) :
“Financial management is concerned with the maintenance and creation
of economic value wealth.”
Artinya manajemen keuangan berhubungan dengan pemeliharaan dan
penciptaan nilai ekonomi atau kemakmuran. Menurut Martono & Harjito
(2007:4) manajemen keuangan adalah :
“Manajemen keuangan (financial management) atau dalam literatur
lain disebut pembelanjaan adalan segala aktivis perusahaan yang
14
berhubungan memperoleh dana, menggunakan dana dan aset sesuai
tujuan perusahaan secara menyeluruh.”
Menurut Sutrisno (2007:3) manajemen keuangan adalah :
“Sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan
dana perusahaan dengan biaya yang murah serta untuk menggunakan
dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan manajemen keuangan
adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperoleh
dana, menggunakan dana, dan mengelola dana sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
2.2.2 Tujuan Manajemen Keuangan
Manajer keuangan perlu mengambil keputusan-keputusan yang benar
dalampenentuan tujuan perusahaan serta dalam usaha pencapaian tujuan tersebut.
Keputusan yang diambil haruslah dengan prinsip memaksimumkan nilai
perusahaan, yang identik dengan memaksimumkan laba, serta meminimumkan
tinhgkat resiko. Agar keseimbangan tersebut dapat diperoleh, maka perusahaan
harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap aliran dana. Berdasarkan uraian
tersebut menurut pendapat Eugene F. Brigham dan Joel F. Houstom (2001:6)
yang di ahli bahasakan oleh Robinson Tarigan mengenai tujuan manajemen
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Laba yang maksimal
b. Resiko yang minimal
c. Melakukan pengawasan aliran dana, dimaksudkan agar penggunaan dan
pencarian dana dapat diketahui segera
d. Menjaga fleksibilitas perusahaan.
Hal ini menunjukan bahwa tujuan manajemen keuangan tak lepas dari
peranan atau fungsi manajer keuangan. Adapun fungsi atau peranan dari seorang
manajer keuangan menurut Lukman Syamsudin (2002:8), yaitu sebagai berikut:
15
a. Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan perusahaan, sehingga dapat
digunakan untuk memonitor keadaan keuangan perusahaan, perrencanaan
kebutuhan-kebutuhan modal pada masa yang akan datang, menilai
kemungkinan-kemungkinan modal pada masa yang akan datang, mewnilai
kemungkinan peningkatan produktivitas dan penentuan atau jenis-jenis
modal yang akan ditarik.
b. Mengelola penanaman modal dalam aktiva, sehingga dapat menganalisa
keadaan pada masa lalu, serta kemungkinan-kemungkinan pada masa yang
akan datang yang dihubungkan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
c. Mengatur struktur finansial dan struktur modal perusahaan. Hal ini
dilakukan sehubungan dengan struktur finansial perusahaan yaitu sebagai
berikut:
1) Penentuan alokasi yang terbaik anatara hutang lancar dengan modal
jangka panjang.
2) Penentuan jenis hutang lancar dan modal jangka panjang yang paling
menguntungkan bagi perusahaan.
Sedangkan dalam hubungannya dengan struktur modal, maka tekanan yang
diberikan adalah pada penentuan komposisi modal jangka panjang, yaitu
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Berdasarkan pendapat diatas mengenai fungsi atau peranan seorang manajer
keuangan yang sudah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui bahwa peranan
seorang manajer keuangan sangat dibutuhkan keberadaannya untuk memonitor
keadaan keuangan perusahaan, menemukan masalah-masalah yang dihadapi
kemudian mencoba untuk mencari pemecahan masalah tersebut, sehingga tujuan
perusahaan secara keseluruhan akan mudah dicapai.
2.2.3 Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam kegiatan manajemen keuangan, banyak keputusan yang harus
diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankannya.
Meskipun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan menjadi 2
kegiatan utama, yaitu kegiatan penggunaaan dana dan pencarian dana. Dua hal
16
itulah yang disebut sebagai fungsi manajemen keuangan. Adapun beberapa fungsi
manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:5), antara lain :
1. Keputusan investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatannya.
3. Keputusan dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan
oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini
merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham.
Selanjutnya menurut Riyanto (2008:6) seorang manajer keuangan harus
mengetahui tiga tugas utama, yaitu :
1. Menyangkut tentang keputusan alokasi dana, baik yang berasal dari
perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan atau bentuk investasi
yang bagaimana yang baik bagi perusahaan.
2. Menyangkut tentang pengambilan keputusaan pembelanjaan atau pembiayaan
investasi. Hal ini menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang
efisien, komposisi sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan
modal dari dalam atau dari luar.
3. Menyangkut tentang kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan dividen itu
menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan
kepada pemegang saham atau akan ditahan guna pembiayaan investasi
dimasa yang akan datang.
Manajemen keuangan (keuangan perusahaan) memiliki kesempatan kerja
yang terluas karena setiap perusahaan membutuhkan seorang manajer keuangan
yang menangani fungsi-fngsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan adalah
salah satu fungsi utama yang sangat penting di dalam perusahaan, disamping
fungsi-fungsi lainnya yaitu fungsi pemasaran, fungsi operasional, fungsi sumber
17
daya manusia, dan lain senbagainya. Walaupun dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
2.3 Investasi
2.3.1 Pengertian Investasi
Investasi berkaitan dengan keputusan untuk mengalokasikan sejumlah dana,
dalam suatu waktu tertentu, pada aset tertentu, sehingga investor akan
mendapatkan pengembalian di masa yang akan datang. Menurut Jogiyanto
(2003:5) mendifinisikan investasi sebagai berikut :
“Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu yang tertentu.”
Menurut Jonas (2004:3) definisi investasi adalah :
“An investment can be defined as the commitment of funds to one or more
assets that will be held over some future time periode.”
Artinya investasi dapat didefinisikan sebagai komitmen untuk penundaan
pada satu aset atau lebih, yang dilakukan selama beberapa periode mendatang.
Selanjutnya, Gitman dan Joehnk (2005:3) mendefinisikan investasi sebagai
berikut :
“Investment is any vehicle into which funds can be placed with
expectation that it will generate positive income and/or preserve or
increase its value.”
Artinya investasi adalah suatu saran dimana dana dapat ditempatkan dengan
harapan hal tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau
meningkatkan nilainya. Kemudian menurut Bodie, Kane, Marcus (2007:2)
mendefinisikan investasi sebagai berikut :
“An investment is the current commitment of money or other resources
in the expectation or reaping future benefits.”
