13_(Gizi)Obesitas anak

advertisement
OBESITAS PADA ANAK
SUMARNI
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Untad
Bagian Gizi Klinik RSU Tadulako
PENDAHULUAN
Permasalahan gizi pada anak-anak sekarang
bukan lagi kekurangan gizi atau gizi buruk,
tetapi kelebihan zat gizi atau obesitas.
Pravalensinya meningkat diberbagai negara
termasuk di Indonesia, terutama di kota-kota
besar.
Obesitas  masalah kesehatan diseluruh dunia,
WHO obesitas sudah menjadi epidemi global
yang harus segera ditangani.
Obesitas pada anak berisiko berlanjut ke masa
dewasa  faktor risiko berbagai penyakit
metabolik dan degeneratif
Anak obesitas mempunyai risiko lebih
besar, terutama obesitas tipe abdominal
Sebuah penelitian longitudinal ↑ BB pada bayi
merupakan prediktor obesitas pada usia 9 tahun.
Studi epidemiologi  3 periode perkembangan
obesitas
1. masa kehamilan dan masa bayi,
2. pada usia 5-7 tahun,
3. pada masa remaja.
Defenisi
obesitas
• akumulasi abnormal atau lemak
berlebihan dalam jaringan adiposa
yang mengganggu kesehatan
Obesitas
anak & remaja
2-19 thn
(CDC)
• kondisi indeks massa tubuh (BMI)
berada atau di atas persentil 95
pada grafik tumbuh kembang sesuai
jenis kelaminnya
Kriteria
• BMI lebih rendah dari persentil 95
dikategorikan overweight
• BMI ≥ persentil 95 dikategorikan obesity
Metode Penilaian Obesitas
BMI
BMI Z-score
• BMI
pengukuran
standar yang
digunakan untuk
menggambarkan
status berat
badan anakanak (usia 2
tahun atau lebih)
dan remaja
• BMI z-score 
BMI standar
anak, distribusi
normal rata-rata
0 dan standar
deviasi 1
• Nilai BMI z-score
yang diperoleh
mempresentasika
n persentil BMI
untuk umur.
Metode penilaian
adipositas
• Dual-Energy X-
ray
Absorptiometry
(DXA)
• Bioelectrical
Impedance
Analysis (BIA)
• Triceps Skinfold
Thickness
• Waist
Circumference
ETIOLOGI
Obesitas
Primer
Obesitas
Sekunder
• faktor genetik
• nutrisi
• lingkungan
• faktor neural (lesi hipothalamus,
amigdala, lobus temporal)
• faktor endokrin ( insulinoma,
Cushing syndrome, terapi
kortikosteroid) , obat-obatan.
Pada remaja biasanya multifaktorial, meliputi faktor genetik, lingkungan,
dan faktor eksogen.
Faktor Genetik
• Beberapa sindrom genetik
seperti Prader-Willi, Turner,
Klinefelter. Umumnya disertai
retardasi mental dan
hipogonadisme.
• Beberapa gen menyebabkan
obesitas dan berkaitan dengan
resistensi insulin yaitu gen
leptin, leptin receptor, MC4R,
α-MSH
• Riwayat obesitas dalam
keluarga. Hasil penelitian
mendapatkan parental
obesity berisiko 2 kali lipat
menderita obesitas saat
dewasa
Faktor Lingkungan
Nutrisi
Sering konsumsi
fast food, gula ,
sedang sayuran
& buah kurang
 kelebihan BB.
Aktifitas
fisik
Psikososial
study 25% anak
menghabiskan
waktu nonton tv /
bermain video
Stres emosi 
kelebihan makan.
Study remaja
depresi memiliki
IMT lebih tinggi
saat dewasa
dibanding yg tidak
depresi.
games 
berkorelasi dgn
↑IMT & DM tp 2.
Faktor Biologik
• Pengaruh prenatal dan
periode pertumbuhan anak
usia dini berperan terhadap
perkembangan obesitas saat
remaja dan dewasa.
