BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Berikut ini pengertian akuntansi berkaitan dengan konsep informasi
menurut Ahmed Belkaouni (1999:2), Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa.
Berfungsi memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat finansil,
tentang kesatuan ekonomi yang diharapkan akan dapat di manfaatkan dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan dalam pengambilan pilihan yang
beralasan diantara cara bertindak alternatif.
Beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian akuntansi (Ely
Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2009:1-2) sebagai berikut :
Menurut American Institute Of Certified Public Accountants
(AICPA), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses
tersebut.
Menurut
American
Accounting
Assosiation:
“......proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
7
8
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
Menurut Niswonger, Fess Dan Warren yang diterjemahkan oleh
Marianus Sinaga menyatakan bahwa : “Akuntansi adalah proses
mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai
informasi yang bersangkutan”.
2.1.1.1 Tujuan Akuntansi
Dalam tujuan akuntansi (Ely Suhayati dan Sri Dewi
Anggadini, 2009:3) adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi atau perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, baik pihak didalam perusahaan maupun pihak diluar
perusahaan.
2.1.1.2 Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi (Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini,
2009:3) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung laba yang dicapai oleh perusahaan kemudian
menilai apakah pimpinan perusahaan telah melaksanakan
tugas dan kewajiban yang telah dibebankan oleh para pemilik
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
9
2. Membantu mengamankan dan mengawasi semua hak dan
kewajiban perusahaan khususnya dari segi keuangan.
2.1.2 Pengertian Biaya
Biaya (Mulyadi, 2012:8) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 (empat) unsur pokok dalam definisi
biaya tersebut diatas :
1.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2.
Diukur dalam satuan uang,
3.
Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Biaya (Hansen, Mowen, 2006:40) adalah kas atau nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.
Dikatakan sebagai nilai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar
dengan barang atau jasa yang diinginkan.
2.1.2.1 Penggolongan Biaya
Berikut adalah penggolongan biaya (Mulyadi, 2012:13)
antara lain :
1.
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Yaitu dasar
penggolongan biaya. Misalnya bahan bakar.
10
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
yaitu dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok
antara lain :
a. Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual.
b. Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya
yang
mengkoordinasikan
kegiatan
produksi
dan
pemasaran produk.
3.
Pengolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai yaitu sesuatu yang dibiayai dapat berupa
produk atau departemen. Dalam hubungannya terdapat 2
golongan antara lain:
a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung tidak akan terjdi.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
11
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya
overhead pabrik.
4.
Penggolongan
biaya
menurut
perilakunya
dalam
hubungannya dengan perubahan volume aktivitas. Dalam
hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya
dapat digolongkan menjadi :
a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel.
c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tersebut.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tersebut.
5.
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi 2 golongan antara lain:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya
yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
12
akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun
kalender).
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah
biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode
akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
2.1.3 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya (Mulyadi, 2012:7) adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan
produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Akuntansi biaya (Supriyono, 2011:12) adalah salah satu cadang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam
transaksi biaya secara sistimatis, serta menyajikan informasi biaya dalam
bentuk laporan biaya.
2.1.3.1 Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok antara lain
(Mulyadi, 2012 : 7) :
1.
Penentuan kos produk yaitu akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk
atau penyerahan jasa. Biaya yang di sajikan dan dikumpulkan
adalah biaya yang terjadi lampau atau biaya historis.
13
2.
Pengendalian biaya yaitu pengendalian biaya harus didahului
dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini
telah ditetapkan, akuntansi
biaya bertugas untuk memantau
apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan
biaya yang seharusnya tersebut.
3.
Pengambilan
keputusan
yaitu
akuntansi
biaya
untuk
pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang
akan datang (future cost). Informasi biaya ini tidak dicatat dalam
catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses
peramalan.
2.1.3.2 Konsep Akuntansi Biaya
Konsep dan termonologi akuntansi biaya diperlukan untuk
dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat
dipakai pedoman didalam penyusunan laporan biaya. Berikut ini
akan dibahas beberapa konsep dan termonologi yang sering dipakai
(Supriyono, 2006:16) sebagai berikut :
1.
Harga perolehan atau harga pokok (cost).
Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang
dapat diukur dalam satuan uang-dalam bentuk:
a. Kas yang dibayarkan, atau
b. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan,
14
c. Nilai jasa yang diserahkan /dikorbankan, atau
d. Tambahan modal.
