kebijakan pengelolaan konservasi kawasan dan jenis ikan

advertisement
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KONSERVASI KAWASAN
DAN JENIS IKAN
oleh :
Direktorat Konservasi Kawasan Dan Jenis Ikan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Pontianak, 2010
ISU-ISU PENTING TERKAIT KONSERVASI





Indonesia berada di pusat keanekaragaman hayati laut.
Degradasi Kuantitas dan Kualitas Keanekaragaman Hayati
Laut
Harmonisasi Kebutuhan Ekonomi dan Konservasi
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Hidup Manusia dan Tempat
Hidupnya
Ancaman Eksploitasi di Daerah Pesisir
Konservasi tidak hanya PERLINDUNGAN, Tetapi juga
PEMANFAATAN
Konservasi untuk Perikanan Berkelanjutan
PELUANG
MASALAH
•
•
•
•
•
•
•
•
Kemiskinan
SDM
Pencemaran
Tangkap Lebih
Destructive fishing
Illegal fishing
Over fishing
Rawan bencana
POTENSI
• Wilayah
• SD Hayati
• SD Non Hayati
• Jasa Lingkungan
• Sosial - Kultural
Konservasi Ekosistem
Konservasi Jenis dan Genetik
Pembinaan dan Penguatan SDM
Penguatan Kebijakan, Peraturan dan
Pedoman
• Kerjasama (Lokal, Regional, Internasional)
•
•
•
•
•Mega-biodiversity
•Competitive Advantage
•Backward and forward linkage
•Renewable resources
•Investasi-efisiensi tinggi
•Locally based-global orientation
TANTANGAN : HARMONISASI
• Kelestarian Lingkungan
• Ekonomi
KONSERVASI
SUMBERDAYA
IKAN, KP3K
GOAL
• Sustainable Fisheries
• Sustainable Prosperity for Communities
MISI KKP: MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Target Direktorat KKJI 2010-2014:
Terkelolanya secara berkelanjutan kawasan
konservasi 15,5 Juta hektar dan 15 biota perairan
yang dilindungi
ASPEK REGULASI TERKAIT KONSERVASI
 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
 UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil
UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan  UU no 45/2009
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan
Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil
 Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan
Konservasi Perairan
 Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara Penetapan Perlindungan
Jenis Ikan
 Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika
Ikan




UU No. 31,
Th. 2004
PASAL 1 ANGKA (8)
Konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan,
Pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk
Ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan,
Ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap
Memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
Keanekaragaman sumberdaya ikan
PASAL 13 AYAT (1) DAN (2)
(1) Dalam rangka pengelolaan SD Ikan, dilakukan upaya
konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan
konservasi genetika ikan;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai konservasi ekosistem,
konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan, di
atur dengan Peraturan Pemerintah.
UU No. 32,
Th. 2004
PASAL 18 AYAT (3.a)
Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya
di wilayah laut meliputi; EKLPLORASI, EKSPLOITASI,
KONSERVASI dan PENGELOLAAN KEKAYAAN LAUT
PASAL 18 AYAT (4)
Kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah
laut paling jauh 12 mil laut untuk Propinsi dan sepertiga dari
wilayah kewenangan Propinsi untuk Kabupaten/Kota
UU No. 27,
Th. 2007
Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta ekosistemnya untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan Sumber Daya Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan ciri khas
tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan.
TIPE-TIPE KAWASAN KONSERVASI
UNDANG-UNDANG 5 TAHUN 1990
BESERTA TURUNANNYA
UNDANG-UNDANG 31 TAHUN
2004 BESERTA TURUNANNYA
UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007 BESERTA
TURUNANNYA
1.
1.
1.
2.
KAWASAN SUAKA ALAM,
terdiri dari:
- Cagar Alam; dan Suaka
Marga Satwa
KAWASAN PELESTARIAN
ALAM, terdiri dari:
- Taman Nasional; Taman
Hutan Raya; dan Taman
Wisata Alam.
2.
3.
4.
TAMAN NASIONAL
PERAIRAN
TAMAN WISATA PERAIRAN
SUAKA ALAM PERAIRAN
SUAKA PERIKANAN
2.
3.
4.
KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL , terdiri dari:
- Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil; Taman
Pesisir; dan Taman Pulau Kecil
KAWASAN KONSERVASI MARITIM,
terdiri dari:
- Daerah Perlindungan Adat Maritim;
dan Daerah Perlindungan Budaya
Maritim.
