MODUL I TEORI PELUANG 1.1. Tujuan Praktikum Pada praktikum ini, praktikan diharapkan : a. Dapat memahami dan menguasai fungsi dan metode perhitungan peluang. b. Lebih memahami konsep korelasi antara dua kejadian (union dan interseksi). 1.2. Landasan Teori Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali di antara N peristiwa yang saling eksklusif (saling asing / terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama. Maka peluang peristiwa E terjadi adalah : P( E ) n N ,dengan batas-batas : 0 ≤ P(E) ≤ 1. Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan jika P(E) = 1 diartikan peristiwa E pasti terjadi. Apabila E menyatakan bukan peristiwa E, maka diperoleh : P( E ) = 1 – P(E). Atau berlaku hubungan : P(E) + P( E ) = 1 Sedangkan yang dimaksud dengan frekuensi nisbi suatu kejadian ialah : f i ( A) frekuensi kejadian A f ( A) f (u ) frekuensi semua kejadian dalam ruang sampel u Bila u = {u1, u2, …, un} dan P1 dicatat sebagai frekuensi nisbi timbulnya kejadian dasar (ui) maka : n p1 p 2 ... pn 1 1 Irisan dua kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang : A∩B, ialah kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B. Gabungan dua kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang : A B, ialah kejadian yang mengandung semua unsur yang termasuk A atau B atau keduanya. P(A B) = P(A) + P(B) - P(A∩B) P(A∩B) = 1 - P(A B). 1.3. Peralatan Yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam praktikum adalah : 1. Sebuah dadu. 2. Lembar kerja. 1.4. Percobaan Lakukan pelemparan sebutir dadu bersisi enam sebanyak 120 kali. Catat ke dalam daftar mata dadu yang keluar pada setiap pelemparan. Jika x kejadian yang mungkin timbul akibat pelemparan dadu dan f ialah pencatat berapa kali kejadian itu timbul : X 1 2 3 4 5 6 F 1.5. Pertanyaan 1. Untuk pelemparan sebuah dadu, apakah suatu kepastian bahwa frekuensi setiap mata dadu = 1/6 ? Mengapa ? 2. Berapakah nilai ruang sampel untuk pelemparan 2 buah mata dadu ? 3. Hitung besar frekuensi nisbi berikut : 2 A = {2, 5, 6} = …………… B = {1, 3, 5} = …………… C = {1, 2, 3} = …………… = ………. A C = ………. B C = ………. A ∩ B = ………. A ∩ C = ………. B ∩ C = ………. A B 4. Tunjukkanlah bahwa 6 pi 1 , dimana pi = frekuensi nisbi timbulnya kejadian i 1 dasar. 3 MODUL II DISTRIBUSI FREKUENSI 2.1. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, praktikan diharapkan : 1. Dapat memahami definisi dan manfaat dari distribusi frekuensi. 2. Dapat menggambar grafik frekuensi, frekuensi relatif, dan frekuensi kumulatif. 3. Dapat memahami mengenai konsep perhitungan distribusi frekuensi untuk data berkelompok. 2.2. Landasan Teori Distribusi frekuensi merupakan suatu ringkasan dalam bentuk tabel dari suatu kelompok data yang menunjukkan frekuensi item-item (kategori-kategori) dalam beberapa kelas. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat daftar distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : 1. Tentukan rentang, selisih nilai terbesar dan terkecil. 2. Tentukan jumlah kelas, k dengan menggunakan rumus : k = 1 + 3.322 log n, n : banyaknya nilai observasi. 3. Tentukan jumlah interval kelas (c), dengan rumus : c Dimana : k : X n X1 k Banyaknya kelas Xn : Nilai observasi terbesar X1 : Nilai observasi terkecil. 4. Tentukan tepi batas kelas Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas. Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasikan kemungkinan nilai data terbesar dalam suatu kelas. 4 Seringkali dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi, tabel distribusi frekuensi relatif dan kumulatif serta grafik juga disertakan dengan tujuan untuk mempermudah memahami data. Tabel 2.1. Frekuensi Hipotesis Relatif dan Kumulatif X (1) X1 F (2) f1 Fr (3) f1/n Fk* (4) f1 Fk** (5) f1 + f2 + … + fi + … + fk X2 f2 f2/n f1 + f2 f2 + … + fi + … + fk … Xi … fi … fi/n … f1 + f2 + … + fi … f1 + fk … Xk … fk … fk/n … f1 + f2 + … + fi + … + fk … fk Jumlah *Sama atau kurang dari **Sama atau lebih dari Grafik dalam distribusi frekuensi sering digambarkan dalam bentuk histogram atau grafik batangan (bar chart) dan frekuensi poligon. 32 frekuensi histogram 16 poligon kelas ` 0 19.5 29.5 39.5 49.5 59.5 69.5 79.5 89.5 99.5 109.5 Gambar 2.1. Bentuk Histogram dan Kurva Frekuensi Poligon. Perhitungan distribusi frekuensi untuk data berkelompok dapat dicari berdasarkan ukuran pemusatannya, ukuran letaknya, dan ukuran variansinya. 5 Tabel 2.2. Rumus Ukuran Pemusatan Jenis Data Yang Ukuran diperlukan Rata-Rata Titik data dan Hitung frekuensinya. Rata-Rata Nilai titik tengah Ukur dan frekuensinya. Rumus Keterangan ( f x X ) f ( f x X ) LogRu f X i i i i i i Xi : Data fi : Frekuensi data Xi : Nilai tengah fi : Frekuensi data o Tb : Tepi bawah kelas modus o d1 : Frekuensi kelas Tepi batas kelas, Modus interval kelas, frekuensi masing- modus – frekuensi d1 Mo tb c d1 d 2 masing kelas. kelas sebelumnya. o d2 : Frekuensi kelas modus – frekuensi kelas sesudahnya. o C : Interval kelas Tabel 2.3. Rumus Ukuran Letak Jenis Data Yang Ukuran diperlukan Rumus Keterangan o tb : Tepi bawah kelas yang memuat median Tepi batas kelas, Median (Med) interval kelas, frekuensi kumulatif, frekuensi masingmasing kelas. o c : Interval kelas. n fk Med tb c 2 f o fk : Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang memuat median. o f : Frekuansi yang memuat median 6 * Letaknya : Tepi batas kelas, frekuensi kumulatif, Kuartil frekuensi masing- (Qi) masing kelas, Qi = [i / 4] x n, o tb : Tepi bawah keas Qi. dimana i = 1, 2, 3. o fki : Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qi. * Nilai / besarnya : o fi : Frekuensi kelas Qi. i .n f ki Qi tb c 4 fi panjang interval kelas. o n : Banyaknya data. Letaknya : Tepi batas kelas, frekuensi kumulatif, Desil frekuensi masing- (Di) masing kelas, Di = [i / 10] x n, o tb : Tepi bawah keas Di. dimana i = 1, 2, 3, … , 9. o fki : Frekuensi kumulatif sebelum kelas Di. Nilai / besarnya : o fi : Frekuensi kelas Di. i .n f ki Di tb c 10 fi panjang interval kelas. o n : Banyaknya data. Letaknya : Tepi batas kelas, frekuensi kumulatif, Persentil frekuensi masing- (Pi) masing kelas, Pi = [i / 100] x n, o tb : Tepi bawah keas Di. dimana i = 1, 2, 3, … , 99. o fki : Frekuensi kumulatif sebelum kelas Di. Nilai / besarnya : o fi : Frekuensi kelas Di. i .n f ki Pi tb c 100 fi panjang interval kelas. o n : Banyaknya data. Tabel 2.4. Rumus Ukuran Variansi Jenis Ukuran Data Yang Rumus diperlukan Keterangan n : ƒi Data dan frekuensi Variansi masing-masing kelas, rata-rata data. Simpangan Baku S 2 f X i X 2 i n Xi : Data ke-i. X : Rata-rata data. ƒi : Frekuensi data ke-i. Data dan frekuensi masing-masing S Variansi S 2 S2 : Varinsi kelas, rata-rata data. 7 Simpangan Rata-Rata Data dan frekuensi masing-masing Kuartil frekuensi masingmasing kelas, tepi batas kelas, dan frekuensi kumulatif. Skewness (Kemiringan) Kurtosis (Keruncingan) SR fi kelas, rata-rata data. Interval kelas, Simpangan ( Xi X ) masing-masing 3 .n f k 3 Q3 tb c 4 f3 3 1 fi Data dan frekuensi masing-masing 4 . f i .