4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang ikut serta menunjang
keberhasilan pembangunan
ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Berdasarkan fungsi dasarnya sebagai
penghimpun dan juga penyalur atas dana, maka bank akan selalu berkepentingan
dengan pihak-pihak yang kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau
membutuhkan dana, yang sering disebut dengan kreditur.Ini yang dinamakan fungsi
intermediasi yang dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana dari unitunit ekonomi yang mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan
dana (Sinungan 1993:3). Dengan proses intermediasi seperti ini, bank sebagai
lembaga intermediasi berperan penting dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk
diputar sebagai salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk
investasi maupun produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain
itu sebagai lembaga yang berorientasi pada laba, bank juga akan mengusahakan
bagaimana agar dana yang dihimpun tadi dapat memberikan keuntungan.Dalam
aktivitasnya, bank akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan seputar fungsi
dasar perbankan.
Persaingan antar bank di dalam merebut pangsa pasar merupakan salah satu
hal yang wajar terjadi, strategi ofensif untuk merebut pasar pesaing menjadi modal
utama bagi bank
di dalam menghimpun dana dari masyarakat. Likuiditas bank
1
2
merupakan syarat mutlak bagi suatu perbankan di dalam melaksanakan berbagai
aktivitas bisnisnya, yaitu untuk memenuhi kewajiban hutang-hutang bank, membayar
kembali deposannya, serta memenuhi permintaan kredit.
Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu dalam
memenuhi fungsi dasarnya masih mengalami berbagai permasalahan yang mendasar
yang hingga saat ini. Banyak bank-bank yang belum mampu secara maksimal di
dalam mengelola sumber daya mereka, sebagai contoh di satu sisi bank-bank yang
mengalami under-liquid
akan kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya
secara maksimal dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi
lain, bank-bank yang mengalami over-liquid juga akan mengalami permasalahan,
mereka akan kesulitan di dalam menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko
terjadinya kredit tidak tertagih.
Banyaknya permasalahan perbankan seperti yang diterangkan tersebut diatas,
mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat selaku sumber dan tujuan
atas aliran dana yang dihimpun oleh bank mengalami proses yang tidak stabil dan
berubah-ubah. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sesungguhnya sangat
dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai oleh dunia perbankan itu sendiri, dan
bagaimana upaya manajemen perbankan mengantisipasi setiap perubahaan yang
terjadi pada lingkungannya baik nasional maupun global. Perubahan-perubahan
dimaksud menyangkut masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi
pemerintah dan otoritas moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif.
3
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
bank adalah dengan analisis profitabilitas. Kinerja suatu perusahaan sering diukur
dengan bagaimana kemampuan suatu perusahaan itu menghasilkan laba. Dari sudut
manajemen, rasio Return On Assets (ROA) dipandang sebagai alat ukur yang berguna
karena mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya
total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit. Menurut Malayu
Hasibuan (2002:100) Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk
memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya
adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit.
Aktiva produktif adalah suatu aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya
(Lukman Dendawijaya:2009). Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh
bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para
pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan
earning assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah
untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Aktiva produktif terdiri
atas kredit, surat berharga, penempatan dan peyertaan.
Dengan meningkatnya Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diharapkan kinerja
bank juga meningkat (terutama pencapaian laba). Dahlan Siamat (1999) dan
Sinungan (1997) juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka
4
perolehan laba bank juga meningkat; karena perolehan laba bank sangat tergantung
dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif).
Alasan dipilihnya Profitabilitas (ROA) merupakan indikator penting dari
laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Rasio ROA digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aktiva. Laba pada umumnya dipakai sebagai suatu dasar pengambilan
keputusan investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan
datang. Investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sehingga laba yang diperoleh jadi
tinggi pula. Secara rinci ROA selama periode pengamatan nampak dalam tabel 1.1
sebagai berikut;
5
Tabel 1.1
Perbandingan KAP dan ROA
Tahun 2006-2010
(dalam %)
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
KAP
0,577762
0,948767
1,036661
1,370132
0,982131
ROA
1,078915
2,659066
2,342558
2,859645
2,271533
Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar
Dari tabel 1.1 diketahui bahwa rasio ROA PT. Bank Mandiri (persero) Tbk
mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2004 hingga 2010. ROA PT
Bank Mandiri (persero) Tbk pada tahun 2006 sebesar 1,0789%, pada tahun 2007 naik
menjadi 2,6590% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 menunjukkan kinerja menurun
menjadi 2,3425% namun di tahun 2009 ROA kembali naik menjadi 2,859% dan pada
tahun 2010 kembali menunjukkan kinerja yang menurun menjadi 2,271%. Melihat
kondisi tersebut, keinerja PT Bank Mandiri (persero) Tbk. menunjukkan trend ROA
yang berfluktuasi sehingga akan mempengaruhi kinerja operasional pada periode
berikutnya seningga perlu dikaji factor yang mempepengaruhi perubahan ROA
tersebut. Perolehan laba bank sangat bergantung dengan penempatan dana disisi
aktiva (produktif) karena dengan meningkatnya kualitas aktiva produktif (KAP) maka
kinerja bank juga semakin meningkat (terutama pencapaian laba) (Dahlan Siamat,
1999; dan Sinungan, 1997).
6
Dari tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan KAP PT. Bank Mandiri (persero)
Tbk mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2004 hingga 2010. ROA
PT Bank Mandiri (persero) Tbk pada tahun 2006 sebesar 0,5777%, pada tahun 2007
naik menjadi 0,9487% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 naik menjadi 1,0366% . di
tahun 2009 ROA kembali naik menjadi 1,3701% dan pada tahun 2010 kembali
menunjukkan kinerja yang menurun menjadi 0,9821%
Dari analisis tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 terdapat
permasalahan, dimana pada saat kualitas aktiva produktif meningkat justru disatu sisi
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen ROA mengalami penurunan
hal ini tidak sesuai dengan teori dimana pada saat kualitas aktiva produktif meningkat
akan menyebabkan peningkatan pada ROA pula karena aktiva produktif yang
berkualitas adalah aktiva produktif yang tingkat resiko gagal bayarnya sedikit
sehingga Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dipersiapkan juga
sedikit, implikasi akhirnya akan meningkatkan ROA perusahaan.
Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) terhadap profitabilitas yang diperoleh bank yang dinyatakan dengan
Return on Assets (ROA) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas
Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT Bank Mandiri
Cabang Makassar.”
7
1.2.
Perumusan Masalah
-
Bagaimanakah Penagaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Terhadap
Profitabilitas (ROA)?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
-
Untuk menganalisis pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap
profitabilitas (ROA) pada PT Bank Mandiri Cabang Makassar.