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
SEMPADAN PANTAI
*) KKP dan SEMPADAN PANTAI diatur dengan
PERMEN tersendiri.
TIPE EKOSISTEM PENTING YANG DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI:
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove (bakau), estuari, pantai, rawa, sungai, danau, waduk, embung, dan,
ekosistem perairan buatan.
PENGELOLAAN KKP
Pemerintah :
a. Perairan laut di luar 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
ke arah ke perairan kepulauan
b. Perairan yang berada dalam wilayah kewenangan pengelolaan lintas provinsi, atau
c. Perairan yang memiliki karaktersitik tertentu
• Pemerintah Provinsi :
a. Perairan laut paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas
dan/atau ke arah perairan kepulauan
b. Kawasan konservasi perairan yang berada dalam wilayah kewenangan
pengelolaan lintas kabupaten/kota
• Pemerintah Kabupaten/Kota :
a. Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi
b. Perairan payau dan/atau perairan tawar yang berada dalam wilayah
kewenangannya
PENGELOLAAN KKP3K
Pemerintah :
a. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang berada dalam wilayah
kewenangan pengelolaan lintas propinsi; dan
b. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang memiliki karakteristik tertentu,
antara lain: nilai kepentingan konservasi nasional maupun internasional, lintas
negara, daerah ruaya jenis ikan tertentu, potensial sebagai warisan dunia.
•
Pemerintah Provinsi :
a. Perairan dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang menjadi kewenangan pengelolaan
propinsi
b. Kawasan konservasi perairan dan/atau ppk yang berada dalam wilayah
kewenangan pengelolaan lintas kabupaten/kota
•
Pemerintah Kabupaten/Kota :
a. Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan provinsi
b. Perairan payau dan/atau perairan tawar dan/atau wilayah pesisir dan ppk yang
berada dalam wilayah kewenangannya
PENGELOLAAN KKM
a. Pemerintah Daerah Provinsi untuk kawasan konservasi provinsi; dan
b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk kawasan konservasi kabupaten/kota.
PROSEDUR
PENETAPAN
KKP/KKP3K:
1. USULAN INISIATIF
2. IDENTIFIKASI DAN
INVENTARISASI
3. PENCADANGAN
KKP/KKP3K
4. PENETAPAN
5. PENATAAN BATAS
USULAN INISIATIF CALON KKP/KKP3K
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN
POTENSI CALON KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN
-
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
KRITERIA SELEKSI KKP
ANALISIS DATA
SURVEI POTENSI
Pelaksana :
Konsultan, Perg. Tinggi, LIPI
PENUNJUKAN KAWASAN
KONSERVASI LAUT DAERAH
(PENCADANGAN)
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
SURAT KEPUTUSAN
Bupati/ Walikota/
Gubernur
Mencakup : Batas
Luar Kawasan
(ditunjukkan dalam
PETA – Lampiran SK)
MANAJEMEN PLAN
(RENCANA PENGELOLAAN)
- Penataan
Batas/ Zonasi
- Kelembagaan
- Site Plan,
design
enginering dll
- Infrastruktur
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
PENETAPAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Menteri
PENCADANGAN
BRIEF…
Tahapan Penetapan KKP/KKP3K
•Sosialisasi
•Zonasi
•Rencana Pengelolaan
USULAN PENETAPAN
•
•
•
•
•
Peta Pencadangan
SK /Peraturan Pencadangan KKLD
Dokumen Studi Identifikasi
Kegiatan-2 yang telah dilakukan
Upaya pokok pengelolaan (rencana
Pengelolaan)
• Rencana Kelembagaan pengelolaan
PENATAAN BATAS
• Panitia TATA BATAS, terdiri dari instansi:
•
•
•
•
•
•
•
Perikanan
Perhubungan Laut
Hidrooceanografi
Survei dan pemetaan rupa bumi
Perencanaan Pemb. Daerah
SKPD terkait
Instansi lain yang dianggap perlu
EVALUASI
• Data yang diperlukan:
• Data potensi sumberdaya ikan, lingkungan fisik,
sosial budaya dan ekonomi
• Evaluasi kelayakan kawasan  arahan fungsi
kawasan  Nomenklatur, misal: Taman Wisata
Perairan
• Luas dan batas kawasan konservasi
• Pengelolaan perikanan berkelanjutan
• Peta KKLD (data dasar/GIS) min skala 1:250.000
• Unit Organisasi yang akan mengelola KKLD
PENETAPAN (SK MENTERI KP)
•
•
•
•
lokasi dan luas
Peta kawasan (1:250.000)
Jenis KKP
Unit Organisasi Pengelola
• Mengumumkan dan
Mensosialisasikan KKP kepada
Masyarakat
• Menunjuk Panitia Penataan Batas
ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Zona Inti, diperuntukan :
PP 60/2007 tentang KSDI
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Perikanan Berkelanjutan, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan;
c.budidaya ramah lingkungan;
d.pariwisata dan rekreasi;
e.penelitian dan pengembangan; dan/atau
f.pendidikan.
