Mana Yang Akan Menjadi Warnamu

advertisement
Salam Sejahtera!
GAMBAR SAMPUL
Begitu senang rasanya kita dapat bertemu lagi dalam terbitan Warta Advent
Online (WAO) edisi 15 Oktober 2004 ini. Kami merasa perlu memberikan
‘support’ kepada saudara-saudara sekalian secara berkesinambungan seiring
dengan antusias dan keinginan dari saudara-saudara dalam mengkonsumsi
seluruh tulisan di media ini.. Kiranya kehadiran WAO setiap minggunya
akan turut serta menyejukkan tali persaudaraan kita di manapun kita berada.
Tuhan telah memberikan ‘kesempatan’ yang sangat baik kepada masingmasing kita untuk berbuat yang terbaik dalam hidup. Melalui pesan dari
pembaca WAO sekalian yang kami terima baik melalui e-mail di
[email protected] maupun yang di-posting ke buku tamu WAO di
http://www.wartaadvent.org adalah ‘kesempatan’ kepada kami untuk
menjadi lebih baik lagi di dalam penyajian WAO. Sesuatu yang senantiasa
mengingatkan kami untuk bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan dalam
pelayanan ini. Kami senantiasa terbuka apabila ada saran, pesan yang akan
disampaikan demi membuat WAO semakin hari semakin baik lagi. Doa dan
dukungan dari saudar-saudara sekalian adalah harapan kami.
Kami yakin dengan pertolongan Tuhan, media ini dapat menjadi alat kecil
untuk membantu pekerjaan Tuhan di muka bumi ini melalui sajian-sajian
kami setiap minggunya. Untuk itu, dukungan anda sekalian sangat kami
butuhkan berupa penyampaian berita, tulisan dan/atau artikel yang dapat
menolong umat-umat Tuhan untuk saling menguatkan.
Akhir kata, terima kasih atas dukungan dan partisipasi anda sekalian. Suratsurat, masukan-masukan anda ke meja redaksi bahkan tulisan anda pada
“Buku Tamu” di website kami sangat memberikan semangat bagi kami
untuk terus berbenah. Terimalah ungkapan terima kasih kami yang
setulusnya untuk dukungan dan masukan yang kami terima. Dan jangan
berhenti untuk memberikan masukan bagi kami dan mendoakan kami untuk
mampu memenuhi harapan-harapan kita semua.
Nantikan selalu WAO! Harapan kami WAO dapat menjadi referensi anda
sekalian dalam mendapatkan informasi dan tulisan-tulisan untuk keperluan
pelayanan di jemaat anda maupun untuk keperluan pelayanan lainnya.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin!
Salam WAO!
Sungguh besar pengorbanan Yesus
dan arti Salib bagi kita umat-Nya.
Apakah kita mau mengikut jalan yang
telah Yesus tempuh?
RENUNGAN
4
Nilai Sebuah Pengorbanan
EDITORIAL
5 Mana yang akan menjadi
warnamu ?
DARI REDAKSI
2 Pengantar Edisi ini
KOLOM TETAP
9 Terjemahan Bible Commentary dan
Kutipan Roh Nubuat.
12 Jadwal Bulka/Tutup Sabat (Sunset)
KOLOM KHUSUS
6 Menguji Ajaran Davidian dengan
lebih Terperincir. Jonathan Kuntaraf
(lanjutan).
10 Spiritisme Modern. Oleh Pdt. E.
Gultom (lanjutan).
ARTIKEL
13 Pertemuan
Faith & Science di
Denver,
menguatkan
kembali
tentang 6 hari Penciptaan
BERITA ADVENT SEJAGAT
15 Koor Advent DKI & Pdt. H. Soehardi
mewakili Kristen Protestan pada
acara “Doa Bersama untuk
Rekonsiliasi Nasional”
17 KKR Ketua-Ketua
18 Mengunjungi Birthplace of the SDA
Church
KOLOM PEMBACA
3 Surat-surat
MINGGU DEPAN
Pada Edisi minggu depan kami masih akan
menyajikan lanjutan tulisan dari DR.
Jonathan Kuntaraf. Nantikan WAO edisi
minggu depan !
PENTING!
- Redaksi berhak menentukan tulisan
dan/atau berita untuk dimuat atau tidak
dengan/tanpa pemberitahuan kepada
sumber/pengirim berita.
- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari
tulisan/sumber tulisan/berita.
- Redaksi berhak mengedit kata atau
kalimat dalam berita untuk tujuan
mempertegas makna, kesantunan
bahasa dan tujuan positif lainnya.
- Photo/gambar yang masuk menjadi hak
WAO.
Warta Advent On-line (WAO)
15 Oktober 2004
2
redaksi yang terhormat
:: Media Penyejuk & Penjernih ::
Penasehat
Pdt. Berlin Samosir
Penanggung Jawab
Philip C. Wattimena
Pemimpin Redaksi
Bonar Panjaitan
Dewan Redaksi
Pdt. Berlin Samosir
Philip C. Wattimena
Bonar Panjaitan
Wilhon Silitonga
Jeffrey E.R. Kiroyan
Frederik J. Wantah
Richard A. Sabuin
Samuel Pandiangan
Samuel Simorangkir
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Ramlan Sormin
Tata Letak:
Wilhon Silitonga
Samuel Pandiangan
Webmasters:
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Tapson Manik
Kontributor Khusus:
Dr. Albert Hutapea
Dr. Jonathan Kuntaraf
Hans Mandalas
Dr. R.A. Nainggolan
Edy Nurhan
Pieter Ramschie
Dr. Rudolf Sagala
Dave Sampouw
Dr. Praban Saputro
Andrey Sitanggang
Dirjon Sitohang
Dr. E.H. Tambunan
Joppy Wauran
Dr. Tommy Wuysang
Kirim berita ke:
[email protected]
Website:
http://www.wartaadvent.org
Berlangganan gratis:
[email protected]
Warta Advent On-line (WAO)
Catatan Redaksi:
Terima kasih untuk semua masukan yang
diberikan.
- Redaksi WAO –
Selamat ,...semoga media ini dapat
meneguhkan iman kita dan saling
mengutkan satu sama lain. Tuhan
senantiasa memberkati. Thanks atas ide
yang cukup cemerlang untuk yang
membuat media ini, semoga tetap jaya.
– PIERSON SITUMORANG
Kepada Pemimpin Redaksi Warta Advent
On-line di Tempat.
Dengan hormat,
Syukur kepada Tuhan atas banyak
hamba-hamba-Nya yang relawan
menyumbangkan waktu dan pikiran untuk
menerbitkan WAO yang materi yang
disajikan di dalamnya banyak menambah
wawasan bahkan menguatkan iman si
pembaca, khususnya saya pribadi.
Pemimpin Redaksi/Staf Redaksi yang
kami hormati, Perguruan Tinggi kita di
Pematangsiantar dalam waktu
dekat ini akan merekrut 2 tenaga untuk
lowongan tenaga Pengajar (Dosen) di
lingkungan STIE Surya Nusantara,
sekaligus Pendaftaran Semester genap
tahun Akademis 2004/2005 yang telah
dekat maka dibawah ini syarat-syarat/
kualifikasi:
1. Pria/Wanita
yang telah
memegang Ijazah S2 (tamatan
dalam dan luar negeri) Tamatan
dalam negeri Magister Sains
Akuntansi/MSi Ak, atau MM
Ak; tamatan luar negeri Master
of
Science
in
Accounting/MSAc)
dengan
Jurusan/Program
Studi/Konsentrasi
Akuntansi.
Bila tamatan dalam negeri
Ijazahnya Negara, dan bila dari
luar negeri, Ijazahnya telah
disetarakan oleh Depdiknas R.I
2. Syarat no 1 di atas, diutamakan
Ijazahnya: S1 dan S2 masingmasing Jurusan/Program
studi/Konsentrasi: Akuntansi.
Namun terbuka bagi Anda yang
memegang Ijazah S1
15 Oktober 2004
3.
4.
5.
6.
Akuntansi, sedang S2 boleh
Manajemen.
Menguasai
dan
sanggup
mengajarkan
mata
kuliah
Akuntansi
Mampu berkomunikasi dengan
baik.
Usia maksimum 35 tahun
(Desember 2004)
Diutamakan yang beragama
Advent (MAHK)
Anda yang berminat, kirimkan segera
Lamaran lengkap/CV, & No. Telp./HP/EMail dan alamatkan kepada:
Ketua STIE Surya Nusantara
Jln. Rakutta Sembiring. Kotak Pos 106,
Pematangsiantar 21101. Sumatera Utara,
Indonesia.
Lamaran ini ditutup akhir 15 November
2004, dan lamaran yang tidak memenuhi
persyaratan di atas kami tidak layani
Demikianlah kami sampaikan kepada Staf
Redaksi untuk sudi kiranya dimuat di
WARTA ADVENT ON-LINE yang kita
cintai ini. Atas bantuan dan kesediaannya
untuk memuatkannya di WAO pada edisi
ini disampaikan terima kasih. Hormat dan
Salam kami.
Drs. N. Limbong, MBA
KETUA JURUSAN AKUNTANSI & MANAJEMEN
STIE SURYA NUSANTARA PEMATANGSIANTAR
Cover Edisi Minggu Lalu
3
R
E
N
U N
G A N
NILAI SEBUAH PENGORBANAN
p
ernahkah anda berkorban untuk
seseorang ataupun untuk anda sendiri?
Berapakah nilai pengorbanan itu?
Sebagai orang Kristen kita identik dengan
pengorbanan. Sebagai pengikut Yesus kita
tidak terpisah dari pengorbanan.
Suatu ketika aku pernah dihadapkan
dengan situasi yang benar-benar membuat
konflik bagi diriku. Aku tak bisa menentukan
pilihan selain menerima, walaupun aku harus
berjuang dalam kesakitan dan menderita karena
menanggung resiko. Ketika aku tiba pada
proses akhir untuk melahirkan seorang bayi
dengan jalan normal, tiba-tiba sesuatu yang tak
terduga terjadi. Bayi mendapat halangan
untuk keluar dan akhirnya tidak terdengar
lagi suara nafasnya di monitor suara dan
aku harus menerima keputusan emergency
yaitu operasi caesar tanpa pembiusan normal,
karena tidak ada waktu lagi demi keselamatan
bayi dan aku. Suasana ruangan operasi
membuatku gemetar dan aku hanya pasrah.
Tanpa menunggu lama aku segera dioperasi.
Dan … aku tak kuasa menahan betapa
hebatnya rasa sakit yang kualami. Aku
meraung-raung tapi tak mengurangi rasa sakit
itu… Suamiku dipanggil dan dipersilahkan
duduk di sampingku untuk menenangkan aku
dan membantu komunikasi antara aku dan tim
dokter. Singkat cerita aku dan bayi dapat
diselamatkan, walaupun harus membutuhkan
pengorbanan yang tak mudah. Dalam situasi ini
aku tahu betapa berharganya sebuah
pengorbanan.
Dalam Matius 16:24, 25 tertulis:
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku. Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya...”
Apakah salib yang harus kita pikul
itu? Salib itu adalah membiarkan diri takluk
pada Yesus. Itu berarti menaklukkan segala
kehendak kita pada Yesus. Yang artinya adalah
penyerahan; menyerahkan diri kita kepada
Allah. Memikul salib seseorang tidak berarti
sesuatu yang lain daripada yang seharusnya kita
terima. Penafsiran tetang salib orang Kristen
sering disalahartikan oleh setiap orang. Ada
yang menderita badani, penolakan masyarakat,
bahkan masalah yang pelik dan lain-lain
dikatakan sebagai salib mereka. Atau ada juga
yang mengartikan salib adalah kelemahan dan
kekurangan diri. Rasul Paulus menyebutkan
penderitaan fisiknya ibarat duri dalam daging
dan bukanlah sebagai salib, karena dalam
kelemahannya kuasa Kristus menjadi sempurna
(2 Korintus 12:7-10).
