analisis aliran beban pada sistem tenaga listrik di kso - journal-ums

advertisement
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
ISSN 1411-8890
ANALISIS ALIRAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DI KSO
PERTAMINA EP – GEO CEPU INDONESIA DISTRIK 1 KAWENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6
CAHYO KUMOLO
PT.PROLINDO ADITYA PRIMA
JL. PERAK TIMUR NO. 52 SURABAYA
[email protected]
Abstrak
Sistem interkoneksi merupakan salah satu dari beberapa sistem jaringan yang diterapkan
pada sistem tenaga listrik pada sebuah plant khususnya di KSO Pertamina EP-Geo Cepu
Indonesia Distrik I Kawengan. Seiring bertambahnya beban, maka perubahan terhadap
sistem tenaga listrik tak dapat terhindarkan. Hal ini menyebabkan kondisi jaringan sistem
tenaga listrik menjadi semakin kompleks dan rumit. Tanpa adanya pengelolaan yang baik
terhadap jaringan sistem tenaga listrik yang kompleks dan rumit, maka akan memperbesar
rugi-rugi daya yang terjadi serta memperburuk profil tegangan yang ada. Perlu adanya
analisis aliran beban untuk mengetahui profil tegangan dan rugi-rugi daya, dan melakukan
evaluasi untuk memperbaiki profil tegangan dan rugi-rugi daya yang ada.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data sistem tenaga listrik yang ada di KSO
Pertamina EP-Geo Cepu Indonesia Distrik I Kawengan, setelah itu dilakukan pemodelan
sistem ke dalam ETAP 12.6. Dalam memperbaiki profil tegangan dan rugi-rugi daya pada
simulasi ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Tahap pertama merupakan hasil simulasi yang belum adanya evaluasi. Tahap kedua setelah
adanya evaluasi pada beberapa komponen. Simulasi tahap ketiga melakukan evaluasi lebih
lanjut pada beberapa komponen. Simulasi tahap keempat adalah memastikan bahwa kondisi
profil tegangan dan rugi-rugi daya sudah membaik.
Hasil simulasi yang dilakukan adalah saat beban beroperasi 100%. Simulasi pertama
menunjukkan banyak terjadi drop tegangan dibeberapa bus dan memiliki rugi-rugi daya
yang cukup besar. Evaluasi yang pertama dilakukan yaitu pada pembangkit karena
pembangkit yang berkapasitas 1450 KVA harus memenuhi semua beban yang mencapai
2801 KW, evaluasi dilakukan dengan penggunaan 3 pembangkit yaitu 2 pembangkit 1450
KVA dan 500 KVA. Evaluasi yang lain juga dilakukan pada komponen yang mengalami
overload maupun under votage. Pada simulasi pada tahap pertama terdapat losses daya aktif
sebesar 331.7 KW dan losses daya reaktif sebesar 311.6 Kvar, dengan adanya evaluasi di
beberapa komponen sampai tahap keempat diperoleh losses daya aktif sebesar 74.1 KW dan
losses daya reaktif sebesar 144.8 Kvar.
Kata kunci : Analisis aliran beban, ETAP, Newton-Raphson
Abstract
Interconnect system is one of the few network system which is applied to the electric power
system at a plant, especially in KSO Pertamina EP - Geo Cepu Indonesia District 1
Kawengan. With increasing load, the changes to the electricity system can not be avoided.
This causes the electric power system network conditions become more complex and
complicated. Without the proper management of the network power systems complex and
complicated, it will increase the power losses that occur and worsen the existing voltage
profile. The need for load flow analysis to determine the voltage profile and power losses,
and conducting evaluations to improve voltage profile and power losses existing.
1
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
The study began with data collection systems existing power in KSO Pertamina EP - Geo
Cepu Indonesia District 1 Kawengan, after it's done modeling system into ETAP 12.6. In
fixing voltage profile and power losses in this simulation is divided into several stages, the
first stage, second, third and fourth. The first stage is the result of the simulation is not an
evaluation. The second phase after evaluation on multiple components. Simulation of the
third stage do further evaluation on some components. Simulation fourth stage is to ensure
that the condition of the voltage profile and power losses has improved.
