1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang ikut serta menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Berdasarkan fungsi dasarnya sebagai penghimpun dan juga penyalur atas dana, maka bank akan selalu berkepentingan dengan pihak-pihak yang kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana, yang sering disebut dengan kreditur.Ini yang dinamakan fungsi intermediasi yang dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana dari unitunit ekonomi yang mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan dana (Sinungan 1993:3). Dengan proses intermediasi seperti ini, bank sebagai lembaga intermediasi berperan penting dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu sebagai lembaga yang berorientasi pada laba, bank juga akan mengusahakan bagaimana agar dana yang dihimpun tadi dapat memberikan keuntungan.Dalam aktivitasnya, bank akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan seputar fungsi dasar perbankan. Persaingan antar bank di dalam merebut pangsa pasar merupakan salah satu hal yang wajar terjadi, strategi ofensif untuk merebut pasar pesaing menjadi modal utama bagi bank di dalam menghimpun dana dari masyarakat. Likuiditas bank 1 2 merupakan syarat mutlak bagi suatu perbankan di dalam melaksanakan berbagai aktivitas bisnisnya, yaitu untuk memenuhi kewajiban hutang-hutang bank, membayar kembali deposannya, serta memenuhi permintaan kredit. Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu dalam memenuhi fungsi dasarnya masih mengalami berbagai permasalahan yang mendasar yang hingga saat ini. Banyak bank-bank yang belum mampu secara maksimal di dalam mengelola sumber daya mereka, sebagai contoh di satu sisi bank-bank yang mengalami under-liquid akan kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain, bank-bank yang mengalami over-liquid juga akan mengalami permasalahan, mereka akan kesulitan di dalam menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko terjadinya kredit tidak tertagih. Banyaknya permasalahan perbankan seperti yang diterangkan tersebut diatas, mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat selaku sumber dan tujuan atas aliran dana yang dihimpun oleh bank mengalami proses yang tidak stabil dan berubah-ubah. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai oleh dunia perbankan itu sendiri, dan bagaimana upaya manajemen perbankan mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada lingkungannya baik nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud menyangkut masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah dan otoritas moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif. 3 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah dengan analisis profitabilitas. Kinerja suatu perusahaan sering diukur dengan bagaimana kemampuan suatu perusahaan itu menghasilkan laba. Dari sudut manajemen, rasio Return On Assets (ROA) dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit. Menurut Malayu Hasibuan (2002:100) Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit. Aktiva produktif adalah suatu aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya (Lukman Dendawijaya:2009). Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Aktiva produktif terdiri atas kredit, surat berharga, penempatan dan peyertaan. Dengan meningkatnya Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diharapkan kinerja bank juga meningkat (terutama pencapaian laba). Dahlan Siamat (1999) dan Sinungan (1997) juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka 4 perolehan laba bank juga meningkat; karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif). Alasan dipilihnya Profitabilitas (ROA) merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva. Laba pada umumnya dipakai sebagai suatu dasar pengambilan keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang diperoleh jadi tinggi pula. Secara rinci ROA selama periode pengamatan nampak dalam tabel 1.1 sebagai berikut; 5 Tabel 1.1 Perbandingan KAP dan ROA Tahun 2006-2010 (dalam %) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 KAP 0,577762 0,948767 1,036661 1,370132 0,982131 ROA 1,078915 2,659066 2,342558 2,859645 2,271533 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar Dari tabel 1.1 diketahui bahwa rasio ROA PT. Bank Mandiri (persero) Tbk mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2004 hingga 2010. ROA PT Bank Mandiri (persero) Tbk pada tahun 2006 sebesar 1,0789%, pada tahun 2007 naik menjadi 2,6590% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 menunjukkan kinerja menurun menjadi 2,3425% namun di tahun 2009 ROA kembali naik menjadi 2,859% dan pada tahun 2010 kembali menunjukkan kinerja yang menurun menjadi 2,271%. Melihat kondisi tersebut, keinerja PT Bank Mandiri (persero) Tbk. menunjukkan trend ROA yang berfluktuasi sehingga akan mempengaruhi kinerja operasional pada periode berikutnya seningga perlu dikaji factor yang mempepengaruhi perubahan ROA tersebut. Perolehan laba bank sangat bergantung dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif) karena dengan meningkatnya kualitas aktiva produktif (KAP) maka kinerja bank juga semakin meningkat (terutama pencapaian laba) (Dahlan Siamat, 1999; dan Sinungan, 1997). 6 Dari tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan KAP PT. Bank Mandiri (persero) Tbk mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2004 hingga 2010. ROA PT Bank Mandiri (persero) Tbk pada tahun 2006 sebesar 0,5777%, pada tahun 2007 naik menjadi 0,9487% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 naik menjadi 1,0366% . di tahun 2009 ROA kembali naik menjadi 1,3701% dan pada tahun 2010 kembali menunjukkan kinerja yang menurun menjadi 0,9821% Dari analisis tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 terdapat permasalahan, dimana pada saat kualitas aktiva produktif meningkat justru disatu sisi profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen ROA mengalami penurunan hal ini tidak sesuai dengan teori dimana pada saat kualitas aktiva produktif meningkat akan menyebabkan peningkatan pada ROA pula karena aktiva produktif yang berkualitas adalah aktiva produktif yang tingkat resiko gagal bayarnya sedikit sehingga Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dipersiapkan juga sedikit, implikasi akhirnya akan meningkatkan ROA perusahaan. Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap profitabilitas yang diperoleh bank yang dinyatakan dengan Return on Assets (ROA) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT Bank Mandiri Cabang Makassar.” 7 1.2. Perumusan Masalah - Bagaimanakah Penagaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Terhadap Profitabilitas (ROA)? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : - Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap profitabilitas (ROA) pada PT Bank Mandiri Cabang Makassar. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap perubahan laba bank, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Perusahaan Untuk memberikan masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dapat mempengaruhi kinerja bank dan tingkat kesehatan bank tersebut, dan juga pengaruhnya terhadap profitabilitas bank. Serta dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka portofolio penempatan dana pada aktiva produktif. 8 3. Bagi Investor Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama di sektor perbankan. 4. Bagi Pihak Lainnya Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya. 1.5. Sistematika Penulisan Untuk lebih mengarahkan penelitian penulis, penelitian ini dibagi menjadi sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Merupakan bab yang berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini permasalahan yang diuraikan yaitu tinjauan umum tentang bank, tinjauan umum tentang Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan profitabilitas (ROA), serta kerangka pikir dan hipotesis. 9 Bab III : Metode Penelitian Merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai semuaunsur metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, serta teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Merupakan bab yang berisi uraian mengenai sejarah singkatperusahaan dan struktur organisasi. Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan Merupakan bab yang berisi analisis dan pembahasan hasil penelitian berupa pengaruh Kualitas Aktiva profitabilitas (ROA) Bank. Bab VI : Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Produktif (KAP) terhadap 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Mengenai Perbankan Masyarakat mengenal jasa perbankan sebagai sarana penyimpan dana dalam bentuk tabungan dan fasilitas lainnya serta menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan berupa kredit atau produk bank. Peran sektor perbankan yang begitu vital merupakan salah satu tulang punggung dalam membangun perekonomian suatu negara. Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Di Indonesia sendiri, bank merupakan sumber utama pembangunan.Pengertian perbankan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perusahaan atas UU N0. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I pasal 1 ayat (1) adalah sebagai berikut : “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup tentang kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.” 12 11 2.1.1. Pengertian Bank Berbagai definisi mengenai bank telah dikemukakan oleh berbagai kalangan dan ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain : 1. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” 2. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 adalah sebagai berikut : “bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perbankan yang berlaku.” 3. Bank secara sederhana menurut Kasmir (2002:11) adalah : “Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.” 4. Abdullah (2005) mendefinisikan bank sebaga berikut : “bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.” 12 5. Dalam id.wikipedia.org bank adalah “sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.” Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman berupa kredit dan bekerja atas dasar kepercayaan yang diperoleh dari mayarakat. 2.1.2. Fungsi Bank Menurut Susilo, Triandoro dan Santoso (2006:9) secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai Financial Intermediary. Secara spesifik fungsi utama bank adalah: 1. Agent of Trust 2. Agent of Development 3. Agent of Service Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. 13 Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan digunakan dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo b. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan.Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi dan jasa, mengingat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang, kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. 14 c. Agent of Service Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 2.1.3. Sumber Dana Perbankan Sumber dana bank diperoleh dari : a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini merupakan dana dari modal sendiri, maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. b. Dana yang berasal dari masyarakat luas. Sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito. c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya merupakan sumber dana bank jika kesulitan dalam pencarian sumber dana yang diperoleh dari bank itu sendiri maupun dari masyarakat luas. Perolehan dana ini antara lain dapat diperoleh dari : 15 1) Bantuan Likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. 2) Pinjaman antar Bank (call money), biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring. 3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri. 4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan Surat Berharga Pasar Uang kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. 2.1.4 Jenis-Jenis Bank Dalam praktik perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Adapun jenis bank diantaranya: a. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. 16 Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank). b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini bahwa kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Di samping kedua jenis bank tersebut dalam praktiknya masih terdapat satu lagi jenis bank yang ada di Indonesia yaitu Bank Sentral. Bank Sentral tidak bersifat komersial seperti halnya Bank Umum dan BPR, dan di Indonesia fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Sentral diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tugas-tuga Bank Sentral antara lain : 1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter 2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran 3. Mengatur dan Mengawasi Bank 17 2.2. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Perbankan tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas yang bertugas dalam mengatur dan mengawasi bank mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia dalam PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia dalam SE No. 3/30/DPNP/2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia. Metode atau cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut kemudian dikenal sebagai Metode CAMEL. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP /2001 dijelaskan mengenai pedoman perhitungan rasio keuangan yang memuat rasio-rasio untuk mengukur kinerja dan tingkat kesehatan bank yang dikenal dengan metode CAMEL. Pedoman tersebut memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Faktor Permodalan (Capital) Capital Adequacy Ratio (CAR) 18 CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. 