1.4.
Manfaat Penelitian
Adapun manfat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang
pengaruh tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap perubahan
laba bank, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dapat mempengaruhi kinerja bank dan
tingkat kesehatan bank tersebut, dan juga pengaruhnya terhadap
profitabilitas bank. Serta dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
dalam rangka portofolio penempatan dana pada aktiva produktif.
8
3. Bagi Investor
Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama di
sektor perbankan.
4. Bagi Pihak Lainnya
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya
dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya.
1.5.
Sistematika Penulisan
Untuk lebih mengarahkan penelitian penulis, penelitian ini dibagi
menjadi sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi uraian tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang
menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini
permasalahan yang diuraikan yaitu tinjauan umum tentang bank,
tinjauan umum tentang Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan
profitabilitas (ROA), serta kerangka pikir dan hipotesis.
9
Bab III : Metode Penelitian
Merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai
semuaunsur metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai
lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,
identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, serta
teknik analisis data.
Bab IV
: Gambaran Umum Perusahaan
Merupakan
bab
yang
berisi
uraian
mengenai
sejarah
singkatperusahaan dan struktur organisasi.
Bab V
: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Merupakan bab yang berisi analisis dan pembahasan hasil penelitian
berupa
pengaruh
Kualitas
Aktiva
profitabilitas (ROA) Bank.
Bab VI
: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
Produktif
(KAP)
terhadap
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Mengenai Perbankan
Masyarakat mengenal jasa perbankan sebagai sarana penyimpan dana dalam
bentuk tabungan dan fasilitas lainnya serta menyalurkannya dalam bentuk
pembiayaan berupa kredit atau produk bank. Peran sektor perbankan yang begitu vital
merupakan salah satu tulang punggung dalam membangun perekonomian suatu
negara.
Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan
kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam berbagai bentuk. Di Indonesia sendiri, bank merupakan sumber
utama pembangunan.Pengertian perbankan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perusahaan atas UU N0. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I pasal 1 ayat (1)
adalah sebagai berikut :
“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
tentang kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.”
12
11
2.1.1. Pengertian Bank
Berbagai definisi mengenai bank telah dikemukakan oleh berbagai kalangan
dan ahli. Berikut ini beberapa pengertian bank antara lain :
1.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan,
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank
Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.”
2.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 adalah
sebagai berikut :
“bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tentang perbankan yang berlaku.”
3.
Bank secara sederhana menurut Kasmir (2002:11) adalah :
“Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah dengan menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.”
4.
Abdullah (2005) mendefinisikan bank sebaga berikut :
“bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi
intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang
kekurangan dana.”
12
5.
Dalam id.wikipedia.org bank adalah
“sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.”
Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa bank merupakan
lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman berupa kredit dan bekerja atas dasar
kepercayaan yang diperoleh dari mayarakat.
2.1.2. Fungsi Bank
Menurut Susilo, Triandoro dan Santoso (2006:9) secara umum fungsi utama
bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai Financial Intermediary.
Secara spesifik fungsi utama bank adalah:
1. Agent of Trust
2. Agent of Development
3. Agent of Service
Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal
menghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
13
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan digunakan dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada
saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada
debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak
bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya,
debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan
mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban
lainnya pada saat jatuh tempo
b. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak
dapat dipisahkan.Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa
penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi dan jasa,
mengingat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari
adanya penggunaan uang, kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
14
c. Agent of Service
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman
uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
2.1.3. Sumber Dana Perbankan
Sumber dana bank diperoleh dari :
a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana ini merupakan dana dari modal sendiri, maksudnya adalah
modal setoran dari para pemegang sahamnya.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.
Sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk simpanan
giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.
c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Dana yang bersumber dari lembaga lainnya merupakan sumber dana bank
jika kesulitan dalam pencarian sumber dana yang diperoleh dari bank itu
sendiri maupun dari masyarakat luas. Perolehan dana ini antara lain dapat
diperoleh dari :
15
1) Bantuan Likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang
diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditasnya.
2) Pinjaman antar Bank (call money), biasanya pinjaman ini diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring.
3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri.
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan Surat Berharga Pasar Uang kemudian diperjual belikan
kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan.
2.1.4 Jenis-Jenis Bank
Dalam praktik perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yang
diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Namun kegiatan utama atau pokok bank
sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana tidak berbeda satu sama lainnya. Adapun jenis bank diantaranya:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
16
Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini bahwa
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
Di samping kedua jenis bank tersebut dalam praktiknya masih terdapat
satu lagi jenis bank yang ada di Indonesia yaitu Bank Sentral. Bank Sentral
tidak bersifat komersial seperti halnya Bank Umum dan BPR, dan di
Indonesia fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi
Bank Sentral diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia.
Tugas-tuga Bank Sentral antara lain :
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
3. Mengatur dan Mengawasi Bank
17
2.2.
Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan disebutkan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan
wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan
ketentuan dalam Undang-Undang tentang Perbankan tersebut, Bank Indonesia
sebagai otoritas yang bertugas dalam mengatur dan mengawasi bank mengeluarkan
Peraturan Bank Indonesia dalam PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia dalam SE No.
3/30/DPNP/2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank
Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia. Metode atau
cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut kemudian dikenal sebagai Metode
CAMEL.
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP /2001 dijelaskan
mengenai pedoman perhitungan rasio keuangan yang memuat rasio-rasio untuk
mengukur kinerja dan tingkat kesehatan bank yang dikenal dengan metode CAMEL.
Pedoman tersebut memuat hal-hal sebagai berikut :
1.
Faktor Permodalan (Capital)
Capital Adequacy Ratio (CAR)
18
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan.
2.
Kualitas Aset (Asset Quality)
Rasio Kualitas Aktiva Produktif
Pada aspek kualitas aktiva produktif ini merupakan penilaian jenis-jenis
aktiva yang dimiliki bank, yaitu dengan cara membandingkan antara aktiva
produktif yang diklasifikasikan (APYD) dengan aktiva produktif (AP).
3.
Kualitas Manajemen (Management Quality)
Management quality menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang
timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai
target.
4.
Rentabilitas (Earning)
Earning menunjukkan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend earning tetapi
juga faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas earning.
Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas
bank yang diukur dengan dua rasio yang berbobot sama.
a.
Return on Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total
aset bank yang bersangkutan.
19
b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Rasio BOPO)
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional.
5.
