hubungan deteksi dini pap smear dengan kejadian kanker serviks

advertisement
HUBUNGAN DETEKSI DINI PAP SMEAR DENGAN KEJADIAN KANKER
SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR USIA 20-35 TAHUN DI POLI
ONKOLOGI RSUD DR.SOEGIRI LAMONGAN
Nufita Afriatin, Heny Ekawati
…………......……….…… ……
. .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….
Kanker serviks merupakan tumor ganas yang mengalami pembelahan abnormal pada daerah mulut
rahim. Faktor pendukung terjadinya kanker serviks meliputi hubungan seks dini, usia perkawinan
muda atau wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang/lebih dan beberapa faktor lain. Salah
satu deteksi dini kanker serviks untuk mengetahui adanya perubahan sel normal menjadi sel kanker
adalah dengan cara pap smear. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara deteksi
dini pap smear dengan kejadian kanker serviks pada pasangan usia subur (20-35 tahun) di Poli
Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
Desain penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional dengan
metode sampling yaitu simple random sampling. Populasinya yaitu seluruh PUS usia 20-35 tahun
yang berkunjung di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan pada bulan November 2011Januari 2012 berjumlah 157 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang. Variabel dependen
yaitu deteksi dini pap smear dan variabel independen yaitu kejadian kanker serviks. Instrumen
penelitian menggunakan data sekunder dengan lembar observasi. Pengolahan data menggunakan
editing, coding, scoring, tabulating dan uji Chi-square dengan p<0,05.
Hasil penelitian ini didapatkan hampir sebagian atau 28.0% responden mengikuti pap smear dan
sebagian kecil atau 7.6% responden terkena kanker serviks. Berdasarkan hasil uji Chi-square
diperoleh hasil yang signifikan dimana p=0,003 (p<0,05) sehingga ada hubungan antara deteksi
dini pap smear dengan kejadian kanker serviks pada PUS usia 20-35 tahun di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan. Saran bagi petugas kesehatan adalah memberikan promosi kesehatan agar
pasangan usia subur mengikuti pap smear sebagai pencegahan terjadinya kanker serviks.
Kata kunci : pap smear, kejadian kanker serviks
PENDAHULUAN. …… .
… ….
keadaan dini. Dinegara berkembang,
penyakit kanker makin banyak jumlahnya
seiring dengan makin tingginya usia harapan
hidup, tetapi kedatangannya dalam keadaan
stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan dan kemiskinan serta
sosial ekonomi.
WHO
dan
Bank
Dunia
memperkirakan setiap tahun 12 juta orang di
seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta
diantaranya meninggal dunia. Jika tidak
dikendalikan diperkirakan 26 juta orang akan
menderita kanker dan 17 juta meninggal
karena kanker pada tahun 2030 (Dinas
Kominfo Prov Jatim, 2009). Menurut
Yayasan Kanker Indonesia, penyakit kanker
serviks ini telah merenggut lebih dari
250.000 perempuan didunia dan terdapat
Kanker serviks merupakan kanker
dengan keganasan nomer 3 yang terjadi
paling sering pada alat kandungan dan
menempati urutan ke-8 dari keganasan pada
perempuan di Amerika (Faisal yatim, 2005).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi
pada serviks uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara
rahim atau uterus dengan liang senggama
atau vagina (Yohanes Riono, 2008).
Dinegara maju, masalah penemuan
lesi pra serviks telah menjadi bagian dari
pelayanan rutin kesehatan masyarakat
sehingga diharapkan kejadian kanker serviks
akan makin berkurang atau dijumpai dalam
SURYA
52
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
lebih dari 15.000 kasus kanker baru, yang
kurang lebih merenggut 8.000 kematian di
Indonesia setiap tahunnya (Dianda, Rama.