• Periode prenatal  periode
pertumbuhan penting, dimana
malnutrisi prenatal, diabetes
gestasional, dan berat lahir
tinggi berkorelasi positif
dengan tingkat obesitas di
kemudian hari
• Pubertas  waktu yang
sangat dinamis dalam
pertumbuhan dan perubahan
komposisi tubuh serta
menarche dini telah terbukti
meningkatkan risiko obesitas
dan sindrom metabolik
Obesity
Genetics vs. Environment
• Weights of adopted children correlate better
with biological parents
• BMIs of identical twins reared apart= together
• Monozygotic twins more similar in fat
deposition and weight than dizygotic twins
Obesity
Metabolic factors
• Basic metabolic rate
– Determined by fat free mass
• Energy expenditure
– Determined by physical activity
Obesity
Environmental Factors:
Increased Energy Input
• High caloric-density
food
• Supersized portions
• Eating out
• Working parents
• Advertising
Obesity
Environmental Factors:
Decreased Energy Expenditure
•
•
•
•
TV
Computers
Transportation
Inadequate safe areas
for physical activity
• Sedentary Lifestyle
Childhood Obesity
Environmental Factors
TV
• 25 hours/week
• Half the ads are for food
• Prevalence increases
2%/hour of viewing
• Strongest predictor of
subsequent obesity
Obesity
Predictors of Adult Obesity
• 20% obese infants become obese children
• 40% obese children become obese teens
• 80% obese teens become obese adults
Obesity
Sex Difference
• Males – Increased visceral fat
• Females – Increased hip fat
• At all ages females have more adipose tissue than
males
Mekanisme Regulasi
Keseimbangan Energi
Proses fisiologis Pengaturan keseimbangan
energi oleh hipotalamus
pengendalian
rasa lapar dan
kenyang
Pengendalian laju
pengeluaran energi
regulasi sekresi
hormon 
pengaturan
penyimpanan
energi  anabolik
& katabolik
Sinyal
pendek
(situasional)
Sinyal
panjang
• mempengaruhi porsi & waktu makan
• berhubungan dg faktor distensi
lambung & peptida gastrointestinal 
kolesistokinin (CCK) yang berperan
penting dalam menurunkan porsi
makan
• diperankan oleh fat-derived hormon
leptin
• insulin
Signal Efferent
Leptin
TERAPI
Prinsip tata-laksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta
meningkatkan keluaran energi dengan cara pengaturan diet,
peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup.
Menetapkan target ↓
BB :
- ↓ BB  berdasarkan
umur anak, derajat
obesitas, & ada
tidaknya komplikasi
- < 7 thn, tanpa
komplikasi 
pertahankan BB
- <7 thn dgn komplikasi
& > 7 thn  ↓BB.
- Target↓BB : 2,5 - 5 kg
atau dgn kecepatan
0,5 - 2 kg / bln.
Pengaturan diet :
- Prinsip  diet
seimbang sesuai RDA.
- disesuaikan dengan
usia , derajat obesitas,
ada tidaknya
penyakit penyerta.
- obesitas sedang, tanpa
penyakit penyerta, 
rendah kalori (- 30%
kalori)
- obesitas berat +
penyakit penyerta
very low calorie
diet.
Diet seimbang dgn
komp. KH 50-60%, L
20-30% (SFA < 10%)
P 15-20%, kolesterol <
300 mg per hari.
Diet tinggi serat,
dianjurkan  > 2
tahun dengan dosis
menggunakan rumus:
(umur dlm thn + 5)
gram / hr.
Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan
Pengaturan aktifitas fisik  Disesuaikan dengan
perkembangan motorik, kemampuan fisik & umur
Anak 6-12 thn  menggunakan ketrampilan otot ;
bersepeda, berenang dan senam.
Dilakukan 20-30 menit / hari
Endocrine Society membatasi farmakoterapi
bagi yg memiliki BMI > persentil 95 yg gagal
intervensi diet & gaya hidup serta kasus
tertentu dgn BMI > persentil 85 &
komorbiditas berat.
Sibutramin  satu-satunya penekan nafsu
makan disetujui FDA  penggunaan jangka
panjang pd org dewasa memungkinkan
digunakan pd remaja > 16 thn
menghambat reuptake anorexigenic
neurotransmitter  rasa kenyang
dan menurunkan rasa lapar
Efek samping : hipertensi, takikardia,
kontraksi ventrikel prematur, insomnia,
pusing, mulut kering, cholelithiasis dan
sembelit.
Meta-analisis  perubahan BMI 2,4
poin setelah 6 bln pengobatan
Anorexigenic
Gastrointestinal Lipase
inhibition
Orlistat  mencegah pemecahan
trigliserida menjadi menjadi asam
lemak serta monoglycerols.