Likuiditas (Liquidity)
Aspek likuiditas ini didasarkan atas kemauan bank dalam membayar semua
utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat
ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak disetujui.
2.3. Tinjauan Laporan Keuangan Bank
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode)
akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan perusahaan. Baik kepada pemilik, manajemen
maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.
2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Bank
Pengertian Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2004:2) adalah
sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
laporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
20
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Misalnya : informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga.”
Menurut Kasmir (2003:239) Laporan Keuangan Bank adalah :
“Laporan Keuangan Bank menunjukan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini
juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode”
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004:2), dinyatakan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi
tentang laporan keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang
dipercaya kepada mereka.”
Sedangkan tujuan laporan keuangan bank menurut Kasmir (2003:240) yaitu :
1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis
aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis
modal pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
21
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode
dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
2.3.3
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank
Seperti lembaga lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan
yang disajikan sesuai dengan SAK. Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut
Kasmir (2003:243) adalah sebagai berikut :
1. Neraca
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
3. Laporan Laba Rugi
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Kutipan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva
22
(harta), passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di
dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji
yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh
laporan komitmen adalah komitmen kredit, komitmen penjualan atau
pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase Agreement (Repo),
sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih
peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan
kontinjensi disajikan sendiri tanpa pos lama.
3. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan
hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
4. Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung maupun yang tidak langsung
terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama
periode laporan.
23
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto
menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang
bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun yang di luar negeri.
Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan
dengan anak perusahaannya.
2.4.
Tinjauan Aktiva Produktif
2.4.1. Aktiva Produktif
Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya
dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat.
Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang
menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat
penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana,
aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga
berdampak pada tingkat profitabilitas.
ο‚·
Unsur-unsur Aktiva ProduktifDari penjelasan yang dikemukakan Lukman
Dendawijaya (2009:61) terdapat unsur-unsur aktiva produktif dimana
didalamnya berisi:
24
1. Kredit yang diberikan;
2. Penempatan dana pada bank lain;
3. Surat berharga; dan
4. Penyertaan modal”.
Dasar penilaian aktiva produktif dapat dibentuk penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang dimiiki guna menutup resiko lemungkinan kerugian atas aktiva
produktif tersebut.
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:153) Mengemukakan bahwa salah satu
komponen dalam penilaian factor kualitas aktiva produktif (KAP) dalam ketentuan
yang lama adalah perbandingan (rasio) antara penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP) dan jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD)
Penilaian
𝑲𝑨𝑷 =
𝑷𝑷𝑨𝑷
𝑨𝑷𝒀𝑫
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya
dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat.
Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets atau aktiva yang
menghasilkan, karena penanaman dana tersebut dalah untuk mencapai tingkat
penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana,
aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga
berdampak pada tingkat profitabilitas.
25
Dalam ketentuan yang baru, KAP adalah perbandingan rasio antara
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk (PPAD) dan penyisihan
aktiva produktif yang wajib dibentuk.
Penilaian
𝑲𝑨𝑷 =
𝑷𝑷𝑨𝑫
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑷𝑷𝑾𝑫
Untuk mengukur kualitas aktifa produktif, penulis menggunakan ketentuan yang lama
yaitu perbandingan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk
(PPAD) dan penyisihan aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD)
2.4.2
Perhitungan Penilaian Aktiva Produktif Yang Dicadangkan (APYD)
aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak
memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, sedangkan Total Aktiva
Produktif total dari penanaman dana Bank dalam bentuk kredit, surat berharga,
penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan (Syahyunan, 2002). Terdapat empat komponen dalam perhitungan
APYD berdasarkan SE BI no.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu:
Terdapat 5 (lima) komponen dalam perhitungan meliputi :
Kolektibilitas Kredit :
1. Lancar
X 0% = Rp. …………..
2. Perhatian Khusus
X 25% = Rp……………
3. Kurang Lancar
X 50% = Rp……………
26
4. Diragukan
X 75% = Rp……………
5. Kredit Macet
X 100% =Rp…………….
Jumlah (APYD)
= Rp. ……………
2.5. Tinjauan Profitabilitas Bank
2.5.1. Pengertian Profitabilitas Bank
Laporan keuangan memperlihatkan kinerja suatu perusahaan selama periode
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran kualitatif.Melihat analisis laporan keuangan
tingkat profitabilitas dapat diukur selama periode tertentu.
Riyanto (2001:35) menjelaskan :
“Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”
Menurut Malayu Hasibuan (2002:100) profitabilitas bank adalah :
“Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba
yang dinyatakan dalam persentase.Profitabilitas pada dasarnya adalah laba
(rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit.”
Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan
oleh bank, peneliti akan menggunakan rasio ROA (Return on Assets), dengan
beberapa alasan antara lain :
1. Rasio Return on Assets (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi
secara menyeluruh.
27
Dendawijaya (2000:120) menjelaskan bahwa :
“Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu
bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.”
2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari
aspek rentabilitas/profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator
Return on Assets (ROA).
Maksud dan tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan kemampuan perolehan laba yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Dalam analisis ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos
yang ada pada laporan laba rugi dengan pos-pos yang ada pada neraca bank. Dengan
demikian melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektifitas bank
selama periode tertentu.
2.5.2. Perhitungan Profitabilitas Bank
Dari pengertian profitabilitas yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan
yang berasal dari penjualan atau investasi perusahaan.Keuntungan perusahaan ini
dapat diukur sebagai salah satu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham.
28
Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return
on Assets (ROA) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah :
𝑹𝑢𝑨 =
2.6.
𝑳𝒂𝒃𝒂 π‘Ίπ’†π’ƒπ’†π’π’–π’Ž π‘·π’‚π’‹π’‚π’Œ
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (π‘¨π’Œπ’•π’Šπ’—π’‚)
Kerangka Pikir
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas
karena penanaman yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif yang juga
merupakan sumber laba terbesar, sehingga KAP harus dipertahankan dalam keadaan
lancar. Semakin baik kualitas aktiva produktif suatu bank maka tingkat
profitabilitasnya semakin baik. Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikirannya
dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
29
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Bank
Laporan Keuangan
Analisa Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank
Asset
APYD
PPAP
KAP
Profitabilitas
Keterangan: PPAP = penyisihan penghapusan aktiva produktif
APYD = aktiva produktif yang diklasifikasikan
KAP
= Kualitas aktiva produktif
30
2.7.
Hipotesis
Dari pokok permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka pemikiran
teoritis, maka hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian ini yaitu “diduga
bahwa Aktiva Produktif berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) PT. Bank Mandiri
(persero) Tbk.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Mandiri (persero) tbk Makassar yang berlokasi
di Jl. RA. Kartini No. 12-14 Makassar 90111
3.2.