2008). Jumlah penderita kanker di Jawa
Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir
terus meningkat. Pada tahun 2005 terdapat
1.600 penderita, tahun 2008 meningkat
menjadi 3.821 penderita, dan tahun
2010 mencapai 4.736 penderita (Bappeda
Jawa Timur, 2011).Menurut data rekam
medik di poli onkologi RSUD Dr. Soegiri
Lamongan diperoleh data kejadian kanker
serviks
menduduki
peringkat
kedua
dibandingkan dengan penyakit kandungan
yang lain selama tahun 2010 dengan jumlah
penderita sebanyak 308 orang. Data ini
menunjukkan bahwa angka kejadian kanker
serviks masih tinggi di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan.
Menurut M.N. Bustan (2007) banyak
faktor resiko yang dianggap menyebabkan
kanker serviks diantaranya adalah usia
perkawinan muda atau hubungan seks dini,
yakni sebelum usia 20 tahun. Hal ini
dikarenakan perbedaan epitel serviks pada
usia muda dan dewasa, batas antara bagian
dalam dan bagian luar leher rahim masih
terpapar ke arah luar sehingga sangat rentan
terhadap paparan infeksi virus/gesekan.
Pada beberapa penelitian, defisiensi
terhadap asam folat, vitamin C, E, beta
karotin/retinol
dinyatakan
dapat
meningkatkan resiko kanker serviks. Faktor
yang lain yaitu paritas yang tinggi serta
perubahan sistem imun dan higiene seksual
yang kurang. Namun penyebab kanker
serviks yang paling sering terjadi adalah
karena infeksi virus. Mikoorganisme yang
dicurigai adalah papilloma virus atau HPV
(Human Papilloma Virus). Hingga saat ini
telah diidentifikasi sekitar 60 jenis HPV. Di
antaranya 23 jenis yang menimbulkan infeksi
alat genetal eksterna lelaki maupun wanita
yaitu tipe H (Geo F books, 2007).
Cara terbaik untuk mencegah kanker
serviks
adalah
dengan
skreening
gynaecological
dan
jika
dibutuhkan
dilengkapi dengan treatment yang terkait
dengan kondisi pra kanker. Rekomendasi
ACS (American Cancer Society) sebagai
sarana penapisan bagi wanita menyarankan
SURYA
pemeriksaan pap smear (papaniculou smear)
sebagai cara mencegah timbulnya kanker
serviks ( Shirley E Otto, 2005).
Pap smear adalah suatu metode
dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut
rahim
kemudian
diperiksa
dibawah
mikroskop (Bustan, 2007). Meskipun pap
smear tidak otomatis mencegah kanker,
pemeriksaan ini hanya cara kita untuk
mendeteksi adanya perubahan-perubahan
yang bersifat pra kanker (Karen Evennett,
2004). Setelah tiga kali atau lebih hasil
pemeriksaan pap smear tahunan normal,
pemeriksaan tersebut dapat dilakukan lebih
jarang sesuai anjuran dokter (Shirley E Otto,
2005).
Upaya pencegahan kanker meliputi
memberikan promosi kesehatan tentang
kanker serviks dan deteksi dini yang berupa
pap smear. Upaya promotif utama antara
lain: pendidikan seks remaja untuk
mengurangi kemungkinan infeksi virus HPV,
menunda hubungan seks remaja atau
pendidikan
seks
yang
bersih,
mengembangkan vaksin HPV dan mengobati
infeksi vaginal sehingga pH tetap dapat
dipertahankan. Sedangkan upaya preventif
utama yaitu: mengembangkan obat antivirus
yang efektif, meningkatkan skrining terhadap
kemungkinan
karsinoma
serviks,
meningkatkan pendidikan dan melakukan
skrining masyarakat yang dianggap menjadi
sumber kemungkinanan karsinoma serviks
uteri (Ida Bagus Manuaba DKK, 2008).
Dampak yang dapat ditimbulkan bagi
wanita usia subur yang tidak melakukan pap
smear yaitu kejadian kematian akibat kanker
serviks yang semakin meningkat. Peran
perawat sebagai tenaga kesehatan adalah
mendorong dan memberikan pendidikan
kesehatan pada wanita usia subur melalui
promosi kesehatan.