The simulation is currently running at 100% load. The first simulation shows much going on
several bus voltage drop and power loss has big enough. The first evaluation made at the
plant since 1450 kVA generating capacity must meet all load reached 2801 kW, evaluation
is performed with the use of three plants, namely two generators 1450 kVA and 500 kVA.
Another evaluation is also conducted on components that will get overloaded and under
votage. In the simulation in the first stage there were losses amounting to 331.7 kW active
power and reactive power losses amounted to 311.6 kVAr, with their evaluation in several
components to the fourth stage obtained active power losses amounted to 74.1 kW and
reactive power losses amounted to 144.8 kVAr.
Keywords: load flow analysis, ETAP, Newton-Raphson
1. PENDAHULUAN
Sistem interkoneksi merupakan salah satu
dari beberapa sistem jaringan yang diterapkan
pada sistem tenaga listrik pada sebuah plant.
Seiring bertambahnya beban, maka perubahan
terhadap sistem tenaga listrik tak dapat
terhindarkan. Hal ini menyebabkan kondisi
jaringan sistem tenaga listrik menjadi semakin
kompleks dan rumit. Tanpa adanya
pengelolaan yang baik terhadap jaringan
sistem tenaga listrik yang kompleks dan rumit,
maka akan memperbesar rugi-rugi daya yang
terjadi serta memperburuk profil tegangan.
Studi aliran beban adalah penentuan atau
perhitungan tegangan, arus, daya aktif, faktor
daya dan daya reaktif yang terdapat pada
berbagai titik dalam suatu jaringan sistem
tenaga listrik pada keadaan pengoperasian
normal, baik yang sedang berjalan maupun
yang diharapkan akan terjadi di masa yang
akan datang (William D. Stevenson, Jr.,
1994:6).
Metode komputasi yang sering dipakai
untuk menyelesaikan perhitungan aliran beban
antara lain metode Newton Raphson, Fast
Decoupled, dan Gauss Seidel. Metode
Newton-Raphson secara matematis lebih baik
dibandingkan dengan metode Gauss-Seidel,
karena memiliki sifat kovergensi kuadratik.
Untuk sistem yang besar, metode Newton2
Raphson jauh lebih efisien dan lebih praktis.
Banyaknya iterasi yang diperlukan dengan
metode Newton-Raphson yang menggunakan
admitansi bus, praktis tidak tergantung pada
banyaknya bus. Waktu yang diperlukan untuk
metode
Gauss-Seidel
(admitansi
bus)
meningkat
hampir
sebanding
dengan
banyaknya bus. Sebaliknya, penghitungan
matriks Jacobian pada metode NewtonRaphson akan memakan waktu yang cukup
lama, sedangkan waktu yang diperlukan untuk
tiap iterasi pada metode Newton-Raphson
adalah lebih singkat. Waktu yang singkat
untuk suatu penyelesaian dengan ketelitian
yang sama, menyebabkan bahwa metode
Newton-Raphson lebih banyak dipilih untuk
semua sistem, seperti pada sistem distribusi
(Muksin Aksin Jaelani, 2008:28).
Software ETAP Power Station 12.6 adalah
sebuah software yang digunakan untuk
keperluan simulasi suatu jaringan tenaga
listrik. Salah satu kemampuan software ETAP
adalah mensimulasikan studi aliran beban
suatu jaringan listrik. Berdasarkan simulasi
yang dilakukan pada software ETAP maka
akan diketahui besarnya rugi-rugi daya dan
kondisi profil tegangan pada sistem tenaga
listrik. Salah satu manfaat dari analisis aliran
beban yaitu dengan diketahuinya nilai
tegangan, arus dan daya, maka dapat dilakukan
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
sebuah analisis sistem tenaga listrik yang
digunakan untuk meminimalkan rugi-rugi daya
yang terjadi dan memperbaiki profil tegangan
yang ada.