2. Kualitas Aset (Asset Quality) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Pada aspek kualitas aktiva produktif ini merupakan penilaian jenis-jenis aktiva yang dimiliki bank, yaitu dengan cara membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) dengan aktiva produktif (AP). 3. Kualitas Manajemen (Management Quality) Management quality menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target. 4. Rentabilitas (Earning) Earning menunjukkan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend earning tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang berbobot sama. a. Return on Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total aset bank yang bersangkutan. 19 b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Rasio BOPO) Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. 5. Likuiditas (Liquidity) Aspek likuiditas ini didasarkan atas kemauan bank dalam membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak disetujui. 2.3. Tinjauan Laporan Keuangan Bank Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan. Baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. 2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Bank Pengertian Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2004:2) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan laporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari 20 laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Misalnya : informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” Menurut Kasmir (2003:239) Laporan Keuangan Bank adalah : “Laporan Keuangan Bank menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode” 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004:2), dinyatakan bahwa : “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang laporan keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka.” Sedangkan tujuan laporan keuangan bank menurut Kasmir (2003:240) yaitu : 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. 21 5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. 2.3.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank Seperti lembaga lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK. Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut Kasmir (2003:243) adalah sebagai berikut : 1. Neraca 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi 3. Laporan Laba Rugi 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan 6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Kutipan tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva 22 (harta), passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase Agreement (Repo), sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontinjensi disajikan sendiri tanpa pos lama. 3. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. 4. Laporan Arus Kas Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung maupun yang tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. 23 5. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. 6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun yang di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya. 2.4. Tinjauan Aktiva Produktif 2.4.1. Aktiva Produktif Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas. ο· Unsur-unsur Aktiva ProduktifDari penjelasan yang dikemukakan Lukman Dendawijaya (2009:61) terdapat unsur-unsur aktiva produktif dimana didalamnya berisi: 24 1. Kredit yang diberikan; 2. Penempatan dana pada bank lain; 3. Surat berharga; dan 4. Penyertaan modal”. Dasar penilaian aktiva produktif dapat dibentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dimiiki guna menutup resiko lemungkinan kerugian atas aktiva produktif tersebut. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:153) Mengemukakan bahwa salah satu komponen dalam penilaian factor kualitas aktiva produktif (KAP) dalam ketentuan yang lama adalah perbandingan (rasio) antara penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) Penilaian π²π¨π· = π·π·π¨π· π¨π·ππ« π πππ % Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas. 25 Dalam ketentuan yang baru, KAP adalah perbandingan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk (PPAD) dan penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk. Penilaian π²π¨π· = π·π·π¨π« π πππ % π·π·πΎπ« Untuk mengukur kualitas aktifa produktif, penulis menggunakan ketentuan yang lama yaitu perbandingan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk (PPAD) dan penyisihan aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) 2.4.2 Perhitungan Penilaian Aktiva Produktif Yang Dicadangkan (APYD) aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, sedangkan Total Aktiva Produktif total dari penanaman dana Bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan (Syahyunan, 2002). Terdapat empat komponen dalam perhitungan APYD berdasarkan SE BI no.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu: Terdapat 5 (lima) komponen dalam perhitungan meliputi : Kolektibilitas Kredit : 1. Lancar X 0% = Rp. ………….. 2. Perhatian Khusus X 25% = Rp…………… 3. Kurang Lancar X 50% = Rp…………… 26 4. Diragukan X 75% = Rp…………… 5. Kredit Macet X 100% =Rp……………. Jumlah (APYD) = Rp. …………… 2.5. Tinjauan Profitabilitas Bank 2.5.1. Pengertian Profitabilitas Bank Laporan keuangan memperlihatkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran kualitatif.Melihat analisis laporan keuangan tingkat profitabilitas dapat diukur selama periode tertentu. Riyanto (2001:35) menjelaskan : “Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.” Menurut Malayu Hasibuan (2002:100) profitabilitas bank adalah : “Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit.” Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan oleh bank, peneliti akan menggunakan rasio ROA (Return on Assets), dengan beberapa alasan antara lain : 1. Rasio Return on Assets (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi secara menyeluruh. 27 Dendawijaya (2000:120) menjelaskan bahwa : “Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.” 2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek rentabilitas/profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator Return on Assets (ROA). Maksud dan tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan perolehan laba yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam analisis ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada laporan laba rugi dengan pos-pos yang ada pada neraca bank. Dengan demikian melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektifitas bank selama periode tertentu. 