Promosi
kesehatan
berfungsi
memberikan pengetahuan tentang pentingnya
deteksi dini (pap smear) dan keuntungan apa
yang dapat diperoleh dari pemeriksaan
tersebut sehingga wanita usia subur mau
melakukan deteksi dini (pap smear). Dari
uraian latar belakang di atas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Deteksi Dini Pap Smear Dengan
53
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
Kejadian Kanker Serviks Pada PUS usia 2035 tahun Di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri
Lamongan tahun 2012”.
(2) Karakteristik
responden
berdasarkan pekerjaan:
Tabel 2. Tabel distribusi
responden
berdasarkan pekerjaan di Poli
Onkologi
RSUD
Dr.Soegiri
Lamongan
METODE PENELITIAN.…
…. …
Metode penelitian ini secara cross
sectional dimana peneliti melakukan
pengukuran atau observasi data variabel
independent dan dependent hanya satu kali
pada waktu tertentu untuk mencari dinamika
korelasional. Populasi penelitian ini adalah
seluruh PUS usia 20-35th yang berkunjung di
Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan
sebanyak 157 orang pada bulan November
2011 s./d Januari 2012, sedangkan Sampel
pada penelitian ini adalah sebagian PUS usia
20-35 th yang berkunjung di Poli Onkologi
RSUD Dr.Soegiri Lamongan sebanyak 112
selama tahun 2012.Pengumpulan data
penelitian menggunakan chek list data dari
Poli Onkologi RSUD Dr. Soegiri Lamongan :
Data Sekunder
Analisis penelitian
menggunakan uji chi-Square.
No. Pekerjaan
1.
IRT
2.
Wiraswasta
3.
PNS
Jumlah
Mengikuti Pap
smear
1.
Mengikuti Pap
smear
2.
Tidak
Mengikuti pap
Smear
Jumlah
HASIL .PENELITIAN
…
1. Data Umum
1) Karakteristik Responden
(1) Karakteristik
responden
berdasarkan pendidikan
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
pendidikan di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan
Frekuensi
24 orang
77 orang
11 orang
112 orang
Prosentase
54,5%
42,9%
2,7%
100%
Sumber data sekunder: Rekam medik
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
bahwa sebagian besar atau 54.5% reponden
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
sebagian kecil atau 2.7% bekerja sebagai
pegawai negeri sipil.
2.Data Khusus
1) Pap smear
Tabel 3. Tabel distribusi
responden
berdasarkan pap smear di Poli
Onkologi
RSUD
Dr.Soegiri
Lamongan
No.
No. Pendidikan
1.
SD
2.
SMP
3.
SMA
Jumlah
Frekuensi
61 orang
48 orang
3 orang
112 orang
Frekuensi
Prosentase
44 orang
39,3%
68 orang
60,7%
112 orang
100%
Sumber data sekunder: Rekammedik
Tabel 3 menunjukkan bahwa
sebagian besar atau 60.7% responden tidak
mengikuti pap smear dan hampir sebagian
atau 39.3% mengikuti pap smear.
2) Kanker serviks
Tabel 4. Tabel distribusi
responden
berdasarkan
kejadian
kanker
serviks di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan
Prosentase
21,4%
68,8%
9,8%
100%
Sumber data sekunder: Rekam medik
Berdasarkan
tabel
1
dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar atau
68.8% responden berpendidikan SMA dan
sebagian kecil atau 9.8% sarjana
No.
Kejadian
Kanker
Servik
1.
Terkena
kanker servik
2.
Tidak terkena
kanker servik
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
12
10,7%
100
89,3%
112
100%
Sumber data sekunder Rekammedik
Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir
seluruhnya atau 89.3% responden tidak
SURYA
54
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
terkena kanker serviks dan sebagian kecil
atau 10.7% terkena kanker serviks.