2.
Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan
dalam
(revenues)
dan
rangka
akan
memperoleh
dipakai
sebagai
penghasilan
pengurang
penghasilan. Biaya digolongkan kedalam harga pokok
penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum,
biaya bunga dan biaya pajak perseroan.
3.
Penghasilan (revenues)
Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam
satuan uang dalam bentuk :
4.
a.
Kas yang diterima, atau
b.
Piutang yang timbul, atau
c.
Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau
d.
Nilai jasa yang diterima, atau
e.
Pengurangan hutang, atau
f.
Pengurangan modal.
Rugi dan laba (profit and loss)
Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan
secara wajar antar semua penghasilan dengan semua biaya
dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua
penghasilan lebih besar dibandingkan biaya maka
15
selisihnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua
penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan biaya,
selisihnya adalah rugi bersih.
5.
Rugi (losses)
Rugi
adalah
berkurangnya
aktiva
atau
kekayaan
perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh
pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari
berkurangnya aktiva tersebut.
2.1.3.3 Manfaat Akuntansi Biaya
Manfaat akuntansi biaya adalah timbulnya sikap “sadar akan
biaya” (cost awareness). Tidak banyak yang memahami bahwa
harga pokok produk atau jasa merupakan refleksi kemampuan suatu
organisasi dalam memproduksi barang dan jasa. Semakin tinggi
kemampuan mengelola cost, maka akan semakin baik produk dan
jasa yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi harga maupun
kuwalitas.
Tolok ukur kemampuan pengelolaan cost dapat direpretasikan
dengan keberadaan sistem akuntansi biaya yang mampu mengukur
biaya dengan cukup akurat serta didukung kemampuan manajemen
untuk memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
16
Manfaat lainnya sebagai berikut :
1) Sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga
jual produk barang dan jasa.
2) Sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama
yang berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban.
3) Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan
dengan
seluruh
biaya
operasi,
misalnya
saja
untuk
kepentingan pajak.
Point 1 dan 2 sering dibahaskan sebagai informasi untuk
kepentingan
manajerial
(cost
for
managerial
purposes);
sedangkan yang ke 3 dibahaskan sebagai informasi untuk
kepentingan pelaporan keuangan (cost for financial reporting
purpose).
2.1.4 Harga Pokok Produksi
Harga
pokok
produksi
(Mulyadi,
2012:17)
adalah
cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi.
Harga pokok produksi (Hansen, Mowen, 2006:53) adalah harga pokok
produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama
periode berjalan.
17
Dalam pembuatan produk, biaya digolongkan menjadi dua kelompok
biaya : biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biayabiaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi,
seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik, sedangkan biaya nonproduksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan nonproduksi, seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi
dan umum.
Perhitungan harga pokok produksi terdapat 2 (dua) pendekatan untuk
menentukan unsur-unsur biaya produksi. Perdekatan tersebut adalah metode
full costing dan metode variable costing. Metode full costing adalah metode
penentuan biaya produksi yang memperhitungkan unsur-unsur biaya
produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik
bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan metode variable costing adalah
penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel.
2.1.4.1 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Manfaat Harga Pokok produksi menurut Mulyadi (2012 ; 65)
adalah sebagai berikut :
18
1. Menentukan harga jual produk.
Dalam penentuan harga jual produk, biaya produksi
per
unit
merupakan
dipertimbangkan
salah
disamping
satu
informasi
informasi
yang
biaya
lain
serta informasi nonbiaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi.
Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu
telah
diputuskan
memerlukan
biaya
dikeluarkan
produksi
akuntansi
dilaksanakan,
informasi
sesungguhnya
rencana
untuk
biaya
digunakan
produksi
didalam
tersebut.
manajemen
Oleh
untuk
yang
pelaksanaan
karena
itu,
mengumpulkan
informasi biaya produksi mengkonsumsi total biaya
produksi
sesuai
dengan
yang
diperhitungkan
sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi periode.
Untuk
mengetahui
pemasaran
apakah
perusahaan
kegiatan
dalam
produksi
periode
dan
tertentu
mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi,
manajemen
memerlukan
informasi
biaya
produksi
yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk
dalam periode tertantu.
19
4. Menentukan
dan
produk
harga
pokok
dalam
persediaan
proses
yang
produk
disajikan
jadi
dalam
neraca.