( X i X ) 3 S kelas, rata-rata data. 1 fi X : Rata-rata data. ƒi : Frekuensi data ke-i. Sk 1 2 (Q 3 Q1) , dimana : 1 .n f k1 Q1 tb c 4 f1 Data dan frekuensi Xi : Data ke-i. o f1 : frekuensi yang memuat Q1. o f3 : frekuensi yang memuat Q3. o fk1 : frekuensi kumulatif sebelum kelas Q1 o fk3 : frekuensi kumulatif sebelum kelas Q3. S : Simpangan baku. S : Simpangan baku. 3 . f i .( X i X ) 4 S4 kelas, rata-rata data. 2.3. Peralatan Yang Digunakan Dalam praktikum ini, alat-alat yang digunakan adalah : 1. Meteran gulungan untuk mengukur tinggi badan. 2. Timbangan badan, untuk mengukur berat badan. 2.4. Percobaan Lakukan pengukuran dan pencatatan anthropometri mengenai data tinggi badan dan berat badan saudara. Bulatkan nilai pengukuran saudara sampai ke nilai terdekat, usahakan (± 0.5 cm). Gabungkan data saudara dengan rekan-rekan yang lainnya. 8 LAB. STATISTIKA INDUSTRI I JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - UNIVERSITAS GUNADARMA KELOMPOK : SHIFT NAMA 1. 2. 3. HARI/TANGGAL : NPM PARAF ASISTEN Tabel Percobaan Modul I No. 1 2 3 … N Tinggi Badan Berat Badan 2.5. Pengolahahn Data Langkah-langkah pengolahan data dengan Software SPSS 10.0 : 1. Membuka layar kerja. 2. Membuat variabel. 3. Mengisi data. 4. Klik Analyze, pilih Descriptive Statistics, kemudian frequencies. Gambar 2.2. Kotak Dialog Frequencies 5. Pengisian : Variabel = variabel yang akan diuji, dimasukkan dengan mengklik tanda ►. Klik statistic Tampak dilayar : 9 Gambar 2.3. Kotak Dialog Statistic Pilih : Percentiles values, Dispersion, Central Tendency (Mean dan Median), Distribution (Skewness dan Kurtosis). Klik Charts, maka tampak dilayar : Gambar 2.4. Kotak Dialog Chart Klik Format, maka tampak dilayar : Gambar 2.5. Kotak Dialog Format Pilih ascending Values (Data disusun dari terkecil ke terbesar). 10 2.6. Pertanyaan 1. Buatlah tabel frekuensi hipotesis relatif dan kumulatifnya dari data-data yang telah anda peroleh, kemudian gambarlah grafik histogram dan poligonnya. 2. Carilah ukuran pemusatan datanya. a. Rata-rata Hitung b. Rata-rata Harmonis c. Modus 3. Carilah ukuran letak datanya dan beri analisanya. a. Median b. Kuartil ke-2. c. Desil ke-5. d. Persentil ke-50. 4. Carilah ukuran dispersi dari data trsebut. a. Range b. Simpangan Baku c. Variansi 5. Tentukan pola distribusi datanya. a. Skewness (kemiringan) b. Kurtosis (Keruncingaan). 11 MODUL III DISTRIBUSI BINOMIAL 3.1. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan : 1. Lebih memahami dan menguasai konsep distribusi binomial. 2. Penguasaan terhadap konsep binomial dapat mempermudah dalam melakukan riset ilmiah khususnya dalam aplikasi untuk penelitian kerja praktek maupun tugas akhir. 3.2. Landasan Teori Jika p merupakan probabilitas sari suatu kejadian yang akan terjadi pada sembarang kejadian tunggal (disebut probabilitas sukses) dan q = 1 – p adalah probabilitas yang gagal terjadi dalam sembarang pecobaan tunggal (disebut probabilitas kegagalan) maka probabilitas yang akan terjadi adalah tepat X kali dalam N percobaan (yaitu X sukses dan N – X kegagalan akan berlangsung) maka peluangnya dapat hitung dengan rumus : N b( X , N , p) : P( X ) p X q N X X ,dimana X = 0, 1, 2, … , N. dengan : N N! ,dimana N! = N(N – 1)(N – 2) … 1 . 