Artinya investasi adalah komitmen atau sejumlah uang atau sumber daya
lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh pendapatan di masa
depan.
18
Jadi, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas, berupa
penundaan konsumsi pada saat ini dalam jumlah tertentu dan selama periode
waktu tertentu pada suatu aset yang efisien oleh investor dengan tujuan
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai
dengan yang diharapkan di masa mendatang yang lebih baik daripada
mengkonsumsi di masa sekarang.
2.3.2 Tujuan Investasi
Tujuan investasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Secara
lebih khusus ada beberapa alasan megapa seseorang melakukan investasi, antara
lain Tandelilin (2010:7):
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akang datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
maka seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nlai
kekayaan atau hak miliknya adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasiitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu
2.3.3 Risiko Investasi
Aktivitas investasi di bidang apapun, investor akan dihadapkan kepada dua
sisi kemungkinan atas investasi yang dilakukannya. Pertama adalah investasi yang
berisiko kecil dan pada umumnya akan menghasilkan return kecil pula, dan
investasi yang berisiko besar mempunyai peluang memperoleh return yang besar
19
pula, sehingga yang dapat dilakukan oleh para investor adalah memperkirakan
berapa return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan, seberapa jauh
kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang
diharapkan. Menurut Husnan (2005:52):
“Kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari
tingkat keuntungan yang diharapkan.”
Menurut Tandelilin (2010:103):
1. Risiko Suku Bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko Pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Perubahan pasar dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun
perubahan politik.
3. Risiko Inflasi
Inflasi yang menigkat akan mengurangi kekuatan daya beli yang telah
diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko
daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut
tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang
dialaminya.
4. Risiko Bisnis
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai
risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri
tekstil akan sangat dipengaruhi oleh karakterisik industri kecil itu sendiri.
5. Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan untuk menggunakan hutang dalam
pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan
perusahaan, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan.
6. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu
20
sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian
sebaliknya.
7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara
perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya.
8. Risiko Negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan
kondisi perpolitikan suatu negara.
2.3.4 Sikap Investor Terhadap Risiko
Sikap investasi selalu dihadapkan dengan risiko ketidaksesuaian dengan
yang diharapkan oleh investor. Perlu untuk mengetahui berbagai preferensi risiko
dasar menurut Sudjaja dan Berlian (2003:67) sebagai berikut :
1. Mengabaikan risiko. Perilaku terhadap risiko dimana tidak ada perubahan
pengembalian yang diperlukan untuk peningkatan risiko.
2. Menghindari
risiko.
Perilaku
terhadap
risiko
dimana
peningkatan
pengambilan akan diperlukan untuk peningkatan risiko.
3. Mencari risiko. Perilaku terhadap risiko dimana penurunan pengembalian
dapat diterima untuk peningkatan risiko.
2.3.5 Tipe-Tipe dalam Investasi
Jika memiliki kelebihan dana dan ingin berinvestasi maka dapat memilih
dan memutuskan tipe aktiva keuangan seperti apa yang akan dipilihnya. Menurut
Fahmi (2012:5-6), ada dua tipe investasi, yaitu :
1. Direct Investment
Direct Investment (investasi langsung) adalah mereka yang memiliki dana
dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva
keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui para
perantara atau berbagai cara lainnya.
21
2. Indirect Investment
Indirect Investment (investasi tidak langsung) adalah mereka yang memiliki
kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat
secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan
memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Biasanya cenderung tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan.
2.3.6 Kriteria Investasi
Dalam berinvestasi, investor mempertimbangkan beberapa kriteria investasi,
biasanya pemodal menginginkan return investment secepat mungkin. Investor
mempertimbangkan nilai uang sekarang dengan investasi yang akan datang.
Untuk memahami hal tersebut dijelaskan dalam Sunariyah (2011:99-100),
biasanya pemodal menginginkan return investment secepat mungkin maka adanya
beberapa kriteria investasi untuk mencapat karakteristik tersebut yaitu :
1. Pay-back Period. Dalam hal ini jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi, guna menutup semua biaya investasi yang telah
dikeluarkan. Periode yang diperlukan dapat harian, bulanan, atau tahunan
tergantung pada sifat sekuritas. Suatu sekuritas dengan periode periode pay
back yang lebih pendek akan dipilih daripada periode pay back yang lebih
lama. Investor menerima uang atau hasil dari suatu sekuritas lebih cepat
berarti lebih baik.
2. Net Present Value. Kriteria ini berhubungan dengan metode discounted
cashflow. Yaitu suatu metode yang digunakan untuk membandingkan
perbedaan aliran kas masuk untuk investasi yang berbeda melalui tingkat
diskonto yang telah diketahui. Dengan demikian, dalam metode ini
menghitung jumlah total pendapatan dan mempertimbangkan jangka waktu
investasi.
22
2.4
Pasar Modal
2.4.1 Pengertian Pasar Modal
Ketika seorang investor akan menginvestasikan finansial asetnya berupa
sekuritas, maka dikatakan investor tersebut turut berkecimpung dalam pasar
modal. Menurut Sutrisno (2009:300) pengertian pasar modal adalah :
“Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut
sebagai bursa efek.”
Menurut Tendelilin (2010:26) pengertian pasar modal adalah :
“Pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak
yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari
satu tahun, seperti saham dan obligasi.”
Definisi pasar modal menurut Gumati (2011:77) sebagai berikut :
“Suatu jaringan yang kompleks dari individu, lembaga, dan pasar yang
timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka yang memiliki
uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga.”
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
tempat, fasilitas atau wadah yang mempertemukan pembeli dengan penjual, yang
memperjualbelikan aset-aset finansial jangka panjang atau long-term financial
assets yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha dan merupakan
alternatif untuk melakukan investasi bagi masyarakat.
2.4.2 Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan lembaga
ini mempunyai daya tarik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yag
memiliki dana, maupun pemerintah. Pemerintah sangat berkepentingan dalam
pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal dapat
mencegah terjadinya capital flight atau pelarian modal ke luar negeri. Bila di
suatu negara tidak ada pasar modal kemugkinan besarakan terjadi capital flight
23
karena adanya sarana investasi bagi para pemilik dana. Oleh karena itu pasar
modal mempunyai beberapa fungsi antar lain adalah :
1. Sebagai sumber penghimpun dana. Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi
dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan
yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara
konvensional.
