KEBIJAKAN PENGELOLAAN KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN oleh : Direktorat Konservasi Kawasan Dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Pontianak, 2010 ISU-ISU PENTING TERKAIT KONSERVASI Indonesia berada di pusat keanekaragaman hayati laut. Degradasi Kuantitas dan Kualitas Keanekaragaman Hayati Laut Harmonisasi Kebutuhan Ekonomi dan Konservasi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Hidup Manusia dan Tempat Hidupnya Ancaman Eksploitasi di Daerah Pesisir Konservasi tidak hanya PERLINDUNGAN, Tetapi juga PEMANFAATAN Konservasi untuk Perikanan Berkelanjutan PELUANG MASALAH • • • • • • • • Kemiskinan SDM Pencemaran Tangkap Lebih Destructive fishing Illegal fishing Over fishing Rawan bencana POTENSI • Wilayah • SD Hayati • SD Non Hayati • Jasa Lingkungan • Sosial - Kultural Konservasi Ekosistem Konservasi Jenis dan Genetik Pembinaan dan Penguatan SDM Penguatan Kebijakan, Peraturan dan Pedoman • Kerjasama (Lokal, Regional, Internasional) • • • • •Mega-biodiversity •Competitive Advantage •Backward and forward linkage •Renewable resources •Investasi-efisiensi tinggi •Locally based-global orientation TANTANGAN : HARMONISASI • Kelestarian Lingkungan • Ekonomi KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN, KP3K GOAL • Sustainable Fisheries • Sustainable Prosperity for Communities MISI KKP: MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Target Direktorat KKJI 2010-2014: Terkelolanya secara berkelanjutan kawasan konservasi 15,5 Juta hektar dan 15 biota perairan yang dilindungi ASPEK REGULASI TERKAIT KONSERVASI UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU no 45/2009 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara Penetapan Perlindungan Jenis Ikan Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika Ikan UU No. 31, Th. 2004 PASAL 1 ANGKA (8) Konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, Pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk Ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, Ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap Memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan Keanekaragaman sumberdaya ikan PASAL 13 AYAT (1) DAN (2) (1) Dalam rangka pengelolaan SD Ikan, dilakukan upaya konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan; (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan, di atur dengan Peraturan Pemerintah. UU No. 32, Th. 2004 PASAL 18 AYAT (3.a) Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut meliputi; EKLPLORASI, EKSPLOITASI, KONSERVASI dan PENGELOLAAN KEKAYAAN LAUT PASAL 18 AYAT (4) Kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut paling jauh 12 mil laut untuk Propinsi dan sepertiga dari wilayah kewenangan Propinsi untuk Kabupaten/Kota UU No. 27, Th. 2007 Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan. TIPE-TIPE KAWASAN KONSERVASI UNDANG-UNDANG 5 TAHUN 1990 BESERTA TURUNANNYA UNDANG-UNDANG 31 TAHUN 2004 BESERTA TURUNANNYA UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007 BESERTA TURUNANNYA 1. 1. 1. 2. KAWASAN SUAKA ALAM, terdiri dari: - Cagar Alam; dan Suaka Marga Satwa KAWASAN PELESTARIAN ALAM, terdiri dari: - Taman Nasional; Taman Hutan Raya; dan Taman Wisata Alam. 2. 3. 4. TAMAN NASIONAL PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN SUAKA ALAM PERAIRAN SUAKA PERIKANAN 2. 3. 4. KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL , terdiri dari: - Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil; Taman Pesisir; dan Taman Pulau Kecil KAWASAN KONSERVASI MARITIM, terdiri dari: - Daerah Perlindungan Adat Maritim; dan Daerah Perlindungan Budaya Maritim. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN SEMPADAN PANTAI *) KKP dan SEMPADAN PANTAI diatur dengan PERMEN tersendiri. TIPE EKOSISTEM PENTING YANG DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI: laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove (bakau), estuari, pantai, rawa, sungai, danau, waduk, embung, dan, ekosistem perairan buatan. PENGELOLAAN KKP Pemerintah : a. Perairan laut di luar 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah ke perairan kepulauan b. Perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas provinsi, atau c. Perairan yang memiliki karaktersitik tertentu • Pemerintah Provinsi : a. Perairan laut paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan b. Kawasan konservasi perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas kabupaten/kota • Pemerintah Kabupaten/Kota : a. Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi b. Perairan payau dan/atau perairan tawar yang berada dalam wilayah kewenangannya PENGELOLAAN KKP3K Pemerintah : a. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas propinsi; dan b. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang memiliki karakteristik tertentu, antara lain: nilai kepentingan konservasi nasional maupun internasional, lintas negara, daerah ruaya jenis ikan tertentu, potensial sebagai warisan dunia. • Pemerintah Provinsi : a. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang menjadi kewenangan pengelolaan propinsi b. Kawasan konservasi perairan dan/atau ppk yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas kabupaten/kota • Pemerintah Kabupaten/Kota : a. Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi b. Perairan payau dan/atau perairan tawar dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang berada dalam wilayah kewenangannya PENGELOLAAN KKM a. Pemerintah Daerah Provinsi untuk kawasan konservasi provinsi; dan b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk kawasan konservasi kabupaten/kota. PROSEDUR PENETAPAN KKP/KKP3K: 1. USULAN INISIATIF 2. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI 3. PENCADANGAN KKP/KKP3K 4. PENETAPAN 5. PENATAAN BATAS USULAN INISIATIF CALON KKP/KKP3K IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN POTENSI CALON KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN - Workshop, Sosialisasi dan Fasilitasi Pemantapan KRITERIA SELEKSI KKP ANALISIS DATA SURVEI POTENSI Pelaksana : Konsultan, Perg. Tinggi, LIPI PENUNJUKAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (PENCADANGAN) Workshop, Sosialisasi dan Fasilitasi Pemantapan SURAT KEPUTUSAN Bupati/ Walikota/ Gubernur Mencakup : Batas Luar Kawasan (ditunjukkan dalam PETA – Lampiran SK) MANAJEMEN PLAN (RENCANA PENGELOLAAN) - Penataan Batas/ Zonasi - Kelembagaan - Site Plan, design enginering dll - Infrastruktur Workshop, Sosialisasi dan Fasilitasi Pemantapan PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Menteri PENCADANGAN BRIEF… Tahapan Penetapan KKP/KKP3K •Sosialisasi •Zonasi •Rencana Pengelolaan USULAN PENETAPAN • • • • • Peta Pencadangan SK /Peraturan Pencadangan KKLD Dokumen Studi Identifikasi Kegiatan-2 yang telah dilakukan Upaya pokok pengelolaan (rencana Pengelolaan) • Rencana Kelembagaan pengelolaan PENATAAN BATAS • Panitia TATA BATAS, terdiri dari instansi: • • • • • • • Perikanan Perhubungan Laut Hidrooceanografi Survei dan pemetaan rupa bumi Perencanaan Pemb. Daerah SKPD terkait Instansi lain yang dianggap perlu EVALUASI • Data yang diperlukan: • Data potensi sumberdaya ikan, lingkungan fisik, sosial budaya dan ekonomi • Evaluasi kelayakan kawasan arahan fungsi kawasan Nomenklatur, misal: Taman Wisata Perairan • Luas dan batas kawasan konservasi • Pengelolaan perikanan berkelanjutan • Peta KKLD (data dasar/GIS) min skala 1:250.000 • Unit Organisasi yang akan mengelola KKLD PENETAPAN (SK MENTERI KP) • • • • lokasi dan luas Peta kawasan (1:250.000) Jenis KKP Unit Organisasi Pengelola • Mengumumkan dan Mensosialisasikan KKP kepada Masyarakat • Menunjuk Panitia Penataan Batas ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Zona Inti, diperuntukan : PP 60/2007 tentang