penerapan teorema bayes untuk mendiagnosa penyakit pada

advertisement
120. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI
MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
Suhardi1, Irman Firmansyah2
Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Potensi Utama
STMIK Potensi Utama, Jl. K.L.Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Tanjung Mulia Medan
Email : [email protected]
ABSTRACT
To date there have been several results of the expert system development in various
fields of expertise according to a person such as education, medicine and related field
equipment repair, electronic color television. Color television is one of the electronic
equipment that is often disturbed or damaged so by relying on advances in technology
and information, would need the creation of a "Damage Diagnosis Expert System In
Colour Television". Preparation of an expert system for diagnosis of damage to the
television using the method of forward chaining by using Visual Basic 6.0 programming
language and uses Microsoft Access 2003 to design a database to be used in the
manufacture of an expert system for diagnosis of damage to this television. This
application can be used by both television technicians are experts as well as for the
beginners in order to facilitate in knowing the type - the type of damage and solutions solutions that are effective on television.
Keywords: Expert System, Television, Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Access 2003.
ABSTRAK
Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai
bidang sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran
maupun bidang yang menyangkut perbaikan peralatan elektronik khususnya televisi
berwarna. Televisi berwarna merupakan salah satu peralatan elektronik yang sering
mengalami gangguan atau kerusakan sehingga dengan mengandalkan kemajuan di
bidang teknologi dan informasi tersebut, kiranya perlu adanya pembuatan sebuah “
Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna ”. Pembuatan sistem pakar
untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining dengan
menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0 dan menggunakan Microsoft
Access 2003 untuk merancang database yang akan digunakan dalam pembuatan sistem
pakar untuk diagnosis kerusakan televisi ini. Aplikasi ini dapat digunakan oleh para
teknisi televisi baik sudah ahli maupun bagi yang pemula agar dapat memudahkan
dalam mengetahui jenis - jenis kerusakan dan solusi - solusinya yang terdapat pada
televisi dengan efektif .
Kata Kunci : Sistem Pakar, Televisi, Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Access
2003.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang
peranan penting dalam berbagai hal. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam
peningkatan teknologi informasi. Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…121
informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang
dimiliki pada manusia, misalnya saja kondisi lapar, haus ataupun emosi. Dengan menyimpan
informasi dan sehimpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan
kesimpulan atau mengambil keputusan yang kualitasnya sama dangan kemampuan seorang pakar
bidang keilmuan tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer yang dapat mendukung hal tersebut
adalah sistem pakar.
Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana
“mengadopsi” cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu permasalahnan,
dan membuat suatu keputusan maupun mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta yang ada. Dasar
dari suatu sistem pakar adalah bagaimana mentansfer pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
pakar ke dalam komputer, dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan
berdasarkan pengetahuan itu.
Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang
sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran maupun bidang yang
menyangkut perbaikan peralatan elektronik khususnya televisi berwarna. Televisi berwarna
merupakan salah satu peralatan elektronik yang sering mengalami gangguan atau kerusakan
sehingga dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi tersebut, kiranya perlu
adanya pembuatan sebuah “ Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna ” dan
memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran yang menyangkut kerusakan pada Televisi
Berwarna dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.
Pemilihan masalah menyangkut kerusakan-kerusakan pada televisi berwarna deijadikan
sebagai sistem pakar adalah kenyataan bahwa kerusakan-kerusakan pada sebuah televisi berwarna
sering kali menggangu pengguna televisi, sehingga perlu adanya solusi untuk menangani hal-hal
kerusakan pada televisi berwarna tersebut melalui teknologi komputer yang didalamnya terdapat
software yang dapat membantu memecahkan masalah kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah-masalah yaitu bagaimana
pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining
dapat membantu para teknisi televisi, dan juga bagaimanakah proses perancangan dan pembuatan
sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining.
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dibuat beberapa
batasan masalah seperti pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan
metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0, kemudian
sistem pakar ini hanya untuk diagnosis TV berwarna, dan juga pembuatan sistem pakar untuk
mendeteksi kerusakan pada televisi berwarna hanya menyangkut kerusakan-kerusakan yang umum
terjadi pada televisi berwarna diantaranya kerusakan pada bagian gambar, suara, catu daya dan
lain-lain.
LANDASAN TEORI
Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta,
dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan
oleh pakar dalam bidang tertentu (Martin dan Oxman,1988).
Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu
pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak
mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.
Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang
umumnya terdapat dalam buku, majalah, internet, dan orang yang mempunyai pengetahuan
terhadap suatu bidang. Semakin banyak knowledge (pengetahuan) yang ditambahkan untuk
pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak sehingga semakin
menyerupai pakar sebenarnya.
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan
122. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
pakar kedalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh
pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar
Sumber : Konsep Dasar Sistem Pakar, Muhammad Arhami;2005:4.
Gambar di atas merupakan gambaran konsep dasar Sistem Pakar, dimana pengguna (user)
menyampaikan fakta atau informasi kepada Sistem Pakar, kemudian fakta dan informasi tersebut
akan di simpan ke knowledge-base (basis pengetahuan), dan diolah dengan mekanisme inferensi,
sehingga sistem dapat memberikan respon kepada penggunanya berupa keahlian atau jawaban
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya
Dalam sistem pakar ada beberapa orang yang terlibat yaitu :
1. Pakar (Domain Expert). Adalah orang ahli yang memiliki pengetahuan khusus , pendapat,
pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk pengaplikasian keahlian tersebut guna
menyelesaikan masalah.
2. Perekayasa Sistem (Knowladge Enginer), adalah orang yang membantu pakar menyusun area
permaslahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas
pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan kesulitan-kesulitan
konseptual.
3. Pemakai (User), adalah seseorang yang berkonsultasi dengan system untuk mendapatkan saran
yang disediakan oleh system. Pemakai adalah orang-orang yang bukan pakar (Non-Expert)
seperti pelajar, dan bias juga seorang pakar (Expert) yang ingin meningkatkan kemampuan
kepakarannya.