2. Sebagai sarana investasi. Pada umumnya perusahaan menjual surat berharga
(saham atau obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah
mempunyai reputasi bisnis yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang
dikeluarkan akan laku diperjualbelikan di bursa. Sementara , pemilik dana
atau investor jika tidak ada pilihan lain mereka akan menginvestasikan pada
perbankan yang mempunyai tingkat keuntungan yang relatif kecil.
3. Pemerataan pendapatan. Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan
go public, pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri yang
bersangkutan. Dengan go public-nya perusahaan memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut.
4. Sebagai pedorong investasi. Sudah merupakan kewajiban pemerintah untuk
memajukan
meningkatkan
pembangunan
pertumbuhan
dan
perekonomian
ekonomi
dan
negaranya.
memajukan
Untuk
pembangunan
membutuhkan investasi besar. Pemerintah tidak akan mampu untuk
melakukan investasi sendiri tanpa dibantu oleh pihak swasta nasional dan
asing, menurut Sutrisno (2009:300).
2.4.3 Peran Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang ada
dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain.
Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan
menciptakan fasilitas industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi
permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian
24
sosialis ataupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. Beberapa peran
pasar modal dalam suatu negara menurut Sunariyah (2009:9-10), yaitu :
1. Sebagai Fungsi Tabungan (Savings Function)
Metode yang digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai
akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risikio hilang, dan lain-lain dan
perlu mempertimbangkan juga agar kerugian yang bakal diderita tetap
minimal sehingga perlu memikirkan alternatif menabung ke wilayah yaitu
investasi. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalan
yang begitu mudah, tanpa risiko untuk menginvestasikan dana.
2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka
panjang dan jangka pendek sampai kekayaan tersebut dapat dipergunakan.
Kekayaan ini tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain.
Semakin bertambah umur kekayaan tersebut akan semakin besar nilai
penyusutannya.
3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)
Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui
pasar modal dengan resiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva
lain. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani
pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga.
4. Fungsi Pinjaman (Credit Function)
Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi.
Pinjaman merupakan utang kepada masyaraskat. Pasar modal bagi suatu
perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari
pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong
pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan
lebih murah.
25
2.4.4 Macam-macam Pasar Modal
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada mayarakat dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan
jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan.
Beberapa macam jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2011:13-14) :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah : “Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan
saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkann oleh pihak
sebelum saham tersebut diperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya
yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham
tersebut dicatatkan di bursa.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati
masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Pasar
sekunder juga merupakan pasar yang memperdagangkan saham sesudah
melewati pasar perdana. Sehingga hasil penjualan saham biasanya tidak lagi
masuk modal perusahaan, melainkan masuk dalam kas para pemegang saham.
3.
Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem
perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk
pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan perdagangan
uang dan efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal
Lembaga Keuangan.
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
pengalihan saham dari satu pemegang ke pemegang saham lainnya tanpa
melalui perantara perdagangan efek.
26
2.4.5 Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal dengan
sebutan sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga disebut efek atau surat
berharga, merupakan aset finansial (financial asset) yang menyatakan klain
keuangan. Sekuritas yang diperdagangkan di pasar bersifat ekuitas Indonesia
adalah saham baik saham biasa maupun saham preferen serta bukti right dan
waran. Dari keempat sekuritas ini, saham biasa yang paling dikenal oleh
masyarakat Indonesia.
2.5
Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perushaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan
yang
menerbitkan
kertas
tersebut
sesuai
dengan
proporsi
kepemilikannya yang tertera pada saham. Sundjaja dan Barlian (2003:381)
mengatakan bahwa :
“Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut
emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga
pemilik sebagian dari perusahaan itu.”
Sedangkan
menurut
Budisantoso
dan
Triandaru
(2006:293)
mendifinisikan saham adalah :
“ Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharaga.”
Dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam
permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan
itu dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham tersebut. Saham sebagai tanda bukti penyertaan atas modal, untuk itu
kepada pemegang saham dikeluarkan surat saham. Seseorang yang memiliki
saham perusahaan tertentu, maka dia juga merupakan bagian dari pemiik
perusahaan tersebut.
27
2.5.1 Saham Biasa
Menurut Jones (2004:38), definisi saham biasa adalah :
“Commen stock respresent ownership interest of corporations, or the
equity of the stockholders, and we can the term equity security
interchangeably.”
Artinya bahwa saham biasa mewakili kepemilikan perusahaan, atau ekuitas
pemegang saham, dan kita dapat menggunakan masa keamanan modal yang dapat
diubah. Menurut Martono dan Harjito (2005:42) saham adalah :
“Surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu
perusahaan yang mengeluarkannya (emiten).”
Menurut Tandelilin (2010:32) saham adalah :
“Saham biasa (common stock) menyatakan kepemilikan suatu
perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukan bukti
kepemilikan suatu perusahaan.”
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa saham
merupakan surat berharga sebagai tanda penyertaan kepemilikan atas suatu
perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa saham biasa merupakan surat berharga
sebagai tanda penyertaan kepemilikan investor atas suatu perusahaan. Investor
juga mewakilkan oprasionalisasi perusahaan kepada manajemen. Investor yang
memiliki saham biasa berarti turut serta dalam kepemilikan perusahaan, sebesar
modal yang disertakan dalam bentuk saham dan ikut menikmati keuntungan serta
kerugian perusahaan dari hasil operasionalnya.
2.5.1.1 Jenis-jenis Saham Biasa
Menurut Fahmi (2012:82-83), saham biasa memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Blue Chip-Stock (Saham Unggulan) adalah saham dari perusahaan yang
dikenal secara nasional dan memilik sejarah laba, pertumbuhan, dan
manajemen yang berkualitas. Saham-saham IBM dan Du Pont merupakan
contoh Blue Chip. Jika di Indonesia kita bisa melihat pada 5 besar saham
28
yang termasuk kategori LQ45. LQ45 adalah liquiditas empat puluh lima buah
perusahaan yang dianggap memiliki tingkat likuiditas yang baik dan sesuai
dengan penghargaan pasar modal.
2. Growth
Stock.
Adalah
saham-saham
yang
diharapkan
memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham lain, dan karenanya
mempunyai PER yang tinggi.
3. Defensive Stock (Saham-saham defensive). Adalah saham yang cenderung
lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu
berkaitan dengan dividen, pendapatan dan kinerja pasar. Contoh perusahaan
yang masuk kategori ini biasanya perusahaan yang produknya memang
dibutuhkan oleh publik seperti perusahaan yang masuk kategori food and
beverage.