Jenis dan Sumber Data
3.2.1.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan:
1.
Data Kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non-angka
seperti hasil wawancara dan bacaan dari buku-buku yang terkait dengan
penelitian.
2.
Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berupa
angka-angka, dalam hal ini data yang merupakan laporan keuangan PT Bank
Mandiri (persero) Tbk.
3.2.2 Sumber Data
Keseluruhan
data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen perusahaan dan
laporan-laporan lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang meliputi:
31
32
Data laporan keuangan selama lima tahun terakhir sejak tahun 2006 sampai dengan
2010, buku-buku, literatur perusahaan, serta data lainnya yang berhubungan dengan
objek penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh
peneliti dari buku-buku dan literatur yang relevan dengan topik yang sedang
diteliti serta kuliah yang diperoleh peneliti yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
langsung dari perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian khususnya
untuk melihat kenyataan yang sebenarnya mengenai objek dari masalah
yang diteliti. Data dari penelitian lapangan berupa laporan keuangan bank
yang nantinya akan digunakan untuk ditransformasikan sebagai variabel
penelitian.
33
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif
Terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Mandiri (persero) Tbk”, maka terdapat dua
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel tidak
bebas/terikat.Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) yang dinyatakan dalam skala rasio. Dimana Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) adalah merupakan penilaian jenis-jenis aktiva yang dimiliki
bank.Variabel ini diberi simbol X.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah profitabilitas yang dinyatakan dalam
Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan seluruh sumber dayanya.Variabel ini diberi simbol Y.
Atas dasar variabel di atas, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian:
X
Dimana: X = Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Y = Profitabilitas
Y
34
3.5 Definisi Operasional Variabel
Tabel berikut ini menggambarkan penjabaran dari variabel-variabel
penelitian dalam konsep dan indikator-indikator yaitu:
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
Variabel
Konsep
Indikator
Skala
Kualitas
Aktiva
Kualitas Aktiva Produktif
Produktif
(KAP) adalah merupakan
(KAP)
penilaian jenis-jenis
(X)
aktiva yang dimiliki bank
𝑃𝑃𝐴𝑃
KAP= π΄π‘ƒπ‘Œπ· π‘₯ 100 %
Ratio
Rasio keuangan untuk
Profitabilitas
mengukur kemampun
bank (ROA)
manajemen bank dalam
(Y)
memperoleh keuntungan
(laba)
𝑅𝑂𝐴 =
πΏπ‘Žπ‘π‘Žπ‘†π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘šπ‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘₯ 100 % Rasio
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™π‘€π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ (π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž)
35
3.6
Peralatan Analisis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan pengujian secara
kuantitatif guna menghitung apakah terdapat pengaruh dari tingkat Kualitas Aktiva
Produktif terhadap profitabilitas bank. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan
menggunakan perhitungan statistik sebagai alat hitung antara lain:
1. Analisis Regresi
Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu
persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan
variabel bebas (X)dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau
dugaannya. Persamaannya adalah:
Y = a + bX
Dengan rumusan:
b=
a=
n (∑xy)−(∑x) (∑y)
n (∑x2 )− (∑x)2
(∑y)(∑x2 )−(∑x) (∑xy)
𝑛
∑π‘₯ 2 − (∑π‘₯)2
atau
a=
∑y
n
-
b∑x
n
dimana:
b
= Koefisien regresi
a
= Koefisien intercept
∑X
= Jumlah Pengamatan Variabel X
∑Y
= Jumlah Pengamatan Variabel Y
∑XY = Jumlah Hasil Perkalian Variabel X dan Y
36
(∑X2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel X
(∑X)2= Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel X
n
= Jumlah Pengamatan X dan Y
2. Analisis Korelasi (R)
Merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur keeratan
hubungan atau korelasiantara dua variabel, rumusnya adalah:
Rxy =
n (∑xy)−(∑x) (∑y)
√(𝑛(∑π‘₯ 2 )− (∑π‘₯)2 (𝑛(∑𝑦 2 )−(∑𝑦)2 ))
Dimana:
R
= Koefisien Korelasi
∑X
= Jumlah Pengamatan Variabel X
∑Y
= Jumlah Pengamatan Variabel Y
∑XY = Jumlah Hasil Perkalian Variabel X dan Y
(∑X2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel X
(∑X)2 = Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel X
(∑Y2) = Jumlah Kuadrat Dari Pengamatan Variabel Y
(∑Y)2 = Jumlah Kuadrat Dari Jumlah Pengamatan Variabel Y
n
= Jumlah Pengamatan X dan Y
Kemudian dari hasil perhitungan di atas digunakan tabel berikut
untuk mengetahui tingkat korelasinya:
37
Tabel 3.2
Interpretasi Nilai R
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Sumber:sugiyono (2008 : 148)
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (Kualitas Aktiva
Produktif) dan variabel Y (profitabilitas), maka dapat dihitung dengan
menggunakan analisis koefisien deteminasi. Semakin besar koefisien
determinasi (Kd) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X
menerangkan variabel Y. Rumusnya adalah :
Kd = R2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
R2 = Jumlah Kuadrat dari Koefisien Korelasi
2. Penetapan Tingkat Signifikansi atau Taraf Nyata (α)
Selama pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu harus ditentukan taraf
signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana
pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara
38
Ho dan Ha. Taraf nyata yang dipilih adalah α = 5% (0,05). Angka ini dipilih
karena sudah sering digunakan dalam penelitian.
3. Uji Signifikansi
Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah besar atau kuatnya hubungan
antar variabel yang diuji sama dengan nol. Uji signifikansi dilakukan dengan
taraf nyata α = 5% (0,05) dan derajat bebas (df = n-2). Rumusnya adalah :
r√n−2
t = √1−R2
dimana :
t = Nilai thitung
R = Nilai koefisien korelasi
R2 = Jumlah kuadrat dari koefisien korelasi
n = Jumlah data pengamatan
Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan
cara membandingkan hasil perhitungan uji-t (thitung)dengan ttabel dengan
keputusan yang dapat diambil adalah :
1. H0 ditolak, H1 diterima jika thitung > dari ttabel
2. H0 diterima, H1 ditolak jika thitung ≤ dari ttabel
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk berdiri tanggal 2 Oktober 1998 sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu
Bank Bumi Daya (BBD), Bank dagang Negara, Bank Ekspor Impor (Exim), dan
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bergabung menjadi Bank Mandiri.
Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu.