Warta Advent On-line (WAO)
Apa artinya ”Memikul Salib?” Salib itu
menunjukkan suatu pertentangan. Antara
Yesus dan dunia itu berbeda, tidak ada
penyesuaian, dunia mengejek salib. Dan
manusia tidak menyukai pertentangan tetapi
selalu mengharapkan kemudahan. Namun
menjadi pengikut Yesus, pertentangan tidak
dapat dihindarkan. Jika tidak ada pertentangan,
maka yang
terjadi adalah
dunia
telah
menyerah dan
dimenangkan
Yesus atau
dunia telah
mengalahkan gereja.
Nasehat bagi jemaat mengatakan:
”Dengan menerima salib kita dibedakan dari
dunia yang tidak menyukai kita dan membenci
keganjilan kita. Kristus dibenci dunia karena
Dia bukan dari dunia. Dapatkah para pengikutNya mengharapkan yang lebih baik dari Tuhan
mereka? Jika kita berjalan terus tanpa ada
sanggahan atau ancaman dari dunia, kita harus
berhati-hati, oleh karena penyesuaian diri kita
kepada dunia yang mana membuat kita serupa
dengan mereka sehingga tidak ada hal yang
membangkitkan kecemburuan dan kemarahan
mereka, maka tidak ada benturan pendapat.
Dunia telah merendahkan salib itu”
(Testimonies I, hal. 525).
Salib juga tidak mempunyai
kompromi. Salib tidak untuk hal-hal yang
keterlaluan dalam penyangkalan diri, tidak
untuk kesakitan dan kesusahan. Salib adalah
sesuatu yang radikal. Salib menuntut kerelaan
untuk kematian serta salib memanggil kita
dalam pelayanan kepada Kristus. Dengan salib
kita merendahkan diri, melepaskan
kesombongan dalam debu dan hanya
meninggikan Allah saja.
Tidak ada lambang kekristenan yang
lebih besar daripada salib. Apa yang dibuat
oleh Yesus tidak bisa dibuat oleh manusia.
”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius
10:38). Pada salib kitalah Yesus menderita dan
mati. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri
sendiri tanpa pengorbanan Yesus. Jika kita
ingin merenggut nyawa kita, itu adalah hal yang
mudah. Kita bisa terjun dari gedung yang
tinggi, kita bisa ambil pisau dan menghujamkan
ke dada kita sendiri atau memakan obat-obatan
overdosis. Namun kita tidak bisa menyalibkan
15 Oktober 2004
diri sendiri, orang lain yang akan
melakukannya.
Betapa bernilainya sebuah
pengorbanan, dan betapa buruknya orang yang
tak menghargai pengorbanan Yesus, yang tak
mau menyerahkan kehidupannya kepada
Yesus. Yesus menerima rencana Allah untuk
kehidupan-Nya dan tidak berusaha
mengerjakan rencana-Nya sendiri. Bila
kita memandang salib Kristus dan
mendapatkan harga yang harus dibayar,
kita mulai memahami sesuatu tentang
kebenaran Kristus dan berkata: ”Apakah dosa
itu, sehingga menuntut pengorbanan yang
demikian untuk kelepasan dari korbannya?”
Suatu pengetahuan tentang rencana
keselamatan akan menuntun dia, orang berdosa,
ke kaki salib itu dengan penyesalan akan dosadosanya yang menyebabkan penderitaan Anak
Allah yang dikasihi-Nya” (Step to Christ, hal.
27).
Yesus dengan sifat Ilahi-Nya
menderita setiap kesakitan dan setiap cercaan
sampai pada tahap yang lebih tinggi karena
sifat-Nya yang lebih agung dari sifat kita. Bila
kita tiba pada pengertian yang lebih besar akan
dalamnya pengorbanan-Nya untuk kita, maka
kita akan mengerti dengan lebih baik betapa Dia
mengasihi kita sehingga mau memberikan
hidup-Nya bagi keselamatan kita.
Nilai sebuah pengorbanan adalah
kehidupan. Sesungguhnya kehidupan dalam
Yesus tidak bisa ditukar dengan hal apa pun.
Sekalipun itu adalah nyawa kita sendiri, Yesus
mati tersalib karena dosa dan pelanggaran kita.
Rasul Paulus kembali mengatakan, ”namun aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam
daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak
Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia
2:20).
Yesus meminta penyerahan diri kita
dan pelayanan kepada-Nya. Maukah engkau
mendengar suara-Nya? Jangan keraskan
hatimu.........! 
Silvanna Londah
PENULIS ADALAH KETUA JEMAAT FISDAC, NEW
JERSEY DAN MENIKAH DENGAN JAMES MASSIE DAN
DIKARUNIAI JOEL FARREL, 2 BULAN
4
E D I T O R I A L
“Mana Yang Akan Menjadi Warnamu”
d
unia perpolitikan Indonesia minggu ini sangat diwarnai oleh
kasak kusuk siapa yang akan dicalonkan untuk masuk kabinet.
Semakin hari orang semakin tidak malu-malu untuk
mengutarakan keinginan partainya agar kadernya dipilih sebagai
menteri. Rakyat menunggu dan mengamati dengan was-was kalaukalau ada orang-orang yang selama ini tergolong melakukan tindakan
yang merugikan kepentingan rakyat terpilih masuk kabinet. Tidak
heran kalau ada sebutan yang mengatakan “baju baru muka lama”
karena sebagian dari para ‘pemain lama’ telah mendarat dan berkiprah
dengan partai barunya. Apakah mereka salah? Di dalam
kehidupan politik, sebagian orang membawakan dirinya
dengan pintar. Dia tidak ingin menanggung resiko dengan
menentang arus, tetapi mengikuti ke mana arus pergi.
Baginya tidak ada istilah berpihak kepada yang benar,
melainkan berpihak kepada yang menang. Soal apakah
hal itu wajar, etis atau dibenarkan, dalam dunia
politik itu masuk daerah abu-abu. Tergantung
dari mana dan siapa yang menilainya. Alkitab
menyebutkannya sebagai ‘kehidupan dunia’.
Apa sebenarnya yang dikatakan oleh
Alkitab? Di dalam Roma 12:2 umat Tuhan
diamarkan untuk tidak menjadi serupa
dengan dunia ini dan supaya berubah oleh
pembaharuan rohani. Ini diperlukan kalau
kita mau memenuhi himbauan di ayat 1 yang
mengamarkan kita untuk mempersembahkan
diri kita sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah. Ayat lain
mengatakan bahwa Tuhan mengutus kita ke dunia ini,
namun kita bukan dari dunia ini. Kita diingatkan kembali
akan kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa kerajaan-Nya
bukan dari dunia ini. Dan memang kehidupan Yesus menunjukkan
bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia. Jika kita mengaku sebagai
pengikut-Nya, maka hidup kita pun seharusnya sejalan dengan apa
yang Yesus tunjukkan dan bukannya mirip dengan apa yang
ditunjukkan oleh dunia.
Ungkapan di atas kelihatannya sudah lebih merupakan kata klise di
mana kenyataan semakin hari semakin jauh dari harapan. Sekitar
tahun 1960-an umat Advent dikenal sebagai kelompok orang yang
selalu ‘bermasalah’ yang memohon dispensasi untuk tidak masuk
sekolah maupun kerja pada hari Sabtu. Seiring dengan perkembangan
zaman, terjadi perubahan dalam hari sekolah dan kerja. Dengan
ditutupnya banyak sekolah dan kantor pada hari Sabtu, umat Advent
pun merasa bersyukur. Hal ini mestinya berwujud pada kerajinan
yang meningkat dalam pemeliharaan hari Sabat. Namun sangat
disayangkan karena dalam banyak hal justru sebaliknya yang terjadi.
Kita sangat prihatin karena sementara sebagian orang masih bergumul
untuk mendapatkan kebebasan mengenai Sabat, mereka yang telah
bebas justru tidak menghargai kesempatan itu untuk berbakti tetapi
melakukan kepentingannya pada hari Sabat. Kita tidak perlu heran
kalau kemudian banyak mendengar isu-isu miring menyangkut
sebagian orang Advent.
Apa yang kita lihat adalah bahwa keberhasilan secara ekonomi di era
pemerintahan Orde Baru ternyata memudarkan warna dari sebagian
umat Advent. Praktek manipulasi mulai gencar terdengar yang
melibatkan orang Advent. Tidak heran kalau kemudian di kalangan
Advent orang sering menggunakan sindiran “tidak makan udang tetapi
makan uang”. Perselingkuhan dan kawin cerai sudah merupakan
berita rutin dan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang
menghebohkan. Berpartisipasi dalam kehidupan dunia gemerlap
sudah dianggap sebagai suatu hobby yang normal atau simbol
Warta Advent On-line (WAO)
kemajuan dalam pergaulan. Perselisihan di antara sesama anggota
yang kemudian melibatkan pihak luar bahkan sampai ke pengadilan
dianggap sebagai menjunjung hak azasi seseorang di alam demokrasi.
Yang menyedihkan adalah bahwa sementara praktek seperti ini
semakin hari semakin berkembang umat Advent seakan melihat hal
ini sebagai sesuatu yang ‘wajar’. Hal ini antara lain terlihat dari
bagaimana reaksi yang ditunjukkan terhadap mereka yang melakukan
perbuatan seperti itu. Memang kita tidak boleh menghakimi, tetapi hal
itu tidak boleh dipakai sebagai alasan untuk menutup mata seolah-olah
semua berjalan normal. Reaksi ‘masa bodoh’ yang ditunjukkan
terhadap perbuatan seperti itu, sedikit banyaknya membuat kita
‘bertanggungjawab’ atas terus berlangsungnya praktek tercela
seperti itu. Apakah ini pertanda bahwa kita justru semakin sama
dengan dunia ini? Kita memang tidak diminta untuk memusuhi
para pelaku, tetapi setidak-tidaknya janganlah memberi kesan
bahwa kita tidak peduli dengan perbuatan mereka
apalagi memberi kesan bahwa kita
mendukung mereka. Karena jika
demikian halnya, maka kebiasaan
dunia akan semakin merasuk ke dalam
kehidupan umat Advent dan kita akan
menjadi semakin sama dengan dunia.
Kita akan gagal untuk menjadi ‘surat
yang hidup’ yang menyaksikan kabar
selamat kepada dunia dan gantinya
tersurat di berbagai media atas apa
yang kita lakukan.
Sesungguhnya kita perlu untuk
merenungi kembali himbauan yang
disampaikan di dalam Roma 12:1.
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menjadi
persembahan yang hidup dan yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah? Ataukah kita menganggap bahwa penggodaan dunia ini
terlalu besar dan sulit untuk dilepaskan. Pencobaan memang selalu
ada tetapi itu tidak berarti kita harus jatuh. Karena bukankah Alkitab
berkata bahwa kita tidak akan dicobai melebihi kemampuan kita?
Sebesar apa pun pencobaan yang datang, tidak ada alasan untuk jatuh,
karena Tuhan telah menyediakan kuasa yang lebih besar untuk
mengalahkannya. Tinggal kita meminta kuasa itu yang akan
diberikan Tuhan sesuai dengan janji-Nya di dalam Matius 7:7.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan
mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Marilah kita ingat bahwa Yesus datang ke dunia adalah untuk menjadi
Teladan bagi kita. Kehidupan sederhana dan penuh penyerahan
kepada Allah telah membantu Yesus menjadi persembahan yang
hidup dan kudus yang memungkinkan Dia menjadi Penebus dunia dan
Penyelamat kita. Hal ini tentu sangat berbeda dengan pola kehidupan
dunia yang sudah dijelaskan di atas. Yesus mengatakan bahwa kita
tidak bisa memilih Allah bersama dengan mammon. Kita harus
menentukan pilihan. Pola kehidupan manakah yang akan kita
tempuh? Kesederhanaan, ketulusan dan penyerahan yang ditunjukkan
oleh Yesus atau kemewahan, penipuan dan percaya diri yang
ditawarkan oleh dunia? Kehidupan kita akan menunjukkan warna
yang menjadi pilihan kita.