3.Hubungan deteksi dini pap smear
dengan kejadian kanker serviks
Tabel 5 Hubungan antara pap smear dan
kejadian kanker serviks di Poli
Onkologi
RSUD
Dr.Soegiri
Lamongan
No
1
2
Deteksi
dini
pap
smear
Mengik
uti
Tidak
mengik
uti
Total
Kejadian kanker serviks
Terkena
kanker
serviks
Ju
%
mla
h
Tidak terkena
kanker serviks
Prosen
tase
Jum
lah
%
Ju
mla
h
%
44
100
0
0
44
100
12
17,6
56
82,4
68
100
12
10,7
100
89,3
112
100
Uji chi-square dengan taraf signifikan P< 0,05 didapatkan
hasil
nilai P= 0,003
Tabel 5 menunjukkan bahwa
responden yang mengikuti pap smear dari
seluruhnya atau 100% tidak terkena kanker
serviks, sedangkan responden yang terkena
kanker serviks sebagian atau 17,6% tidak
mengikuti pap smear. Pada hasil uji chisquare dengan menggunakan SPSS for
windows versi 16,0 diperoleh hasil p=0,003
dimana p<0,05 sehingga H1 diterima artinya
ada hubungan deteksi dini pap smear dengan
kejadian kanker serviks pada PUS usia 20-35
tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri
Lamongan tahun 2012. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
deteksi dini pap smear dengan kejadian
kanker serviks pada PUS usia 20-35 tahun
dipoli Onkologi RSUD Dr. Soegiri
Lamongan.
2. Kejadian kanker serviks pada PUS usia
20-35 tahun
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa hampir seluruhnya atau 89.3%
responden tidak terkena kanker serviks dan
sebagian kecil atau 10.7% terkena kanker
serviks. Dari penelitian ini hampir seluruhnya
responden tidak terkena kanker serviks. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh sebagian atau
PEMBAHASAN
…
1. Deteksi dini pap smear pada PUS usia
20-35 tahun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar atau 60.7% responden tidak
mengikuti pap smear dan hampir sebagian
SURYA
atau 39.3% mengikuti pap smear.
Berdasarkan
informasi
dari
petugas
kesehatan Poli Onkologi sebagian responden
tidak mengikuti pap smear karena tidak
mengetahui tujuan pap smear, tempat
melakukan pap smear dan prosedur pap
smear. Hal ini dapat didukung dengan tabel 2
yang menunjukkan sebagian besar atau
54.5% responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga yang mempengaruhi pengetahuan
tentang pap smear.
Setiap wanita yang berumur 18
tahun, atau wanita yang telah aktif secara
seksual selayaknya mulai melakukan
pemeriksakan pap smear. Pemeriksaan ini
sebaiknya dilakukan setiap tahun walaupun
tidak ada gejala kanker. Pemeriksaan
dilakukan sering pada wanita yang
mempunyai lebih dari satu pasangan, telah
berhubungan
seksual
sejak
remaja,
mempunyai penyakit kelamin, merokok, dan
adanya infeksi HPV (Bustan, 2007).
Pada sebagian kecil dari responden
yang mengikuti pap smear mengetahui
bahwa pap smear merupakan salah satu cara
untuk mendeteksi secara dini sehingga
mencegah terjadinya kanker serviks.
Responden dapat mengetahui tentang pap
smear melalui promosi kesehatan tentang
cara deteksi dini kanker serviks sehingga
responden termotivasi untuk mengikuti pap
smear. Sebagian besar atau 68.8% responden
berpendidikan SMA yang berarti pendidikan
responden tidak terlalu rendah, hal ini dapat
mempengaruhi
pengetahuan
responden
tentang pap smear. Seseorang yang tingkat
pendidikannya tinggi akan terjadi hubungan
baik secara sosial atau interpersonal yang
akan berpengaruh terhadap wawasan dan
pengetahuan dalam hal ini mengenai deteksi
dini kanker serviks.
55
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
39.3% responden mengikuti pap smear.