Pada
saat
manajemen
pertanggungjawaban
dituntut
keuangan
untuk
periode,
membuat
manajemen
harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manajemen
harus menyajikan
harga
pokok
persediaan
produk
jadi dan harga pokok produk yang ada tanggal
neraca masih dalam proses.
2.1.4.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Metode pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan
oleh cara produksi. Secara garis besar, dalam memproduksi produk
dapat dibagi menjadi dua macam : produksi atas dasar pesanan dan
produksi atas dasar proses. Penerapan 2 metode tersebut pada suatu
perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik pengolahan
bahan menjadi produk jadi yang akan mempengaruhi metode
pengumpulan harga pokok yang digunakan. Adapun metode tersebut
(Supriyono, 2011:36) adalah sebagai berikut :
1)
Metode harga pokok pesanan (job order cost method)
Metode
harga
pengumpulan
pokok
harga
pesanan
pokok
merupakan
produk
dimana
metode
biaya
20
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa
secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat
dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk akan dimulai
setelah datangnya pesanan dari langganan/pembeli melalui
dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis
dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal
pesanan diterima dan harus diserahkan.
2)
Metode harga pokok proses (process cost method)
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan
harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap
satuan waktu tertentu, misalnya : bulan, triwulan, semester,
tahun. Pada metode harga pokok proses perusahaan
menghasilkan produk yang homogen, bentuk bersifat standar,
dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya
akan dijual kepada pembeli, oleh karena itu sifat produk
homogen dan bentuknya standar maka kegiatan dilakukan
secara kontinyu atau terus-menerus.
2.1.4.3 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan
beberapa biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
siap dijual. Dalam harga pokok produksi, biaya produksi yang
bersangkutan dengan pengolahan bahan mentah menjadi produk
21
jadi, biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi 2
(dua) kelompok biaya (Rudianto, 2013:157) sebagai berikut :
1. Biaya Produksi, terdiri dari :
1) Biaya Bahan Baku.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang
akan digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi
dalam volume tertentu.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang
terlibat secara langsung dalam proses produksi. Tidak
semua pekerja yang terlibat dalam proses produksi selalu
dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Hanya
pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses
menghasilkan
produk
perusahaan
yang
dapat
dikelompokkan sebagai tenaga kerja.
3) Biaya Overhead Pabrik.
Biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses
produksi. Termasuk dalam kelompok biaya overhead pabrik
ini adalah sebagai berikut :
a.
Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) adalah
bahan
tambahan
menghasilkan
suatu
yang
dibutuhkan
produk
tertentu.
untuk
Bahan
22
penolong merupakan unsur bahan baku yang tetap
dibutuhkan oleh suatu produk jadi, tetapi bukan
merupakan unsur utama. Tanpa bahan penolong,
suatu produk tidak akan pernah menjadi produk
yang siap pakai dan siap dijual.
b.
Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak
langsung) adalah pekerja yang dibutuhkan dalam
proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam proses produksi.
Tenaga kerja penolong merupakan tenaga kerja yang
tetap dibutuhkan, tetapi bukan merupakan unsur
utama. Namun tanpa tenaga kerja penolong, proses
produksi dapat terganggu.
c.
Biaya pabrikasi lain adalah biaya-biaya tambahan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja
penolong.
2. Biaya Nonproduksi, terdiri dari :
1)
Biaya pemasaran adalah untuk menampung keseluruhan
biaya yang dikeluarkan perusahaan demi mendistribusikan
barang dagangannya hingga sampai ke tangan pelanggan.
2)
Biaya administrasi dan umum adalah untuk menampung
keseluruhan biaya operasi kantor.
23
2.1.5 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk perhitungan harga pokok
produksi yaitu metode full costing dan metode variable costing. Metode full
costing biasa disebut dengan absorption costing atau conventional,
sedangkan metode variable costing biasanya dikenal dengan sebutan direct
costing.
2.1.5.1 Metode Full Costing
Metode full costing (Mulyadi, 2012 : 122) adalah metode harga
pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik
yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Perhitungan
Harga pokok produksi menurut metode full costing sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung
xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel
xxx
Harga Pokok Produk
xxx
Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik (BOP) baik
yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk
yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada
kapasitas normal atau dasar BOP sesungguhnya. Oleh karena itu,
BOP tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam
porses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru
24
dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila
produk tersebut telah terjual.