2.5.2. Perhitungan Profitabilitas Bank Dari pengertian profitabilitas yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan atau investasi perusahaan.Keuntungan perusahaan ini dapat diukur sebagai salah satu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham. 28 Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah : πΉπΆπ¨ = 2.6. π³πππ πΊππππππ π·ππππ π πππ % π»ππππ π΄ππ ππ (π¨πππππ) Kerangka Pikir Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas karena penanaman yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif yang juga merupakan sumber laba terbesar, sehingga KAP harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka tingkat profitabilitasnya semakin baik. Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut: 29 Gambar 2.1 Kerangka Pikir Bank Laporan Keuangan Analisa Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Asset APYD PPAP KAP Profitabilitas Keterangan: PPAP = penyisihan penghapusan aktiva produktif APYD = aktiva produktif yang diklasifikasikan KAP = Kualitas aktiva produktif 30 2.7. Hipotesis Dari pokok permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian ini yaitu “diduga bahwa Aktiva Produktif berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Mandiri (persero) tbk Makassar yang berlokasi di Jl. RA. Kartini No. 12-14 Makassar 90111 3.2. Jenis dan Sumber Data 3.2.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan: 1. Data Kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non-angka seperti hasil wawancara dan bacaan dari buku-buku yang terkait dengan penelitian. 2. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka-angka, dalam hal ini data yang merupakan laporan keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk. 3.2.2 Sumber Data Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen perusahaan dan laporan-laporan lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang meliputi: 31 32 Data laporan keuangan selama lima tahun terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan 2010, buku-buku, literatur perusahaan, serta data lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. 3.3 Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari buku-buku dan literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti serta kuliah yang diperoleh peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian khususnya untuk melihat kenyataan yang sebenarnya mengenai objek dari masalah yang diteliti. Data dari penelitian lapangan berupa laporan keuangan bank yang nantinya akan digunakan untuk ditransformasikan sebagai variabel penelitian. 33 3.4 Identifikasi Variabel Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Mandiri (persero) Tbk”, maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel tidak bebas/terikat.Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dinyatakan dalam skala rasio. Dimana Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah merupakan penilaian jenis-jenis aktiva yang dimiliki bank.Variabel ini diberi simbol X. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah profitabilitas yang dinyatakan dalam Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh sumber dayanya.Variabel ini diberi simbol Y. Atas dasar variabel di atas, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian: X Dimana: X = Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Y = Profitabilitas Y 34 3.5 Definisi Operasional Variabel Tabel berikut ini menggambarkan penjabaran dari variabel-variabel penelitian dalam konsep dan indikator-indikator yaitu: Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Variabel Konsep Indikator Skala Kualitas Aktiva Kualitas Aktiva Produktif Produktif (KAP) adalah merupakan (KAP) penilaian jenis-jenis (X) aktiva yang dimiliki bank πππ΄π KAP= π΄πππ· π₯ 100 % Ratio Rasio keuangan untuk Profitabilitas mengukur kemampun bank (ROA) manajemen bank dalam (Y) memperoleh keuntungan (laba) π ππ΄ = πΏπππππππππ’ππππππ π₯ 100 % Rasio πππ‘πππππππ (π΄ππ‘ππ£π) 35 3.6 Peralatan Analisis Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian secara kuantitatif guna menghitung apakah terdapat pengaruh dari tingkat Kualitas Aktiva Produktif terhadap profitabilitas bank. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik sebagai alat hitung antara lain: 1. Analisis Regresi Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X)dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Persamaannya adalah: Y = a + bX Dengan rumusan: b= a= n (∑xy)−(∑x) (∑y) n (∑x2 )− (∑x)2 (∑y)(∑x2 )−(∑x) (∑xy) π ∑π₯ 2 − (∑π₯)2 atau a= ∑y n - b∑x n dimana: b = Koefisien regresi a = Koefisien intercept ∑X = Jumlah Pengamatan Variabel X ∑Y = Jumlah Pengamatan Variabel Y ∑XY = Jumlah Hasil Perkalian Variabel X dan Y 36 (∑X2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel X (∑X)2= Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel X n = Jumlah Pengamatan X dan Y 2. Analisis Korelasi (R) Merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasiantara dua variabel, rumusnya adalah: Rxy = n (∑xy)−(∑x) (∑y) √(π(∑π₯ 2 )− (∑π₯)2 (π(∑π¦ 2 )−(∑π¦)2 )) Dimana: R = Koefisien Korelasi ∑X = Jumlah Pengamatan Variabel X ∑Y = Jumlah Pengamatan Variabel Y ∑XY = Jumlah Hasil Perkalian Variabel X dan Y (∑X2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel X (∑X)2 = Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel X (∑Y2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel Y (∑Y)2 = Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel Y n = Jumlah Pengamatan X dan Y Kemudian dari hasil perhitungan di atas digunakan tabel berikut untuk mengetahui tingkat korelasinya: 37 Tabel 3.2 Interpretasi Nilai R Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber:sugiyono (2008 : 148) 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (Kualitas Aktiva Produktif) dan variabel Y (profitabilitas), maka dapat dihitung dengan menggunakan analisis koefisien deteminasi. Semakin besar koefisien determinasi (Kd) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y. Rumusnya adalah : Kd = R2 x 100% Dimana : Kd = Koefisien Determinasi R2 = Jumlah Kuadrat dari Koefisien Korelasi 2. Penetapan Tingkat Signifikansi atau Taraf Nyata (α) Selama pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu harus ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara 38 Ho dan Ha. Taraf nyata yang dipilih adalah α = 5% (0,05). Angka ini dipilih karena sudah sering digunakan dalam penelitian. 