4. Pembangun sistem(System Enginer), adalah seseortang yang membauat anatarmuka pengguna,
merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin
inferensi.
”Otak” Sistem Pakar adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur
kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini sebenarnya adalah
program komputer yang menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam
pengetahuan dan workplace, dan merumuskan kesimpulan.
Mesin Inferensi
Mesin inferensi adalah keahlian yang dibutuhkan disimpan di dalam knowledge-base
(basis pengetahuan), komputer diprogram sehingga dapat menghasilkan solusi.
Terdapat dua cara (metode) mekanisme inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan,
yaitu:
1. Runut maju (forward chaining) Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam
urutan tertentu (data driven).
2. Runut mundur ( backward chaining) Runut mundur adalah penalaran dimulai dari
kesimpulan dan akan dibuktikan kebenarannya(goal driven).
Kedua cara di atas dipengaruhi oleh macam penelusuran yang terdiri dari 3 macam/
teknik penelusuran:
Depth first search, teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam
yang berurutan.
Breadth first search, teknik penelusuran pada semua node dalam satu level sebelum berpindah
ke level di bawahnya.
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…123
Best first search, kombinasi antara depth first search dan breadth first search.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar
Banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain:
(1) Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. (2) Dapat bekerja
dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.(3) Meningkatkan output dan produktivitas.
(4) Meningkatkan kualitas. (5) Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. (6) Memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
(7) Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks. (8) Menghemat waktu
dalam pengambilan keputusan.
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain :
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar
Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima
siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna.
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆ λε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak
jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu
televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai
sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an,
kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak
televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun
terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi
yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran
radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio
berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur
frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan
jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV
dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik
maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk
di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang
tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi.
Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL,
NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi
kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan
pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk
diobservasi secara langsung.
PEMBAHASAN
Analisis dan rancangan
Masalah diagnosis kerusakan televisi berwarna dapat dimasukkan ke dalam salah satu
cabang ilmu artificial intelligent yaitu sistem pakar. Pada permasalahan ini, pemecahan masalah
tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang
teknisi televisi. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan yang membangun dan
mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Fakta-fakta dari
124. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
seorang pakar atau dokter olahraga disimpan dalam suatu basis pengetahuan. Dengan bantuan
mesin inferensi dan memori kerja, maka proses penarikan kesimpulan dalam menentukan jenis
olahraga dan intensitas yang tepat bagi penggunanya dapat dilakukan.
Tabel Keputusan
Basis pengetahuan yang di dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses
pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh
setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh sistem pakar. Tabel keputusan untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Tabel Keputusan
Ruang
(Slots)
S1
ID
Kerusakan
Kerusakan pada
Kerusakan
blok Power Supply
Isi (Fillers)
S2
S3
S4
Rangkaian horizontal,
vertikal, dan suara
Kerusakan pada
blok Power Supply
(bagian osilator)
a. TV mati total
b. Sekring Tidak
Putus
c. Tegangan Output
Tidak Ada
Kerusakan pada
blok Power Supply
(bagian osilator).
Potong jalur output
tegangan ke
rangkaian lain
dengan mencabut
solderan pada
jumper atau kaki
komponen. Lalu,
ukur tegangan
output. Jika ada,
berarti kerusakan
terjadi pada
rangkaian di
depannya. Jika
tidak pada bagian
osilator power,
periksa resistor
dengan tahanan
diatas 100k Ohm
sebagai catu
osilator.
Kerusakan bukan
pada blok Power
Supply
a. TV hidup
b. Tegangan Power
Supply Normal
c. gambar normal
Gejala
Kerusakan
a. TV mati total
b. Sekring Putus
a. TV mati total
b. Sekring Tidak Putus
c. Tegangan Output Ada
Solusi
Periksa komponen
di rangkaian power
yang berhubungan
dengan sekring
tersebut. Potonglah
beberapa bagian di
sekitar jalur jalajala listrik dan
lakukan
pengukuran dengan
multitester pada
posisi pengukuran
Ohm meter untuk
mengukur
komponen yang
dikira rusak atau
melakukan
pengukuran
tegangan langsung.
Sebenarnya kerusakan
bukan pada blok Power
Supply. Kemungkinan,
pada rangkaian
horizontal, vertikal, dan
suara.
Potong setiap jalur yang
menghubungkannya ke
rangkain tersebut, lalu
ukur tegangannya. Jika
tegangan normal,
pasanglah satu-satu, lalu
ukur lagi hingga ditemui
ke jalur mana tegangan
tersebut hilang dan
lanjutkan dengan
memeriksa komponen.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Kerusakan bukan
pada blok Power
Supply, periksa
kemungkinan
kerusakan pada
bagian lainnya.
Isi (Fillers)
S5
S6
S7
S8
Kerusakan pada
bagian Osilator
Power Supply
a. TV hidup
b. Tegangan Power
Supply Tidak normal
c. Tegangan Power
Kerusakan pada
bagian kontrol
Power Supply
a. TV hidup
b. Tegangan Power
Supply Tidak
normal
Bagian yang
berhubungan dengan
tapis
a. TV hidup
b. Tegangan Power
Supply Normal
c. Gambar tidak
Bagian yang
berhubungan
dengan tapis
a. TV hidup
b. Tegangan Power
Supply Normal
c. Gambar tidak
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…125
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
Supply naik lebih
dari 130 V DC
c. Tegangan Power
Supply drop/tidak
normal
normal
d. Gambar bergoyang
e. Goyangan kuat
Kerusakan pada
bagian Osilator
Power Supply.
Lepaskan semua
jalur output dari
power supply ke
rangkaian lainnya
agar tidak merusak
komponen lainnya,
kemudian periksa
elektrolitnya.
Kerusakan pada
bagian kontrol
Power Supply.
Periksa optokopler,
resistor, dan
transistor sekitar
power adjusment.
Kerusakan pada blok
Power Supply (bagian
yang berhubungan
dengan tapis).