KSDI a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut; b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan; c.perlindungan situs budaya tradisional; d.penelitian; dan/atau e.pendidikan Zona Perikanan Berkelanjutan, diperuntukan : a.perlindungan habitat dan populasi ikan; b.penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan; c.budidaya ramah lingkungan; d.pariwisata dan rekreasi; e.penelitian dan pengembangan; dan/atau f.pendidikan. Zona Pemanfaatan, diperuntukan : a. perlindungan habitat dan populasi ikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. penelitian dan pengembangan; Zona Lainnya, diperuntukan : dan/atau zona tertentu antara lain zona rehabilitasi a. pendidikan. ZONASI KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIl PERMEN 17/2008 Zona Inti, diperuntukan : a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut; b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan; c.perlindungan situs budaya/adat tradisional; d.penelitian; dan/atau e.pendidikan Zona Pemanfaatan Terbatas, diperuntukan : a.perlindungan habitat dan populasi ikan; b.pariwisata dan rekreasi; c.penelitian dan pengembangan; dan/atau d.pendidikan. Zona Lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan; Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu. PEMANFAATAN KSDI Pasal 30 PP 60 Tahun 2007) ( 1) Pemanfaatan KSDI meliputi Pemanfaatan KKP Pemanfaatan jenis dan genetik ikan 2)Pemanfaatan KKP dilakukan melalui kegiatan: (ps. 30-34) Penangkapan Ikan Pembudidayaan Ikan Pariwisata Alam Perairan; atau Penelitian dan Pendidikan Pemanfaatan KKP untuk Penangkapan Ikan (Pasal 31 PP 60 Tahun 2007) Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan. Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya. Dalam memberikan izin penangkapan ikan antara lain mempertimbangkan: daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan; metoda penangkapan ikan; dan jenis alat penangkapan ikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri. Pemanfaatan KKP untuk Pembudidayaan Ikan (Pasal 32 PP 60 Tahun 2007) Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan. Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya. Dalam memberikan izin pembudidayaan ikan pada kawasan konservasi perairan, antara lain, mempertimbangkan: jenis ikan yang dibudidayakan; jenis pakan; teknologi; jumlah unit usaha budidaya; dan daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin pembudidayaan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri. Pemanfaatan KKP untuk Pariwisata Alam Perairan (Pasal 33 PP 60 Tahun 2007) Dapat dilakukan di zona pemanfaatan dan/atau zona perikanan berkelanjutan. kegiatan wisata alam perairan; dan/atau pengusahaan pariwisata alam perairan. wajib memiliki izin, diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin pariwisata alam perairan di zona pemanfaatan dan/atau zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri. Pemanfaatan KKP untuk Penelitian dan Pendidikan (Pasal 34 PP 60 Tahun 2007) Dapat dilakukan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, maupun zona lainnya. wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya. Orang asing dan/atau badan hukum asing yang akan melakukan kegiatan penelitian dalam kawasan konservasi perairan dapat diberikan izin setelah memenuhi persyaratan perizinan penelitian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin penelitian dan pendidikan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan Peraturan Menteri. Konservasi Kawasan KONDISI •KKLD (35 Lokasi- SK bupati) •KKPN (TNP Laut Sawu) •SK menteri (evaluasi KKLD) •Rencana Pengelolaan (minimum) •Infrastruktur (minimum) •Kelembagaan (persiapan) •Pengelolaan (persiapan) •Limpahan 8 KPA-KSA 35 Road MAP KKP - Sosialisasi Pemantapan Calon Kawasan Daerah - Fasilitasi Pencadangan Kawasan HARAPAN •KKLD (pengelolaan efektif) •KKPN baru (Anambas) •SK