Karena BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka pada kapasitas normal, maka dalam 1 (satu)
periode BOP yang sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan
tersebut, akan terjadi pembebanan overhead lebih (overapplied
factory overhead) atau pembebanan BOP kurang (underapplied
factory overhead). Jika semua produk yang diolah dalam periode
tersebut belum laku dijual maka pembebanan BOP lebih atau kurang
tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga produk
yang masih dalam persediaan tersebut (baik yang berupa persediaan
produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu
periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau
kurang, maka BOP tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap
perhitungan laba rugi sebelum produknya laku dijual.
Manfaat informasi metode full costing sebagai berikut :
1. Pelaporan keuangan
2. Analisis
kemampuan menghasilkan laba
(profitability
analysis)
3. Penentuan harga jual dalam cost-type contract
4. Penentuan harga jual normal
5. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan
pemerintah
25
6. Penyusunan program
Adapun karakteristik dari metode full costing terdiri dari :
a. Perhitungan biaya produksi dengan memasukkan biaya
tetap dan biaya variabel.
b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya
produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik
untuk perhitungan biaya produksi non variabel.
c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Eksternal.
d. Laporan Rugi Laba disajikan dengan format tradisional.
e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk
perhitungan biaya persediaan, penentuan laba dan pelaporan
keuangan untuk pihak Eksternal.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode
full costing sebagai berikut :
a) Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap pusat
laba yang akan dianalisis.
b) Menggolongkan harga pokok penjualan kedalam setiap pusat
laba.
c) Menghitung laba kotor atas penjualan setiap pusat laba.
d) Mengalokasikan biaya pemasaran setiap fungsi pada setiap
pusat laba.
26
e) Menghitung laba bersih sebelum diperhitungkan biaya
administrasi dan umum untuk setiap pusat laba.
f) Memperhitungkan biaya administrasi dan umum.
g) Menghitung laba bersih setiap pusat laba.
2.1.5.2 Metode Variable Costing
Metode variable costing adalah (Mulyadi, 2010:122) adalah
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan
biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.
Harga pokok produk menurut metode variable costing terdiri dari :
Biaya Bahan Baku
Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung
xxx
Biaya Overhead Variabel
xxx
Harga Pokok Produk
xxx
Dimuka telah disebutkan bahwa metode variable costing ini
dikenal dengan nama direct costing. Istilah direct costing sebenarnya
sama sekali tidak berhubungan dengan istilah cost (biaya langsung).
Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap
diperlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur harga
pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan
sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya
overhead pabrik tetap didalam metode variable costing tidak melekat
pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung
dianggap sebagai biaya dalam periode terjadi.
27
Manfaat metode variable costing sebagai berikut :
1. Perencanaan laba
Bagi manajemen dapat bermanfaat untuk perencanaan laba
jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya
produksi ke dalam biaya variabel dan biaya tetap serta
perhitungan batas kontribusi, manajemen akan dapat
menyusun
laba
melalui
persamaan
break-even
atau
hubungan biaya-volume-laba.
2. Penentuan harga jual produk
Bagi manajemen bermanfaat dalam rangka penentuan harga
jual produk dalam jangka pendek, dengan menggunakan
hubungan biaya-volume-laba. Dan untuk menentukan harga
jual minimal atas pesanan-pesanan khusus (special orders)
yang mungkin akan diterima perusahaan dalam jangka
pendek, agar perusahaan tidak memperoleh rugi dari
pesanan khusus tersebut.
3. Pengambilan kesimpulan
Bermanfaat bagi manajemen dalam menyajikan data relevan
untuk pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Biaya
tetap dalam jangka pendek jumlah totalnya tetap konstan,
sedangkan biaya variabel merupakan biaya relevan, kecuali
beberapa jenis elemen biaya tetap yang dapat dihindarkan
juga merupakan elemen biaya relevan.
28
Adapun Karakteristik metode variable costing terdiri dari :
a. Perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan
biaya variabel saja.
b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya
produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik
untuk perhitungan biaya produksi non variabel.
c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Internal.
d. Laporan Laba Rugi disajikan dengan format kontribusi.
e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk
perencanaan laba, penetapan harga pokok, pengendalian
biaya dan pengambilan keputusan Internal.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan metode
variable costing sebagai berikut :
a) Menggolongkan penghasilan penjualan ke dalam setiap
pusat laba yang akan dianalisis.
b) Menggolongkan harga pokok penjualan variabel untuk
setiap pusat laba.
c) Menghitung batas kontribusi kotor untuk setiap pusat laba.
d) Mengalokasikan biaya pemasaran variabel dari setiap
fungsi kedalam setiap pusat laba.
e) Menghitung batas kontribusi (bersih) untuk setiap pusat
laba.
