Salam Sejahtera! GAMBAR SAMPUL Begitu senang rasanya kita dapat bertemu lagi dalam terbitan Warta Advent Online (WAO) edisi 15 Oktober 2004 ini. Kami merasa perlu memberikan ‘support’ kepada saudara-saudara sekalian secara berkesinambungan seiring dengan antusias dan keinginan dari saudara-saudara dalam mengkonsumsi seluruh tulisan di media ini.. Kiranya kehadiran WAO setiap minggunya akan turut serta menyejukkan tali persaudaraan kita di manapun kita berada. Tuhan telah memberikan ‘kesempatan’ yang sangat baik kepada masingmasing kita untuk berbuat yang terbaik dalam hidup. Melalui pesan dari pembaca WAO sekalian yang kami terima baik melalui e-mail di [email protected] maupun yang di-posting ke buku tamu WAO di http://www.wartaadvent.org adalah ‘kesempatan’ kepada kami untuk menjadi lebih baik lagi di dalam penyajian WAO. Sesuatu yang senantiasa mengingatkan kami untuk bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan dalam pelayanan ini. Kami senantiasa terbuka apabila ada saran, pesan yang akan disampaikan demi membuat WAO semakin hari semakin baik lagi. Doa dan dukungan dari saudar-saudara sekalian adalah harapan kami. Kami yakin dengan pertolongan Tuhan, media ini dapat menjadi alat kecil untuk membantu pekerjaan Tuhan di muka bumi ini melalui sajian-sajian kami setiap minggunya. Untuk itu, dukungan anda sekalian sangat kami butuhkan berupa penyampaian berita, tulisan dan/atau artikel yang dapat menolong umat-umat Tuhan untuk saling menguatkan. Akhir kata, terima kasih atas dukungan dan partisipasi anda sekalian. Suratsurat, masukan-masukan anda ke meja redaksi bahkan tulisan anda pada “Buku Tamu” di website kami sangat memberikan semangat bagi kami untuk terus berbenah. Terimalah ungkapan terima kasih kami yang setulusnya untuk dukungan dan masukan yang kami terima. Dan jangan berhenti untuk memberikan masukan bagi kami dan mendoakan kami untuk mampu memenuhi harapan-harapan kita semua. Nantikan selalu WAO! Harapan kami WAO dapat menjadi referensi anda sekalian dalam mendapatkan informasi dan tulisan-tulisan untuk keperluan pelayanan di jemaat anda maupun untuk keperluan pelayanan lainnya. Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin! Salam WAO! Sungguh besar pengorbanan Yesus dan arti Salib bagi kita umat-Nya. Apakah kita mau mengikut jalan yang telah Yesus tempuh? RENUNGAN 4 Nilai Sebuah Pengorbanan EDITORIAL 5 Mana yang akan menjadi warnamu ? DARI REDAKSI 2 Pengantar Edisi ini KOLOM TETAP 9 Terjemahan Bible Commentary dan Kutipan Roh Nubuat. 12 Jadwal Bulka/Tutup Sabat (Sunset) KOLOM KHUSUS 6 Menguji Ajaran Davidian dengan lebih Terperincir. Jonathan Kuntaraf (lanjutan). 10 Spiritisme Modern. Oleh Pdt. E. Gultom (lanjutan). ARTIKEL 13 Pertemuan Faith & Science di Denver, menguatkan kembali tentang 6 hari Penciptaan BERITA ADVENT SEJAGAT 15 Koor Advent DKI & Pdt. H. Soehardi mewakili Kristen Protestan pada acara “Doa Bersama untuk Rekonsiliasi Nasional” 17 KKR Ketua-Ketua 18 Mengunjungi Birthplace of the SDA Church KOLOM PEMBACA 3 Surat-surat MINGGU DEPAN Pada Edisi minggu depan kami masih akan menyajikan lanjutan tulisan dari DR. Jonathan Kuntaraf. Nantikan WAO edisi minggu depan ! PENTING! - Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita. - Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita. - Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya. - Photo/gambar yang masuk menjadi hak WAO. Warta Advent On-line (WAO) 15 Oktober 2004 2 redaksi yang terhormat :: Media Penyejuk & Penjernih :: Penasehat Pdt. Berlin Samosir Penanggung Jawab Philip C. Wattimena Pemimpin Redaksi Bonar Panjaitan Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Ramlan Sormin Tata Letak: Wilhon Silitonga Samuel Pandiangan Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Tapson Manik Kontributor Khusus: Dr. Albert Hutapea Dr. Jonathan Kuntaraf Hans Mandalas Dr. R.A. Nainggolan Edy Nurhan Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dave Sampouw Dr. Praban Saputro Andrey Sitanggang Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan Joppy Wauran Dr. Tommy Wuysang Kirim berita ke: [email protected] Website: http://www.wartaadvent.org Berlangganan gratis: [email protected] Warta Advent On-line (WAO) Catatan Redaksi: Terima kasih untuk semua masukan yang diberikan. - Redaksi WAO – Selamat ,...semoga media ini dapat meneguhkan iman kita dan saling mengutkan satu sama lain. Tuhan senantiasa memberkati. Thanks atas ide yang cukup cemerlang untuk yang membuat media ini, semoga tetap jaya. – PIERSON SITUMORANG Kepada Pemimpin Redaksi Warta Advent On-line di Tempat. Dengan hormat, Syukur kepada Tuhan atas banyak hamba-hamba-Nya yang relawan menyumbangkan waktu dan pikiran untuk menerbitkan WAO yang materi yang disajikan di dalamnya banyak menambah wawasan bahkan menguatkan iman si pembaca, khususnya saya pribadi. Pemimpin Redaksi/Staf Redaksi yang kami hormati, Perguruan Tinggi kita di Pematangsiantar dalam waktu dekat ini akan merekrut 2 tenaga untuk lowongan tenaga Pengajar (Dosen) di lingkungan STIE Surya Nusantara, sekaligus Pendaftaran Semester genap tahun Akademis 2004/2005 yang telah dekat maka dibawah ini syarat-syarat/ kualifikasi: 1. Pria/Wanita yang telah memegang Ijazah S2 (tamatan dalam dan luar negeri) Tamatan dalam negeri Magister Sains Akuntansi/MSi Ak, atau MM Ak; tamatan luar negeri Master of Science in Accounting/MSAc) dengan Jurusan/Program Studi/Konsentrasi Akuntansi. Bila tamatan dalam negeri Ijazahnya Negara, dan bila dari luar negeri, Ijazahnya telah disetarakan oleh Depdiknas R.I 2. Syarat no 1 di atas, diutamakan Ijazahnya: S1 dan S2 masingmasing Jurusan/Program studi/Konsentrasi: Akuntansi. Namun terbuka bagi Anda yang memegang Ijazah S1 15 Oktober 2004 3. 4. 5. 6. Akuntansi, sedang S2 boleh Manajemen. Menguasai dan sanggup mengajarkan mata kuliah Akuntansi Mampu berkomunikasi dengan baik. Usia maksimum 35 tahun (Desember 2004) Diutamakan yang beragama Advent (MAHK) Anda yang berminat, kirimkan segera Lamaran lengkap/CV, & No. Telp./HP/EMail dan alamatkan kepada: Ketua STIE Surya Nusantara Jln. Rakutta Sembiring. Kotak Pos 106, Pematangsiantar 21101. Sumatera Utara, Indonesia. Lamaran ini ditutup akhir 15 November 2004, dan lamaran yang tidak memenuhi persyaratan di atas kami tidak layani Demikianlah kami sampaikan kepada Staf Redaksi untuk sudi kiranya dimuat di WARTA ADVENT ON-LINE yang kita cintai ini. Atas bantuan dan kesediaannya untuk memuatkannya di WAO pada edisi ini disampaikan terima kasih. Hormat dan Salam kami. Drs. N. Limbong, MBA KETUA JURUSAN AKUNTANSI & MANAJEMEN STIE SURYA NUSANTARA PEMATANGSIANTAR Cover Edisi Minggu Lalu 3 R E N U N G A N NILAI SEBUAH PENGORBANAN p ernahkah anda berkorban untuk seseorang ataupun untuk anda sendiri? Berapakah nilai pengorbanan itu? Sebagai orang Kristen kita identik dengan pengorbanan. Sebagai pengikut Yesus kita tidak terpisah dari pengorbanan. Suatu ketika aku pernah dihadapkan dengan situasi yang benar-benar membuat konflik bagi diriku. Aku tak bisa menentukan pilihan selain menerima, walaupun aku harus berjuang dalam kesakitan dan menderita karena menanggung resiko. Ketika aku tiba pada proses akhir untuk melahirkan seorang bayi dengan jalan normal, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi. Bayi mendapat halangan untuk keluar dan akhirnya tidak terdengar lagi suara nafasnya di monitor suara dan aku harus menerima keputusan emergency yaitu operasi caesar tanpa pembiusan normal, karena tidak ada waktu lagi demi keselamatan bayi dan aku. Suasana ruangan operasi membuatku gemetar dan aku hanya pasrah. Tanpa menunggu lama aku segera dioperasi. Dan … aku tak kuasa menahan betapa hebatnya rasa sakit yang kualami. Aku meraung-raung tapi tak mengurangi rasa sakit itu… Suamiku dipanggil dan dipersilahkan duduk di sampingku untuk menenangkan aku dan membantu komunikasi antara aku dan tim dokter. Singkat cerita aku dan bayi dapat diselamatkan, walaupun harus membutuhkan pengorbanan yang tak mudah. Dalam situasi ini aku tahu betapa berharganya sebuah pengorbanan. Dalam Matius 16:24, 25 tertulis: Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya...” Apakah salib yang harus kita pikul itu? Salib itu adalah membiarkan diri takluk pada Yesus. Itu berarti menaklukkan segala kehendak kita pada Yesus. Yang artinya adalah penyerahan; menyerahkan diri kita kepada Allah. Memikul salib seseorang tidak berarti sesuatu yang lain daripada yang seharusnya kita terima. Penafsiran tetang salib orang Kristen sering disalahartikan oleh setiap orang. Ada yang menderita badani, penolakan masyarakat, bahkan masalah yang pelik dan lain-lain dikatakan sebagai salib mereka. Atau ada juga yang mengartikan salib adalah kelemahan dan kekurangan diri. Rasul Paulus menyebutkan penderitaan fisiknya ibarat duri dalam daging dan bukanlah sebagai salib, karena dalam kelemahannya kuasa Kristus menjadi sempurna (2 Korintus 12:7-10). Warta Advent On-line (WAO) Apa artinya ”Memikul Salib?” Salib itu menunjukkan suatu pertentangan. Antara Yesus dan dunia itu berbeda, tidak ada penyesuaian, dunia mengejek salib. Dan manusia tidak menyukai pertentangan tetapi selalu mengharapkan kemudahan. Namun menjadi pengikut Yesus, pertentangan tidak dapat dihindarkan. Jika tidak ada pertentangan, maka yang terjadi adalah dunia telah menyerah dan dimenangkan Yesus atau dunia telah mengalahkan gereja. Nasehat bagi jemaat mengatakan: ”Dengan menerima salib kita dibedakan dari dunia yang tidak menyukai kita dan membenci keganjilan kita. Kristus dibenci dunia karena Dia bukan dari dunia. Dapatkah para pengikutNya mengharapkan yang lebih baik dari Tuhan mereka? Jika kita berjalan terus tanpa ada sanggahan atau ancaman dari dunia, kita harus berhati-hati, oleh karena penyesuaian diri kita kepada dunia yang mana membuat kita serupa dengan mereka sehingga tidak ada hal yang membangkitkan kecemburuan dan kemarahan mereka, maka tidak ada benturan pendapat. Dunia telah merendahkan salib itu” (Testimonies I, hal. 525). Salib juga tidak mempunyai kompromi. Salib tidak untuk hal-hal yang keterlaluan dalam penyangkalan diri, tidak untuk kesakitan dan kesusahan. Salib adalah sesuatu yang radikal. Salib menuntut kerelaan untuk kematian serta salib memanggil kita dalam pelayanan kepada Kristus. Dengan salib kita merendahkan diri, melepaskan kesombongan dalam debu dan hanya meninggikan Allah saja. Tidak ada lambang kekristenan yang lebih besar daripada salib. Apa yang dibuat oleh Yesus tidak bisa dibuat oleh manusia. ”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Matius 10:38). Pada salib kitalah Yesus menderita dan mati. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri tanpa pengorbanan Yesus. Jika kita ingin merenggut nyawa kita, itu adalah hal yang mudah. Kita bisa terjun dari gedung yang tinggi, kita bisa ambil pisau dan menghujamkan ke dada kita sendiri atau memakan obat-obatan overdosis. Namun kita tidak bisa menyalibkan 15 Oktober 2004 diri sendiri, orang lain yang akan melakukannya. Betapa bernilainya sebuah pengorbanan, dan betapa buruknya orang yang tak menghargai pengorbanan Yesus, yang tak mau menyerahkan kehidupannya kepada Yesus. Yesus menerima rencana Allah untuk kehidupan-Nya dan tidak berusaha mengerjakan rencana-Nya sendiri. Bila kita memandang salib Kristus dan mendapatkan harga yang harus dibayar, kita mulai memahami sesuatu tentang kebenaran Kristus dan berkata: ”Apakah dosa itu, sehingga menuntut pengorbanan yang demikian untuk kelepasan dari korbannya?” Suatu pengetahuan tentang rencana keselamatan akan menuntun dia, orang berdosa, ke kaki salib itu dengan penyesalan akan dosadosanya yang menyebabkan penderitaan Anak Allah yang dikasihi-Nya” (Step to Christ, hal. 27). Yesus dengan sifat Ilahi-Nya menderita setiap kesakitan dan setiap cercaan sampai pada tahap yang lebih tinggi karena sifat-Nya yang lebih agung dari sifat kita. Bila kita tiba pada pengertian yang lebih besar akan dalamnya pengorbanan-Nya untuk kita, maka kita akan mengerti dengan lebih baik betapa Dia mengasihi kita sehingga mau memberikan hidup-Nya bagi keselamatan kita. Nilai sebuah pengorbanan adalah kehidupan. Sesungguhnya kehidupan dalam Yesus tidak bisa ditukar dengan hal apa pun. Sekalipun itu adalah nyawa kita sendiri, Yesus mati tersalib karena dosa dan pelanggaran kita. Rasul Paulus kembali mengatakan, ”namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20). Yesus meminta penyerahan diri kita dan pelayanan kepada-Nya. Maukah engkau mendengar suara-Nya? Jangan keraskan hatimu.........! Silvanna Londah PENULIS ADALAH KETUA JEMAAT FISDAC, NEW JERSEY DAN MENIKAH DENGAN JAMES MASSIE DAN DIKARUNIAI JOEL FARREL, 2 BULAN 4 E D I T O R I A L “Mana Yang Akan Menjadi Warnamu” d unia perpolitikan Indonesia minggu ini sangat diwarnai oleh kasak kusuk siapa yang akan dicalonkan untuk masuk kabinet. Semakin hari orang semakin tidak malu-malu untuk mengutarakan keinginan partainya agar kadernya dipilih sebagai menteri. Rakyat menunggu dan mengamati dengan was-was kalaukalau ada orang-orang yang selama ini tergolong melakukan tindakan yang merugikan kepentingan rakyat terpilih masuk kabinet. Tidak heran kalau ada sebutan yang mengatakan “baju baru muka lama” karena sebagian dari para ‘pemain lama’ telah mendarat dan berkiprah dengan partai barunya. Apakah mereka salah? Di dalam kehidupan politik, sebagian orang membawakan dirinya dengan pintar. Dia tidak ingin menanggung resiko dengan menentang arus, tetapi mengikuti ke mana arus pergi. Baginya tidak ada istilah berpihak kepada yang benar, melainkan berpihak kepada yang menang. Soal apakah hal itu wajar, etis atau dibenarkan, dalam dunia politik itu masuk daerah abu-abu. Tergantung dari mana dan siapa yang menilainya. Alkitab menyebutkannya sebagai ‘kehidupan dunia’. Apa sebenarnya yang dikatakan oleh Alkitab? Di dalam Roma 12:2 umat Tuhan diamarkan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini dan supaya berubah oleh pembaharuan rohani. Ini diperlukan kalau kita mau memenuhi himbauan di ayat 1 yang mengamarkan kita untuk mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Ayat lain mengatakan bahwa Tuhan mengutus kita ke dunia ini, namun kita bukan dari dunia ini. Kita diingatkan kembali akan kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Dan memang kehidupan Yesus menunjukkan bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia. Jika kita mengaku sebagai pengikut-Nya, maka hidup kita pun seharusnya sejalan dengan apa yang Yesus tunjukkan dan bukannya mirip dengan apa yang ditunjukkan oleh dunia. Ungkapan di atas kelihatannya sudah lebih merupakan kata klise di mana kenyataan semakin hari semakin jauh dari harapan. Sekitar tahun 1960-an umat Advent dikenal sebagai kelompok orang yang selalu ‘bermasalah’ yang memohon dispensasi untuk tidak masuk sekolah maupun kerja pada hari Sabtu. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan dalam hari sekolah dan kerja. Dengan ditutupnya banyak sekolah dan kantor pada hari Sabtu, umat Advent pun merasa bersyukur. Hal ini mestinya berwujud pada kerajinan yang meningkat dalam pemeliharaan hari Sabat. Namun sangat disayangkan karena dalam banyak hal justru sebaliknya yang terjadi. Kita sangat prihatin karena sementara sebagian orang masih bergumul untuk mendapatkan kebebasan mengenai Sabat, mereka yang telah bebas justru tidak menghargai kesempatan itu untuk berbakti tetapi melakukan kepentingannya pada hari Sabat. Kita tidak perlu heran kalau kemudian banyak mendengar isu-isu miring menyangkut sebagian orang Advent. Apa yang kita lihat adalah bahwa keberhasilan secara ekonomi di era pemerintahan Orde Baru ternyata memudarkan warna dari sebagian umat Advent. Praktek manipulasi mulai gencar terdengar yang melibatkan orang Advent. Tidak heran kalau kemudian di kalangan Advent orang sering menggunakan sindiran “tidak makan udang tetapi makan uang”. Perselingkuhan dan kawin cerai sudah merupakan berita rutin dan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang menghebohkan. Berpartisipasi dalam kehidupan dunia gemerlap sudah dianggap sebagai suatu hobby yang normal atau simbol Warta Advent On-line (WAO) kemajuan dalam pergaulan. Perselisihan di antara sesama anggota yang kemudian melibatkan pihak luar bahkan sampai ke pengadilan dianggap sebagai menjunjung hak azasi seseorang di alam demokrasi. Yang menyedihkan adalah bahwa sementara praktek seperti ini semakin hari semakin berkembang umat Advent seakan melihat hal ini sebagai sesuatu yang ‘wajar’. Hal ini antara lain terlihat dari bagaimana reaksi yang ditunjukkan terhadap mereka yang melakukan perbuatan seperti itu. Memang kita tidak boleh menghakimi, tetapi hal itu tidak boleh dipakai sebagai alasan untuk menutup mata seolah-olah semua berjalan normal. Reaksi ‘masa bodoh’ yang ditunjukkan terhadap perbuatan seperti itu, sedikit banyaknya membuat kita ‘bertanggungjawab’ atas terus berlangsungnya praktek tercela seperti itu. Apakah ini pertanda bahwa kita justru semakin sama dengan dunia ini? Kita memang tidak diminta untuk memusuhi para pelaku, tetapi setidak-tidaknya janganlah memberi kesan bahwa kita tidak peduli dengan perbuatan mereka apalagi memberi kesan bahwa kita mendukung mereka. Karena jika demikian halnya, maka kebiasaan dunia akan semakin merasuk ke dalam kehidupan umat Advent dan kita akan menjadi semakin sama dengan dunia. Kita akan gagal untuk menjadi ‘surat yang hidup’ yang menyaksikan kabar selamat kepada dunia dan gantinya tersurat di berbagai media atas apa yang kita lakukan. Sesungguhnya kita perlu untuk merenungi kembali himbauan yang disampaikan di dalam Roma 12:1. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menjadi persembahan yang hidup dan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah? Ataukah kita menganggap bahwa penggodaan dunia ini terlalu besar dan sulit untuk dilepaskan. Pencobaan memang selalu ada tetapi itu tidak berarti kita harus jatuh. Karena bukankah Alkitab berkata bahwa kita tidak akan dicobai melebihi kemampuan kita? Sebesar apa pun pencobaan yang datang, tidak ada alasan untuk jatuh, karena Tuhan telah menyediakan kuasa yang lebih besar untuk mengalahkannya. Tinggal kita meminta kuasa itu yang akan diberikan Tuhan sesuai dengan janji-Nya di dalam Matius 7:7. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Marilah kita ingat bahwa Yesus datang ke dunia adalah untuk menjadi Teladan bagi kita. Kehidupan sederhana dan penuh penyerahan kepada Allah telah membantu Yesus menjadi persembahan yang hidup dan kudus yang memungkinkan Dia menjadi Penebus dunia dan Penyelamat kita. Hal ini tentu sangat berbeda dengan pola kehidupan dunia yang sudah dijelaskan di atas. Yesus mengatakan bahwa kita tidak bisa memilih Allah bersama dengan mammon. Kita harus menentukan pilihan. Pola kehidupan manakah yang akan kita tempuh? Kesederhanaan, ketulusan dan penyerahan yang ditunjukkan oleh Yesus atau kemewahan, penipuan dan percaya diri yang ditawarkan oleh dunia? Kehidupan kita akan menunjukkan warna yang menjadi pilihan kita. 15 Oktober 2004 Tim Redaksi WAO 5 T O P I K K H U S U S MENGUJI AJARAN DENGAN LEBIH TERPERINCI Oleh Dr. Jonathan Kuntaraf (lanju) Oleh Dr. PENTINGNYA MENGUJI AJARAN Alkitab berkata di dalam Yesaya 8:20, “Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.” Sesuai dengan prinsip dasar ini, Allah tidak akan memberikan terang yang baru yang akan bertentangan dengan terang yang terlebih dahulu ia telah berikan kepada umat-Nya. Roh Nubuat juga memberikan amarannya, “Tuhan tidak akan melalukan umat-Nya, dan memilih satu orang menyendiri di sini dan satu lagi di sana sebagai satu-satunya orang yang berlayak kepada siapa Ia mempercayai kebenarannya. Ia tidak akan memberikan kepada seseorang satu terang yang baru yang bertentangan dengan iman yang telah didirikan dalam satu tubuh. Dalam setiap reformasi, orang-orang telah bangkit dan memberikan tuntutan ini” (5T 291). Pemimpin dari Kelompok Davidian telah mengatakan bahwa ajarannya sepenuhnya seirama dengan ajaran Alkitab dan tulisan Roh Nubuat. Pada tahun 1941, Houteff berkata, “Kehadiran kita, sebagaimana yang engkau ketahui, adalah pengikut-pengikut yang tidak tergoyahkan dari Alkitab dan tulisan-tulisan Ny. White, sepenuhnya sebagai anggota Masehi Advent Hari Ketujuh, kita merasa pasti bahwa tulisan Alkitab dan Ny. White mendukung akan “Tongkat” untuk 100%” (The Symbolic Code, Vol. 7, no. 7-12, Juli-Desember 1941). Pada tanggal 31 Agustus 1931, Houteff telah mengirimkan surat sekular yang isinya adalah sebagai berikut “Kita harus menyimpulkan bahwa “Tongkat” terdiri atas seluruh kebenaran, atau tidak ada kebenaran sama sekali. Sebab itu, bila kita mengakui satu kebenaran dinyatakan oleh "Tongkat," kemudian kita harus menerima keseluruhan sebagai kebenaran .... Oleh karena itu, kita mengambil posisi bahwa pendapat pekabaran di dalam Warta Advent On-line (WAO) Jonathan “Tongkat” adalah bebas dari kesalahan." Houteff mengulangi keyakinannya ini pada tahun 1935 dan 1941 (V.T. Houteff, The Symbolic Code, Vol. 1, no. 8, 15 Februari 1935, 1, Timely Greetings, Vol. 1, no. 18, 7 Desember 1947, 10). Bagaimana caranya menguji kebenaran telah dianjurkan oleh Ny. White sebagai berikut: “Ada seribu pencobaan dalam kesukaran tersedia untuk mereka yang mempunyai terang kebenaran; dan cara yang paling aman bagi masing-masing kita ialah untuk tidak menerima doktrin yang baru, interpretasi Alkitab yang baru, tanpa menghadapkannya lebih dahulu kepada saudara-saudara yang berpengalaman. Letakkan di hadapan mereka dalam satu kerendahanan hati, dengan roh yang suka belajar, dengan doa yang sungguhsungguh, dan bila tidak ada terang di dalamnya, serahkan pada pertimbangan mereka; sebab jikalau penasihat banyak, keselamatan ada” (5T293; Amsal 11:14). Setelah menguji ajaran kelompok Davidian dalam beberapa terbitan WAO yang lalu, kita telah melihat banyak ajaran yang menyimpang dari Alkitab dan Roh Nubuatan. Sekarang kita akan menguji dengan lebih terperinci. KERAJAAN DAUD Tongkat Gembala mengajarkan bahwa Kerajaan Daud akan didirikan untuk umat Allah di atas bumi ini, khususnya di Palestina, sebelum penutupan pintu kasihan dan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Houteff sendiri mengatakan, “Pekabaran jam ke sebelas telah diperkirakan waktunya dan direncanakan untuk menyatakan bangkitnya Kerajaan Daud yang baru sebelum Kristus kelihatan di awan-awan” The Answerer, No. 2, 1944, hal. 77. Lebih lanjut Houteff mengajarkan bahwa, “Hal ini telah menubuatkan masa yang memiliki kebenaran mutlak, damai dan 15 Oktober 2004 Kuntar pengetahuan Allah (dalam kerajaan) dalam pemerintahan 'tongkat' (Daud) dan dari 'Cabang' (Kristus) harus mulai sebelum pintu kasihan tertutup” (Behold Make All Things New, 1942, hal. 45). Berdasarkan kutipan ini, jelaslah bahwa teori dari Davidian tidak menggambarkan Kristus, Anak Daud yang Agung, sebagai raja yang memimpin Kerajaan Daud, sebab disebutkan kerajaan tersebut berdiri di atas dunia ini sebelum la datang dengan kemuliaannya sebagai Raja di atas segala raja, dan Tuhan di atas segala illah. Bahkan Houteff menyebutkan bahwa Tuhan menjanjikan yang dilambangkan sebagai “Daud,” untuk memerintahkan mereka dalam Kerajaan Daud yang telah diramalkan tersebut (Ibid. hal. 43). Tidak heran, Houteff menyebut “reorganisasi” yang digambarkan kepada pengikutnya sebagai masa pemerintahan teokrasi, sebagai kombinasi dari gereja dan kerajaan. “Dengan demikian, jemaatNya atau kerajaan, direfleksikan "tanpa noda atau kerut, atau hal yang demikian (Epesus 5:27), keadaan damai dengan pemerintahan teokrasi, aman dan keadaan yang tidak bisa dilihat, di bawah pemerintahan satu gembala dan satu raja Daud, hamba-Nya” (Ibid. hal. 47). YANG DILAMBANGKAN OLEH DAUD Kesaksian Alkitab mengenai kerajaan kekal yang dijanjikan kepada Daud oleh Allah sangat jelas (2 Samuel 7:16; Mazmur 132:11). Janji untuk raja masa mendatang yang akan duduk pada tahta Daud mendapatkan kegenapannya di dalam Kristus, Anak Daud yang berkuasa (Matius 1:1, 22:42), Akar dan keturunan dari raja Ibrani masa lalu (Yesaya 7:13, 14, 9:6, 7; Mikha 5:2; Matius 2:4-6; Lukas 1:32, 2:4, 11; Yohanes 7:42 dan Wahyu 22:16). Salah satu ayat Perjanjian Lama yang sering dipakai oleh Houteff adalah:Yehezkiel 34:23, 16 untuk membuktikan teorinya tentang kerajaan Daud. 6 Kristus dengan sangat jelas mengatakan bahwa Ia tidak pernah merencanakan untuk mendirikan kerajaan-Nya di dunia sekarang ini. Pada saat Ia dituduh oleh musuh-musuh-Nya bahwa Ia merencanakan untuk berbuat demikian, dengan penuh keyakinan Ia menjawab kepada Pilatus: “KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaaan-Ku bukan dari sini” (Yohanes 18:36). “Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan mengembalakannya, yaitu Daud, hambaKu; dia akan mengembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. Yang hilang akan Kucari, yang tesesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang remuk dan yang lemah akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” Namun Ny. White berbicara bahwa ayat ini berlaku untuk Kristus. “Kristus mengaplikasikan nubuatan ini kepada Diri-Nya, dan Ia menunjukkan perbedaan antara tabiatNya sendiri dan para pemimpin orang Israel.” Kerinduan Segala Zaman, hal. 477. BILAKAH KERAJAAN DAUD AKAN DIDIRIKAN? Houteff dalam mendukung akan teorinya, ia menggunakan Hosea 3:4, 5. Namun apakah yang dikatakan oleh Ny. White tentang nubuatan ini? “Nubuatan pehukuman yang diberikan oleh Amos dan Hosea dilengkapi dengan ramalan akan kemuliaan masa mendatang .... Namun melalui Hosea telah diberikan nubuatan yang dibentangkan di hadapan mereka tentang kesempatan istimewa untuk ambil bagian dalam pemulihan final akan terjadi kepada umat Allah pada akhir sejarah dunia ini, saat Kristus akan nampak sebagai Raja di atas segala raja, dan Tuhan dari segala tuan. (Hosea 3:4, 5). Prophets and Kings, hal. 298. Warta Advent On-line (WAO) Sehubungan dengan kerajaan Yesus ini, Ny. White mengatakan, “Tidak akan hingga pekerjaan-Nya sebagai Pengantara selesai, Allah akan memberikan kepada-Nya, tahta dari bapaNya Daud, satu kerajaan yang tidak akan pernah berakhir” (Lukas 1:32, 33; The Great Controversy, hal. 416). Bila tahta Daud baru akan diberikan hingga pekerjaan sebagai Pengantara selesai, maka sudah jelas bahwa ini adalah setelah pintu kasihan tertutup. Lebih lanjut buku yang sama mengatakan, “Tidak akan hingga kedatangan Yesus secara pribadi umat-Nya dapat menerima kerajaan itu .... Sebab itu manusia dalam keadaannya sekarang ini tidak bisa memasuki akan kerajaan Allah. Namun bila Yesus datang, Ia akan merubah kebakaan ke dalam umat-Nya; kemudian Ia akan memanggil mereka untuk mewarisi kerajaan-Nya dan mereka adalah satusatu ahli waris-Nya” Ibid., 322, 323. PUSAT PEMERINTAHAN KERAJAAN ALLAH Dengan berulang-ulang, pemimpin Davidian mendeklarasikan bahwa pusat Kerajaan Daud akan ada di Palestina. Ia berkata, “Kerajaan itu sejak dari permulaannya akan didirikan di Tanah Perjanjian” The_Answerer, No. 2 tahun 1944. Ia juga mengajarkan bahwa “Tanah Perjanjian akan dihuni oleh umat Allah yang telah bertobat.” Ibid, hal. 75. Dalam buku Reformasi Menggali Kembali Isi Alkitab, tulisan John Terinathe, yang banyak beredar di Indonesia, hal ini diulangi berulangulang, “Kerajaan Daud akan berpusat di Gunung Sion di Palestina” (hal. 97,99,107,111,112). Ajaran bahwa kerajaan Allah akan berpusatkan di Palestina tidaklah sesuai dengan Alkitab dan Rob Nubuat. Bahkan Ny. White telah berulang-ulang 15 Oktober 2004 mengamarkan agar kita jangan terpengaruhi oleh ajaran ini. Misalnya, dalam Early Writing, hal. 75, ia telah mengatakan sebagai berikut: “Kemudian telah ditunjukkan kepadaku bahwa banyak yang berada dalam kesalahan besar dengan mempercayai bahwa adalah tanggung jawab mereka untuk pergi ke kota Yerusalem yang lama, dan memikirkan bahwa mereka akan mulai pekerjaan di sana sebelum Tuhan datang.” Ny. White juga telah menekankan bahwa, “Kita ingin untuk menekankan di sini bahwa kita sebagai umat tidak mempunyai keyakinan dalam pergerakan yang aneh, yang sebagian telah ikuti, bahwa orang saleh harus pergi dulu ke Yerusalem lama dan sebagainya. Saudara-saudara, berhati-hati dengan kesesatan ini.” The Review and Herald, 7 0ktober, 1851. Walaupun Ny. White telah menuliskannya pada tahun 1850 dan 1851 sebelum munculnya Davidian, namun ia telah memberikan amaran jangan sampai terpengaruh oleh kesesatan ajaran tersebut. Ajaran pembentukan Kerajaan Daud di Palestina, dengan hidupnya kelompok 144.000, serta menjadikan Yerusalem sebagai pusat pengabaran Injil sedunia, tidaklah sesuai dengan kesaksian yang diberikan oleh Roh Nubuat kepada kita. TINGGAL DI YERUSALEM DENGAN DAMAI YANG SEMPURNA Lebih lanjut Davidian juga mengajarkan bahwa 144.000 akan pergi ke Yerusalem lebih dahulu, kemudian diikuti oleh orang saleh yang masih hidup lainnya, dan di sana mendapatkan suatu tempat yang memiliki damai yang sempurna sebelum penutupan pintu kasihan dan kedatangan Yesus yang kedua kali. Houteff menekankan, “Kerajaan yang segera akan datang ini tidak akan seperti kerajaan dunia, tetapi seperti suasana surga, itu terdiri dari satu tempat yang memiliki damai yang sempurna dan keamanan yang mutlak.” (Behold, I Make All Things New, 1942, hal. 44. la juga mengatakan, “Di tanah di mana kerajaan itu berdiri, tidak ada lagi dosa di sana.” lbid., hal. 47. 