menteri (efektif) •Rencana Pengelolaan (ada) •Infrastruktur (optimal) •Kelembagaan (optimal) •Pengelolaan (efektif) •SK-ok, Review Renc. Pengelolaan, Pengelolaan KKPN - Identifikasi dan Inventarisasi Potensi - Fasilitasi &Evaluasi Penetapan Kawasan - Rencana Pengelolaan Kawasan - Fasilitasi Kelembagaan - Pilot Project Pengelolaan KKP (Laut) Daerah -KKP award disampaikan pada Deklarasi laut Sawu – WOC-CTI Summit, Mei 2009 KPA/KSA 8 KKP Nas RoadMAP Perubahan Nomenklatur TWAL Gili Trawangan (NTB) Taman Wisata Perairan TWAL Pulau Padaido (Papua) Taman Wisata Perairan TWAL Kapoposang (Sulsel) Taman Wisata Perairan TWAL Pulau Pieh (Sumbar) Taman Wisata Perairan CAL Laut Banda (Maltra) Taman Wisata Perairan CAL Kep. Aru Tenggara (Maltra) Suaka Alam Perairan SML Raja Ampat (Papua Barat) Suaka Alam Perairan SML Kep. Panjang (Papua Barat) Suaka Alam Perairan Berita Acara Serah Terima tgl 4 Maret 2009. BA. 01/Menhut-IV/2009 – BA. 108/MEN.KP/III/2009 SK Penetapan Menteri KP tgl 3 September 2009 (Kep. 63/Men/2009 s/d Kep. 70/Men/2009) Penataan Batas Kawasan zonasi dan rencana pengelolaan kawasan, database kawasan Sosialisasi pengelolaan kawasan Pilot Project SDM, Sarana dan Prasarana Pengawasan, MPA, Rehabilitasi Kawasan Konservasi Monitoring dan Evaluasi Kawasan Konservasi Dukungan kebijakan, sistem perencanaan dan pengembangan yang sinergis • • Pencadangan TNP Laut sawu, KEP. 38/Men/2009 tanggal 8 Mei 2009 Deklarasi Pencadangan WOC&CTI Summit, Manado 13 Mei 2009 Sosialisasi TNP Laut Sawu 2009 Penyusunan Rencana Pengelolaan (+zonasi) 2009 - 2010 Penguatan Kelembagaan Pengelola 2009 – 2010 Penetapan TNP Laut Sawu awal 2010 Pengembangan KKP sesuai Potensinya Sesuai Manajemen Plan Penetapan Prioritas pengelolaan KKP manajemen Zonasi (2010) Pembangunan Infrastruktur KKP 2010 - 2015 Penguatan Sumberdaya manusia pengelola (kelembagaan) 2010 Komitmen dalam Pendanaan KKP mulai 2010 Model pengelolaan TNP Laut Sawu (Reward) ke depan (2015 …) TNP Sawu ROADMAP Pengelolaan Kolaboratif mulai 2010 KONSERVASI JENIS IKAN Upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan SDI, untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan JENIS IKAN bagi generasi sekarang maupun yang akan datang Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada dilingkungan perairan KONSERVASI JENIS IKAN Dilakukan dgn tujuan : a. Melindungi jenis ikan yang terancam punah; b. Mempertahankan keanekaragaman jenis ikan; c. Memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem; dan d. Memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan. Dilakukan melalui: a. Penggolongan jenis ikan; b. Penetapan status perlindungan jenis ikan; c. Pemeliharaan; d. Pengembangbiakan;dan e. Penelitian dan pengembangan. Penggolongan Jenis Ikan terdiri atas : • Jenis Ikan yang dilindungi, • Jenis Ikan yang tidak dilindungi Kriteria Status Jenis Ikan dilindungi : • Terancam punah • Langka • Daerah penyebaran terbatas (endemik) • Adanya penurunan jumlah populasi yang tajam • Tingkat kemampuan reproduksi rendah Status Jenis Ikan yang dilindungi ditetapkan oleh Menteri Tatacara status perlindungan jenis ikan diatur dengan Peraturan Menteri No 3 Tahun 2010 TIPE STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN Perlindungan penuh; Perlindungan terbatas. PROSEDUR PENETAPAN Usulan inisiatif; Verifikasi usulan; Analisis kebijakan; Rekomendasi ilmiah; dan Penetapan status perlindungan jenis ikan. Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan 1. Menteri menetapkan status perlindungan jenis ikan dengan Keputusan Menteri. 