15 Oktober 2004
Tim Redaksi WAO
5
T O P I K
K H U S U S
MENGUJI AJARAN
DENGAN LEBIH TERPERINCI
Oleh Dr. Jonathan Kuntaraf
(lanju)
Oleh
Dr.
PENTINGNYA MENGUJI
AJARAN
Alkitab berkata di dalam Yesaya 8:20,
“Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa
yang tidak berbicara sesuai dengan
perkataan itu, maka baginya tidak terbit
fajar.” Sesuai dengan prinsip dasar ini,
Allah tidak akan memberikan terang yang
baru yang akan bertentangan dengan
terang yang terlebih dahulu ia telah
berikan kepada umat-Nya.
Roh Nubuat juga memberikan
amarannya, “Tuhan tidak akan melalukan
umat-Nya, dan memilih satu orang
menyendiri di sini dan satu lagi di sana
sebagai satu-satunya orang yang berlayak
kepada siapa Ia mempercayai
kebenarannya. Ia tidak akan memberikan
kepada seseorang satu terang yang baru
yang bertentangan dengan iman yang
telah didirikan dalam satu tubuh. Dalam
setiap reformasi, orang-orang telah
bangkit dan memberikan tuntutan ini”
(5T 291).
Pemimpin dari Kelompok
Davidian telah mengatakan bahwa
ajarannya sepenuhnya seirama dengan
ajaran Alkitab dan tulisan Roh Nubuat.
Pada tahun 1941, Houteff berkata,
“Kehadiran kita, sebagaimana yang
engkau ketahui, adalah pengikut-pengikut
yang tidak tergoyahkan dari Alkitab dan
tulisan-tulisan Ny. White, sepenuhnya
sebagai anggota Masehi Advent Hari
Ketujuh, kita merasa pasti bahwa tulisan
Alkitab dan Ny. White mendukung akan
“Tongkat” untuk 100%” (The Symbolic
Code, Vol. 7, no. 7-12, Juli-Desember
1941).
Pada tanggal 31 Agustus 1931,
Houteff telah mengirimkan surat sekular
yang isinya adalah sebagai berikut “Kita
harus menyimpulkan bahwa “Tongkat”
terdiri atas seluruh kebenaran, atau tidak
ada kebenaran sama sekali. Sebab itu, bila
kita mengakui satu kebenaran dinyatakan
oleh "Tongkat," kemudian kita harus
menerima keseluruhan sebagai kebenaran
.... Oleh karena itu, kita mengambil posisi
bahwa pendapat pekabaran di dalam
Warta Advent On-line (WAO)
Jonathan
“Tongkat” adalah bebas dari kesalahan."
Houteff mengulangi keyakinannya ini
pada tahun 1935 dan 1941 (V.T. Houteff,
The Symbolic Code, Vol. 1, no. 8, 15
Februari 1935, 1, Timely Greetings, Vol.
1, no. 18, 7 Desember 1947, 10).
Bagaimana caranya menguji
kebenaran telah dianjurkan oleh Ny.
White sebagai berikut:
“Ada seribu pencobaan dalam kesukaran
tersedia untuk mereka yang mempunyai
terang kebenaran; dan cara yang paling
aman bagi masing-masing kita ialah
untuk tidak menerima doktrin yang baru,
interpretasi Alkitab yang baru, tanpa
menghadapkannya lebih dahulu kepada
saudara-saudara yang berpengalaman.
Letakkan di hadapan mereka dalam satu
kerendahanan hati, dengan roh yang suka
belajar, dengan doa yang sungguhsungguh, dan bila tidak ada terang di
dalamnya, serahkan pada pertimbangan
mereka; sebab jikalau penasihat banyak,
keselamatan ada” (5T293; Amsal 11:14).
Setelah menguji ajaran
kelompok Davidian dalam beberapa
terbitan WAO yang lalu, kita telah
melihat banyak ajaran yang menyimpang
dari Alkitab dan Roh Nubuatan.
Sekarang kita akan menguji dengan lebih
terperinci.
KERAJAAN DAUD
Tongkat Gembala mengajarkan
bahwa Kerajaan Daud akan didirikan
untuk umat Allah di atas bumi ini,
khususnya di Palestina, sebelum
penutupan pintu kasihan dan kedatangan
Yesus yang kedua kalinya. Houteff
sendiri mengatakan, “Pekabaran jam ke
sebelas telah diperkirakan waktunya dan
direncanakan untuk menyatakan
bangkitnya Kerajaan Daud yang baru
sebelum Kristus kelihatan di awan-awan”
The Answerer, No. 2, 1944, hal. 77.
Lebih lanjut Houteff
mengajarkan bahwa, “Hal ini telah
menubuatkan masa yang memiliki
kebenaran mutlak, damai dan
15 Oktober 2004
Kuntar
pengetahuan Allah (dalam kerajaan)
dalam pemerintahan 'tongkat' (Daud) dan
dari 'Cabang' (Kristus) harus mulai
sebelum pintu kasihan tertutup” (Behold
Make All Things New, 1942, hal. 45).
Berdasarkan kutipan ini, jelaslah
bahwa teori dari Davidian tidak
menggambarkan Kristus, Anak Daud
yang Agung, sebagai raja yang
memimpin Kerajaan Daud, sebab
disebutkan kerajaan tersebut berdiri di
atas dunia ini sebelum la datang dengan
kemuliaannya sebagai Raja di atas segala
raja, dan Tuhan di atas segala illah.
Bahkan Houteff menyebutkan bahwa
Tuhan menjanjikan yang dilambangkan
sebagai “Daud,” untuk memerintahkan
mereka dalam Kerajaan Daud yang telah
diramalkan tersebut (Ibid. hal. 43).
Tidak heran, Houteff menyebut
“reorganisasi” yang digambarkan kepada
pengikutnya sebagai masa pemerintahan
teokrasi, sebagai kombinasi dari gereja
dan kerajaan. “Dengan demikian, jemaatNya atau kerajaan, direfleksikan "tanpa
noda atau kerut, atau hal yang demikian
(Epesus 5:27), keadaan damai dengan
pemerintahan teokrasi, aman dan keadaan
yang tidak bisa dilihat, di bawah
pemerintahan satu gembala dan satu raja
Daud, hamba-Nya” (Ibid. hal. 47).
YANG DILAMBANGKAN OLEH
DAUD
Kesaksian Alkitab mengenai
kerajaan kekal yang dijanjikan kepada
Daud oleh Allah sangat jelas (2 Samuel
7:16; Mazmur 132:11). Janji untuk raja
masa mendatang yang akan duduk pada
tahta Daud mendapatkan kegenapannya
di dalam Kristus, Anak Daud yang
berkuasa (Matius 1:1, 22:42), Akar dan
keturunan dari raja Ibrani masa lalu
(Yesaya 7:13, 14, 9:6, 7; Mikha 5:2;
Matius 2:4-6; Lukas 1:32, 2:4, 11;
Yohanes 7:42 dan Wahyu 22:16).
Salah satu ayat Perjanjian Lama yang
sering dipakai oleh Houteff
adalah:Yehezkiel 34:23, 16 untuk
membuktikan teorinya tentang kerajaan
Daud.
6
Kristus dengan sangat jelas
mengatakan bahwa Ia tidak pernah
merencanakan untuk mendirikan
kerajaan-Nya di dunia sekarang ini. Pada
saat Ia dituduh oleh musuh-musuh-Nya
bahwa Ia merencanakan untuk berbuat
demikian, dengan penuh keyakinan Ia
menjawab kepada Pilatus: “KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan
tetapi kerajaaan-Ku bukan dari sini”
(Yohanes 18:36).
“Aku akan mengangkat satu
orang gembala atas mereka, yang akan
mengembalakannya, yaitu Daud, hambaKu; dia akan mengembalakan mereka,
dan menjadi gembalanya. Yang hilang
akan Kucari, yang tesesat akan Kubawa
pulang, yang luka akan Kubalut, yang
sakit akan Kukuatkan, serta yang remuk
dan yang lemah akan Kulindungi; Aku
akan menggembalakan mereka
sebagaimana seharusnya.” Namun Ny.
White berbicara bahwa ayat ini berlaku
untuk Kristus. “Kristus mengaplikasikan
nubuatan ini kepada Diri-Nya, dan Ia
menunjukkan perbedaan antara tabiatNya sendiri dan para pemimpin orang
Israel.” Kerinduan Segala Zaman, hal.
477.
BILAKAH KERAJAAN DAUD
AKAN DIDIRIKAN?
Houteff dalam mendukung akan
teorinya, ia menggunakan Hosea 3:4, 5.
Namun apakah yang dikatakan oleh Ny.
White tentang nubuatan ini? “Nubuatan
pehukuman yang diberikan oleh Amos
dan Hosea dilengkapi dengan ramalan
akan kemuliaan masa mendatang ....
Namun melalui Hosea telah diberikan
nubuatan yang dibentangkan di hadapan
mereka tentang kesempatan istimewa
untuk ambil bagian dalam pemulihan
final akan terjadi kepada umat Allah pada
akhir sejarah dunia ini, saat Kristus akan
nampak sebagai Raja di atas segala raja,
dan Tuhan dari segala tuan. (Hosea 3:4,
5). Prophets and Kings, hal. 298.
Warta Advent On-line (WAO)
Sehubungan dengan kerajaan
Yesus ini, Ny. White mengatakan, “Tidak
akan hingga pekerjaan-Nya sebagai
Pengantara selesai, Allah akan
memberikan kepada-Nya, tahta dari bapaNya Daud, satu kerajaan yang tidak akan
pernah berakhir” (Lukas 1:32, 33; The
Great Controversy, hal. 416). Bila tahta
Daud baru akan diberikan hingga
pekerjaan sebagai Pengantara selesai,
maka sudah jelas bahwa ini adalah setelah
pintu kasihan tertutup. Lebih lanjut buku
yang sama mengatakan, “Tidak akan
hingga kedatangan Yesus secara pribadi
umat-Nya dapat menerima kerajaan itu ....
Sebab itu manusia dalam keadaannya
sekarang ini tidak bisa memasuki akan
kerajaan Allah. Namun bila Yesus
datang, Ia akan merubah kebakaan ke
dalam umat-Nya; kemudian Ia akan
memanggil mereka untuk mewarisi
kerajaan-Nya dan mereka adalah satusatu ahli waris-Nya” Ibid., 322, 323.
PUSAT PEMERINTAHAN
KERAJAAN ALLAH
Dengan berulang-ulang,
pemimpin Davidian mendeklarasikan
bahwa pusat Kerajaan Daud akan ada di
Palestina. Ia berkata, “Kerajaan itu sejak
dari permulaannya akan didirikan di
Tanah Perjanjian” The_Answerer, No. 2
tahun 1944. Ia juga mengajarkan bahwa
“Tanah Perjanjian akan dihuni oleh umat
Allah yang telah bertobat.” Ibid, hal. 75.
Dalam buku Reformasi Menggali
Kembali Isi Alkitab, tulisan John
Terinathe, yang banyak beredar di
Indonesia, hal ini diulangi berulangulang, “Kerajaan Daud akan berpusat di
Gunung Sion di Palestina” (hal.
97,99,107,111,112).
Ajaran bahwa kerajaan Allah
akan berpusatkan di Palestina tidaklah
sesuai dengan Alkitab dan Rob Nubuat.
Bahkan Ny. White telah berulang-ulang
15 Oktober 2004
mengamarkan agar kita jangan
terpengaruhi oleh ajaran ini. Misalnya,
dalam Early Writing, hal. 75, ia telah
mengatakan sebagai berikut: “Kemudian
telah ditunjukkan kepadaku bahwa
banyak yang berada dalam kesalahan
besar dengan mempercayai bahwa adalah
tanggung jawab mereka untuk pergi ke
kota Yerusalem yang lama, dan
memikirkan bahwa mereka akan mulai
pekerjaan di sana sebelum Tuhan
datang.” Ny. White juga telah
menekankan bahwa, “Kita ingin untuk
menekankan di sini bahwa kita sebagai
umat tidak mempunyai keyakinan dalam
pergerakan yang aneh, yang sebagian
telah ikuti, bahwa orang saleh harus pergi
dulu ke Yerusalem lama dan sebagainya.
