1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN
PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL
ESTATE DI BEI
Febby Rizki
Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma
(20 September 2011)
ABSTRAK
Bisnis di bidang properti sangat menjanjikan. Hal ini terbukti dari semakin
bertambahnya jumlah perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI
sejak tahun 2008. Adanya prospek bisnis yang menjanjikan akan menjadi daya
tarik para investor untuk menanamkan modalnya dan para kreditor dalam rangka
menyalurkan dananya. Walaupun prospek bisnis di bidang ini menjanjikan, para
investor dan kreditor harus berhati-hati dalam rangka mengurangi resiko investasi
dan resiko kredit, salah satunya dengan menganalisis laporan keuangan
perusahaan. Pihak yang paling bertanggung jawab atas laporan keuangan yang
wajar dan akurat adalah manajer. Banyak manajer yang menyalahgunakan
penilaian (judgement) dalam menilai angka-angka akuntansi untuk melakukan
menajemen laba dan mempercantik laporan keuangan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh debt assets ratio, net profit margin, return on assets dan
ukuran perusahaan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan property and
real estate yang terdaftar di BEI.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, terpilih 33 sampel
perusahaan yang memenuhi kriteria dari 40 perusahaan property and real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah tindakan perataan laba yang diukur dengan menggunakan indeks eckel,
sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah debt assets ratio, net
profit margin, return on assets dan ukuran perusahaan. Metode analisis data
meliputi uji normalitas, statistik deskriptif, pengujian univariate dan pengujian
multivariate.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 24 perusahaan yang melakukan
tindakan perataan laba dan 9 perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
Pengujian multivariate secara serentak menunjukan bahwa variabel-variabel
independen tidak memiliki pengaruh terhadap tindakan perataan laba. Tetapi pada
pengujian multivariate secara terpisah menunjukan bahwa hanya variabel return
on assets dan net profit margin yang mempengaruhi tindakan perataan laba.
I. LATAR BELAKANG
Daya tarik investasi di bidang property and real estate di Indonesia
dipengaruhi oleh faktor eksternal (1), yaitu perekonomian negara maju
melemah (Masyhudi, 2011: 1) dan penjualan properti di kawasan Asia Pasifik
1
(termasuk Indonesia) mengalami peningkatan 14% dari tahun lalu (LKT, 2011:
18) dan faktor eksternal (2), yaitu suku bunga KPR di Indonesia relatif rendah,
adanya
peningkatan
likuiditas
perbankan
dalam
menyediakan
KPR
dibandingkan dengan tahun lalu (LKT, 2011: 18) dan harga properti di
Indonesia tidak pernah turun (Hermansah, 2011: 23).
Walaupun investasi di bidang properti memiliki daya tarik, para
pengguna laporan keuangan (khususnya pihak ekstern) harus berhati-hati
dalam menggunakan laporan keuangan tersebut karena pada penelitian
sebelumnya telah ditemukan adanya tindakan perataan laba pada perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perataan laba adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mengurangi
fluktuasi earnings dengan tujuan tertentu atau dengan kata lain melakukan
manipulasi terhadap laporan keuangan yang disajikan.
Tindakan perataan laba dapat diidentifikasikan dengan melakukan
analisis hubungan antar pos-pos laporan keuangan atau dengan menganalisis
pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debt assets
ratio, net profit margin, return on assets dan ukuran perusahaan terhadap
tindakan perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan property and real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2
II. KAJIAN PUSTAKA
Manajemen Laba
Menurut Schipper (Subramanyam and Wild, 2010: 131), manajemen
laba adalah "intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan
laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi". Manajemen laba merupakan
hasil dari kebebasan dalam aplikasi akuntansi akrual yang mungkin terjadi. Hal
ini menyebabkan kebebasan manajer dalam menetapkan angka akuntansi.
Manajemen laba terjadi karena beberapa alasan, seperti untuk
meningkatkan kompensasi, menghindari persyaratan utang, memenuhi ramalan
analis dan mempengaruhi harga saham (Subramanyam and Wild, 2010: 130).