7 Ajaran Houteff tersebut tidak senada dengan Alkitab dan Roh Nubuat yang tidak memberikan indikasi adanya satu tempat di dunia, yang memiliki damai yang sempurna sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali. Bahkan Paulus berkata, “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (2 Timotius 3:12). Yesuspun telah bersabda, “Jikalau mereka telah menganiayai Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.” Yohanes 15:20. Tidak ada ayat Alkitab yang mengatakan bahwa 144.000 akan bebas dari aniaya. Bahkan Wahyu 12:17 jelas mengatakan marahnya naga itu dan memerangi benih perempuan itu yang menurut hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Ny. White mengatakan bahwa, “Sementara itu Amerika Serikat, tanah kebebasan beragama, akan bersatu dengan kepausan dalam memaksakan kata hati dan mendorong orang untuk menghormati Sabat yang salah, dan orang-orang dari seluruh negeri di dunia ini akan dipimpin untuk mengikuti jejaknya” (6T18). Oleh sebab Palestina adalah sebagian dari dunia ini, maka jelaslah bahwa Palestinapun tidak akan pernah luput dari masalah ini. Palestina bukanlah tempat di mana akan ada damai yang sempurna dan keamanan yang mutlak dalam masa krisis. Bahkan Palestina adalah tempatnya pergolakan peperangan yang tidak pernah berhenti sepanjang zaman. RENCANA TUHAN BAGI UMATNYA Bila kita melihat akan Alkitab dan Roh Nubuat, maka kita akan dapat melihat rencana Allah bagi umat-Nya. Misalnya, Pelihat dari Patmos, memandang ke depan sepanjang zaman kepada masa pembaruan Israel di dunia yang telah diperbaharui, menyaksikan .... (Wahyu 7:9,10) Prophets and Kings, 720, 721. Kitapun harus ingat bahwa tujuan kita adalah, “Yerusalem yang di atas” (Galatia 4:26). Adalah rencana Tuhan bagi umat-Nya, bahwa mereka akan “datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, satu kumpulan yang meriah” (Ibrani 12:22). Sehubungan dengan pengalaman 144.000 orang yang telah mereka alami sebelum masuk ke surga, Ny. White mengatakan, “Mereka, setelah diubahkan dari dunia, datang dari antara yang hidup, adalah disebut sebagai buah sulung kepada Allah dan kepada Domba” Warta Advent On-line (WAO) (Wahyu 15:2,3, 14:1-5). Mereka ini telah keluar dari masa kesukaran besar; Mereka telah melalui masa kepicikan yang tidak pernah timbul sejak adanya bangsa; Mereka telah berdiri tanpa pengantara selama pencurahan akhir dari pehukuman Allah; Mereka telah melihat dunia dihantam dengan bala kelaparan dan penyakit, matahari dengan panasnya yang menyengat; Mereka telah menanggung derita, kelaparan dan kehausan” The Great Controversy, hal. 649. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka kita dapat menyimpulkan sebagai berikut: Ajaran dari Davidian yang mengatakan kerajaan Daud akan didirikan di dunia ini, khususnya di Palestina, untuk umat Allah sebelum penutupan pintu kasihan dan kedatangan Yesus yang penuh dengan kemuliaan-Nya bertentangan dengan ajaran Alkitab dan tulisan Rob Nubuat. Kebenaran yang sebenarnya ialah bahwa Kerajaan Daud yang dijanjikan itu tidak akan berdiri sampai pintu kasihan tertutup dan kedatangan Yesus dengan penuh kemuliaan-Nya. Pandangan dari Tongkat Gembala bahwa yang dilambangkan dengan Raja Daud itu adalah orang lain dan bukan Yesus Kristus bertentangan dengan ajaran Alkitab dan Roh Nubuat. Kebenaran yang sebenarnya ialah bahwa Yesus adalah Anak Daud, yang akan mengambil tahta Daud dan kerajaan yang dijanjikanNya. Kata penuaian digunakan juga untuk menggambarkan pengumpulan orang benar dan jahat untuk menentukan nasib mereka masing-masing oleh malaikat pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali, yang akan mengadili sesuai dengan pekerjaannya masingmasing, setelah pintu kasihan tertutup. Dalam perumpamaan gandum dan lalang, pemilik ladang tersebut berkata, “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu Aku akan berkata kepada para penuai: “Kumpulkanlah dahulu ladang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku”” (Matius 13:30). Dalam menjelaskan perumpamaan ini, Kristus berkata, “Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” (ayat 39-43). Nubuatan masa penuaian akan terjadi saat Yesus datang digambarkan juga oleh Yohanes dalam Wahyu 14:14-19. Kedua macam penuaian yang dituliskan oleh Alkitab tersebut harus kita ingat agar jangan sampai kita memiliki interpretasi yang salah. (bersambung) PENUAIAN Satu hal yang harus diingat dalam mempelajari penuaian ialah bahwa Alkitab menggunakan istilah penuaian lebih dari satu arti. Kita lihat penggunaan dua arti penuaian yang digunakan oleh Alkitab. Kata penuaian digunakan untuk pengumpulan jiwa ke dalam kebenaran melalui pengabaran Injil ke seluruh dunia, sebelum pintu kasihan tertutup. Dalam hal ini penuai adalah orang-orang yang setia dalam mengabarkan atau mengajarkan Injil kepada orang lain. Ayat yang dapat digunakan ialah Matius 9:37, 38 dan Yohanes 4:35. 15 Oktober 2004 – DR. JONATHAN KUNTARAF Associate Director Departemen Sekolah Sabat/ Pelayanan Perorangan, General Conference 8 TERJEMAHAN BIBLE COMMENTARY & KUTIPAN ROH NUBUAT Diterjemahkan bebas oleh Jeffrey Kiroyan Terjemahan SDA Bible Commentary Daniel 4:37 “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak”. Muliakan Dan Pujilah Dengan Lantang. Ini adalah kesimpulan akhir di dalam pernyataan seorang (raja) Nebukadnezar, sebagai seorang yang telah bertobat, bahwa dia telah mengenal kebenaran Allah. Kesaksiannya yang menyatakan bahwa Tuhan adalah “Raja Surga” merupakan ungkapan penghormatan tentang Allah yang baru dikenalnya itu. Monarki Babylon yang telah disembuhkan (bertobat) itu telah belajar dengan baik dari pengalamannya. (Para Nabi dan Raja 129). Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar dalam Tuhan. Maz. 33:1. Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Maz. 34:2. Siapa yang mempersembahkan syukur, ia memuliakan Aku. Maz. 50:23. … bersyukur sebab nama-Mu baik, ya Tuhan. Maz. 54:8. Bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku... Maz. 63:3-5. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Allah... Maz. 67:6. Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia. Maz. 69:35. Aku hendak bersyukur pada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku. Maz. 86:12. Kutipan Roh Nubuat Daniel 4:37 ini merupakan fase terakhir dari lima fase dalam Daniel pasal 4 tentang mimpi kedua Nebukadnezar serta tentang kerendahan-hati dan pemulihan (4:1–37): 1. Pengakuan Nebukadnezar tentang kemahatahuan dan kuasa Allah, 4:1–9. 2. Deskripsi dari mimpi tersebut, 4:10–18. 3. Interpretasi Daniel tentang mimpi tersebut, 4:19–27. 4. Kejatuhan dan pemulihan Nebukadnezar, 4:28–36. 5. Pujian Nebukadnezar akan “Raja Surga”, 4:37 Para Nabi dan Raja, 1917: 128-129 – (Prophets and Kings, 1917: 128-129) Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya. Maz. 96:8. Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat. Maz. 99:3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian. Maz. 100:4. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya. Maz. 107:8. Selama tujuh tahun Nebukadnezar telah menakjubkan warganya karena selama tujuh tahun dia direndahkan di hadapan seluruh dunia. Tapi kemudian akalnya dipulihkan, dan dalam kerendahan hati memandang kepada Allah dari Surga, dia menyadari sentuhan Tuhan di dalam hukumannya itu. Dalam pernyataan di depan semua orang dia mengakui semua kesalahannya dan kemurahan berkat Allah dalam pemulihannya. “Pada akhirnya,” dia berkata, “saya Nebukadnezar mengangkat pandanganku ke surga, dan akal dan pengertianku kembali padaku, dan saya memuliakan Yang Maha Tinggi, dan menyembah serta memuji Dia yang hidup selamanya, yang memiliki segala kekuasaan dan kerajaan dari generasi ke generasi: dan segala yang hidup di muka bumi ini tidak berarti: dan Dia bertindak sesuai kehendak-Nya atas bala tentara surga, serta penghuni bumi: dan tidak seorang pun dapat bertahan dari kuasa tangan-Nya, atau bisa bekata pada-Nya: “Siapakah Engkau?” “Pada saat akal/pengertianku kembali padaku, dan untuk kemuliaan kerajaanku, kehormatanku dan kepintaranku kembali padaku, dan semua penasehat dan penguasa menghadap kepadaku: dan aku berkuasa kembali di kerajaanku dan kemuliaan yang besar menjadi bagianku.” Raja yang tadinya sombong telah menjadi anak Allah yang rendah hati; penguasa yang kejam dan semena-mena telah menjadi raja yang, bijaksana dan penyabar. Dia yang telah berani menantang dan menghujat Allah yang di surga, sekarang mengakui kekuasaan Yang Maha Tinggi itu dan dengan sungguh hati berusaha untuk meningkatkan ketakutan pada-Nya dan kebahagiaan bagi rakyatnya, Di bawah peringatan keras dari Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuhan, Nebukadnezar telah belajar akan pelajaran terakhir dari segala pelajaran yang harus diketahui oleh seorang pemimpin – adalah bahwa kebesaran yang sejati terdiri dari kebaikan/kebajikan yang sesungguhnya. Dia mengakui Yehova sebagai Tuhan yang hidup, dan berkata: “aku Nebukadnezar memuji dan memuliakan dengan lantang dan menyembah Raja dari surga yang pekerjaan-Nya adalah benar, dan jalan-Nya adalah keadilan, dan siapa yang berlaku sombong akan direndahkan-Nya. Tujuan Allah bahwa kerajaan terbesar di seluruh muka bumi harus menunjukkan pujian pada-Nya telah digenapi. Pernyataan umum ini, di mana Nebukadnezar mengakui kemurahan, kemuliaan dan besarnya kekuasaan Allah, merupakan tindakan terakhir dalam hidupnya yang dicatat oleh sejarah yang suci. Biarlah mereka meninggikan Dia dalam jemaat umat itu dan memuji-muji Dia dalam majelis para tua-tua. Maz. 107: 32. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan. Maz. 113:3. Pujilah Tuhan sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah. Maz. 135:3. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib. Maz. 139:14. Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu. Maz. 145:4. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup. Maz. 146:1, 2. Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. Yes. 42:12. Bersyukurlah kepada Tuhan semesta alam, sebab Tuhan itu baik. Yer. 33:11. …dan kamu akan memuji-muji nama Tuhan, Allahmu, yang telah memperlakukanmu dengan ajaib. Yoel 2:26. Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumi pun penuh dengan pujian kepadaNya. Hab. 3:3. ….dan semua orang banyak bersuka cita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya. Luk 13:17. …orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. Kisah 4:21. .. dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Epe. 5:19. … dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat. Ibrani 2:12.1 Tambahan ayat-ayat bantu: PRAISE: Kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia. Maz. 22:24. Warta Advent On-line (WAO) 1Bailey, Phyllis C., Topical Concordance to the Bible, (Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association) 1975. 15 Oktober 2004 9 T O P I K K H U S U S Spiritisme Modern (lanjutan) Orang Yang Tersalib dengan Yesus Kristus Bagian 9 Oleh Pdt. E. Gultom K etika Yesus disalibkan dengan dua orang penjahat besar, maka sementara mereka bertiga tergantung pada salib itu terjadilah dialog, perbincangan seperti yang tertulis dalam Lukas 23:39-43: ”Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya ”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Banyak orang menganggap bahwa penjahat yang tersalib dengan Yesus itu, naik ke sorga bersama Yesus pada hari itu di dalam roh. Karena letak koma dalam kalimat itu berbunyi: ”Aku berkata kepadamu, (koma) sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan aku di Firdaus.” Itu berarti bahwa pada saat Yesus berkata kepada penjahat itu, saat itulah mereka naik bersake Firdaus Warta Advent On-line (WAO) (sorga), di dalam roh. Itulah pengertian banyak orang. Akan tetapi bukan demikian yang sebenarnya. Pada saat Yesus tersalib bersama kedua orang penjahat pada hari Jumat dan kemudian Yesus mati, mayat-Nya diturunkan dari salib juga pada hari Jumat sore menjelang Sabat (Sabtu), Lukas 23:53-54, dan dikuburkan. Maka pada hari Minggu (Ahad) pagipagi benar Yesus sudah bangkit dari kubur (Lukas 24:1-2) dan batu sudah terguling dari kubur. Kemudian sesudah bangkit dari kubur Yesus menampakkan diri-Nya pertama kepada Maria Magdalena, seorang wanita yang sangat mengasihi Yesus. Dalam Lukas 20:11-18, diceritakan bahwa Maria menangis di dekat kubur Yesus karna ia menganggap mayat Yesus sudah dicuri orang (Yohanes 20:13). Tetapi kemudian Yesus berkata kepada Maria: ”Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: ”Rabuni!”, artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: ”Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudarasaudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu” (Yohanes 20:16-17). 15 Oktober 2004 Yesus menjelaskan bahwa Ia belum naik ke sorga sejak dari salib (kematian-Nya pada hari Jumat) hingga pada pagi hari Minggu pada saat kebangkitan di mana Ia bertemu dengan Maria Magdalena. Kalau sekiranya Yesus sudah naik ke sorga pada hari Jumat yang lalu tentu Ia tidak akan katakan seperti itu pada Maria Magdalena pada hari Minggu pagi. Jadi sebenarnya pengertian yang benar dari perkataan Yesus kepada penjahat yang tersalib dengan Dia adalah sebagai berikut: Lukas 23:43: Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Yesus berkata sesungguhnya hari ini, penekanan akan hari ini, bukan besok. Jadi letak koma yang kurang tepat sehingga penekanan jadi lain maka artinyapun jadi lain. Karena Yesus belum naik ke sorga hari itu jadi letak koma adalah sesudah perkataan hari ini. Jadi seharusnya ayat itu: ”Aku berkata kepadamu sesungguhnya hari ini, juga engkau akan ada bersama sama dengan Aku di dalam Firdaus.” 10 Maka dengan demikian roh orang yang tersalib dengan Yesus tidak naik ke sorga pada waktu ia ada dalam kematian pada hari Jumat seperti yang dikatakan banyak orang. Maka orang mati itupun tidak tahu apa-apa dan tidak ada kegiatan apa-apa atau harap akan kemurahan kesetiaan dari Tuhan. Lazarus Dibangkitkan Bagian 10 K etika Lazarus sudah meninggal dunia dan kemudian dikuburkan, Yesus datang untuk menghidupkannya kembali. Lazarus sudah ada di dalam kubur dan ia sudah mati selama empat hari. Yohanes 11:39: Kata Yesus: ”Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepadaNya: ”Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” Apakah Lazarus yang sudah empat hari mati itu mempunyai ingatan dalam keadaan mati atau rohnya pergi ke sorga? Kemudian Yesus membangkitkan Lazarus dari kubur itu. Yohanes 11:43-44: Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: ”Lazarus, marilah keluar!” Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain paluh. Kata Yesus kepada mereka: ”Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” Nabi Samuel Yang Sudah Mati B Bagian 11 ilamana nabi Samuel mati dan dikuburkan. Pada waktu hidupnya nabi Samuel adalah nabi yang sangat dihormati oleh bangsa Israel dan raja Saul pada waktu itu menjadi raja bagi bangsa Israel. Raja Saul sangat menghormati nabi Samuel dan sering mendapat petunjuk dari Tuhan melalui nabi tersebut. Tetapi pada saat itu sementara nabi Samuel sudah wafat, tentara Filistin datang hendak menyerang Israel. Raja Saul pada waktu itu sudah undur dari Tuhan dan tidak lagi setia dalam mengikuti petunjuk-petunjuk Tuhan. Raja Saul bingung akan adanya ancaman serangan dari Filistin maka ia bertanya kepada Tuhan. I Samuel 28:6: Dan Saul bertanya Sekiranya ada kesadaran atau kegiatan roh Lazarus selama ia mati empat hari maka pasti ada cerita yang disebutkan dalam pengalaman mati selama empat hari tersebut. Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa Lazarus itu memang seperti orang yang tidur adanya. kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan urim, baik dengan perantaraan para nabi. Dalam keadaan panik seperti itu raja Saul mencari petunjuk dari petenung untuk meminta petunjuk dari padanya. Yohanes 11:11: Demikianlah Saul kepada para pegawainya: ”Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.” Para pegawainya menjawab dia: ”Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.” Raja Saul tahu benar bahwa tidak diizinkan Tuhan bertanya kepada arwah-arwah orang mati, itu sebabnya ia membinasakan semua orang yang ada pengetahuan untuk meramal dan orang-orang yang sanggup memanggil roh-roh orang mati (arwah). perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: ”Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi kesana untuk membangunkan ia dari tidurnya.” Lazarus sudah mati selama empat hari, ia ada dalam keadaan tidur. Orang yang tidur tidak ada kegiatan apa-apa, dan kemudian ia dibangkitkan oleh Yesus Kristus dari kuburnya. Warta Advent On-line (WAO) I Samuel 28:7: Lalu berkatalah 15 Oktober 2004 I Samuel 28:3: Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. (Ayat 9) Tetapi perempuan itu menjawabnya: ”Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh aku?” Mengapa justru raja Saul sekarang mau meminta petunjuk kepada arwaharwah? Ini adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan Allah. Kemudian didapati di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah (1 Samuel 28:7), kemudian raja Saul pergi kesana dan menyuruh perempuan itu memanggil arwah dan muncullah seperti yang dikatakan dalam 1 Samuel 28:14-15: Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: ”bagaimana rupanya?” Jawabnya: ”Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah.” Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan muka sampai ke tanah dan sujud menyembah. Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: ”mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?” Kata Saul: ”Aku sangat dalam keadaan terjepit: Orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur daripadaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat. 11 peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Kalau ada orang didapati seperti itu maka akan dihukum mati. Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset Table) Diolah Oleh P.C. Wattimena Imamat 20:27: ”Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.” Ketika raja Saul tidak lagi setia kepada Tuhan, ia melakukan perkara yang bertentangan dengan Tuhan yaitu pergi bertanya kepada arwah orang mati. Ia sudah sesat. Setan kemudian menyambut kerinduan hatinya dengan menyamar seperti nabi Samuel dan memberi petunjuk kepadanya. Arwah yang muncul itu mengaku dirinya nabi Samuel yang sudah mati. Apakah itu benar? Tidak! Karena orang mati itu tidak tahu apa-apa, yang muncul itu ialah Setan yang menyamar seperti rupa nabi Samuel. Dan sekarang petenung itu hanya melihat: ”sesuatu yang ilahi muncul dari bumi.” 1 Samuel 28:14. Dan raja Saul menganggap itu atau (perceived dalam KJV) mempercayai itu ”adalah arwah Samuel” Demikianlah Setan sudah menipu manusia sejak di Taman Eden, di mana ia menyamar seperti ular yang dapat berbicara kepada Hawa dan menipunya. Setan menyebut penipuan yang pertama kepada Hawa: ”Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kejadian 3:4). Setan katakan bahwa manusia tidak akan mati. Itu juga mempraktekkan penipuan Setan bahwa orang mati – rohnya tidak mati, padahal Allah mengatakan: ”kamu akan mati. Agar jangan manusia tertipu oleh Setan yang sanggup mengobah diri seperti roh-roh orang yang sudah mati maka itulah sebabnya Tuhan menyuruh membinasakan semua orang yang sanggup memanggil arwah-arwah yang sebenarnya bukan arwah tetapi roh-roh Setan yang menyamar. ”Dia (Setan) berkuasa untuk menunjukkan di hadapan manusia rupa dan sahabat-sahabat yang sudah meninggal. Dia dapat meniru dengan sangat sempurna, cara melihat, katakata, nada suara yang ditunjukkan dengan keserupaan yang luar biasa hebatnya...” GC 552. – PDT. E. GULTOM Sekretaris Kependetaan UIKB BUKA SABAT TUTUP SABAT PILIHAN 15 Oct. ‘04 16 Oct. ‘04 Medan 18:13 18:12 Pekanbaru 18:03 18:03 Palembang 17:52 17:52 Jakarta 17:46 17:46 Semarang 17:32 17:32 Surabaya 17:23 17:23 Denpasar 18:14 18:14 Mataram 18:10 18:10 Pontianak 17:32 17:32 Banjarmasin 18:13 18:13 Balikpapan 18:02 18:02 Makassar 17:55 17:55 Kendari 17:41 17:41 Manado 17:29 17:29 Ambon 18:19 18:19 Tembagapura 17:44 17:44 Jayapura 17:29 17:28 Manila 17:37 17:37 Andrews Univ.* 18:05 18:04 GC at DC* 17:31 17:29 Loma Linda* 17:16 17:15 Seattle* 17:23 17:21 Delft* 17:52 17:49 Edison, N.J. * 17:19 17:17 PENTING: Daftar waktu matahari terbenam ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbenamnya matahari sesuai dengan perubahan yang dilakukan. Ulangan 18:10-11: Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang Warta Advent On-line (WAO) KOTA KOTA 15 Oktober 2004 12 A R T I K E L PANGGILAN UNTUK MERENDAHKAN HATI DAN BERDIALOG Diterjemahkan bebas oleh: Jeffrey Kiroyan, Redaksi WAO-Surabaya BILL KNOTT dan SANDRA BLACKMER p roses selama tiga tahun yang diprakarsai oleh pemuka-pemuka gereja untuk memulai dialog antara teolog-teolog Advent, ilmuwanilmuwan Advent dan pemimpinpemimpin gereja tentang penciptaan yang bersumber dari tulisan Alkitab, diakhiri dengan sebuah konferensi internasional di Denver, Colorado pada tanggal 20-26 Agustus 2004 di mana pengertian gereja tentang enam hari penciptaan secara literal kembali dikuatkan. The Denver Faith & Science conference adalah pertemuan ketiga dan sesi terakhir dari serangkaian pertemuan tahunan yang dimulai sebagai hasil dari rekomendasi “Annual Council” pada tahun 2001. Pertemuan international sebelumnya untuk para pelajar/sarjana terjadi pada Agustus 2002 di Ogden, Utah, dan kemudian dilanjutkan dengan regional conference setahun yang lalu di tujuh dari tiga belas divisi GMAHK di dunia. Pertemuan Agustus 2004 bertujuan untuk meringkas tentang hasil-hasil dari pertemuan-pertemuan sebelumnya dan untuk mempersiapkan rekomendasirekomendasi untuk laporan tahunan dari GMAHK yang akan diadakan pada tanggal 8-14 Oktober di kantor pusat di Silver Spring, Maryland. Para peserta di ketiga pertemuanpertemuan tersebut diundang dari fakultas-fakultas religion dan science dari universitas dan perguruan tinggi Advent, dan juga pemimpin-pemimpin gereja yang telah dipilih di tingkat uni dan divisi. Para cendekiawan dari Institut Riset Ilmu-bumi (Geoscience Warta Advent On-line (WAO) Research Institute) dan Institut Riset Alkitabiah (Biblical Research Institute), keduanya adalah lembaga Advent, juga mengikuti acara tersebut. Dari 135 orang yang hadir di Denver, termasuk di antaranya 45 orang peserta dari luar Divisi America Utara. Sejak semula para pemimpin gereja menyadari bahwa melakukan dialog tentang hal-hal semacam ini bukanlah tanpa resiko. Wakil Ketua General Conference Lowell Cooper, sebagai ketua panitia, mengingatkan para peserta konferens di dalam kata sambutannya tanggal 20 Agustus 2004 bahwa anggota-anggota di beberapa daerah di seluruh dunia memperhatikan secara khusus dan seksama akan kelanjutan dan hasil pertemuanpertemuan di Denver itu. Cooper menyatakan “di satu sisi, ada yang meramalkan bahwa pembicaraanpembicaraan tentang isu-isu doktrin dapat melemahkan iman kita, di mana ‘kumpulan doktrin kepercayaan’ kita akan dilemahkan atau mungkin kita akan mendapati bahwa diri kita sedang berada pada bukit terjal yang licin dan tanpa pegangan.” Cooper juga menyatakan bahwa para cendekiawan Adventpun mengerti akan resiko-resiko tersebut: ”Di sisi yang lain, adanya kekuatiran yang menghantui yang membuat kita meremehkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan penyelidikan hanya untuk mempertahankan kepercayaan kita dari pengamatan yang seksama.” Konferens selama enam hari memberikan kesempatan untuk persekutuan dalam kebaktian harian dan kebaktian Sabat, dan juga hampir 20 presentasi oleh para ilmuwan dan 15 Oktober 2004 pemuka agama yang mempunyai keahlian masing-masing. Beberapa cendekiawan yang bergulat dengan data-data ilmiah dari usia bumi menggarisbawahi ketidaksesuaian penemuan tersebut dengan pengertian gereja secara trasdisional yang terdapat di Kejadian 1-11, sementara para ilmuwan lainnya menyatakan adanya penemuan-penemuan yang mendukung kepercayaan tersebut. Juga dikemukakan adanya perbedaanperbedaan pandangan secara teologi yang terjadi di antara seminari dan dosen-dosen keagamaan tentang kutipan Alkitab. Perhatian khusus diberikan kepada presentasi-presentasi dan pembahasan-pembahasan tentang peran dari para cendekiawan di gereja dan harapan-harapan yang pada hakekatnya diharapkan oleh para pemimpin gereja dan anggota jemaat terhadap cendekiawan yang dipekerjakan oleh institusi-institusi gereja. “Saya kira konferensi ini adalah permulaan yang bagus, setidaknya sebagai suatu acuan untuk membuka pembahasan-pembahasan lain di berbagai bidang di dalam kehidupan dan pemikiran gereja.” demikian kata Editor Adventist Review William Johnson yang menghadiri kedua pertemuan internasional tersebut di tahun 2002 dan 2004. “Kita perlu untuk tetap berbicara.” Kita adalah gereja dunia yang bertumbuh pesat dengan sumber daya manusia yang terlatih baik di berbagai bidang. Ada manfaat besar dalam menghimpun kelompok-kelompok terpelajar seperti itu untuk melihat/menilai kembali doktrin-doktrin yang kita percayai.” 13 Johnson juga menggarisbawahi kualitas dan dampak spiritual dari presentasipresentasi di Denver, walaupun isi dari presentasi-presentasi tersebut seringkali menuntut konsentrasi yang dalam. “Tingkat keterlibatan intelektual sangatlah tinggi,” tambahnya, “dan perhatian dari para pendeta dan kaum awam terhadap para peserta lainnya juga sama tingginya.” “Satu hal yang kita bisa katakan dengan sangat jelas adalah bahwa pembahasanpembahasan tersebut terjadi di antara umat-umat yang percaya,” tambah Cooper. “Kita tidak mendapati di sana orang-orang beraliran filsafat alami (philosophical naturalism) yang membuat argumen-argumen dari sudut pandang mereka. Kita adalah umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Tetapi di dalam komunitas Advent, ada orang-orang yang berasal dari berbagai tempat, berbagai ilmu dan berbagai tingkatan pengertian.” Cooper menyebutkan bahwa pembahasanpembahasan tersebut “bersifat dialog-dialog yang sangat sopan dan penuh kesantunan di hampir seluruh bagian pembahasan,” namun juga menyatakan bahwa adanya perbedaan-perbedaan di dalam kepercayaan yang mendasar kadangkadang mencuat dan menyamaratakan kesimpulan secara luas. Peserta-peserta lainnya mendapat kejelasan yang lebih besar bagi mereka sendiri dan juga bagi pemahaman gereja dalam hal doktrin kepercayaan selama ini yang dihasilkan dari pertemuan-pertemuan di Denver. “Saya juga diingatkan bagaimana penting dan utamanya kepercayaan kita mengenai penciptaan bagi pekabaran Advent dan pekabaran dasar bagi orang Kristen seluruhnya,” demikian kata Dr. Greg King, professor di bidang Perjanjian Lama di Southern Adventist University. Pekabaran Alkitab tentang keselamatan hanya dapat meyakinkan, masuk akal dan konsisten jika hal itu dimengerti dan dihubungkan dengan penjelasan Alkitab bahwa penciptaan Warta Advent On-line (WAO) terjadi hanya dalam waktu hanya enam hari secara literal. Pada kenyataannya, ada hubungan