Keempat bank tersebut telah turut membantu riwayat perkembangan dunia
perbankan di Indonesia.
Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu bank tertua di
Indonesia. Sebelumnya, BDN dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1875. Pada tahun
1949, namanya berubah menjadi Escompto Bank NV. Selanjutnya pada tahun
1960, Escompto Bank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang
Negara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan
pertambangan.
41
40
Bank Bumi Daya (BBD) didirikan melalui proses panjang yang bermula
dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handlesbank NV
menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
(sebelumnya merupakan bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut pada tahun
1965. Bank Umum Negara digabungkan kedalam Bank Negara Indonesia dan
berganti nama Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor (Exim) Indonesia berawal dari perusahaan
dagang Belanda NV Nederlandsche Handles Maatschappijin, pada tahun 1870
pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara
Indonesia Unit II. Pada tahun1968 Bank Negara Indonesia dipecah menjadi dua
unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II divisi Ekspor Impor,
yang pada akhirnya Bank Exim, Bank Pemerintah yang membiayai kegiatan
ekspor impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berasal dari Bank Industri
Negara (BIN) sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank
Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi
tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk
sebagai Bank Milik Negara pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk
membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan
41
jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi, dan pariwisata. Kini, Bank
Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan
yang telah berpengalaman selama 140 tahun. Masing-masing dari empat bank
bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi.
Setelah melalui proses panjang dan persiapan yang sangat berat, pada
tanggal 14 Juli 2003 akhirnya Bank Mandiri melaksanakan pencatatan saham
perdana dengan kode saham BMRI di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Pada penawaran saham perdana tersebut, saham Bank Mandiri
mengalami oversubscribed sebesar lebih dari 7 kali. Proses diinvestasi saham
pemerintah pada Bank Mandiri tersebut didasarkan pada Peraturan pemerintah
No.27 tahun 2003 tentang penjualan saham Negara RI pada Bank Mandiri.
Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham Bank
Mandiri akan dilakukan melalui pasar modal dan atau kepada mitra strategis
dengan jumlah maksimal 3% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan
disetor.
Dengan kinerja yang semakin membaik dan keberhasilan program
transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri bertekad
memasuki tahapan strategis yaitu menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan
Regional Asia Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan
mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal
bank yang mendominasi pasar perbankan domestic, dengan fokus pada
42
pertumbuhan segmen consumer dan commercial. Dengan menguasai pasar
Indonesia sebagai Fastest Growing Market di Asia Tenggara. Bank Mandiri
berada dalam posisi lebih menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing
regional.
4.2 Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
4.2.1 Visi:
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu
progresif
4.2.2 Misi:
ο‚·
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
ο‚·
Mengembangkan sumber daya manusia professional
ο‚·
Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
ο‚·
Melaksanakan manajemen terbuka
ο‚·
Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas
kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Kami melayani
seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi
43
keuangan yang inovatif. Kami ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia
dan kerjasama tim yang terbaik.
Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami
mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia
dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang
saham.
Budaya TIPCE
ο‚·
Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam
hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
ο‚·
Iintegrity
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat
serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
Professionalism
Berkomitmen untuk be ke rja tuntas d an akurat atas dasar kompetensi
terbaik dengan penuh tanggung jawab.
Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling
menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
Excellence
44
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terusmenerus.
4.3. Produk – produk Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan salah satu bank terbesar di indonesia dan memiliki
jenis produk dan jasa yang cukup beragam. Bank mandiri juga membagi segmen
usahanya menjadi beberapa segmen yakni:
1. Segmen bisnis
ο‚·
Segmen bisnis corporate banking Bank Mandiri diajukan pada badan
usaha milik pemerintah dan korporasi dengan berbagai dengan berbagai
sektor usaha dengan menawarkan beragam produk kredit dan jasa
pelayanan perbankan tentunya.
ο‚·
Segmen bisnis commercials banking Bank Mandiri ditujukan bagi nasabah
segmen usaha kecil dan menengah dengan menawarkan berbagai produk
perkreditan, simpanan serta pelayanan yang bernilai tambah sesuai dengan
kebutuhan nasabah.
ο‚·
Consumer banking bank mandiri menawarkan beragam produk keuangan
untuk nasabah individual yang meliputi produk kredit, dana, kartu kredit
dan kartu debt. Salah satu faktor kunci dalam pertumbuhan nasabah
45
individual adalah perkembangan jaringan distribusi yang sangat progressif
sehingga selain menawarkan
yang beragam, bank mandiri juga
meningkatkan jumlah dan jaringan perbankan elektronil sejalan dengan
pengembangan cabang konvensional
4.3 struktur Organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan
peningkatan eksposur resiko, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 8/4/4/PBI/2006 diubah denga PBI Nomor 8/14/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dimana maksud dari PBI
tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja bank dan melindungi kepentingan
stakeholder serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
serta nilai etika (code of conduct).
Adapaun pembagian tugas pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi bank, RUPS
tahunan dan RUPS lainnya.
2. Dewan Komisaris
46
Dewan Komisaris mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum bank
dan melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap kebijakan
dan pelaksanaan tugas direksi.
3. Direksi & EVP Koordinator
- Direktur Utama
Direktur utama memimpin para direktur menyelenggarakan koordinasi
dalam pelaksanaan tugas-tugas antara anggota direksi dan dalam pelaksanaan
tugas organisasi secara langsung mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas
pada SKAI dan Divisi Perencanaan dan Pengembangan.
- Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran mengkoordinir dan mengawasi secara langsung
pelaksanaan tugas-tugas para Divisi Treasury, Divisi Kredit, dan Unit Usaha
Syariah, sedangkan untuk pengambilan keputusan prinsipil sebelumnya harus
melaksanakan koordinasi dengan direktur utama.
- Direktur Umum
Direktur Umum mengkoordinir dan mengawasi secara langsung
pelaksanaan tugas-tugas pada Divisi Akuntansi dan TI, Divisi Sekertariat dan
Divisi Umum serta Divisi SDM, sedangkan untuk pengambilan keputusan
prinsipil sebelumnya harus melaksanakan koordinasi dengan Direktu Utama.
47
- Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan mengkoordinir dan mengawasi secara langsung
pelaksanaan tugas-tugas pada satuan kerja manajemen risiko dan satuan kerja
kepatuhan, sedangkan untuk pengambilan keputusan yang prinsipil sebelumnya
harus melaksanakan koordinasi dengan Direktur Utama.
4. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Dewan Pengawas Syariah (DPS) mempunyai tugas sebagai penasehat dan
pemberi saran kepada syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah.