Solusi untuk memperbaiki profil tegangan
dan rugi-rugi daya antara lain dengan
penambahan kapasitor shunt, perbaikan ukuran
kabel, penambahan bus. Perbaikan-perbaikan
tersebut tentunya akan mengeluarkan biaya
yang sesuai dengan kriteria kondisi profil
tegangan dan rugi-rugi daya pada suatu sistem.
Perbaikan kabel dan pemasangan kapasitor
shunt haruslah secara hati-hati dan telah
diperhitungkan dengan matang, kesalahan
pemberian nilai kapasitor juga akan
mempengarui sistem bahkan bisa menjadi
beban, maka dari itu diperlukannya analisis
aliran beban untuk mengevaluasi kondisi
sistem yang ada demi keamanan dan
kehandalan sistem tenaga listrik pada suatu
plant.
2. METODE
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tugas akhir ini penulis
menggunakan metodologi penulisan sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berupa
pengumpulan data untuk diolah dalam
penelitian ini. Pada penelitian ini data
ISSN 1411-8890
yang dibutuhkan antara lain adalah
keterangan aliran daya dan diagram
single line pada sistem tenaga listrik di
KSO Pertamina EP – Geo Cepu
Indonesia Distrik I Kawengan.
2. Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses untuk
memahami data yang diperoleh dari
proses pengumpulan data, dimana pada
proses ini dapat diketahui bahwa sebuah
sistem masih dapat bekerja dengan baik
atau tidak.
3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah proses
dimana hasil dari analisis data pertama
jika ada hasil yang tidak sesuai dengan
standart IEC untuk dilakukan perbaikan
demi keamanan dan kehandalan sistem.
4. Pengujian dan Analisa data
Pengujian dan analisa data adalah tahap
akhir pengujian rancangan setelah
perbaikan serta membandingkan dengan
hasil lapangan kemudian menarik
kesimpulan.
2.2 Gambaran Sistem Tenaga Listrik
Penelitian yang dilakukan ini mengambil
data sistem tenaga listrik di KSO Pertamina
EP – Geo Cepu Indonesia Distrik 1 Kawengan.
Gambar singleline diagram di ETAP Power
Station 12.6 dapat dilihat gambar 1.
3
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
Gambar 1. Single line diagram
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Simulasi
Aliran Beban
Tahap
Pertama
Simulasi aliran beban tahap pertama
dilakukan pada model jaringan sistem tenaga
listrik Pertamina EP – Geo Cepu Indonesia
Distrik I Kawengan sesuai dengan data
masukan daftar beban dan single line diagram
yang ada. Simulasi tahap pertama bertujuan
untuk mengetahui kondisi rugi-rugi daya dan
profil tegangan sebelum ada penambahan
kapasitor. Gambar 2 merupakan gambar hasil
simulasi aliran beban dengan menggunakan
software ETAP 12.6. Dari Gambar 2 dapat
diketahui bahwa ada beberapa komponen
yang berwarna ungu dan merah. Komponen
4
yang berwarna Ungu berarti dalam kondisi
marginal dan yang berwarna merah berarti
dalam kondisi critical. Dalam hal ini kondisi
marginal masih dalam kondisi toleransi dan
masih dalam kondisi aman, namun untuk
komponen yang berwarna merah perlu adanya
evaluasi untuk tindak lanjut demi kehandalan
dan keamanan pada sebuah sistem tenaga
listrik.
Gambar 2 menunjukkan bahwa banyak
terjadi drop tegangan pada Gardu Trafo Timur
Jauh dan komponen dibawahnya, bahkan pada
bus paling ujung dari GD. Trafo Timur Jauh
tegangannya hanya mencapai 82.86%. Hal
yang sama terjadi juga pada pada jaringan GD.
Trafo Barat OGC, jaringan dibawahnya
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
memiliki level tegangan mencapai 91.52%.
