KEMENTERIAN KEUANGAN RI FUNGSI PAJAK DALAM MENOPANG APBN DAN APBD disampaikan dalam: Sosialisasi PMK 64/PMK.05/2013 dan PMK 132/PMK.03/2013 2014 Alur Belanja APBN ke Daerah Pemerintah Pusat Daerah MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY PENDAPATAN Melalui Angg K/L Belanja Pemerintah Pusat Dana Vertikal di Daerah Mendanai kewenangan 6 Urusan Dana Dekonsentrasi Dana Tgs Pembantuan Mendanai kewenangan di luar 6 Urusan PNPM Melalui Angg Non K/L APBN Subsidi dan Bantuan Masuk APBD BELANJA Hibah Transfer Ke Daerah 2 PEMBIAYAAN Mendanai kewenangan Daerah (Desentralisasi) • • Dana Perimbangan Dana Otsus dan Penyesuaian Pinjaman Belanja APBN-P 2013 Total Belanja = Rp1.726,20 T (Triliun Rupiah) Sumber : APBN-P2013 Dana ke Daerah = 693.07 (61,54%) Melalui Angg.K/L dan APP (Program Nasional) •PNPM •Jamkes 9.8(0.57%) 6.7(0.39%) Melalui APP (Subsidi) • BBM • Listrik • Pangan • Pupuk • Benih 199.9(1.58%) 100(5.79%) 21.5(1.24%) 17.9(1.03%) 1.5(0.08%) Melalui Angg. Transfer ke Daerah (Masuk APBD) •DBH •DAU •DAK •OTSUS • Penyesuaian Melalui Angg. K/L 102.7(5.94%) • Dana Dekon 311.1(18.02%) • Dana TP 31.7(1.83%) • Dana Vertikal 13.4(0.77%) 70.4(4.07%) 8(0.47%) 18.6(1.08%) 182.1(0.55%) *) APP = Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Total 16.5(0.96%) Total 340.8(19.74%) Total 529.4(30.67%) Total 208.7(12.09%) 3 PERKEMBANGAN APBN TA 2011-2014 A. PENDAPATAN NEGARA I. Penerimaan Dalam Negeri 1.Penerimaan Perpajakan 2.Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Penerimaan Hibah B. BELANJA NEGARA I. Belanja Pemerintah Pusat 1.Belanja K/L 2.Belanja non K/L I. Transfer ke Daerah 1.Dana Perimbangan 2.Dana Otsus dan Penyesuaian C. KESEIMBANGAN PRIMER D. SURPLUS/(DEFISIT) E. PEMBIAYAAN 2011 2012 2013 APBNP 2014 1.210,6 1.205,3 873,9 331,5 5,3 1.295,0 883,7 417,6 466,1 411,3 347,2 64,1 8,9 (84,4) 130,9 1.338,1 1.332,3 980,5 351,8 5,8 1.491,4 1.010,6 489,4 521,1 480,6 411,3 69,4 (52,8) (153,3) 175,2 1.502,0 1.497,5 1.148,4 349,2 4,5 1.726,2 1.196,8 622,0 574,8 529,4 445,5 83,8 (111,7) (224,2) 224,2 1.667,1 1.665,8 1.280,4 385,4 1,4 1.842,5 1.249,9 637,8 612,1 592,6 487,9 104,6 (54,1) (175,4) 4 175,4 Tren Transfer Ke Daerah Tahun 2008 - 2014 (Rp Triliun) 600 500 400 300 200 100 0 2008 DAU 2009 DAK Komponen Transfer DAU DAK DBH Dana Otsus dan DIY Dana Penyesuaian Total 2010 DBH 2008 180 20,8 78,4 7,5 6,2 292,4 2011 2012 Dana Otsus dan DIY 2009 186 24,7 76,1 9,5 11,8 308,5 2010 204 21 92,2 9,1 18,9 344,8 2013 2014 Dana Penyesuaian 2011 226 24,8 96,9 10,4 53,7 411,3 2012 274 25,9 112 11,9 57,4 480,5 2013 311 31,7 103 13,4 70,4 529,3 2014 341 33 114 16,7 87,9 592,5 5 Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014 dalam miliar rupiah Komponen Pagu I. Dana Perimbangan A. Dana Bagi Hasil 1. Pajak 2. Sumber Daya Alam B. Dana Alokasi Umum C. Dana Alokasi Khusus II. Dana Otsus dan Penyesuaian A. Dana Otonomi Khusus 1. Otsus 2. Tambahan Otsus Infras. (Papua & Papua Barat) 487.930,94 113.711,62 51.787,15 61.924,47 341.219,32 33.000,00 104.621,30 16.148,77 13.648,77 2.500,00 B. Dana Keistimewaan DIY C. Dana Penyesuaian Jumlah 523,88 87.948,65 592.552,24 6 …lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014 dalam miliar rupiah Komponen Pagu I. Dana Bagi Hasil A. DBH Pajak 1. PBB - PPh Ps. 25 