3. Uji Signifikansi Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah besar atau kuatnya hubungan antar variabel yang diuji sama dengan nol. Uji signifikansi dilakukan dengan taraf nyata α = 5% (0,05) dan derajat bebas (df = n-2). Rumusnya adalah : r√n−2 t = √1−R2 dimana : t = Nilai thitung R = Nilai koefisien korelasi R2 = Jumlah kuadrat dari koefisien korelasi n = Jumlah data pengamatan Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan uji-t (thitung)dengan ttabel dengan keputusan yang dapat diambil adalah : 1. H0 ditolak, H1 diterima jika thitung > dari ttabel 2. H0 diterima, H1 ditolak jika thitung ≤ dari ttabel 39 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk berdiri tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank dagang Negara, Bank Ekspor Impor (Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah turut membantu riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya, BDN dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1875. Pada tahun 1949, namanya berubah menjadi Escompto Bank NV. Selanjutnya pada tahun 1960, Escompto Bank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. 41 40 Bank Bumi Daya (BBD) didirikan melalui proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handlesbank NV menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya merupakan bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut pada tahun 1965. Bank Umum Negara digabungkan kedalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya. Sejarah Bank Ekspor Impor (Exim) Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda NV Nederlandsche Handles Maatschappijin, pada tahun 1870 pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun1968 Bank Negara Indonesia dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II divisi Ekspor Impor, yang pada akhirnya Bank Exim, Bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berasal dari Bank Industri Negara (BIN) sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank Milik Negara pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan 41 jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi, dan pariwisata. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama 140 tahun. Masing-masing dari empat bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Setelah melalui proses panjang dan persiapan yang sangat berat, pada tanggal 14 Juli 2003 akhirnya Bank Mandiri melaksanakan pencatatan saham perdana dengan kode saham BMRI di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada penawaran saham perdana tersebut, saham Bank Mandiri mengalami oversubscribed sebesar lebih dari 7 kali. Proses diinvestasi saham pemerintah pada Bank Mandiri tersebut didasarkan pada Peraturan pemerintah No.27 tahun 2003 tentang penjualan saham Negara RI pada Bank Mandiri. Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham Bank Mandiri akan dilakukan melalui pasar modal dan atau kepada mitra strategis dengan jumlah maksimal 3% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor. Dengan kinerja yang semakin membaik dan keberhasilan program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri bertekad memasuki tahapan strategis yaitu menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan Regional Asia Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestic, dengan fokus pada 42 pertumbuhan segmen consumer dan commercial. Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai Fastest Growing Market di Asia Tenggara. Bank Mandiri berada dalam posisi lebih menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing regional. 4.2 Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 4.2.1 Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif 4.2.2 Misi: ο· Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar ο· Mengembangkan sumber daya manusia professional ο· Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder ο· Melaksanakan manajemen terbuka ο· Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Kami melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi 43 keuangan yang inovatif. Kami ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik. Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham. Budaya TIPCE ο· Trust Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan. ο· Iintegrity Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi. Professionalism Berkomitmen untuk be ke rja tuntas d an akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab. Customer Focus Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. Excellence 44 Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terusmenerus. 4.3. Produk – produk Bank Mandiri Bank Mandiri merupakan salah satu bank terbesar di indonesia dan memiliki jenis produk dan jasa yang cukup beragam. Bank mandiri juga membagi segmen usahanya menjadi beberapa segmen yakni: 1. Segmen bisnis ο· Segmen bisnis corporate banking Bank Mandiri diajukan pada badan usaha milik pemerintah dan korporasi dengan berbagai dengan berbagai sektor usaha dengan menawarkan beragam produk kredit dan jasa pelayanan perbankan tentunya. ο· Segmen bisnis commercials banking Bank Mandiri ditujukan bagi nasabah segmen usaha kecil dan menengah dengan menawarkan berbagai produk perkreditan, simpanan serta pelayanan yang bernilai tambah sesuai dengan kebutuhan nasabah. ο· Consumer banking bank mandiri menawarkan beragam produk keuangan untuk nasabah individual yang meliputi produk kredit, dana, kartu kredit dan kartu debt. Salah satu faktor kunci dalam pertumbuhan nasabah 45 individual adalah perkembangan jaringan distribusi yang sangat progressif sehingga selain menawarkan yang beragam, bank mandiri juga meningkatkan jumlah dan jaringan perbankan elektronil sejalan dengan pengembangan cabang konvensional 4.3 struktur Organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan peningkatan eksposur resiko, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/4/PBI/2006 diubah denga PBI Nomor 8/14/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dimana maksud dari PBI tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja bank dan melindungi kepentingan stakeholder serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika (code of conduct). Adapaun pembagian tugas pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi bank, RUPS tahunan dan RUPS lainnya. 2. Dewan Komisaris 46 Dewan Komisaris mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum bank dan melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap kebijakan dan pelaksanaan tugas direksi. 3. Direksi & EVP Koordinator - Direktur Utama Direktur utama memimpin para direktur menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas antara anggota direksi dan dalam pelaksanaan tugas organisasi secara langsung mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas pada SKAI dan Divisi Perencanaan dan Pengembangan. - Direktur Pemasaran Direktur Pemasaran mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan tugas-tugas para Divisi Treasury, Divisi Kredit, dan Unit Usaha Syariah, sedangkan untuk pengambilan keputusan prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan direktur utama. - Direktur Umum Direktur Umum mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan tugas-tugas pada Divisi Akuntansi dan TI, Divisi Sekertariat dan Divisi Umum serta Divisi SDM, sedangkan untuk pengambilan keputusan prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan Direktu Utama. 