0! = 1. X X !( N X )! Percobaan Binomial memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Percobaannya terdiri atas n ulangan. 2. Dalam setiap ulangan, hasilnya dapat digolongkan sebagai berhasil atau gagal. 3. Peluang berhasil, yang dilambangkan dengan p, untuk setiap ulangan adalah sama, tidak berubah-ubah. 4. Ulangan-ulangan tersebut bersifat bebas satu sama lain. 12 Berikut ini merupakan beberapa sifat dari distribusi binomial : Tabel 3.1. Sifat-Sifat Distribusi Binomial Np Nilai Tengah Varians 2 Npq Simpangan Baku Npq Koefisien Momen Kemencengan Koefisien Momen Kurtosis 4 3 3 q p Npq 1 6 pq Npq 3.3. Peralatan Yang Digunakan Dalam praktikum kali ini, peralatan yang digunakan adalah : 1. Satu kotak kartu Bridge. 2. Seperangkat komponen mouse dan sebuah komputer. 3.4. Percobaan Percobaan I : Ambil tiga buah kartu dari seperangkat kartu remi dengan pengembalian, perhatikan kartu yang terambil dari tiga kartu tersebut. Jika X dibatasi sebagai jumlah kartu sekop yang terambil, catat ke dalam tabel untuk setiap kartu yang terambil. Ulangi percobaan sebanyak 20 kali, hasilnya catat ke dalam tabel frekuensi di bawah ini: Tabel 3.2. Tabel Percobaan I x 0 1 2 3 Frekuensi Jumlah TOTAL x = Jumlah kartu Sekop yang terambil. 13 Percobaan II : Lakukan perakitan mouse sebayak 20 kali. Ujilah keandalan mouse dengan mengoperasikannya pada senuah komputer. Apabila mouse dapat berfungsi dengan baik, maka proses perakitan disebut “SUKSES”. Tetapi jika pada saat uji coba dilaksanakan, mouse ternyata tidak berfungsi, maka proses perakitan disebut “GAGAL”. Hasil pengujian kemudian dicatat ke dalam tabel berikut : Tabel 3.3. Tabel Percobaan II x/f S G Frekuensi Jumlah TOTAL S : Sukses ; G : Gagal. 3.5.Pengolahahn Data Langkah-langkah Pengolahan Data dengan Software SPSS 10.0 : 1. Buka lembar kerja baru. 2. Membuat variabel. 3. Mengisi data. 4. Klik Analyze, pilih submnenu Nonparametric Test, pilih juga Binomial. Gambar 3.1. Kotak Dialog Binomial 14 Pengisian : Test variabel list adalah variabel yang akan diuji. Klik tanda ► untuk memasukkan variabel ke kotak test variabel. Test Proportion, untuk pengujian yang “fair”, maka kemungkinannya 50% 50%. Isi test Proportion = 0.50. Klik OK. 3.6 Pertanyaan 1. Berapakah nilai tengah untuk percobaan I dan II ? 2. Manakan hasil percobaan yang sifatnya lebih beragam ? 3. Apakah pengaruhnya terhadap koefisien momen kemencengan, jika jumlah data percobaan diperbesar? 4. Apakah nama distribusinya, jika percobaan yang mirip binomial, menghasilkan lebih dari dua keadaan ? 5. Gambakan grafik histogram percobaan I ! 15 MODUL IV DISTRIBUSI POISSON 4.1. Tujuan Praktikum Diharapkan dari kegiatan praktikum ini, praktikan akan : 1. Mampu memahami karakteristik dari distribusi poisson. 2. Mampu mengenal peranan statistik dalam memecahkan masalah tersebut. 