Pengetahuan
responden
yang
cukup
mempengaruhi pengetahuan tentang deteksi
dini pencegahan kanker serviks dengan cara
pap smear.
Faktor pencetus kejadian kanker
serviks adalah infeksi virus HPV yang
didukung dengan adanya faktor presdisposisi
yaitu hubungan seks dini, infeksi genetalia
akibat higiene yang rendah, multipatner dan
paritas tinggi. Selain itu dipengaruhi oleh
faktor makanan yang rendah vitamin A, C,
dan E. Faktor merokok, hal ini terlihat dari
kandungan nikotin dalam rokok yang msuk
pada cairan leher rahim sehingga memicu
terjadinya kanker leher rahim. Faktor
penggunaan kontrasepsi yang terlalu lama
dapat meningkatkan resiko kanker serviks
dua kali lipat (Rama Diandra, 2008).
Deteksi dini pap smear dapat
dilakukan di sarana kesehatan lain selain
rumah sakit seperti di Puskesmas atau bidan
praktek swasta. Hal ini juga mempengaruhi
jumlah responden yang melakukan pap
smear dirumah sakit hanya sebagian atau
tidak semua pengunjung Poli Onkologi
melakukan
pemeriksaan
pap
smear
melainkan karena kasus lain seperti
pemeriksaan keputihan atau erosi serviks.
Selain pap smear responden juga dapat
melakukan deteksi dini lain untuk mencegah
kanker serviks seperti pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA).
serviks. Terbukti dari hasil penelitian
sebagian kecil responden yang terkena
kanker serviks tidak melakukan pemeriksaan
pap smear dan hampir sebagian responden
yang mengikuti pap smear tidak terkena
kanker serviks.
Pada tabel 1 dapat dilihat hasil
penelitian bahwa hampir sebagian besar atau
68.8% responden berpendidikan SMA, yang
merupakan tingkat pendidikan menengah,
sehingga informasi atau pengetahuan tentang
pap smear dapat diterima cukup memadai.
Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan
yang
dimilikinya, sebaliknya jika seseorang
tingkat
pendidikannya
rendah,
akan
menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru dikenalnya (Waqid,kkk.
2007). Tingkat pendidikan mempengaruhi
perilaku
individu
terhadap
masalah
kesehatan. Semakin tinggi pendidikan
semakin
tinggi
pengetahuan
tentang
kesehatan
sehingga
kesadaran
untuk
melakukan perawatan diri semakin tinggi dan
dengan pendidikan diharapkan terdapat
peningkatan perilaku kesehatan.
Disini tenaga kesehatan dituntut
perannya dalam memberikan komunikasi,
informasi dan edukasi tentang deteksi dini
pap smear. Pemberian informasi ini
ditujukan pada PUS untuk melakukan deteksi
dini pap smear secara teratur karena dengan
pemeriksaan ini bisa memberikan harapan
pencegahan. Pap smear adalah suatu metode
dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut
rahim kemudian di periksa di bawah
mikroskop. Pada pemeriksaan biasanya dapat
ditentukan apakah sel yang ada di mulut
rahim masih normal, berubah menjadi
kanker, atau telah berubah menjadi kanker.
Setiap wanita yang berumur 18 tahun, atau
wanita yang telah aktif secara seksual
selayaknya mulai memeriksakan pap smear.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap
tahun walaupun tidak ada gejala kanker.
Pemeriksaan sering dilakukan pada wanita
yang mempunyai lebih dari satu pasangan
telah berhubungan seksual sejak remaja,
3. Hubungan antara deteksi dini pap
smeap dengan kejadian kanker serviks
pada PUS 20-35 tahun
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa responden yang mengikuti pap smear
dari seluruhnya atau 100% tidak terkena
kanker serviks, sedangkan responden yang
terkena kanker serviks sebagian atau 17,6%
tidak mengikuti pap smear. Hasil uji Chisquare menunjukkan bahwa p=0,003 dimana
p<0,05 sehingga H1 diterima, artinya ada
hubungan antara deteksi dini pap smear
dengan kejadian kanker serviks pada PUS
usia 20-35 tahun di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan. Hal ini dapat
dikatakan bahwa deteksi dini pap smear
merupakan pencegahan kejadian kanker
SURYA
56
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
mempunyai penyakit kelamin, merokok, dan
ada infeksi HPV (Bustan, 2007).