47 - Direktur Kepatuhan Direktur Kepatuhan mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan tugas-tugas pada satuan kerja manajemen risiko dan satuan kerja kepatuhan, sedangkan untuk pengambilan keputusan yang prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan Direktur Utama. 4. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dewan Pengawas Syariah (DPS) mempunyai tugas sebagai penasehat dan pemberi saran kepada syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah. Dalam melaksanakan tugasnya, DPS wajib mengikuti ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. 5. Divisi Perencanaan dan Pengembangan Divisi ini mempunyai tugas pokok merumuskan secara sistematis kebijakan umum Direksi dalam bidang perencanaan dan pengembangan bank. 6. Satuan Kerja Audit Interen (SKAI) SKAI mempunyai tugas pokok merumuskan secara sistematis kebijakan umum dan bidang audit interen serta membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional, baik perencanaan dan pelaksanaan audit maupun pemantauan atas 48 hasil audit sekaligus mengidentifikasi segala kemungkinan ntuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana yang ada. 7. Satuan Kerja Audit Manajemen Risiko Satuan Kerja Audit Manajemen Risiko mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum Direksi dalam bidang manajemen risiko. 8. Satuan Kerja Kepatuhan Satuan Kerja Kepatuhan mempunyai tugas pokok untuk memantau kebijakan umum Direksi dan menetapakan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan, peraturan dan perundangundangan yang berlaku secara komitmen bank dengan Bank Indonesia. Satuan Kerja Kepatuhan terdiri dari Bagian Hukum dan Kepatuhan serta Bagian Pengenalan Nasabah. 9. Divisi Akuntansi dan Teknologi Informasi (TI) Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan kebijakan umum Direksi dalam bidang akuntansi dan teknologi informasi yang terdiri dari bagian akuntansi dan laporan serta bagian teknologi informasi. 49 10. Divisi Sekertariat dan Umum Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan kebijakan umum direksi dalam bidang keseketariatan, kearsipan, hubungan masyarakat, logistik dan kerumahtanggaan. 11. Divisi SDM Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan kebjakan umum direksi dalam bidang SDM yang terdiri dari Bagian Admnistrasi Personalia dan Bagian Pengembangan dan Pemberdayaan SDM. 12. Divisi Treasury Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum direksi dalam bidang treasury dan pelayanan jasa perbankan lainnya yang terdiri dari bagian modal dan jasa, bagian pasar modal, dan bagian dana. 13. Divisi Kredit Divisi kredit mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum direksi dalam bidang perkreditan termasuk pengendalian, pembinaan, pengawasan, dan penyelamatan kredit yang terdiri dari Bagian Kredit Program, Bagian Kredit UMKM, dan Bagian Kredit Khusus. 14. Unit Usaha Syariah Unit Usaha Syariah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: 50 - Melaksanakan penyusunan rencana bisnis tahunan, business plan, corporate plan unit usaha syariah. - Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah. - Mengembangkan dan mengelola operasional dan bisnis bank berbasis syariah. - Memantau dan mengendalikan penerapan manajemen risiko pada unit usaha syariah. - Mengkaji aspek risiko atas permohonan pembiayaan, investasi, dan penempatan dana. - Mengkaji aspek hukum atas permohonan dan pembiayaan, investasi, dan penempatan dana. - Memberikan konsultasi dan bantuan teknis kepada cabang syariah dalam penyelesaian pembiayaan dan investasi dan permasalahan hapus buku. - Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari Kantor Cabang Syariah. - Mengembangkan, memasarkan, dan menyalurkan dana masyarakat sesuai dengan prinsip syariah juga dalam bentuk pembiayaan dengan menghimpun dana. - Menatalaksanakan akuntansi perbankan syariah dan menyusun serta mempublikasikan laporan keuangan. - Melakukan transaksi pasar uang syariah untuk memenuhi dan menjaga stabilitas ketersediaan alat likuid. - Mengelola giro Wadiah BI dalam rangka pemenuhan GWM. 51 - Menatalaksana administrasi pembiayaan syariah. - Melakukan perencanaan usaha syariah secara berkoordinasi dengan unit perencanaan dan konvensional. - Menyusun laporan keuangan konsilidasi Kantor Cabang Syariah. - Menerima dan menatausahakan laporan keuangan kantor cabang syariah dalam rangka penyusunan laporan gabungan. - Merencanakan langkah-langkah penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk titipan maupun investasi sesuai dengan prinsip syariah. - Memberikan saran atau pertimbangan kepada direksi tentang langkah yang perlu diambil sesuai dengan bidang tugasnya. 15. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional adalah satuan fungsional yang merupakan gabungan beberapa kelompok kerja yang masing-masing memiliki keahlian I bidang tertentu dan penempatannya ditetapkan di direksi. Kelompok jabatan fungsional melaksanakan tugas dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan divisi/satuan kerja/UUS/Cabang, termasuk prestasi kerja dari masing-masing kelompok jabatan fungsional yang akan dinilai oleh pemimpin divisi/satuan kerja/UUS/cabang dimana kelompok jabatan fungsional ditempatkan. 16. Kantor-kantor di bawah kantor pusat bank : - Kantor Cabang Utama 52 - Kantor Cabang - Kantor Cabang Pembantu - Kantor Cabang Syariah - Kantor Kas - Payment Point - Kas Kliring 53 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Analaisis Deskriptif variabel penelitian Variabel penelitian pada penelitian ini adalah berupa Kualitas Aktiva Produktif sebagai variabel bebas, dan variabel terikat yaitu tingkat Profitabilitas yang diukur dengan indikator Return On Asset studi kasus pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5.1.1. Analisis kualitas aktiva produktif PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Makassar Kualitas Aktiva Produktif merupakan rasio antara Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total penghapusan aktiva produktif yang dibentuk (PPAD). Hasil perhitungan dan perkembangan tingkat Kualitas Aktiva Produktif PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar periode 2006 – 2010 dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini yang terangkum pada tabel 5.1 53 54 Tabel 5.1 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Tahun 2006-2010 (dalam jutaan rupiah) Tahun APYD PPAP KAP 2006 25.011.881 14.450.915 57,77620 2007 16.835.632,8 15.973.094 94,87671 2008 13.647.012,5 14.147.329 103,6661 2009 10.578.354,5 14.493.742 137,0132 2010 12.249.741,5 12.030.851 98,21310 Sumber : Laporan Keuangan PT.Bank Mandiri (persero) Tbk. Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dimiliki oleh PT. Mandiri (Persero) Tbk Makassar selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : pada tahun 2006 tingkat KAP nya adalah sebesar 57,77% dimana nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa besaran aktiva produktif yang diklasifkasikan atau dikategorikan beresiko gagal bayar yang bisa ditalangi kerugiannya oleh bank adalah 57,77% dari total aktiva produktif pada tahun tersebut Pada tahun 2009 mengalami peningkatan terbesar diantara beberapa tahun terakhir dengan besaran rasio sebesar 32,16 % dari tahun sebelumnya(2008) menjadi %137,01 yang dapat diinterpretasikan diinterpretasikan bahwa besaran aktiva produktif yang diklasifkasikan atau dikategorikan beresiko gagal bayar yang 55 bisa ditalangi kerugiannya oleh bank adalah 137,01% dari total aktiva produktif pada tahun tersebut Pada tahun 2006 merupakan tingkat KAP terendah yaitu sebesar 57,77% hal ini mengindikasikan bahwa selama lima tahun terakhir, tingkat penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk bank tidak seluruhnya mampu menutupi aktiva produktif yang diklasifikasikan. 5.1.2. Analisis Profitabilitas (ROA) Untuk mendapatkan rasio profitabilitas bank, penulis menggunakan analisis rasio Return on Asset (ROA). Sama seperti Kualitas Aktiva Produktif (KAP), data ROA juga diperoleh dari laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan yang dilakukan sendiri oleh masing-masing bank tanpa pengolahan lebih lanjut. Untuk melakukan perhitungan ROA dilakukan dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan total aktiva. Rumus ROA sendiri adalah : π ππ΄ = πΏπππ ππππππ’π πππππ π₯ 100 % πππ‘ππ πππππ (π΄ππ‘ππ£π) Tabel di bawah ini menyajikan menyajikan besarnya Laba Sebelum Pajak, Total Aktiva dan Return on Asset (ROA) tahun 2006-2010 pada PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar : 56 Tabel 5.2 Laba Sebelum Pajak Tahun 2006-2010 (dalam jutaan rupiah) No. Tahun 2006 Laba Sebelum Pajak 2.764.300 2007 8.068.560 2008 7.927.316 2009 10.589.578 2010 8.421.847 1 2 3 4 5 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar No. Tabel 5.3 Total Aktiva Tahun 2006-2010 (dalam jutaan rupiah) Tahun Total aktiva 2006 256.211.217 1. 2007 303.435.870 2008 338.404.265 2009 370.310.994 2. 3. 4. 2010 370.756.109 5. Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar 57 No. Tabel 5.4 Return on Asset (ROA) Tahun 2006-2010 (dalam %) Tahun ROA 2006 1,078915 1. 2007 2,659066 2008 2,342558 2009 2,859645 2010 2,271533 2. 3 4 5 Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar Hasil data data grafik Profitabilitas PT Bank Mandiri (persero) Tbk yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa Profitabilitas (ROA) yang dimiliki PT Bank Mandiri (persero) Tbk selama lima tahun terakhir (2006-2010) selalu berfluktuasi dengan rincian sebagai berikut : Pada tahun 2006 profitabilitas yang diperoleh mengalami kenaikan sebesar 140,45% dari tahun sebelumnya menjadi 1,07% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0107. Pada tahun 2007 profitabilitas yang diperoleh adalah sebesar 2,65% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0256. 58 Dan pada tahun 2008, profitabilitas yang diperoleh mengalami penurunan sebesar 11,90% dari tahun 2008 menjadi 2,34% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0234. pada tahun 2009, profitabilitas yang diperoleh meningkat sebesar 22,07% dari tahun 2008 menjadi 2,85% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0285. Dan pada tahun 2010, profitabilitas yang diperoleh menurun sebesar 20,56% dari tahun 2009 menjadi 2,271% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0271. 5.2. Analisis Statistik 5.2.1. Analisis Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi atau derajat hubungan antara komponen Kualitas Aktiva Produktif dengan Profitabilitas. Dari data yang telah diolah, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 59 Tabel 5.5 Hasil koefisien korelasi Sumber :Data Statistik yang diolah Dengan diperolehnya nilai korelasi atau R = 0,988 menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif yang searah, artinya jika terjadi peningkatan Kualitas Aktiva produktif (KAP) maka tingkat Profitabilitas akan naik pula. Nilai 0,989 (berada diantara 0,80 - 1,00) menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y yang sangat kuat, hal ini sesuai dengan nilai interpretasi korelasi (Sugiyono, 2008:124). Jadi, KAP berdasarkan perhitungan tersebut, mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan Profitabilitas (ROA) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5.2.2. Analisis Regresi sederhana Untuk mengetahui pola faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas, maka disusun persamaan dasar regresi yang menempatkan Profitabilitas sebagai variabel terikat dan KAP sebagai variabel bebas. 60 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS release 15.0 for windows dapat diperoleh output regresi linear berganda yang diringkas dalam tabel berikut : Tabel 5.6 Output regresi sederhana Coefficientsa Model 1 (Constant) KAP Unstandardized Coefficients B Std. Error ,075 ,634 ,022 ,006 Standardized Coefficients Beta ,898 t ,118 3,531 Sig. ,914 ,039 a. Dependent Variable: ROA Sumber :Data Statistik yang diolah Dari tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi sederhana pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = 0,075+0,022X Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien intercept (a) dari persamaan di atas adalah sebesar 0,075 yang mengandung pengertian bahwa pada saat tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) (X) tetap, maka tingkat perolehan Profitabilitas (Y) adalah sebesar 0,075. Dari persamaan di atas juga dapat diketahui 61 bahwa jika Kualitas Aktiva Produktif (X) naik sebesar 1% maka Profitabilitas (Y) akan naik 0,022. 5.2.3. Koefisien determinasi Dalam uji regresi linear berganda ini, dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen (Kualitas Aktiva Produktif) secara bersamasama menerangkan variasi variabel dependen (Profitabilitas). Dari hasil olah data menunjukkan hasil koefisien determinasi pada tabel berikut : Tabel.5.7 Hasil koefisien determinasi Sumber : data statistik yang diolah Dari hasil koefisen determinasi di atas, menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,806 atau 80,6%. Jadi dapat dikatakan bahwa 80,6% perubahan Profitabilitas disebabkan oleh perubahan Aktiva Produktif sedangkan 19,4% sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 62 5.2.4. Hasil Uji-t (parsial) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat antara Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Profitabilitas, maka dalam penelitian dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan uji-t. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 5.6 Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut ; 5.2.4.1. Signifikansi pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika statistik thitung< t tabel , maka H0 diterima. Sedangkan jika Jika statistik thitung> t tabel , maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,531 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,039. Hasil statistik ttabel pada tingkat signifikansi 5% dengan degree offreedom (df) = n-2 atau 5-2 = 3 (pengujian dua sisi), maka diperoleh ttabel = 3,18245. Dari hasil perbandingan terlihat bahwa nilai thitung>ttabel ,maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap Profitabilitas diterima karena nilai t table. hitung >t Hal ini dimungkinkan karena aktiva produktif merupakan komponen aset yang ditanamkaan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan buat perusahaan, jadi, semakin berkualitas suatu aset maka semakin besar kemungkinan profit yang akan diterima perusahaan. 63 5.2.5 Pembahasan KAP merupakan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap Total aktiva produktif yang diklasifikasikan. Pembentukan PPAP merupakan salah satu ukuran terhadap besarnya cadangan kemungkinan tidak tertagihnya (tidak terealisasikannya penempatan dana) sedangkan aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) merupakan aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan. Dari pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva produktif yang diklasifikasikan. Dengan adanya PPAP, maka Perusahaan mampu meminimalisir kerugian yang lebih besar dari kerugian yang ditimbulkan aktiva produktif yang tidak tertagih. Semakin banyak aktiva produktif yang diklasifikasikan maka semakin besar pula cadangan dana yang perlu dipersiapkan bank dalam hal ini PPAP, begitupun sebaliknya. Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen ROA (Return on Asset) merupakan indkator untuk mengukur seberapa besar perusahaan memperoleh laba dari total aktiva, semakin tinggi berarti semakin baik, dalam hubungannya dengan kualitas aktiva produktif, Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktifnya (Karena sumber utama penghasilan bank berasal dari aktiva produktif), aktiva produktif yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default lebih besar dari dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP) maka 64 selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga return on aset menjadi turun, sedangkan jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplikasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentunya akan menambah perolehan ROA-nya. Jadi dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan searah antara kualitas aktiva produktif dengan Return on aset bisa dijelaskan. 65 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti paparkan terhadap data penelitian yang telah tekumpul yang kemudian di olah, mengenai pengaruh dari tigkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap profitabilitas bank pada PT Bank Mandiri (persero) yang menjadi objek penelitian, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada identifikasi masalah yang menjadi acuan dasar dari maksud dan tujuan penelitian ini, antara lain sebagai berikut : Dapat disimpulkan bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva produktif yang diklasifikasikan. Dengan adanya PPAP, maka Perusahaan mampu meminimalisir kerugian yang lebih besar dari kerugian yang ditimbulkan aktiva produktif yang tidak tertagih. Semakin banyak aktiva produktif yang diklasifikasikan maka semakin besar pula cadangan dana yang perlu dipersiapkan bank dalam hal ini PPAP, begitupun sebaliknya. Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen ROA (Return on Asset) merupakan indkator untuk mengukur seberapa besar perusahaan memperoleh laba dari total aktiva, semakin tinggi berarti semakin baik, dalam hubungannya dengan kualitas aktiva produktif, Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktifnya (Karena sumber utama penghasilan bank berasal dari aktiva produktif), aktiva produktif yang berkualitas 66 adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default lebih besar dari dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP) maka selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga return on aset menjadi turun, sedangkan jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplikasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentunya akan menambah perolehan ROA-nya. Jadi dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan searah antara kualitas aktiva produktif dengan Return on aset bisa dijelaskan. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas makasaran saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahaan maupun pengembang penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kualitas dari aktiva produktifmaka kinerja bank dalam penempatan dananya pada aktiva produktif semakin berkualitas sehingga laba yang diperoleh bank semakin meningkat. Artinya banyak kreditur yang mengembalikan pinjaman modal baik dalam bentuk kredit, surat berharga ataupun penempatan pada bank lain sesuai dengan waktunya sehingga masuk dalam kategori lancar. 2. untuk penelitian mendatang , disarankan untuk memasukkan indikator ekonomi lainnya seperti inflasi, dalam pengambilan sampel sebaiknya menambah jumlah 67 periode pengamatan dan menggunakan lebih banyak vareiabel independen sebagai prediktor pencapaian laba bank seperti: rasio permodalan dan rasio likuiditas. 68 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kelima, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Dahlan Siamat, 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit Intermedia. Jakarta : Bank Indonesia. http://id.wikipedia.org Ikatan Akuntansi Indonesia IAI.(2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Lukman Dendawijaya, 2009, Manajemen Perbankan, Bogor : Ghalia Indonesia. Malayu Hasibuan. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Muchdarsyah Sinungan. 1993. Manajemen Dana Bank Jakarta : Bumi Aksara Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. _______________. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. _______________. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 69 Tentang Bank Indonesia. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Penerbit Alfabeta, Bandung Susilo Sri Y., Triandoro, Sigit, Totok Budisantoso A. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Syahyunan , 2002. Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai salah satu Alat Ukur Kesehatan Bank. Universitas Sumatera Utara, Medan. 70