Zona Pemanfaatan, diperuntukan :
a. perlindungan habitat dan populasi ikan;
b. pariwisata dan rekreasi;
c. penelitian dan pengembangan;
Zona Lainnya, diperuntukan :
dan/atau
zona tertentu antara lain zona rehabilitasi
a. pendidikan.
ZONASI KAWASAN KONSERVASI
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIl
PERMEN 17/2008
Zona Inti, diperuntukan :
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya/adat tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Pemanfaatan Terbatas, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.pariwisata dan rekreasi;
c.penelitian dan pengembangan; dan/atau
d.pendidikan.
Zona Lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan;
Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona
pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya
ditetapkan sebagai zona tertentu.
PEMANFAATAN KSDI
Pasal 30 PP 60 Tahun 2007)
(
1) Pemanfaatan KSDI meliputi
Pemanfaatan KKP
Pemanfaatan jenis dan genetik ikan
2)Pemanfaatan KKP dilakukan melalui
kegiatan: (ps. 30-34)
Penangkapan Ikan
Pembudidayaan Ikan
Pariwisata Alam Perairan; atau
Penelitian dan Pendidikan
Pemanfaatan KKP untuk Penangkapan Ikan
(Pasal 31 PP 60 Tahun 2007)
Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota
atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
Dalam memberikan izin penangkapan ikan antara lain
mempertimbangkan:
daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan;
metoda penangkapan ikan; dan
jenis alat penangkapan ikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pembudidayaan Ikan
(Pasal 32 PP 60 Tahun 2007)
Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota
atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
Dalam memberikan izin pembudidayaan ikan pada kawasan konservasi
perairan, antara lain, mempertimbangkan:
jenis ikan yang dibudidayakan;
jenis pakan;
teknologi;
jumlah unit usaha budidaya; dan
daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pembudidayaan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pariwisata Alam Perairan
(Pasal 33 PP 60 Tahun 2007)
Dapat dilakukan di zona pemanfaatan dan/atau zona
perikanan berkelanjutan.
kegiatan wisata alam perairan; dan/atau
pengusahaan pariwisata alam perairan.
wajib memiliki izin, diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pariwisata alam perairan di zona pemanfaatan dan/atau
zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi
perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Penelitian dan Pendidikan
(Pasal 34 PP 60 Tahun 2007)
Dapat dilakukan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, maupun zona lainnya.
wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota
atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya.
Orang asing dan/atau badan hukum asing yang akan melakukan
kegiatan penelitian dalam kawasan konservasi perairan dapat
diberikan izin setelah memenuhi persyaratan perizinan penelitian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin penelitian
dan pendidikan dalam kawasan konservasi perairan diatur dengan
Peraturan Menteri.
Konservasi Kawasan
KONDISI
•KKLD (35 Lokasi- SK bupati)
•KKPN (TNP Laut Sawu)
•SK menteri (evaluasi KKLD)
•Rencana Pengelolaan (minimum)
•Infrastruktur (minimum)
•Kelembagaan (persiapan)
•Pengelolaan (persiapan)
•Limpahan 8 KPA-KSA
35
Road MAP
KKP
- Sosialisasi Pemantapan Calon Kawasan
Daerah
- Fasilitasi Pencadangan Kawasan
HARAPAN
•KKLD (pengelolaan efektif)
•KKPN baru (Anambas)
•SK menteri (efektif)
•Rencana Pengelolaan (ada)
•Infrastruktur (optimal)
•Kelembagaan (optimal)
•Pengelolaan (efektif)
•SK-ok, Review Renc.