Saudara-saudara, berhati-hati dengan
kesesatan ini.” The Review and Herald, 7
0ktober, 1851.
Walaupun Ny. White telah
menuliskannya pada tahun 1850 dan 1851
sebelum munculnya Davidian, namun ia
telah memberikan amaran jangan sampai
terpengaruh oleh kesesatan ajaran
tersebut. Ajaran pembentukan Kerajaan
Daud di Palestina, dengan hidupnya
kelompok 144.000, serta menjadikan
Yerusalem sebagai pusat pengabaran Injil
sedunia, tidaklah sesuai dengan kesaksian
yang diberikan oleh Roh Nubuat kepada
kita.
TINGGAL DI
YERUSALEM
DENGAN
DAMAI
YANG
SEMPURNA
Lebih lanjut
Davidian
juga
mengajarkan
bahwa 144.000 akan pergi
ke Yerusalem lebih dahulu, kemudian
diikuti oleh orang saleh yang masih hidup
lainnya, dan di sana mendapatkan suatu
tempat yang memiliki damai yang
sempurna sebelum penutupan pintu
kasihan dan kedatangan Yesus yang
kedua kali. Houteff menekankan,
“Kerajaan yang segera akan datang ini
tidak akan seperti kerajaan dunia, tetapi
seperti suasana surga, itu terdiri dari satu
tempat yang memiliki damai yang
sempurna dan keamanan yang mutlak.”
(Behold, I Make All Things New, 1942,
hal. 44. la juga mengatakan, “Di tanah di
mana kerajaan itu berdiri, tidak ada lagi
dosa di sana.” lbid., hal. 47.
7
Ajaran Houteff tersebut tidak
senada dengan Alkitab dan Roh Nubuat
yang tidak memberikan indikasi adanya
satu tempat di dunia, yang memiliki
damai yang sempurna sebelum
kedatangan Yesus yang kedua kali.
Bahkan Paulus berkata, “Memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam
Kristus Yesus akan menderita aniaya” (2
Timotius 3:12). Yesuspun telah bersabda,
“Jikalau mereka telah menganiayai Aku,
mereka juga akan menganiaya kamu.”
Yohanes 15:20. Tidak ada ayat Alkitab
yang mengatakan bahwa 144.000 akan
bebas dari aniaya. Bahkan Wahyu 12:17
jelas mengatakan marahnya naga itu dan
memerangi benih perempuan itu yang
menurut hukum Allah dan memiliki
kesaksian Yesus.
Ny. White mengatakan bahwa,
“Sementara itu Amerika Serikat, tanah
kebebasan beragama, akan bersatu
dengan kepausan dalam memaksakan
kata hati dan mendorong orang untuk
menghormati Sabat yang salah, dan
orang-orang dari seluruh negeri di dunia
ini akan dipimpin untuk mengikuti
jejaknya” (6T18). Oleh sebab Palestina
adalah sebagian dari dunia ini, maka
jelaslah bahwa Palestinapun tidak akan
pernah luput dari masalah ini. Palestina
bukanlah tempat di mana akan ada damai
yang sempurna dan keamanan yang
mutlak dalam masa krisis. Bahkan
Palestina adalah tempatnya pergolakan
peperangan yang tidak pernah berhenti
sepanjang zaman.
RENCANA TUHAN BAGI UMATNYA
Bila kita melihat akan Alkitab
dan Roh Nubuat, maka kita akan dapat
melihat rencana Allah bagi umat-Nya.
Misalnya, Pelihat dari Patmos,
memandang ke depan sepanjang zaman
kepada masa pembaruan Israel di dunia
yang telah diperbaharui, menyaksikan ....
(Wahyu 7:9,10) Prophets and Kings, 720,
721. Kitapun harus ingat bahwa tujuan
kita adalah, “Yerusalem yang di atas”
(Galatia 4:26). Adalah rencana Tuhan
bagi umat-Nya, bahwa mereka akan
“datang ke Bukit Sion, ke kota Allah
yang hidup, Yerusalem sorgawi dan
kepada beribu-ribu malaikat, satu
kumpulan yang meriah” (Ibrani 12:22).
Sehubungan dengan pengalaman
144.000 orang yang telah mereka alami
sebelum masuk ke surga, Ny. White
mengatakan, “Mereka, setelah diubahkan
dari dunia, datang dari antara yang hidup,
adalah disebut sebagai buah sulung
kepada Allah dan kepada Domba”
Warta Advent On-line (WAO)
(Wahyu 15:2,3, 14:1-5). Mereka ini telah
keluar dari masa kesukaran besar; Mereka
telah melalui masa kepicikan yang tidak
pernah timbul sejak adanya bangsa;
Mereka telah berdiri tanpa pengantara
selama pencurahan akhir dari pehukuman
Allah; Mereka telah melihat dunia
dihantam dengan bala kelaparan dan
penyakit, matahari dengan panasnya yang
menyengat; Mereka telah menanggung
derita, kelaparan dan kehausan” The
Great Controversy, hal. 649.
Berdasarkan penjelasan tersebut
di atas, maka kita dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
Ajaran dari Davidian yang
mengatakan kerajaan Daud akan
didirikan di dunia ini, khususnya di
Palestina, untuk umat Allah sebelum
penutupan pintu kasihan dan
kedatangan Yesus yang penuh
dengan kemuliaan-Nya bertentangan
dengan ajaran Alkitab dan tulisan
Rob Nubuat.
Kebenaran yang sebenarnya ialah
bahwa Kerajaan Daud yang dijanjikan itu
tidak akan berdiri sampai pintu kasihan
tertutup dan kedatangan Yesus dengan
penuh kemuliaan-Nya. Pandangan dari
Tongkat Gembala bahwa yang
dilambangkan dengan Raja Daud itu
adalah orang lain dan bukan Yesus
Kristus bertentangan dengan ajaran
Alkitab dan Roh Nubuat. Kebenaran
yang sebenarnya ialah bahwa Yesus
adalah Anak Daud, yang akan mengambil
tahta Daud dan kerajaan yang dijanjikanNya.
Kata penuaian digunakan juga
untuk menggambarkan pengumpulan
orang benar dan jahat untuk menentukan
nasib mereka masing-masing oleh
malaikat pada saat kedatangan Yesus
yang kedua kali, yang akan mengadili
sesuai dengan pekerjaannya masingmasing, setelah pintu kasihan tertutup.
Dalam perumpamaan gandum
dan lalang, pemilik ladang tersebut
berkata, “Biarkanlah keduanya tumbuh
bersama sampai waktu menuai. Pada
waktu itu Aku akan berkata kepada para
penuai: “Kumpulkanlah dahulu ladang itu
dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar;
kemudian kumpulkanlah gandum itu ke
dalam lumbungku”” (Matius 13:30).
Dalam menjelaskan
perumpamaan ini, Kristus berkata,
“Waktu menuai ialah akhir zaman dan
para penuai itu malaikat. Maka seperti
lalang itu dikumpulkan dan dibakar
dalam api, demikian juga pada akhir
zaman. Anak manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang melakukan
kejahatan dari dalam kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam
dapur api; di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah
orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam kerajaan Bapa mereka.
Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar.” (ayat 39-43). Nubuatan
masa penuaian akan terjadi saat Yesus
datang digambarkan juga oleh Yohanes
dalam Wahyu 14:14-19. Kedua macam
penuaian yang dituliskan oleh Alkitab
tersebut harus kita ingat agar jangan
sampai kita memiliki interpretasi yang
salah. (bersambung) 
PENUAIAN
Satu hal yang harus diingat
dalam mempelajari penuaian ialah bahwa
Alkitab menggunakan istilah penuaian
lebih dari satu arti. Kita lihat penggunaan
dua arti penuaian yang digunakan oleh
Alkitab.
Kata penuaian digunakan untuk
pengumpulan jiwa ke dalam kebenaran
melalui pengabaran Injil ke seluruh dunia,
sebelum pintu kasihan tertutup. Dalam
hal ini penuai adalah orang-orang yang
setia dalam mengabarkan atau
mengajarkan Injil kepada orang lain. Ayat
yang dapat digunakan ialah Matius 9:37,
38 dan Yohanes 4:35.
15 Oktober 2004
– DR. JONATHAN KUNTARAF
Associate Director
Departemen Sekolah Sabat/ Pelayanan
Perorangan, General Conference

8
TERJEMAHAN BIBLE COMMENTARY & KUTIPAN ROH NUBUAT
Diterjemahkan bebas oleh Jeffrey Kiroyan
Terjemahan SDA Bible Commentary
Daniel 4:37 “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan
memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan
jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang
berlaku congkak”.
Muliakan Dan Pujilah Dengan Lantang. Ini adalah kesimpulan akhir di
dalam pernyataan seorang (raja) Nebukadnezar, sebagai seorang yang telah
bertobat, bahwa dia telah mengenal kebenaran Allah. Kesaksiannya yang
menyatakan bahwa Tuhan adalah “Raja Surga” merupakan ungkapan
penghormatan tentang Allah yang baru dikenalnya itu. Monarki Babylon
yang telah disembuhkan (bertobat) itu telah belajar dengan baik dari
pengalamannya. (Para Nabi dan Raja 129).
Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar dalam Tuhan. Maz. 33:1.
Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam
mulutku. Maz. 34:2.
Siapa yang mempersembahkan syukur, ia memuliakan Aku. Maz. 50:23.
… bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan. Maz. 54:8.
Bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur
hidupku... Maz. 63:3-5.
Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Allah... Maz. 67:6.
Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia. Maz. 69:35.
Aku hendak bersyukur pada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku. Maz.
86:12.
Kutipan Roh Nubuat
Daniel 4:37 ini merupakan fase terakhir dari lima fase dalam Daniel pasal 4 tentang
mimpi kedua Nebukadnezar serta tentang kerendahan-hati dan pemulihan (4:1–37):
1.
Pengakuan Nebukadnezar tentang kemahatahuan dan kuasa Allah, 4:1–9.
2.
Deskripsi dari mimpi tersebut, 4:10–18.
3.
Interpretasi Daniel tentang mimpi tersebut, 4:19–27.
4.
Kejatuhan dan pemulihan Nebukadnezar, 4:28–36.
5.
Pujian Nebukadnezar akan “Raja Surga”, 4:37
Para Nabi dan Raja, 1917: 128-129 – (Prophets and Kings, 1917: 128-129)
Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya. Maz. 96:8.
Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat. Maz.
99:3.
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian. Maz. 100:4.
Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya. Maz. 107:8.
Selama tujuh tahun Nebukadnezar telah menakjubkan warganya karena selama tujuh
tahun dia direndahkan di hadapan seluruh dunia. Tapi kemudian akalnya dipulihkan,
dan dalam kerendahan hati memandang kepada Allah dari Surga, dia menyadari
sentuhan Tuhan di dalam hukumannya itu.
Dalam pernyataan di depan semua orang dia mengakui semua kesalahannya dan
kemurahan berkat Allah dalam pemulihannya. “Pada akhirnya,” dia berkata, “saya
Nebukadnezar mengangkat pandanganku ke surga, dan akal dan pengertianku kembali
padaku, dan saya memuliakan Yang Maha Tinggi, dan menyembah serta memuji Dia
yang hidup selamanya, yang memiliki segala kekuasaan dan kerajaan dari generasi ke
generasi: dan segala yang hidup di muka bumi ini tidak berarti: dan Dia bertindak
sesuai kehendak-Nya atas bala tentara surga, serta penghuni bumi: dan tidak seorang
pun dapat bertahan dari kuasa tangan-Nya, atau bisa bekata pada-Nya: “Siapakah
Engkau?”
