OBESITAS PADA ANAK SUMARNI Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Untad Bagian Gizi Klinik RSU Tadulako PENDAHULUAN Permasalahan gizi pada anak-anak sekarang bukan lagi kekurangan gizi atau gizi buruk, tetapi kelebihan zat gizi atau obesitas. Pravalensinya meningkat diberbagai negara termasuk di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Obesitas masalah kesehatan diseluruh dunia, WHO obesitas sudah menjadi epidemi global yang harus segera ditangani. Obesitas pada anak berisiko berlanjut ke masa dewasa faktor risiko berbagai penyakit metabolik dan degeneratif Anak obesitas mempunyai risiko lebih besar, terutama obesitas tipe abdominal Sebuah penelitian longitudinal ↑ BB pada bayi merupakan prediktor obesitas pada usia 9 tahun. Studi epidemiologi 3 periode perkembangan obesitas 1. masa kehamilan dan masa bayi, 2. pada usia 5-7 tahun, 3. pada masa remaja. Defenisi obesitas • akumulasi abnormal atau lemak berlebihan dalam jaringan adiposa yang mengganggu kesehatan Obesitas anak & remaja 2-19 thn (CDC) • kondisi indeks massa tubuh (BMI) berada atau di atas persentil 95 pada grafik tumbuh kembang sesuai jenis kelaminnya Kriteria • BMI lebih rendah dari persentil 95 dikategorikan overweight • BMI ≥ persentil 95 dikategorikan obesity Metode Penilaian Obesitas BMI BMI Z-score • BMI pengukuran standar yang digunakan untuk menggambarkan status berat badan anakanak (usia 2 tahun atau lebih) dan remaja • BMI z-score BMI standar anak, distribusi normal rata-rata 0 dan standar deviasi 1 • Nilai BMI z-score yang diperoleh mempresentasika n persentil BMI untuk umur. Metode penilaian adipositas • Dual-Energy X- ray Absorptiometry (DXA) • Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) • Triceps Skinfold Thickness • Waist Circumference ETIOLOGI Obesitas Primer Obesitas Sekunder • faktor genetik • nutrisi • lingkungan • faktor neural (lesi hipothalamus, amigdala, lobus temporal) • faktor endokrin ( insulinoma, Cushing syndrome, terapi kortikosteroid) , obat-obatan. Pada remaja biasanya multifaktorial, meliputi faktor genetik, lingkungan, dan faktor eksogen. Faktor Genetik • Beberapa sindrom genetik seperti Prader-Willi, Turner, Klinefelter. Umumnya disertai retardasi mental dan hipogonadisme. • Beberapa gen menyebabkan obesitas dan berkaitan dengan resistensi insulin yaitu gen leptin, leptin receptor, MC4R, α-MSH • Riwayat obesitas dalam keluarga. Hasil penelitian mendapatkan parental obesity berisiko 2 kali lipat menderita obesitas saat dewasa Faktor Lingkungan Nutrisi Sering konsumsi fast food, gula , sedang sayuran & buah kurang kelebihan BB. Aktifitas fisik Psikososial study 25% anak menghabiskan waktu nonton tv / bermain video Stres emosi kelebihan makan. Study remaja depresi memiliki IMT lebih tinggi saat dewasa dibanding yg tidak depresi. games berkorelasi dgn ↑IMT & DM tp 2. Faktor Biologik • Pengaruh prenatal dan periode pertumbuhan anak usia dini berperan terhadap perkembangan obesitas saat remaja dan dewasa. • Periode prenatal periode pertumbuhan penting, dimana malnutrisi prenatal, diabetes gestasional, dan berat lahir tinggi berkorelasi positif dengan tingkat obesitas di kemudian hari • Pubertas waktu yang sangat dinamis dalam pertumbuhan dan perubahan komposisi tubuh serta menarche dini telah terbukti meningkatkan risiko obesitas dan sindrom metabolik Obesity Genetics vs. Environment • Weights of adopted children correlate better