2. Penetapan status perlindungan jenis ikan, memuat: a. nama spesies (nama lokal dan ilmiah) b. tipe perlindungan 3. Tindak lanjut : a. pengumuman dan sosialisasi b. pengelolaan berkelanjutan. KONSERVASI GENETIK IKAN Upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan SDI, untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya GENETIK ikan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang Kegiatan yang dilakukan • Pemeliharaan • Pengembangbiakan • Penelitian • Pelestarian Gamet PEMANFAATAN JENIS DAN GENETIK IKAN TIDAK DILINDUNGI DILINDUNGI Kegiatan : a) Litbang b) Pengembangbiakan c) Perdagangan d) Aquaria e) Pertukaran f) Pemeliharaan untuk kesenangan Pemanfaatan a - e dpt dilakukan pengambilan dari alam. Pemanfaatan f hanya dpt dilakukan hasil pengembangbiakan Tata Cara Pemanfaatan Jenis dan Genetik Ikan diatur dalam Permen No. 04 Tahun 2010 PERDAGANGAN 1. Diberikan kepada : a. Orang perseorangan b. Korporasi 2. Syarat : a. memenuhi standar kualifikasi perdagangan; b. memiliki sarana dan prasarana perdagangan; c. rekomendasi dari kepala balai/loka. 3. Ikan hasil pengambilan dari alam/pengembangbiakan. 4. Pengambilan dari alam untuk jenis ikan dilindungi dan/atau App. II dan III CITES sesuai kuota. 5. Dikecualikan Appendiks I CITES hasil pengembangbiakan: a. Generasi II (F2) dst b. Generasi I (F1) untuk jenis ikan ttt, ditetapkan Menteri rek SA. KONSERVASI JENIS IKAN DAN CITES Perdagangan internasional TSL (Tumbuhan Satwa Liar) berkontribusi besar terhadap punahnya berbagai jenis TSL sehingga perlu dikendalikan TUJUAN CITES Melindungi populasi spesies TSL yang terancam sebagai akibat dari over eksploitasi untuk keperluan perdagangan internasional CITES Kesepakatan antar negara/pemerintah (legally binding) tentang perdagangan internasional TSL, diadopsi pada pertemuan di Washington DC, USA tanggal 3 Maret 1973 (dihadiri oleh 80 negara) dan berlaku mengikat (enter into force) sejak Juli 1975. MANFAAT CITES Manfaat dari nilai spesies yang dikonservasi Kesempatan untuk melakukan intervensi dalam pengaturan peredaran TSL Meringankan biaya penegakan hukum Nilai yang terkait dengan kerjasama internasional/bantuan teknis dan finansial 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ruang lingkup/Substansi yg diatur Ketentuan Pokok CITES Kewajiban Anggota CITES Sekretariat National CITES Authorities Conference of the Parties (CoP) 34 Ketentuan Pokok CiTES Perdagangan internasional dilaksanakan melalui sistem permit yang dikeluarkan oleh CITES management authority Appendiks I dilarang diperdagangkan, sementara Appendiks II dan III dapat diperdagangkan tetapi dengan kontrol yang ketat Representative parties to CITES bertemu secara reguler (2-3 tahun sekali) dalam Conference of The Parties/COP untuk melakukan review pelaksanaan CITES, prosedur dan amandemen Appendiks CITES Operasional pelaksanaan CITES dikoordinasikan oleh Sekretariat CITES yang bernaung di bawah UNEP Appendiks I CiTES Dugong Penyu Ikan Raja Laut Arwana Super red 36 Appendiks II CiTES Labi-Labi Kuda Laut Napoleon Karang Menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan Ekosistem terumbu karang; Menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang merusak Ekosistem terumbu karang; LARANGAN Pasal 35 UU 27/2007 Mengambil terumbu karang di Kawasan konservasi; Menggunakan bahan peledak, bahan beracun, dan/atau bahan lain yang merusak Ekosistem terumbu karang; Penambangan Terumbu Karang Menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan Ekosistem terumbu karang; Penambangan terumbu karang adalah pengambilan terumbu karang dengan sengaja untuk digunakan sebagai bahan bangunan, ornamen aquarium, kerajinan tangan, bunga karang, industri dan kepentingan lainnya sehingga tutupan karang hidupnya kurang dari 50% (lima puluh persen) pada kawasan yang diambil. menggunakan cara dan metode yang merusak Ekosistem mangrove yang tidak sesuai dengan karakteristik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; LARANGAN Pasal 35 UU 27/2007 melakukan konversi Ekosistem mangrove di Kawasan atau Zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan fungsi ekologis Pesisir dan PulauPulau Kecil menebang mangrove di