Dalam melaksanakan tugasnya, DPS wajib mengikuti ketentuan dan prinsip
syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.
5. Divisi Perencanaan dan Pengembangan
Divisi ini mempunyai tugas pokok merumuskan secara sistematis
kebijakan umum Direksi dalam bidang perencanaan dan pengembangan bank.
6. Satuan Kerja Audit Interen (SKAI)
SKAI mempunyai tugas pokok merumuskan secara sistematis kebijakan
umum dan bidang audit interen serta membantu Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dalam melaksanakan pengawasan dengan cara menjabarkan secara
operasional, baik perencanaan dan pelaksanaan audit maupun pemantauan atas
48
hasil audit sekaligus mengidentifikasi segala kemungkinan ntuk memperbaiki dan
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana yang ada.
7. Satuan Kerja Audit Manajemen Risiko
Satuan Kerja Audit Manajemen Risiko mempunyai tugas pokok
merencanakan dan merumuskan secara sistematis kebijakan umum Direksi dalam
bidang manajemen risiko.
8. Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan mempunyai tugas pokok untuk memantau
kebijakan umum Direksi dan menetapakan langkah-langkah yang diperlukan guna
memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan, peraturan dan perundangundangan yang berlaku secara komitmen bank dengan Bank Indonesia. Satuan
Kerja Kepatuhan terdiri dari Bagian Hukum dan Kepatuhan serta Bagian
Pengenalan Nasabah.
9. Divisi Akuntansi dan Teknologi Informasi (TI)
Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan
kebijakan umum Direksi dalam bidang akuntansi dan teknologi informasi yang
terdiri dari bagian akuntansi dan laporan serta bagian teknologi informasi.
49
10. Divisi Sekertariat dan Umum
Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan
kebijakan umum direksi dalam bidang keseketariatan, kearsipan, hubungan
masyarakat, logistik dan kerumahtanggaan.
11. Divisi SDM
Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan
kebjakan umum direksi dalam bidang SDM yang terdiri dari Bagian Admnistrasi
Personalia dan Bagian Pengembangan dan Pemberdayaan SDM.
12. Divisi Treasury
Divisi ini mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan secara
sistematis kebijakan umum direksi dalam bidang treasury dan pelayanan jasa
perbankan lainnya yang terdiri dari bagian modal dan jasa, bagian pasar modal,
dan bagian dana.
13. Divisi Kredit
Divisi kredit mempunyai tugas pokok merencanakan dan merumuskan
secara sistematis kebijakan umum direksi dalam bidang perkreditan termasuk
pengendalian, pembinaan, pengawasan, dan penyelamatan kredit yang terdiri dari
Bagian Kredit Program, Bagian Kredit UMKM, dan Bagian Kredit Khusus.
14. Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
50
- Melaksanakan penyusunan rencana bisnis tahunan, business plan, corporate
plan unit usaha syariah.
- Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah.
- Mengembangkan dan mengelola operasional dan bisnis bank berbasis syariah.
- Memantau dan mengendalikan penerapan manajemen risiko pada unit usaha
syariah.
- Mengkaji aspek risiko atas permohonan pembiayaan, investasi, dan
penempatan dana.
- Mengkaji aspek hukum atas permohonan dan pembiayaan, investasi, dan
penempatan dana.
- Memberikan konsultasi dan bantuan teknis kepada cabang syariah dalam
penyelesaian pembiayaan dan investasi dan permasalahan hapus buku.
- Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan
dana yang bersumber dari Kantor Cabang Syariah.
- Mengembangkan, memasarkan, dan menyalurkan dana masyarakat sesuai
dengan prinsip syariah juga dalam bentuk pembiayaan dengan menghimpun
dana.
- Menatalaksanakan akuntansi perbankan syariah dan menyusun serta
mempublikasikan laporan keuangan.
- Melakukan transaksi pasar uang syariah untuk memenuhi dan menjaga
stabilitas ketersediaan alat likuid.
- Mengelola giro Wadiah BI dalam rangka pemenuhan GWM.
51
- Menatalaksana administrasi pembiayaan syariah.
- Melakukan perencanaan usaha syariah secara berkoordinasi dengan unit
perencanaan dan konvensional.
- Menyusun laporan keuangan konsilidasi Kantor Cabang Syariah.
- Menerima dan menatausahakan laporan keuangan kantor cabang syariah
dalam rangka penyusunan laporan gabungan.
- Merencanakan langkah-langkah penghimpunan dana masyarakat dalam
bentuk titipan maupun investasi sesuai dengan prinsip syariah.
- Memberikan saran atau pertimbangan kepada direksi tentang langkah yang
perlu diambil sesuai dengan bidang tugasnya.
15. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional adalah satuan fungsional yang merupakan
gabungan beberapa kelompok kerja yang masing-masing memiliki keahlian I
bidang tertentu dan penempatannya ditetapkan di direksi. Kelompok jabatan
fungsional melaksanakan tugas dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan
divisi/satuan kerja/UUS/Cabang, termasuk prestasi kerja dari masing-masing
kelompok jabatan fungsional yang akan dinilai oleh pemimpin divisi/satuan
kerja/UUS/cabang dimana kelompok jabatan fungsional ditempatkan.
16. Kantor-kantor di bawah kantor pusat bank :
- Kantor Cabang Utama
52
- Kantor Cabang
- Kantor Cabang Pembantu
- Kantor Cabang Syariah
- Kantor Kas
- Payment Point
- Kas Kliring
53
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Analaisis Deskriptif variabel penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini adalah berupa Kualitas Aktiva
Produktif sebagai variabel bebas, dan variabel terikat yaitu tingkat Profitabilitas yang
diukur dengan indikator Return On
Asset studi kasus pada PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
5.1.1.
Analisis kualitas aktiva produktif PT Bank Mandiri (persero) Tbk.
Makassar
Kualitas Aktiva Produktif merupakan rasio antara Aktiva Produktif yang
diklasifikasikan (APYD) terhadap Total penghapusan aktiva produktif yang dibentuk
(PPAD).
Hasil perhitungan dan perkembangan tingkat Kualitas Aktiva Produktif PT
Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar periode 2006 – 2010 dapat dilihat pada
perhitungan dibawah ini yang terangkum pada tabel 5.1
53
54
Tabel 5.1
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
APYD
PPAP
KAP
2006
25.011.881
14.450.915
57,77620
2007
16.835.632,8
15.973.094
94,87671
2008
13.647.012,5
14.147.329
103,6661
2009
10.578.354,5
14.493.742
137,0132
2010
12.249.741,5
12.030.851
98,21310
Sumber : Laporan Keuangan PT.Bank Mandiri (persero) Tbk.