yang sangat erat antara doktrin penciptaan dengan banyak doktrin penting lainnya di dalam tulisan Alkitab.” Beberapa peserta juga mengharapkan bobot yang lebih berat diberikan pada metode ilmiah yang menjadi perhatian para ilmuwan yang hadir. Dr. Clark Rowland, professor bidang fisika di Andrews University berkata: “Kita yang bergerak di bidang ilmu pasti sudah lama mendapatkan bahwa selalu ada ketidakpastian di dalam apapun yang kita geluti.” “Kelihatannya sebagian dari kolega kita percaya bahwa ketidakpastian mendekati angka nol, sedangkan bagi kita ketidakpastian mendekati sesuatu yang tanpa batas/tak berakhir.” Cindy Tutsch, Associate Director dari Ellen G White Estate, mengekspresikan kekhawatirannya tentang dampak dari pandangan-pandangan yang berbeda terutama pada umat-umat percaya di generasi yang akan datang. “Saya kuatir dan takut bahwa berbagai pemikiran tentang sumber penciptaan akan berlanjut di kalangan Universitas Advent,” katanya. “Para professor yang berpendapat bahwa penciptaan terjadi dalam waktu yang sangat lama belum diminta untuk tidak mengajarkan pandangan tersebut sebagai suatu kebenaran. Sebagai orang tua dari anak-anak saya dan pendeta bagi orang muda, saya mengharapkan bahwa sistem pendidikan Advent kita akan selalu membangun kepercayaan yang penuh akan ajaran-ajaran Alkitab dan juga tulisan-tulisan Ellen G. White.” Panitia yang memimpin proses selama tiga tahun telah menyiapkan 3.000 kata laporan kepada ketua General Conference. Laporan tersebut juga akan dipresentasikan di Annual Council (laporan lengkap akan dimunculkan di Edisi Dunia dari Adventist Review pada tanggal 11 Nopember dan online di www.adventistreview.org). Laporan tersebut akan mengemukakan pentingnya penyelidikan tentang asal mulanya sistem kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh secara menyeluruh, dan mengakui perbedaan antara ajaran ilmiah dengan pemahaman Alkitabiah, dan menganjurkan diadakannya dialog yang berkesinambungan dalam roh 15 Oktober 2004 kerendahan hati di antara mereka yang mempunyai pandangan yang berbeda. Di antara penemuan-penemuan yang penting dari seluruh proses yang terjadi adalah kesimpulan berikut: “Penegasan kembali akan dasar kepercayaan gereja tentang penciptaan adalah sangat didukung. Kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh akan penciptaan dalam enam hari, baik secara literal maupun historis, adalah konsisten dengan pengajaran Alkitab. Laporan tersebut juga mencatat bahwa sebagian peserta dalam pertemuan Denver mendorong gereja untuk memperbaiki Dasar Kepercayaan No. 6 sehingga tidak tertinggal ruangan untuk persepsi yang berbeda. “Kepedulian sudah ditunjukkan perihal adanya ruangan untuk persepsi yang berbeda dalam kutipan ‘Di dalam enam hari’ seperti ditemukan dalam dasar kepercayaan gereja tentang penciptaan,” demikian laporan tersebut menyebutkan. “Dirasakan bahwa pengertian yang dimaksudkan (bahwa enam hari penciptaan seperti yang dijelaskan di dalam buku Kejadian telah dicapai dalam satu minggu secara literal dan historis) tidak disebut.….Ada keinginan agar suara gereja didengar di dalam usaha membawa kejelasan tentang apa yang dimaksud di dalam Dasar Kepercayaan No. 6. Laporan tersebut menganjurkan agar “Pengertian yang selama ini dipegang oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh atas ayat-ayat dalam buku Kejadian diakui kembali dengan sangat tegas,” dan supaya para pemimpin gereja “mengikuti dan memonitor” keberhasilan dari sekolah-sekolah milik gereja dan program-program dalam mempersiapkan remaja dan pemuda Advent dengan pengertian alkitabiah tentang penciptaan dan kemungkinan yang mereka akan hadapi sebagai akibat dari kepercayaan itu. Laporan itu juga mengajak agar “kesempatan yang lebih” disediakan bagi dialog antar bidang dan riset “di lingkungan yang aman.” bagi seluruh cendekiawan Advent di muka bumi ini. Catatan: Artikel di atas diambil dari Adventist Review yang ditulis oleh Bill Knott, Associate Editor of the Adventist Review dan Sandra Balckner, News Editor. 14 BERITA ADVENT SEJAGAT Koor Advent DKI dan Pdt. H. Soehardi Mewakili Kristen Protestan Pada Acara “Doa Bersama Untuk Rekonsiliasi Nasional” P ada tanggal 10 Oktober 2004 yang lalu, bertempat di Tugu Proklamasi, Jakarta, telah berlangsung sebuahThe the the the the the the the acara penting yang diprakarsai oleh beberapa partai peserta Pemilu 2004, yaitu acara “Doa Bersama Untuk Rekonsiliasi Nasional.” Acara ini dimaksudkan untuk mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang telah menyertai bangsa Indonesia melewati satu tahap demokrasi yaitu pemilu legislatif dan pemilihan presiden secara langsung dengan aman dan damai. Acara ini juga dimaksudkan untuk menjadi satu momen di mana kita sebagai bangsa dapat memulai babak baru kepemimpinan nasional dengan didahului oleh ucapan syukur kepada Tuhan dan mohon tuntunan Tuhan dalam menghadapi segala tantangan bangsa Indonesia di masa depan. Hadir pada acara tersebut beberapa tokoh politik nasional di antaranya Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid, mantan Cawapres dari Partai Golkar Bpk. Salahuddin Wahid, Ketua DPP PKB Alwi Sihab, dan beberapa tokoh nasional lainnya. Di samping para tokoh politik dan tokoh agama, hadir juga tokoh/budayawan Taufik Ismail dan W.S. Rendra. Acara yang dipandu Warta Advent On-line (WAO) oleh pembaca berita TVRI yang sudah tidak asing lagi, Usi Karundeng, disiarkan langsung oleh dua stasiun televisi nasional, TVRI dan MetroTV. Sesuai dengan tujuan dari acara ini yaitu doa bersama untuk rekonsiliasi nasional, maka tokoh-tokoh dan pimpinan-pimpinan agama-agama yang ada di Indonesia pun diundang untuk melayangkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita sebagai umat Advent patut bersyukur kepada Tuhan karena Pdt. H. Soehardi, sekretaris GMAHK Konferens DKI Jakarta, dan Koor DKI atau yang juga dikenal dengan nama The Jakarta Metropolitan Choir (JMAC), pimpinan Bpk. S.M. Banjarnahor, diundang untuk mewakili gerejagereja Kristen yang ada di Indonesia. Berkat keberadaan dari salah seorang anggota panitia, Bpk. Roy Marbun, anggota GMAHK jemaat panitia pada acara tersebut, nama GMAHK dapat dikenal pada kalangan elit politik. Seusai lagu-lagu pujian, baik yang bernafaskan Islami maupun Kristen dinyanyikan, dengan penuh khidmat doa pun dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dimulai dari agama Hindu, kemudian agama Kristen Protestan oleh Pdt. H. Soehardi, dilanjutkan dengan agama Budha, kemudian agama Kong Hu Cu, dan diakhiri dengan doa dari agama Islam. Berbagai pengucapan yang berbeda memanggil nama Allah, namun satu Ciputat, yang menjadi sekretaris 15 Oktober 2004 15 tujuan, kiranya Khalik Pencipta dan Pemilik segala sesuatu di alam semesta ini memberikan rahmat dan kasih-Nya bagi kedamaian dan kemakmuran bangsa Indonesia. Selain menyanyikan lagu-lagu rohani, The Jakarta Metropolitan Adventist Choir juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan mengiringi para tokoh politik nasional sementara berpegangan tangan dan melepaskan balon dan burung merpati ke udara, yang melambangkan perdamaian dan kebebasan. Sayangnya, Presiden Megawati Sukarnoputri, dan presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono berhalangan untuk hadir pada acara tersebut. Dalam sambutannya Ketua MPR Dr. H. Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa bangku-bangku kosong yanThe the the the seyogyanya diduduki oleh tokoh-tokoh yang tidak hadir tersebut, kini diduduki oleh malaikat-malaikat Tuhan yang datang dari surga untuk memberi dukungan bagi kita semua atas acara yang baik ini yaitu doa bersama. Kata-kata ini mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah dari para hadirin. Beliau melanjutkan, kiranya tokoh-tokoh yang tidak dapat hadir tersebut sedang melakukan atau merencanakan cara berekonsiliasi yang lebih baik di tempat yang lain dan pada kesempatan yang berbeda. Kita tidak boleh berburuk sangka atas ketidakhadiran mereka, dan Warta Advent On-line (WAO) beliau mengajak untuk mendoakan supaya mereka diberi khidmat untuk pembacaan puisi seakan meng-aminkan kata-kata yang mengalir dari mulut kedua budayawan ini. Puitis, namun tetap lugas dan tegas! dapat merencanakan dan melaksanakan satu rekonsiliasi yang baik. Ketua MPR Dr. H. Hidayat Nur Wahid, yang juga Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bertekad dengan pertolongan Allah, dengan mengucapkan Insya Allah, akan memimpin dewan terhormat MPR ke arah yang terhormat, bersih dari korupsi. Sebelum acara ditutup dengan doa oleh pemuka agama Islam, dua maestro budayawan Indonesia, Bpk. Taufik Ismail dan Bpk. W.S. Rendra secara bergantian membacakan sajak dan puisi yang sangat menggugah perasaan kebangsaan kita. Kilas balik perjalanan bangsa kita dari sejak zaman penjajahan hingga pemilu yang baru saja berlangsung, mengalir dengan kata dan nada yang sangat menyentuh, kadang ‘pedas’ oleh Taufik Ismail. Pesan-pesan moral yang tersirat dalam bait-bait puisi yang dibajakan kedua maestro tersebut mampu memukau para tokoh agama dan tokoh politik yang sementara berdiri bersama di panggung. Kemerosotan moral bangsa, adalah salah satu topik yang sangat disorot pada puisi W.S. Rendra, di mana tidak ada lagi rasa malu menjadi koruptor. Berulangkali tepuk tangan yang sangat meriah dari para hadirin di sela-sela 15 Oktober 2004 Kita berharap, tidak ada lagi