4.2. Landasan Teori Distribusi probabilitas dari variabel random diskret Poisson X, yang didefinisikan sebagai banyaknya kejadian yang terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu, dinyatakan dengan : P( x; ) e x x! dimana : µ = Rata-rata bantaknya hasil percobaan = n.p e = 2,71828… Percobaan Poisson memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Banyaknya percobaan yang terjadi dalam suatu selang waktu atau suatu daerah tertentu, tidak tergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi pada selang waktu atau daerah lain yang terpisah. 2. Peluang terjadinya satu hasil percobaan selama suatu selang waktu yang singkat sekali atau dalam suatu daerah yang kecil, sebanding dengan panjang selang waktu tersebut atau besarnya daerah tersebut, yang tidak bergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi di luar selang waktu atau daerah tersebut. 3. Peluang bahwa lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi dalam selang waktu yang singkat tersebut atau dalam daerah yang kecil tersebut, dapat diabaikan. 16 Tabel 4.1. Distribusi Poisson np Nilai Tengah (Mean) 2 np Varians np Simpangan Baku 3 1 Koefisien Momen Kemencengan 4 3 1 Koefisien Momen Kurtosis 1 np 3 1 np PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL TERHADAP DISTRIBUSI POISSON Jika X adalah variabel random yang berdistribusi Poisson dengan parameter , dimana cukup besar, maka distribusi probabilitas kumulatif dari : Z X adalah berdistribusi normal baku. Secara simbolik dapat dinyatakan sebagai : Limit F ( z ) N (0,1) dx Pendekatan distribusi normal terhadap distribusi Poisson cukup baik jika > 10 (Ehrenfeld &Littauer, 1964). 4.3. Peralatan Yang Digunakan Dalam praktikum kali ini, peralatan yang digunakan adalah : 1. Satu kotak kartu Bridge. 2. Lembar kerja pengamatan. 4.4. Percobaan Ambil tiga buah kartu dari seperangkat kartu remi dengan pengembalian, perhatikan kartu yang terambil dari tiga kartu tersebut. Jika X dibatasi sebagai jumlah kartu sekop yang terambil, catat ke dalam tabel pada lembar kerja untuk setiap kartu yang terambil. Ulangi percobaan sebanyak 32 kali, hasilnya catat ke dalam tabel frekuensi di bawah ini: 17 Tabel 4.2. Tabel Pengamatan Percobaan x 0 1 2 3 Turus Frekuensi TOTAL x = Jumlah kartu Sekop yang terambil. 4.5. Pengolahahn Data Langkah-langkah Pengolahan Data dengan Software STATISTICA 6 : 1. Klik menu File, kemudian pilih New. 2. Pada posisi Spreadsheet, isi nilai : Number of variables dengan angka 1. Number of cases dengan angka 4. 3. Klik OK, maka tampak di layar : Gambar 4.1. Kotak Dialog Create New Document 4. Klik OK sehingga kembali ke layar. 5. Isikan nilai variabel pada kolom Frekuensi sesuai data hasil percobaan. 18 Gambar 4.2. Lembar Kerja Pengisian Data Software STATISTICA 6 6. Klik menu Statistics. 7. Pilih sub-menu Distribution Fitting. 8. Pada posisi Quick, pilih Discrete Distributions. 9. Pilih Poisson, kemudian OK, maka tampak di layer : Gambar 4.3. Kotak Dialog Distribution Fitting 10. Klik Variabels, kemudian klik Frekuensi sesuai dengan nama variabel pada lembar kerja. 11. Tampil data nilai Observed Mean dan Observed Variance di kiri bawah 19 Gambar 4.4. Kotak Dialog Fitting Discrete Distribution 4.6. Pertanyaan : 1. Dapatkah distribusi Binomial diubah ke dalam distribusi Poisson? Jika dapat, syaratsyarat apakah yang mendasarinya ? 2. Bagaimana pengaruh jumlah data terhadap koefisien momen kurtosis pada distribusi Poisson ? 3. Berdasarkan data pengolahan statistik, berapakah nilai peluang munculnya kartu sekop masing-masing sebanyak 1, 2, 3, dan tidak muncul sama sekali ? 