Periksa semua
elektrolit kapasitor di
power, terutama
kapasitor tapis 220
mikrofarad / 400 V.
normal
d. Gambar
bergoyang
e. Goyangan tidak
kuat
Kerusakan pada
blok Power Supply
(bagian yang
berhubungan
dengan tapis).
Periksa semua
elektrolit kapasitor
di power, terutama
kapasitor tapis 220
mikrofarad / 400 V.
Isi (Fillers)
S9
S10
S11
S12
Kerusakan pada
bagian tapis di
power supply
a. TV hidup
b. Tegangan
Power Supply
Normal
c. gambar tidak
normal
d. gambar normal
e. Gambar goyang
kiri dan kanan
Kerusakan pada
bagian tapis di
power supply.
Periksa diode tapis
dan elektrolit
kondensator.
Komponen yang
sering rusak
adalah elektrolit
kondensator 250
mikrofarad / 400
V dc.
Kerusakan pada
bagian tapis di
power supply
a. TV hidup
b. Tegangan
Power Supply
Normal
c. gambar tidak
normal
d. gambar normal
e. gambar tidak
goyang
Kerusakan pada
bagian tapis di
power supply.
Periksa diode tapis
dan elektrolit
kondensator.
Komponen yang
sering rusak
adalah elektrolit
kondensator 250
mikrofarad / 400
V dc.
Saklar push-on yang
ada pada panel kontrol
Kerusakan pada IC
Program yang mati total
(short) / tidak bekerja
a. TV hidup
b. kontrol tidak
berfungsi
a. TV mati
b. Steker terpasang
dengan benar
c. tombol on
d. kontrol tidak
berfungsi
Periksa saklar push-on
yang ada pada panel
kontrol. Tombol pushon dapat diukur
apakah berfungsi atau
tidak dengan
multitester pada posisi
Ohm meter. Pada saat
saklar ditekan, jarum
penunjuk akan
menunjukkan angka
nol (terhubung).
Namun, jika saat
ditekan tidak
menunjukkan angka
nol (terhubung),
berarti saklarnya
rusak.
Jika key kontrolnya
baik, tinggal
mengikuti jalur dan
komponen yang
menghubungkan
antara key kontrol dan
IC program, biasanya
hanya terdiri atas
beberapa buah resistor
Kerusakan pada IC
Program yang mati total
(short) / tidak bekerja.
Ukur tegangan 5 V dc
pada catu utama IC
Program (umumnya
ditulis V cc atau V dd).
Jika tegangan catu 5 V
dc pada pin catu utama
(V dd) IC program tidak
ada, lepaskan solder pin
IC program dengan
PCB, lalu ukur tegangan
5 V dc pada PCB. Jika
ternyata tegangan 5 V
dc pada PCB ada dalam
keadaan televisi tersebut
hidup, hubungkan
tegangan tersebut
dengan ujung
multitester dengan pin
catu IC program sambil
tetap mengamati apakah
tegangan tetap ada. Jika
tegangan 5 V dc-nya
hilang saat
dihubungkan/disolder
126. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
dan diode. Jika tidak
ditemukan kerusakan,
kemungkinan yang
rusak adalah IC
Programnya.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
pada IC program, dapat
dipastikan IC program
tersebut rusak.
Namun, saat pin catu IC
program dilepaskan dari
PCB tegangan 5 V dc
dan pada PCB juga
tidak ada kerusakan,
kemungkinan bukan
pada IC program.
Periksalah lebih dulu
sumber tegangan 5 V dc
tersebut dan rangkaian
lain yang berhubungan.
Isi (Fillers)
S13
S14
S15
S16
Kerusakan pada
OSD (On Screen
Display)
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tidak tampil
Kerusakan pada IC
utama
Kerusakan pada IC
utama
Rangkaian IC
program pin ident
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tampil
d. gambar tampil
e. suara terdengar
f. tidak ada warna
Kerusakan pada
OSD (On Screen
Display).
Periksa kerusakan
pada OSD ini
dimulai pada pin VSync (Vertikal
Sinkronisasi) dan HSync (Horizontal
Sinkronisasi) pada
IC program. Pin ini
biasanya
berdekatan.
Umpamanya, VSync pin 26 berarti
H-Sync-nya pin 27.
V-Sync jika
ditelusuri akan
terhubung ke arah
IC Penguat Vertikal,
sementara H-Sync
jika ditelusuri akan
terhubung ke arah
FBT.
Kerusakan seperti ini
dapat terjadi pada IC
utama, tapi umumnya
terjadi pada
rangkaian
pendukungnya,
seperti pada kontrol
warna dari IC
program, crystal
warna, dan
komponen lain
sekitar bagian warna.
Kerusakan pada
bagian kontrol warna
dapat ditelusuri dari
IC program pin color
control. Caranya
dengan mengukur
tegangan dari IC
program yang sampai
ke IC utama pin color
control input.
Tegangan ini
bergerak (dapat)
diatur sesuai dengan
tegangan yang
dikeluarkan oleh IC
program atau dapat
langsung
dihubungkan dengan
tegangan catu RGB
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tampil
d. gambar tampil
e. suara tidak
terdengar
f. warna ada
Kerusakan seperti ini
juga dapat terjadi pada
IC utama, tapi
umumnya terjadi pada
rangkain
pendukungnya, seperti
pada kontrol volume,
mute dari IC program,
serta komponen lain
sekitar bagian suara
dan penguat suara.
Kerusakan pada
bagian kontrol volume
dan mute dapat
ditelusuri dari IC
program pin volume
kontrol. Caranya
dengan mengukur
tegangan dari IC
program yang sampai
ke IC utama pin
volume control input.