4. Cylical Stock. Adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat
saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
Contohnya saham pabrik mobil dan real estate. Sebaliknya saham non siklis
mencakup saham-saham perusahaan yang memproduksi barang-barang
kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi, misalnya
makanan dan obat-obatan.
5. Seasonal Stock. Adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena
dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan. Sebagai contoh pabrik
mainan memiliki penjualan musiman yang khusus pada saat musim natal.
6. Specuatif Stock. Adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi
yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah
atau negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan
pengeboran minyak.
2.5.1.2 Hak Pemegang Saham Biasa
Hak-hak yang dimiliki pemegang saham menurut Jogiyanto (2003:73-77),
adalah sebagai berikut :
1. Hak kontrol saham biasa, yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih
pimpinan perusahaan. Hak menerima pembagian keuntungan, yaitu hak
29
pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan.
2. Hak prefentif, yaitu hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang
sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga
saham lama dari kemerosotan nilai.
3. Hak klaim sisa, yaitu bila perusahaan dinyatakan pailit, maka pemegang
saham biasa mempunyai hak atas kekayaan perusahaan.
2.5.2 Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond)
dan saham biasa.seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham
biasa, dalam likuiditas, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang
bond. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa
hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi
likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakterikstik
ditengah-tengah antara bond dan saham biasa. Menurut Fahmi (2012:81)
mendefinisikan saham preferen adalah :
“Suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana
pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk
dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).”
Menurut Sunariyah (2011:130) mendefinisikan saham preferen yaitu :
“Saham preferen adalah jenis saham lain sebagai alternatif saham
biasa. Disebut preferen karena pemegang saham preferensi mempunyai
hak keistimewaan di atas pemegang saham biasa, untuk hal-hal
tertentu yang diperjanjikan saat emisi saham. Keistimewaan ini
bervariasi antara satu emiten dengan emiten yang lain. Keistimewaan
tersebut adalah kesepakatan antara pemodal dengan emiten.”
Maka, dapat disimpulkan bahwa perusahaan (emiten) yang menerbitkan
saham preferen, mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keistimewaan
pemegang saham preferen tersebut. Di samping mempunyai
beberapa
30
keistimewaan dalam kesepakatan, pemegang saham preferensi mempunyai
kesempatan untuk melakukan kontrak supaya manajemen dapat memenuhi
keistimewaan sesuai dengan perjanjian kontrak. Keistimewaan tersebut tidak
dapat digeneralisasi, dan tidak akan sama pada tiap saham preferen. Tetapi ada
beberapa kesamaan yang berlaku pada tiap saham preferen yaitu bahwa setiap
pemegang saham preferen menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan
dengan pemegang saham biasa.
2.5.2.1 Karakteristik Saham Preferen
Saham preferen memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
saham biasa. Menurut Martalena dan Malinda (2011:60), karakteristik saham
preferen yaitu :
1. Preferen terhadap saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa :
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan dengan saham biasa
b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahuntahum sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham
biasa menerima dividennya.
2. Preferen pada Waktu Likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai
nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika
bersifat kumulatif.
2.5.2.2 Jenis-Jenis Saham Preferen
Untuk menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk
memberikan beberapa alternatif yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi
perusahaan yang mengeluarkan saham preferen, ada beberapa jenis saham
31
preferen yang dapat dikonvirmasikan ke saham biasa. Menurut Martalena dan
Malinda (20011:61-62), jenis-jenis saham preferen yaitu :
1. Convertible Preferred Stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham
preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya
untuk keluar menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran
yang sudah ditentukan.
2. Callable Preferred Stock
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan
yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham
pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga
tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
3. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang
dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen
secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return
dari sekuritas Treasury bill. Saham preferen tipe baru ini cukup popular
sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan
kas.
2.5.2.3 Hak Pemegang Saham Preferen
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa hak-hak tertentu sesuai
dengan perjanjian saat emisi saham tersebut. Disamping hak-hak tertentu yang
disetujui dengan suatu kontrak dengan manajemen, ada pula hak-hak
keistimewaan yang secara umum dimiliki oleh pemegang saham preferen. Hakhak keistiewaan saham preferen dapat mengenai pembagian dividen, hak suara,
dan pembagian aktiva pada saat likuidasi. Menurut Sunariyah (2011:131), hakhak saham referen sebagai berikut :
1. Masing-masing pemegang saham preferen mempunyai dividen yang
ditentukan dan disetujui oleh kedua belah pihak yaitu pemegang saham dan
manajemen. Dividen ini dinyatakan pada bentuk nilai.
32
2. Dalam hal pembagian dividen, pemegang saham preferen mempunyai hak
untuk menerima dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa
dibayarkan. Pemegang saham preferen didahulukan dalam hal pembayaran
dividen sebelum pemegang saham biasa, sepanjang hal itu dinyatakan dalam
emisi saham.
3. Pada kasus likuidasi, pemegang saham preferen mempunyai hak klaim
terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham preferen
mempunyai hak untuk dibayarkan sesudah kewajiban dari kreditur berhasil
dilunasi perusahaan. Pemegang saham preferen dibayar sesuai nilai
investasinya. Sisa kekayaan perusahaan setelah digunakan untuk membayar
kepada pemegang saham biasa. Jadi, dalam kasus likuidasi pemegang saham
preferen lebih diistimewakan dibandingkan pemegang saham biasa.
4. Pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara (voting). Walaupun
pemegang saham preferen diperbolehkan hadir dalam rapat umum pemegang
saham akan tetapi pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara
apapun untuk mempengaruhi segala kebijakan perusahaan.
2.5.3 Nilai Saham
Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang go
public. Nilai saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika
perusahaan penerbit mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, perusahaan
tersebut akan menyisihkan bagian keuntungan sebagai dividen dalam jumlah yang
tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi akan menarik minat investor untuk
memebeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan permintaan atas saham yang
bersangkutan akan meningkat yang pada akhirnya akan mendorong naiknya nilai
saham. Menurut Martalena dan Malinda (2011:57), nilai dari suatu saham
dibagi atas :
1. Nilai Intristik, yaitu harga yang diharapkan dari saham pada setap akhir tahun
pertama dari saham hari ini sebagaimana dilihat oleh investor tertentu pada
waktu melakukan analisis.
33
2. Nilai Par (Par Value), digunakan untuk menunjukan nilai nominal, yakni nilai
akuntansi yang menjadi dasar penilaian kewajiban hukum pemegang saham.
