Modul Pengantar Ilmu Komunikasi [TM3].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar Ilmu
Komunikasi
Ruang Lingkup Komunikasi
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Humas
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
85001
Siti Komsiah, S.IP, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Perkembangan komunikasi begitu
pesatnya, sehingga komunikasi masuk
dalam berbagai kajian. Pada modul ini
akan dijelaskan ruang lingkup dari ilmu
komunikasi yang dilihat dari berbagai
bidang kajian komunikasi.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan
mahasiswa
dapat
:
Mengetahui dan mampu memahami
pengelompokan
ruang
lingkup
komunikasi yang dipelajari dalam
berbagai bidang ilmu.
Ruang Lingkup Komunikasi
Pendahuluan
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam konteks
atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor diluar orang-orang
yang yang berkomunikasi, yang terdiri dari; pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca,
suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta
komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis,
seperti; sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga,
aspek sosial, seperti; norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya; dan keempat,
aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).
Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya.
Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi diuraikan secara berlainan.
Istilah-istilah lain juga digunakan untuk merajuk pada konteks ini. Selain istilah konteks
(context) yang lazim, juga digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation),
keadaan (setting), arena, jenis (kind), cara (mode), pertemuan (encounter), dan kategori.
Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari konteks fisik, konteks sosial,
konteks historis, konteks psikologis, dan konteks kultural.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya
atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah:
komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok
(kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Salah satu
pendekatan untuk membedakan konteks-konteks komunikasi adalah pendekatan situasional
(situational approach) yang dikemukakan G.R Miller.
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi
dengan diri sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin
komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi
intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua orang tiga orang, dan seterusnya, karena
sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri
sendiri(mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya
sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada
keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic
communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua
sahabat dekat, guru murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah : pihakpihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara
verbal ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para
peserta
komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan
tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti sentuhan,
tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang
dalam komunikasi antarpribadi bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya
komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak. Misalnya, komunikasi
suami istri didominasi oleh suami, komunikasi dosen mahasiswa oleh dosen, dan
komunikasi atasan bawahan oleh atasan.
3. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling
kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dalam memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran
berbeda. Kelompok ini
misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat;
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah
berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok
biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small grupu
communication), jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam
komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta
lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi
antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi
komunikasi kelompok.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu
persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umu).
Tabligh akbar yang sering disampaikan pendakwah kondang K.H.Zainuddin MZ atau Aa
Gym adalah contoh komunikasi publik yang paling kena. Beberapa pakar komunikasi
menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk
komunikasi ini.
Komunikasi publik biasanya berlangsung secara formal dan lebih sulit daripada
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok, karena komunikasi publik
menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi
sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicaraan bahkan sering merupakan faktor
penting yang menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara.
Tidak seperti komunikasi antarpibadi yang melibatkan pihak-pihak yang sama-sama
aktif, atau satu pihak (pendengar) dalam komunikasi publik cenderung pasif. Umpan
balik yang mereka berikan terbatas, terutama umpan balik bersifat verbal. Umpan balik
nonverbal lebih jelas diberikan orang-orang yang duduk dijajaran depan, karena
merekalah yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima umpan balik bersifat
serempak, seperti tertawa atau tepuk tangan. Ciri-ciri komunikasi publik adalah; terjadi
ditempat umum (publik), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (masjid,gereja)
atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial
yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang tidak
terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi
khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya; acara-acara lain mungkin
direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi
publik
sering
bertujuan
memberikan
penerangan,
menghibur,
memberikan
penghormatan, atau membujuk.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih
besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan
sebagai
kelompok
dari
kelompok-kelompok.
Komunikasi
organisasi
seringkali
melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi,
yakni komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi
antarsejawat, juga termasuk selentingan dan gosip
6. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa
(mass
communication)
adalah
komunikasi
yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,
televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembaga, yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak
tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara
cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada
kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering
tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang
menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan
pesan yang disampaikan media massa ini.
Beberapa para pakar komunikasi berusaha menggali apa saja ruang lingkup ilmu komunikasi.
Sampai sekarang pencarian jawaban itu terus berlangsung dan berkembang. Perlu kiranya
secara singkat untuk disampaikan seputar ruang lingkup komunikasi.
A. Bidang Komunikasi
Yang dimaksudkan dengan bidang di sini adalah bidang kehidupan manusia, di mana di antara
jenis kehidupan yang satu dan jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas.
Kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi
meliputi jenis-jenis sebagai berikut:
a.
Social Communication
1) Managemen Communication
2) Bussiness Communication
3) Political Communication
b. Cultural Communication
1) Traditional Communication
2) International Communication
Selain jenis-jenis bidang komunikasi di atas, dalam berbagai literatur tidak jarang pula dijumpai
bidang komunikasi lainnya, antara lain family communication dan health communication, yang
sebenarnya merupakan salah satu aspek dari salah satu bidang komunikasi yang tercantum di
atas.
B. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya, komunikasi diklasifikasikan menjadi: komunikasi verbal (verbal
communication), komunikasi nirverbal (non-verbal communication), dan lain-lain.
Komunikasi verbal dapat diklasifikasi lagi ke dalam komunikasi lisan (oral communication) dan
komunikasi tulisan (written communication). Sedangkan komunikasi nirverbal terbagi lagi
komunikasi
kial
(gestural/body
communication)
dan
komunikasi
gambar
(pictorial
communication). Lalu, komunikasi lain-lain terdiri dari komunikasi tatap muka (face-to-face
communication) dan komunikasi bermedia (mediated communication). Sifat komunikasi ini di
rangkum menjadi:
a. Verbal:
1) Oral(Ucapan)
2) Written(Tulisan)
b. Non-verbal:
1) Kinestetikal (bahasa tubuh)
2) Gestural (gerak-gerik tubuh)
3) Postural (sikap tubuh)
4) Facial Expressions (ekspresi muka)
C. Tatanan Komunikasi
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah suatu proses komunikasi ditinjau dari
jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat
tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka lingkup komunikasi
dapat diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Komunikasi pribadi (personal communication). Bentuk komunikasi ini terdiri dari komunikasi
intrapribadi
(intrapersonal
communication)
dan
komunikasi
antarpribadi
(interpersonal
communication).
b. Komunikasi kelompok (group communication). Komunikasi kelompok dapat diklasifikasi lagi
ke dalam komunikasi kelompok kecil (small group communication), antara lain ceramah
(lecture), forum, simposium (symposium), diskusi panel (panel discussion), seminar, dan
curahsaran (brainstorming). Dan komunikasi kelompok besar (large group communication/
public speaking).
c. Komunikasi massa (mass communication). Bentuk komunikasi ini terdiri dari komunikasi
media massa cetak/pers (printed mass media communication) yang antara lain berupa surat
kabar (daily) dan majalah (magazine); dan komunikasi media massa elektronik (electronic mass
media communication), di antaranya berupa radio, televisi, dan film.
Penjelasan media massa di atas bersifat universal. Sebab, di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, buku pun termasuk media massa; sekali cetak puluhan juta eksemplar
diterbitkan.
d. Komunikasi media (media communication). Termasuk ke dalam bentuk ini antara lain surat,
telepon, pamflet, poster,
spanduk, dan lain-lain media yang tidak termasuk media massa.
D. Teknik Komunikasi
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani "technikos" yang berarti keterampilan atau
keperigelan. Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik
komunikasi diklasifikasikan menjadi :
-
Komunikasi Informatif (Informative Communication).
-
Komunikasi Persuasif (Persuasive Communication).
-
Komunikasi Pervasif (Pervasive Communication).
-
Komunikasi Koersif (Coersive Communication).
-
Komunikasi Instruktif (Instructive Communication).
-
Hubungan Manusiawi (Human Relations)
.
E. Metode Komunikasi
Istilah metode, atau dalam bahasa Inggris "method", berasal dari bahasa Yunani "methodos"
yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina
berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Atas dasar pengertian tadi, metode
komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi secara pasti, mapan dan logis
sebagai berikut:
a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism). Terdiri dari jurnalisme cetak (printed journalism) dan
jurnalisme elektronik (electronic journalism).
b. Jurnalisme Radio (Radio Journalism).
c. Jurnalisme Televisi (Television Journalism).
d. Hubungan Masyarakat (Public Relations).
e. Periklanan (Advertising).
f. Propaganda
g. Perang Urat Syarat (Psychological Warfare).
h. Perpustakaan (Library)
F. Fungsi komunikasi. Berdasarkan fungsinya komunikasi dapat digunakan dalam kegiatan
sebagai berikut:
a.
Public Information
b. Publik Education
c.
Publik Persuasion
d. Publik Entertaiment
G. Bentuk Komunikasi. Berdasarkan bentuknya komunikasi dapat dibagi atas komunikasi
pribadi dan komunikasi kelompok, dengan pembagian sebagai berikut:
a. Personal Communication (Komunikasi Pribadi) :
1) Intrapersonnal Communication (Komunikasi Intrapribadi)
2) Interpersonnal Communication (Komunikasi Interpersonal)
b. Group Communication (Komunikasi Kelompok):
1) Small Group Communication (Lecture, Panel Discussion, Symposium, Seminar,
Brainstorming)
2) Large Group Communication / Public Speaking.
c.
Mass Communication (Komunikasi dengan menggunakan media, contoh : Radio,
TV, Film, dsb.)
H. Model komunikasi
a.
One Step Flow Communication, komunikasi dilakukan dengan satu tahap antara
satu orang langsung dengan orang lain.
b. Two Step Flow Communication, komunikasi dua tahap dari seseorang pada orang
lain lalu disampaikan pada orang lain lagi.
c.
I.
Multi Step Flow Communication, disampaikan pada banyak orang secara bertahap.
Sistem Komunikasi
a.
Social Responsibility System
b. Authoritian System
J. Interaksi komunikasi
a.
Komunikasi Sosial
b. Komunikasi Media
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,Bandung, Rosda karya, 2009
Download