BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran dua fase merupakan peristiwa alam yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya dapat ditemukan pada kabut, pembuatan kopi, salju, aliran darah, serta peralatan rumah tangga (misalnya : air conditioner, kulkas, dan lain-lain). Produksi minyak bumi tidak terkecuali merupakan contoh lain dari peristiwa yang melibatkan aliran dua fase karena fluida kerjanya terdiri dari campuran minyak mentah, air laut, lumpur, dan gas. Campuran multi fasa tersebut membutuhkan penanganan khusus karena berpengaruh terhadap kualitas minyak bumi yang dihasilkan selama proses produksi dan pemeliharaan peralatannbyang digunakan. Aplikasi aliran dua fase juga dijumpai pada sistem perpipaan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), pembangkit listrik tenaga uap, reaktor nuklir, dan lain-lain. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memanfaatkan geothermal atau tenaga panas bumi selama pengoperasianya. Fluida kerjanya adalah air dan uap air yang mengalir secara bersamaan pada saluran tertutup yang berfungsi untuk menggerakkan sudu turbin. Beberapa parameter perlu diketahui seperti kecepatan aliran, temperatur, tekanan, debit aliran, jumlah uap, dan beberapa parameter lain. Untuk mengetahui parameter-parameter tersebut diperlukan suatu instrument atau perangkat ukur yang berfungsi sebagai alat kontrol sehingga performance dari sistem dapat diketahui. Perubahan temperatur pada suatu fluida akan mempengaruhi atau berdampak pada sifat-sifat fisis ataupun kimianya seperti massa jenis, viskositas, dan kecepatan suara. Perubahan ini akan mempengaruhi debit aliran atau flow rate dalam saluran. Debit aliran merupakan salah satu parameter penting, karena akan mempengaruhi performance dari suatu sistem. Oleh karena itu debit aliran fluida dalam suatu sistem perlu diketahui. Untuk mengetahui debit aliran fluida 1 2 diperlukan suatu alat ukur yang dapat memonitor laju aliran dalam saluran tertutup. Orifice, nozzle, dan venturi merupakan alat ukur dengan prinsip beda tekanan yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengukur laju aliran dalam pipa. Metode pengukuran ini mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi aliran karena terjadinya perubahan penampang aliran pada pipa, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan. Hal ini menyebabkan banyaknya kalangan industri menginginkan suatu sistem pengukuran dengan metode noninvasif, dengan biaya rendah dan mudah dalam penggunaannya. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu alat ukur untuk mengukur aliran tanpa melakukan perubahan pada penampang aliran, yaitu penggunaan flowmeter ultrasonik yang dapat menjadi salah satu solusi permasalahan ini. Pengukuran dengan menggunakan gelombang ultrasonik memiliki kemungkinan memenuhi tuntutan tersebut. Flowmeter ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur laju aliran dua fase karena adanya fase gas atau padat berupa gelembung atau partikel padat yang mengalir bersama fase cair berfungsi sebagai reflektor gelombang ultrasonik. Teknologi pengukuran dengan metode gelombang ultrasonik dapat diterapkan untuk pengukuran aliran fluida pada saluran tertutup maupun saluran terbuka, pengukuran aliran gas, cairan serta dalam kondisi aliran fluida yang beragam. Metode ini lebih mudah dalam instalasinya, mudah dipindahkan, dan tidak menimbulkan kerugian aliran. Harganya masih tergolong mahal dan membutuhkan desain yang lebih spesifik untuk mengukur aliran pada kondisi operasi tertentu sehingga masih jarang penggunaanya. Sebagian besar metode yang digunakan pada teknik ultrasonik konvensional menggunakan pengaturan kontak transduser, yang berarti bahwa transduser bersentuhan langsung dengan fluida yang mengalir dalam saluran. Sebuah metode pulse echo, yang berdasarkan pada refleksi dari pulsa ultrasonik pada aliran gas-cair, diterapkan untuk memperoleh ukuran gelembung tunggal dan jarak dari permukaan gelembung dengan mengukur waktu transit dari pulse. Metode ini juga diaplikasikan untuk mengukur ketebalan lapisan cairan dari aliran annular dan karakteristik rezim aliran. Seiring dengan perkembanganya kini 3 telah dikembangkan metode ultrasonik tomografi komputer. Metode ini memiliki kemampuan merekonstruksi distribusi aliran dua fase gas-cair selama melintasi penampang dari pipa. Namun, metode ini memerlukan banyak transduser untuk mengelilingi permukaan pipa untuk mendeteksi echo yang tersebar dari batas antara gelembung dan air, sehingga metode ini memungkinkan terjadi peningkatan biaya dan kompleksitas sistem. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh perubahan debit aliran terhadap respon amplitudo pada aliran stratified dengan menggunakan gelombang ultrasonik pada pipa horizontal. Permasalahan ini dapat diuraikan menjadi: 1. Bagaimana pengaruh perubahan debit aliran terhadap respon amplitudo pada pengukuran debit aliran pada pola aliran stratified 2. Bagaimana pengaruh perubahan debit aliran udara dan air terhadap transit time pada pengukuran debit aliran pada pola aliran stratified. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil pada penelitian ini adalah untuk menyederhanakan bagaimana pengaruh perubahan debit aliran udara dan air terhadap respon amplitudo pada pola aliran stratified horizontal. Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Pengamatan pola aliran pada aliran stratified. 2. Sistem tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (tidak ada kalor yang 3. masuk dan keluar ke lingkungan /adiabatis). Pipa yang digunakan sebagai seksi uji adalah pipa acrylic dan pipa carbon yang permukaannya dianggap licin. 4 4. Fluida kerjanya adalah air-udara dalam arah horizontal, aliran searah dengan diameter dalam pipa 18 mm dan diameter luar 28 mm (ketebalan pipa 5 mm). 5. Pada saat pengukuran, tranduser ultrasonik tidak dipengaruhi oleh adanya getaran pada sistem instalasi uji. 6. Pengukuran temperatur fluida air-udara dalam pipa diasumsikan sama pada seksi uji. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk: 1. Mengetahui hubungan antara besar-kecilnya amplitudo dan besar laju aliran massa air-udara dengan variasi perubahan debit pada pipa horizontal pada pola aliran stratified. 2. Mengetahui metode dan prinsip kerja pengukuran laju aliran dua fase dengan menggunakan gelombang ultrasonik pada pipa horizontal pada pola aliran stratified. 3. Mengetahui hubungan antara transit time dengan variasi perubahan debit pada pipa horizontal pada pola aliran stratified. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik dalam bidang pengukuran aliran dua fase, dapat memberikan konstribusi dalam mengembangkan metode pengukuran aliran dua fase, menjadi pembanding dari penelitian pengukuran laju aliran dua fase, memberikan konstribusi pada bidang pendidikan sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa, dan pada dunia industri.