Indeks Restriksi Perdagangan Jasa OECD

advertisement
Indeks Restriksi Perdagangan Jasa OECD
Indonesia telah mengekspor jasa senilai 23 miliar USD sedangkan mengimpor jasa sebesar 1,8 miliar USD pada
tahun 2012. Jasa transportasi menduduki bagian terbesar dari sektor ekspor jasa dan jasa perjalanan adalah
kategori utama impor jasa. Berikut ini adalah skor STRI Indonesia untuk 18 sektor jasa, bersama dengan skor
rata-rata dan terendah di antara 40 negara, termasuk STRI untuk setiap sektor.
STRI per sektor dan bidang kebijakan
1
0.9
0.8
0.7
0.6
Transparansi regulasi
Tantangan persaingan
Tindakan diskriminasi lainnya
0.5
Restriksi perpindahan orang
0.4
0.3
Restriksi pada pemasukan
dari luar negeri
0.2
Rata-rata
0.1
Minimum
0
Catatan: Nilai indeks STRI berkisar antara 0 dan 1. Nilai ini dihitung berdasarkan database regulasi STRI yang
mengandung informasi mengenai regulasi yang berlaku untuk 34 anggota OECD, Brasil, Cina, India, Indonesia, Russia,
dan Afrika Selatan. Database STRI merekam ukuran berpatokan sistem most-favoured nation; perjanjian perdagangan
yang sifatnya preferensial tidak diperhitungkan. Transportasi udara dan transportasi darat hanya mencakup perusahaan
perdagangan (disertai dengan perpindahan orang).
Skor STRI Indonesia lebih tinggi daripada rata-rata sampel untuk 18 sektor. Salah satu penjelasan dari hal ini
terdapat pada regulasi umum yang diterapkan di semua sektor perekonomian. Beberapa jabatan manajemen di
perusahaan Indonesia dikhususkan untuk WNI. Investasi di segala sektor diseleksi dan preferensi harga
diberikan kepada pemasok lokal dalam konteks pengadaan publik. Pemerintah berperan penting dalam
perekonomian. Paling tidak terdapat satu perusahaan besar milik Negara dalam sektor transportasi udara,
perbankan, penyiaran, konstruksi, pengiriman, distribusi, asuransi, jasa laut, dan telekomunikasi. Serentak, tidak
ada pajak atau subsidi yang bersifat diskriminatif, hukum dan regulasi bersifat transparan serta memberlakukan
proses yang semestinya kepada perusahaan asing (misalnya prosedur banding).
Indonesia merestriksi perdagangan melalui perpindahan masyarakat. Khususnya, dengan mempertahankan
seleksi pasar tenaga kerja di semua kategori penyedia layanan yang tercakup dalam STRI (yaitu tranfer pegawai
intra-perusahaan, pemasok layanan kontrak dan penyedia jasa independen). Masa tinggal untuk ketiga kategori
ini juga cukup pendek, 12 bulan terhitung mulai saat mendapat izin masuk pertama.
Sektor dengan skor STRI terendah
Arsitektur, konstruksi, dan jasa komputer merupakan tiga sektor dengan skor terendah, meskipun masih di atas
rata-rata sampel. Jasa komputer sangat terdampak oleh sistem horizontal yang berlaku di Indonesia. Pembatasan
tertentu khusus untuk beberapa sektor berlaku untuk jasa arsitektur; skor yang relatif tinggi dalam layanan ini
terjelaskan oleh pembatasan penyertaan modal asing agar tidak mencapai 55%. Selain itu, arsitek wajib
mengikuti persyaratan yang berlaku untuk tinggal di Indonesia.
Kepemilikan asing di jasa konstruksi terbatas pada 67% di bidang teknologi canggih. Terdapat pula pembatasan
kadar lokal dan persyaratan tempat tinggal untuk insinyur konstruksi. Pemerintah mempertahankan
kekuasaannya di perusahaan konstruksi besar, bahkan dengan membatasi kepemilikan saham mereka.
Pembatasan dalam pengadaan publik berdampak khusus pada sektor konstruksi mengingat tingginya permintaan
pemerintah untuk layanan ini.
Sektor dengan skor STRI tertinggi
Sektor-sektor dengan skor STRI tertinggi adalah dunia perfilman, jasa hukum, dan transportasi udara
(mencakup perusahaan saja). STRI untuk Indonesia jauh di atas rata-rata sampel untuk ketiga sektor ini.
Indonesia tidak mengizinkan investasi asing di sektor perfilman. Pembatasan lainnya di sektor ini termasuk
kuota layar, di mana 60% dari perfilman dikhususkan untuk produksi Indonesia, bea masuk untuk film
mancanegara, dan persyaratan kadar lokal.
Indonesia adalah salah satu negara yang paling ketat dalam sampel ini mengenai jasa hukum. Pengacara asing
tidak diizinkan untuk mendirikan sebuah perusahaan komersial atau mempraktikkan hukum di negara ini.
Mereka hanya dapat dipekerjakan oleh pengacara Indonesia sebagai penasehat tentang hukum asing.
Sistem investasi transportasi udara membatasi penyertaan modal asing agar tidak mencapai 50%, baik untuk
pertukaran domestik maupun internasional. Beberapa tantangan pada persaingan juga ditetapkan. Indonesia
mempertahankan kontrol publik dalam Garuda Indonesia, dengan menempatkan batasan pada kepemilikan
saham ekuitas dan membebaskannya dari hukum persaingan. Persaingan di bandara untuk keberangkatan dan
pendaratan tidak terjamin dan pemerintah Indonesia bahkan mengatur tarif rute domestik.
Pentingnya sektor jasa yang efisien
Bagian sektor jasa dalam:
Impor bruto
Ekspor bruto
Nilai tambah impor
Nilai tambah ekspor
PDB
Ketenagakerjaan
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Layanan merupakan 11% dari ekspor bruto
Indonesia, tetapi 19% dari nilai tambah.
Kontribusi sektor jasa pada ekspor lebih rendah
daripada rata-rata. STRI dapat digunakan sebagai
alat untuk menjelajahi sejauh mana peraturan
ketat ini dapat menjelaskan persentase cukup
rendah tersebut. Layanan juga memberi
kontribusi
lebih
tinggi
pada
sektor
ketenagakerjaan dibanding dengan PDB. Hal ini
menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja
lebih rendah di bidang jasa daripada di sektor
lainnya. Regulasi yang diterapkan secara terbaik
dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
daya saing dalam sektor layanan.
Untuk informasi lebih lanjut
» Untuk mengakses semua profil negara, catatatan sektor dan alat STRI yang interaktif, kunjungilah situs web
OECD : http://oe.cd/stri
» Hubungi dan sampaikan pertanyaan Anda kepada OECD Trade and Agriculture Directorate:
[email protected]
Download