with biological parents • BMIs of identical twins reared apart= together • Monozygotic twins more similar in fat deposition and weight than dizygotic twins Obesity Metabolic factors • Basic metabolic rate – Determined by fat free mass • Energy expenditure – Determined by physical activity Obesity Environmental Factors: Increased Energy Input • High caloric-density food • Supersized portions • Eating out • Working parents • Advertising Obesity Environmental Factors: Decreased Energy Expenditure • • • • TV Computers Transportation Inadequate safe areas for physical activity • Sedentary Lifestyle Childhood Obesity Environmental Factors TV • 25 hours/week • Half the ads are for food • Prevalence increases 2%/hour of viewing • Strongest predictor of subsequent obesity Obesity Predictors of Adult Obesity • 20% obese infants become obese children • 40% obese children become obese teens • 80% obese teens become obese adults Obesity Sex Difference • Males – Increased visceral fat • Females – Increased hip fat • At all ages females have more adipose tissue than males Mekanisme Regulasi Keseimbangan Energi Proses fisiologis Pengaturan keseimbangan energi oleh hipotalamus pengendalian rasa lapar dan kenyang Pengendalian laju pengeluaran energi regulasi sekresi hormon pengaturan penyimpanan energi anabolik & katabolik Sinyal pendek (situasional) Sinyal panjang • mempengaruhi porsi & waktu makan • berhubungan dg faktor distensi lambung & peptida gastrointestinal kolesistokinin (CCK) yang berperan penting dalam menurunkan porsi makan • diperankan oleh fat-derived hormon leptin • insulin Signal Efferent Leptin TERAPI Prinsip tata-laksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup. Menetapkan target ↓ BB : - ↓ BB berdasarkan umur anak, derajat obesitas, & ada tidaknya komplikasi - < 7 thn, tanpa komplikasi pertahankan BB - <7 thn dgn komplikasi & > 7 thn ↓BB. - Target↓BB : 2,5 - 5 kg atau dgn kecepatan 0,5 - 2 kg / bln. Pengaturan diet : - Prinsip diet seimbang sesuai RDA. - disesuaikan dengan usia , derajat obesitas, ada tidaknya penyakit penyerta. - obesitas sedang, tanpa penyakit penyerta, rendah kalori (- 30% kalori) - obesitas berat + penyakit penyerta very low calorie diet. Diet seimbang dgn komp. KH 50-60%, L 20-30% (SFA < 10%) P 15-20%, kolesterol < 300 mg per hari. Diet tinggi serat, dianjurkan > 2 tahun dengan dosis menggunakan rumus: (umur dlm thn + 5) gram / hr. Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan Pengaturan aktifitas fisik Disesuaikan dengan perkembangan motorik, kemampuan fisik & umur Anak 6-12 thn menggunakan ketrampilan otot ; bersepeda, berenang dan senam. Dilakukan 20-30 menit / hari Endocrine Society membatasi farmakoterapi bagi yg memiliki BMI > persentil 95 yg gagal intervensi diet & gaya hidup serta kasus tertentu dgn BMI > persentil 85 & komorbiditas berat. Sibutramin satu-satunya penekan nafsu makan disetujui FDA penggunaan jangka panjang pd org dewasa memungkinkan digunakan pd remaja > 16 thn menghambat reuptake anorexigenic neurotransmitter rasa kenyang dan menurunkan rasa lapar Efek samping : hipertensi, takikardia, kontraksi ventrikel prematur, insomnia, pusing, mulut kering, cholelithiasis dan sembelit. Meta-analisis perubahan BMI 2,4 poin setelah 6 bln pengobatan Anorexigenic Gastrointestinal Lipase inhibition Orlistat mencegah pemecahan trigliserida menjadi menjadi asam lemak serta monoglycerols. Efek samping tinja