4. Secara teoritis pada distribusi Poisson, nilai mean dan varians adalah sama. Mengapa dalam prakteknya, kedua nilai tersebut berbeda ? (Sesuai hasil pengolahan data statistik). 5. Sebutkan beberapa penerapan distribusi Poisson dalam kehidupan sehari-hari? 20 MODUL V DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK 5.1. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan : 1. Lebih memahami dan menguasai konsep distribusi hipergeometrik. 2. Dapat mengaplikasikan konsep distribusi hipergeometrik dalam melakukan riset ilmiah. 5.2. Landasan Teori Pada distribusi hipergeometrik, setiap pengambilan sampel dikerjakan dengan tidak melakukan pengembalian setiap jenis benda yang telah diamati, dan tidak memerlukan kebebasan (dependent). Distribusi hipergeometrik dapat diaplikasikan pada banyak bidang, misalnya pada penerimaan sampel (acceptance sampling), pengujian elektronik, dan pengendalian kualitas (quality control). Suatu percobaan hipergeometrik memiliki sifat sebagai berikut : 1. Sampel acak berukuran n diambil tanpa pengembalian dari N benda. 2. Sebanyak k benda dapat diberi nama sukses sedangkan sisanya, N – k, diberi nama gagal. Banyaknya sukses X dalam percobaan hipergeometrik disebut peubah acak hipergeometrik, sedangkan distribusi peluang peubah acaknya disebut distribusi hipergeometrik yang nilainya dinyatakan sebagai h (x; N, n, k). Bila dalam populasi N benda terdapat 2 jenis sampel yang berbeda, k benda diantaranya diberi label “sukses/berhasil” dan N-k dianggap “gagal”, maka sebaran peluang bagi peubah acak hipergeometrik X, yang menyatakan banyaknya keberhasilan dalam contoh acak berukuran n, adalah : k N k x n x , untuk x 0,1, 2, ... , k . h( x; N , n, k ) N n 21 dimana : N = Total populasi atau sampel. k = jumlah benda yang diberi label “berhasil” yang tersedia n = jumlah percobaan atau jumlah sampel yang dipilih. Sedangkan dalam populasi N benda terdapat lebih dari 2 jenis sampel yang berbeda, maka sebaran peluang bagi peubah acak hipergeometrik X, yang menyatakan banyaknya keberhasilan dalam contoh acak berukuran n, adalah : k1 k 2 k 3 k n x ... x 1 x 2 x3 n h( x1 , x 2 , x3 , ...; N , n, k1 , k 2 , k 3 ,...) N n , untuk n 0,1, 2, 3, ... dimana : N = N1 + N2 + N3 + … + Nn x = x1 + x2 + x3 + … + xn n = jumlah sampel yang dipilih. 5.3. Peralatan Yang Digunakan Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1. Kancing dengan 2 kombinasi warna ( 30 kuning dan 15 bukan kuning ) 2. Lembar pengamatan. 5.4. Percobaan Ambil 3 buah kancing dari seperangkat kancing tanpa pengembalian. Pernyataan “Benar (X)” akan diberikan apabila kancing “kuning” yang terambil dan catat ke dalam tabel. Untuk setiap kejadian pengembalian lakukan sebanyak 45 kali. Tabel 5.1. Tabel Percobaan Modul V x 0 1 2 3 Turus Frekuensi TOTAL x = Jumlah kancing kuning yang terambil. 22 5.5. Pertanyaan (hitung dengan memakai kalkulator): Berdasarkan percobaan : 1. Hitung nilai peluang terambilnya semua kancing kuning. 2. Hitung nilai peluang terambilnya 2 kancing kuning. 3. Hitung nilai peluang terambilnya 1 kancing kuning dan 2 bukan kuning. 4. Hitung nilai peluang terambilnya semua bukan kancing kuning. 5. Mengapa dalam pengendalian kualitas, banyak dipakai distribusi Hipergeometrik dibandingkan distribusi Poisson ? 