Budijanto, Didik & R prajogo. 2005. Metode
Penelitian. Surabaya: Unit Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Politeknik
Kesehatan Surabaya
…
KESIMPULAN DAN SARAN.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cita.
1.Kesimpulan
Setelah menganalisis data dan
melihat hasil pembahasan maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Hasil dari identifikasi diperoleh bahwa
hanya sebagian responden mengikuti pap
smear di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri
Lamongan
2) Hasil dari identifikasi diperoleh bahwa
sebagian kecil responden terkena kanker
serviks di Poli Onkologi RSUD
Dr.Soegiri Lamongan
3) Ada hubungan antara deteksi dini pap
smear dengan kejadian kanker serviks
pada PUS usia 20-35 tahun di Poli
Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan
2. Saran
1) Bagi pemerintah
Sebagai bahan informasi untuk program
kesehatan dalam rangka mencegah
kejadian kanker serviks dengan cara
deteksi dini pap smear.
2) Bagi Profesi Keperawatan
Perlunya
perawat
terlatih
untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan
mengembangkan asuhan keperawatan
terutama dalam memberikan penyuluhan
tentang pencegahan kanker serviks Bagi
Peneliti
3) Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian sebagai bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya khususnya
tentang pencegahan kanker serviks
dengan cara mengikuti deteksi dini pap
smear dan mengaplikasikan teori yang
terkait
. .
.DAFTAR PUSTAKA
Ayurai.
2009.
Pap
http://www.wordpress.com.
10 November 2011
.
Diandra, Rama. 2008. Mengenal Seluk Beluk
kanker. Jakarta: Kata Hati
Dinas Kominfo Jatim. 2011. Tercatat 160
ribu pendertita kanker diakses pada 22
november 2011
dr. Faisal, Yatim DTM & H, MPH. 2005.
Penyakit Kandungan: Myoma, Kanker
Rahim/ Leher Rahim, serta Gangguan
Lainnya. Edisi 1. Jakarta: Pustaka
Populer Obor
Evennett, Karen. 2004. Pap Smear: Apa
Yang Perlu Anda Ketahui?. Jakarta:
Arcan.
Geri
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah. Jakarta: Salemba Madika
Janet, S. Butel, Stephen A Morse. 2008.
Mikrobiologi Kedokteran Jewetz,
Melnick & Adelberg/ Geo F Books.
Jakarta: EGC
Kartinah, Eni. 2011. Cegah Kanker Serviks
Sejak Dini. Bataviase.co.id. Diakses 22
November 2011
Manuaba, Ida Ayu Chandranita DKK. 2008.
Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi &
Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk
Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Mardiana, Lina. 2007. Kanker Pada Wanita,
Pencegahan Dan Pengobatan Dengan
Tanaman Obat. Jakarta: Penebar
Swadaya
. .
Smear.
Diakses:
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodelogi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba
Medika
Bappeda Jawa Timur. 2011. Penderita
Kanker di Jatim Meningkat diakses
pada 22 November 2011
SURYA
Morgan, Carole Hamilton. 2009.
Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2.
Jakarta: EGC
57
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Hubungan Deteksi Dini PAP Smear dengan Kejadian Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur
Usia 20-35 Tahun di Poli Onkologi RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
Otto,
Shirley E. 2005. Buku Saku
Keperawatan Ongkologi. Jakarta: EGC
Prasetyo, B dan Lina, M. 2005. Metode
Penelitian
Kuantitatif.
Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada
SURYA
58
Vol. 3 , No.XIII, Desember 2012
Download