dan Ps.29 WPOPDN 2. PPh - PPh Ps.21 3. CHT B. DBH Sumber Daya Alam 1. Migas 113.711,62 51.787,15 23.859,19 25.713,96 2.214,00 61.924,47 38.849,20 2. Pertambangan Umum 19.835,84 2.572,33 200,00 467,10 3. Kehutanan 4 Perikanan 5 Panas Bumi 7 Skema DBH Pajak DBH PAJAK Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%) Pusat (10%) Insentif Kab/Kota (3,5%) PBB Provinsi (16,2%) Daerah (90%) Kab/Kota (64,8%) Biaya Pungut (9%) - PPh Ps. 25 dan Ps.29 WPOPDN, - PPh Ps.21 Cukai Hasil Tembakau Pusat (80%) Provinsi (8%) Daerah (20%) Kab/Kota (12%) Pusat (98%) Provinsi (30%) Daerah (2%) Kab/Kota Penghasil (40%) Kab/Kota Pemerataan (30%) …lanjutan Postur Transfer ke Daerah dalam APBN 2014 dalam miliar rupiah Komponen A. Dana Otononomi Khusus 1. Dana Otonomi Khusus 1. Dana Otsus Aceh 2. Dana Otsus Papua 3. Dana Otsus Papua Barat 2. Dana Tambahan Infrastruktur 1. Papua 2. Papua Barat B. Dana Keistimewaan DIY C. Dana Penyesuaian 1 Tambahan Penghasilan Guru PNSD 2 Tunjangan Profesi Guru PNSD 3 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 4 Dana Insentif Daerah (DID) 5 Dana P2D2 Total Dana Penyesuaian Pagu 16.148,77 13.648,77 6.824,39 4.777,07 2.047,32 2.500,00 2.000,00 500,00 523,88 87.948,65 1.853,60 60.540,70 24.074,70 1.387,80 91,85 104.621,30 9 Deskripsi APBD TREN PENDAPATAN DAERAH TA 2008-2013 683.30 700.00 577.05 Triliun Rupiah 600.00 479.10 500.00 400.00 • Pendapatan daerah setiap tahunnya semakin meningkat; • Pendapatan terbesar berasal dari dana transfer; • PAD merupakan komponen terkecil dari pendapatan. 381.47 403.04 347.12 300.00 2008 100% 2009 2010 2011 2012 2013 3.83 4.66 5.81 5.08 5.63 5.56 80.61 78.89 76.36 76.05 74.83 73.90 Persentase 75% 50% Lainnya Transfer PAD 25% 15.55 16.45 17.83 18.87 19.54 20.54 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0% 11 PROPORSI PENDAPATAN PROVINSI DAN KAB./KOTA TA 2008-2013 100% 4.97 5.72 7.27 6.44 6.75 6.74 0.29 1.51 1.51 55.94 54.17 52.23 43.77 44.32 46.26 2008 2009 2010 0.96 2.78 2.68 51.09 50.63 50.07 46.12 46.69 2011 2012 2013 90% 80% Persentase 70% 48.97 60% 50% 88.57 87.19 84.58 85.00 84.15 83.40 40% 30% 20% 10% 0% 6.45 7.08 8.15 8.55 9.09 9.87 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kab/Kota Prov PAD Transfer Lainnya • Rasio pendapatan terbesar untuk kab./kota bersumber dari dana transfer; • Komposisi PAD untuk kab./kota meningkat setiap tahunnya, berkisar 6-10%; • Rasio pendapatan provinsi dari dana tranfer secara umum semakin menurun, dan cukup 12 berimbang dibandingkan dengan PAD; PROPORSI PAD PROVINSI DAN KAB./KOTA TA 2008-2013 105% 95% Persentase 85% 75% 65% 55% 84.48 84.71 83.61 84.23 85.54 85.25 2008 2009 2010 2011 2012 2013 27.76 28.54 27.14 6.85 6.81 6.21 21.75 18.13 17.13 43.64 46.52 49.52 2011 2012 2013 45% 35% 25% Jenis Pajak Provinsi: • PKB, penyumbang terbesar; • BBN-KB; • PBB-KB; • Pajak Air Permukaan; • Pajak Rokok. Prov Persentase 100% 75% 50% 25% 23.55 26.71 8.91 8.22 34.27 31.07 32.30 7.70 26.93 33.27 33.99 33.06 2008 2009 2010 Kab/Kota Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan Lainnya Jenis Pajak Kab./Kota: Hotel; Restoran; Hiburan; Reklame; Penerangan Jalan; Mineral Bukan Logam dan Batuan; Parkir; Air Tanah; Sarang Burung Walet; PBB-P2; dan BPHTB. 