MEMO KELOMPOK SOSIOLOGI POLITIK: TEORI

advertisement
MEMO KELOMPOK SOSIOLOGI POLITIK:
TEORI-TEORI NEGARA
Brigita Chikita A. R. (0706284641)
Deamira Fathia S. (0806347712)
Duty Andhika (0706284673)
Fachmina Aditya P. (0706284692)
Rahmat Saleh (0706284906)
Dalam kajian sosiologi politik, terdapat berbagai teori mengenai Negara yang
dikemukakan oleh sejumlah pemikir-pemikir sosial, salah satunya adalah Antonio Gramsci.
Teori Negara yang dikemukakan Gramsci berangkat dari pemikiran Marx mengenai political
action, kelas serta perjuangan dan kesadarannya dalam hal perubahan sosial, dan konsep
hegemoni borjuis. Gramsci melihat Negara tidak hanya sebagai ‘apparatus’ sifatnya koersif dari
kaum borjuis, yang digunakan untuk menyebarkan ideologi tunggal kaum borjuis ke masyarakat,
tapi juga memasukkan hegemoni borjouis ke dalam superstruktur. Gramsci melihat Negara dan
masyarakat madani (civil society)1 adalah 2 level yang berbeda, yang saling berkorespondensi
satu sama lain menciptakan hegemoni, dimana kelompok yang lebih dominan menjalankan
fungsi hegemoni lewat masyarakat dan melalui Negara dan pemerintah yuridisial (Gramsci:
1971, 12). Konsep Gramsci mengenai hegemoni memiliki 2 pengertian: pertama, hegemoni
adalah proses dimana masyarakat madani yang terdiri dari sebuah kelas dominan melakukan
kontrol terhadap kelas dominan lainnya melalui moral dan kepemimpinan intelektual. Kedua,
hegemoni adalah hubungan antara kelas yang mendominasi dan yang didominasi. Hegemoni
tercipta baik di dalam masyarakat madani maupun Negara itu sendiri, yang di dalamnya terdapat
otonomi yang diberikan kepada kelompok yang mendominasi oleh Negara. Oleh karena itu,
Gramsci melihat Negara sebagai perpanjangan tangan dari ‘apparatus’ atau alat hegemoni,
sebagai bagian dari sistem yang diciptakan oleh kaum yang mendominasi atau borjuis untuk
memperluas kontrol mereka terhadap masyarakat, terutama dalam hal perjuangan kelas.
Bukan hanya Gramsci dan para teoris konflik yang memiliki pemikiran mengenai
Negara, tapi juga para strukturalis seperti Louis Althusser dan Nicos Poulantzas. Althusser
1
Berbeda dengan Marx yang menempatkan masyarakat madani pada level struktural, keberadaan masyarakat
madani menurut Gramsci terletak pada level superstruktur.
1
menghubungkan antara Negara dengan ideologi, dimana otonomi relatif (relative autonomy) dari
politik dan ideologi berasal dari kehidupan ekonomi Negara. Althusser menganggap bahwa
ideologi2 penting dalam hal reproduksi hubungan produksi (reproduction of the relations of
production). Dalam pemikirannya mengenai ideologi dan Negara, Athusser melihat bahwa setiap
formasi sosial, seperti kapitalisme, harus bisa mereproduksi keadaan produksi ketika melakukan
proses produksi, agar kegiatan produksi dalam sistem tersebut bisa berlanjut. Lalu, bagaimana
reproduksi dari pembedaan buruh dan kemampuannya dapat muncul dalam kapitalisme adalah
hal yang penting untuk menjaga agar kapitalisme tersebut dapat terus berjalan. Althusser
menganggap bahwa reproduksi dapat dilakukan dengan jaminan yang didapat dari superstruktur
pada level legal-political dan juga ideological Negara, dan diperoleh dari sistem pendidikan yang
diciptakan oleh kapitalis itu sendiri. Peran Negara disini adalah sebagai mesin represi yang
memungkinkan kelas penguasa memiliki dominasi atas kelas pekerja, dan memungkinkan
mereka untuk menjadikan kelas pekerja tersebut sebagai sumber daya dalam proses surplusvalue dalam kehidupan ekonomi sistem kapitalisme.
Berbeda dengan Althusser, Poulantzas memfokuskan analisanya mengenai Negara pada
kelas sosial dan politik, dan hubungannya dengan perjuangan kelas. Pada karya-karya awal,
Poulantzas melihat bahwa Negara memiliki peran dalam membentuk dan mendefinisikan konflik
kelas dan efek dari konflik ini terhadap Negara itu sendiri. Negara dibentuk oleh hubungan antar
kelas yang terdapat dalam struktur dari masyarakat kapitalis, dan pada saat yang bersamaan
menjalankan fungsinya melalui kohesi dan regulasi yang terdapat pada sistem sosial. Namun,
pada karya-karya akhirnya, Poulantzas meninggalkan teori ini dan berargumen bahwa Negara
dibentuk oleh perjuangan kelas yang dilakukan oleh masyarakat dalam Negara itu sendiri.
Poulantzas tidak melihat Negara sebagai sebuah struktur, melainkan apparatus atau alat yang
dibentuk oleh perjuangan kelas dan berkorespondensi dengan perubahan dalam sistem produksi
kapitalis, dan Negara jugalah yang membentuk pekerja dan para kapitalis sebagai individual dan
bukan sebuah kesatuan yang saling berhubungan sehingga tercipta konflik antar kelas yang
berdasarkan pada proses produksi.
2
Ideologi sendiri menurut Althusser adalah konstruksi teoretis yang bebas dari konteks emprik dalam hal apapun.
Ideoloi selalu ada pada apparatus dan prakteknya; keberadaannya ini bersifat material, dan keberadaan material
inilah yang kemudian membuat ideologi bekerja dalam apparatus tertentu di dalam masyarakat.
2
Download