Tegangan ini berubah
jika pengaturan
volume ditambah atau
diturunkan, dapat
dilihat dengan
mengamati pergerakan
jarum penunjuk alat
ukur sesuai dengan
tegangan yang
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tampil
d. gambar tampil
e. suara tidak
terdengar
f. tidak ada warna
Kerusakan seperti
ini sering terjadi
pada televisi yang
terkena petir (ada
sebagian jenis
televisi yang
power-supply-nya
rusak). Kerusakan
seperti ini dapat
berasal dari
rangkaian IC
program pin ident,
dapat juga dari IC
Utama, sekitar
AFT atau pada
bagian
sinkronisasi.
Kerusakan seperti
iniagak sulit
dilacak karena
yang rusak adalah
komponen kecil,
seperti resistor atau
kapasitor yang
berubah nilai. Jadi,
umumnya
kerusakan seperti
ini bukan pada IC
program atau pada
IC Utama,
melainkan pada
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…127
dengan sebuah
resistor untuk
membuktikan apakah
yang rusak pada
bagian kontrol atau
pada bagian warna IC
utama.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
dikeluarkan oleh IC
program.
Untuk membuktikan
apakah yang rusak
pada bagian kontrol
atau pada bagian
warna IC Utama, dapat
langsung dihubungkan
dengan tegangan catu
bagian volume (5 V
dc) ke pin volume
kontrol Utama dengan
sebuah resistor.
Dengan demikian,
diharapkan tegangan
kontrol dalam keadaan
maksimal (volume
suara maksimal).
komponen
pendukung pada
bagian yang rusak.
Isi (Fillers)
S17
S18
S19
S20
IC utama atau pada
rangkaian sebelumnya
(input)
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tampil
d. gambar tidak tampil
e. suara terdengar
Kerusakan seperti ini
dapat terjadi jika
rangkaian horizontal
pada IC utama tidak
rusak (bekerja), tapi
bagian gambar dan
suara mengalami
kerusakan. Kerusakan
seperti ini bisa terjadi
pada IC utama atau
pada rangkaian
sebelumnya (input),
dapat juga pada
rangkaian setelahnya
(outputnya). untuk
mengetahuinya,
diperlukan kejelian
dalam melokalisasi
kerusakan, baik
dengan cara potong
maupun dengan cara
injeksi. Cara Injeksi
adalah menggunakan
sinyal injektor atau
multitester posisi
capasity meter
(pengukuran kapasitas
kapasitor). Fasilitas ini
biasanya ada pada
Bukan pada blok IC
program/utama
-
-
a. TV mati
b. Steker terpasang
dengan benar
c. tombol on
d. control berfungsi
Kerusakan bukan pada
blok IC
program/utama,
periksa kemungkinan
kerusakan pada bagian
lain.
a. TV mati
b. Steker terpasang
dengan benar
c. tombol off
a. TV mati
b. Steker tidak
terpasang dengan
benar
Pastikan tombol
Power On, dan
steker terpasang
dengan benar.
Pastikan steker
terpasang dengan
benar.
128. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
multitester sanwa tipe
CX-605. Dengan
menginjeksi sinyal
input, outputnya
diamati. Jika yang
diinjeksi pada bagian
video, hasilnya dapat
dilihat pada layar
televisi yaitu berupa
perubahan gambar.
Namun, jika yang
diinjeksi sinyal input
suara, pada speaker
akan terdengan suara
"bib". jika pada bagian
input gambar dan
suara injeksi secara
bergantian (tidak
sekaligus), kemudian
ada reaksi pada
outputnya, dapat
diambil simpulan
sementara bahwa jalur
yang dilaluinya (IC
utama) bekerja.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
Isi (Fillers)
S21
S22
S23
S24
Bagian utama
gambar dan bagian
output gambar pada
IC utama
a. TV hidup
b. Kontrol baik
c. OSD tampil
d. gambar tidak
tampil
e. suara terdengar
Antena
IC program pin UHF
a. UHF tidak dapat
diterima
b. Sinyal VHF tidak
dapat diterima
c. antena tidak
terpasang dengan
baik
a. UHF dapat diterima
b. Sinyal VHF tidak
dapat diterima
Periksa bagian
utama gambar dan
bagian output
gambar pada IC
utama, ukur
tegangan yang
diterima dengan
tester, kemungkinan
kerusakan ada pada
bagian ini.
Pasang antena
dengan benar dan
pastikan kabelnya
tersambung pada
TV.
Jika tegangan UHF
tidak ada, biasanya
masalah dari IC
program pin UHF;
dapat mengakibatkan
televisi tidak dapa
menerima channel
yang menggunakan
saluran UHF (seperti
Trans, Indosiar, RCTI,
SCTV, Metro, dll).
Gangguan pada
antena, kabel antena,
konektor antena,
pengaturan AGC
a. UHF dapat
diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. gambar ada
d. gambar kabur
e. suara ada
f. suara tidak bersih
Jika suara dan
gambar tidak bersih,
gangguan dapat
terjadi pada antena,
kabel antena,
konektor antena,
pengaturan AGC,
dan tuner itu sendiri.
Antena sangat besar
pengaruhnya
terhadap kualitas
gambar dan suara.
Langkah yang dapat
dilakukan adalah
mengatur antena ke
arah yang tepat. Jika
gambar masih tidak
bersih, cobalah atur
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…129
AGC adjustment,
kemudian lakukan
pencarian ulang.
Seandainya gambar
dan suara masih juga
tidak bersih, cobalah
ganti tuner dengan
tipe yang sama, lalu
bandingkan hasilnya
dengan tuner awal.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Isi (Fillers)
S25
S26
S27
S28
AFT atau voltage
tuning yang tidak
stabil
a. UHF dapat
diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. gambar ada
d. gambar bersih
e. gambar cacat
-
Posisi antenna
Pada tuner
a. UHF dapat
diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. Gambar ada
d. Gambar bersih
e. Gambar tidak
cacat
f. Suara ada
g. Suara bersih
Kerusakan bukan
pada bagian tuner,
periksa
kemungkinan
kerusakan pada
bagian lain.
a. UHF dapat diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. gambar ada
d. gambar bersih
e. gambar tidak cacat
f. tidak ada suara
a. UHF dapat
diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. gambar ada
d. gambar kabur
e. suara tidak ada
Putar posisi antena,
ubah posisi sampai
suara ada, jika masih
tidak ada, cek volume
dan pastikan tombol
mute tidak di mute.