29
f) Memperhitungkan biaya tetap langsung yang dapat
diidentifikasikan kepada setiap pusat biaya.
g) Menghitung laba bersih setiap pusat biaya sebelum
dipertemukan dengan biaya tetap tidak langsung dan biaya
administrasi dan umum.
h) Memperhitungkan biaya tetap tidak langsung dan biaya
administrasi dan umum.
i) Menghitung laba bersih.
2.1.5.3 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai, tujuan
utamanya adalah untuk membebankan biaya overhead pabrik dengan adil
dan teliti, untuk itu harus diperhatikan faktor-faktor (Supriyono, 2011:304311) sebagai berikut :
a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik
Apabila perubahan biaya overhead pabrik misalnya banyak dipengaruhi
jam mesin dapat digunakan dasar jam mesin, akan tetapi bila perubahan
biaya banyak dipengaruhi bahan baku dapat digunakan dasar biaya
bahan baku.
b. Kebebasan dari dasar yang dipakai
Apabila digunakan dasar pembebanan atas persentase tertentu dari
biaya, atau nilai jual, kenaikan harga biaya atau harga jual yang dipakai
dasar berakibat biaya overhead pabrik yang dibebankan menjadi
30
bertambah, meskipun harga biaya overhead pabrik tidak mengalami
kenaikan, hal ini tidak menunjukkan kebebasan dasar yang dipakai
terhadap harga yang tidak berhubungan. Penggunaan dasar pembebanan
kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja, dapat
menghindari kelemahan diatas, karena dasar yang dipakai sifatnya lebih
bebas dari pengaruh harga yang tidak berhubungan dengan biaya
overhead pabrik.
c. Memadai untuk pengendalian biaya
Dasar yang dipakai hendaknya memadai untuk dipakai sebagai dasar
pengendalian biaya overhead pabrik, oleh karena itu dasar yang dipakai
harus menggambarkan tingkat variabilitas biaya.
d. Mudah dan praktis untuk dipakai
Apabila terdapat dua atau lebih dasar pembebanan yang memenuhi
faktor-faktor tersebut diatas, dasar yang dipilih adalah yang mudah dan
praktis dipakai.
Berikut ini akan dibahas beberapa dasar pembebanan yang lazim
dipakai :
a) Satuan produksi
Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pda satuan produksi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik
Budget Produksi
= Tarif biaya overhead pabrik per satuan
31
b) Biaya bahan baku
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku
dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus
perhitungan tarif sebagai berikut :
Tarif =
Budget Biaya Overhead Pabrik
x 100 %
Budget Biaya Bahan Baku yang Dipakai
= Tarif biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang dipakai
c) Biaya tenaga kerja langsung
Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya tenaga
kerja langsung dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya
tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarif sebagai berikut :
Tarif =
Budget Biaya Overhead Pabrik
x 100 %
Budget Biaya Tenaga Kerja Langsung
= Tarif biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung
d) Dasar jam kerja langsung
Dasar jam kerja langsung bermanfaat untuk menghilangkan kelemahan
yang dsebabkan tarif upah yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dan
perbedaan tarif upah karena tingkat keahlian karyawan. Adapun rumus
tarif sebagai berikut :
Tarif = Budget Biaya Overhead Pabrik
x 100 %
Budget Jam Kerja Langsung
= Tarif biaya overhead pabrik dari jam kerja langsung
e) Dasar harga pasar atau nilai pasar
32
Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa
jenis produk yang sifatnya merupakan produk bersama (joint product)
dan cara perhitungan tarif sama dengan dasar tertimbang atau dasar
nilai yang sudah diuraikan dimuka. Berikut adalah rumus tarif dengan
dasar harga pasar atau nilai jual sebagai berikut :
Tarif =
Budget Biaya Overhead Pabrik
x 100 %
Budget Penjualan Semua Macam Produk
= Tarif biaya overhead pabrik dari harga pasar atau nilai pasar
2.1.5.4 Perbedaan Antara Metode Full Costing Dengan Variable Costing
Perbedaan antara metode full costing dengan metode variable
costing terletak pada tujuan utama dari kedua konsep tersebut,
konsep penentuan harga pokok metode variable costing mempunyai
tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep penentuan
harga pokok metode full costing mempunyai tujuan utama untuk
pelaporan eksternal. Adanya perbedaan tersebut mengakibatkan
perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya
mempengaruhi :
1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga
pokok persediaan.