3. Nilai Buku (Book Value), menunjukan besarnya penyertaan pemegang saham
(stockholder’s equity) di perusahaan. Nilai buku perlembar saham diperoleh
dengan membagi nilai buku ekuitas dengan jumlah lembar saham yang ada.
4. Nilai Pasar (Market Value), yaitu harga pasar yang berlaku dari suatu emisi
saham, dan merupakan petunjuk bagaimana para pelaku pasar secara
keseluruhan mengukur nilai dari saham itu.
2.5.4 Index Harga Saham
Pengambilan keputusan membutuhkan data historis mengenai berbagai
kejadian di masa lalu. Semakin detail dan terinci data yang diperoleh, pengambiln
keputusan dapat merumuskan kebijakannya dengan lebih tepat. Keputusan
investor memilih suatu saham sebagai suatu objek investasinya membutuhkan
data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa, baik secara
individual, kelompok, maupun gabungan. Pergerakan harga saham memerlukan
identifikasi dan penyajian informasi dan bersifat spesifik. Meurut Sunariyah
(2011:136), merupakan :
“Catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga
saham sejak dimulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat
tertentu. Sehingga indks harga saham memberikan harga-harga saham
pada suatu saaat tertentu maupun dalam periodisasi tertentu pula.”
Dalam kondisi perekonomian yang wajar secara teoritis indeks harga saham
selalu berada di atas harga dasarnya. Tetapi data yang terjadi dalam suatu
perekonomian yang mengalami depresi harga saham berada di bawah harga
dasarnya. Dengan kata lain, indeks harga saham berada di bawah angka 100.
Perubahan-perubahan angka indeks tersebut maupun global yang mempengaruhi
perilaku investor di bursa. Sunariyah (2011:137-142), menyebutkan bahwa jenisjenis harga saham sebagai berikut :
34
1. Indeks Harga Saham Individual
Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkain informasi
historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada
tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap
hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut
disajikan untuk periode tertentu. Yang dalam hal ini mencerminkan suatu
nilai yang berfugsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham di bursa efek.
Indeks individual saham merupakan suatu nilai yang berfungsi untuk
mengukur kinerja suatu saham tertentu di bursa efek. Harga dasar suatu
saham pada waktu pertama kalinya ditentukan sebesar harga perdana,
sehingga indeks saham individu pada awalnya sebesar 100%.
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham gabungan seluru saham menggambarkan suatu rangkaian
informasi historis mengenai pergerakan haraga saham gabungan seluruh
saham sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham
tersebut disajikan setiap hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode
tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai
pengukuran kinerja suatu saham gabungan di efek.
3. Indeks Harga Saham Sektoral
Indeks harga sektoral menggunakan semua saham yang termasuk dalam
masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lainlain. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektoral terbagi atas sembilan
sektor, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri,
konsumsi, properti, infrastuktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan
manufaktur.
4. Indeks LQ-45
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi
melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi
atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Bursa Efek
Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham
yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 ini. Penggantian saham akan
35
dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila terdapat saham yang tidak
memenuhi kriteria seleksi LQ-45 maka saham tersebut dikeluarkan dari
perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
5. Indeks Syaria atau JII (Jakarta Islamic Index)
JII terdiri dari 30 saham yang dipilih kriteria dari saham-saham yang sesuai
dengan syariah islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta
Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa
Investment Management. JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan bisnis
syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor
untuk mengembangkan investasi secara syariah.
6. Indeks Kompas 100
Indeks yang terdiri dari saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan
likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan sekali.
7. Indeks Bisnis-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indoesia
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama indeks BISNIS-27.
Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat dan akuntabilitas, dan
tata kelola perusahaan.
8. Indeks PEFINDO 25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia denga lembaga rating PEFINDO
meluncurkan harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO 25. Indeks
yang dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal
khususnya untuk saham-saham kecil dan menengah (Small Medium
Enterprisesi) SME. Ideks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang
dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti : total aset, ROE,
dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperlihatkan juga
faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
36
9. Indeks Sri-Kehati
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanearagaman Hayati (KEHATI). SRI adalah kependekan dari
Sustanable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi informasi
tambahan kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang
memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan tata
kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 perusahaan tercatat
yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti : total aset,
PER, dan Free Float.
10. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembang
Merupakan indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada
kelompok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu kelompok Papan
Utama dan Papan Pengembang.
2.6
Dividen
2.6.1 Pengertian Dividen
Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau
bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan saham, kepada pemegang
saham suatu sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.
Pengertian dividen menurut Brealy, Myers, dan Mercus (2004:143) adalah :
“Periodic cash distribution from the firm it’s shareholders.”
Artinya, bahwa dividen adalah distribusi laba tunai berkala dari perusahaan
kepada para pemegang sahamnya. Menurut Sunariyah (2011:129) menyatakan
bahwa :
“Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada
pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity).”
Menurut Marcus (2007:44), dividen adalah :
“Pembayaran dari perseroan kepada para pemegang saham yang
dilakukan dalam bentuk tunai atau saham.”
37
Menurut Ross, Werterfield, dan Jordan (2009:358) dividen adalah:
“Dividen tunai adalah pembayaran tunai oleh perusahaan kepada
pemegang sahamnya.”
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dividen
merupakan sebagian dari laba perusahaan yang diberikan kepada pemegang
saham yang memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan akan
datang.
2.6.2 Jenis Dividen dan Pembayarannya
Pembayaran dividen dapat dilakukan dalam bentuk tunai (cash) namun ada
juga pembayaran deviden dilakukan dalam bentuk pemberian saham, bahkan juga
dalam bentuk pemberian property. Menurut Sunariyah (2011:128-129), ada
beberapa jenis dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen, yaitu:
1. Dividen tunai (cash dividen), yaitu “Declarated and paid at regular intervals
from legally available funds.” Dividen yang dinyatakan dan dibayar pada
jangka waktu tertentu dan dividen tersebut berasal dari dana yang diperoleh
secara legal. Dividen ini dapat bervariasi dalam jumlah bergantung kepada
perusahaan.
2. Dividen Saham, yaitu terjadi apabila Dewan Komisaris memutuskan untuk
membayar dividen pemegang saham dengan cara menambah saham yang
dimiliki oleh pemegang saham yang lama dalam suatu perusahaan.
3. Dividen Properti, yaitu “Adistribution of earnings in the from of property.”
Suatu distribusi keuntungan perusahaan dalam bentuk property atau barang.