Pengelolaan, Pengelolaan
KKPN
- Identifikasi dan Inventarisasi Potensi
- Fasilitasi &Evaluasi Penetapan Kawasan
- Rencana Pengelolaan Kawasan
- Fasilitasi Kelembagaan
- Pilot Project Pengelolaan KKP (Laut) Daerah
-KKP award disampaikan pada Deklarasi laut Sawu – WOC-CTI Summit, Mei 2009
KPA/KSA
8 KKP Nas
RoadMAP
Perubahan Nomenklatur
TWAL Gili Trawangan (NTB)
Taman Wisata Perairan
TWAL Pulau Padaido (Papua)
Taman Wisata Perairan
TWAL Kapoposang (Sulsel)
Taman Wisata Perairan
TWAL Pulau Pieh (Sumbar)
Taman Wisata Perairan
CAL Laut Banda (Maltra)
Taman Wisata Perairan
CAL Kep. Aru Tenggara (Maltra)
Suaka Alam Perairan
SML Raja Ampat (Papua Barat)
Suaka Alam Perairan
SML Kep. Panjang (Papua Barat)
Suaka Alam Perairan
Berita Acara Serah Terima tgl 4 Maret 2009. BA. 01/Menhut-IV/2009 – BA. 108/MEN.KP/III/2009
SK Penetapan Menteri KP tgl 3 September 2009 (Kep. 63/Men/2009 s/d Kep. 70/Men/2009)







Penataan Batas Kawasan
zonasi dan rencana pengelolaan kawasan, database kawasan
Sosialisasi pengelolaan kawasan
Pilot Project
SDM, Sarana dan Prasarana Pengawasan, MPA, Rehabilitasi Kawasan Konservasi
Monitoring dan Evaluasi Kawasan Konservasi
Dukungan kebijakan, sistem perencanaan dan pengembangan yang sinergis
•
•
Pencadangan TNP Laut sawu, KEP. 38/Men/2009 tanggal 8 Mei 2009
Deklarasi Pencadangan  WOC&CTI Summit, Manado 13 Mei 2009
Sosialisasi TNP Laut Sawu  2009
Penyusunan Rencana Pengelolaan (+zonasi)  2009 - 2010
Penguatan Kelembagaan Pengelola  2009 – 2010
Penetapan TNP Laut Sawu  awal 2010
Pengembangan KKP sesuai Potensinya  Sesuai Manajemen Plan
Penetapan Prioritas pengelolaan KKP  manajemen Zonasi (2010)
Pembangunan Infrastruktur KKP  2010 - 2015
Penguatan Sumberdaya manusia pengelola (kelembagaan)  2010
Komitmen dalam Pendanaan KKP  mulai 2010
Model
pengelolaan
TNP Laut Sawu (Reward)  ke depan (2015 …)
TNP Sawu
 ROADMAP
Pengelolaan Kolaboratif  mulai 2010
KONSERVASI JENIS IKAN
Upaya melindungi, melestarikan dan
memanfaatkan SDI, untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan dan kesinambungan JENIS IKAN
bagi generasi sekarang maupun yang akan datang
Ikan adalah segala jenis
organisme yang seluruh atau
sebagian dari siklus hidupnya
berada dilingkungan perairan
KONSERVASI JENIS IKAN
Dilakukan dgn tujuan :
a. Melindungi jenis ikan yang terancam
punah;
b. Mempertahankan keanekaragaman
jenis ikan;
c. Memelihara keseimbangan dan
kemantapan ekosistem; dan
d. Memanfaatkan sumber daya ikan
secara berkelanjutan.
Dilakukan melalui:
a. Penggolongan jenis ikan;
b. Penetapan status perlindungan
jenis ikan;
c. Pemeliharaan;
d. Pengembangbiakan;dan
e. Penelitian dan pengembangan.
Penggolongan Jenis Ikan terdiri atas :
• Jenis Ikan yang dilindungi,
• Jenis Ikan yang tidak dilindungi
Kriteria Status Jenis Ikan dilindungi :
• Terancam punah
• Langka
• Daerah penyebaran terbatas (endemik)
• Adanya penurunan jumlah populasi yang tajam
• Tingkat kemampuan reproduksi rendah
Status Jenis Ikan yang dilindungi ditetapkan oleh Menteri
Tatacara status perlindungan jenis ikan diatur dengan
Peraturan Menteri No 3 Tahun 2010
TIPE STATUS
PERLINDUNGAN JENIS IKAN
 Perlindungan penuh;
 Perlindungan terbatas.
PROSEDUR PENETAPAN





Usulan inisiatif;
Verifikasi usulan;
Analisis kebijakan;
Rekomendasi ilmiah; dan
Penetapan status perlindungan jenis ikan.
Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan
1. Menteri menetapkan status perlindungan jenis ikan dengan
Keputusan Menteri.
2. Penetapan status perlindungan jenis ikan, memuat:
a. nama spesies (nama lokal dan ilmiah)
b. tipe perlindungan
3. Tindak lanjut :
a. pengumuman dan sosialisasi
b. pengelolaan berkelanjutan.
KONSERVASI GENETIK IKAN
Upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan SDI,
untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan
kesinambungan sumber daya GENETIK ikan bagi generasi
sekarang maupun yang akan datang
Kegiatan yang dilakukan
• Pemeliharaan
• Pengembangbiakan
• Penelitian
• Pelestarian Gamet
PEMANFAATAN JENIS DAN GENETIK IKAN
TIDAK
DILINDUNGI
DILINDUNGI
Kegiatan :
a) Litbang
b) Pengembangbiakan
c) Perdagangan
d) Aquaria
e) Pertukaran
f) Pemeliharaan untuk kesenangan
Pemanfaatan a - e dpt dilakukan pengambilan dari alam.
Pemanfaatan f hanya dpt dilakukan hasil pengembangbiakan
Tata Cara Pemanfaatan Jenis dan Genetik Ikan diatur
dalam Permen No. 04 Tahun 2010
PERDAGANGAN
1. Diberikan kepada :
a. Orang perseorangan
b. Korporasi
2. Syarat :
a. memenuhi standar kualifikasi perdagangan;
b. memiliki sarana dan prasarana perdagangan;
c. rekomendasi dari kepala balai/loka.
3. Ikan hasil pengambilan dari alam/pengembangbiakan.
4. Pengambilan dari alam untuk jenis ikan dilindungi dan/atau App. II dan
III CITES sesuai kuota.
5. Dikecualikan Appendiks I CITES hasil pengembangbiakan:
a. Generasi II (F2) dst
b. Generasi I (F1) untuk jenis ikan ttt, ditetapkan Menteri rek SA.
KONSERVASI JENIS IKAN DAN CITES
Perdagangan internasional TSL (Tumbuhan Satwa
Liar) berkontribusi besar terhadap punahnya
berbagai jenis TSL sehingga perlu dikendalikan
TUJUAN CITES
Melindungi populasi spesies TSL yang
terancam sebagai akibat dari over
eksploitasi untuk keperluan
perdagangan internasional
CITES
Kesepakatan antar negara/pemerintah (legally
binding) tentang perdagangan internasional TSL,
diadopsi pada pertemuan di Washington DC, USA
tanggal 3 Maret 1973 (dihadiri oleh 80 negara) dan
berlaku mengikat (enter into force) sejak Juli 1975.
MANFAAT CITES




Manfaat dari nilai spesies yang dikonservasi
Kesempatan untuk melakukan intervensi dalam
pengaturan peredaran TSL
Meringankan biaya penegakan hukum
Nilai yang terkait dengan kerjasama
internasional/bantuan teknis dan finansial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang lingkup/Substansi yg diatur
Ketentuan Pokok CITES
Kewajiban Anggota
CITES Sekretariat
National CITES Authorities
Conference of the Parties (CoP)
34
Ketentuan Pokok CiTES




Perdagangan internasional dilaksanakan melalui
sistem permit yang dikeluarkan oleh CITES
management authority
Appendiks I dilarang diperdagangkan, sementara
Appendiks II dan III dapat diperdagangkan tetapi
dengan kontrol yang ketat
Representative parties to CITES bertemu secara
reguler (2-3 tahun sekali) dalam Conference of The
Parties/COP untuk melakukan review pelaksanaan
CITES, prosedur dan amandemen Appendiks CITES
Operasional pelaksanaan CITES dikoordinasikan oleh
Sekretariat CITES yang bernaung di bawah UNEP
Appendiks I CiTES
Dugong
Penyu
Ikan Raja Laut
Arwana Super red
36
Appendiks II CiTES
Labi-Labi
Kuda Laut
Napoleon
Karang
Menambang terumbu karang
yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem terumbu
karang;
Menggunakan peralatan, cara,
dan metode lain yang
merusak Ekosistem terumbu
karang;
LARANGAN
Pasal 35 UU
27/2007
Mengambil terumbu karang di
Kawasan konservasi;
Menggunakan bahan peledak,
bahan beracun, dan/atau
bahan lain yang merusak Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan Terumbu Karang
Menambang terumbu
karang yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan terumbu karang adalah
pengambilan terumbu karang dengan
sengaja untuk digunakan sebagai bahan
bangunan, ornamen aquarium, kerajinan
tangan, bunga karang, industri dan
kepentingan lainnya sehingga tutupan
karang hidupnya kurang dari 50% (lima
puluh persen) pada kawasan yang diambil.