2. Penggolongan dan penyajian didalam laporan laba-rugi.
33
Dalam perbedaan antara metode full costing dengan metode
variable costing lebih lanjut dan lebih jelas akan diperinci sebagai
berikut :
a. Penentuan harga pokok produk
Perbedaan penentuan harga pokok produk dengan menggunakan
kedua konsep tersebut diatas dapat deperbandingkan dalam
bentuk tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK PRODUK ANTARA
HARGA POKOK PENUH (FULL COSTING) DENGAN HARGA POKOK
VARIABLE COSTING
Perbandingan
Elemen Harga Pokok Produk
Harga Pokok
Elemen Biaya
Penuh
Rp xxx
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variable
xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Jumlah Harga Pokok Produk
Rp xxx
Harga Pokok
Variable
Rp xxx
xxx
xxx
Rp xxx
Sumber : R.A. Supriyono (2010,289)
b. Penentuan harga pokok persediaan
Dengan adanya perbedaan elemen biaya produksi kepada
produk antara harga pokok penuh dengan harga pokok variable,
mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada
penentuan harga pokok penuh biaya overhead pabrik tetap
dibebankan ke dalam harga pokok produk, oleh karena itu
34
apabila sebagian biaya overhead pabrik tetap masih melekat
pada harga pokok persediaan.
c. Penyajian laporan laba-rugi
Perbedaan didalam penyajian laporan laba-rugi antara konsep
penentuan harga pokok penuh dengan konsep penentuan harga
pokok variabel dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2
PERBANDINGAN SUSUSNAN LAPORAN LABA-RUGI KONSEP
HARGA POKOK PENUH (FULL COSTING) DENGAN KONSEP HARGA
POKOK VARIABEL
Susunan Laporan Laba-Rugi Konsep
Harga Pokok Penuh
Penjualan
xxx
Harga pokok penjualan
xxx
Laba kotor atas penjualan xxx
Biaya komersial:
Pemasaran
xxx
Administrasi umum xxx
xxx
Laba bersih usaha
xxx
Biaya keuangan :
Biaya bunga
xxx
Laba bersih
xxx
Sumber : R.A Supriyono (2010, 294)
Susunan Laporan Laba-Rugi Konsep
Harga Pokok Variabel
Penjualan
xxx
Harga pokok penjualan
Variabel
xxx
Batas kontribusi kotor
xxx
Biaya komersial variabel:
Pemasaran variabel xxx
Administrasi &
umum variabel
xxx
xxx
Batas kontribusi (bersih): xxx
Biiaya tetap :
Overhead pabrik tetap xxx
Pemasaran tetap
xxx
Administrasi umum
Tetap
xxx
Biaya bunga*)
xxx
xxx
Laba bersih
xxx
*) = biaya bunga umumnya biaya
tetap
35
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya merupakan penelitian
yang sangat penting digunakan sebagai salah satu acuan atau sumber
informasi yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya. Ringkasan
penelitian terdahulu sebagai berikut :
Tabel 2.3
RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU
Sumber
Tujuan
Hasil
1. Analisis
1. Untuk
mengetahui Perhitungan
harga
pokok
penentuan
penentuan
harga produksi perusahaan mebel CV.
harga pokok
pokok
produksi Graha Indah Jepara adalah
prpoduksi
dengan metode full memproduksi suatu produk
dengan
costing
pada mebel yaitu mulai pembelian
metode full
perusahaan
mebel mebel setengah jadi, kemudian
costing
CV. Graha Indah diproses lebih lanjut menjadi
pada CV.
Jepara.
mebel jadi.