“Pada saat akal/pengertianku kembali padaku, dan untuk kemuliaan kerajaanku,
kehormatanku dan kepintaranku kembali padaku, dan semua penasehat dan penguasa
menghadap kepadaku: dan aku berkuasa kembali di kerajaanku dan kemuliaan yang
besar menjadi bagianku.”
Raja yang tadinya sombong telah menjadi anak Allah yang rendah hati; penguasa yang
kejam dan semena-mena telah menjadi raja yang, bijaksana dan penyabar. Dia yang
telah berani menantang dan menghujat Allah yang di surga, sekarang mengakui
kekuasaan Yang Maha Tinggi itu dan dengan sungguh hati berusaha untuk
meningkatkan ketakutan pada-Nya dan kebahagiaan bagi rakyatnya, Di bawah
peringatan keras dari Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuhan, Nebukadnezar
telah belajar akan pelajaran terakhir dari segala pelajaran yang harus diketahui oleh
seorang pemimpin – adalah bahwa kebesaran yang sejati terdiri dari
kebaikan/kebajikan yang sesungguhnya. Dia mengakui Yehova sebagai Tuhan yang
hidup, dan berkata: “aku Nebukadnezar memuji dan memuliakan dengan lantang dan
menyembah Raja dari surga yang pekerjaan-Nya adalah benar, dan jalan-Nya adalah
keadilan, dan siapa yang berlaku sombong akan direndahkan-Nya.
Tujuan Allah bahwa kerajaan terbesar di seluruh muka bumi harus menunjukkan
pujian pada-Nya telah digenapi. Pernyataan umum ini, di mana Nebukadnezar
mengakui kemurahan, kemuliaan dan besarnya kekuasaan Allah, merupakan tindakan
terakhir dalam hidupnya yang dicatat oleh sejarah yang suci.
Biarlah mereka meninggikan Dia dalam jemaat umat itu dan memuji-muji Dia dalam
majelis para tua-tua. Maz. 107: 32.
Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan. Maz.
113:3.
Pujilah Tuhan sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu
indah. Maz. 135:3.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib. Maz. 139:14.
Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu. Maz. 145:4.
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup. Maz. 146:1, 2.
Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan, dan memberitakan pujian
yang kepada-Nya di pulau-pulau. Yes. 42:12.
Bersyukurlah kepada Tuhan semesta alam, sebab Tuhan itu baik. Yer. 33:11.
…dan kamu akan memuji-muji nama Tuhan, Allahmu, yang telah memperlakukanmu
dengan ajaib. Yoel 2:26.
Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumi pun penuh dengan pujian kepadaNya. Hab. 3:3.
….dan semua orang banyak bersuka cita karena segala perkara mulia yang telah
dilakukan-Nya. Luk 13:17.
…orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah
terjadi. Kisah 4:21.
.. dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan
nyanyian rohani. Epe. 5:19.
… dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat. Ibrani 2:12.1
Tambahan ayat-ayat bantu:
PRAISE:
Kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia. Maz. 22:24.
Warta Advent On-line (WAO)
1Bailey, Phyllis C., Topical Concordance to the Bible, (Washington, D.C.:
Review and Herald Publishing Association) 1975.
15 Oktober 2004
9
T O P I K
K H U S U S
Spiritisme Modern
(lanjutan)
Orang Yang Tersalib dengan Yesus Kristus
Bagian 9
Oleh Pdt. E. Gultom
K
etika Yesus disalibkan dengan
dua orang penjahat besar,
maka sementara mereka
bertiga tergantung pada salib itu
terjadilah dialog, perbincangan seperti
yang tertulis dalam Lukas 23:39-43:
”Seorang dari penjahat yang digantung
itu menghujat Dia, katanya ”Bukankah
Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah
diri-Mu dan kami!” Tetapi yang
seorang menegor dia, katanya:
”Tidakkah engkau takut, juga tidak
kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman yang sama? Kita memang
selayaknya dihukum, sebab kita
menerima balasan yang setimpal
dengan perbuatan kita, tetapi orang ini
tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu
ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku,
apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan
Aku di dalam Firdaus.”
Banyak orang menganggap bahwa
penjahat yang tersalib dengan Yesus
itu, naik ke sorga bersama Yesus pada
hari itu di dalam roh. Karena letak
koma dalam kalimat itu berbunyi: ”Aku
berkata kepadamu, (koma)
sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan aku di
Firdaus.” Itu berarti bahwa pada saat
Yesus berkata kepada penjahat itu, saat
itulah mereka naik bersake Firdaus
Warta Advent On-line (WAO)
(sorga), di dalam roh. Itulah pengertian
banyak orang. Akan tetapi bukan
demikian yang sebenarnya.
Pada saat Yesus tersalib bersama kedua
orang penjahat pada hari Jumat dan
kemudian Yesus mati, mayat-Nya
diturunkan dari salib juga pada hari
Jumat sore menjelang Sabat (Sabtu),
Lukas 23:53-54, dan dikuburkan.
Maka pada hari Minggu (Ahad) pagipagi benar Yesus sudah bangkit dari
kubur (Lukas 24:1-2) dan batu sudah
terguling dari kubur.
Kemudian sesudah bangkit dari kubur
Yesus menampakkan diri-Nya pertama
kepada Maria Magdalena, seorang
wanita yang sangat mengasihi Yesus.
Dalam Lukas 20:11-18, diceritakan
bahwa Maria menangis di dekat kubur
Yesus karna ia menganggap mayat
Yesus sudah dicuri orang (Yohanes
20:13). Tetapi kemudian Yesus berkata
kepada Maria: ”Maria!” Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya
dalam bahasa Ibrani: ”Rabuni!”, artinya
Guru. Kata Yesus kepadanya:
”Janganlah engkau memegang Aku,
sebab Aku belum pergi kepada Bapa,
tetapi pergilah kepada saudarasaudaraKu dan katakanlah kepada
mereka, bahwa sekarang Aku akan
pergi kepada BapaKu dan Bapamu,
kepada AllahKu dan Allahmu”
(Yohanes 20:16-17).
15 Oktober 2004
Yesus menjelaskan bahwa Ia belum
naik ke sorga sejak dari salib
(kematian-Nya pada hari Jumat) hingga
pada pagi hari Minggu pada saat
kebangkitan di mana Ia bertemu dengan
Maria Magdalena. Kalau sekiranya
Yesus sudah naik ke sorga pada hari
Jumat yang lalu tentu Ia tidak akan
katakan seperti itu pada Maria
Magdalena pada hari Minggu pagi.
Jadi sebenarnya pengertian yang benar
dari perkataan Yesus kepada penjahat
yang tersalib dengan Dia adalah
sebagai berikut:
Lukas 23:43: Kata Yesus
kepadanya: ”Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan
ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus.”
Yesus berkata sesungguhnya hari ini,
penekanan akan hari ini, bukan besok.
Jadi letak koma yang kurang tepat
sehingga penekanan jadi lain maka
artinyapun jadi lain. Karena Yesus
belum naik ke sorga hari itu jadi letak
koma adalah sesudah perkataan hari ini.
Jadi seharusnya ayat itu: ”Aku berkata
kepadamu sesungguhnya hari ini, juga
engkau akan ada bersama sama dengan
Aku di dalam Firdaus.”
10
Maka dengan demikian roh orang yang
tersalib dengan Yesus tidak naik ke
sorga pada waktu ia ada dalam
kematian pada hari Jumat seperti yang
dikatakan banyak orang. Maka orang
mati itupun tidak tahu apa-apa dan
tidak ada kegiatan apa-apa atau harap
akan kemurahan kesetiaan dari Tuhan.
Lazarus Dibangkitkan
Bagian 10
K
etika Lazarus sudah meninggal
dunia dan kemudian dikuburkan,
Yesus datang untuk menghidupkannya
kembali. Lazarus sudah ada di dalam
kubur dan ia sudah mati selama empat
hari. Yohanes 11:39: Kata Yesus:
”Angkat batu itu!” Marta, saudara
orang yang meninggal itu, berkata
kepadaNya: ”Tuhan, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati.”
Apakah Lazarus yang sudah empat hari
mati itu mempunyai ingatan dalam
keadaan mati atau rohnya pergi ke
sorga? Kemudian Yesus
membangkitkan Lazarus dari kubur itu.
Yohanes 11:43-44: Dan sesudah
berkata demikian, berserulah Ia dengan
suara keras: ”Lazarus, marilah keluar!”
Orang yang telah mati itu datang
keluar, kaki dan tangannya masih
terikat kain kapan dan mukanya
tertutup dengan kain paluh. Kata Yesus
kepada mereka: ”Bukalah kain-kain itu
dan biarkan ia pergi.”
Nabi Samuel Yang Sudah
Mati
B
Bagian 11
ilamana nabi Samuel mati dan
dikuburkan. Pada waktu
hidupnya nabi Samuel adalah nabi yang
sangat dihormati oleh bangsa Israel dan
raja Saul pada waktu itu menjadi raja
bagi bangsa Israel. Raja Saul sangat
menghormati nabi Samuel dan sering
mendapat petunjuk dari Tuhan melalui
nabi tersebut.
Tetapi pada saat itu sementara nabi
Samuel sudah wafat, tentara Filistin
datang hendak menyerang Israel. Raja
Saul pada waktu itu sudah undur dari
Tuhan dan tidak lagi setia dalam
mengikuti petunjuk-petunjuk Tuhan.
Raja Saul bingung akan adanya
ancaman serangan dari Filistin maka ia
bertanya kepada Tuhan.
I Samuel 28:6: Dan Saul bertanya
Sekiranya ada kesadaran atau kegiatan
roh Lazarus selama ia mati empat hari
maka pasti ada cerita yang disebutkan
dalam pengalaman mati selama empat
hari tersebut. Itulah sebabnya Yesus
mengatakan bahwa Lazarus itu
memang seperti orang yang tidur
adanya.
kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak
menjawab dia, baik dengan mimpi, baik
dengan urim, baik dengan perantaraan
para nabi. Dalam keadaan panik seperti
itu raja Saul mencari petunjuk dari
petenung untuk meminta petunjuk dari
padanya.
Yohanes 11:11: Demikianlah
Saul kepada para pegawainya: ”Carilah
bagiku seorang perempuan yang
sanggup memanggil arwah; maka aku
hendak pergi kepadanya dan meminta
petunjuk kepadanya.” Para pegawainya
menjawab dia: ”Di En-Dor ada seorang
perempuan yang sanggup memanggil
arwah.” Raja Saul tahu benar bahwa
tidak diizinkan Tuhan bertanya kepada
arwah-arwah orang mati, itu sebabnya
ia membinasakan semua orang yang
ada pengetahuan untuk meramal dan
orang-orang yang sanggup memanggil
roh-roh orang mati (arwah).
perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia
berkata kepada mereka: ”Lazarus,
saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku
pergi kesana untuk membangunkan ia
dari tidurnya.”
Lazarus sudah mati selama empat hari,
ia ada dalam keadaan tidur. Orang
yang tidur tidak ada kegiatan apa-apa,
dan kemudian ia dibangkitkan oleh
Yesus Kristus dari kuburnya.
Warta Advent On-line (WAO)
I Samuel 28:7: Lalu berkatalah
15 Oktober 2004
I Samuel 28:3: Adapun Samuel
sudah mati. Seluruh orang Israel sudah
meratapi dia dan mereka telah
menguburkan dia di Rama, di kotanya.
Dan Saul telah menyingkirkan dari
dalam negeri para pemanggil arwah dan
roh peramal. (Ayat 9) Tetapi
perempuan itu menjawabnya: ”Tentu
engkau mengetahui apa yang diperbuat
Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari
dalam negeri para pemanggil arwah dan
roh peramal. Mengapa engkau
memasang jerat terhadap nyawaku
untuk membunuh aku?”