Jika masih tidak ada,
cek channel yang lain.
Jika masih tidak ada
suara, masalah bukan
pada bagian tunner,
periksa kemungkinan
kerusakan bagian lain.
Jika tegangannya 0
V dc (tidak ada
sama sekali),
gambar dan suara
tidak ada. Jika
tegangannya
berubah-ubah (cat:
bukan pada saat
search), hal itu
mengakibatkan
gambarnya berlarilari (sinyal berubahubah). Jika tegangan
sumbernya tidak
sampai 33 V dc,
sebagian saluran
tidak didapatkan
(seharusnya di dapat
15 channel, ternyata
hanya 5 channel).
Pada tuner,
umumnya yang
selalu bermasalah
adalah sekitar
bagian VT ini.
Untuk yang lainnya,
sangat jarang.
Jika sinyal gambar
yang diterima mulamula baik (suara dan
gambar bersih),
pelan-pelan
berubah, dan lama
kelamaan gambar
jadi hilang,
kerusakan seperti ini
terjadi akibat AFT
atau voltage tuning
yang tidak stabil.
Untuk jenis televisi
yang menggunakan
AFT tank (spoel aft
yang dapat di
trimer), jika AFT
tank-nya sudah
diputar-putar, dapat
menimbulkan
kerusakan seperti
ini. Ciri-ciri
kerusakan seperti ini
adalah ketika
dilakukan pencarian
(search), sinyal yang
diterima tidak mau
disimpan.
Isi (Fillers)
S29
S30
S31
S32
130. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Kerusakan
Tegangan catu daya
pada tuner
Gejala
Kerusakan
a. UHF dapat
diterima
b. Sinyal VHF dapat
diterima
c. gambar tidak ada
d. tidak ada suara
Jika tegangan catu
daya pada tuner
tidak ada (0 V dc),
sudah dipastikan
gambar dan suara
pada televisi tidak
ada. Tegangan
kurang
mengakibatkan
gambar buram.
Tegangan berubahubah dapat
mengakibatkan
sinyal beubah-ubah.
Kerusakan pada
AGC dapat
mengakibatkan
gambar tidak mau
bersih (banyak
lebahnya), tapi
kerusakan AGC
sangat jarang terjadi
pada tuner. Biasanya
setelan AGC (AGC
adjustment) kurang
pas
Solusi
Komponen
pendukung pada
bagian suara di IC
utama
a. suara terdengar
b. suara tidak
bersih
Kerusakan ada pada IC
penguat suara
Kerusakan pada IC
program
a. suara tidak terdengar
b. tidak bersuara sama
sekali
a. suara tidak
terdengar
b. bersuara tidak
jelas
c. suara kecil
Jika suara tidak
bersih, sedangkan
volumenya bisa
dibesarkan dan
dikecilkan,
kerusakan terjadi
pada komponen
pendukung pada
bagian suara di IC
utama. Hal ini juga
dapat terjadi karena
antena kurang
tepat. Namun, bisa
juga pengaturan
sistem suara bukan
pada sistem
PAL/BG.
Pengaturan ini
dapat dilakukan di
remote control.
Setelah
pengetahuan di
remote control dan
antena sesuai, tapi
suara tetap tidak
bersih, dapat
dilakukan
pengukuran
komponen yang
berhubungan
dengan bagian
suara pada IC
utama.
Jika suara tidak ada
sama sekali,
kemungkinan
kerusakan ada pada IC
penguat suara. Sangat
perlu diperhatikan
apakah kontrol mute
dalam posisi off dan
apakah speaker baik.
Cara memastikan
apakah IC penguat
suara rusak adalah
dengan melepaskan
R618, kemudian
sentuh (lebih baik
menggunakan sinyal
injektor atau dapat
diambil sinyal dari
tape atau VCD) pada
kaki C610 atau kaki IC
penguat suara secara
keseluruhan (khusus
jika disentuh tangan).
Jika terdengar suara
nada pada speaker,
berarti IC penguat
suara dalam kondisi
baik (bekerja). Dapat
juga dipastikan dengan
menghubungkan R618
ke amplifier. Jika tidak
ada suara, berarti yang
rusak IC penguat
suara. Jika ada suara,
berarti yang rusak
adalah rangkaian di
belakangnya. Khusus
untuk kerusakan yang
disebabkan ident pada
IC program, biasanya
kerusakan yang
diakibatkan oleh
sambaran petir ini
ditandai dengan
terkelupasnya jalur
pada PCB. Komponen
yang selalu rusak
adalah kapasitor
dengan kapasitas
sangat kecil atau
Jika suara tidak mau
dibesarkan atau
dikecilkan,
kerusakan terjadi
pada IC program.
Kerusakan dapat
terjadi pada IC
prorgram itu sendiri,
dapat juga pada
komponen
pendukungnya,
terutama resistor.
Dari skema
rangkaian di atas,
kontrol volume pada
IC program terletak
pada pin 30;
dipasang sebuah
resistor R770
dengan hambatan
sebesar 100 Ohm.
Jika jalur ini
ditelusuri, masih
banyak ditemukan
komponen
pendukung, seperti
transistor dan diode
yang juga dapat
mempengaruhi
fungsi volume
kontrol.
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…131
transistor yang
berhubungan dengan
pin ident pada IC
program. Mencari
kerusakan seperti ini
sangat diperlukan
ketelitian. Tegangan
catu kurang (tidak
stabil) dapat juga
menyebabkan
kerusakan seperti ini.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Isi (Fillers)
S33
S34
S35
S36
a. suara tidak
terdengar
b. bersuara tidak
jelas
c. suara tidak kecil
Seharusnya suara
bisa terdengar
sebagaimana
mestinya.
a. suara terdengar
b. suara bersih
c. suara tidak kecil
Bagian Horizontal
a. tv mati
Heater pada CRT
a. tv hidup
b. tidak ada cahaya
Suara tidak ada
masalah sama
sekali. suara
terdegar
sebagaimana
mestinya
Catu V cc H pada IC
utama, H-out dari IC
utama, transistor Hdriver, Catu H-driver,
HDT (horizontal driver
transformator),
transistor penguat
horizontal dan FBT
(fly back
transformator).