13 TREN BELANJA DAERAH TA 2008-2013 800.00 737.68 Triliun Rupiah 700.00 617.46 600.00 514.47 500.00 429.33 443.57 2009 2010 390.15 400.00 300.00 2008 2011 2012 2013 • Belanja daerah setiap tahunnya semakin meningkat; • Belanja terbesar disediakan untuk pegawai; • Tren belanja modal masih belum mencapai 30%. 100% 12.90 12.79 39.91 42.00 15.06 13.13 15.57 15.84 44.77 44.53 42.33 40.24 Persentase 75% Lainnya Pegawai 50% Modal 28.62 26.67 21.68 22.09 22.27 23.83 18.57 18.53 18.49 20.26 19.83 20.09 2008 2009 2010 2011 2012 2013 25% Barang dan jasa 0% 14 PROPORSI BELANJA PROVINSI DAN KAB./KOTA TA 2008-2013 100% 8.34 8.27 90% 11.11 7.10 8.15 7.05 26.84 26.66 26.62 28.18 80% Persentase 70% 44.37 47.30 51.07 60% 51.10 50.93 26.31 40% 30% 27.40 21.14 37.53 20.41 18.33 18.28 20.25 49.13 25.73 26.37 24.67 50% 29.91 37.16 22.54 23.84 25.28 24.68 24.44 23.25 20.70 20% 10% 17.02 16.69 18.21 18.13 18.54 22.18 23.17 23.75 26.45 17.39 24.14 23.89 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2008 2009 2010 2011 2012 2013 0% Kab/Kota Barang dan jasa • • • • Prov Modal Pegawai Lainnya Rasio belanja kab./kota terbesar adalah belanja pegawai yang berkisar 44-51%; Rasio belanja modal kab./kota maupun provinsi masih belum mencapai 30%; Rasio belanja barang dan jasa kab./kota berkisar 17-19%, sedangkan provinsi 22-27%. 15 Rasio belanja lainnya untuk provinsi semakin meningkat setiap tahunnya. SUMMARY • Penerimaan APBN terbesar berasal dari penerimaan perpajakan; • Sebesar 31,7% belanja APBN merupakan transfer ke daerah; • Tingkat ketergantungan APBD terhadap APBN tinggi diatas 50%; • Belanja APBD untuk Provinsi tertinggi adalah Belanja Lainnya (Hibah, Bansos, dll); • Belanja APBD untuk Kab./Kota tertinggi terletak pada Belanja Pegawai. 16 PMK 64/PMK.05/2013 Dengan fungsi pajak yang menjadi penopang utama APBN dan APBD, khusus untuk mengamankan penerimaan pajak pusat, telah ditetapkan PMK Nomor 64/PMK. 05/2013 tentang Mekanisme Pengawasan Terhadap Pemotongan/Pemungutan Dan Penyetoran Pajak Yang Dilakukan Oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah 17 Penggunaan IKD dalam Mendukung Tugas DJP PMK 16/PMK.03/2013 DJPK Data APBD PMK 64/PMK. 05/2013 Pasal 13 Ayat 2 DJP Perhitungan Potensi Penerimaan Pajak atas Belanja Daerah 18 Mengapa Informasi perlu? Sebagai dasar/bahan analisis pengambilan kebijakan Transparansi publik 19 Peranan Data: a. Sebagai bahan perumusan kebijakan dan pengendalian fiskal IKD nasional; b. Sebagai bahan penyajian IKD secara nasional; disampaikan kepada: c. Sebagai bahan perumusan kebijakan keuangan daerah: dana perimbangan, pinjaman daerah, dan pengendalian defisit anggaran, penghitungan kapasitas fiskal daerah; d. Sebagai bahan pemantauan, pengendalian dan evaluasi: dana desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan, pinjaman daerah, dan defisit anggaran daerah. 20 “Mengingat bahwa Pajak merupakan penyumbang terbesar dalam Penerimaan Dalam Negeri, dan sebagian besar atas penerimaan tersebut merupakan Belanja Transfer ke daerah (DAU, DAK, dll), maka diharapkan peran pemerintah daerah untuk mendukung / men-support data yang diperlukan Pemerintah Pusat”. 21 TERIMA KASIH DIREKTORAT EPIKD GEDUNG RADIUS PRAWIRO LANTAI 8 JALAN DR. WAHIDIN NO. 1 JAKARTA PUSAT TELEPON: 021-3452590, FAKSIMILI: 021-3505103 www.djpk.depkeu.go.id 22