Mengapa justru raja Saul sekarang mau
meminta petunjuk kepada arwaharwah? Ini adalah tindakan yang sangat
bertentangan dengan Allah.
Kemudian didapati di En-Dor ada
seorang perempuan yang sanggup
memanggil arwah (1 Samuel 28:7),
kemudian raja Saul pergi kesana dan
menyuruh perempuan itu memanggil
arwah dan muncullah seperti yang
dikatakan dalam 1 Samuel 28:14-15:
Kemudian bertanyalah ia kepada
perempuan itu: ”bagaimana rupanya?”
Jawabnya: ”Ada seorang tua muncul,
berselubungkan jubah.” Maka tahulah
Saul, bahwa itulah Samuel, lalu
berlututlah ia dengan muka sampai ke
tanah dan sujud menyembah. Sesudah
itu berbicaralah Samuel kepada Saul:
”mengapa engkau mengganggu aku
dengan memanggil aku muncul?” Kata
Saul: ”Aku sangat dalam keadaan
terjepit: Orang Filistin berperang
melawan aku, dan Allah telah undur
daripadaku. Ia tidak menjawab aku
lagi, baik dengan perantaraan nabi
maupun dengan mimpi. Sebab itu aku
memanggil engkau, supaya engkau
memberitahukan kepadaku, apa yang
harus kuperbuat.
11
peramal, seorang penelaah, seorang
penyihir, seorang pemantera ataupun
seorang yang bertanya kepada arwah
atau kepada roh peramal atau yang
meminta petunjuk kepada orang-orang
mati. Kalau ada orang didapati seperti
itu maka akan dihukum mati.
Jadwal Buka/Tutup Sabat
(Sunset Table)
Diolah Oleh P.C. Wattimena
Imamat 20:27:
”Apabila
seorang laki-laki atau perempuan
dirasuk arwah atau roh peramal,
pastilah mereka dihukum mati, yakni
mereka harus dilontari dengan batu
dan darah mereka tertimpa kepada
mereka sendiri.”
Ketika raja Saul tidak lagi setia
kepada Tuhan, ia melakukan
perkara yang bertentangan dengan
Tuhan yaitu pergi bertanya kepada
arwah orang mati. Ia sudah sesat.
Setan kemudian menyambut
kerinduan hatinya dengan menyamar
seperti nabi Samuel dan memberi
petunjuk kepadanya.
Arwah yang muncul itu mengaku
dirinya nabi Samuel yang sudah mati.
Apakah itu benar? Tidak! Karena
orang mati itu tidak tahu apa-apa, yang
muncul itu ialah Setan yang menyamar
seperti rupa nabi Samuel. Dan
sekarang petenung itu hanya melihat:
”sesuatu yang ilahi muncul dari bumi.”
1 Samuel 28:14. Dan raja Saul
menganggap itu atau (perceived dalam KJV) mempercayai itu ”adalah
arwah Samuel”
Demikianlah Setan sudah menipu
manusia sejak di Taman Eden, di mana
ia menyamar seperti ular yang dapat
berbicara kepada Hawa dan menipunya.
Setan menyebut penipuan yang pertama
kepada Hawa: ”Sekali-kali kamu tidak
akan mati” (Kejadian 3:4). Setan
katakan bahwa manusia tidak akan
mati. Itu juga mempraktekkan
penipuan Setan bahwa orang mati –
rohnya tidak mati, padahal Allah
mengatakan: ”kamu akan mati. 
Agar jangan manusia tertipu oleh Setan
yang sanggup mengobah diri seperti
roh-roh orang yang sudah mati maka
itulah sebabnya Tuhan menyuruh
membinasakan semua orang yang
sanggup memanggil arwah-arwah yang
sebenarnya bukan arwah tetapi roh-roh
Setan yang menyamar.
”Dia (Setan) berkuasa untuk
menunjukkan di hadapan manusia rupa
dan sahabat-sahabat yang sudah
meninggal. Dia dapat meniru dengan
sangat sempurna, cara melihat, katakata, nada suara yang ditunjukkan
dengan keserupaan yang luar biasa
hebatnya...” GC 552.
– PDT. E. GULTOM
Sekretaris Kependetaan UIKB
BUKA
SABAT
TUTUP
SABAT
PILIHAN
15 Oct. ‘04
16 Oct. ‘04
Medan
18:13
18:12
Pekanbaru
18:03
18:03
Palembang
17:52
17:52
Jakarta
17:46
17:46
Semarang
17:32
17:32
Surabaya
17:23
17:23
Denpasar
18:14
18:14
Mataram
18:10
18:10
Pontianak
17:32
17:32
Banjarmasin
18:13
18:13
Balikpapan
18:02
18:02
Makassar
17:55
17:55
Kendari
17:41
17:41
Manado
17:29
17:29
Ambon
18:19
18:19
Tembagapura
17:44
17:44
Jayapura
17:29
17:28
Manila
17:37
17:37
Andrews Univ.*
18:05
18:04
GC at DC*
17:31
17:29
Loma Linda*
17:16
17:15
Seattle*
17:23
17:21
Delft*
17:52
17:49
Edison, N.J. *
17:19
17:17
PENTING: Daftar waktu matahari terbenam
ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal.
Untuk kota-kota yang menerapkan daylight
savings time pada musim tertentu (*),
diingatkan
untuk
merubah
waktu
terbenamnya matahari sesuai dengan
perubahan yang dilakukan.
Ulangan 18:10-11: Di antaramu
janganlah didapati seorangpun yang
mempersembahkan anaknya laki-laki
atau anaknya perempuan sebagai
korban dalam api, ataupun seorang
yang menjadi petenung, seorang
Warta Advent On-line (WAO)
KOTA KOTA
15 Oktober 2004
12
A R T I K E L
PANGGILAN UNTUK MERENDAHKAN HATI DAN BERDIALOG
Diterjemahkan bebas oleh: Jeffrey Kiroyan, Redaksi WAO-Surabaya
BILL KNOTT dan SANDRA
BLACKMER
p
roses selama tiga tahun yang
diprakarsai oleh pemuka-pemuka
gereja untuk memulai dialog
antara teolog-teolog Advent, ilmuwanilmuwan Advent dan pemimpinpemimpin gereja tentang penciptaan
yang bersumber dari tulisan Alkitab,
diakhiri dengan sebuah konferensi
internasional di Denver, Colorado pada
tanggal 20-26 Agustus 2004 di mana
pengertian gereja tentang enam hari
penciptaan secara literal kembali
dikuatkan.
The Denver Faith & Science
conference adalah pertemuan ketiga
dan sesi terakhir dari serangkaian
pertemuan tahunan yang dimulai
sebagai hasil dari rekomendasi “Annual
Council” pada tahun 2001. Pertemuan
international sebelumnya untuk para
pelajar/sarjana terjadi pada Agustus
2002 di Ogden, Utah, dan kemudian
dilanjutkan dengan regional conference
setahun yang lalu di tujuh dari tiga
belas divisi GMAHK di dunia.
Pertemuan Agustus 2004 bertujuan
untuk meringkas tentang hasil-hasil dari
pertemuan-pertemuan sebelumnya dan
untuk mempersiapkan rekomendasirekomendasi untuk laporan tahunan
dari GMAHK yang akan diadakan pada
tanggal 8-14 Oktober di kantor pusat di
Silver Spring, Maryland.
Para peserta di ketiga pertemuanpertemuan tersebut diundang dari
fakultas-fakultas religion dan science
dari universitas dan perguruan tinggi
Advent, dan juga pemimpin-pemimpin
gereja yang telah dipilih di tingkat uni
dan divisi. Para cendekiawan dari
Institut Riset Ilmu-bumi (Geoscience
Warta Advent On-line (WAO)
Research Institute) dan Institut Riset
Alkitabiah (Biblical Research Institute),
keduanya adalah lembaga Advent, juga
mengikuti acara tersebut. Dari 135
orang yang hadir di Denver, termasuk
di antaranya 45 orang peserta dari luar
Divisi America Utara.
Sejak semula para pemimpin gereja
menyadari bahwa melakukan dialog
tentang hal-hal semacam ini bukanlah
tanpa resiko. Wakil Ketua General
Conference Lowell Cooper, sebagai
ketua panitia, mengingatkan para
peserta konferens di dalam kata
sambutannya tanggal 20 Agustus 2004
bahwa anggota-anggota di beberapa
daerah di seluruh dunia memperhatikan
secara khusus dan seksama akan
kelanjutan dan hasil pertemuanpertemuan di Denver itu.
Cooper menyatakan “di satu sisi, ada
yang meramalkan bahwa pembicaraanpembicaraan tentang isu-isu doktrin
dapat melemahkan iman kita, di mana
‘kumpulan doktrin kepercayaan’ kita
akan dilemahkan atau mungkin kita
akan mendapati bahwa diri kita sedang
berada pada bukit terjal yang licin dan
tanpa pegangan.” Cooper juga
menyatakan bahwa para cendekiawan
Adventpun mengerti akan resiko-resiko
tersebut: ”Di sisi yang lain, adanya
kekuatiran yang menghantui yang
membuat kita meremehkan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan penyelidikan
hanya untuk mempertahankan
kepercayaan kita dari pengamatan yang
seksama.”
Konferens selama enam hari
memberikan kesempatan untuk
persekutuan dalam kebaktian harian
dan kebaktian Sabat, dan juga hampir
20 presentasi oleh para ilmuwan dan
15 Oktober 2004
pemuka agama yang mempunyai
keahlian masing-masing. Beberapa
cendekiawan yang bergulat dengan
data-data ilmiah dari usia bumi
menggarisbawahi ketidaksesuaian
penemuan tersebut dengan pengertian
gereja secara trasdisional yang terdapat
di Kejadian 1-11, sementara para
ilmuwan lainnya menyatakan adanya
penemuan-penemuan yang mendukung
kepercayaan tersebut. Juga
dikemukakan adanya perbedaanperbedaan pandangan secara teologi
yang terjadi di antara seminari dan
dosen-dosen keagamaan tentang
kutipan Alkitab. Perhatian khusus
diberikan kepada presentasi-presentasi
dan pembahasan-pembahasan tentang
peran dari para cendekiawan di gereja
dan harapan-harapan yang pada
hakekatnya diharapkan oleh para
pemimpin gereja dan anggota jemaat
terhadap cendekiawan yang
dipekerjakan oleh institusi-institusi
gereja.
“Saya kira konferensi ini adalah
permulaan yang bagus, setidaknya
sebagai suatu acuan untuk membuka
pembahasan-pembahasan lain di
berbagai bidang di dalam kehidupan
dan pemikiran gereja.” demikian kata
Editor Adventist Review William
Johnson yang menghadiri kedua
pertemuan internasional tersebut di
tahun 2002 dan 2004. “Kita perlu
untuk tetap berbicara.” Kita adalah
gereja dunia yang bertumbuh pesat
dengan sumber daya manusia yang
terlatih baik di berbagai bidang. Ada
manfaat besar dalam menghimpun
kelompok-kelompok terpelajar seperti
itu untuk melihat/menilai kembali
doktrin-doktrin yang kita percayai.”
13
Johnson juga menggarisbawahi kualitas
dan dampak spiritual dari presentasipresentasi di Denver, walaupun isi dari
presentasi-presentasi tersebut seringkali
menuntut konsentrasi yang dalam.
“Tingkat keterlibatan intelektual
sangatlah tinggi,” tambahnya, “dan
perhatian dari para pendeta dan kaum
awam terhadap para peserta lainnya
juga sama tingginya.”
“Satu hal yang kita bisa katakan dengan
sangat jelas adalah bahwa pembahasanpembahasan tersebut terjadi di antara
umat-umat yang percaya,” tambah
Cooper. “Kita tidak mendapati di sana
orang-orang beraliran filsafat alami
(philosophical naturalism) yang
membuat argumen-argumen dari sudut
pandang mereka. Kita adalah umat
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Tetapi di dalam komunitas Advent, ada
orang-orang yang berasal dari berbagai
tempat, berbagai ilmu dan berbagai
tingkatan pengertian.”