Horizontal dan FBT
(Fly Back
Transformator).
Mengatasi kerusakan
dengan cara mengukur
tegangan dan
komponen yang
berhubungan dengan
bagian-bagian tersebut.
Heater pada CRT,
tegangan catu 6 V
ac, tegangan screen
(G2) ada dan dapat
dinaikan atau
diturunkan. Ini
berarti bagian
horizontal bekerja
dengan baik.
Kemungkinan
kerusakan pada R
6,8 Ohm dari FBT
ke pin heater CRT.
Heater pada CRT
dapat dipastikan
baik atau rusak
dengan
menggunakan
multitester x 1 Ohm
terukur kira-kira 1-4
Ohm pin H1 dan H2
Isi (Fillers)
S41
S42
S43
S44
Potensiometer
Kapasitor di
kolektor transistor
penguat horizontal,
FBT, yoke
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang verticla
e. layar tidak
vertikal
-
catu osilator
vertikal di IC utama
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang verticla
e. layar tidak vertikal
f. layar penuh
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar horizontal
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang verticla
e. layar tidak vertikal
f. layar penuh
132. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
g. rolling tidak
horizontal
h. blanking
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Setelan screen nya
(G2 adjustment)
terlalu tinggi. Jika
direndahkan beberapa
saat, kemudian
blanking lagi, berarti
potensiometernya
yang disatukan
dengan FBT rusak,
dapat dimodifikasi
atau ganti FBT
langsung. Jika
tegangan G2 normal,
periksa elco pada catu
180 V dc untuk RGB.
f. layar penuh
g. rolling tidak
horizontal
h. tidak blanking
i. transistor putus
terus
Kapasitor di
kolektor transistor
penguat horizontal,
FBT, yoke. Jika
keadaan ini terjadi,
gantilah transistor
penguat horizontal
dengan transistor
yang mempunyai
arus besar dengan
harapan saat
menguji tidak
langsung rusak dan
masih sempat
melakukan
pengukuran guna
memastikan
komponen yang
rusak.
h. rolling tidak
horizontal
h. tidak blanking
i. normal
Kerusakan bukan
pada bagian
horizontal, periksa
kemungkinan
kerusakan pada
bagian lain.
Bagian yang rusak
dapat pada catu
osilator vertikal di
IC utama, osilator
vertikal pada IC
utama, catu IC
penguat vertikal,
dan IC penguat
vertikal
Isi (Fillers)
S45
S46
S47
S48
Catu IC penguat
vertikal
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar tidak
horizontal
f. layar menyempit
keatas
Kapasitor tapis pada
penguat vertikal
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar tidak
horizontal
f. tidak menyempit
g. layar menyempit
bawah
Penguat vertikal
Catu IC penguat
vertikal
Kapasitor tapis pada
penguat vertikal
(biasanya elco 100
microfarad - 330
microfarad).
Sinkronisasi
vertikal
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar tidak
horizontal
f. tidak menyempit
g. tidak menyempit
h. tidak menyempit
i. rolling vertical
Sinkronisasi
vertikal (yang
sering rusak resistor
dari IC utama pin
sinkronisasi input
atau output).
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar tidak
horizontal
f. tidak menyempit
g. tidak menyempit
h. layar menyempit
bawah dan atas
Penguat vertikal (tapi
bukan IC vertikal)
mendapatkan
adjustment vertikal
atau pengatur
penguatan vertikal,
bisa juga elco
kapasitor.
Isi (Fillers)
S49
S50
S51
S52
-
Potensioner untuk
fokus pada FBT
Tegangan yang
dikeluarkan FBT
Catu 180 V dc
bersumber dari FBT
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…133
Gejala
Kerusakan
Solusi
Ruang
(Slots)
ID
a. tv hidup
b. cahaya nyala
c. tidak
oval/trapesium
d. melintang
horizontal
e. layar tidak
horizontal
f. tidak menyempit
g. tidak menyempit
h. tidak menyempit
i. tidak rolling
vertical
Kerusakan bukan
pada bagian vertikal,
periksa kemungkinan
kerusakan pada
bagian lain.
untuk screen
a. tv focus
b. cahaya gelap
a. tv tidak focus
Jika gambar pada
televisi tidak fokus
(terlihat snow atau
bintik lebah yang
besar-besar),
mengaturnya dapat
dengan memutar
potensioner untuk
fokus pada FBT.
Jika tetap tidak ada
perubahan, yang
rusak adalah soket
fokus (lingkaran
merah putus-putus).
Gejalanya dapat
dilihat pada kawat
konduktor: pada pin
fokus ada korosi
warna hijau.
Dengan demikian,
dapat dipastikan
bahwa soket fokus
rusak sehingga
tegangan yang
dikirim FBT hilang
karena pengarbonan
(terjadi hambatan
akibat kotoran
korosi).
Terang gelapnya
cahaya pada layar
sangat bergantung
pada tegangan yang
dikeluarkan FBT
untuk screen. Jika
tegangan pada screen
di bawah 100 V dc,
layar akan gelap. Pada
screen, biasanya
dipasang sebuah
resistor dan kapasitor
(garis persegi merah
putus-putus). Jika
kapasitor ini short,
tegangan pada screen
akan turun dan dapat
mengakibatkan layar
gelap walaupun
potensiometer pada
FBT diputar (adjust)
maksimum.