Selain itu, kondisi pada tiap percabangan, ada
beberapa kabel yang mengalami over load.
Kabel dalam kondisi over load ditandai
dengan warna merah. Kurang besarnya ukuran
kabel akan membuat drop tegangan pada
branch berikutnya. Selain itu ketika kabel
mengalami overload akan mengakibatkan
panas berlebih pada kabel, lebih parah lagi
dapat mengakibatkan kebakaran jika ada
beberapa proteksi yang tidak bekerja. Terdapat
juga beberapa Trafo yang mengalami over
load, over load ini juga dapat diakibatkan
karena adanya drop tegangan. Jadi langkah
sebelum mengubah kapasitas trafo adalah
meperbaiki profil tegangan yang ada.
Tabel 1. load flow report menunjukkan dari
bus utama yaitu bus yang menerima tegangan
langsung dari pembangkit. Pada bus tersebut
memberi daya aktif sebesar 2821 kW dan daya
reaktif sebesar 1048 kVAr sedangakan
kapasitas pembangkit sebesar 1450 kVA atau
1233 kW. Pembangkit akan tidak mampu jika
pada sistem beban beroperasi 100%. Simulasi
ini dilakukan dengan semua pengoperasian
ISSN 1411-8890
beban sebesar 100%, maka dari itu perlu
adanya evaluasi untuk mengurangi rugi-rugi
daya dan profil tegangan agar sistem memiliki
tingkat keamanan dan kehandalan yang baik.
Tabel 2. menunjukkan rugi – rugi daya
pada tiap komponen. Pada simulasi tahap
pertama ini dengan kapasitas dari generator
yang kurang terjadi losses daya aktif sebesar
331.7 kW sedangakan total daya reaktifnya
adalah 311.6 kVAr. Rugi-rugi daya tersebut
tentu akan sangat membebani pembangkit.
Tabel 3. menunjukkan beberapa bus yang
mengalami drop tegangan dibawah toleransi
yang diijinkan yaitu sebesar 5%. Solusi untuk
mengurangi drop tegangan pada bus antara
lain adalah pemberian kapasitor, memperbesar
luas penampang, penambahan bus dan lainlain. Pemberian kapasitor juga harus sesuai
dengan nilai daya reaktif yang dibutuhkan
karena jika kapasitor yang diberikan
ukurannya terlalu kecil maka akan hanya
membantu daya reaktif yang kecil, sedangkan
kapasitor yang diberikan terlalu besar maka
akan menjadi beban.
5
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
Gambar 2. Simulasi Load Flow tahap 1
6
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
ISSN 1411-8890
Tabel 1. Tabel Load Flow Report Tahap 1
7
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
Tabel 2. Total Losses pada saat pengujian pertama
8
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
ISSN 1411-8890
Tabel 3. Bus Drop pada tahap pengujian pertama
3.2 Simulasi Aliran Beban Tahap Kedua
Simulasi
tahap kedua ini
adalah
mengevaluasi dari beberapa komponen yang
bertanda merah yang artinya pada komponen
tersebut ada over load maupun drop tegangan
dari simulasi tahap 1. Adapun beberapa
evaluasi yang dilakukan antara lain :
1. Evaluasi yang pertama dilakukan adalah
pada kapasitas pembangkit. Dari simulasi
tahap 1 sudah terlihat bahwa daya aktif
yang dibutuhkan sistem ketika beban
100% adalah sekitar 2821 kW, sedangkan
kapasitas 1 pembangkit 1233 kW maka
perlu penambahan pembangkit yang ada
yaitu 1 pembangkit 1233 kW dan 425 kW
untuk memikul semua beban yang ada
pada sistem.
2. Pada bus 19 terjadi under voltage, terjadi
tepat setelah trafo step up dengan
tegangan 1100 volt, terlihat daya reaktif
yang diserap oleh motor adalah 29 kVAr,
3.
4.
5.
maka perlu adanya pemasangan kapasitor
bank sebesar 30 kVAr pada bus 19.