berminyak, perut kembung, pengeluaran minyak yg tdk terkontrol dari rektum & peny. kandung empedu. Penyerapan lemak kurang membatasi penyerapan vit. (A, D, E, dan K). Analisis 3 RCT pada remaja penurunan BMI 0,7, tetapi terjadi peningkatan tingkat nyeri perut dan ketidaknyamanan dibandingkan dengan plasebo. Terapi terhadap resistensi insulin Metformin bekerja dengan menghambat glukoneogenesis hepatik, mengurangi resistensi insulin dan hiperinsulinemia, dan menurunkan lipogenesis dalam jaringan adiposa. Metformin telah disetujui untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 pada pasien usia 10 tahun atau lebih. Tiga uji coba terkontrol secara acak terhadap penggunaan metformin sebagai obat obesitas pada remaja didapatkan penurunan berat badan rata-rata 3,15 kg. Leptin uji klinis pada subyek obesitas tanpa defisiensi leptin menunjukkan hanya menimbulkan efek yang kecil pada penurunan berat badan. Leptin cukup efektif dalam mengurangi BMI dan massa lemak dalam jangka panjang Bedah Bariatrik Operasi bariatrik pengobatan ↓ BB yg definitif & jangka panjang ↓ BB signifikan dan memperbaiki beberapa masalah lain spt DM tipe2, HT, dan obstruktive sleep apnea. Kelemahan komplikasi pasca operasi. Pada anak direkomendasikan BMI > 50, atau > 40 dengan komorbiditas yg tidak membaik dgn ↓BB selama 6 bulan Insufisiensi nutrisi dapat terjadi setelah pembedahan direkomendasikan dilakukan pada remaja yg mencapai perkembangan pubertas Tanner IV dan bone age 95 %. Roux en Y bypass ke proksimal usus halus ukuran lambung berkurang asupan makanan berkurang, dan ada malabsorpsi. Penelitian menunjukkan penurunan produksi ghrelin sejalan dengan peningkatan peptida YY dan glukagon-like peptide 1. Pada beberapa kasus bedah bariatrik pada remaja ↓ BB yg besar bbrp thn setelah operasi. Juga terjadi perbaikan Steatohepatitis yang signifikan. jenis operasi lain : vertikal banded gastroplasty tdk ada malabsorpsi. Study remaja pascaoperasi ini yg dievaluasi 5 thn↓BB ratarata 55% dan hanya 1 dari 14 pasien yang tidak terjadi penurunan signifikan dari BMInya. Bentuk lainnya laparoskopi adjustable gastric banding (LAGB). Meskipun tidak disetujui oleh FDA pada remaja, telah dilakukan pada sejumlah pasien anak. Pemilihan metode tergantung pada kebutuhan dan kondisi. Adjustable gastric banding (AGB) lebih mudah dan masa penyembuhan lebih cepat namun lebih lambat menurunkan berat badan dibanding metode Roux-en Y. Beberapa penelitian 4 tahun pertama pada pasien pasca operasi metode ini menunjukkan perubahan rata-rata BMI 8 - 14.5 poin dan kehilangan 40-70% berat badan. • Perlu perhatian khusus munculnya risiko defisiensi nutrisi akibat prosedur ini disamping manfaat penurunan BB. • Pada suatu penelitian remaja dengan metode RYGB, 14% menggunakan suplemen nutrisi secara teratur. • Komplikasi neurologis sebagian besar disebabkan oleh kekurangan vitamin B12, Folat, dan tiamin yang dilaporkan pada 5-16% pasien. Operasi bariatrik terus ditawarkan walaupun hanya untuk remaja obesitas dengan komplikasi yang mengancam jiwa mereka KESIMPULAN 1 2 3 • Obesitas pada anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan perilaku, diet dan genetik. • Program penurunan berat badan pada anak dapat berjalan sesuai target dengan memberikan intervensi sedini mungkin, edukasi dan pendampingan oleh orang tua. • Pengobatan obesitas dapat dilakukan sesuai kondisi pasien dengan obat dan ataupun pembedahan.