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang tidak bisa
dikontrol
Catu 180 V dc
digunakan sebagai
penguat video yang
terangkum dalam
sinyal RGB (Red,
Green, Blue). Catu
180 V dc bersumber
dari FBT (tegangan
output) melalui
sebuah resistor fuse
dan sebuah diode
penyearah tegangan
serta ditapis oleh
sebuah kapasitor
elektrolit dengan
kapasitas sekira 22
mf/250 V. Nilai
tegangan 180 V dc
inilah yang
dimanfaatkan untuk
catu RGB. jika
salah satu dari tiga
komponen tersebut
rusak (resistor fuse,
diode, dan kapasitor
elektrolit), gambar
menjadi bergarisgaris buku
(kecerahannya tidak
dapat dikontrol).
Hal ini terjadi
karena catu untuk
RGB tidak
mencukupi.
Umumnya,
komponen yang
sangat rentan
terhadap kerusakan
pada catu RGB 180
V dc adalah
kapasitor elektrolit
tersebut.
Isi (Fillers)
S53
S54
S55
S56
134. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Kerusakan
Kerusakan
Heater pada CRT
Gejala
Kerusakan
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater tidak
berfungsi
Solusi
Untuk keadaan
normal, kerusakan
heater pada CRT
jarang terjadi. Yang
sering mengalami
kerusakan adalah
solderan yang
berhubungan dengan
heater dan resistor
yang dipasang pada
heater. Namun,
apabila terjadi
masalah pada heater,
akibatnya sangat
fatal, layar televisi
akan gelap.
Ruang
(Slots)
ID
Kerusakan
Kerusakan
Gejala
Kerusakan
IC utama pin 19 (2,2
V dc), resistor 902
(100 Ohm),
transistor V 902 (C
2688)
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater berfungsi
e. ada gangguan
pada RGB
f. ada gangguan
pada warna merah
IC utama pin 20 (2,2
V dc), resistor 912
(100 Ohm), transistor
V 912 (C 2688)
Gangguan sinyal
merah (R) dari
skema di samping
dapat ditelusuri dari
IC utama pin 19 (2,2
V dc), resistor 902
(100 Ohm),
transistor V 902 (C
2688). Outputnya
melalui konektor
dengan sebuah
resistor 908 (2,7 k
Ohm) dan resistor
beban untuk catu (12
k Ohm/3 watt) Jika
terjadi masalah
dengan sinyal
merah, hanya
komponenkomponen
tersebutlah yang
diperiksa
kondisinya.
Gangguan sinyal
hijau (G) dari skema
dapat ditelusuri dari
IC utama pin 20 (2,2
V dc), resistor 912
(100 Ohm), transistor
V 912 (C 2688).
Outputnya melalui
kolektor dengan
sebuah resistor 918
(2,7 k Ohm) dan
resistor beban 917
untuk catu (12 k Ohm
/ 3 watt).
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater berfungsi
e. ada gangguan pada
RGB
f. tidak ada gangguan
pada warna merah
g. ada gangguan pada
warna hijau
IC utama pin 21
(2,2 V dc), resistor
922 (100 Ohm),
transistor V 922 (C
2688)
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater berfungsi
e. ada gangguan
pada RGB
f. tidak ada
gangguan pada
warna merah
g. tidak ada
gangguan pada
warna hijau
h. ada gangguan
pada warna biru
Gangguan sinyal
biru (B) dapat
ditelusuri dari IC
utama pin 21 (2,2
V dc), resistor 922
(100 Ohm),
transistor V 922 (C
2688). Outputnya
melalui kolektor
dengan sebuah
resistor 928 (2,7 k
Ohm) dan resistor
beban 927 untuk
catu (12 k Ohm/3
watt).
Isi (Fillers)
S57
S58
S59
Output RGB pada IC
utama
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater berfungsi
e. ada gangguan pada
RGB
f. tidak ada gangguan
pada warna merah
CRT
-
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa
dikontrol
d. heater berfungsi
e. tidak ada gangguan
pada RGB
f. CRT sudah tua
a. tv focus
b. cahaya terang
c. terang bisa dikontrol
d. heater berfungsi
e. tidak ada gangguan
pada RGB
f. CRT masih muda
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…135
Solusi
g. tidak ada gangguan
pada warna hijau
h. tidak ada gangguan
pada warna biru
Menulusuri sinyal
yang bermasalah
dimulai dari output
RGB pada IC utama:
dapat dilihat dari
gambar input CRT.
Tegangan RGB pada
input CRT dalam
keadaan normal
sekira 115 V dc. Jika
tegangan RGB lebih
dari 115 V dc atau
mendekati nilai
tegangan catu RGB
(180 V dc), layar
akan gelap. Ini
berarti, transistor
penguat RGB tidak
bekerja karena sinyal
input pada setiap kaki
basisnya tidak ada.
Dalam mengganti
CRT, yang sangat
perlu diperhatikan
adalah ukuran CRT
pengganti harus
benar-benar sama agar
ketika dipasang
mendapatkan hasil
yang memuaskan.
Ukuran CRT yang
dimaksud adalah
ukuran diagonal layar,
ukuran diameter leher
layar, dan letak kaki
(heater, fokus, G2 dan
pin RGB). Khusus
untuk letak kaki, bisa
saja dimodifikasi,
tentunya dngan sangat
hati-hati agar tidak
terjadi kekeliruan,
seperti kaki heater
tertukar dengan kaki
catu RGB. Hal ini
akan langsung
merusak lensa atau
kaki fokus tertukar
dengan G2. Jika
ukuran leher CRT
tidak sama, yoke dan
purity magnet pada
CRT pengganti harus
dibawa serta.
Kerusakan bukan pada
bagian CRT, periksa
kemungkinan kerusakan
pada bagian lain.