Komponen CB 55 akan trip karena arus
yang ditanggung oleh CB sebesar 235.9
A, maka perlu adanya penggantian CB
berkapasitas 250 A.
Cable 17 terlihat over load karena
menanggung arus sebesar 108 A dengan
tegangan 1.1 KV. Penggantian kabel
menjadi 35
belum cukup karena
masih banyak drop tegangan pada bus
paling ujung, maka perlu evaluasi kabel
menjadi 50
.
Pada bus 16 terjadi under voltage sebesar
93.72%, pada bus tersebut mengalirkan
daya reaktif sebesar 86 kVAr maka perlu
diberikan kapasitor bank sebesar 85 kVAr,
profil tegangan menjadi naik menjadi
96.26%, Trafo yang menghubungkan bus
16 yang semula over load setelah adanya
pemberian kapasitor ini menjadi dalam
kondisi aman.
9
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
6.
Pada bus 28 terjadi drop tegangan,
mengalirkan daya reaktif sebesar 14
kVAr, pemberian kapasitor 15 kVAr
masih belum memenuhi kenaikan
tegangan agar drop tegangan yang terjadi
masih
diambang
toleransi
maka
pemberian kapasitor diberikan pada bus
diatasnya yaitu bus 20, pada bus 20
mengalirkan daya reaktif sebesar 113
kVAr, kapasitor bank yang diberikan
adalah sebesar 115 kVAr. Pemberian
kapasitor di bus 20 ini sudah dapat
memperbaiki drop tegangan pada bus 28.
7. GD. Trafo Timur Jauh terlihat over load,
kVA yang disupply adalah sebesar 1067,
maka perlu evaluasi trafo menjadi 1200
kVA.
8. Trafo Ngudal juga mengalami over load,
kVA yang di supply sebesar 73 kVA,
maka perlu evaluasi trafo sebesar 100
kVA.
9. CB 39 juga akan trip karena arus yang
dihantarkan sebesar 159 A sedangkan
rating CB 80 A, evaluasi yang diberikan
adala 200 A.
10. Trafo KW P8 juga mengalami over load,
kapasitas trafo yang hanya 150 kVA harus
mengalirkan daya sebesar 236 kVA, maka
perlu evaluasi trafo menjadi 250 kVA.
11. Fuse 11 akan putus karena mengalirkan
arus sebesar 324 A sedangkan rating Fuse
200A, maka perlu evaluasi fuse menjadi
400 A.
12. CB 48 akan trip karena arus yang
dialirkan sebesar 71 A sedngkan rating
CB sebesar 65 A, maka evaluasi CB yang
diberikan adalah 80 A
10
13. Pada bus 40, 41, 43 terjadi drop tegangan
lebih dari 10% maka perlu diberikan
kapasitor bank, daya reaktif yang mengalir
pada bus 40 adalah 51 Kvar maka perlu
pemasangan kapasitor bank sebesar 51
kVAr. Pada bus 41 daya reaktif yang
mengalir adalah sebesar 60 kVAr, maka
perlu kapasitor bank sebesar 60 kVAr dan
pada bus 43 mengalir daya reaktif sebesar
113 maka perlu penambahan kapasitor
bank sebesar 115 kVAr.
14. Trafo KW 03 terlihat over load, daya yang
dihantarkan adalah sebesar 318 kVA
sedangkan kapasitas trafo sebesar 200
kVA maka perlu evaluasi trafo sebesar
400 kVA.
Tabel 4. menunjukkan bahwa ketiga
pembangkit tersebut sudah mampu untuk
menopang semua beban yang ada pada sistem,
meskipun pada hasil simulasi terlihat ungu yag
artinya dalam kondisi marginal. Hali ini
dilakukan
karena
disesuaikan
dengan
pembangkit yang dimiliki.
Tabel 5. menunjukkan bahwa losses yang
ada pada sistem sudah menurun yang semula
losses daya aktif 331.7 kW dan losses daya
reaktif 311.6 kVAr sekarang sudah turun yaitu
untuk losses daya aktif sebesar 211.3 kW dan
losses daya reaktif sebesar 202.9 kVAr.