Cooper
menyebutkan
bahwa
pembahasanpembahasan
tersebut “bersifat
dialog-dialog
yang sangat sopan
dan penuh
kesantunan di
hampir seluruh bagian pembahasan,”
namun juga menyatakan bahwa adanya
perbedaan-perbedaan di dalam
kepercayaan yang mendasar kadangkadang mencuat dan menyamaratakan
kesimpulan secara luas.
Peserta-peserta lainnya mendapat
kejelasan yang lebih besar bagi mereka
sendiri dan juga bagi pemahaman
gereja dalam hal doktrin kepercayaan
selama ini yang dihasilkan dari
pertemuan-pertemuan di Denver.
“Saya juga diingatkan bagaimana
penting dan utamanya kepercayaan kita
mengenai penciptaan bagi pekabaran
Advent dan pekabaran dasar bagi orang
Kristen seluruhnya,” demikian kata Dr.
Greg King, professor di bidang
Perjanjian Lama di Southern Adventist
University. Pekabaran Alkitab tentang
keselamatan hanya dapat meyakinkan,
masuk akal dan konsisten jika hal itu
dimengerti dan dihubungkan dengan
penjelasan Alkitab bahwa penciptaan
Warta Advent On-line (WAO)
terjadi hanya dalam waktu hanya enam
hari secara literal. Pada kenyataannya,
ada hubungan yang sangat erat antara
doktrin penciptaan dengan banyak
doktrin penting lainnya di dalam tulisan
Alkitab.”
Beberapa peserta juga mengharapkan
bobot yang lebih berat diberikan pada
metode ilmiah yang menjadi perhatian
para ilmuwan yang hadir. Dr. Clark
Rowland, professor bidang fisika di
Andrews University berkata: “Kita
yang bergerak di bidang ilmu pasti
sudah lama mendapatkan bahwa selalu
ada ketidakpastian di dalam apapun
yang kita geluti.” “Kelihatannya
sebagian dari kolega kita percaya
bahwa ketidakpastian mendekati angka
nol, sedangkan bagi kita ketidakpastian
mendekati sesuatu yang tanpa batas/tak
berakhir.”
Cindy Tutsch, Associate Director dari
Ellen G White Estate, mengekspresikan
kekhawatirannya tentang dampak dari
pandangan-pandangan yang berbeda
terutama pada umat-umat percaya di
generasi yang akan datang. “Saya kuatir
dan takut bahwa berbagai pemikiran
tentang sumber penciptaan akan
berlanjut di kalangan Universitas
Advent,” katanya. “Para professor
yang berpendapat bahwa penciptaan
terjadi dalam waktu yang sangat lama
belum diminta untuk tidak mengajarkan
pandangan tersebut sebagai suatu
kebenaran. Sebagai orang tua dari
anak-anak saya dan pendeta bagi orang
muda, saya mengharapkan bahwa
sistem pendidikan Advent kita akan
selalu membangun kepercayaan yang
penuh akan ajaran-ajaran Alkitab dan
juga tulisan-tulisan Ellen G. White.”
Panitia yang memimpin proses selama
tiga tahun telah menyiapkan 3.000 kata
laporan kepada ketua General
Conference. Laporan tersebut juga
akan dipresentasikan di Annual Council
(laporan lengkap akan dimunculkan di
Edisi Dunia dari Adventist Review
pada tanggal 11 Nopember dan online
di www.adventistreview.org). Laporan
tersebut akan mengemukakan
pentingnya penyelidikan tentang asal
mulanya sistem kepercayaan Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh secara
menyeluruh, dan mengakui perbedaan
antara ajaran ilmiah dengan
pemahaman Alkitabiah, dan
menganjurkan diadakannya dialog yang
berkesinambungan dalam roh
15 Oktober 2004
kerendahan hati di antara mereka yang
mempunyai pandangan yang berbeda.
Di antara penemuan-penemuan yang
penting dari seluruh proses yang terjadi
adalah kesimpulan berikut: “Penegasan
kembali akan dasar kepercayaan gereja
tentang penciptaan adalah sangat
didukung. Kepercayaan Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh akan penciptaan
dalam enam hari, baik secara literal
maupun historis, adalah konsisten
dengan pengajaran Alkitab.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa
sebagian peserta dalam pertemuan
Denver mendorong gereja untuk
memperbaiki Dasar Kepercayaan No. 6
sehingga tidak tertinggal ruangan untuk
persepsi yang berbeda. “Kepedulian
sudah ditunjukkan perihal adanya
ruangan untuk persepsi yang berbeda
dalam kutipan ‘Di dalam enam hari’
seperti ditemukan dalam dasar
kepercayaan gereja tentang
penciptaan,” demikian laporan tersebut
menyebutkan. “Dirasakan bahwa
pengertian yang dimaksudkan (bahwa
enam hari penciptaan seperti yang
dijelaskan di dalam buku Kejadian
telah dicapai dalam satu minggu secara
literal dan historis) tidak
disebut.….Ada keinginan agar suara
gereja didengar di dalam usaha
membawa kejelasan tentang apa yang
dimaksud di dalam Dasar Kepercayaan
No. 6.
Laporan tersebut menganjurkan agar
“Pengertian yang selama ini dipegang
oleh Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh atas ayat-ayat dalam buku
Kejadian diakui kembali dengan sangat
tegas,” dan supaya para pemimpin
gereja “mengikuti dan memonitor”
keberhasilan dari sekolah-sekolah milik
gereja dan program-program dalam
mempersiapkan remaja dan pemuda
Advent dengan pengertian alkitabiah
tentang penciptaan dan kemungkinan
yang mereka akan hadapi sebagai
akibat dari kepercayaan itu. Laporan
itu juga mengajak agar “kesempatan
yang lebih” disediakan bagi dialog
antar bidang dan riset “di lingkungan
yang aman.” bagi seluruh cendekiawan
Advent di muka bumi ini. 
Catatan:
Artikel di atas diambil dari Adventist
Review yang ditulis oleh Bill Knott,
Associate Editor of the Adventist Review
dan Sandra Balckner, News Editor.
14
BERITA ADVENT SEJAGAT
Koor Advent DKI dan Pdt. H. Soehardi
Mewakili Kristen Protestan Pada Acara
“Doa Bersama Untuk Rekonsiliasi Nasional”
P
ada tanggal 10 Oktober 2004
yang lalu, bertempat di Tugu
Proklamasi, Jakarta, telah
berlangsung sebuahThe the the the the
the the the acara penting yang
diprakarsai oleh beberapa partai peserta
Pemilu 2004, yaitu acara “Doa Bersama
Untuk Rekonsiliasi Nasional.” Acara
ini dimaksudkan untuk mengucapkan
puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya
yang telah menyertai bangsa Indonesia
melewati satu tahap demokrasi yaitu
pemilu legislatif dan pemilihan
presiden secara langsung dengan aman
dan damai. Acara ini juga
dimaksudkan untuk menjadi satu
momen di mana kita sebagai bangsa
dapat memulai babak baru
kepemimpinan nasional dengan
didahului oleh ucapan syukur kepada
Tuhan dan mohon tuntunan Tuhan
dalam menghadapi segala tantangan
bangsa Indonesia di masa depan.
Hadir pada acara tersebut beberapa
tokoh politik nasional di antaranya
Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid,
mantan Cawapres dari Partai Golkar
Bpk. Salahuddin Wahid, Ketua DPP
PKB Alwi Sihab, dan beberapa tokoh
nasional lainnya. Di samping para
tokoh politik dan tokoh agama, hadir
juga tokoh/budayawan Taufik Ismail
dan W.S. Rendra. Acara yang dipandu
Warta Advent On-line (WAO)
oleh pembaca berita TVRI yang sudah
tidak asing lagi, Usi Karundeng,
disiarkan langsung oleh dua stasiun
televisi nasional, TVRI dan MetroTV.
Sesuai dengan tujuan dari acara ini
yaitu doa bersama untuk rekonsiliasi
nasional, maka tokoh-tokoh dan
pimpinan-pimpinan agama-agama yang
ada di Indonesia pun diundang untuk
melayangkan doa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Kita sebagai umat Advent
patut bersyukur kepada Tuhan karena
Pdt. H. Soehardi, sekretaris GMAHK
Konferens DKI Jakarta, dan Koor DKI
atau yang juga dikenal dengan nama
The Jakarta
Metropolitan
Choir (JMAC),
pimpinan Bpk.
S.M. Banjarnahor,
diundang untuk
mewakili gerejagereja Kristen
yang ada di
Indonesia. Berkat
keberadaan dari
salah seorang
anggota panitia,
Bpk. Roy
Marbun, anggota
GMAHK jemaat
panitia pada acara tersebut, nama
GMAHK dapat dikenal pada kalangan
elit politik.
Seusai lagu-lagu pujian, baik yang
bernafaskan Islami maupun Kristen
dinyanyikan, dengan penuh khidmat
doa pun dipanjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa. Dimulai dari
agama Hindu, kemudian agama Kristen
Protestan oleh Pdt. H. Soehardi,
dilanjutkan dengan agama Budha,
kemudian agama Kong Hu Cu, dan
diakhiri dengan doa dari agama Islam.
Berbagai pengucapan yang berbeda
memanggil nama Allah, namun satu
Ciputat, yang
menjadi sekretaris
15 Oktober 2004
15
tujuan, kiranya Khalik Pencipta dan
Pemilik segala sesuatu di alam semesta
ini memberikan rahmat dan kasih-Nya
bagi kedamaian dan kemakmuran
bangsa Indonesia.
Selain menyanyikan lagu-lagu rohani,
The Jakarta Metropolitan Adventist
Choir juga menyanyikan lagu-lagu
kebangsaan mengiringi para tokoh
politik nasional sementara berpegangan
tangan dan melepaskan balon dan
burung merpati ke udara, yang
melambangkan perdamaian dan
kebebasan. Sayangnya, Presiden
Megawati Sukarnoputri, dan presiden
terpilih Susilo Bambang Yudhoyono
berhalangan untuk hadir pada acara
tersebut. Dalam sambutannya Ketua
MPR Dr. H. Hidayat Nur Wahid
mengatakan bahwa bangku-bangku
kosong yanThe the the the seyogyanya
diduduki oleh tokoh-tokoh yang tidak
hadir tersebut, kini diduduki oleh
malaikat-malaikat Tuhan yang datang
dari surga untuk memberi dukungan
bagi kita semua atas acara yang baik ini
yaitu doa bersama. Kata-kata ini
mendapat sambutan tepuk tangan yang
meriah dari para hadirin. Beliau
melanjutkan, kiranya tokoh-tokoh yang
tidak dapat hadir tersebut sedang
melakukan atau merencanakan cara
berekonsiliasi yang lebih baik di tempat
yang lain dan pada kesempatan yang
berbeda. Kita tidak boleh berburuk
sangka atas ketidakhadiran mereka, dan
Warta Advent On-line (WAO)
beliau mengajak untuk mendoakan
supaya mereka diberi khidmat untuk
pembacaan puisi seakan meng-aminkan kata-kata yang mengalir dari mulut
kedua budayawan ini. Puitis, namun
tetap lugas dan tegas!
dapat merencanakan dan melaksanakan
satu rekonsiliasi yang baik. Ketua
MPR Dr. H. Hidayat Nur Wahid, yang
juga Ketua Umum Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), bertekad dengan
pertolongan Allah, dengan
mengucapkan Insya Allah, akan
memimpin dewan terhormat MPR ke
arah yang terhormat, bersih dari
korupsi.
Sebelum acara ditutup dengan doa oleh
pemuka agama Islam, dua maestro
budayawan Indonesia, Bpk. Taufik
Ismail dan Bpk. W.S. Rendra secara
bergantian membacakan sajak dan puisi
yang sangat menggugah perasaan
kebangsaan kita. Kilas balik perjalanan
bangsa kita dari sejak zaman
penjajahan hingga pemilu yang baru
saja berlangsung, mengalir dengan kata
dan nada yang sangat menyentuh,
kadang ‘pedas’ oleh Taufik Ismail.