Efek samping  tinja berminyak,
perut kembung, pengeluaran minyak
yg tdk terkontrol dari rektum &
peny. kandung empedu. Penyerapan
lemak kurang  membatasi
penyerapan vit. (A, D, E, dan K).
Analisis 3 RCT pada remaja  penurunan BMI
0,7, tetapi terjadi peningkatan tingkat nyeri
perut dan ketidaknyamanan dibandingkan
dengan plasebo.
Terapi terhadap
resistensi insulin
Metformin bekerja dengan menghambat
glukoneogenesis hepatik, mengurangi resistensi
insulin dan hiperinsulinemia, dan menurunkan
lipogenesis dalam jaringan adiposa.
Metformin telah disetujui untuk pengobatan
diabetes mellitus tipe 2 pada pasien usia 10
tahun atau lebih.
Tiga uji coba terkontrol secara acak terhadap
penggunaan metformin sebagai obat obesitas
pada remaja didapatkan penurunan berat
badan rata-rata 3,15 kg.
Leptin
uji klinis pada subyek obesitas tanpa defisiensi leptin
menunjukkan hanya menimbulkan efek yang kecil pada
penurunan berat badan.
Leptin cukup efektif dalam mengurangi BMI dan massa
lemak dalam jangka panjang
Bedah Bariatrik
Operasi bariatrik  pengobatan ↓ BB yg definitif &
jangka panjang  ↓ BB signifikan dan
memperbaiki beberapa masalah lain spt DM tipe2,
HT, dan obstruktive sleep apnea.
Kelemahan  komplikasi pasca operasi.
Pada anak direkomendasikan  BMI > 50, atau
> 40 dengan komorbiditas yg tidak membaik dgn
↓BB selama 6 bulan
Insufisiensi nutrisi dapat terjadi setelah
pembedahan direkomendasikan dilakukan pada
remaja yg mencapai perkembangan pubertas
Tanner IV dan bone age 95 %.
Roux en Y  bypass ke proksimal usus halus 
ukuran lambung berkurang  asupan
makanan berkurang, dan ada malabsorpsi.
Penelitian menunjukkan penurunan produksi
ghrelin sejalan dengan peningkatan peptida
YY dan glukagon-like peptide 1.
Pada beberapa kasus bedah bariatrik pada
remaja  ↓ BB yg besar bbrp thn setelah
operasi. Juga terjadi perbaikan Steatohepatitis
yang signifikan.
jenis operasi lain : vertikal
banded gastroplasty  tdk ada
malabsorpsi.
Study remaja pascaoperasi ini
yg dievaluasi 5 thn↓BB ratarata 55% dan hanya 1 dari 14
pasien yang tidak terjadi
penurunan signifikan dari
BMInya.
Bentuk lainnya  laparoskopi adjustable gastric
banding (LAGB). Meskipun tidak disetujui oleh FDA
pada remaja, telah dilakukan pada sejumlah
pasien anak. Pemilihan metode tergantung pada
kebutuhan dan kondisi.
Adjustable gastric banding (AGB) lebih mudah dan
masa penyembuhan lebih cepat namun lebih
lambat menurunkan berat badan dibanding
metode Roux-en Y.
Beberapa penelitian 4 tahun pertama pada pasien
pasca operasi metode ini menunjukkan perubahan
rata-rata BMI 8 - 14.5 poin dan kehilangan 40-70%
berat badan.
• Perlu perhatian khusus munculnya risiko defisiensi nutrisi
akibat prosedur ini disamping manfaat penurunan BB.
• Pada suatu penelitian remaja dengan metode RYGB, 14%
menggunakan suplemen nutrisi secara teratur.
• Komplikasi neurologis sebagian besar
disebabkan oleh kekurangan vitamin
B12, Folat, dan tiamin yang dilaporkan
pada 5-16% pasien. Operasi bariatrik
terus ditawarkan walaupun hanya
untuk remaja obesitas dengan
komplikasi yang mengancam jiwa
mereka
KESIMPULAN
1
2
3
• Obesitas pada anak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, perubahan perilaku, diet dan genetik.
• Program penurunan berat badan pada anak dapat
berjalan sesuai target dengan memberikan intervensi
sedini mungkin, edukasi dan pendampingan oleh
orang tua.
• Pengobatan obesitas dapat dilakukan sesuai kondisi
pasien dengan obat dan ataupun pembedahan.
Download