Manajemen laba dapat dilakukan melalui dua cara: (1) mengubah
metode akuntansi, yang merupakan bentuk manajemen laba yang paling jelas
terlihat, dan (2) mengubah estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan
angka akuntansi, merupakan suatu bentuk manajemen laba yang lebih samar
(Subramanyam and Wild, 2010: 130).
Strategi Manajemen Laba
Terdapat tiga manajemen laba (Subramanyam and Wild, 2010: 131). (1)
Manajer meningkatkan laba (increasing income) adalah meningkatkan laba
yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih
baik., (2) manajer melakukan "mandi besar" (big bath) adalah Strategi big bath
dilakukan melalui penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu
periode dan (3) manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba
(income smoothing) yang merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada
3
strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan
untuk mengurangi fluktuasinya. Seringkali manajer melakukan satu atau
kombinasi dari tiga strategi ini pada waktu yang berbeda untuk mencapain
tujuan manajemen laba jangka panjang.
Konsep Perataan Laba
Konsep perataan laba sejalan dengan konsep manajemen laba yang
pembahasannya menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory).
Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi konflik
kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul
ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
Ketika manajer mempunyai informasi yang lebih cepat dan lebih
banyak dibandingkan pihak eksternal, manajer kemudian menggunakan
informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam
usaha memaksimalkan kemakmurannya. Anggapan yang melekat pada teori
keagenan adalah bahwa antara agen dengan prinsipal terdapat konflik
kepentingan.
Konflik kepentingan bisa terjadi antara seorang manajer yang ingin
memaksimumkan kekayaannya sendiri dengan pemegang saham yang juga
ingin memaksimumkan kekayaannya. Konflik akan terjadi jika usaha manajer
untuk memaksimumkan kekayaannya tidak memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. Upaya untuk mengatasi kepentingan antara agen dan
prinsipal, maka manajer melakukan upaya perataan laba.
4
Pengertian Perataan Laba
Beidelman mendefinisikan perataan laba (income smoothing) (Riahi,
Ahmed dan Belkaoui , 2001: 105) sebagai “pengurangan fluktuasi secara
sengaja di sekitar tingkat earnings tertentu yang dianggap normal bagi sebuah
perusahaan. Dalam pengertian ini merepresentasi sebuah upaya yang dilakukan
oleh manajemen sebuah perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal
dalam earnings sepanjang diizinkan oleh prinsip akuntansi dan manajemen
yang sehat”.
Menurut Belkauoli, Perataan laba didefinisikan sebagai pengurangan
dengan sengaja fluktuasi dari berbagai tingkatan laba. Menurut Fudenberg dan
Tirole, perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau
laporan laba agar laba yang dilaporkan kelihatan stabil (Syahriana, 2006: 14).
Perataan laba dapat dipandang sebagai upaya yang secara sengaja
dimaksudkan
untuk
menormalkan
income
dalam
rangka
mencapai
kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
III. HIPOTESIS
Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi tindakan perataan laba terangkum
dalam bentuk hipotesis null (H0). Berikut adalah hipotesis alternatif:
Ha1 :
Financial leverage berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
Ha2 :
Net profit margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
Ha3:
Return on asset berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
Ha4:
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
5
IV. Objek Penelitian
Pemilihan sampel yang berasal dari satu bidang ini bertujuan untuk
menghindari adanya pengaruh perbedaan aktivitas operasi perusahaan.
Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode purposive sampling,
dengan kriteria antara lain:
1. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan property and real estate
berdasarkan klasifikasi ICMD.
2. Perusahaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tanggal 1
Januari 2008.
3. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2008-2010.
V. VARIABEL OPERASIONAL
Variabel Independen
Debt Assets Ratio
Menurut Sartono, debt assets ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang
untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka
semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut
perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba (Budiasih,
2009: 7).