puisi-puisi yang ‘pedas’ yang akan dibacakan oleh Taufik Ismail dan W.S. Rendra di masa-masa yang akan datang, karena pesan mereka selama ini telah dapat ditindak-lanjuti oleh pemimpinpeminpin bangsa ini. Gantinya, kita akan menikmati puisi-puisi dan sajaksajak indah berisi kenangan manis dan gambaran kedamaian yang akan keluar dari mulut kedua maestro kita ini. Demikian Usi Karundeng mengakhiri acara Doa Bersama Untuk Rekonsiliasi Nasional ini. Samuel Pandiangan REDAKSI WAO-JAKARTA 16 KKR KETUA-KETUA “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” p ada bulan September ini merupakan suatu kegembiraan bagi sidang jemaat Pionir Bontang Kalimantan Timur, karena dapat melaksanakan suatu kegiatan kebaktian di sidang kami. untuk dilawat dan belajar Firman Tuhan di rumah. Panitia siap melayani setiap permohonan mereka yang membuat KKR tersebut menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Sedangkan pembicara dalam KKR ini adalah: Pdt. Agung Widodo, Pdtm. Rio Sitepu, ketua jemaat Jemmy Oley dan ketua jemaat Yanter Napitupulu. Sebelum para pembicara mulai tampil dalam gaya mereka yang khas terlebih dahulu seminar kesehatan dibawakan oleh panitia yang telah menghubungi mereka yang menguasai materimateri kesehatan agar pada saat tampil mereka telah siap. Pada malam Kamis tanggal 23 September diadakan acara anak-anak beserta guru-guru yang bersangkutan dan masing-masing mereka membawakan lagu-lagu SS anak-anak. Penampilan mereka membuat yang hadir menjadi terkesan dan para tamu juga memuji penampilan dari anak-anak tersebut, apalagi anak-anak mereka terlibat dalam rombongan yang menyumbangkan lagu-lagu rohani. Pada hari Minggu, 12 September 2004 dimulailah KKR Ketua-ketua di jemaat Pionir. Pada malam pertama ada beberapa tamu yang hadir dan juga membawa anak-anak mereka untuk bergabung dengan direktur anak-anak yang dipegang oleh Sdri. Santi Sabatin beserta guru-guru yang lain. Selama KKR berlangsung tidak ada hujan yang datang dan langit begitu cerah sehingga menambah keceriaan dari segenap panitia saat itu. Sepanjang malam tidak putus-putus anggota jemaat Pionir bahu membahu berdoa di tempat yang telah disiapkan bahkan sesampainya di rumah kembali lagi mereka mendapatkan jadwal doa. Pada saat diberikan jadwal doa mereka menerimanya dengan sukacita. Pada malam panggilan yakni malam Sabat ada dua orang yang berdiri dan ingin dibaptiskan dan mereka adalah suami istri dari Gereja Pantekosta. Sebenarnya sang suami berasal dari Gereja Advent tetapi telah menikah dengan gadis dari Gereja Pantekosta. Sang suami mengikuti agama sang istri dan pada setiap KKR berlangsung mereka selalu saja mengatakan nanti dulu atau sebentar atau kalau tergerak hati baru nanti mau bergabung. Tetapi pada KKR kali ini kembali lagi Roh Kudus menggerakkan hati keluarga tersebut. Akhirnya pada tanggal 25 September 2004 tepatnya pada hari Sabat siang setelah acara khotbah selesai disampaikan, mereka menerima baptisan yang kudus. Para pembawa firman Tuhan bergitu berapi-api termasuk yang membawakan kesehatan. Panitia dan guru-guru anak-anak juga kelihatan begitu bersemangat tanpa memikirkan kelelahan yang mereka alami, padahal mulai pagi mereka sudah bekerja dan pulang sudah sore hari. Bahkan ada yang pulang kerja hanya untuk mandi dan langsung pergi untuk membantu kelancaran dari KKR. Sungguh Tuhan amat baik. Di tempat yang dikatakan orang penuh dengan gas dan berbahaya bahkan sukar untuk mendapatkan jiwa-jiwa karena persekutuan doa dari gereja-gereja yang lain begitu padat maka tidak mungkin kita berhasil. Tetapi semuanya itu tidaklah sukar bila Tuhan turut campur dalam pekerjaan yang telah ditugaskan kepada kita untuk dijalankan. Bibit kebenaran telah ditabur, genderang pekabaran telah disampaikan, tanah sudah tersedia dan benih telah tumbuh. Marilah kita menjaga akan benih itu agar jiwa-jiwa dimenangkan bagi kerajaan Tuhan. Marilah kita saling menjaga dan doakan agar pada acara KKR mendatang banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan. Tamu-tamu yang hadir setiap malam hanya 7 orang dan tiap malam tamu tersebut bertambah dan para penerima tamu sampai kewalahan menyambut kehadiran dari anggota jemaat dan tamu-tamu tersebut. Kadang-kadang buku nyanyian yang telah disiapkan oleh panitia cepat sekali habis sampai-sampai anggota jemaat yang mendapat buku nyanyian merelakan mengembalikan buku tersebut untuk diberikan kepada tamu yang hadir. Sepanjang malam Pdt. Agung dan Pdtm. Rio beserta ketua-ketua jemaat bahu-membahu menjawab setiap pertanyanan yang masuk, demikian juga dengan tamu yang minta Warta Advent On-line (WAO) 15 Oktober 2004 Johny Sendow KOMUNIKASI JEMAAT PIONIR BONTANG KALTIM 17 Mengunjungi “Birthplace of the SDA Church” d ikalangan anggota Masehi Advent Hari Ketujuh (MAHK) tentu mengenal nama Battle Creek, kota yang terletak di negara bagian Michigan, Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai tempat bersejarah bagi organisasi MAHK. Kota Washington yang terletak di negara bagian New Hampshire mungkin masih dianggap asing. Menurut sejarah kota ini sebetulnya merupakan tempat lahirnya Gereja MAHK (birthplace of the SDA Church) selain Battle Creek yang penuh dengan kenangan sejarah yang tak terlupakan. Di AS sendiri nama Washington yang berasal dari nama presiden pertama AS George Washington, sering nampak di berbagai tempat. Tidak heran ibukota AS dinamakan Washington D.C. yang letaknya di pantai timur (east coast), sedang negara bagian Washington terletak di pantai barat (west coast). Salah satu tim WAO beberapa waktu yang lalu sempat berkunjung ke kota tua Washington (didirikan pada 1776), New Hampshire dan berbakti pada Sabat (28/08) di jemaat The Seventh Day Adventist Church, Washington, New Hampshire. Nampak bangunan gereja ini sudah direnovasi dari aslinya sekalipun tidak meninggalkan bentuk semula. Di dalam gereja terdapat beberapa anggota sedang berbakti yang terdiri dari warna kulit putih, hitam dan sawo matang. Tidak terlihat gembala jemaatnya, melainkan seorang diakon berkulit hitam yang sedang berkhotbah. Pada waktu WAO bersalaman dengan sang pengkhotbah seusai kebaktian dan menanyakan di mana gembala jemaatnya, dia menjawab bahwa yang melayani jemaat ini hanya ketua dan diakon. Kemudian WAO menanyakan lagi berapa jumlah anggota jemaat saat ini, dia menjawab ada sekitar 20 anggota (di luar anak-anak). Lebih lanjut WAO menanyakan berapa jauh jarak tempat tinggal anggota dengan lokasi gereja, dia Warta Advent On-line (WAO) menjawab bahwa rata-rata mereka tinggal jauh dari gereja, sekitar 45 menit mengendarai mobil. Menurut observasi WAO memang tempatnya sangat terpencil jauh dari keramaian kota. Di sekelilingnya masih nampak pohon-pohon hijau seakan sedang berada di tengah hutan lindung. Karena lokasinya jauh dari jalan utama, sehingga jalan masuk menuju gereja pun tidak diaspal. Kemungkinan para anggota jemaat yang bergereja di sana adalah mereka yang mempunyai hubungan keluarga turun temurun atau karena simpati dengan gerejanya yang bersejarah. Olehnya WAO berasumsi bahwa gereja tersebut mungkin langsung di bawah pengawasan dari Northern New England Conference of Seventh Day Adventists yang dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata sejarah gereja yang terbuka bagi umum sepanjang tahun termasuk pada hari Sabat, sehingga tidak membutuhkan gembala jemaat. Setelah kebaktian ada jamuan makan bersama (potluck) di mana WAO bersama sebagian rombongan Rochester Indonesian SDA Church, New Hampshire turut mengadakan persekutuan bersama (fellowship) dengan anggota mereka. Oleh karena tempat makan tersebut berada di alam terbuka di luar gereja, membuat sang ketua jemaatnya seorang yang berkulit putih sibuk bolak balik mengangkat kursi melayani anggota dan tamu yang akan duduk. Tidak jauh dari tempat kami makan bersama terdapat monumen batu granit yang bertuliskan, “in April 1842 a group of citizens whose farms stretched over these hillside bounded together to form the first Christian society in Washington, New Hampshire.” Di belakang dari bangunan gereja terdapat jejak alam (nature trail) yang indah menelusuri hutan kayu sepanjang satu mil yang memiliki 31 lokasi yang dihiasi dengan tulisan-tulisan 15 Oktober 2004 yang terukir pada batu granit tentang sejarah asal mula hari Sabat sejak penciptaan hingga di bumi yang baru nanti. Masing-masing lokasi tersedia bangku-bangku buat istirahat ataupun sangat cocok bagi mereka yang ingin bermeditasi sejenak. Tak dapat disangkal bahwa bangkitnya agama Kristen di Amerika Serikat pada abad 18 di New England, New Hampshire secara umum, juga telah membuka tabir secara khusus bagi orang Kristen mula-mula (dari berbagai denominasi) akan penyelidikan tentang nubuatan kedatangan Yesus yang kedua kali serta penemuan kembali tentang pengertian pemeliharaan hari Sabat. Tidak heran pula di dalam gereja tersebut tergantung poster yang bertuliskan “Our Adventist Heritage” dengan ayat emas Titus 2:13 dan slogan “I come quickly” pada dinding belakang mimbar, sedang di belakang bangunan gereja terdapat jejak alam (nature trail) yang di sebut Sabbath Trail. Jadi gereja tersebut yang disebut First Sabbathkeeping Adventist Church yang terletak di kota tua Washington, New Hampshire merupakan cikal bakal dimulainya denominasi Gereja MAHK yang kini telah mencapai 14 juta anggotanya di seluruh dunia. Jufrie F. Wantah REDAKSI WAO-USA 18