4. Dividen Likuidasi, yaitu “A distributor of capital assets to shareholder is
referred to as liquidating dividends.” Distribusi kekayaan perusahaan kepada
pemegang saham dalam hal perusahaan tersebut likuidasi.
2.6.3 Prosedur Pembayaran Dividen
Mengumpulkan daftar pemegang saham yang menerima dividen bukanlah
hal yang mudah karena di banyak perusahaan, daftar pemegang saham senantiasa
berubah karena jual beli saham. Ada beberapa prosedur pembayaran dividen
38
menurut Sudjaja dan Barlian (2003:380) membagi dalam 3 (tiga) kategori
prosedur pembaran dividen, yaitu :
1. Tanggal tercatatnya pemegang saham (Holder of record date)
Adalah dimana perusahaan menutup buku transfer saham dan menyusun
daftar tentang nama para pemegang saham menurut keadaan ini. Jika
perusahaan diberi tahu tentang adanya penjualan data transfer yang terjadi
sebelum tanggal terdaftarnya pemegang saham maka pemilik baru akan
menerima dividen. Jika transfer itu terjadi sesudahnya maka pemilik baru
yang akan menerima dividen. Jika transfer itu terjadi sesudahnya maka yang
akan menerima dividen adalah pemilik lama.
2. Tanggal tanpa dividen (Ex-dividend date)
Tanggal dimana hak atas dividen terlepas dari sahamnya, untuk mencegah
terjadinya kekacauan maka para pemegang pialang sudah mempunyai suatu
peraturan yang menyatakan bahwa pemegang saham berhak atas dividen
sampai empat hari sebelum tanggal terdaftarnya pemegang saham, ha katas
dividen itu sudah terlempar dari sahamnya.
3. Tanggal pembayaran dividen (Dividend payment)
Merupakan tanggal nyata dimana perusahaan dalam kenyataannya mengirim
cek kepada nama-nama yang tercatat itu pada tanggal pembayaran.
2.6.4 Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori dalam kebijakan dividen, diantaranya yaitu :
1. Teori Residu Dividen (The Residual Theory of Dividend)
Titik tolak teori :
Para investor lebih suka apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk
diinvestasikan kembali daripada jika keuntungan tersebut itu dibayarkan
berupa dividen dimana re-investasi akan menghasilkan lebih banyak
dibandingkan saham-saham lain yang resikonya kira-kira seimbang. Teori
tersebut menjelaskan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
merupakan sisa setelah dilakukan pembayaran atas kesempatan peluang
investasi yang dilaksanakan. Dengan menggunakan metode pendekatan
39
tersebut, perusahaan mencoba membuat keputusan dividen dengan tiga tahap
sebagai berikut :
Tahap 1 : Gunakan proporsi sruktur modal optimum dari pengeluaran modal,
yang tingkatnya dihasilkan dari titik perpotongan Skedul Kesempatan
Investasi/SKI (Investment Schedule/IOS) dan Biaya Modal Marjinal
Tertimbang/BMMT (Weighted Marginal Cost of Capital/WMCC).
Tahap 2 : Gunakan proporsi sruktur modal optimal, perkirakan total jumlah dari
pembiayaan ekuitas yang diperlukan untuk mendukung pengeluaran
pada tahap 1.
Tahap 3 : Karena laba ditahan lebih kecil dari biaya saham biasa baru. Gunakan
laba ditahan untuk memperoleh modal yang diperlukan pada tahap ke2. Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini, maka
dapat menjual saham biasa baru. Jika laba ditahan melebihi dari yang
diperlukan, maka kelebihannya dibagikan sebagai dividen.
2. Teori Irrelevansi Dividen
Pendekatan ini menyatakan bahwa dividen tidak relevan, dividen hanya
menunjukan
sisa
pendapatan
dan
bukan
variabel
keputusan
yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan ini sesuai dengan teori irelevansi
dividen yang kemukakan oleh H. Miller dan Franco Modigliani yang biasa
disebut teori “M dan M”. Teori ini menjukan bahwa dalam dunia yang
sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan tidak
ada pasar lain yang sempurna) maka nilai dari perusahaan tidak dipengaruhi
oleh distribusi dividen.
3. Teori Relevansi Dividen
Myron J.Gordon, John Lintner menyatakan bahwa pemegang saham
menyukai dividen sekarang dan ada hubungannya langsung antara kebijakan
dividen dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor
umumnya menghindari risiko dan dividen yang diterima sekarang
mempunyai risiko yang lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa
yang akan datang (Sundjaja dan Berlin, 2002:335).
40
4. Tax Preference Theory
Pertama harus disadari bagi investor yang dikenai pajak pendapatan
perorangan, pendapatan yang relevan baginya adalah pendapatan setelah
pajak. Pendapat yang keempat setelah pendapat Myron J.Gordon, John
Lintner adalah pendapat dari kelompok para akademisi yang cenderung
menyatakan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout yang
rendah bahkan tidak membagikan dividen. Kesimpulan dari teori ini adalah
investastor lebih memilih laba ditahan daripada dengan dividen karena
keuntungan dari pajak capital gain. Teori ini menyatakan perusahaan harus
menahan pembayaran dividennya pada tingkat yang rendah jika mereka ingin
memaksimalkan harga sahamnya.
2.6.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu:
Dalam kebijakan dividen, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kebijakan dividen itu sendiri diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Peraturan hukum
a. Peraturan mengenai laba bersih mementukan bahwa dividen dapat
dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para
kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal
membagikan investasinya bukan membagikan keuntungannya.
c. Peraturan mengenai tak mampu bayar. Pesusahan boleh tidak membayar
dividen jika tidak mampu (bangkrut jumlah hutang yang lebih besar dari
pada jumlah harta).
2. Posisi likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan
untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah
diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barangbarang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu,
suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat
membayar dividen karena keadaan likuiditasnya. Memang perusahaan yang
41
sedang tumbuh biasanya betul-betul kekurangan dana. Dalam situasi seperti
itu mungkin perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen dalam
bentuk uang.
3. Membayar pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau
untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat
jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi
pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi
maka biasanya harus ada laba ditahan.
4. Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman, jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali
membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.
Pembatasan-pembatasan itu dimaksudkan untuk melindungi para kreditur.
5. Pengembalian aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar pula kebutuhannya
untuk membayar pengembangan aktiva perusahaan.
6. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk
dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan
kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur dapat diperkirakan bagaimana
keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan yang seperti ini akan
membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentasi yang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang
keuntungannya
berfluktuasi.
8. Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan probabilitas yang tinggi dan
keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau
memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Karena itu
perusahaan yang sudah intern maka pembayaran akan berkurang.
42
9. Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka
pembayaran dividen akan berkurang.
10. Keputusan kebijakan dividen
Hampir semua perusahan ingin mempertahankan dividen per saham pada
tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan
dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dibaikan jika
sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan ini benar-benar mantap dan
cukup permanen. Sekali dividen sudah naik, maka segala daya dan upaya
akan dikerahkan, supaya tingkatan yang baru itu dapat terus-menerus
diperhatikan. Jika keuntungan kemudian merosot, tingkat dividen yag baru
akan itu sementara akan tetap dipertahankan, sampai betul-betul menjadi jelas
bahwa keuntungan tak mungkin pulih kembali. (Sudjaya dan Berlin, 1.
2003:209-339)
2.6.6 Jenis-jenis Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen harus diformulasikan untuk dua dasar tujuan dengan
memperhatikan :
1. Memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan
2. Pembiayaan yang cukup
Kedua tujuan tersebut saling berhubungan dan harus memenuhi berbagai
faktor hukum, perjanjian, internal, pertumbuhan, hubungan dengan pemilik,
hubungan dengan pasar yang membatasi alternatif kebijakan.
Ada tiga jenis kebijakan dividen, yaitu :
1. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan (Constant-payout-ratiodividend policy)
Kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen dalam persentase
dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik setiap periode pembagian
dividen. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio), adalah persentase
dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk
tunai; dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per
saham.
43
2. Kebijakan dividen teratur
Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah
yang tetap dalam setiap periode.
3. Kebijakan dividen rendah teratur dan tambah ekstra
Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (low dividend-payout
ratio), adalah kebijakan dimana perusahaan mencoba membayar dividen
dalam persentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta
disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan terjadinya
peningkatan hasil. Jika pendapatannya lebih tinggi dari normal pada periode
tertentu, perusahaan boleh bayar tambahan dividen tersebut, dimana disebut
ekstra (Sudjaja dan Barlian, 2002:341).
2.7
Harga Saham
2.7.1 Pengertian Harga Saham
Menurut Sularso (2003:6) harga saham adalah:
“Harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing
price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham.”
Menurut Winarto (2012:25) harga saham adalah :
“Harga per lembar saham yang diperjual-belikan.”
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham
adalah harga per lembar saham pada saat penutupan (closing price) yang
terbentuk atas mekanisme permintaan dan penawaran di bursa.
2.7.2 Proses Terbentuknya Harga Saham
Proses terbentuknya haraga saham dpat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Demand to Buy Schedule
Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham.
44
2. Supply to Sell Schedule
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat
menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke
pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor.
3. Introduction of Schedule
Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu
yang biasa disebut sebagai titik ekuilibirium harga. Pada awalnya perusahaan
yang
mengeluarkan
saham
akan
menetapkan
harga
awal
untuk
diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan berubah karena
permintaan dari para investor. Ekspektasi harga saham yang pada awalnya
telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan harga yang
ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer, maka akan tercipta
harga keseimbangan pasar modal.
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah :
1. Faktor Internal (Lingkungan Mikro)
Ada beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga
saham, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman
yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
b. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director
announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan
sruktur organisasi.
c. Pengumuman pengembalian divertifikasi, seperti laporan merger, investasi
ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan
divestasi dan lainnya.
d. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti mendahulukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.
e. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi
baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
45
f. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum
akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS)
dan dividend per share (DPS), price earning ratio (PER), net profit margin
(NPM), return on assets (ROA), dan lain-lain.
g. Pengumuman pembagian dividen.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan Makro)
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi
ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Pengumuman Hukum (legal announcement), seperti tuntutan karyawan
terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya.
c. Pengumuman industry sekuritas (securities announcement), seperti laporan
pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga saham perdagangan,
perbatasan/ penundaan trading.
d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor
yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di
bursa efek suatu Negara.
e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
2.8 Abnormal Return
Menurut Sularso (2003 : 6), abnormal return adalah :
“Selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan.”
Menurut Mulyati (2003 : 241), abnormal return adalah :
“Selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi.”
Untuk mengestimasi return ekspektasi menggunakan model estimasi
sebagai berikut :
46
1. Mean-adjusted model
Model disesuaikan rata – rata (mean adjusted returns) ini menganggap bahwa
return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata – rata return
realisasi sebelumnya selama periode estimasi Jogianto (2003 : 434).
Formulanya adalah sebagai berikut Tandelilin (2010 : 225) :
Keterangan :
E (Rit)
= return saham ke-i yang diharapkan pada periode peristiwa ke-t
Rit
= return realisasi saham ke-i pada periode estimasi ke-t
T
= lamanya periode estimasi, yaitu dari t1-t2.
2. Market adjusted model
Model disesuaikan pasar (market adjusted model) menganggap bahwa dugaan
yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks
pasar pada saat tersebut Jogianto (2003 : 445). Dengan menggunakan model
ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi, karena return sekuritas
yang di estimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Formulanya adalah
sebagai berikut Tandelilin (2010 : 225) :
ARi,t = Ri,t – Rm,t
Dimana :
ARi,t
: return
tak normal sekuritas i pada hari t
Ri,t: return actual sekuritas i pada hari t
Rm,t
: return pasar pada hari t
47
3. Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) yang
dilakukan dengan dua tahap yaitu :
1). Perhitungan return ekspektasi ke-i pada periode estimasi
2). Menggunakan model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan
teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan sebagai
berikut :
Ri,j = αi + βi . Rm,j + εi,j
Keterangan :
Ri,j
= Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
αi
= intercept untuk sekuritas ke-i
βi
= koefisien slope yang merupakan beta sekuritas ke-i
Rm,j
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
εi,j
= kesalahan residu ke-i pada periode estimasi ke-j
2.9 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Judul Penelitian
1.
Pengaruh
Pengumuman ExDividend date pada
Perusahaan Sektor
Perbankan yang
Terdaftar di
BEI Tahun 2008-2011
Annasyah Samja Dewi
Variabel Penelitian
Return, abnormal return,
dan ex-dividend date.
Metode
Penelitian
Event study,
uji statistik
deskriptif,
uji
normalitas
Kolmogorov
smirnov, uji
paired
sampel t-
Hasil Penelitian
Terdapat reaksi yang
signifikan dari investor
yaitu pada H-1 dan
saat pengumuman exdividend
naik
dilakukan.