Net Profit Margin
Rasio net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu
rupiah penjualan. Rasio net profit margin ini mengukur seluruh efisiensi, baik
6
produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun
manajemen pajak. Secara logis, NPM dapat merefleksikan motivasi manajer
untuk meratakan laba. Menurut Salno dan Baridwan, net profit margin diduga
mempengaruh perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung
dengan objek perataan penghasilan (Suwito dan Herawaty, 2005: 138).
Return on Asset
Menurut Assih dkk, perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggi
cenderung melakukan perataaan laba dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih rendah karena manajemen tahu akan kemampuan untuk mendapatkan
laba pada masa mendatang sehingga memudahkan dalam menundaatau
mempercepat laba.
Ukuran Perusahaan
Total aktiva merupakan proksi yang paling tepat untuk mengukur ukuran
perusahaan (Sri Kustono, 2009: 202). Moes menemukan bukti bahwa
perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk
melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil
karena perusahaan yang lebih besar menjadi subjek pemeriksaan (pengawasan
yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum) (Suwito dan Herawaty,
2005: 139).
Variabel dependen
Indeks Eckel
Indeks eckel adalah suatu alat yang digunakan untuk mengidentifikasikan
apakah suatu perusahaan melakukan tindakan perataan laba atau tidak. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
7
Indeks eckel =
CV∆I
CV∆
S
CV∆I dan CV∆S dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
CV∆I
CV∆S
=
=
S∆I
∆I
S∆S
∆S
Keterangan:
CV∆I = Koefisien variasi perubahan EAT
CV∆S = Koefisien variasi perubahan penjualan
S∆I
= Standar deviasi perubahan EAT
S∆S
= Standar deviasi perubahan penjualan
= Rata-rata perubahan EAT
∆I
= Rata-rata perubahan penjualan
∆S
∆I
= Perubahan EAT antara tahun n dengan n-1
∆S
= Perubahan penjualan antara tahun n dengan n-1
Apabila CV∆I ≥ CV∆S atau smoothing index yang lebih dari atau sama dengan
satu maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan
tindakan perataan laba.
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dasar pengambilan keputusan dalam analisis binary logistic regression dengan
menggunakan nilai Hosmer-Lemeshow Goodness-Of-Fit Test Statistic.
Tabel I
Nilai Hosmer-Lemeshow Goodness-Of-Fit Test Statistic
Step
Chi-square
df
Sig.
1
4,181
8
0,840
2
6,702
8
0,569
3
7,453
8
0,489
Nilai Hosmer-Lemeshow Goodness-Of-Fit Test Statistic sebesar 0,840 pada
Tahap I, 0,569 pada Tahap II dan 0,489 pada Tahap III yang berarti model
binary logistic regression layak dipakai untuk analisis selanjutnya karena tidak
8
ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi
yang diamati (Juniarti dan Corolina, 2005: 155).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan multivariate secara serentak dan
terpisah.
Debt Assets Ratio
Berdasarkan pengujian multivariate secara serentak, variabel debt assets ratio
tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba dengan memiliki p-value
sebesar 0,443 (p-value > 0,05) dan memiliki p-value sebesar 0,440 (p-value >
0,05) pada pengujian multivariate secara terpisah (Tahap II).
Return on assets
Berdasarkan pengujian multivariate secara serentak return on assets tidak
berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena memiliki p-value sebesar
0,212 (p-value > 0,05). Namun pada pengujian multivariate secara terpisah
return on assets berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena memiliki
p-value sebesar 0,044 (p-value < 0,05).
Net profit margin
Berdasarkan pengujian multivariate secara serentak net profit margin tidak
berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena memiliki p-value sebesar
0,090 (p-value > 0,05). Namun pada pengujian multivariate secara terpisah net
profit margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena memiliki pvalue sebesar 0,023 (p-value < 0,05).
9
Ukuran Perusahaan
Berdasarkan
pengujian
multivariate
secara
serentak
variabel
ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena memiliki
p-value sebesar 0,447 (p-value > 0,05).