Graha Indah 2. Untuk
mengetahui Dalam
pembebanan
biaya
Jepara
perbandingan harga overhead pabrik pada suatu
(Prasetyo
pokok
produksi produk,
perusahaan
Nugroho,
menurut perusahaan menggunakan taksiran sebesar
2005)
mebel CV. Graha 75% dari biaya tenaga kerja
Indah Jepara.
langsung yang digunakan untuk
membuat
produk
tersebut,
dimana hasil dari perhitungan
harga pokok produksi diperoleh
sebesar Rp. 2.350.927.425,00
dan perhitungan menurut teori
sebesar Rp. 2.293.658.120,00
dengan tarif biaya overhead
pabrik sebesar 52,49%. Dari
perhitungan
harga
pokok
produksi yang dilakukan di
perusahaan dengan perhitungan
menurut teori terjadi selisih
sebesar Rp. 57.269.305,00.
2.analisis
1. Mengidentifikasi
Hasil
yang
didapat
dari
perhitungan
bagaimana
penelitian mengenai perhitungan
harga pokok
pengalokasian
dan harga pokok produksi,
produksi
perhitungan
harga diperoleh dua nilai yaitu
36
sepatu dengan
pokok poduksi yang
metode
full
diterapkan pada UKM
costing (Studi
Galaksi.
Kasus : UKM 2. Mengaalisis
Galaksi
bagaimana
Kampung
pengalokasian
dan
Kebandungan
perhitungan
harga
Ciapus,
pokok produksi pada
Bogor).
UKM Galaksi dengan
(Dewi kasita
metode full costing.
Rachmayanti, 3. Menganalisis
2011)
perbedaan dari kedua
metode
tersebut
terhadap perhitungan
harga pokok prduksi.
3.Analisis
1. Mengetahui
perhitungan
perhitungan
harga
harga pokok
pokok produksi (HPP)
produksi
pesanan
pada
dengan metode
perusahaan
meubel
full
costing
“Arizal Salim Jaya”
pada
2. Mengetahui
perusahaan
perhitungan
harga
meubel “Arizal
pokok produksi (HPP)
Salim Jaya “
pesanan
dengan
Jepara
metode Full costing
pada
perusahaan
“Arinal Salim Jaya”
menurut
teori
akuntansi.
3. Mengetahui
perbandingan
perhitungan
harga
pokok produksi (HPP)
pesanan
menurut
perusahaan
“Arinal
Salim
Jaya” dan
menurut teori dengan
metode full costting
berdasarkan
perhitungan
perusahaan untuk harga pokok
produksi adalah Rp 16.029,106
(Model BM01), Rp 15.185,936
(Model BM02), dan Rp
15.429,106 (Model BM03).
Metode harga pokok produksi
dengan full costing adalah Rp
18.191,439 (Model BM01), Rp
17.233,269 (Model BM02), dan
Rp 17.476,439 (Model
BM03). Perbedaan ini sangat
mempengaruhi pihak perusahaan
dalam menentukan harga
jual produk, karena harga pokok
produk merupakan unsur utama
dalam penentuan harga
jual produk.
Perhitungan menurut metode full
costing
dengan
menuru
perusahaan terjadi perbedaan,
pada tahun 2003 sebesar Rp
80.000 dan tahun 2004 sebesar
Rp 95.000 dimana menurut
perusahaan
harga
pokok
produksi pesana pada tahun
2003 sebesar Rp 6.670.000 dan
tahun
2004
sebesar
Rp
7.800.000 sedangkan menurut
teori pada tahun 2003 sebesar
Rp 6.850.000 dan tahun 2004
sebesar Rp 8.075.000 maka
terjadi
selisish
antara
perhitungan
harga
pokok
produksi
tersebut
dimana
perhitungan
perusahaan
menunjukkan hasil yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan
perhitungan dengan teori.
Setelah dilakukan perhitungan
tarif BOP pada tahun 2003
sebesar 323,2% sedangkan tahun
2004 275,7%, dari
hasil
perolehan pada tahun 2003
didapat selisih Rp 300.000 dan
tahun 2004 sebesar Rp 836.000.
37
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, kerangka penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
dalam perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing. Kerangka pemikiran teoritis, sebagai berikut :
Kajian Pustaka :
Memasukkan seluruh
unsur-unsur
biaya
baik variabel maupun
tetap
Perusahaan HaJe
Furniture Jepara :
Memasukkkan
seluruh
biaya
langsung
yang
dikeluarkan selama
produksi
Analisis Data :
Perhitungan Harga Pokok
Produksi metode Full
Costing
Hasil Analisis Data
Perbandingan Antara HPP Metode
Full Costing Dengan HPP
Menurut Perusahaan
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Download