48
No.
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
test.
Analisis Harga Saham
dan Rata-Rata
Abnormal Return
Sebelum dan Sesudah
Ex-Dividend Date
(Studi pada Emiten
Indeks Kompas-100)
Alvin Mulya Hidayati
(2014)
Analisis Dampak
Pengumuman Dividen
Terhadap Reaksi Pasar
Mirdah dan Solikhim
(2010)
Ex-dividend date, abnormal
return saham, harga saham.
4.
Market Reaction to
Dividend
Announcement:
Evidence from Turkish
Stock Market
(Eyüp Kadıoğlu1,
Niyazi Telçeken1&
Nurcan Öcal1) tahun
2015
Cash dividend,
announcement effect, market
reaction, tax.
5.
Pengaruh
Pengumuman
Dividen Terhadap
Perubahan Harga
Saham Sebelum dan
Sesudah ExDividend Date di
BEI.
Siaputra dan Atmaja
(2006)
Harga saham, dan nilai
nominal dividen kas per
lembar saham.
Event
Study
Nilai rata-rata harga
saham sebelum exdividend date dan
nilai rata-rata harga
saham sesudah exdividend date secara
statistik berbeda
signifikan.
6.
Effect of Dividend on
Stock Price in
Emerging Stock
Market: A Study
on the Listed Private
Commercial Banks in
DSE
Mohammad Bayezid
Ali (2010)
Cash dividend,abnormal
return.
Event Study
Didapatkan hasil
reaksi harga saham
untuk pengumuman
dividen tidak ada
perubahan signifikan
secara statistik.
2.
3.
Abnormal Return
Uji paired
sampel ttest,
deskriptif
komparatif,
marked
adjusted
model.
Tidak ada perbedaan
yang signifikan
terhadap harga saham
maupun rata-rata
abnormal return antara
15 hari sebelum dan
15 hari sesudah
pengumuman
pembagian dividen.
Event Study, Hasil uji hipotesis
uji
kandungan informasi
normalitas
dividen, menghasilkan
Kolmogorov average
abnormal
smirnov, uji return yang positif
paired
sebelum pengumuman,
sampel tnamun
setelah
test.
pengumuman
berdampak negatif.
Event
Ada perbedaan yang
study,Panel signifikan, hubungan
regression
negatif antara dividen
analysis.
tunai per saham dan
abnormal
return
setelah pengumuman
dividen.
49
No.
Judul Penelitian
7.
The Ex-Dividend-Day
Price Behaviour of
Blue-Chip Stocks:
International Evidence
Anders Isaksson Ph.D.
(2013)
Variabel Penelitian
Return, abnormal return,
stock price.
Metode
Penelitian
Event Study,
uji
normalitas
Kolmogorov
smirnov, uji
paired
sampel ttest.
Hasil Penelitian
Bahwa harga saham
jatuh
tidak berbeda dari
jumlah dividen pada
hari ex-dividend
Di Bursa Efek Tokyo,
harga saham jatuh.
kurang dari jumlah
dividen, yang berbeda
dengan London Stock
Exchange, di mana
harga saham jatuh
lebih dari jumlah
dividen.
Sumber : Olahan peneliti 2015
2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian
Setiap perusahaan selalu berupaya menjaga kestabilan dan meningkatkan
kinerja perusahaan masing–masing. Salah satu strategi yang biasa dilakukan
perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan melakukan
pembayaran deviden kepada para pemegang saham perusahaan untuk menarik
investor supaya ingin menanamkan modalnya dalam meningkatkan kinerja
perusahaan serta meningkatkan kualitas perusahaan. Dengan hal ini, para investor
akan menilai kinerja perusahaan dan mengharapkan pembagian dividen maupun
dari capital gain. Menurut John R. Graham dan Scott B. Smart (2012:434) :
“Pengumuman deviden adalah hari di mana perusahaan memberikan
informasi kepada publik mengenai pembagian deviden, perusahaan
juga menetapkan tanggal tertentu yang menentukan pemegang saham
yang akan menerima deviden.”
Secara teori, meningkatnya pembayaran dividen sering di tafsirkan sebagai
tanda meningkatnya keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa mendatang,
sedangkan menurunnya pembayaran deviden sering di tafsirkan penurunan
keuntungan di masa mendatang. Motif perusahaan melakukan kebijakan dividen
berharap dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat menarik investor
untuk menanamkan modalnya, serta meningkatkan nilai perusahaan dengan
50
memberikan dividen tunai untuk para investor supaya merasa sejahtera
berinvestasi di perusahaan. Biasanya para investor selalu melihat laporan
keuangan perusahaan tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan investasi.
Menurut Irham Fahmi (2012 : 22) :
“Laporan keuangan adalah merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu
akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja
suatu perusahaan”.
Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih
bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi laporan
keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan,
evaluasi dan analisis tren, akan diperoleh prediksi tentang apa yang munkin akan
terjadi di masa mendatang, sehingga disinilah laporan keuangan tersebut begitu
diperlukan.
Yang
nanti
hasilnya
akan
membantu
dalam
memberikan
pertimbangan mengenai kondisi perusahaan/ badan usaha di masa mendatang.
Selain itu, untuk mengetahui naiknya harga saham perusahaan ataupun
menurunnya harga saham perusahaan dapat diketahui oleh sebuah laporan
keuangan perusahaan, serta bagaimana pengumuman dividen yang dilakukan oleh
perusahaan. Dalam pasar yang efisien, nilai yang diharapkan dari sebuah
pengumuman dividen akan di estimasi dengan menganalisis perubahan pasar
segera sesudah pengumuman dividen. Pada pengujian seperti ini biasa
menggunakan pengukuran Abnormal Return. Menurut Jogiyanto (2010 : 580) :
“Abnormal return merupakan selisih antara return actual dan expected
return”.
Dengan demikian Abnormal Return atau excess return merupakan
kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Sedangkan return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan
oleh investor). Pada saat pasar dalam keadaan efisien, sehingga membuat nilai
yang diharapkan oleh investor pada sebuah pengumuman dividen akan bereaksi
positif terhadap perusahaan.
51
Dari uraian diatas, dapat disederhanakan pada bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Emiten
Laba yang diperoleh
RUPS
Laba
ditahan
Dividen
Tanggal pengumuman
dividen tunai
Reaksi pasar
Abnormal Return
Harga Saham
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Apakah ada perbedaan harga saham, abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman ex-dividen date ?
Kesimpulan
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
Download