Penyusunan Basis Pengetahuan
Dari tabel diatas maka akan diperoleh kaidah produksi untuk memperoleh kesimpulan dan
dituliskan dalam bentuk pernyataan If - Then. Dimana If sebagai premis maka Then sebagai
konklusi. Pada representase pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala dan sebagai
konklusi adalah solusi, sehingga bentuk pernyataanya adalah If [gejala] Then [solusi]. Dan
representasi pengetahuannya yang merupakan basis pengetahuan bersifat dinamis, sehingga pakar
dapat menambah atau mengubah basis pengetahuan tersebut sesuai dengan data yang baru. Untuk
kaidah produksinya dapat dilihat dibawah ini :
Rule 1
If gejala: TV mati total
And sekring putus
Then kerusakan pada blok power supply (S1)
Rule 2
If gejala: TV mati total
And sekring tidak putus
And Tegangan Output Ada
Then kerusakan pada Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara (S2)
136. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Rule 3
If gejala: TV mati total
And Sekring Tidak Putus
And Tegangan Output Tidak Ada
Then kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) (S3)
Rule 4
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Normal
And gambar normal
Then kerusakan bukan pada blok Power Supply (S4)
Rule 5
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Tidak normal
And Tegangan Power Supply naik lebih dari 130 V DC
Then Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply (S5)
Rule 6
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Tidak normal
And Tegangan Power Supply drop/tidak normal
Then Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply (S6)
Rule 7
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Normal
And Gambar tidak normal
And Gambar bergoyang
And Goyangan kuat
Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S7)
Rule 8
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Normal
And Gambar tidak normal
And Gambar bergoyang
And Goyangan tidak kuat
Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S8)
Rule 9
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Normal
And gambar tidak normal
And gambar normal
And Gambar goyang kiri dan kanan
Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S9)
Rule 10
If gejala: TV hidup
And Tegangan Power Supply Normal
And gambar tidak normal
And gambar normal
And gambar tidak goyang
Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S10)
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…137
PERANCANGAN
Rancangan Proses
Diagram alir data yang ditunjukkan pada gambar III.1 memberikan gambaran bahwa: (1).
Pakar memasukkan data-data tentang basis pengetahuan . (2). Data-data tentang basis pengetahuan
ini akan diberikan kepada perekayasa sistem untuk membuat mesin inferensi. (3). Mesin Inferensi
ini kemudian akan diberikan kepada pembangun sistem untuk pembuatan antarmuka basis
pengetahuan. (4). Pengguna akan menggunakan sistem dengan menginputkan gejala kerusakan
yang terjadi pada televisi dan sistem akan memberikan saran dan solusi bagi pengguna.
Gambar 2. Diagram Konteks Untuk Diagnosis Kerusakan Televisi
Diagram Alir data level 0 merupakan pengembangan dari diagram data alir level 0 yang
menggambarkan aliran data dan detail proses-proses yang akan diintegrasikan kedalam sistem,
seperti ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini
138. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Gambar 3. DFD Level 0 Untuk Diagnosis Kerusakan Televisi
TAMPILAN HASIL
Tampilan Halaman Pengguna
Halaman Pengguna ini digunakan oleh user sebelum melakukan diagnosa kerusakan pada
sistem pakar. Untuk masuk ke halaman ini user harus memilih level pengguna sebagai pengguna di
halaman login. Berikut adalah tampilan untuk menu pengguna
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…139
Gambar 4. Tampilan Halaman User untuk Diagnosis
Pada halaman ini user melakukan diagnosis kerusakan yaitu dengan menjawab setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Pertanyaan yang diajukan sistem sesuai dengan
gejala-gejala kerusakan pada televisi. Setiap user menjawab satu pertanyaan maka akan
dilanjutkan kepertanyaan selanjutnya sehinga didapatkan solusi kerusakan sesuai dengan basis
aturan yang ada di dalam sistem pakar.
Gambar 5. Tampilan Halaman Hasil Diagnosis
140. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Gambar 6. Tampilan Halaman Penanganan
Tampilan Halaman Pakar
Halaman Pakar ini adalah halaman utama untuk pakar. Untuk masuk ke halaman ini pakar
harus memilih level pengguna sebagai pakar dan mengisi User Id dan Password di halaman login.
Berikut adalah tampilan untuk menu pakar
Gambar 7. Tampilan Halaman Pakar
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…141
Tampilan Basis Pengetahuan
Halaman ini digunakan oleh pakar untuk edit basis pengetahuan. Pakar dapat menambah,
mengubah dan menghapus basis pengetahuan, jenis kerusakan dan solusi.
Gambar 8. Tampilan Halaman Basis Pengetahuan
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian di lapangan, proses diagnosis kerusakan TV berwarna masih dilakukan
secara manual dan tidak adanya panduan resmi yang menjadi acuan. “Sistem Pakar Diagnosis
Kerusakan pada TV berwarna” yang berbasis komputer merupakan penyelesaian dari masalah
yang terjadi saat ini dalam hal proses diagnosis kerusakan pada TV berwarna. Maka dari itu
Sistem Pakar yang kami buat ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses
diagnosis kerusakan pada TV berwarna.
Saran
Untuk yang bermaksud mengembangkan system pakar ini diharapkan lebih memahami
informasi yang bisa diserap dari buku atau dari pakar itu sendiri. Disamping itu antar muka
program harus lebih diperhatikan agar pengguna merasa nyaman ketika menggunakan sistem pakar
ini.
DAFTAR RUJUKAN
Arhamni, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta.
Anonim, 2003, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, jilid I, edisi ke-2,
Andi, Yogyakarta, Halaman 13 – 23.
Jayadikara Edi A & Paulus Sigit, 2002: Merawat dan Memperbaiki Televisi Berwarna, Puspa
Swara, Jakarta.
Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi, Andi Offet, Yogyakarta
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, S.Kom., MM, 2006, Perencanaan & Pembangunan Sistem
Informasi, Andi Offet, Yogya karta
Rio, S. Reka,Yoshikatsu Sawamura, 2001: “Teknik Reparasi TV Berwarna”, Jakarta, Pradnya
Paramita
Sutabri, Tata, S.Kom., MM, 2004, Analisa Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
142. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Suyanto, ST, Msi, 2007, Artificial Intellegence Learning, Kreasoning, Planning, Informatika,
Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
Download