VII. PENUTUP
Kesimpulan
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt assets ratio terhadap
tindakan perataan laba.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara net profit margin terhadap
tindakan perataan laba.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara return on assets terhadap
tindakan perataan laba.
4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
tindakan perataan laba.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang masing-masing membawa
dampak yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu selama tiga tahun
masih terlalu singkat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
2. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive judgement sampling.
Akibatnya, hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir secara luas untuk
setiap perusahaan publik di Indonesia.
10
Saran
Penulis menyarankan dalam melakukan penelitian perataan laba memasukkan
perusahaan dari semua sektor agar hasil penelitiannya mampu menggambarkan
secara menyeluruh keadaan perusahaan go public di Indonesia. Perlu juga
dilakukan pengujian terhadap faktor-faktor pendorong perataan laba selain debt
assets ratio, net profit margin, return on assets dan ukuran perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arik Prabayanti, Ni Luh Putu dan Gerianta Wirawan Yasa. 2010. “Perataan
Laba (Income Smoothing) Dan Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal. Fakultas Ekonomi-Universitas
Udayana.
Fongnawati Budhijono. 2006. “Evaluasi Perataan Laba pada Industri
Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”.
Akuntabilitas, Vol. 6, No. 1: 70-79.
Hasyim dan Rina Anindita. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang
Pemasaran. Jakarta: UIEU-University Press.
Hermansah. 2011. “Realisasi Capex ELTY Rp 600 M”, dalam Seputar
Indonesia, 10 Juni 2011, hlm 23.
http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/ReportDocument/tabid/91/langu
age/id-ID/Default.aspx
H. Garison, Ray and Eric W. Noreen. 2001. Akuntansi Manajerial. Jakarta:
Salemba Empat.
Igan Budiasih. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba”. Jurnal. Fakultas Ekonomi-Universitas Udayana.Riahi, ahmed
and Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Juniarty dan Corolina. 2005. “Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan11
Perusahaan Go Publik”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2,
Nopember 2005: 148-162.
J. Supranto. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
_________. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
LKT. 2011. “Properti: Investor Lokal Harus Dioptimalkan”, dalam Kompas, 11
Juni 2011, hlm 18.
Masyhudi. 2011. “Momen Perbaikan Ekonomi”, dalam Seputar Indonesia, 17
Juni 2011, hlm 1.
Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris
pada Investor di BEJ”. SNA VIII Solo, 15-16 September 2005: 195-206.
Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Perusahaan.
Sri Kustono, Alwan. 2009. ”Pengaruh Ukuran, Devidend Payout, Risiko
Spesifik, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba
pada Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002–
2006”. Jurnal. Fakultas Ekonomi-Universitas Jember.
Subramanyam, K. R and John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Suwito, Edy dan Arleen Herawati. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. SNA VIII Solo, 1516 September 2005: 136-146.
Syahriana, Nani. 2006. “Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
(2000-2004)”. Skripsi S-1. Fakultas Ekonomi-Universitas Islam
Indonesia.
S. Uyanto, Stanislaus. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
12
LAMPIRAN
Tabel II
Pengujian Multivariate Secara Serentak
Variabel
ρ-value
Keterangan
H0
DAR
NPM
ROA
UP
0,443
0,090
0,212
0,447
ρ > 0,05
ρ > 0,05
ρ > 0,05
ρ > 0,05
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Tabel 4.10
Pengujian Multivariate Secara Terpisah Tahap II
Variabel
DAR
NPM
ROA
ρ-value
0,440
0,043
0,122
Keterangan
ρ > 0,05
ρ < 0,05
ρ > 0,05
H0
Diterima
Ditolak
Diterima
Tabel 4.11
Pengujian Multivariate Secara Terpisah Tahap III
Variabel
NPM
ROA
ρ-value
0,023
0,044
13
Keterangan
ρ < 0,05
ρ < 0,05
H0
Ditolak
Ditolak
Download