MILIKILAH KECERDASAN ROH “Bertumbuhlah menjadi dewasa rohani selama Tuhan masih memiliki kesabaran terhadap kita” Bacaan renungan (Ibrani 5:12-14) Shalom, Adalah kenyataan bahwa dunia yang kita diami ini semakin tidak nyaman untuk ditinggali. Membutuhkan perjuangan yang sangat berat bagi kita untuk tetap setia, hidup benar, dewasa rohani dan meraih kesempurnaan seperti yang Tuhan Yesus inginkan ditengah suasana dunia yang tidak kondusif. Dengan kecerdasan rohani, kita bias tetap setia, hidup benar, dewasa rohani dan meraih kesempurnaan seperti yang Tuhan Yesus inginkan dalam dunia yang tidak kondusif ini. Orang Kristen pun tidak luput dari pengaruh dunia yang semakin rusak ini. Kekristenan yang murni semakin langka ditengah kepalsuan yang disajikan dalam kemasan berlabel “Kristen”. Materialisme, humanisme, hedonisme, filsafat New Age dan ajaran agama-agama lain masuk ke dalam lingkungan Kristen dan dinyatakan sebagai kebenaran. Ironisnya, jemaat pun tanpa syak ada yang mengaminkannya. Agar tidak tertipu oleh kepalsuan tersebut, orang Kristen harus mengembangkan kecerdasan rohnya. Itu membutuhkan pemahaman yang mendalam akan Firman Tuhan, seperti sabda Tuhan Yesus, orang yang lapar dan haus kebenaran akan dipuaskan. Selain itu kita tetap rendah hati sebagaimana Tuhan Yesus pernah mengatakan; “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25). Orang kecil dalam bahasa aslinya adalah “nepios” yang artinya selain kerendahan hati, juga berarti perasaan membutuhkan FirmanNya. Untuk itu agar kita bisa mengembangkan kecerdasan roh, selain haus dan lapar adalah kerendahan hati dan merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita dapatkan sampai tingkat mengerti. Karena itu janganlah kita frustrasi apabila sampai hari ini kita masih memiliki pengertian yang salah mengenai Kekristenan. Sadar bahwa kita masih belum dewasa dan memiliki pengertian yang salah adalah permulaan yang baik untuk berbalik kepada kebenaran. Kita harus bersyukur bahwa Tuhan masih memiliki kesabaran bagi kita, dan Ia memberikan kesempatan bagi kita untuk mengenal dan mencari kebenaran. Tetapi kesadaran belaka tidak cukup. Untuk memperoleh kecerdasan roh, kita harus beranjak dewasa. Seperti teguran penulis Ibrani, “Sebab sekalipun kamu... sudah seharusnya menjadi pengajar... Kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.” (Ibrani 5:12). Teguran ini hendaknya menampar kita apabila setelah bertahun-tahun menjadi Kristen, kita masih juga anak kecil yang belum memahami ajaran tentang kebenaran (Ibrani 5:13). Sekali lagi untuk mempunyai kecerdasan roh, kita harus beranjak dewasa, kita harus mulai belajar makan makanan keras, jangan minum susu saja. Kita harus melatih indra kita agar dapat membedakan yang baik dari yang jahat (14). Karena itu mulai sekarang juga berkomitmenlah untuk menanggalkan konsep dunia yang diwariskan nenek moyang yang bermotivasi mengejar kejayaan dunia yang bersifat sementara. Berhati-hatilah dalam memilih siapa yang layak didengar dan bukubuku apa yang layak dibaca. Belajarlah Alkitab secara teratur. Kalau kita hanya berkanjang kepada kebutuhan jasmanai saja, maka dimata Tuhan kita belum disebut dewasa. Apabila kita dapat memenuhi rencana Allah sampai langit baru bumi baru, barulah kita disebut orang dewasa rohani yang mempunyai kecerdasan roh. Proses perubahan pengertian ini memang tidak sekejap, tetapi kalau mau dewasa, makanan keras mulai dimakan selagi ada kesempatan. Bila tidak, sampai mati nanti, rohani kita akan terus tetap menjadi bayi. Tuhan memberkati Pnt Sugeng Prasetyo