Pesan-pesan moral yang tersirat dalam
bait-bait puisi yang dibajakan kedua
maestro tersebut mampu memukau para
tokoh agama dan tokoh politik yang
sementara berdiri bersama di panggung.
Kemerosotan moral bangsa, adalah
salah satu topik yang sangat disorot
pada puisi W.S. Rendra, di mana tidak
ada lagi rasa malu menjadi koruptor.
Berulangkali tepuk tangan yang sangat
meriah dari para hadirin di sela-sela
15 Oktober 2004
Kita berharap, tidak ada lagi puisi-puisi
yang ‘pedas’ yang akan dibacakan oleh
Taufik Ismail dan W.S. Rendra di
masa-masa yang akan datang, karena
pesan mereka selama ini telah dapat
ditindak-lanjuti oleh pemimpinpeminpin bangsa ini. Gantinya, kita
akan menikmati puisi-puisi dan sajaksajak indah berisi kenangan manis dan
gambaran kedamaian yang akan keluar
dari mulut kedua maestro kita ini.
Demikian Usi Karundeng mengakhiri
acara Doa Bersama Untuk Rekonsiliasi
Nasional ini. 
Samuel Pandiangan
REDAKSI WAO-JAKARTA
16
KKR KETUA-KETUA
“Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup”
p
ada bulan September ini merupakan suatu kegembiraan bagi
sidang jemaat Pionir Bontang Kalimantan Timur, karena dapat
melaksanakan suatu kegiatan kebaktian di sidang kami.
untuk dilawat dan belajar Firman Tuhan di rumah. Panitia siap
melayani setiap permohonan mereka yang membuat KKR tersebut
menjadi suatu kebahagiaan tersendiri.
Sedangkan pembicara dalam KKR ini adalah: Pdt. Agung Widodo,
Pdtm. Rio Sitepu, ketua jemaat Jemmy Oley dan ketua jemaat Yanter
Napitupulu. Sebelum para pembicara mulai tampil dalam gaya
mereka yang khas terlebih dahulu seminar kesehatan dibawakan oleh
panitia yang telah menghubungi mereka yang menguasai materimateri kesehatan agar pada saat tampil mereka telah siap.
Pada malam Kamis tanggal 23 September diadakan acara anak-anak
beserta guru-guru yang bersangkutan dan masing-masing mereka
membawakan lagu-lagu SS anak-anak. Penampilan mereka membuat
yang hadir menjadi terkesan dan para tamu juga memuji penampilan
dari anak-anak tersebut, apalagi anak-anak mereka terlibat dalam
rombongan yang menyumbangkan lagu-lagu rohani.
Pada hari Minggu, 12 September 2004 dimulailah KKR Ketua-ketua
di jemaat Pionir. Pada malam pertama ada beberapa tamu yang hadir
dan juga membawa anak-anak mereka untuk bergabung dengan
direktur anak-anak yang dipegang oleh Sdri. Santi Sabatin beserta
guru-guru yang lain. Selama KKR berlangsung tidak ada hujan yang
datang dan langit begitu cerah sehingga menambah keceriaan dari
segenap panitia saat itu. Sepanjang malam tidak putus-putus anggota
jemaat Pionir bahu membahu berdoa di tempat yang telah disiapkan
bahkan sesampainya di rumah kembali lagi mereka mendapatkan
jadwal doa. Pada saat diberikan jadwal doa mereka menerimanya
dengan sukacita.
Pada malam panggilan yakni malam Sabat ada dua orang yang berdiri
dan ingin dibaptiskan dan mereka adalah suami istri dari Gereja
Pantekosta. Sebenarnya sang suami berasal dari Gereja Advent tetapi
telah menikah dengan gadis dari Gereja Pantekosta. Sang suami
mengikuti agama sang istri dan pada setiap KKR berlangsung mereka
selalu saja mengatakan nanti dulu atau sebentar atau kalau tergerak
hati baru nanti mau bergabung. Tetapi pada KKR kali ini kembali lagi
Roh Kudus menggerakkan hati keluarga tersebut. Akhirnya pada
tanggal 25 September 2004 tepatnya pada hari Sabat siang setelah
acara khotbah selesai disampaikan, mereka menerima baptisan yang
kudus.
Para pembawa firman Tuhan bergitu berapi-api termasuk yang
membawakan kesehatan. Panitia dan guru-guru anak-anak juga
kelihatan begitu bersemangat tanpa memikirkan kelelahan yang
mereka alami, padahal mulai pagi mereka sudah bekerja dan pulang
sudah sore hari. Bahkan ada yang pulang kerja hanya untuk mandi
dan langsung pergi untuk membantu kelancaran dari KKR.
Sungguh Tuhan amat baik. Di tempat yang dikatakan orang penuh
dengan gas dan berbahaya bahkan sukar untuk mendapatkan jiwa-jiwa
karena persekutuan doa dari gereja-gereja yang lain begitu padat maka
tidak mungkin kita berhasil. Tetapi semuanya itu tidaklah sukar bila
Tuhan turut campur dalam pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
kita untuk dijalankan. Bibit kebenaran telah ditabur, genderang
pekabaran telah disampaikan, tanah sudah tersedia dan benih telah
tumbuh. Marilah kita menjaga akan benih itu agar jiwa-jiwa
dimenangkan bagi kerajaan Tuhan. Marilah kita saling menjaga dan
doakan agar pada acara KKR mendatang banyak jiwa-jiwa yang
diselamatkan.
Tamu-tamu yang hadir setiap malam hanya 7 orang dan tiap malam
tamu tersebut bertambah dan para penerima tamu sampai kewalahan
menyambut kehadiran dari anggota jemaat dan tamu-tamu tersebut.
Kadang-kadang buku nyanyian yang telah disiapkan oleh panitia cepat
sekali habis sampai-sampai anggota jemaat yang mendapat buku
nyanyian merelakan mengembalikan buku tersebut untuk diberikan
kepada tamu yang hadir. Sepanjang malam Pdt. Agung dan Pdtm. Rio
beserta ketua-ketua jemaat bahu-membahu menjawab setiap
pertanyanan yang masuk, demikian juga dengan tamu yang minta
Warta Advent On-line (WAO)
15 Oktober 2004
Johny Sendow
KOMUNIKASI JEMAAT PIONIR BONTANG KALTIM
17
Mengunjungi
“Birthplace of the
SDA Church”
d
ikalangan anggota Masehi Advent
Hari Ketujuh (MAHK) tentu mengenal
nama Battle Creek, kota yang terletak di
negara bagian Michigan, Amerika Serikat
(AS) yang dikenal sebagai tempat
bersejarah bagi organisasi MAHK. Kota
Washington yang terletak di negara bagian
New Hampshire mungkin masih dianggap
asing. Menurut sejarah kota ini sebetulnya
merupakan tempat lahirnya Gereja MAHK
(birthplace of the SDA Church) selain
Battle Creek yang penuh dengan kenangan
sejarah yang tak terlupakan. Di AS sendiri
nama Washington yang berasal dari nama
presiden pertama AS George Washington,
sering nampak di berbagai tempat. Tidak
heran ibukota AS dinamakan Washington
D.C. yang letaknya di pantai timur (east
coast), sedang negara bagian Washington
terletak di pantai barat (west coast). Salah
satu tim WAO beberapa waktu yang lalu
sempat berkunjung ke kota tua
Washington (didirikan pada 1776), New
Hampshire dan berbakti pada Sabat
(28/08) di jemaat The Seventh Day
Adventist Church, Washington, New
Hampshire.
Nampak bangunan gereja ini
sudah direnovasi dari aslinya sekalipun
tidak meninggalkan bentuk semula. Di
dalam gereja terdapat beberapa anggota
sedang berbakti yang terdiri dari warna
kulit putih, hitam dan sawo matang. Tidak
terlihat gembala jemaatnya, melainkan
seorang diakon berkulit hitam yang sedang
berkhotbah. Pada waktu WAO
bersalaman dengan sang pengkhotbah
seusai kebaktian dan menanyakan di mana
gembala jemaatnya, dia menjawab bahwa
yang melayani jemaat ini hanya ketua dan
diakon. Kemudian WAO menanyakan
lagi berapa jumlah anggota jemaat saat ini,
dia menjawab ada sekitar 20 anggota (di
luar anak-anak). Lebih lanjut WAO
menanyakan berapa jauh jarak tempat
tinggal anggota dengan lokasi gereja, dia
Warta Advent On-line (WAO)
menjawab bahwa rata-rata mereka tinggal
jauh dari gereja, sekitar 45 menit
mengendarai mobil.
Menurut observasi WAO
memang tempatnya sangat terpencil jauh
dari keramaian kota. Di sekelilingnya
masih nampak pohon-pohon hijau seakan
sedang berada di tengah hutan lindung.
Karena lokasinya jauh dari jalan utama,
sehingga jalan masuk menuju gereja pun
tidak diaspal. Kemungkinan para anggota
jemaat yang bergereja di sana adalah
mereka yang mempunyai hubungan
keluarga turun temurun atau karena
simpati dengan gerejanya yang bersejarah.
Olehnya WAO berasumsi bahwa gereja
tersebut mungkin langsung di bawah
pengawasan dari Northern New England
Conference of Seventh Day Adventists
yang dijadikan sebagai tempat kunjungan
wisata sejarah gereja yang terbuka bagi
umum sepanjang tahun termasuk pada hari
Sabat, sehingga tidak membutuhkan
gembala jemaat.
Setelah kebaktian ada jamuan
makan bersama (potluck) di mana WAO
bersama sebagian rombongan Rochester
Indonesian SDA Church, New Hampshire
turut mengadakan persekutuan bersama
(fellowship) dengan anggota mereka.
Oleh karena tempat makan tersebut berada
di alam terbuka di luar gereja, membuat
sang ketua jemaatnya seorang yang
berkulit putih sibuk bolak balik
mengangkat kursi melayani anggota dan
tamu yang akan duduk. Tidak jauh dari
tempat kami makan bersama terdapat
monumen batu granit yang bertuliskan, “in
April 1842 a group of citizens whose farms
stretched over these hillside bounded
together to form the first Christian society
in Washington, New Hampshire.”
Di belakang dari bangunan
gereja terdapat jejak alam (nature trail)
yang indah menelusuri hutan kayu
sepanjang satu mil yang memiliki 31
lokasi yang dihiasi dengan tulisan-tulisan
15 Oktober 2004
yang terukir pada batu granit tentang
sejarah asal mula hari Sabat sejak
penciptaan hingga di bumi yang baru
nanti. Masing-masing lokasi tersedia
bangku-bangku buat istirahat ataupun
sangat cocok bagi mereka yang ingin
bermeditasi sejenak.
Tak dapat disangkal bahwa
bangkitnya agama Kristen di Amerika
Serikat pada abad 18 di New England,
New Hampshire secara umum, juga telah
membuka tabir secara khusus bagi orang
Kristen mula-mula (dari berbagai
denominasi) akan penyelidikan tentang
nubuatan kedatangan Yesus yang kedua
kali serta penemuan kembali tentang
pengertian pemeliharaan hari Sabat. Tidak
heran pula di dalam gereja tersebut
tergantung poster yang bertuliskan “Our
Adventist Heritage” dengan ayat emas
Titus 2:13 dan slogan “I come quickly”
pada dinding belakang mimbar, sedang di
belakang bangunan gereja terdapat jejak
alam (nature trail) yang di sebut Sabbath
Trail. Jadi gereja tersebut yang disebut
First Sabbathkeeping Adventist Church
yang terletak di kota tua Washington, New
Hampshire merupakan cikal bakal
dimulainya denominasi Gereja MAHK
yang kini telah mencapai 14 juta
anggotanya di seluruh dunia. 
Jufrie F. Wantah
REDAKSI WAO-USA
18
Download