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui tingkat Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) yang dimiliki oleh PT. Mandiri (Persero) Tbk Makassar selama lima
tahun terakhir adalah sebagai berikut :
pada tahun 2006 tingkat KAP nya adalah sebesar 57,77% dimana nilai ini
dapat diinterpretasikan bahwa besaran aktiva produktif yang diklasifkasikan atau
dikategorikan beresiko gagal bayar yang bisa ditalangi kerugiannya oleh bank adalah
57,77% dari total aktiva produktif pada tahun tersebut
Pada tahun 2009 mengalami peningkatan terbesar diantara beberapa tahun
terakhir dengan
besaran rasio sebesar
32,16 %
dari tahun sebelumnya(2008)
menjadi %137,01 yang dapat diinterpretasikan diinterpretasikan bahwa besaran
aktiva produktif yang diklasifkasikan atau dikategorikan beresiko gagal bayar yang
55
bisa ditalangi kerugiannya oleh bank adalah 137,01% dari total aktiva produktif pada
tahun tersebut
Pada tahun 2006 merupakan tingkat KAP terendah yaitu sebesar 57,77% hal
ini mengindikasikan bahwa selama lima tahun terakhir, tingkat penyisihan kerugian
aktiva produktif yang dibentuk bank tidak seluruhnya mampu menutupi aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
5.1.2. Analisis Profitabilitas (ROA)
Untuk mendapatkan rasio profitabilitas bank, penulis menggunakan analisis
rasio Return on Asset (ROA). Sama seperti Kualitas Aktiva Produktif (KAP), data
ROA juga diperoleh dari laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan yang
dilakukan sendiri oleh masing-masing bank tanpa pengolahan lebih lanjut. Untuk
melakukan perhitungan ROA dilakukan dengan cara membagi laba sebelum pajak
dengan total aktiva. Rumus ROA sendiri adalah :
𝑅𝑂𝐴 =
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘†π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘š π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
π‘₯ 100 %
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘€π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ (π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž)
Tabel di bawah ini menyajikan menyajikan besarnya Laba Sebelum Pajak,
Total Aktiva dan Return on Asset (ROA) tahun 2006-2010 pada PT Bank Mandiri
(persero) Tbk Makassar :
56
Tabel 5.2
Laba Sebelum Pajak
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
No.
Tahun
2006
Laba Sebelum Pajak
2.764.300
2007
8.068.560
2008
7.927.316
2009
10.589.578
2010
8.421.847
1
2
3
4
5
Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar
No.
Tabel 5.3
Total Aktiva
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Total aktiva
2006
256.211.217
1.
2007
303.435.870
2008
338.404.265
2009
370.310.994
2.
3.
4.
2010
370.756.109
5.
Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar
57
No.
Tabel 5.4
Return on Asset (ROA)
Tahun 2006-2010
(dalam %)
Tahun
ROA
2006
1,078915
1.
2007
2,659066
2008
2,342558
2009
2,859645
2010
2,271533
2.
3
4
5
Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (persero) Tbk Makassar
Hasil data data grafik Profitabilitas PT Bank Mandiri (persero) Tbk yang diperoleh
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa Profitabilitas (ROA) yang dimiliki
PT
Bank Mandiri (persero) Tbk selama lima tahun terakhir (2006-2010) selalu
berfluktuasi dengan rincian sebagai berikut :
Pada tahun 2006 profitabilitas yang diperoleh mengalami kenaikan sebesar
140,45% dari tahun sebelumnya menjadi 1,07% yang berarti setiap Rp 1,00 dana
yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0107.
Pada tahun 2007 profitabilitas yang diperoleh adalah sebesar 2,65% yang
berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan
sebesar Rp 0,0256.
58
Dan pada tahun 2008, profitabilitas yang diperoleh mengalami penurunan
sebesar 11,90% dari tahun 2008 menjadi 2,34% yang berarti setiap Rp 1,00 dana
yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0234.
pada tahun 2009, profitabilitas yang diperoleh meningkat sebesar 22,07% dari
tahun 2008 menjadi 2,85% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada
aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0285.
Dan pada tahun 2010, profitabilitas yang diperoleh menurun sebesar 20,56%
dari tahun 2009 menjadi 2,271% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada
aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0271.
5.2. Analisis Statistik
5.2.1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi atau
derajat hubungan antara komponen Kualitas Aktiva Produktif dengan Profitabilitas.
Dari data yang telah diolah, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
59
Tabel 5.5
Hasil koefisien korelasi
Sumber :Data Statistik yang diolah
Dengan diperolehnya nilai korelasi atau R = 0,988 menunjukkan bahwa
terjadi korelasi positif yang searah, artinya jika terjadi peningkatan Kualitas Aktiva
produktif (KAP) maka tingkat Profitabilitas akan naik pula. Nilai 0,989 (berada
diantara 0,80 - 1,00) menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y yang
sangat kuat, hal ini sesuai dengan nilai interpretasi korelasi (Sugiyono, 2008:124).
Jadi, KAP berdasarkan perhitungan tersebut, mempunyai hubungan yang sangat kuat
dengan Profitabilitas (ROA) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
5.2.2. Analisis Regresi sederhana
Untuk mengetahui pola faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas, maka
disusun persamaan dasar regresi yang menempatkan Profitabilitas sebagai variabel
terikat dan KAP sebagai variabel bebas.
60
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS release
15.0 for windows dapat diperoleh output regresi linear berganda yang diringkas dalam
tabel berikut :
Tabel 5.6
Output regresi sederhana
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
KAP
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,075
,634
,022
,006
Standardized
Coefficients
Beta
,898
t
,118
3,531
Sig.
,914
,039
a. Dependent Variable: ROA
Sumber :Data Statistik yang diolah
Dari tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi sederhana pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = 0,075+0,022X
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien intercept (a)
dari persamaan di atas adalah sebesar 0,075 yang mengandung pengertian bahwa
pada saat tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) (X) tetap, maka tingkat perolehan
Profitabilitas (Y) adalah sebesar 0,075. Dari persamaan di atas juga dapat diketahui
61
bahwa jika Kualitas Aktiva Produktif (X) naik sebesar 1% maka Profitabilitas (Y)
akan naik 0,022.