23 MODUL VI DISTRIBUSI NORMAL 6.1. Tujuan Praktikum Dengan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat : 1. Memahami karakteristik dari distribusi Normal. 2. Mampu membuat grafik normal dari setiap percobaan yang dilakukan sebelumnya (modul I s/d VI). 6.2. Landasan Teori Sebaran peluang kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah sebaran normal. Kurva yang dibentuk oleh sebaran ini disebut kurva normal. Kurva ini berbentuk genta, yang dapat digunakan dalam banyak sekali gugusan data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian. 8 7 No. of observations 6 5 4 3 2 1 0 -3,0 -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Category (upper limits) Gambar 6.1. Kurva Normal Semakin beragam suatu gugus pengamatan, maka kurvanya menjadi lebih rendah dan lebih melebar. Persamaan matematik bagi sebaran peluang acak normal ini bergantung pada µ dan σ, yaitu nilai tengah dan simpangan bakunya. Persamaan matematika ini dihitung untuk mengetahui besarnya nilai peluang dari sebaranyang diteliti. Persamaan ini diperoleh dengan mentransformasikan nilai setiap pengamatan X menjadi nilai peubah acak normal Z dengan nilai nol dan ragam 1, dengan bentuk sebagai berikut : 24 Z X dimana : Z : Variable acak normal baku µ : Mean dari populasi X : Mean sampel σ : Simpangan baku populasi Definisi Sebaran Normal Baku : Adalah sebaran peubah acak normal dengan nilai tengah nol dan simpangan baku 1. Sifat-sifat kurva normal adalah sebagai berikut : 1. Modus terjadi pada X = µ. 2. Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah µ. 3. Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtot dalam kedua sisi. 6.3. Pelaksanaan Percobaan Buatlah grafik normal untuk setiap percobaan sebelumnya ( modul 1 s/d 5 )dengan menggunakan software STATISTICA 6. 6.4. Pengolahahan Data Langkah-langkah Pengolahan Data dengan Software STATISTICA 6 : 1. Buka lembar kerja baru pada STATISTICA 6. 2. Membuat variabel. 3. Mengisi data. 4. Klik sub-menu Histograms, maka tampak di layar : 25 Gambar 6.2. Kotak Dialog Histograms 5. Pada posisi Quick, pilih Variabel : Frekuensi 6. Hidupkan pilihan Normal Fit, kemudian OK. 7. Setelah muncul grafik Histogram dan Normalnya, klik kanan tepat pada gambar Histogram, kemudian pilih Graph Properties (All Options), maka tampak pada layar : Gambar 6.3. Kotak Dialog Graph Properties (All Options) 8. Klik Plot: Bars. 9. Matikan Box Options pada Properties. 10. Klik Graph Titles/Text. 11. Ketikkan judul yang anda sukai, misalkan : Grafik Normal “Percobaan Binomial”. 12. Klik OK, maka grafik normal akan muncul. 26 6.5. Pertanyaan : 1. Apa yang terjadi dengan kurva normal jika data diperbesar ? 2. Mengapa ada kurva normal yang menceng ke kiri atau ke kanan ? 3. Mengapa perlu adanya normal baku ? 4. Barapa nilai mean dan deviasi standar pada distribusi normal baku ? 5. Bolehkah nilai Z negatif ? Mengapa ? 27 DAFTAR PUSTAKA 1. Walpole E. Ronald, Myers H. Ronald, Ilmu Peluang dan Satatistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan (terjemahan), edisi 2, ITB, 1986. 2. Denis Anderson, Sweeney J., Williams A. Thomas, Statistics for Businees and Economics, West Publishing Company, USA, 1987. 3. Boediono, Koster Wayan, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, Rosdakarya, Bandung, 2001. 28