Kawasan konservasi untuk kegiatan industri, pemukiman, dan/atau kegiatan lain LARANGAN (Pasal 35 UU 27/07) •Melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat •Melakukan penambangan minyak dan gas pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya; •Melakukan penambangan mineral pada wilayah yang apabila secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya •Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya. SANKSI PIDANA (Pasal 73 UU 27/07) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan menambang terumbu karang, mengambil terumbu karang di Kawasan konservasi, menggunakan bahan peledak dan bahan beracun, dan/atau cara lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem terumbu karang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) SANKSI ADMINISTRATIF (PERMEN 04/10) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi pidana. Sanksi administratif dapat berupa: peringatan tertulis; pembekuan izin; pencabutan izin; dan/atau denda. Sanksi administratif dijatuhkan oleh pemberi izin pemanfaatan sesuai dengan kewenangannya. Denda administratif tersebut huruf d merupakan penerimaan negara bukan pajak yang disetorkan ke kas negara. Pasal 41 PERSIAPAN KKP SEBAGAI MA CITES REGULASI KELEMBAGAAN UU 31/2004, PP 60/2007, Permen 03/2010, Permen 04/2010, BA Serah terima 8 KSA/KPA, dan Pedum/ Juknis Pengelolaan Jenis Ikan 8 UPT di Padang, Pekanbaru, Serang, Denpasar, Pontianak, Makasar, Kupang dan Sorong SARANA DAN PRASARANA Software Sistem Database CITES, Alat Pengolah data dll SDM Peningkatan kapasitas SDM melalui Bimtek, Sosialisasi, Magang dan Workshop CITES KEGIATAN PENUNJANG Identifikasi Potensi Spesies Akuatik CITES, Penguatan Implementasi Pelayanan CITES, Pembentukan Gugus Tugas TUPOKSI UPT KP3K (BPSPL/LPSPL) DALAM MELAKSANAKAN MANDAT KONSERVASI Dasar Hukum : Permen KP Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit PelaksanaTeknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Tugas : Melaksanakan pengelolaan meliputi antara lain perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi terkait konservasi: a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut dan pulau- pulau kecil, serta ekosistemnya; b. Pelaksanaan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya; c. Pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi,dan penanganan pencemaran sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya; d. Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan; e. Pelaksanaan pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi; TUPOKSI UPT KP3K (BKKPN/LKKPN) DALAM MELAKSANAKAN MANDAT KONSERVASI Dasar Hukum : Permen KP Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit PelaksanaTeknis Kawasan Kosnervasi Perairan Nasional Tugas : Melaksanakan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan konservasi perairan yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan dan lingkungannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi terkait konservasi: a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan nasional; b. Pelaksanaan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan nasional; c. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat di dalam dan sekitar kawasan konservasi perairan nasional; d. Pelaksanaan bimbingan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan nasional. PERAN STRATEGIS UPT KP3K KE DEPAN TERKAIT KONSERVASI Pengelolaan kawasan konservasi perairan, khususnya kkp nasional untuk perikanan berkelanjutan; Pengelolaan kawasan konservasi perairan untuk kesinambungan mata pencaharian dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut; Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pemanfaatan dan Peredaran Jenis Ikan Dilindungi Pengelolaan Kawasan Konservasi Pembinaan , pembimbingan dan penyadaran masyarakat terkait upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.