menggunakan cara dan metode yang
merusak Ekosistem
mangrove yang tidak sesuai dengan
karakteristik Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
LARANGAN
Pasal 35 UU
27/2007
melakukan konversi Ekosistem
mangrove di Kawasan atau
Zona budidaya yang tidak
memperhitungkan keberlanjutan
fungsi ekologis Pesisir dan PulauPulau Kecil
menebang mangrove di Kawasan
konservasi untuk kegiatan
industri, pemukiman, dan/atau
kegiatan lain
LARANGAN (Pasal 35 UU 27/07)
•Melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila secara
teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan
Masyarakat
•Melakukan penambangan minyak dan gas pada wilayah yang
apabila secara teknis, ekologis, sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya;
•Melakukan penambangan mineral pada wilayah yang apabila
secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya
•Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya.
SANKSI PIDANA (Pasal 73 UU 27/07)
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan
menambang terumbu karang, mengambil terumbu karang di
Kawasan konservasi, menggunakan bahan peledak dan
bahan beracun, dan/atau cara lain yang mengakibatkan
rusaknya ekosistem terumbu karang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah)
SANKSI ADMINISTRATIF (PERMEN 04/10)
 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini dapat dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana.
 Sanksi administratif dapat berupa:
 peringatan tertulis;
 pembekuan izin;
 pencabutan izin; dan/atau
 denda.
 Sanksi administratif dijatuhkan oleh pemberi izin
pemanfaatan sesuai dengan kewenangannya.
 Denda administratif tersebut huruf d merupakan
penerimaan negara bukan pajak yang disetorkan ke kas
negara.
Pasal 41
PERSIAPAN KKP SEBAGAI MA CITES
REGULASI
KELEMBAGAAN
UU 31/2004, PP 60/2007, Permen
03/2010, Permen 04/2010, BA Serah
terima 8 KSA/KPA, dan Pedum/
Juknis Pengelolaan Jenis Ikan
8 UPT di Padang, Pekanbaru,
Serang, Denpasar, Pontianak,
Makasar, Kupang dan Sorong
SARANA DAN PRASARANA
Software Sistem Database
CITES, Alat Pengolah data dll
SDM
Peningkatan kapasitas SDM
melalui Bimtek, Sosialisasi,
Magang dan Workshop CITES
KEGIATAN PENUNJANG
Identifikasi Potensi Spesies
Akuatik CITES, Penguatan
Implementasi Pelayanan CITES,
Pembentukan Gugus Tugas
TUPOKSI UPT KP3K (BPSPL/LPSPL) DALAM MELAKSANAKAN
MANDAT KONSERVASI
Dasar Hukum :
Permen KP Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
PelaksanaTeknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Tugas :
Melaksanakan pengelolaan meliputi antara lain perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi terkait konservasi:
a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut dan pulau- pulau
kecil, serta ekosistemnya;
b. Pelaksanaan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir,
laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
c. Pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi,dan penanganan pencemaran
sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
d. Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan;
e. Pelaksanaan pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi;
TUPOKSI UPT KP3K (BKKPN/LKKPN) DALAM MELAKSANAKAN
MANDAT KONSERVASI
Dasar Hukum :
Permen KP Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
PelaksanaTeknis Kawasan Kosnervasi Perairan Nasional
Tugas :
Melaksanakan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan konservasi perairan
yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan dan lingkungannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi terkait konservasi:
a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang pemangkuan,
pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan nasional;
b. Pelaksanaan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi
perairan nasional;
c. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat di dalam
dan sekitar kawasan konservasi perairan nasional;
d. Pelaksanaan bimbingan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan
konservasi perairan nasional.
PERAN STRATEGIS UPT KP3K KE DEPAN TERKAIT KONSERVASI
Pengelolaan kawasan konservasi perairan, khususnya kkp nasional untuk
perikanan berkelanjutan;
Pengelolaan kawasan konservasi perairan untuk kesinambungan mata
pencaharian dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut;
Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pemanfaatan dan
Peredaran Jenis Ikan Dilindungi
Pengelolaan Kawasan Konservasi
Pembinaan , pembimbingan dan penyadaran masyarakat terkait upaya
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
Download