5.2.3. Koefisien determinasi
Dalam uji regresi linear berganda ini, dianalisis pula besarnya koefisien
determinasi (R2) secara keseluruhan. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa
besar persentase variabel independen (Kualitas Aktiva Produktif) secara bersamasama menerangkan variasi variabel dependen (Profitabilitas). Dari hasil olah data
menunjukkan hasil koefisien determinasi pada tabel berikut :
Tabel.5.7
Hasil koefisien determinasi
Sumber : data statistik yang diolah
Dari hasil koefisen determinasi di atas, menunjukkan bahwa koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,806 atau 80,6%. Jadi dapat dikatakan bahwa 80,6%
perubahan Profitabilitas disebabkan oleh perubahan Aktiva Produktif sedangkan
19,4% sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
62
5.2.4. Hasil Uji-t (parsial)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat antara Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap
Profitabilitas, maka dalam penelitian dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi
yaitu dengan uji-t. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 5.6 Dari
pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut ;
5.2.4.1. Signifikansi pengaruh
Kualitas Aktiva Produktif terhadap
Profitabilitas
Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika
statistik thitung< t tabel , maka H0 diterima. Sedangkan jika Jika statistik thitung> t tabel
, maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai t
hitung
sebesar 3,531 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,039. Hasil statistik ttabel pada
tingkat signifikansi 5% dengan degree offreedom (df) = n-2 atau 5-2 = 3
(pengujian dua sisi), maka diperoleh ttabel = 3,18245. Dari hasil perbandingan
terlihat bahwa nilai thitung>ttabel ,maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh
kualitas aktiva produktif terhadap Profitabilitas diterima karena nilai t
table.
hitung
>t
Hal ini dimungkinkan karena aktiva produktif merupakan komponen aset
yang ditanamkaan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan buat
perusahaan, jadi, semakin berkualitas suatu aset maka semakin besar
kemungkinan profit yang akan diterima perusahaan.
63
5.2.5 Pembahasan
KAP merupakan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP) terhadap Total aktiva produktif yang diklasifikasikan. Pembentukan PPAP
merupakan salah satu ukuran terhadap besarnya cadangan kemungkinan tidak
tertagihnya (tidak terealisasikannya penempatan dana) sedangkan aktiva produktif
yang diklasifikasikan (APYD) merupakan aktiva produktif baik yang sudah maupun
yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan. Dari
pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif
merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva
produktif yang diklasifikasikan. Dengan adanya PPAP, maka Perusahaan mampu
meminimalisir kerugian yang lebih besar dari kerugian yang ditimbulkan aktiva
produktif yang tidak tertagih. Semakin banyak aktiva produktif yang diklasifikasikan
maka semakin besar pula cadangan dana yang perlu dipersiapkan bank dalam hal ini
PPAP, begitupun sebaliknya. Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen
ROA (Return on Asset) merupakan indkator untuk mengukur seberapa besar
perusahaan memperoleh laba dari total aktiva, semakin tinggi berarti semakin baik,
dalam hubungannya dengan kualitas aktiva produktif, Profitabilitas bank sangat
dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktifnya (Karena sumber utama
penghasilan bank berasal dari aktiva produktif), aktiva produktif yang berkualitas
adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang
ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika
aktiva yang default lebih besar dari dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP) maka
64
selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga return
on aset menjadi turun, sedangkan jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan
berimplikasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentunya
akan menambah perolehan ROA-nya. Jadi dari hasil penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan searah antara kualitas aktiva produktif dengan Return on aset bisa
dijelaskan.
65
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti paparkan terhadap data
penelitian yang telah tekumpul yang kemudian di olah, mengenai pengaruh dari tigkat
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap profitabilitas bank pada PT Bank Mandiri
(persero) yang menjadi objek penelitian, maka peneliti dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
identifikasi masalah yang menjadi acuan dasar dari maksud dan tujuan penelitian ini,
antara lain sebagai berikut :
Dapat disimpulkan bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif
merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva
produktif yang diklasifikasikan. Dengan adanya PPAP, maka Perusahaan mampu
meminimalisir kerugian yang lebih besar dari kerugian yang ditimbulkan aktiva
produktif yang tidak tertagih. Semakin banyak aktiva produktif yang diklasifikasikan
maka semakin besar pula cadangan dana yang perlu dipersiapkan bank dalam hal ini
PPAP, begitupun sebaliknya. Profitabilitas perusahaan yang diukur dengan instrumen
ROA (Return on Asset) merupakan indkator untuk mengukur seberapa besar
perusahaan memperoleh laba dari total aktiva, semakin tinggi berarti semakin baik,
dalam hubungannya dengan kualitas aktiva produktif, Profitabilitas bank sangat
dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktifnya (Karena sumber utama
penghasilan bank berasal dari aktiva produktif), aktiva produktif yang berkualitas
66
adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang
ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika
aktiva yang default lebih besar dari dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP) maka
selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga return
on aset menjadi turun, sedangkan jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan
berimplikasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentunya
akan menambah perolehan ROA-nya. Jadi dari hasil penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan searah antara kualitas aktiva produktif dengan Return on aset bisa
dijelaskan.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas makasaran saran yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahaan maupun pengembang penelitian
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. manajemen
perusahaan
sebaiknya
memperhatikan
kualitas
dari
aktiva
produktifmaka kinerja bank dalam penempatan dananya pada aktiva produktif
semakin berkualitas sehingga laba yang diperoleh bank semakin meningkat.
Artinya banyak kreditur yang mengembalikan pinjaman modal baik dalam
bentuk kredit, surat berharga ataupun penempatan pada bank lain sesuai dengan
waktunya sehingga masuk dalam kategori lancar.
2. untuk penelitian mendatang , disarankan untuk memasukkan indikator ekonomi
lainnya seperti inflasi, dalam pengambilan sampel sebaiknya menambah jumlah
67
periode pengamatan dan menggunakan lebih banyak vareiabel independen
sebagai prediktor pencapaian laba bank seperti: rasio permodalan dan rasio
likuiditas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kelima, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang.
Dahlan Siamat, 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit Intermedia. Jakarta :
Bank Indonesia.
http://id.wikipedia.org
Ikatan Akuntansi Indonesia IAI.(2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Lukman Dendawijaya, 2009, Manajemen Perbankan, Bogor : Ghalia Indonesia.
Malayu Hasibuan. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Muchdarsyah Sinungan. 1993. Manajemen Dana Bank Jakarta : Bumi Aksara
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan.
_______________. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan.
_______________. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999
69
Tentang Bank Indonesia.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Penerbit
Alfabeta, Bandung
Susilo Sri Y., Triandoro, Sigit, Totok Budisantoso A. 2006. Bank dan Lembaga
Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Syahyunan , 2002. Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai salah satu Alat Ukur
Kesehatan Bank. Universitas Sumatera Utara, Medan.
70
Download