Tabel 6. menunjukkan masih ada beberapa
bus yang mengalami drop tegangan, meskipan
pada bus tersebut sudah diberi kapasitor bank
sesuai dengan nilai daya reaktif yang ada pada
bus tersebut, perlu adanya evaluasi lebuh
lanjut untuk menangani bus yang terjadi drop
tegangan tersebut.
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
ISSN 1411-8890
Gambar 3. Simulasi Load Flow tahap 2
11
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
Tabel 4. Tabel Load Flow Report tahap 2
12
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
ISSN 1411-8890
Tabel 5. Total Losses pada pengujian tahap kedua
13
Cahyo Kumolo, Analisis Aliran Beban Pada Sistem Tenaga Listrik Di Kso Pertamina Ep – Geo Cepu
Indonesia Distrik 1 Kawengan Menggunakan Software Etap 12.6
Tabel 6. Bus Drop Pengujian tahap ke 2
4. KESIMPULAN
Dari hasil analisis aliran beban singkat di
KSO Pertamina EP-GEO Cepu Indonesia
Distrik 1 Kawengan dengan menggunakan
software ETAP Power Station 12.6 dapat
diambil kesimpulannya sebagai berikut:
1. Simulasi yang dilakukan adalah ketika
beban semua beroperasi 100%, sedangkan
beban yang berada dilapangan kapasitas
elektro motor memang dibuat lebih besar
daripada daya yang diperlukan oleh setiap
sumur.
2. Ketika daya semua beroperasi 100%, 1
pembangkit yang dioperasikan yaitu
sebebsar 1450 kVA tidak akan mampu
menopang semua beban yang ada, perlu
pengoperasian 3 pembangkit yaitu 2
pembangkit 1450 kVA ditambah dengan
generator emergency sebesar 500 kVA.
14
3. Pada bus 39 terjadi drop tegangan lebih
dari 10%, Evaluasi yang lebih perlu
diberikan pada jaringan GD. Trafo Timur
Jauh karena jarak bus paling ujung terletak
jauh dari pembangkit. Evaluasi yang paling
berpengaruh adalah pada kabel 17 dan
kabel 24.
4. Pada simulasi pada tahap pertama terdapat
losses daya aktif sebesar 331.7 kW dan
losses daya reaktif sebesar 311.6 kVAr,
dengan adanya evaluasi di beberapa
komponen sampai tahap keempat diperoleh
losses daya aktif sebesar 74.1 kW dan
losses daya reaktif sebesar 144.8 kVAr.
5. DAFTAR PUSTAKA
Hedbien, ”Studi Aliran Daya 115kV di PT.
Chevron Pasific Indonesia”, 22 Juni
2008,
Jurnal Emitor
Vol.16 No. 01
Http://one.indoskripsi.com/node/3585,
18 Juli 2009.
Hosea
Emmy,
Yusak
Tanoto,
“Perbandingan Analisa Aliran Daya
dengan Menggunakan Metode Algoritma
Genetika dan Metode Newton-Rhapson”,
Http://getcited.org/pub/103449905, 25
Juli 2009.
Marsudi, Djiteng 2005, Pembangkitan
Energi Listrik, Erlangga, Jakarta.
Saadat,hadi 1999, Power System Analysis,
The
McGraw-Hill
Companies,
Singapore.
ISSN 1411-8890
Stevenson Jr, W D 1994, ’Analisis Sistem
Tenaga Listrik’, edisi ke-4, PT. Gelora
Aksara Pratama, Jakarta.
Sulistyarso, Edhy 2010, Analisis Aliran
BebanSistem Ditribusi Menggunakan
ETAP
4.0.0,.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Zuhal 1995, Dasar Teknik Tenaga Listrik
dan Elektronika Daya, PT Gramedia
Pustaka Utsama, Jakarta.
15
Download